Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KELAYAKAN PROYEK DAN

RENCANA KEUANGAN BISNIS


ES KRIM NITROGEN
“I SCREAM”

disusun oleh:
1. Cherry Clarissa
2. Kevin Sunardi
3. Paramitha Amelia Diandra
4. Shella Novelliana Sho
5. Thomas Kevin Mandala Putra
6. Yosafat Hardjono
Program Pendidikan Akuntansi BCA 46

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trisakti Jakarta
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas izin dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan “ANALISIS
KELAYAKAN PROYEK DAN RENCANA KEUANGAN BISNIS – ES KRIM
NITROGEN”. Adapun laporan ini membahas tentang capital budgeting, dimana
kami memilih investasi / proyek baru untuk dianalisis, apakah investasi / proyek
baru tersebut diterima atau ditolak dengan mengunakan lima metode analisis,
antara lain: payback period, net present value, profitability index, internal rate of
return, dan modified internal rate of return.
Laporan ini dapat kami selesaikan dengan bantuan teman-teman PPA 46
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Berkenaan dengan itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan masukan yang membangun dari
teman-teman. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Farah Margaretha, ME, Ph.D


2. Dra. Hartini, MM
3. Dwi Hartini, SE, MM
4. Susi Muchtar, SE, MM

selaku dosen mata kuliah manajemen pemasaran yang telah membimbing


dan memberi masukan selama pengerjaan laporan ini.
Semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Terlepas dari kata sempurna, penulis menerima segala saran dan kritik untuk
menunjang hasil laporan yang lebih baik di kemudian waktu.

Bogor, 22 Juli 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 1


DAFTAR ISI ............................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................... 3
B. Profil Perusahaan ...................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ......................................................... 13
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ....................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 21
LAMPIRAN .............................................................................. 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Ada banyak sekali jenis makanan ringan maupun berat yang sedang
menjadi tren anak muda sekarang, contohnya adalah es krim green tea, es
kepal milo, dan salah satu yang paling popular adalah es krim nitrogen. Bentuk
dan cara menikmatinya yang unik membuat makanan ini cukup digemari oleh
masyarakat luas. Disajikan dengan semprotan gas nitrogen sehingga
memberikan sensasi dingin dan asap dari es yang membuat makanan ini
semakin digemari oleh kaum muda.
Banyaknya universitas, baik swasta maupun negeri, tersebar di berbagai
daerah dan tren social media yang membuat makanan-makanan seperti ini
menjadi incaran para anak muda untuk berbagi status di social media. Karena
berbagai hal tersebut, kami berusaha memulai bisnis es nitrogen yang menurut
kami akan menjadi tren popular dan laku keras di pasaran. Pembuatannya yang
tidak terlalu rumit, dan harganya yang relative masih terjangkau oleh para anak
muda sampai dengan orang tua meyakinkan kami bahwa bisnis ini akan
bertahan lama dan menghasilkan keuntungan yang memuaskan.

b. Profil Perusahaan

Perusahaan yang bernama “I Scream” ini didirikan pada tahun 2019,


berawal dari percobaan yang dilakukan oleh beberapa anak muda dan
menghasilkan es krim dengan cita rasa serta kharakteristik yang sangat berbeda

3
dari es krim pada umumnya. I Scream menggunakan alat-alat dan teknologi
terbaru untuk memproduksi es krim-nya dan menjamin es ini diproduksi secara
steril dan halal. Perusahaan ini bergerak dibidang penyedia makanan ringan,
berupa es krim nitrogen. Saat ini, menu yang disediakan ada berbagai macam
varian, mulai dari rasa strawberi, anggur, vanila, coklat, hazelnut, dan lain-lain.
Visi perusahaan adalah menjadi produsen es krim terpopuler di Indonesia
dan misi dari perusahaan adalah menjadi pilihan utama para anak muda dalam
memilih es krim, dan membuka banyak cabang yang tersebar luas di seluruh
Indonesia, serta dapat mendaftarkan merk “I Scream” ini menjadi salah satu
merk franchise terkenal dan bernilai di Indonesia.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

CAPITAL BUDGETING
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dalam
melakukan investasi, perusahaan disarankan untuk melakukan Capital Budgeting,
yaitu proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten
terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan.
Dalam menentukan Capital budgeting, perusahaan membutuhkan
prosedur tertentu untuk menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi
yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena
memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga
dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling
mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal
perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan
dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko
kerugian atas investasi tersebut. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif
atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan
aset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang
berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan
mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan. Capital budgeting dan keputusan
keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah
ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metode
pembiayaan yang paling baik.
Motif suatu perusahaan membuat Capital Budgeting adalah sebagai
berikut:
1. Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru.
2. Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien.
3. Modernisasi atas aktiva tetap.

5
Pentingnya Capital Budgeting bagi suatu perusahaan:
1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang
lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan
kualitas dari penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting.

Jenis proyek dalam suatu investasi:


1. Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak
akan mempengaruhi usulan proyek lainnya).
2. Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama
(dengan memilih suatu proyek akan menghilangkan kesempayan
proyek yang lainnya).

Ketersediaan dana dalam melakukan suatu investasi:


1. Jika dana tidak terbatas, maka perusahaan dapat memilih semua
independent project yang sesuai dengan expected return yang
diharapkan.
2. Jika dana terbatas, maka perusahaan perlu melakukan capital
rationing dengan mengalokasikan dana hanya pada proyek yang
memberikan return maksimal.

METODE EVALUASI PROYEK


1. Net Present Value
Net Present Value adalah arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan
datang dan akan didiskontokan pada saat ini. Dengan kata lain, yaitu selisih
antara pengeluaran dan pemasukan yang telah di diskon dengan menggunakan
social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. Untuk menghitung Net
Present Value, diperlukan data mengenai perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, pemeliharaan, dan perkiraan manfaat dari proyek yang direncanakan.

6
Arus kas masuk dan keluar didiskonkan pada saat ini (present value) dan
dijumlahkan selama masa hidup dari proyek, dengan rumus:

Langkah menghitung Net Present Value:


a. Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, yaitu arus masuk dan arus
keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek.
b. Jumlahkan arus kas yang didiskontokan dan hasilnya merupakan Net
Present Value proyek.
c. Jika Net Present Value adalah positif, maka investasi yang dilakukan dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan sehingga proyek dapat diterima. Jika
Net Present Value negatif, maka investasi yang dilakukan akan merugikan
perusahaan sehingga proyek harus ditolak. Jika dua proyek memiliki Net
Present Value yang positif, berarti mutually exclusive, maka diterima salah
satu proyek yang memiliki nilai Net Present Value terbesar.
Keuntungan penggunaan metode Net Present Value:
a. Memperhatikan nilai waktu dari uang.
b. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek.
c. Memperhitungkan nilai sisa proyek.
Kelemahan penggunaan metode Net Present Value:
a. Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama
usia ekonomis proyek.
b. Jika proyek memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, maka Net Present
Value yang lebih besar tidak menjamin sebagai proyek yang lebih baik.
c. Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga
dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.

7
2. Internal Rate of Return
Internal Rate of Return adalah indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi.
Metode ini digunakan untuk membuat peringkat usulan investasi dengan
menggunakan tingkat pengembalian atas investasi. Dengan kata lain,
digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak dengan
menggunakan acuan tingkat pengembalian investasi.
Internal Rate of Return menggunakan nilai discount rate (i) yang membuat Net
Present Value dari proyek sama dengan nol. Discount rate yang dipakai untuk
mencari present value dari suatu manfaat atau biaya harus senilai dengan
opportunity cost of capital. Konsep opportunity cost adalah pengorbanan yang
diberikan sebagai alternatif terbaik untuk memperoleh suatu hasil dan manfaat
atau menyatakan harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya.

Penerimaan atau penolakan usulan investasi adalah dengan membandingkan


Internal Rate of Return dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate
of return). Apabila Internal Rate of Return lebih besar daripada tingkat bunga
yang disyarakatkan, maka proyek dapat diterima karena layak secara finansial.
Apabila Internal Rate of Return lebih kecil daripada tingkat bunga yang
disyaratkan, maka proyek harus ditolak karena tidak layak secara finansial.
Apabila Internal Rate of Return sama dengan tingkat bunga yang disyaratkan,
maka proyek berada dalam keadaan breakeven point.
Kelebihan penggunaan metode Internal Rate of Return:
a. Tidak mengakibatkan perubahan aliran kas selama periode proyek.
b. Memperhitungkan nilai waktu dari uang.
c. Mengutamakan aliran kas awal daripada aliran kas belakangan.

Kelemahan penggunaan metode Internal Rate of Return:

8
a. Memerlukan perhitungan cost of capital sebagai batas minimal dari nilai
yang mungkin dicapai.
b. Lebih rumit dalam melakukan perhitungan, karena harus menentukan suku
bunga yang sesuai.

3. Payback Period
Payback Period adalah metode untuk melihat berapa lama investasi akan
kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan
kata lain, Payback Period adalah rasio antara initial cash investment dengan
cashflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi
akan disetujui apabila hasil dari Payback Period lebih cepat atau lebih pendek
dari Payback Period yang disyaratkan oleh perusahaan.

Keunggulan penggunaan metode Payback Period:


a. Perhitungannya mudah di mengerti dan sederhana.
b. Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
c. Sebagai alat pertimbangan risiko, karena semakin pendek Payback Period,
maka risiko kerugian semakin rendah.

9
Kelemahan penggunaan metode Payback Period:
a. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.
b. Mengabaikan arus kas masuk atau proceeds yang diperoleh sesudah
Payback Period suatu rencana investasi tercapai.
c. Mengabaikan nilai sisa dari suatu investasi.

4. Profitability Index
Profitability Index adalah teknik penganggaran modal yang digunakan untuk
mengevaluasi proyek-proyek investasi dalam rangka kelangsungan hidup atau
profitabilitas suatu perusahaan. Profitability Index dihitung melalui
perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan
kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari
investasi yang telah dilaksanakan, jadi dapat dihitung dengan membandingkan
present value kas masuk dengan present value kas keluar.

Profitability Index yang lebih dari 1 dapat dikatakan sebagai investasi yang
layak. Semakin besar Profitability Index, maka investasi semakin layak.
Kelebihan penggunaan metode Profitability Index:
a. Mempertimbangkan cost of capital dan time value of money.
b. Menentukan lebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan.
c. Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan
pemegang saham.
Kelemahan penggunaan metode Profitability Index:
a. Tidak memberikan informasi mengenai tingkat pengembalian dari suatu
proyek.
b. Tidak memberikan informasi mengenai risiko dari suatu proyek.

10
c. Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek yang
mutually exclusive, khususnya yang memiliki unsur ekonomis dan skala
yang berbeda.

5. Modified Internal Rate of Return


Modified Internal Rate of Return adalah tingkat diskonto yang menyebabkan
present value biaya sama dengan present value nilai terminal, yaitu future
value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal. Karena adanya
kekurangan pada Internal Rate of Return untuk menghitung proyek yang
mempunyai non-normal cash flows, maka muncul Modified Internal Rate of
Return yang memberikan hasil perhitungan yang lebih baik. Modified Internal
Rate of Return mengasumsikan bahwa cash flows dari semua proyek dapat
diinvestasikan kembali pada cost of capital yang berlawanan dengan Internal
Rate of Return proyek itu sendiri sehingga memberikan indikator yang lebih
baik untuk profitabilitas. Fungsi Modified Internal Rate of Return adalah untuk
menghitung laju pengembalian sebuah investasi dengan menganggap bahwa
transaksi terjadi pada akhir periode dan menghasilkan suku bunga ekuivalen
untuk masa tersebut.

Apabila Modified Internal Rate of Return lebih besar daripada Weighted


Average Cost of Capital, maka proyek harus diterima dan sebaliknya, serta bila
Modified Internal Rate of Return sama dengan Weighted Average Cost of
Capital, maka proyek yang mempunyai Modified Internal Rate of Return
paling besar harus diterima.

11
Kelebihan penggunaan metode Modified Internal Rate of Return:
a. Memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan dalam
bentuk persentase.
b. Sudah mempertimbangkan cost of capital, nilai waktu dari uang, dan semua
cash flow.
c. Memperbaiki kekurangan Internal Rate of Return yang tidak bisa digunakan
untuk proyek yang mempunyai cash flow berubah.
Kelemahan penggunaan Modified Internal Rate of Return:
a. Tidak memberikan informasi mengenai return suatu proyek dalam bentuk
jumlah uang.
b. Ketika proyek mutually exclusive atau berhubungan dengan capital
rationing, tidak memberikan keputusan yang memaksimalkan value
perusahaan saat digunakan.

OPERATING CASH FLOW


Operating Cash Flow adalah kas yang timbul dari kegiatan operasional
perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, pendapatan, dan
biaya-biaya. Kas inilah yang menggambarkan bagaimana perusahaan
mendapatkan profit dan mengubahnya menjadi kas. Contoh: penjualan tunai, uang
muka, hutang lancar, pembelian inventori, pembayaran biaya operasional (listrik,
telepon, air), pengiriman barang, gaji pegawai, dan lain-lain.
Arus kas yang paling penting dalam usaha adalah Operating Cash Flow
(OCF), karena Operating Cah Flow menunjukan bagaimana perusahaan
melakukan kegiatan yang menghasilkan profit dan mengubah profit tersebut
menjadi kas. Dengan pertumbuhan kas inilah perusahaan bisa melakukan
akumulasi modal dengan menambah aset. Selain itu perusahaan bisa membayar
hutang pokok dan bunganya dengan lancar. Jika OCF negatif dan uang yang kita
peroleh dari hutang tidak bisa dikembalikan ke pemiliknya, artinya kita harus
menjual aset yang kita miliki untuk membayar hutang. Maka jumlah aset pun
berkurang, tidak ada akumulasi modal. Kalau jumlah aset yang dimiliki ternyata
lebih sedikit dari nilai hutangnya, artinya perusahaan kita pailit atau bangkrut.

12
BAB III
PEMBAHASAN

Estimasi biaya tenaga kerja berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) di


Tangerang:

Estimasi Biaya Tenaga Kerja per unit


Gaji karyawan pembuat eskrim 1 Rp
orang 4.000.000
Gaji manajer sebagai pemilik dan merangkap sebagai 1 Rp
kasir orang 7.000.000
Total biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja selama Rp
sebulan 11.000.000
Estimasi penjualan dalam sebulan 1240
Cost per unit Rp 8.870,97

Cost of Good Sold untuk satu mangkuk eskrim:


Keterangan Ukuran Cost per 1 Total
(gram) gram
Susu sapi pasteurisasi 500 IDR 11 IDR 5.500
Tepung maizena 200 IDR 16 IDR 3.200
Gula pasir 40 IDR 12 IDR 500
Gas nitrogen 45 IDR 233 IDR 10.500
Topping jam 15 IDR 60 IDR 900
Paper bowl 1box IDR 600 IDR 600

Cost per unit IDR 21.200


Biaya tenaga kerja per unit IDR 8.871

Total cost per unit IDR 30.071

Harga jual diestimasikan akan di markup sebesar 60% dari Cost of Good Sold
ditambah dengan biaya tenaga kerja per unit:
= Rp 30.071 x 160%
= Rp 48.114  Rp 50.000

13
Estimasi penjualan Es Krim Nitrogen di sekitaran daerah sekolah dan univesitas di
wilayah Gading Serpong, Tangerang:
Estimasi Penjualan dalam 1 Minggu
Estimasi Jumlah Hari Total Estimasi
Penjualan per Penjualan
hari
Hari senin – jumat 40 5 200
Hari sabtu - minggu 55 2 110
Total Estimasi Penjualan 310
dalam 1 minggu

Total Estimasi Penjualan 4 x 240 1.240


dalam 1 bulan

Total Estimasi Penjualan 52 x 1240 64.480


dalam 1 tahun

Cost of Good Sold untuk penjualan satu tahun:


= estimasi penjualan dalam setahun x cost per unit
= 64.480 x Rp 30.071
= Rp 1.938.978.080
Estimasi penjualan dalam 1 tahun
= 80 x 54 minggu = 4320

Investasi asset yang diperlukan:


Asset Useful life Cost
Mesin mixer eskrim + 5 tahun IDR 18.000.000
tabung
Food truck 5 tahun IDR 130.000.000

14
Tabel depresiasi:
Asset Year 1 Year 2 Year 3
Marc Depreciatio Marc Depreciatio Marc Depreciatio
s n s n s n
Mesin mixer 20% Rp 3,600,000 32% Rp 19% Rp
5,760,000 3,420,000
eskrim + tabung
nitrogen 3 kg
Food Truck 20% Rp 26,000,000 32% Rp 19% Rp
41,600,000 24,700,000
Total Depresiasi 1 tahun Rp 29,600,000 Rp Rp
47,360,000 28,120,000

Asset Year 4 Year 5 Year 6


Marc Depreciatio Marc Depreciatio Marc Depreciatio
s n s n s n
Mesin mixer 12% Rp 12% Rp 5% Rp
2,160,000.00 2,160,000 900,000
eskrim +
tabung nitrogen
3kg
Food Truck 12% Rp 12% Rp 5% Rp
15,600,000.00 15,600,000 6,500,000
Total Depresiasi 1 Rp Rp Rp
17,760,000 17,760,000 7,400,000
tahun

Operating Cash Flow untuk usaha Es krim Nitrogen:


Pada tahun pertama di estimasikan penjualan terjadi sebanyak 64.480 box dengan
harga jual per box adalah Rp 50.000 dan cost per unit nya Rp 30.071 dengan
kondisi ceteris paribus perkiraan penjualan pada tahun kedua akan mengalami
peningkatan sebesar 120%, pada tahun ketiga mengalami peningkatan sebesar
150% dari penjualan tahun pertama, pada tahun keempat diperkirakan penjualan
akan mengalami penurunan 90% dari pejualan tahun pertama, dan tahun kelima
diperkirakan penjualan akan mengalami penurunan sebesar 75% dari tahun
pertama.

15
Explanation Year1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6
up 120% up 150% down 90% down 75%
Revenue Rp 3,102,361,600 Rp 3,722,833,920 Rp 4,653,542,400 Rp 2,792,125,440 Rp 2,326,771,200 Rp -

Cost of good sold Rp 1,938,976,000 Rp 2,326,771,200 Rp 2,908,464,000 Rp 1,745,078,400 Rp 1,454,232,000 Rp -


exclude depreciation
Earning before Rp 1,163,385,600 Rp 1,396,062,720 Rp 1,745,078,400 Rp 1,047,047,040 Rp 872,539,200 Rp -
depreciation Interest and taxes
Depreciation Rp 29,600,000 Rp 47,360,000 Rp 28,120,000 Rp 17,760,000 Rp 17,760,000 Rp 7,400,000

Earning before Rp 1,133,785,600 Rp 1,348,702,720 Rp 1,716,958,400 Rp 1,029,287,040 Rp. 854,779,200 -Rp 7,400,000
interest and taxes
Taxes rate 25% Rp 283,446,400 Rp 337,175,680 Rp 429,239,600 Rp 257,321,760 Rp 213,694,800 -Rp 1,850,000

Net operating profit after Rp 850,339,200 Rp 1,011,527,040 Rp 1,287,718,800 Rp 771,965,280 Rp 641,084,400 -Rp 5,550,000
taxes
Depreciation Rp 29,600,000 Rp 47,360,000 Rp 28,120,000 Rp 17,760,000 Rp 17,760,000 Rp 7,400,000

Operating Cash Flow Rp 879,939,200 Rp 1,058,887,040 Rp 1,315,838,800 Rp 789,725,280 Rp 658,844,400 Rp 1,850,000

16

Anda mungkin juga menyukai