Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN,
PERMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

DIKLAT PERKERASAN KAKU |2017

MODUL 4
RODUKSI DAN PENGANGKUTAN
CAMPURAN BETON
Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

KATA PENGANTAR

Kurikulum merupakan program pendidikan yang perlu disusun secara sistematis dan
sistemik yang berorientasi pada pembentukan kompetensi peserta didik. Untuk
mendukung keberhasilan program pendidikan tersebut perlu adanya komponen-
komponen lain yang standar seperti widyaiswara, sarana/alat, sumber belajar dan
modul. Modul merupakan salah satu bahan ajar yang harus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan pembentukan kompetensi peserta didik.

Diklat Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) merupakan salah satu upaya yang dianggap
strategis dalam peningkatan profesionalisme Aparatur Sipil Negara (ASN) di
Lingkungam Kementerian PUPR. Untuk mengefektifkan Diklat Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) selain ada tatap muka juga ada pembelajaran melalui penggunaan modul
sebagai bahan ajar yang akan membantu pembelajaran peserta didik. Dalam modul ini
diuraikan mengenai teori produksi campuran di batching plant dan pengangkutan
beton ke lapangan. untuk perkerasan kaku.

Bandung, Oktober 2017


Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman,
dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 i


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ........................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................ 1
B. DESKRIPSI SINGKAT ............................................................................................. 1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................................................... 2
D. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK.......................................................... 2
E. ESTIMASI WAKTU ................................................................................................ 2
BAB 2 PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON............................... 3
A. PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
B. PERALATAN PENCAMPUR ................................................................................... 3
C. PENAKARAN ........................................................................................................ 9
D. PENGADUKAN CAMPURAN BETON ..................................................................... 9
E. PENGANGKUTAN ............................................................................................... 11
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................... 17
A. EVALUASI KEGIATAN BELAJAR .......................................................................... 17
B. UMPAN BALIK DAN TINGKAT LANJUT ............................................................... 17
C. KUNCI JAWABAN ............................................................................................... 18

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 ii


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 - Batching Plant 4


Gambar 2 - Contoh gambar batching plant dry mix 4
Gambar 3 - Contoh gambar batching plant wet mix 5
Gambar 4 - Skema bagian-bagian dari Batching Plant 6
Gambar 5 - Gambar Dump Truck 7
Gambar 6 - Wheel Loader 7
Gambar 7 - Cement Truck 7
Gambar 8 - Truk Mixer 8
Gambar 9 - Skema prinsip kerja Truk Mixer 8

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 iii


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta


pelatihan. Oleh karena itu, sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan beberapa
petunjuk berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini, sampai Anda mempunyai
gambaran kompetensi yang harus dicapai, dan ruang lingkup modul ini.
2. Baca dengan cermat bagian demi bagian, dan tandailah konsep-konsep
pentingnya.
3. Segeralah membuat Ringkasan Materi tentang hal-hal esensial yang
terkandung dalam modul ini
4. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang isi modul ini, tangkaplah
konsep-konsep penting dengan cara membuat pemetaan keterhubungan
antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.
5. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah sumber-sumber lain yang relevan
baik berupa kebijakan maupun subtansi bahan ajar dari media cetak maupun
dari media elektronik.
6. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman Anda tentang isi modul
ini, cobalah untuk menjawab soal-soal latihan secara mandiri, kemudian lihat
kunci jawabannya.
7. Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, diskusikanlah dengan teman
sejawat atau catat untuk bahan diskusi pada saat tutorial.
8. Peserta membaca dengan seksama setiap Sub Materi dan bandingkan dengan
pengalaman Anda yang dialami di lapangan.
9. Jawablah pertanyaan dan latihan, apabila belum dapat menjawab dengan
sempurna, hendaknya Anda latihan mengulang kembali materi yang belum
dikuasai.
10. Buatlah Ringkasan Materi, buatlah latihan dan diskusikan dengan sesama
peserta untuk memperdalam materi.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 iv


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur atau memproduksi
beton siap pakai dalam skala besar. Batching Plant digunakan dalam produksi beton
skala besar agar kualitas, kinerja dan kontinyuitas produksi dapat dijaga dengan baik
sesuai standar yang ditetapkan.

Penakaran bahan baku pada pekerjaan beton dapat dilakukan secara konvensional
maupun masinal. Penakaran yang baik akan menghasilkan kualitas beton yang seragam
di keseluruhan volume pekerjaan. Penakaran bahan-bahan campuran beton yang
dihasilkan dari hasil rancangan campuran dapat dilakukan berdasarkan penakaran
berat atau berdasarkan penakaran volume.

Alat penakar harus dibuat dengan mengetahui secara pasti volumenya dan harus
disesuaikan dengan kapasitas alat pencampur. Batching plant merupakan alat yang
berfungsi untuk mencampur atau memproduksi beton siap pakai dalam skala besar.
Batching Plant digunakan dalam produksi beton skala besar agar kualitas, kinerja dan
kontinyuitas produksi dapat dijaga dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.

B. DESKRIPSI SINGKAT
Mata Diklat ini membekali peserta diklat tentang pengetahuan mengenai Produksi dan
Pengangkutan campuran beton yang meliputi peralatan pencampur, penakaran,
pengadukan campuran beton, serta pengangkutan campuran beton ke lokasi
hamparan.
Mata diklat ini disajikan melalui metode ceramah dan diskusi interaktif serta kunjungan
lapangan tempat produksi campuran beton. Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuannya dalam menganalisis proses produksi dan pengangkutan campuran
beton.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 1


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan indikator hasil belajar sebagai
berikut:
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan dapat menganalisis
proses produksi dan pengangkutan campuran beton

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
a. Menjelaskan peralatan pencampur produksi beton

b. Menjelaskan penakaran campuran beton

c. Menganalisis proses pengadukan campuran beton

d. Menganalisis proses pengangkutan campuran beton

D. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK

Dalam modul Konsep dasar konsruksi perkerasan kaku ini terdapat satu materi yang
akan dibahas, yaitu:

BAB 1 – Produksi dan Pengangkutan Campuran Beton, meliputi:


a. Peralatan pencampur campuran beton
b. Penakaran campuran beton
c. Pengadukan campuran beton
d. Pengangkutan campuran beton

E. ESTIMASI WAKTU
Untuk melaksanakan Diklat Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) mata diklat yang
keempat yang harus diikuti adalah Mata DiklatProduksi dan Pengangkutan Campuran
Beton. Mata Diklat ini akan dilaksanakan selama 4 jam pelatihan, @ 45 menit.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 2


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

BAB 2
PRODUKSI DAN PENGANGKUTAN CAMPURAN BETON

Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan dapat menganalisis
proses produksi dan pengangkutan campuran beton

A. PENDAHULUAN
Campuran beton direncanakan berdasarkan suatu asumsi bahwa sifat-sifat beton
setelah mengeras sangat bergantung pada sifat-sifat komposisi campurannya. Agar
beton dapat mencapai sifat-sifat keras yang dikehendaki, maka beton harus dipadatkan
dengan keseragaman yang baik. Apakah suatu campuran beton dapat dipadatkan
dengan baik atau tidak, sangat bergantung pada sifat-sifat beton segar itu sendiri
Campuran beton segar dapat dikatakan mempunyai sifat yang baik bila memenuhi
persyaratan utama campuran yaitu mampu memberikan kemudahan pengerjaan
(workability), yaitu bila campuran tersebut tetap bertahan seragam ketika berlangsung
proses pengangkutan, pengecoran dan pemadatan.
Sifat kemudahan pengerjaan merupakan permasalahan yang kompleks, karena di
dalamnya bergabung pengaruh sifat alami dan faktor-faktor lain yang secara kebetulan
terjadi pada saat pengerjaan. Sebagai contoh, campuran beton yang memberi
kemudahan untuk pekerjaan lantai belum tentu akan mudah bila digunakan untuk
mengerjakan pengecoran balok dengan penampang yang sempit serta mempunyai
penulangan yang rapat.

B. PERALATAN PENCAMPUR
1. Batching Plant
Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur atau memproduksi
beton siap pakai dalam skala besar. Batching Plant digunakan dalam produksi beton
skala besar agar kualitas, kinerja dan kontinyuitas produksi dapat dijaga dengan baik
sesuai standar yang ditetapkan, seperti ditunjukkan pada gambar 1.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 3


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

Gambar 1 - Batching Plant

Terdapat dua tipe system pencampuran di batching plant yaitu tipe dry mix dan wet
mixed. Tipe dry mixed yaitu batching plant hanya berfungsi untuk menimbang material
dan bahan lainnya, sedangkan pencampuran dan pengadukan menjadi beton siap
pakai di truk mixerseperti ditunjukkan pada gambar 2. Semua material termasuk bahan
additive yang akan diaduk ditimbang terlebih dahulu sesuai job mix dengan
memperhitungkan kadar air dalam agregat kasar ataupun agregat halus. Kelemahan
plant dry mix adalah tidak bisa menggaduk slump max 5 (biasa digunakan untuk rigid),
dan jika sedang produksi suara truck mixer berisik dan cenderung berdebu dari
material semen saat masuk ke dalam truck mixer

Gambar 2 - Contoh gambar batching plant dry mix

Tipe wet mix (adukan basah/jadi) yaitu batching plant yang setelah semua material di
timbang (sesuai mutu yg di inginkan) material akan di aduk dlm PAN MIXER (tempat

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 4


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

pengadukan) sampai mencapai slump (tingkat keenceran/kekentalan yg di harapkan)


dan akan di masukkan ke dalam truck mixer (mobil molen) dan siap di kirim ke lokasi
pengecoran, ditunjukkan pada gambar 3. Keunggulan pada plant jenis wet mix bisa
menggaduk untuk beton slump rendah, cenderung tidak berdebu dari semen dan
tidak berisik.

Gambar 3 - Contoh gambar batching plant wet mix

Bagian-bagian penting dari batching plant adalah sebagai berikut: (Lihat Gambar 4)

a. Cement silo, berfungsi untuk penyimpanan semen atau fly ash dan menjaganya
agar tetap baik.

b. Belt conveyor, berfungsi untuk menarik material (agregat kasar dan halus) ke
atas dari bin ke storage bin.

c. Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan (agregat kasar dan halus)
yang berasal dari penumpukan bahan di base camp dengan bantuan loader
untuk ditarik ke atas (storage bin).

d. Storage bin digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi menjadi
4 (empat) fraksi yaitu agregat butir kasar (split), butir menengah (screening),
butir halus (pasir).

e. Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 5


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

untuk agregat, semen, fly ash dan air.

f. Dosage pump digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti retarder,


superplasticizer dan lain-lain.

g. Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai suplai kebutuhan air pada
ready mix.

Gambar 4 - Skema bagian-bagian dari Batching Plant

2. Alat Bantu pada Batching Plant


Alat berat yang sering digunakan dalam proses pembuatan beton di batching plant
adalah sebagai berikut:

a. Dump Truk

Dump truk berfungsi untuk mengangkut material agregat kasar dan halus dari
quarry menuju batching plant. Lihat gambar 5.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 6


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

Gambar 5 - Gambar Dump Truck

b. Wheel Loader

Wheel loader berfungsi untuk mengangkut material dari tempat penumpukan


ke bin. Wheel loader memiliki bucket untuk membawa material dan bergerak
dengan roda karet, sehingga mobilitasnya tergolong lincah, seperti tampak pada
gambar 5.

Gambar 6 - Wheel Loader

c. Cement Truck

Cement truck berfungsi sebagai pengangkutan semen curah atau fly ash ke base
camp. Lihat gambar 7 di bawah ini.

Gambar 7 - Cement Truck

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 7


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

d. Concrete mixer Truck

Concrete mixer truck atau truk mixer adalah suatu kendaraan truk khusus yang
dilengkapi dengan concrete mixer yang berfungsi mengaduk atau mencampur
campuran beton (berfungsi sama seperti alat molen). Truk mixer digunakan
untuk mengangkut adukan beton dari tempat pencampuran beton ke lokasi
proyek. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12
rpm agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Lihat Gambar 8.

Gambar 8 - Truk Mixer

Prinsip kerja truk mixer ini secara sederhana adalah sebagai berikut:

Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika dalam perjalanan menuju lokasi
proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan dengan putaran jarum
jam sehingga adukan mengarah ke dalam. Perputaran di dalam ini bertujuan
agar tidak terjadi segregasi sehingga adukan tetap homogen. Dengan demikian
mutu beton akan tetap terjaga sesuai dengan perencanaan. Gambar 9.

Gambar 9 - Skema prinsip kerja Truk Mixer

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 8


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum
dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar
sehingga adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready mix diatur
dengan memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu, karena hal-
hal tersebut dapat mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan
pengecoran. Pada umumnya, pengadaan concrete mixer truck menjadi
tanggung jawab penyedia ready mix.

C. PENAKARAN
Penakaran bahan baku pada pekerjaan beton dapat dilakukan secara konvensional
maupun masinal. Penakaran yang baik akan menghasilkan kualitas beton yang seragam
di keseluruhan volume pekerjaan. Penakaran bahan-bahan campuran beton yang
dihasilkan dari hasil rancangan campuran dapat dilakukan berdasarkan penakaran
berat atau berdasarkan penakaran volume. Menurut besarnya volume pekerjaan,
untuk pekerjaan kecil sekitar 500 m3 biasanya penakaran dilakukan berdasarkan
volume karena jika dilakukan secara masinal menjadi tidak ekonomis. Tetapi jika
pertimbangannya adalah mutu, untuk beton yang mempunyai kekuatan fc’ > 20 MPa
proporsi penakarannya harus didasarkan atas penakaran berat. Penakaran
berdasarkan volume boleh dilakukan untuk produksi beton dengan mutu fc’ < 20 MPa
dengan teknik mengkonversikan takaran berat ke takaran volume.

Alat penakar harus dibuat dengan mengetahui secara pasti volumenya dan harus
disesuaikan dengan kapasitas alat pencampur. Khusus untuk semen, penakaran tidak
dapat dilakukan berdasarkan volume, karena semen sangat peka terhadap getaran
atau benturan serta tinggi jatuh selama proses penakaran.

D. PENGADUKAN CAMPURAN BETON

Secara umum, tujuan pengadukan bahan-bahan beton adalah menghasilkan adukan


beton segar yang plastis dengan indikasi merata secara visual, konsistensinya cukup,
dan homogen.

Metode pengadukan dapat dibedakan atas metode manual dan metode dengan
masinal. Pengadukan manual dilakukan dengan tangan, sedangkan pengadukan
masinal dengan memanfaatkan bantuan alat aduk seperti pengaduk beton (concrete

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 9


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

mixer) atau batching plant. Pengadukan dengan tangan tidak dapat menghasilkan
campuran yang benar-benar seragam sehingga kualitasnya lebih rendah dibandingkan
dengan beton yang dicampur dengan mesin. Pengadukan dengan tangan biasanya
dilakukan untuk pekerjaan beton dengan volume kecil (< 10 m3) dalam suatu periode
yang pendek.

Alat pencampur secara masinal dapat dibagi menjadi dua macam yaitu, mesin
konvensional dan mesin otomatis. Pencampuran dan pengadukan dengan mesin
konvensional dilakukan dengan cara mengaduk bahan agregat dan semen secara
kering hingga merata, kemudian dilanjutkan pemberian air secara bertahap sampai
menghasilkan beton segar yang plastis. Pencampuran dengan mesin otomatis
dilakukan dengan cara memasukkan semua bahan secara bersamaan sesuai dengan
proporsinya hingga dicapai hasil adukan yang merata.

Mutu beton hasil pengadukan juga dipengaruhi oleh waktu pencampuran (mixing
time). Waktu pencampuran yang terlalu sebentar akan menyebabkan pencampuran
bahan kurang merata sehingga pengikatan antar bahan menjadi berkurang. Sebaliknya,
pengadukan yang terlalu lama akan menyebabkan naiknya suhu beton, keausan pada
agregat, kehilangan sebagian air, perubahan nilai slump, yang pada akhirnya akan
berdampak negatif terhadap kekuatan.

Umumnya waktu pengadukan antara 1 – 1 ½ menit dianggap memadai. Pada


beberapa tempat pengaduk yang kecepatan putarnya lebih tinggi, waktu 35 detik
sudah cukup untuk hampir semua jenis beton. ASTM C 94 dan ACI 318
merekomendasikan waktu pengadukan beton sebagai berikut :

Kapasitas mesin pengaduk (m3) Waktu pengadukan


0,8 – 3,1 1 menit
3,8 – 4,6 2 menit
7,6 3 menit

Prinsip umum penggunaan alat pencampur beton :


a. Pemasukan semen, pasir, dan agregat ke dalam alat pencampur secara simultan
sehingga curahan dari tiap-tiap bahan berlangsung pada periode yang sama
b. Air harus diisikan ke dalam alat pencampur pada waktu yang bersamaan;
c. Pencampuran harus berlangsung terus sampai beton menunjukkan keseragaman
konsistensi dan warnanya.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 10


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

d. Alat pencampur tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya.


e. Alat pencampur harus disetel dengan teliti sehingga sumbu putar wadah
pencampur berada dalam posisi horizontal.
f. Alat pencampur harus berputar pada kecepatan yang benar sebagaimana
yang dinyatakan oleh pabrik pembuatnya;
g. Pada setiap akhir dari siklus pencampuran harus dilakukan pembersihan
dari beton yang melekat pada pisau putar atau permukaan dalam wadah
putar untuk mencegah beton melekat dan mengeras.

E. PENGANGKUTAN
Beton segar harus diangkut dari tempat pencampuran ke tempat penuangannya atau
ke lokasi dimana konstruksi akan dibuat, maka pengangkutan harus dilakukan
sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pemisahan atau kehilangan material
serta keterlambatan yang akan menyebabkan hilangnya plastisitas sebelum beton
segar dituangkan. Alat angkut yang digunakan, apapun jenisnya apakah manual atau
dengan mesin harus mampu menyediakan beton segar di tempat pengecoran tetap
memiliki sifat kemudahan pengerjaan, tanpa segregasi dan belum terjadi pengikatan.

Untuk pengangkutan dengan jarak cukup jauh atau untuk pengangkutan dalam
kemacetan lalu lintas di perkotaan, biasanya memerlukan waktu tempuh cukup lama.
Untuk kondisi seperti itu sebaiknya menggunakan bahan tambahan (admixture) yang
dapat menunda waktu pengikatan. Mengingat besarnya resiko kegagalan akibat
kesalahan cara mengangkut beton segar, kiranya perlu diperhatikan cara mengangkut
adukan beton dengan benar.

Pada saat pengangkutan juga perlu diperhatikan segregasi agar terhindar dari beton
yang tak seragam. Adukan beton yang dibuat dengan tangan maupun dengan mesin
harus diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai behidrasi (bereaksi
dengan air). Selama pengangkutan harus selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan
yang tumpah/keluar atau yang memisahkan diri dari campuran. Cara pengangkutan
adukan beton ini tergantung jumlah adukan yang dibuat dan keadaan tempat
penuangan. Pengangkutan adukan beton dapat dilakukan menempatkan di dalam
ember, gerobak dorong, truk aduk beton, ban berjalan atau pompa. Umumnya
pengadukan beton dilakukan di dekat lokasi penuangan, dan pengangkutan dengan
ember atau gerobak cukup memuaskan.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 11


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

Bila tempat pengadukan beton cukup jauh dari tempat penuangannya, pengangkutan
dilakukan dengan truk beton. Pengangkutan dengan pompa dilakukan bila antara
tempat pengadukan beton dan tempat penuangan cukup ramai sehingga tidak dapat
dilakukan dengan ember atau gerobak. Pengangkutan dengan ban berjalan dipilih bika
pengangkutan berlangsung secara terus menerus dan ditujukan ke tempat yang lebih
tinggi. Menurut SNI – 03 – 2847 – 2002 pengangkutan adukan meliputi :
a. Beton harus diantarkan dari tempat pencampuran ke lokasi pengecoran dengan
cara yang dapat mencegah terjadinya pemisahan (segresi) atau hilangnya
bahan.
b. Peralatan pengantar harus mampu menghantarkan beton ke tempat
pengecoran tanpa pemisahan bahan dan tanpa sela yang dapat mengakibatkan
hilangnya plastisitas campuran.

Untuk menghindari panas yang tinggi dan penguapan pada siang hari maka
pengangkutan dapat dilaksanakan pada malam hari. Pengangkutan akan sangat
berpengaruh jika antara letak proyek dengan lokasi pembuatan campuran beton
berjauhan. Masalah yang akan timbul saat kondisi tersebut adalah :
 Segregasi, pemisahan agregat diameter besar dari diameter yang lebih halus
 Berkurangnya air karena penguapan atau kebocoran
 Pemadatan karena pengangkutan terlalu lama

Alat angkut disesuaikan dengan jenis beton :


a. Beton yang dipompa adalah beton yang memenuhi persyaratan beton pompa
b. Beton pavement dan beton dengan permukan tekstur estetika tidak dapat
dipompa
c. Beton dengan slump rendah tidak dapat diangkut dengan bucket, karena akan
melekat pada dinding
d. Beton mengalir tidak dapat diangkut dengan bucket, karena air dan pasta akan
bocor
e. Penggunaan kereta dorong terbuka harus dihindari bila cuaca panas.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 12


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

Macam-macam alat angkut :


a. Gerobak dorong

b. Ember

ember alumunium ember plastik

c. Talang (kemiringan min. 1 : 3 dan maks. 1 : 2 )


d. Pompa
e. Bucket dan tower crane

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 13


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

f. Truck Mixer

Truk mixer atau biasa juga disebut dengan truk molen memiliki beragam jenis
dengan fungsi sama, yaitu mengangkut beton dari batching plant ke lokasi
kontruksi sambil menjaga konsistensi beton agar tetap cair dan tidak mengeras
dalam perjalanan. Truk jenis ini adalah Alat transportasi khusus untuk beton cor
curah siap pakai (Ready mix concrete) yang digunakan dalam sebuah proyek
besar.

Didalam Truk Molen diisi dengan bahan material kering dan air yang proses
pengadukan (pencampuran) bahan material tersebut terjadi selama waktu
transportasi ke lokasi pengecoran. Untuk mempertahankan stabilitas kekentalan
Beton cor yang berada di dalam truk mixer ini melalui proses agitasi atau
memutar drum (Tangki yang berada diatas truk mixer) yang bagian dalam drum
tersebut dilengkapi dengan spiral pisau satu arah rotasi putaran, sebagai
pengaduk material beton cor selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran. Jika
Truk Mixer Pengangkut Beton Cor atau Truk Molen tidak bisa menjangkau area
pengecoran, beton cor dapat disalurkan melalui pipa pompa beton (concrete
pump) yang dapat diperpanjang beberapa meter (biasanya sepuluh meter atau
lebih). Dengan mesin pompa ini proses pemindahan beton cor ke area
pengecoran menjadi cepat dan tepat.

Truk Mixer Pengangkut Beton Cor atau Truk Molen umumnya tidak melakukan
perjalanan lebih dari 2 jam. Banyak kontraktor mengharuskan Truk mixer berada
di lokasi pengecoran dalam waktu 90 menit setelah pemuatan material yang

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 14


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

dimaksudkan untuk menghindari beton cor di dalam truk mengeras. Umumnya


truk mixer pengangkut beton cor atau truk molen mempunyai kecepatan jalan
yang terbatas, yaitu antara 56 mil per/h ( 90 km/jam).

Jenis truk mixer:

- Truk mixer mini, mini memiliki volume muat cor beton per satu kali jalan 3 m³.
Tipe truk ini lebih fleksibel untuk semua medan jalan, sempit ataupun
menanjak

- Truk mixer Standar, digunakan untuk mengangkut beton cor dari Pabrik Beton
(Batching Plant) ke lokasi pengecoran dengan daya angkut per truknya untuk
satu kali jalan 7 m³. Memuat lebih banyak 4 m³ dari tipe Truk Mini. Kekurangan
dari truk ini tidak bisa mengakses jalan sempit dan menanjak.

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 15


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

F. RANGKUMAN

Campuran beton direncanakan berdasarkan suatu asumsi bahwa sifat-sifat beton


setelah mengeras sangat bergantung pada sifat-sifat komposisi campurannya.
Semua material termasuk bahan additive yang akan diaduk ditimbang terlebih
dahulu sesuai job mix dengan memperhitungkan kadar air dalam agregat kasar
ataupun agregat halus

Campuran beton segar dapat dikatakan mempunyai sifat yang baik bila memenuhi
persyaratan utama campuran yaitu mampu memberikan kemudahan pengerjaan
(workability), yaitu bila campuran tersebut tetap bertahan seragam ketika
berlangsung proses pengangkutan, pengecoran dan pemadatan.

Beton yang mempunyai kekuatan fc’ > 20 MPa proporsi penakarannya harus
didasarkan atas penakaran berat. Penakaran berdasarkan volume boleh dilakukan
untuk produksi beton dengan mutu fc’ < 20 MPa dengan teknik mengkonversikan
takaran berat ke takaran volume.

Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur atau


memproduksi beton siap pakai dalam skala besar.

Beton segar harus diangkut dari tempat pencampuran ke tempat penuangannya


atau ke lokasi dimana konstruksi akan dibuat, maka pengangkutan harus
dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pemisahan atau
kehilangan material serta keterlambatan yang akan menyebabkan hilangnya
plastisitas sebelum beton segar dituangkan.

G. LATIHAN

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!


1. Sebutkan peralatan pencampur beton!
2. Jelaskan system kerja truk mixer!
3. Sebutkan metoda penakaran yang digunakan dalam pekerjaan beton dan
jelaskan !
4. Apa tujuan pengadukan campuran beton dan sebutkan metoda pengadukan
beton tersebut!
5. Apa pengaruh waktu pengadukan terhadap campuran beton, dan berapa wakti
pengadukan yang sarankan?

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 16


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

BAB 3
PENUTUP

A. EVALUASI KEGIATAN BELAJAR

Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan kediklatan, yaitu
evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut kepada para
peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber, berupa soal/kuisioner
tertulis :
1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan evaluasi
berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun diskusi
perorangan/kelompok dan/atau membuat pertanyaan ujian yang terkait dengan
isi dari materi modul tersebut.
2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara diakukan oleh para peserta dengan
melakukan penilaian yang terkait penyajian, penyampaian materi, kerapihan
pakaian, kedisiplinan, penguasaan materi, metoda pengajaran, ketepatan waktu
dan penjelasan dalam menjawab pertanyaan, dan lain-lain.
3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Diklat, yaitu peserta dan
pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/Penyelenggara Diklat terkait
dengan penyiapan perlengkapan diklat, sarana dan prasarana untuk belajar,
fasilitas penginapan, makanan dll.
4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada peserta,
dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun pengamat
materi/Narasumber untuk pengkayaan materi.

B. UMPAN BALIK DAN TINGKAT LANJUT


Setelah dari perencanaan diketahui proporsi setiap bahan untuk campuran beton,
kemudian beton tersebut akan diproduksi di batching plant berdasarkan penakaran
yang sudah ditentukan. Selanjutnya pengangkutan beton segar harus diangkut dari
tempat pencampuran ke tempat penuangannya atau ke lokasi dimana konstruksi akan
dibuat, maka pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah
terjadinya pemisahan atau kehilangan material serta keterlambatan yang akan
menyebabkan hilangnya plastisitas sebelum beton segar dituangkan. Tahapan
selanjutnya adalah bagaimana campuran beton tersebut digunakan dalam konstruksi
perkerasan kaku

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 17


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

C. KUNCI JAWABAN
1. Sebutkan peralatan pencampur beton!

Batching Plant digunakan dalam produksi beton skala besar agar kualitas, kinerja
dan kontinyuitas produksi dapat dijaga dengan baik sesuai standar yang
ditetapkan. Terdapat dua tipe system pencampuran di batching plant yaitu tipe dry
mix dan wet mixed

Bagian-bagian penting dari batching plant adalah sebagai berikut: (Lihat Gambar 2)
 Cement silo, berfungsi untuk penyimpanan semen atau fly ash dan menjaganya
agar tetap baik.
 Belt conveyor, berfungsi untuk menarik material (agregat kasar dan halus) ke
atas dari bin ke storage bin.
 Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan (agregat kasar dan halus)
yang berasal dari penumpukan bahan di base camp dengan bantuan loader
untuk ditarik ke atas (storage bin).
 Storage bin digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi menjadi
4 (empat) fraksi yaitu agregat butir kasar (split), butir menengah (screening),
butir halus (pasir).
 Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu
untuk agregat, semen, fly ash dan air.
 Dosage pump digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti retarder,
superplasticizer dan lain-lain.
 Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai suplai kebutuhan air pada
ready mix.

Concrete mixer truck atau truk mixer adalah suatu kendaraan truk khusus yang
dilengkapi dengan concrete mixer yang berfungsi mengaduk atau mencampur
campuran beton (berfungsi sama seperti alat molen).

2. Jelaskan system kerja truk mixer!

Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika dalam perjalanan menuju lokasi
proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan dengan putaran jarum jam
sehingga adukan mengarah ke dalam. Perputaran di dalam ini bertujuan agar tidak
terjadi segregasi sehingga adukan tetap homogen. Dengan demikian mutu beton
akan tetap terjaga sesuai dengan perencanaan

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 18


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

3. Sebutkan metoda penakaran yang digunakan dalam pekerjaan beton dan


jelaskan !

Penakaran bahan baku pada pekerjaan beton dapat dilakukan secara konvensional
maupun masinal. Penakaran yang baik akan menghasilkan kualitas beton yang
seragam di keseluruhan volume pekerjaan. Penakaran bahan-bahan campuran
beton yang dihasilkan dari hasil rancangan campuran dapat dilakukan berdasarkan
penakaran berat atau berdasarkan penakaran volume.

untuk beton yang mempunyai kekuatan fc’ 20 MPa proporsi penakarannya harus
didasarkan atas penakaran berat. Penakaran berdasarkan volume boleh dilakukan
untuk produksi beton dengan mutu fc’ < 20 MPa dengan teknik mengkonversikan
takaran berat ke takaran volume

4. Apa tujuan pengadukan campuran beton dan sebutkan metoda pengadukan


beton tersebut!

tujuan pengadukan bahan-bahan beton adalah menghasilkan adukan beton segar


yang plastis dengan indikasi merata secara visual, konsistensinya cukup, dan
homogen.

Metode pengadukan dapat dibedakan atas metode manual dan metode dengan
masinal. Pengadukan manual dilakukan dengan tangan, sedangkan pengadukan
masinal dengan memanfaatkan bantuan alat aduk seperti pengaduk beton
(concrete mixer) atau batching plant

5. Apa pengaruh waktu pengadukan terhadap campuran beton, dan berapa wakti
pengadukan yang sarankan?

Mutu beton hasil pengadukan juga dipengaruhi oleh waktu pencampuran (mixing
time). Waktu pencampuran yang terlalu sebentar akan menyebabkan
pencampuran bahan kurang merata sehingga pengikatan antar bahan menjadi
berkurang. Sebaliknya, pengadukan yang terlalu lama akan menyebabkan naiknya
suhu beton, keausan pada agregat, kehilangan sebagian air, perubahan nilai slump,
yang pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap kekuatan.

Umumnya waktu pengadukan antara 1 – 1 ½ menit dianggap memadai. Pada


beberapa tempat pengaduk yang kecepatan putarnya lebih tinggi, waktu 35 detik
sudah cukup untuk hampir semua jenis beton

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 19


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

DAFTAR PUSTAKA

1. Young, J., Mindess, S., “Concrete”, Prentice-Hall, Inc., 1981

2. Delatte, Norbert, “Concrete Pavement Design, Construction and


Performance”, New York, 2008

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 20


Modul 4 – Produksi dan pengangkutan campuran beton

GLOSARIUM

batching plant
alat yang berfungsi untuk mencampur atau memproduksi beton siap pakai dalam skala
besar agar kualitas, kinerja dan kontinyuitas produksi dapat dijaga dengan baik sesuai
standar yang ditetapkan

tipe dry mix


hanya berfungsi untuk menimbang material dan bahan lainnya setelah semua material
di timbang (sesuai mutu yg di inginkan) material akan di aduk di dlm TRUCK MIXER
(mobil molen),sampai mencapai target SLUMP yg di inginkan

Tipe wet mixed


setelah semua material di timbang (sesuai mutu yg di inginkan) material akan di aduk
dlm PAN MIXER (tempat pengadukan) sampai mencapai SLUMP (tingkat
keenceran/kekentalan yg di harapkan) dan akan di turunkan ke dlm TRUCK MIXER
(mobil molen) dan siap di kirim ke lokasi pengecoran

Dump Truk
kendaraan untuk mengangkut material agregat kasar dan halus dari quarry menuju
batching plant

Wheel Loader
alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan dimuat
kedalamdumptruck atau memindahkan material ke tempat lain

Cement truck
kendaraan pengangkutan semen curah atau fly ash ke base camp

Concrete mixer Truck


kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer yang berfungsi
mengaduk atau mencampur campuran beton (berfungsi sama seperti alat molen)

Diklat Perkerasan Kaku - 2017 21

Anda mungkin juga menyukai