Teori Balok Kolom Baja
Teori Balok Kolom Baja
Profil Wide Flange adalah profil berpenampang H atau I yang dihasilkan dari
proses canai panas (Hot rolling mill). Baja Profil WF-beam memiliki dimensi
tinggi badan (H), lebar sayap (B), tebal badan (t1), tebal sayap (t2) merata dari
ujung hingga pangkal radius (r) dengan penjelasan seperti pada Gambar 1.
B. Definisi Balok-Kolom
serta momen lentur. Apabila besarnya gaya aksial yang bekerja cukup kecil
dibandingkan momen lentur yang bekerja, maka efek dari gaya aksial tersebut
dapat diabaikan dan komponen struktur tersebut dapat didesain sebagai komponen
5
balok lentur. Namun apabila komponen struktur memikul gaya aksial dan momen
lentur yang tidak dapat diabaikan salah satunya, maka komponen struktur tersebut
tertentu. Misalkan pada struktur portal statis tak tertentu pada Gambar 2.
P1
A B
P2
C D
E F
memikul beban merata saja namun juga memikul beban lateral P1. Dalam hal ini
efek lentur dan gaya tekan P1 yang bekerja pada batang AB harus
didesain sebagai elemen balok-kolom, batang AC, BD, CE, DF, juga didesain
sebagai elemen balok kolom. Karena selain memikul gaya aksial akibat reaksi dari
balok-balok AB dan CD, efek lentur dan efek gaya aksial yang bekerja tidak bisa
diabaikan salah satunya. Berbeda dengan batang CD yang hanya didominasi oleh
efek lentur, gaya lateral P2 telah dipikul oleh pengaku-pengaku (bracing) bentuk
X. Sehingga batang CD dapat didesain sebagai suatu elemen balok tanpa pengaruh
Batang tekan adalah suatu komponen struktur yang menahan gaya tekan
berikut :
a. 𝑁𝑢 ≤ ∅𝑁𝑛
Dimana :
b. Perbandingan Kelangsingan
𝐿𝑘
2) Kelangsingan komponen struktur tekan , λbatang = < 200 .
𝑟
𝑏
Jika λelemen = 𝑡 < 𝜆𝑟 (Kompak) maka berlaku :
𝑁𝑛 = 𝐴𝑔 . 𝑓𝑐𝑟
𝑓𝑦
= 𝐴𝑔 . ( ) ……..( 2.1)
ω
1,43
2) Untuk 0,25 < 𝜆𝑐 < 1,2 maka ω =
1,6−0,67.𝜆𝑐
1 𝐿𝑘 𝑓
𝜆𝑐 = . .(√ 𝑦 )
𝜋 𝑟𝑦 𝐸
Dimana,
mencapai tegangan leleh (εy), tegangan akan terus naik tanpa diikuti
kenaikan tegangan.
Ketika kuat leleh tercapai pada serat terluar (gambar 3.2), tahanan
momen nominal sama dengan momen leleh Myx, dan besarnya adalah :
Dan pada saat kondisi pada gambar 3.4 tercapai, semua serat
𝑀𝑝 = 𝑓𝑦 . 𝑍 .........( 2.3)
f<fy
(1) p
M<Myx
F=fy
p
(2)
M=Myx
F=fy
p
(3)
Myx<M<Mp
F=fy
p
(4)
M=Mp
Gambar 3. Mekanisme Struktur Baja Luluh.
c. Stabilitas
Jika balok dapat dihitung pada keadaan stabil dalam kondisi plastis
momen plastis.
𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀𝑛 < 𝑀𝑝
(FLB)
1) Batasan Momen
elastisitas.
Dengan :
a = Tinggi efektif, mm
(a = H – (2 . Cx))
Cy
2) Kelangsingan Penampang
a) Penampang Kompak
𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 ........( 2.5-1)
c) Penampang Langsing
𝜆 2
𝑀𝑛 = 𝑀𝑟 ( 𝜆𝑟 ) .......( 2.5-3)
𝐿𝑏
𝐿𝑏 𝐿𝑏
𝜋 𝜋.𝐸 2
𝑀𝑛 = . √𝐸. 𝐼𝑦 . 𝐺. 𝐽 + ( 𝐿 ) . 𝐼𝑦 . 𝐼𝑤 .....( 2.6)
𝐿𝑏 𝑏
Keterangan :
badan,mm4.
Kuat momen nominal pada balok kompak untuk kondisi batas atas Mp
untuk inelastik maka momen kritis untuk tekuk lateral (tabel 8.34)
𝜋 𝜋 .𝐸 2
𝑀𝑐𝑟 = 𝐶𝑏 . . √𝐸. 𝐼𝑦 . 𝐺. 𝐽 + ( ) . 𝐼𝑦 . 𝐼𝑤 ....... (2.7-1)
𝐿 𝐿
𝐽.𝐴
𝑀𝑐𝑟 = 2 . 𝐶𝑏 . 𝐸 . √𝐿 .........( 2.7-2)
⁄𝑟𝑦
12,5 . 𝑀𝑚𝑎𝑥
𝐶𝑏 = ≤ 2,3
2,5 . 𝑀𝑚𝑎𝑥 . + 3𝑀𝐴 + 4𝑀𝐵 + 3𝑀𝐶
Dengan :
𝐸
𝐿𝑝 = 1,76 . 𝑟𝑦 . √
𝑓𝑦
𝐼𝑦
𝑟𝑦 = √
𝐴
𝑓𝐿 = 𝑓𝑦 − 𝑓𝑟
𝑥1
𝐿𝑟 = 𝑟𝑦 . ( ) . √1 + √1 + 𝑥2 . 𝑓𝑙 2
𝑓𝐿
𝜋 𝐸. 𝐺. 𝐽. 𝐴
𝑥1 = .√
𝑆𝑥 2
𝑆𝑥 2 𝐼𝑤
𝑥2 = 4 . ( ) .
𝐺. 𝐽 𝐼𝑦
𝑏𝑓 .𝑡 3
J = 2 .( )
3
Iy h2
𝐼𝑤 = .
2 2
Keterangan :
berdekatan, mm.
𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 ..........( 2.8-1)
(𝐿 −𝐿)
𝑀𝑛 = 𝑐𝑏 [𝑀𝑟 + (𝑀𝑝 − 𝑀𝑟 ) (𝐿 𝑟− 𝐿 )] .........( 2.8-2)
𝑟 𝑝
f. Kuat Geser
Kuat geser pada badan pelat yang memikul gaya geser perlu (𝑉𝑢 )
harus memenuhi 𝑉𝑢 ≤ Ø 𝑉𝑛
Dengan,
8.8.2, N.
Kuat geser nominal (𝑉𝑛 ) pelat badan harus diambil seperti yang
memenuhi:
ℎ 𝑘𝑛 𝐸
( ) ≤ 1,10 √
𝑡𝑤 𝑓𝑦
5
𝑘𝑛 = 5 +
𝑎 2
( )
ℎ
ℎ
2) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel 𝑡𝑤
memenuhi:
𝑘𝑛 𝐸 ℎ 𝑘𝑛 𝐸
1,10 √ ≤ ( ) ≤ 1,37 √
𝑓𝑦 𝑡𝑤 𝑓𝑦
𝑘𝑛 𝐸 1
𝑉𝑛 = 0,6 𝑓𝑦 𝐴𝑤 [1,10 √ ] ℎ .......( 2.9-2.a)
𝑓𝑦 ( )
𝑡𝑤
Atau,
(1−𝐶𝑣 )
𝑉𝑛 = 0,6 𝑓𝑦 𝐴𝑤 [𝐶𝑣 + ] ........( 2.9-2b)
1,15 √1+(𝑎/ℎ)2
𝑘𝑛 𝐸
√𝑓
𝑦
Dengan, 𝐶𝑣 = 1,10 (ℎ/𝑡𝑤 )
ℎ
3) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel 𝑡𝑤
memenuhi:
𝑘𝑛 𝐸 ℎ
1,37 √ ≤( )
𝑓𝑦 𝑡𝑤
0,9 𝐴𝑤 𝑘𝑛 𝐸
𝑉𝑛 = (ℎ/𝑡𝑤 )2
.........( 2.9-3.a)
Atau,
(1−𝐶𝑣 )
𝑉𝑛 = 0,6 𝑓𝑦 𝐴𝑤 [𝐶𝑣 + ] .........( 2.9-3.b)
1,15 √1+(𝑎/ℎ)2
Dengan
𝑘𝑛 𝐸 1
𝐶𝑣 = 1,5
𝑓𝑦 (ℎ/𝑡𝑤 )2
g. Lendutan
5 𝑊 𝐿4
Untuk beban terbagi rata : 𝛥 = . .......( 2.10.1)
384 𝐸𝐼
1 𝑃 𝐿4
Untuk beban terpusat ditengah bentang : 𝛥 = . .......(2.10.2)
48 𝐸𝐼
Dimana,
W = 𝐷𝐿 + 𝐿𝐿
1) Metode Distribusi
Jika momen lentur dianggap dipikul hanya oleh pelat sayap dan
𝑀𝑢 ≤ Ø𝑀𝑓
𝑀𝑓 = 𝐴𝑓 . 𝑑𝑓 . 𝑓𝑦 ...........( 2.11)
Dengan,
sesuai
𝑀𝑢 𝑉𝑢
+ 0,625 ≤ 1,375 .........( 2.12)
Ø𝑀𝑛 Ø𝑉𝑛
𝑀𝑢𝑥
𝑀𝑢𝑥 ≤ 𝑀𝑛𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≤ 1,0
Ø𝑀𝑛𝑥
𝑀𝑢𝑦
≤ 1,0
Ø𝑀𝑛𝑦
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ≤ 1,0
Ø𝑀𝑛𝑥 Ø𝑀𝑛𝑦
3. Balok Kolom
𝑁𝑢 𝑁𝑢 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
Untuk < 0,2 maka + (Ø + ) ≤ 1,0
Ø𝑁𝑛 2Ø𝑁𝑛 𝑏 𝑀𝑛𝑥 Ø𝑏 𝑀𝑛𝑦
𝑁𝑢 𝑁 8 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
Untuk ≥ 0,2 maka Ø𝑁𝑢 + ( + ) ≤ 1,0
Ø𝑁𝑛 𝑛 9 Ø𝑏 𝑀𝑛𝑥 Ø𝑏 𝑀𝑛𝑦
Dengan,
𝜋 2 𝐸𝐴𝑔
𝑁𝑐𝑟 =
𝑘𝐿 2
(𝑟)
Dengan,
bergoyang.
sederhana.
𝑀
𝐶𝑚 = 0,6 − 0,4 (𝑀1 ) .........(2.13)
2
𝑀1
Rasio bernilai negatif untuk kelengkungan tunggal dan
𝑀2
1
𝛿𝑠 =
𝛥
1 − ∑𝑁𝑢 (𝐻.𝑜ℎ𝐿)
Atau,
1
𝛿𝑠 =
∑𝑁𝑢
1−
∑𝑁𝑐𝑟
Dengan,
ditinjau.
L = tinggi tingkat.
ℎ
Nilai banding 𝑡 , Akan lebih kritis jika h = H – (2.𝐶𝑥 )
𝑤
H
h 𝑡𝑤
sebagai berikut :
𝑁𝑢 1680 2,75.𝑁𝑢
Untuk < 0,125, 𝜆𝑝 = [1 − ]
Ø𝑏 .𝑁𝑦 √𝑓𝑦 Ø𝑏 .𝑁𝑦
𝑁𝑢 500 𝑁𝑢 665
Untuk > 0,125, 𝜆𝑝 = [2,33 − Ø ] >
Ø𝑏 .𝑁𝑦 √𝑓𝑦 𝑏 .𝑁𝑦 √𝑓𝑦
2550 0,74.𝑁𝑢
Untuk semua nilai, 𝜆𝑟 = [1 − ]
√𝑓𝑦 Ø𝑏 .𝑁𝑦