Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

KURVA SIGMOID PERTUMBUHAN

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

1. DICKY ARJUNA (F1071171033)


2. SYAVIRA INDRIANI (F1071171035)
3. MUSTIKA SARI (F1071171036)
4. EKA ADHA APRILIANI (F1071171038)
5. NATALIA WULAN SARI (F1071171054)
6. ADE PUTRA (F1071171058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2019
ABSTRACT
The process of growth is a thing that characterizes the development of living
beings. So is the rate of growth of the plant is very important to note. The process of
growth showed a change and can be expressed in the form of curves / diagram
growth. Many factors mepengaruhi growth of which are genetic factors for internal
and external factors consist of light, humidity, temperature, water, and hormones. To
prove the growth process both phases that occur in the process of growth and
determine the influence of external factors on the growth process was performed in
this lab that aims to measure the rate of growth of plants especially plant maize (Zea
mays) are destructive and non-destructive, this observation made on corn plants with
4 different treatment that is destructive fertilizers, nonpupuk destructive, non-
destructive and non-destructive nonpupuk fertilizer. Based on observations of plants
with fertilizers destructive treatment is better and faster growth than non destructive
plant fertilizer. This dikarenakandipengaruhi by several factors outside and inside
the corn crop fertilizer also affects the corn crop.

Keywords: Destructive, growth factors, growth phases, sigmoid curve, non


destructive

ABSTRAK
Proses pertumbuhan merupakan hal yang mencirikan suatu perkembangan
bagi makhluk hidup. Begitu juga laju pertumbuhan tanaman sangat penting
diperhatikan.Proses pertumbuhan menunjukkan suatu perubahan dan dapat
dinyatakan dalam bentuk kurva/diagram pertumbuhan..Banyak faktor yang
mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan
faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon.Untuk
membuktikan proses pertumbuhan baik fase-fase yang terjadi pada proses
pertumbuhan dan mengetahui pengaruh faktor-faktor luar terhadap proses
pertumbuhan dilakukanlah praktikum ini yang bertujuan untuk mengukur laju
tumbuh tumbuhan khusunya tumbuhan jagung ( Zea mays) secara destruktif dan non
destruktif, pengamatan ini dilakukan pada tumbuhan jagung dengan 4 perlakuan
berbeda yaitu destruktif pupuk, destruktif nonpupuk, nondestruktif pupuk dan
nondestruktif nonpupuk.Berdasarkan hasil pengamatan tumbuhan dengan perlakuan
destruktif pupuk lebih baik dan lebih cepat pertumbuhannya daripada tumbuhan
destruktif non pupuk.Hal ini dikarenakandipengaruhi oleh beberapa faktor luar
maupun dalam tanaman jagung tersebut pemberian pupuk juga sangat berpengaruh
terhadap tanaman jagung.

Kata Kunci:Destruktif, faktor-faktor pertumbuhan, fase-fase pertumbuhan, kurva


sigmoid, , non destruktif
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Selama siklus hidup, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan dan


perkembangan. Pertumbuhan merupakan penambahan bobot dan volume atau ukuran
tumbuhan karena adanya penambahan unsur – unsur struktural yang
baru.Pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan dimulai dari
perkecambahan biji dan dilanjutkan dengan memasuki fase pertumbuhan juvenile
yang berakhir pada fase maturasi, selanjutnya diikuti dengan senesensi.Beberapa cara
tersedia dalam pendekatan pada sistem seperti sistem tanaman dengan produk
biomassa yang meningkat secara sigmoid dengan waktu untuk mendapatkan faktor-
faktor dan proses hipotetik. Menerapkan fenomena yang sudah dikenal cukup baik
kepada suatu sistem yang sedang dipelajari merupakan suatu pendekatan yang
umumdilakukan. Pada suatu waktu, distribusi zat dalam setiap tempat dalam ruangan
akan menunjukkan hubungan yang berbentuk sigmoid.

Proses pertumbuhan merupakan hal yang mencirikan suatu perkembangan


bagi makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dalam proses
pertumbuhan terjadi penambahan dan perubahan volume sel secara signifikan seiring
dengan berjalannya waktu dan bertambahnya umur tanaman. Proses pertumbuhan
menunjukkan suatu perubahan dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva atau
diagram pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian
berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh
menurun. Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan
terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman
kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di
dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh
kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan.

Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi
penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan.
Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor
keturunan dan lingkungan. Sehubungan dengan itu maka kami melakukan percobaan
mengenai kurva sigmoid untuk mengamati laju tumbuh daun sejak embrio dalam biji
hingga daun mencapai ukuran tetap pada tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus).

Pola pertumbuhan sepanjang suatu generasi secara khas dicirikan oleh suatu
fungsi pertumbuhan yang disebut kurva sigmoid. Jangka waktunya mungkin
bervariasi kurang dari beberapa hari sampai bertahun-tahun, tergantung pada
organisme tetapi pola kumpulan sigmoid tetap merupakan cirri semua organisme,
organ, jaringan, bahkan penyusun sel. Apabila massa tumbuhan, volume, luas daun,
tinggi atau penimbunan bahan kimia digambarkan dalam kurva berbernuk S atau
kurva sigmoid. Misalnya pertumbuhan kecambah, yang pertumbuhannya lambat
dinamakan fase eksponensial, fase ini relative pendek dalam tajuk budidaya.
Selanjutnya fase linear yaitu massa yang berlangsung cukup lama dan pertumbuhan
konstan. Fase yang terakhir adalah fase senescence, yaitu fase pematangan tumbuhan
atau fase penuaan.Fase pertumbuhan eksponensial juga menunjukkan sel
tunggal.Fase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan senderung
singkat, mengikuti nilai logaritmik dari volume tumbuhan.Pada fase linier,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum
selama beberapa waktu lamanya.Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan
yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju
tumbuh dibagian bawah.Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang
menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua
(Salisbury.F.B.1995).
Suatu pola pertumbuhan yang khas pada tanaman semusim dapat dibagi
dalam tiga fase pertumbuhan, yaitu:

1. Fase logaritmik atau fase eksponsi

2. Fase linier

3. Fase penurunan kadar cepat pertumbuhan yang disebut penuaan.

Pertumbuhan pada tingkat sel, proses pertumbuhan menggunakan substrat senyawa-


senyawa organik seperti asam aminodan karbohidrat untuk menghasilkan bahan-
bahan sel, pada tingkat tanaman substrat dapat dibatasi pada bahan anorganik dan
unsur lain yang diambil tanaman dari lingkungannya seperti karbondioksida, unsur
hara, air dan radiasi sinar matahari yang diolah menjadi bahan organik (Fitter. 1981).
Percobaan ini dilakukan untuk mengukur laju pertumbuhan tanaman jagung dengan
beberapa perlakuan, yaitu dengan cara dekstruktif dan nondestruktif. Laju
pertumbuhan akan dibandingkan dari hasil pertumbuhan pada tanaman destruktif
dengan tanaman non destruktif.

B. DASAR TEORI

Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak


dapat balik) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel; dapat pula
disebabkan keduanya. Pertumbuhan dapat di ukur dan dinyatakan secara kuantitatif,
contohnya pertumbuhan batang tanaman dapat diukur dengan busur pertumbuhan
atau auksanometer.Perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur
dan fungsi tertentu.Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat
dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan (Ting, 1987).
Teorinya, semua ciri pertumbuhan bisa diukur, tapi ada dua macam
pengukuran yang lazim digunakan untuk mengukur pertambahan volume atau massa.
Yang paling umum, pertumbuhan berarti pertambahan ukuran.Karena organisme
multisel tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga
dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan.Pada banyak
kajian, pertumbuhan perlu diukur. Pertambahan volume (ukuran) sering ditentukan
denagn cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang (misalnya,
tinggi batang) atau luas (misalnya, diameter batang), atau luas (misalnya, luas daun).
Pengukuran volume, misalnya dengan cara pemindahan air, bersifat tidak merusak,
sehingga tumbuhan yang sama dapat diukur berulang-ulang pada waktu yang berbeda
(Salisbury, 1995).
Salinitas tanah, salah satu tekanan abiotik utama yang mengurangi
produktivitas pertanian, memengaruhi wilayah daratan besar di dunia. Efek merusak
dari akumulasi garam di tanah pertanian telah mempengaruhi peradaban kuno dan
modern. Diperkirakan bahwa 20% dari lahan irigasi di dunia saat ini dipengaruhi oleh
salinitas. Pengurangan pertumbuhan dan hasil tentu merupakan respons fisiologis
yang paling mencolok dari tanaman terhadap garam berlebihan di media (Beltagi,
2008).

Salinitas tanah, salah satu cekaman abiotik utama mengurangi produktivitas


pertanian, mempengaruhi daerah terestrial besar dunia.Efek merusak dari akumulasi
garam dalam tanah pertanian telah mempengaruhi peradaban kuno dan
modern.Diperkirakan bahwa 20% dari lahan irigasi di dunia saat ini dipengaruhi oleh
salinitas.Penurunan pertumbuhan dan hasil yang pasti respons fisiologis yang paling
mencolok dari tanaman untuk garam yang berlebihan di media.Banyak faktor yang
mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan
faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses
perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor
yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh
hormon auxin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan
tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat
peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat
yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh
hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan
tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Sujarwati, 2004).
Singkatnya, teori hormon pertumbuhan adalah ini: Dengan asumsi persediaan
makanan dan air yang memadai, pertumbuhan akan berlangsung hanya jika hormon
pertumbuhan, atau auksin (sebagaimana diketahui juga) ada. Tanpa auksin, tidak ada
pertumbuhan yang terjadi. Kehadiran auksin dalam jumlah kecil meningkatkan
peregangan sel (elongasi) ke arah sumbu panjang organ seperti tangkai daun, atau
batang, karenanya auksin dapat dianggap sebagai mendorong pertumbuhan
terpolarisasi — pertumbuhan panjang yang lebih besar daripada pertumbuhan di arah
lain mana pun. . Untuk saat ini, setidaknya, pernyataan ini harus dibatasi untuk
bagian udara, atau pucuk, tanaman(Avery,1937).

Teori hormon pertumbuhan adalah: Dengan asumsi cukup pasokan makanan


dan air, pertumbuhan akan terus hanya jika hormon pertumbuhan, atau auksin
(seperti yang dikenal juga) hadir. Tanpa auksin, tidak ada pertumbuhan terjadi.
Kehadiran auksin dalam jumlah menit mempromosikan sel peregangan (elongasi) di
arah sumbu panjang organ seperti tangkai daun, atau batang, maka auksin dapat
dianggap sebagai mempromosikan terpolarisasi pertumbuhan pertumbuhan yang
lebih besar dalam panjang daripada di arah lain. Untuk saat ini, setidaknya,
pernyataan ini harus dibatasi bagian udara, atau tunas, tanaman. (Balia, 2012).
Syarat tumbuh tanaman jagung manis cukup baik terhadap iklim bebas bunga
es, dan ditanam hingga lintang sejauh 50º dari khatulistiwa. Namun jagung manis
tidak beradaptasi dengan baik pada kondisi tropika basah). Tanaman jagung ini
menghendaki penyinaran matahari yang penuh. Di tempat-tempat yang teduh,
pertumbuhan jagung akan merana dan tidak mau membentuk buah.Umumnya
tanaman jagung memiliki daya adaptasi yang baik di daerah tropis, seperti di
Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai ke dataran tinggi. Tanaman jagaung hampir selalu ditanam langsung, benih
ditanam dengan beda aman 3-5 cm. jarak tanam rata-rata jagung manis umumnya 21-
25 cm dalam barisan dan 75-90 cm antarbarisan (Budi. 2009)
Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling sering dijumpai
khususnya pada tanaman setahun adalah biomassa tanaman yang menunjukkan
pertambahan mengikuti bentuk S dengan waktu, yang dikenal dengan model
sigmoid.Biomassa tanaman mula-mula (pada awal pertumbuhan) meningkat perlahan,
kemudian cepat dan akhirnya perlahan sampai konstan dengan pertambahan umur
tanaman.Liku demikian dapat simetris, yaitu setengah bagian pangkal sebanding
dengan setengah bagian ujung jika titik belok terletak diantara dua asimtot.Bentuk
kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat
terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan.Ukuran akhir, rupa dan
bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan
lingkungan (Tjitrosomo, 1999).
Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh
banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun
maupun bertahunan, Pada fase logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial
sejalan dengan waktu (t).Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt) lambat pada
awalnya.Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan organisme,
semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh. Fase pertumbuhan logaritmik
juga menunjukkan sel tunggal.Fase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh secara
lambat dan cenderung singkat.Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung
secara konstan, biasanya pada waktu maksimum selama beberapa waktu
lamanya.Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian
atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh dibagian
bawah.Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat
tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Elkawakib, 2008).
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan percobaan kurva
sigmoid pertumbuhan?
2. Bagaimana hasil pengamatan yang diperoleh?
3. Kenapa perlakuan kelompok dekstruktif lebih cepat dari pada non
dekstruktif?
4. Apa penyebab pertumbuhan jagung terhambat?
5. Bagaimana bentuk kurva pertumbuhan sigmoid pada hasil pengamatan
6. Bagaimana grafik dari pengamatan?
7. Bahaslah grafik yang dicantumkan!
8. Apa itu pengertian kurva sigmoid?
9. Kenapa kurva sigmoid pada dekstruktif lebih tinggi dibandingkan non
dekstruktif

D. TUJUAN
1. Mengukur laju tumbuh tanaman jagung
2. Mengetahui pengertian dari kurva sigmoid
3. Mengetahui penyebab pertumbuha jagung terhambat
4. Menganalisis perbedaan kurva sigmoid pada desktruktif dan non desktruktif
5. Membahas hasil pengamatan yang diperoleh
6. Menganalisis perbedaan perlakuan pada desktruktif dan non desktruktif
BAB II METODOLOGI
Pada praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan kali ini tentang Kurva Sigmoid
Pertumbuhan. Praktikum ini dilaksanakan selama ± 2 bulan atau 7 minggu. Adapun
alat yang digunakan saat praktikum ini yaitu, pot, penggaris, oven, timbangan digital,
evaporimeter, thermometer, pensil, dan gunting. Kemudian bahan yang digunakan
adalah biji jagung (Zea mays), media tanam (tanah bakar dan pasir dengan
perbandingan 2 : 1), air, kertas aluminium foil, pupuk.
Langkah kerja pada praktikum ini yaitu pertama-tama siapkan semua media
tanah dan isi polibag dengan media tanah ini. Lalu berilah label pada setiap polibag.
Pilhlah biji jagung yang baik dan rendam sebelum ditanam. Tanamlah biji jagung
sebanyak 7 biji pada setiap polibag yang telah berisi media tanah dan siram. Letakkan
pot tersebut pada lapangan terbuka dan siram secukupnya. Cek pertumbuhan setiap
minggu dengan cara dekstruktif/ nondekstruktif. Ukurlan tinggi tanaman, luas daun
dan jumlah daun, berat basah dan berat kering dari bagian atas (batang dan daun) dan
bagian bawah akar setelah dibersihkan terlebih dahulu (ingat berat basah ditimbang
tanaman dalam keadaan tidak basah). Berat kering didaptkan dengan mengukur berat
tanaman yang telah dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC dimana berat tidak
berubah lagi (minimal 3 hari). Catat temperatur tanah dan udara, kelembaban relatif,
dan curah hujan setiap hari sebaagi data pendukung setiap hari. Buatlah tabel
pengamatan untuk pertumbuhan dan faktor iklim. Buat grafik rerata dari pertumbuhan
tanaman dan faktor iklim dengan waktu sebagai absisa. Buat estimasi pertumbuhan
dengan regresi.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Tinggi Tanaman
68
66
64
Destruktif Pupuk
62
Destruktif Nonpupuk
60
Nondestruktif Pupuk
58 Nondestruktif Nonpupuk
56
54
Rata-rata

Jumlah Daun
6.8
6.6
6.4
Destruktif Pupuk
6.2
Destruktif Nonpupuk
6
Nondestruktif Pupuk
5.8 Nondestruktif Nonpupuk
5.6
5.4
Rata-rata
Luas Daun
60

50

40 Destruktif Pupuk

30 Destruktif Nonpupuk
Nondestruktif Pupuk
20
Nondestruktif Nonpupuk
10

0
Rata-rata

Berat Basah Akar


8
7
6
5 Destruktif Pupuk

4 Destruktif Nonpupuk
3 Nondestruktif Pupuk
2 Nondestruktif Nonpupuk
1
0
Rata-rata
Berat Kering Akar
3

2.5

2 Destruktif Pupuk

1.5 Destruktif Nonpupuk


Nondestruktif Pupuk
1
Nondestruktif Nonpupuk
0.5

0
Rata-rata

Berat Basah Batang & Daun


25

20

Destruktif Pupuk
15
Destruktif Nonpupuk
10 Nondestruktif Pupuk
Nondestruktif Nonpupuk
5

0
Rata-rata
Berat Kering Batang & Daun
10
9
8
7
Destruktif Pupuk
6
5 Destruktif Nonpupuk
4 Nondestruktif Pupuk
3
Nondestruktif Nonpupuk
2
1
0
Rata-rata

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan kali ini tentang Kurva
Sigmoid Pertumbuhan. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengukur laju tumbuh tanaman jagung.Percobaan kurva sigmoid
pertumbuhan ini menggunakan jagung (Zea mays). Laju pertumbuhan jagung
nantinya akan digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat
dan waktu pada absis maka grafik tersebut a kan membentuk suatu kurva
berbentuk S yang disebut kurva sigmoid. Kurva sigmoid hanya dapat berlaku
bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagian atau sel-selnya, dan jagung memenuhi
syarat itu.Dilakukan 2 macam perlakuan pada pengamatan laju
pertumbuhannya yakni dengan cara nondekstruktif dan destruktif.
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu media
tanah yang telah disiapkan diisi ke dalam pot, setiap pot diberi label.
Sementara biji jagung yang hendak ditanam direndam terlebih dahulu agar
proses perkecambahannya lebih cepat. Biji jagung ditanam sebanyak 7 biji
pada setiap pot yang telah berisi media tanah. Kemudian disiram secukupnya.
Pot tersebut diletakkan pada lapangan terbuka. Pertumbuhan dicek setiap
minggu dengan cara destruktif / nondestruktif. Diukur tinggi tanaman, luas
daun, jumlah daun, berat basah,berat kering dari bagian atas (batang dan
daun) dan bagian bawah akar setelah dibersihkan terlebih dahulu. Berat kering
didapatkan dengan menimbang berat tanaman yang telah dikeringkan dengan
oven pada suhu 80ᵒC dimana berat tidak berubah lagi minimal 3 hari. Dicatat
temperatur tanah dan udara, kelembaban relatif dan curah hujan sebagai data
pendukung setiap hari. Dibuat tabel pengamatan untuk pertumbuhan dan
faktor iklim. Setelah pengamatan selesai, dibuat grafik rerata dari
pertumbuhan tanaman dan faktor iklim dengan waktu sebagai absisa. Estimasi
pertumbuhan dibuat dengan regresi.
Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut
waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik,
dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan
suatu kurva berbentuk huruf S atau kurva sigmoid.Kurva pertumbuhan
berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan
setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun
bertahunan, Pada fase logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial
sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt) lambat
pada awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus
dengan organisme, semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh.
Perlakuan kelompok destruktif lebih cepat daripada kelompok non
destruktif karena pada saat pencabutan tanaman pada perlakuan destruktif
membuat tanaman yang lainnya lebih cepat tumbuh dibandingkan
pertumbuhan tanaman secara nondestruktif. Hal ini dikarenakan saat tanaman
dicabut dari pot, maka akan mengurangi persaingan tanaman dalam menyerap
zat hara yang ada dalam pot. Jagung yang diberi pupuk memiliki tinggi
tanaman lebih tinggi dan batang yang lebih kokok dibandingkan dengan
tanaman yang tidak diberi pupuk. karena pupuk memberikan tambahan nutrisi
bagi tanaman untuk mengalami pertumbuhan.
KESIMPULAN

Perlakuan tanaman jagung dibagi menjadi 4 yaitu perlakuan destruktif pupuk,


destruktif nonpupuk, nondestruktif pupuk dan nondestruktif nonpupuk.Pertumbuhan
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan baik faktor dari luar maupun
faktor dari dalam tumbuhan tersebut.Faktor luar yang berpengaruhi antara lain
pemberian nutrisi tambahan berupa pupuk, suhu tanah, suhu udara, evaporasi,
kelembaban, Dry and Wet, dan curah hujan. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa
tanaman dengan perlakuan destruktif pupuk dan nondekstruktif pupuk mengalami
pertumbuhan yang lebih baik dan cepat daripada tanaman dengan perlakuan
dekstruktif nonpupuk dan non derstruktif non pupuk. Pengamatan ini juga
memperlihatkan terjadinya fase awal, fase optimal (linear, dan fase penuaan dalam
proses pertumbuhan yang terlihat melalui pembentukan kurva sigmoid, selain itu dari
pengamatan juga memperlihatkan adanyan fase vegetatif dan fase generatif pada
tumbuhan khususnya tumbuhan jagung ( Zea mays).
DAFTAR PUSTAKA

Avery, George S., Jr. 1937. The Growth Hormones Found in Plants. The Ohio
Journal of Science.2(1): 317-332.
Balia, Perwatasari., dkk. 2012. Pengaruh Media Tanam Dan Nutrisi Pertumbuhan
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L)
Dengan Sistem Hidroponik.Agrovigor. 5(1): 236-241
Budi, Mikael Adri S. 2009.Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan 4 Efektif
Organisme (EM4) pada Pertumbuhan Fase Vegetatif Tanaman Jagung (Zea
mays).Jurnal FORMAS ISSN I. 2(3): 13-22

Beltagi, M Salah. 2008. Molecular Responses of Bt Transgenic Corn (Zea Mays L.)
Plans to Salt (Nacl) Stress.Australian Journal of Crop Science.2(2):57-63
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross, 1995.Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Tjitrosomosomo, G. 1999. Botani umum 2.Angkasa : BandungUGM Press.
Elkawakib, dkk. 2008. Pertumbuhan dan Pembungaan Krisan pada Berbagai
Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Paclobuctrazol. Jurnal Agrioigor.
7(2)
Sujarwati,dkk.2004. Perkecambahan dan Pertumbuhan Palem Jepang akibat
PerendamanBiji dalam Lumpur. Jurnal Natur Indonesia. 6(2): 173-180
Ting, I.P., 1987. Plant Physiology.California : Addision- Wesley Publishing
Company.

Anda mungkin juga menyukai