Disusun oleh:
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
ABSTRACT
The process of growth is a thing that characterizes the development of living
beings. So is the rate of growth of the plant is very important to note. The process of
growth showed a change and can be expressed in the form of curves / diagram
growth. Many factors mepengaruhi growth of which are genetic factors for internal
and external factors consist of light, humidity, temperature, water, and hormones. To
prove the growth process both phases that occur in the process of growth and
determine the influence of external factors on the growth process was performed in
this lab that aims to measure the rate of growth of plants especially plant maize (Zea
mays) are destructive and non-destructive, this observation made on corn plants with
4 different treatment that is destructive fertilizers, nonpupuk destructive, non-
destructive and non-destructive nonpupuk fertilizer. Based on observations of plants
with fertilizers destructive treatment is better and faster growth than non destructive
plant fertilizer. This dikarenakandipengaruhi by several factors outside and inside
the corn crop fertilizer also affects the corn crop.
ABSTRAK
Proses pertumbuhan merupakan hal yang mencirikan suatu perkembangan
bagi makhluk hidup. Begitu juga laju pertumbuhan tanaman sangat penting
diperhatikan.Proses pertumbuhan menunjukkan suatu perubahan dan dapat
dinyatakan dalam bentuk kurva/diagram pertumbuhan..Banyak faktor yang
mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan
faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon.Untuk
membuktikan proses pertumbuhan baik fase-fase yang terjadi pada proses
pertumbuhan dan mengetahui pengaruh faktor-faktor luar terhadap proses
pertumbuhan dilakukanlah praktikum ini yang bertujuan untuk mengukur laju
tumbuh tumbuhan khusunya tumbuhan jagung ( Zea mays) secara destruktif dan non
destruktif, pengamatan ini dilakukan pada tumbuhan jagung dengan 4 perlakuan
berbeda yaitu destruktif pupuk, destruktif nonpupuk, nondestruktif pupuk dan
nondestruktif nonpupuk.Berdasarkan hasil pengamatan tumbuhan dengan perlakuan
destruktif pupuk lebih baik dan lebih cepat pertumbuhannya daripada tumbuhan
destruktif non pupuk.Hal ini dikarenakandipengaruhi oleh beberapa faktor luar
maupun dalam tanaman jagung tersebut pemberian pupuk juga sangat berpengaruh
terhadap tanaman jagung.
A. LATAR BELAKANG
Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi
penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan.
Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor
keturunan dan lingkungan. Sehubungan dengan itu maka kami melakukan percobaan
mengenai kurva sigmoid untuk mengamati laju tumbuh daun sejak embrio dalam biji
hingga daun mencapai ukuran tetap pada tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Pola pertumbuhan sepanjang suatu generasi secara khas dicirikan oleh suatu
fungsi pertumbuhan yang disebut kurva sigmoid. Jangka waktunya mungkin
bervariasi kurang dari beberapa hari sampai bertahun-tahun, tergantung pada
organisme tetapi pola kumpulan sigmoid tetap merupakan cirri semua organisme,
organ, jaringan, bahkan penyusun sel. Apabila massa tumbuhan, volume, luas daun,
tinggi atau penimbunan bahan kimia digambarkan dalam kurva berbernuk S atau
kurva sigmoid. Misalnya pertumbuhan kecambah, yang pertumbuhannya lambat
dinamakan fase eksponensial, fase ini relative pendek dalam tajuk budidaya.
Selanjutnya fase linear yaitu massa yang berlangsung cukup lama dan pertumbuhan
konstan. Fase yang terakhir adalah fase senescence, yaitu fase pematangan tumbuhan
atau fase penuaan.Fase pertumbuhan eksponensial juga menunjukkan sel
tunggal.Fase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan senderung
singkat, mengikuti nilai logaritmik dari volume tumbuhan.Pada fase linier,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum
selama beberapa waktu lamanya.Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan
yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju
tumbuh dibagian bawah.Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang
menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua
(Salisbury.F.B.1995).
Suatu pola pertumbuhan yang khas pada tanaman semusim dapat dibagi
dalam tiga fase pertumbuhan, yaitu:
2. Fase linier
B. DASAR TEORI
D. TUJUAN
1. Mengukur laju tumbuh tanaman jagung
2. Mengetahui pengertian dari kurva sigmoid
3. Mengetahui penyebab pertumbuha jagung terhambat
4. Menganalisis perbedaan kurva sigmoid pada desktruktif dan non desktruktif
5. Membahas hasil pengamatan yang diperoleh
6. Menganalisis perbedaan perlakuan pada desktruktif dan non desktruktif
BAB II METODOLOGI
Pada praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan kali ini tentang Kurva Sigmoid
Pertumbuhan. Praktikum ini dilaksanakan selama ± 2 bulan atau 7 minggu. Adapun
alat yang digunakan saat praktikum ini yaitu, pot, penggaris, oven, timbangan digital,
evaporimeter, thermometer, pensil, dan gunting. Kemudian bahan yang digunakan
adalah biji jagung (Zea mays), media tanam (tanah bakar dan pasir dengan
perbandingan 2 : 1), air, kertas aluminium foil, pupuk.
Langkah kerja pada praktikum ini yaitu pertama-tama siapkan semua media
tanah dan isi polibag dengan media tanah ini. Lalu berilah label pada setiap polibag.
Pilhlah biji jagung yang baik dan rendam sebelum ditanam. Tanamlah biji jagung
sebanyak 7 biji pada setiap polibag yang telah berisi media tanah dan siram. Letakkan
pot tersebut pada lapangan terbuka dan siram secukupnya. Cek pertumbuhan setiap
minggu dengan cara dekstruktif/ nondekstruktif. Ukurlan tinggi tanaman, luas daun
dan jumlah daun, berat basah dan berat kering dari bagian atas (batang dan daun) dan
bagian bawah akar setelah dibersihkan terlebih dahulu (ingat berat basah ditimbang
tanaman dalam keadaan tidak basah). Berat kering didaptkan dengan mengukur berat
tanaman yang telah dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC dimana berat tidak
berubah lagi (minimal 3 hari). Catat temperatur tanah dan udara, kelembaban relatif,
dan curah hujan setiap hari sebaagi data pendukung setiap hari. Buatlah tabel
pengamatan untuk pertumbuhan dan faktor iklim. Buat grafik rerata dari pertumbuhan
tanaman dan faktor iklim dengan waktu sebagai absisa. Buat estimasi pertumbuhan
dengan regresi.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Tinggi Tanaman
68
66
64
Destruktif Pupuk
62
Destruktif Nonpupuk
60
Nondestruktif Pupuk
58 Nondestruktif Nonpupuk
56
54
Rata-rata
Jumlah Daun
6.8
6.6
6.4
Destruktif Pupuk
6.2
Destruktif Nonpupuk
6
Nondestruktif Pupuk
5.8 Nondestruktif Nonpupuk
5.6
5.4
Rata-rata
Luas Daun
60
50
40 Destruktif Pupuk
30 Destruktif Nonpupuk
Nondestruktif Pupuk
20
Nondestruktif Nonpupuk
10
0
Rata-rata
4 Destruktif Nonpupuk
3 Nondestruktif Pupuk
2 Nondestruktif Nonpupuk
1
0
Rata-rata
Berat Kering Akar
3
2.5
2 Destruktif Pupuk
0
Rata-rata
20
Destruktif Pupuk
15
Destruktif Nonpupuk
10 Nondestruktif Pupuk
Nondestruktif Nonpupuk
5
0
Rata-rata
Berat Kering Batang & Daun
10
9
8
7
Destruktif Pupuk
6
5 Destruktif Nonpupuk
4 Nondestruktif Pupuk
3
Nondestruktif Nonpupuk
2
1
0
Rata-rata
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan kali ini tentang Kurva
Sigmoid Pertumbuhan. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengukur laju tumbuh tanaman jagung.Percobaan kurva sigmoid
pertumbuhan ini menggunakan jagung (Zea mays). Laju pertumbuhan jagung
nantinya akan digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat
dan waktu pada absis maka grafik tersebut a kan membentuk suatu kurva
berbentuk S yang disebut kurva sigmoid. Kurva sigmoid hanya dapat berlaku
bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagian atau sel-selnya, dan jagung memenuhi
syarat itu.Dilakukan 2 macam perlakuan pada pengamatan laju
pertumbuhannya yakni dengan cara nondekstruktif dan destruktif.
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu media
tanah yang telah disiapkan diisi ke dalam pot, setiap pot diberi label.
Sementara biji jagung yang hendak ditanam direndam terlebih dahulu agar
proses perkecambahannya lebih cepat. Biji jagung ditanam sebanyak 7 biji
pada setiap pot yang telah berisi media tanah. Kemudian disiram secukupnya.
Pot tersebut diletakkan pada lapangan terbuka. Pertumbuhan dicek setiap
minggu dengan cara destruktif / nondestruktif. Diukur tinggi tanaman, luas
daun, jumlah daun, berat basah,berat kering dari bagian atas (batang dan
daun) dan bagian bawah akar setelah dibersihkan terlebih dahulu. Berat kering
didapatkan dengan menimbang berat tanaman yang telah dikeringkan dengan
oven pada suhu 80ᵒC dimana berat tidak berubah lagi minimal 3 hari. Dicatat
temperatur tanah dan udara, kelembaban relatif dan curah hujan sebagai data
pendukung setiap hari. Dibuat tabel pengamatan untuk pertumbuhan dan
faktor iklim. Setelah pengamatan selesai, dibuat grafik rerata dari
pertumbuhan tanaman dan faktor iklim dengan waktu sebagai absisa. Estimasi
pertumbuhan dibuat dengan regresi.
Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut
waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik,
dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan
suatu kurva berbentuk huruf S atau kurva sigmoid.Kurva pertumbuhan
berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan
setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun
bertahunan, Pada fase logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial
sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt) lambat
pada awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus
dengan organisme, semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh.
Perlakuan kelompok destruktif lebih cepat daripada kelompok non
destruktif karena pada saat pencabutan tanaman pada perlakuan destruktif
membuat tanaman yang lainnya lebih cepat tumbuh dibandingkan
pertumbuhan tanaman secara nondestruktif. Hal ini dikarenakan saat tanaman
dicabut dari pot, maka akan mengurangi persaingan tanaman dalam menyerap
zat hara yang ada dalam pot. Jagung yang diberi pupuk memiliki tinggi
tanaman lebih tinggi dan batang yang lebih kokok dibandingkan dengan
tanaman yang tidak diberi pupuk. karena pupuk memberikan tambahan nutrisi
bagi tanaman untuk mengalami pertumbuhan.
KESIMPULAN
Avery, George S., Jr. 1937. The Growth Hormones Found in Plants. The Ohio
Journal of Science.2(1): 317-332.
Balia, Perwatasari., dkk. 2012. Pengaruh Media Tanam Dan Nutrisi Pertumbuhan
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L)
Dengan Sistem Hidroponik.Agrovigor. 5(1): 236-241
Budi, Mikael Adri S. 2009.Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan 4 Efektif
Organisme (EM4) pada Pertumbuhan Fase Vegetatif Tanaman Jagung (Zea
mays).Jurnal FORMAS ISSN I. 2(3): 13-22
Beltagi, M Salah. 2008. Molecular Responses of Bt Transgenic Corn (Zea Mays L.)
Plans to Salt (Nacl) Stress.Australian Journal of Crop Science.2(2):57-63
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross, 1995.Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Tjitrosomosomo, G. 1999. Botani umum 2.Angkasa : BandungUGM Press.
Elkawakib, dkk. 2008. Pertumbuhan dan Pembungaan Krisan pada Berbagai
Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Paclobuctrazol. Jurnal Agrioigor.
7(2)
Sujarwati,dkk.2004. Perkecambahan dan Pertumbuhan Palem Jepang akibat
PerendamanBiji dalam Lumpur. Jurnal Natur Indonesia. 6(2): 173-180
Ting, I.P., 1987. Plant Physiology.California : Addision- Wesley Publishing
Company.