21-Article Text-47-1-10-20181003 PDF
21-Article Text-47-1-10-20181003 PDF
E-mail: ocha_melati@yahoo.co.id
Abstrak
Manifestasi pneumonia pada anak antara lain adanya peningkatan produksi sputum yang
kental dan sulit dikeluarkan. Salah satu terapi supportif yang diberikan adalah fisioterapi dada.
Fisioterapi dada diberikan untuk mengalirkan dan mengeluarkan sekresi yang ada di saluran
pernapasan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak fisioterapi dada terhadap
status pernapasan denyut nadi/ HR dan saturasi oksigen/ SaO2 anak balita pneumonia.
Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan pre test dan post test
without control. Metode sampling consecutif sampling, dengan 35 jumlah responden di
RSUD Koja dan RSUD Pasar Rebo Jakarta. Hasil analisis penelitian menunjukkan adanya
perbedaan sebelum dan sesudah intervensi pada HR dan SaO2 dengan signifikansi P = 0.001.
Hasil penelitian ini merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk menggunakan sampel
lebih banyak lagi dan menggunakan desain time series pada fisioterapi dada.
Abstract
Manifestations of pneumonia in children include an increase in the production of thick
sputum, and difficult to remove. One of the supportive therapy given is chest physiotherapy.
Chest physiotherapy is given to drain and remove secretions in the respiratory tract. The
purpose of this study was to description the effects of chest physiotherapy on respiratory
status heart rate/ HR and oksigen saturation/ SaO2 children pneumonia. Design research is a
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik – Volume 1 / Nomor 1 / Oktober 2018 41
quasi experimental with pre-test and post-test without control. Consecutive sampling method
of sampling, with 35 respondents in Koja Hospital and Pasar Rebo Hospital Jakarta. Results
of the analysis showed that there was a difference before and after intervention in HR and
SaO2 with significance P = 0.001. The results of this study recommends further research to
use more samples and using time series experimental design on the chest physiotherapy.
Jenis virus utama penyebab pneumonia Tujuan dari CPT adalah untuk melepas
adalah Respiratory Syncytial Virus/ RSV dan mengalirkan sekresi bronkial pada
(Hatipoglu, 2011; Esposito, 2012). saluran napas menggunakan gravitasi
Menurut Burns, Dunn, Blosser, Brady bumi, dengan memanipulasi dada bagian
dan Starr (2013), penyebab pnemonia eksternal. Menghilangkan sekresi dapat
adalah bakteri, virus, mycoplasma dilakukan dengan batuk, atau aspirasi
pneumonia dan chlamydia pneumonia, dengan kateter (Magnuson, 2000).
90% kejadian pneumonia disebabkan
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik – Volume 1 / Nomor 1 / Oktober 2018 43
Metode Penelitian Peneliti juga melakukan uji normalitas.
Penelitian kuantitatif dengan Hasil uji normalitas menunjukkan
menggunakan desain kuasi terdapat sebaran data normal pada HR
eksperimental. Penelitian kuasi ini setelah intervensi pengukuran pertama,
menggunakan pre test dan post test with dan sebelum serta sesudah intervensi
out control. pengambilan sampel dengan pengukuran kedua (p value > 0.05).
menggunakan consecutive sampling Sementara untuk pengukuran lainnya
yaitu pemilihan sampling berdasarkan memiliki sebaran data tidak normal.
semua objek yang datang dan sesuai
dengan kriteria penelitian yang Peneliti melakukan analisis univariat
dilakukan di dua rumah sakit yaitu terhadap data karakteristik responden
RSUD Koja dan RSUD Pasar Rebo. (seperti usia, status gizi dan status
Jumlah besar sampel yang digunakan pemberian ASI serta HR dan SaO2
pada penelitian ini adalah 35 anak. sebelum dan sesudah pengukuran).
Tidak ada sampel yang dropout dalam Analisis bivariat menggunakan uji
penelitian. statistik paired t-test untuk mengetahui
perbedaan HR sebelum dan sesudah
Alat pengumpul data yang digunakan intervensi pada pengukuran kedua.
dalam penelitian ini adalah (1) lembar Untuk pengukuran lainnya menggunakan
data karakteristik responden yang berisi uji statistik Wilcoxon. Tingkat kesalahan
tanggal pengambilan sampel, tanggal α =0,05 dan adanya hubungan yang
lahir/ usia anak, berat badan, tinggi signifikan apabila nilai p value < 0,05.
badan, status gizi dan status ASI; (2) Penelitian telah melalui uji etik dari
lembar hasil pengukuran; (3) Meteran; Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu
(4) timer untuk menghitung nadi dan laju Keperawatan UI.
pernapasan selama satu menit penuh; (5)
oksimetri untuk mengukur saturasi
oksigen responden.
Tabel 2 Hasil Analisis Perbedaan Rerata Perubahan Status Pernapasan HR dan SaO2
Sesudah Intervensi Pertama dan Sesudah Intervensi Kedua
Sesudah intervensi
Sesudah intervensi 2
Variabel n 1 P value
Mean SD Mean SD
HR 35 123.66 18.716 120.43 13.937 0.247
SaO2 35 92.31 8.457 96.51 2.639 0.002
Tabel 3 Hasil Analisis Perbedaan Rerata Perubahan Status Pernapasan HR dan SaO2
Sebelum Intervensi Pertama dan Sesudah Intervensi Pertama
Sesudah intervensi
Sebelum intervensi 1
Variabel n 1 P value
Mean SD Mean SD
HR 35 128.00 19.462 123.66 18.716 0.030
SaO2 35 91.66 8.616 92.31 8.457 0.255
Tabel 4 Hasil Analisis Perbedaan Rerata Perubahan Status Pernapasan HR dan SaO2
Sebelum Intervensi Kedua dan Sesudah Intervensi Kedua
Sesudah intervensi
Sebelum intervensi 2
Variabel n 2 P value
Mean SD Mean SD
HR 35 120.89 17.548 120.43 13.937 0.832
SaO2 35 93.77 6.193 96.51 2.639 0.001
Simpulan Saran
Berdasarkan hasil analisis perbedaan Fisioterapi dada sudah baik dilakukan di
antara rerata perubahan status pernapasan ruang rehabilitasi medik akan tetapi lebih
HR dan SaO2 sebelum intervensi dan baik lagi jika pemberiannya dilakukan
sesudah intervensi memiliki hasil yang secara rutin, tanpa menghentikan tindakan
bermakna dan signifikan dengan P value karena hari libur. Oleh karena itu
0.001. Fisioterapi dada memiliki hasil kerjasama dengan perawat sebagai
positif pada anak balita dengan pemberi pelayanan yang selalu ada selama
pneumonia. 24 jam perlu dilibatkan agar rutinitas
pemberian fisioterapi dada terjaga.
Fisioterapi dada sebagai terapi supportif Perawat hendaknya melakukan fisioterapi
memiliki dampak positif terhadap status dada di ruang perawatan sebagai
pernapasan anak balita, oleh karena itu kompetensi mandiri seorang perawat jika
hendaknya tindakan fisioterapi dada ini fisioterapis tidak datang ke ruang rawat
dapat dijadikan kebijakan rumah sakit. inap.
Kebijakan yang ada hendaknya
dilaksanakan secara rutin dan bila Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar
memungkinkan lebih dari satu kali setiap penelitian berikutnya untuk
harinya. Penelitian ini merupakan kajian mengeneralisasikan fisioterapi dada yang
ilmiah yang merupakan pengembangan paling tepat bagi balita. Beberapa
evidence based practice terhadap dampak pengukuran penelitian ini mendapatkan
fisioterapi dada dan status pernapasan HR, variabel yang kurang signifikan untuk itu
dan SaO2. Penelitian ini diharapkan perlu dilakukan penelitian dengan jumlah
menambah manfaat dan memperkaya sampel lebih besar lagi dan menggunakan
keilmuan akan ragam tindakan fisioterapi desain time series dengan menambahkan
dada sampai akhirnya ditemukan jenis suhu tubuh sebagai faktor perancu. Sekitar
fisioterapi dada yang paling tepat untuk 15% anak tertidur setelah fisioterapi dada,
balita. Penelitian ini dapat mempercepat untuk itu pada penelitian selanjutnya
proses penyembuhan anak dan dilakukan penelitian kualitas tidur anak
menurunkan morbiditas anak sehingga setelah fisioterapi.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik – Volume 1 / Nomor 1 / Oktober 2018 49
Kepustakaan newborns with acute viral
bronchiolitis. Gonçalves et al.
Alak A., Seabrook J. A., & Rieder M. J. International Archives of Medicine.
(2010) Variations in the http://www.intarchmed.com/conten
management of pneumonia in t/7/1/3.
pediatric emergency departments:
compliance with the guidelines. Hatipoglu N., et al. (2011). Viral etiology
Pediatric EM. London, CJEM in hospitalized children with acute
2010,12(6),514-9. lower respiratory tract infection.
The Turkish Journal of Pediatrics
Burns C. E., Dunn A. M., Brady M. A., 2011; 53: 508-516.
Blosser C. G., dan Starr N. B.
(2013). Pediatric primary care. 5 Indrayeni R. (2013). Dampak Fisioterapi
Edisi. Philladelphia: Elsevier Dada Terhadap Perubahan Status
Saunders. Pernapasan (Krissjansen
Respiratory Score, Saturasi
Enarson P. M., & Gie R. (2005). Oksigen Dan Denyut Nadi) Anak
Management of Pneumonia in the Balita Pneumonia Di RDUD Pasar
Child 2 to 59 Month of age. Int Rebo Dan RSUD Koja Jakarta.
Journal Lung Dis,9 (9), 959-963. FIK-UI. tesis
Esposito S., et. Al. (2012). Impact of Izadnegahdar R., Cohen A. L., Keith P. K.,
rhinoviruses on pediatric & Qazi S. A. (2013). Childhood
community-acquired pneumonia. pneumonia in developing countries.
Eur J Clin Microbiol Infect Dis Lancet Respir Med, 1: 574–84
31:1637–1645. DOI http://dx. doi.org/10.1016/ S2213-
10.1007/s10096-011-1487-4. 2600(13)70075-4.