Anda di halaman 1dari 8

File name : 11_01

Sikap dan perasaan yang cenderung negatif, seperti frustasi dan cemas, akan mengacaukan
irama jantung - lalu menyebabkan peningkatan kadar kortisol dan gangguan ritme tidur
(Di atas grafik) Frustasi, kecemasan, stres
(Di dalam kotak) Pola irama jantung yang tidak teratur

Sikap dan perasaan yang cenderung positif, seperti apresiasi, menghasilkan irama jantung
yang tenang dan teratur - lalu membuat tidur menjadi lebih nyenyak dan menyegarkan
(Di atas grafik) Apresiasi, Rasa syukur, Cinta, Simpati
(Di dalam kotak) Pola irama jantung yang teratur
File name : 11_02

(Gambar otak)
(Tulisan atas) Emosi / stres
(Tulisan kiri) Emosi negatif - simpatis
Kanan
(Tulisan kanan) Emosi positif - parasimpatis
Kiri

(Gambar jantung)
(Tulisan kiri atas) Batang otak ipsilateral dan respon saraf otonom
(Tulisan kanan atas) Saraf simpatis dan parasimpatis
(Tulisan tengah) Efek yang tidak merata ke jantung
(Tulisan kanan bawah) Aritmia
File name : 16_01

(Dari atas ke bawah)


Nyeri kronis
Nyeri kronis primer Nyeri kronis terkait kanker
Nyeri kronis meluas Nyeri kronis pascatrauma atau pembedahan
Sindrom nyeri regional yang kompleks Nyeri neuropati kronis
Nyeri kepala-mulut-wajah kronis primer Nyeri kepala-mulut-wajah kronis sekunder
Nyeri visera kronis primer Nyeri visera kronis sekunder
Nyeri otot-tulang kronis primer Nyeri otot-tulang kronis sekunder

(Tulisan vertikal warna merah di sebelah kanan) : Sindrom nyeri kronis Sekunder
(Tulisan di dalam kotak)
Keterangan
Nyeri kronis Level diagnosis tinggi Sub bagian langsung
Diagnosis banding
File name : 30_01

(Dari gambar otak sebelah atas)


Stress
 Adrenokortikotropik  Kelenjar adrenal  (i) glukokortikoid
(ii) katekolamin
 (iii) vagus motoris  aseltikolin
 Simpatis

(Setelah simbol panah kuning)


Makrofag
Sel NK
Sel limfosit T
 Sel Th1
 Sel Th2
Sitokin pro-inflamasi (IL-1B, IL-6, TNF-Alfa, IFN-G)
Sitokin anti-inflamasi (IL-4, IL-10, IL-13)

(Gambar di dalam kotak biru garis putus-putus)


Pada tingkat seluler
NF-κB ↓
α-AR / β-AR
GR
α7nAChR

IL-1β
IL-6
TNF- α
IFN-γ
File name : 34_01

(Diagram sebelah kiri)


Lakukan penilaian MAWS setiap 2 jam selama 24 jam (Nilai setiap jam setelah pemberian
obat)  Skor MAWS?
MAWS = 0 dalam 24 jam
- Pertimbangkan untuk menghentikan MAWS
MAWS = 1-5
- Berikan lorazepam (keterangan lihat kotak di sebelah kanan)
Jika gejala kategori B menetap
 Ya? Pertimbangkan klonidin (keterangan lihat kotak di sebelah kanan)
 Tidak?
Jika gejala kategori C menetap
 Ya? Pertimbangkan haloperidol (keterangan lihat kotak di sebelah kanan)
 Tidak?
Lanjutkan penilaian MAWS
MAWS ≥ 6
- Lakukan eskalasi sesuai protokol MAWS derajat berat (lihat gambar 5)
(Kotak sebelah kanan)
Panduan Pemberian Obat (Lihat Tabel 5 untuk Panduan Penambahan Dosis dan Cara
Pemberian Obat)
Lorazepam
1-2 mg per oral atau intravena setiap jam bila perlu (berikan 1 mg jika MAWS = 1-3 ;
berikan 2 mg jika MAWS = ≥4)
Lanjutkan hingga skor MAWS = 0 atau kondisi pasien lebih tenang dan kooperatif
Selama pemberian lorazepam, lakukan penilaian setiap jam
Pemberian dianjurkan secara per oral. Pemberian secara suntik intravena atau
intramuskular dipertimbangkan jika pasien tidak bisa mengonsumsi obat secara per
oral

Clonidin (sebagai terapi tambahan) :


0,1mg per oral atau suntik intravena setiap 2 jam, sebanyak 3 dosis sampai skor gejala
kategori B < 2
Hentikan pemberian klonidin jika tekanan darah sistolik menurun > 30 mmHg ATAU
tekanan darah diastolik > 20 mmHg, berapapun dosis klonidin yang diberikan
Pemberian lorazepam harus dilanjutkan kecuali atas pertimbangan khusus dari dokter
Selama pemberian, lakukan penilaian setiap jam
Pemberian dianjurkan secara per oral. Pemberian secara suntik intravena atau
intramuskular dipertimbangkan jika pasien tidak bisa mengonsumsi obat secara per
oral

Haloperidol (terapi pelengkap)


1 mg per oral atau suntik intramuskular setiap 2 jam bila perlu hingga gejala kategori
C menghilang ATAU kondisi pasien tenang dan kooperatif ATAU pasien sudah bisa
mengikuti perintah
(Lihat tabel. 5 untuk Panduan dosis)
Pemberian lorazepam harus dilanjutkan kecuali atas pertimbangan khusus dari dokter
Selama pemberian haloperidol, lakukan penilaian setiap jam
Pemberian dianjurkan secara per oral. Pemberian secara suntik intravena atau
intramuskular dipertimbangkan jika pasien tidak bisa mengonsumsi obat secara per
oral.
File name : 33_01

3 Anak Tangga WHO


1. Derajat ringan
ASA
Asetaminofen
NSAID
± Adjuvan

2. Derajat sedang
A/ Kodein
A/ Hidrokodon
A/ Oksikodon
A/ Dihidrokodein
Tramadol
± Adjuvan

3. Derajat berat
Morfin
Hidromorfin
Metadon
Levorpanol
Fentanil
Oksikodon
± Adjuvan

Anda mungkin juga menyukai