Laprak Emulsi Gel
Laprak Emulsi Gel
PENANGANAN PASCAPANEN
EMULSI GEL
Disusun untuk memenuhi laporan praktikum
Oleh :
Bakso ikan merupakan produk gel (pekatan) dari daging ikan. Sifat-sifat gel ini
dipengaruhi oleh struktur daging (otot) ikan. Karakteristik daging ikan merupakan sifat
dasar yang tidak dapat diperbaiki atau ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu untuk
memperoleh struktur gel yang baik perlu diperhatikan proses pengolahannya agar
komponen daging ikan yang mendukung pembentukan struktur gel tidak rusak.
Berbagai jenis ikan dapat digunakan sebagai bahan baku bakso, terutama ikan berdaging
tebal seperti tenggiri, kakap, ekor kuning, gurame, gabus, tongkol, hiu, dan lain-lain.
Persyaratan bahan baku yang terpenting adalah kesegaran ikan. Semakin segar ikan yang
digunakan semakin baik pula mutu bakso yang dihasilkan.
Bahan pengikat dalam pembuatan bakso ikan adalah 10 – 15% dari berat bersih
ikan, serta bumbu-bumbu untuk menambah citarasa. Dapat pula ditambahkan telur untuk
meningkatkan tekstur bakso.
Untuk memperoleh daging ikan dengan mutu prima, hancuran daging ikan perlu
dibersihkan dari komponen yang tidak dikehendaki dengan cara merendam daging ikan
dalam air yang dicampur dengan es dan garam 0,2 – 3% (leaching). Perbandingan air dan
ikan pada proses leaching adalah 4 : 1 dengan waktu perendaman 15 menit.
Kesempurnaan proses leaching diperoleh dengan 2 – 3 kali perendaman. Perlakuan
leaching bertujuan untuk :
a. Mengurangi bau amis dan menurunkan jumlah bakteri
b. Melarutkan protein rusak dan protein larut air
c. Memisahkan lemak, sisa darah dan kulit
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan memahami teknik-
teknik dalam pengolahan produk emulsi dan gel.
b. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti praktikum, mahasiswa dapat :
1) Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam
pengolahan produk pangan.
2) Menjelaskan prinsip emulsi dan gel dalam
pembuatan produk pangan.
3) Melakukan pengolahan berbagai produk pangan
dengan menggunakan prinsip emulsi dan gel.
1.3 Waktu dan Tempat
Alat :
Pisau, talenan, warring blender, timbangan, baskom, panci, sendok
2.2 Prosedur :
1) Ikan segar ditimbang dan catat beratnya dalam gram, lalu disiangi dan dicuci
bersih dengan air mengalir.
2) Pisahkan daging ikan dari durinya, lalu timbang dan catat beratnya dalam gram.
3) Lakukan proses leaching sebanyak 2 kali, setelah itu daging ikan dipres dengan
kain kassa untuk mengurangi kandungan air.
4) Haluskan daging ikan dengan es batu dan bumbu menggunakan warring blender.
5) Pindahkan adonan daging ikan ke dalam waskom, tambahkan tepung tapioka
sambil diaduk sampai homogen.
6) Bentuk adonan daging ikan menjadi bola-bola (bakso) dengan cara dikepal-kepal
kemudian ditekan sehingga adonan keluar di antara ibu jari dan telunjuk.
7) Bulatan daging yang keluar diambil dengan sendok kemudian dimasukkan ke
dalam air hangat 50oC selama 20 menit.
8) Rebus bakso di dalam air mendidih hingga bakso mengapung (masak).
9) Hitung rendemen bakso yang dihasilkan, dan lakukan pengamatan terhadap warna,
aroma, rasa dan tekstur bakso.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berat :
Bahan Berat
Ikan tenggiri 1 kg
Pengamatan Organoleptik :
Rendemen :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 1600
x100=1000 𝑥100 = 160%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ
3.2 Pembahasan
Dari praktikum emulsi gel yang telah dilakukan didapatlam hasil diperoleh hasil
1. Perbandingan berat daging dan tepung yang digunakan untuk baso adala 1:4 agar
diperoleh kekenyalan yang diinginkan
2. Sebelum daging ikan di olah dilakukan proses leaching dengan penambahan garam 2%
dan air, leaching dilakukan sebanyak 2 kali agar daging ikan tidak terlalu amis.
3. Penambahan bumbu yang seuai takaran akan membuat rasa baso yang enak
4. Baso yang dibuat kelompok 5 mengalami kegagalan yang menghasilkan tekstur yang
tidak bisa menyatu sehingga seperti adonan tahu setelah dilakukan proses perebusan dan
mendapat hasil baso dengan tekstur terlalu lengket dan susah untuk dibelah dengan
sendok
1.1 Kesimpulan
Pemilihan ikan harus diperhatikan karena bila sudah masuk dalam fase rigor
mortis daging ikan akan lembek dan kadar air akan meningkat menyebabkan adonan
ikan akan lembek juga, pemberian es batu pada saat penggilingan juga harus
diperhatikan agar membentuk adonan yang sesuai keinginan. Kulit ikan juga harus
dibersihkan agar warna baso menjadi putih bersih. Proses leaching dilakukan 2 kali
atau lebih untuk memaksimalkan agar bau amis ikan hilang.
1.2 Saran
Disetiap proses dicatat berat, organoleptiknya, dan difoto. Mahasiswa harus lebih
menghargai waktu yang ada.
BAB V
LAMPIRAN