Anda di halaman 1dari 3

c  


 c
  

Menara Mesiniaga adalah bangunan yang digunakan sebagai basis IBM di kawasan Subang Jaya, Kuala
Lumpur kembali meraih penghargaan internasional. Kalau pada tahun lalu
memperoleh Aga Khan Award for Architecture maka pada akhir pekan lalu gedung itu mendapat Arcasia
Award.
Rancangan konsultan T.R. Hamzah & Yeang, Sdn.Bhd. berupa gedung 15 lantai seluas 12.345 m2 di
Kuala Lumpur, Malaysia
tersebut memenangkan penghargaan arsitektur terbaik se-Asia 1996 untuk kategori public amenity
buildings.

"Dengan pendekatan bioclimatic architecture, tingkat efisiensi gedung perkantoran ini 80%," ungkap
Kenneth Yeang kepada Bisnis.

OPTIMALISASI TEKNOLOGI

Klien itu menugaskan Yeang mendesain gedung yang memamerkan citra high tech sekaligus
memberikan suasana nyaman bagi karyawan.
Sebagai solusinya Yeang merancang inti bangunan [service core]-tangga, lift, toliet dan mekanikal,
elektrikal dan plumbing-di sisi yang
paling banyak menerima sengatan matahari yakni timur gedung.Namun yang paling menarik adalah
tampilnya dua 'taman di awan'
yang membelit bangunan bak spiral. Taman itu memberikan efek bayangan dan amat kontras dengan
permukaan dinding dari
aluminium dan baja.

Struktur bangunan dari rangka beton bertulang yang dilubangi dua jenis penangkis matahari, dinding baja
dan kaca, sejalan dengan
podium dan puncak gedung dari metal, mampu menghadirkan citra high tech.
Gedung jangkung itu memiliki tiga bagian struktur. Pertama, bagian 'kaki' dengan unsur panggung yang
hijau. Kedua, bagian 'badan'
dengan balkon- balkon taman berjenjang berbentuk spiral dan selubung kisi- kisi yang memberikan
bayangan pada ruang kantor.
Ketiga, bagian 'kepala' yang berisi fasilitas rekreasi yaitu kolam renang dan sun roof.
Yeang menyebut pendekatannya dengan "gedung jangkung bioklimatik" yang memberikan kontrol iklim
yang peka terhadap
hemat energi, termasuk di dalamnya penggunaan unsur hijau, pengudaraan dan pencahayaan alami
secara intensif.

Dia amat ulet dan konsisten meneliti bioclimatic architecture untuk rancangan gedung tinggi di daerah
beriklim tropis. Dan berbagai
penghargaan atas MM kian menggairahkannya melanjutkan penelitian yang langka itu.
Kepedulian Yeang dalam menggali gedung tinggi secara bioklimatik bertujuan untuk mengurangi biaya
bangunan dengan cara menekan
konsumsi energi dan mengembangkan keuntungan bagi pengguna dengan memberikan nilai-nilai
ekologis.
Dia percaya bahwa bangunan yang tanggap terhadap iklim adalah bangunan yang berhasil.
Komentar

Menurut arsitek Han Awal, Yeang menggali arsitektur tropis dengan suatu konsep integrasi dari
penggunaan tanaman dan ruang terbuka secara vertikal terhadap ruang kerja di gedung tinggi.
"Namun bagaimana kita hidup di alam bangunan tinggi, itu yang harus dijawab dahulu," urai dirut PT Han
Awal & Rekan.
Sebagai suatu eksperimen, Han memuji keuletan penelitian arsitektur tropis dan ekologis pada gedung
jangkung yang dilakukan
Yeang.

Meski penyesuaian terhadap iklim merupakan prioritas utama, keistimewaan rancangan MM ternyata
membuahkan kekontrasan
dengan lingkungannya.Artinya, lanjut Han, apakah nanti MM mampu menghadirkan suatu karakter kota
yang khas, masyarakatlah yang kelak
mengapresiasinya dan sejarah lah yang membuktikan itu.
Memang MM tidak dimaksudkan untuk segera menyatu dengan lingkungan fisiknya. Sekarang gedung ini
menjadi landmark dan
justru meningkatkan nilai tanah di sekitarnya. Ini suatu hal yang positif dilihat dari nilai ekonomi [tanah].
"Dengan pendekatan arsitektur tropis, Menara Mesiniaga mampu menjadi bangunan yang lebih murah
dan efisien ketimbang
bangunan umum lainnya," kata Budi Adelar Sukada, ketua Dewan Juri Arcasia Award 1996 kepada
Bisnis kemarin.
Komentar Budi menjadi menarik di tengah riuh rendah pembangunan gedung tinggi komersial yang kerap
didominasi pertimbangan
ekonomi. Artinya, dengan berkaca pada Menara Mesiniaga (MM) ternyata aspek ekonomi, teknologi dan
ekologi bisa dipertautkan.

Budi menjelaskan MM mampu menghemat energi melalui pendekatan arsitektur tropis. Apalagi didukung
penggunaan material
yang biasa dipakai untuk gedung tinggi misalnya struktur baja dan komponen ringan pembatas ruang.
Dengan cerdik arsitek Kenneth Yeang bereksperimen dalam cara penggunaannya melalui penempatan
bahan tersebut sebagai
penangkal sengatan panas dalam ukuran yang berbeda-beda danbentuk melengkung, sesuai pergerakan
matahari.
MM juga menjadi lebih efisien karena infrastruktur bangunan [service core] yang biasanya di tengah
bangunan ditarik ke tepi timur
sehingga ruang kerja bisa lebih leluasa dan gang untuk sirkulasi lebih sedikit, paparnya.

Zachri Zunaid, dirut PT Team 4 mengemukakan sebagai sebuah langgam arsitektur, karya Yeang
kelihatannya kurang mampu
bertahan lama. Karena, bentuknya terlalu dipengaruhi oleh pelbagai pertimbangan, sehingga sepintas
terlihat kaku dan kurang nikmat
dipandang.
"Saya kira gaya arsitektur tropis ala Ken Yeang ini tidak akan lama. Bila banyak gedung yang didesain
dengan pendekatan demikian,
tentu akan membosankan juga," ujar pemerhati arsitektur gedung tinggi ini.
Menurut Ken Yeang, tidak jadi soal arsitek lain meramalkan gaya arsitekturnya ibarat mode, yang tidak
abadi. "Saya akan terus-
menerus menggali arsitektur gedung tinggi dengan pendekatan bioclimatic," katanya sambil tertawa.

Yeang optimistis, pendekatan perancangan berdasarkan iklim itu akan merangsang pelbagai pemikiran
mengenai gedung jangkung,
yang pada akhirnya akan memunculkan genre baru bangunan yang dikenal sebagai "gedung tinggi
bioklimatik."

Optimisme Yeang barangkali ada benarnya. Paling tidak, Pemda DKI kini tengah mengkaji kemungkinan
diwajibkannya kehadiran
tanaman pada gedung tinggi untuk lebih mempedulikan aspek ekologi.
Pemikiran demikian, ungkap sumber Bisnis, muncul setelah melihat upaya yang dilakukan Ken Yeang
pada Menara Mesiniaga, yang
justru mengangkat ciri ketropisan suatu kawasan.

"Latihan penggalian arsitektur tropis seperti Yeang lakukan, sangat strategis di dalam nasib arsitektur
Indonesia. Kita harus menggali
terus kekhasan kita, sehingga mampu bersaing dalam kualitas," kata Han.

Ken Yeang boleh berbahagia karena memperoleh klien yang memberinya kesempatan bereksperimen
arsitektur tropis pada
gedung jangkung.
Tentu dengan dukungan apresiasi masyarakat, penggalian demikian dapat terus diupayakan. Namun bila
masyarakat tidak mempedulikan
hal itu, ya seperti iklan: mana sempat arsitek Indonesia seperti Yeang.
DAFTAR PUSTAKA · HWijaya dan Adolf Heuken SJ

O 
?

Anda mungkin juga menyukai