Makalah Penyediaan Air Bersih Studi Perm
Makalah Penyediaan Air Bersih Studi Perm
JAKARTA
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Viona Reza Maulinda
152110101125
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya, penulis
mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi, namun penyusun menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan ibu Rahayu Sri
Pujiati, S.KM., M.Kes., ibu Anita Dewi Moelyaningrum, S.KM., M.Kes., ibu
Ellyke, S.KM., M.Kes., dan ibu Prehatin Trirahayu Ningrum, S.KM., M.Kes.
selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Jember. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penulis meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
TOPIK PERMASALAHAN...............................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................6
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
Jika hal ini tidak segera diatasi tentunya menyebabkan permasalahan
krisis air yang berkepanjangan yang akan berdampak pada kesehatan lingkungan
di Jakarta. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini dengan mengangkat
topik permasalahan krisis air di Jakarta untuk tujuan membahas penyebab –
penyebab terjadinya krisis air di Jakarta serta alternatif pemecahan
permasalahannya.
2
TOPIK PERMASALAHAN
3
itu seperti membangun waduk dan membuat sistem pembagian 13 sungai di
Jakarta.
Fakta lain juga diungkapkan oleh Direktur Utama PAM Jaya, Erlan
Hidayat bahwa selama ini pasokan air bersih untuk warga disuplai dari Waduk
Jatiluhur sebesar 81% dan sisanya diambil dari Sungai Cisadane sebanyak 15%
dan sungai lainnya yang ada di Jakarta. Menurutnya kebutuhan air di Jakarta
diperkirakan 27.443 liter per detik pada 2019 dan yang tersedia hanya 18.000 liter
per detik.
4
Sementara itu, Praktisi Bidang Bioteknologi Lingkungan, Firdaus Ali
mengatakan sebanyak 97% air disuplai dari luar dan rentan terhadap gangguan
pasokan. Jika kebutuhan air bersih sulit akibatnya masyarakat terpaksa
mengonsumsi air tanah dangkal yang saat ini sudah tercemar. Sementara air taah
dalam sudah dalam kondisi kritis dan memicu permukaan tanah turun. “Jakarta,
kota dengan permukaan air tanah turun tertinggi di dunia. Bukan tidak mungkin
jika terus dibiarkan, Jakarta akan tenggelam,” ujar Firdaus.
Dengan kondisi tersebut sudah seharusnya semua pihak harus turun tangan
dan peduli pada keberlangsungan air di masa depan. Tidak hanya mengandalkan
pemerintah, masyarakat juga harus melakukan berbagai upaya seperti hemat air,
simpan air dan jaga air mulai sekarang demi kelestarian air yang tetap terjaga di
masa depan. (Rini Harumi)
Sumber:http://www.ampl.or.id/read_article/hari-air-sedunia-jakarta-hadapi-
krisis-air-perkotaan/38153
5
BAB 2 PEMBAHASAN
6
kesehatan masyarakat (Said, tt). Hal ini sesuai dengan kondisi kota DKI Jakarta
pada saat ini yang padat penduduk karena urbanisasi yang tidak terkontrol,
banyaknya bangunan – bangunan industri dan gedung - gedung pencakar langit
Menurut Firdaus Ali, anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi DKI
Jakarta, ada beberapa factor yang meyebabkan krisis air bersih di Jakarta.
Pertama, pasokan air baku berkurang. Selama ini suplai air baku Jakarta sebesar
97,8% dari luar wilayah DKI Jakarta, yaitu dari Waduk Jatiluhur dan Kali
Cisadane. DKI Jakarta hanya memiliki ketahanan air baku 2,2% yang menurut
Firdaus angka ini adalah yang terburuk di Asia. Kedua, tingkat kebocoran air
(nonrevenue water/NRW) yang masih tinggi yaitu 43%. Ketiga, persoalan tarif air
yang tinggi dan terakhir telah terjadi kesalahan dalam pengelolaan air sehingga air
sungai, danau, dan kanal yang seharusnya bisa diolah menjadi air baku, tak bisa
dimanfaatkan karena sudah tercemar logam berbahaya (Nofrita, 2011).
Selain itu, faktor musim kemarau yang berkepanjangan juga
mempengaruhi penyediaan air di DKI Jakarta (Kuwado, et al., 2012). Pergantian
musim menyebabkan pasokan air tidak merata. Pergantian antara musim hujan
dan musim kemarau di Indonesia terlihat menjadi sangat kontras di mana pada
musim hujan terjadi banjir tapi pada saat musim kemarau krisis air bersih
( Prihatin, 2013 dalam Supriyati, et al., 2015).
Berbagai penyebab krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia lainnya
yaitu Pertama, permasalahan kependudukan. Faktor-faktor yang terkait dengan
penurunan kualitas air di antaranya: (1) Laju pertambahan dan perpindahan
penduduk ke perkotaan yang cukup tinggi; (2) Penggunaan lahan yang tidak
memperhatikan konservasi tanah dan air. Pembangunan gedung-gedung di kota
besar banyak yang tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan
terbuka, sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah; (3)
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan aktivitas domestik, industri, erosi,
dan pertanian; dan (4) Eksploitasi air tanah yang berlebihan yang dilakukan oleh
gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen,
pengusaha laundry, dan bangunan lainnya.
7
Kedua, masih kecilnya cakupan pelayanan PDAM keseluruh pelosok
Indonesia. Secara umum, pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai
tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, yang berarti bahwa sekitar
119 juta penduduk belum memiliki akses terhadap air bersih. Pada saat ini, kinerja
pelayanan air bersih di kawasan perkotaan masih sangat kurang terutama di kota
metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil (Supriyati, et al., 2015).
Walhi Jakarta mencatat ada beberapa hal penyebab krisis air yang semakin
mengancam warga kota Jakarta seperti ; pertama, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang telah menguasakan urusan air kepada pihak swasta sejak 12 tahun
silam yaitu, PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan Aerta Air Jakarta (Dulu Thames
PAM Jaya) tanpa pengontrolan yang ketat dan aturan yan berpihak ke Negara,
sehingga Pemprov praktis tidk bias memberi sanksi kepada pengelola air tersebut
saat tak mampu memenuhi distribusi air yang merata atau saat pelayanan buruk
seperti air macet, keruh, berwarna, bau, tariff tingi sampai pemutusan yang
sepihak. Pelayanan pendistribusian air bersih juga dirasa diskriminasi, untuk
penditribusian pemenuhan air bersih bai pemukiman elit, apartemen dan indutri
lainnya hampir terlayani dangan baik, namun yang sering merasakan dan
dikeluhkan buruknya pelayanan distribusi air bersih adalah masyarakat menengah
kebawah, terutama di area memungkinan padat seperti koja, pademangan,
penjaringan, tambora, tamansari, kamal dan lainnya.
Kedua, berkurangnya sumber air baku untuk diolah menjadi air bersih.
Sumber air yang ada di Jakarta seperti laut, sungai, waduk dan kanal pengendali
banjir sudah sejak lama tidak lagi dapat dijadikan sumber air baku dikarenakan
sungai dan waduk telah tercemar berat (85%) dan mengalami sedimentasi yang
sangat tebal. Sementara air laut di sepanjang pantai Jakarta juga telah tercemar
berat akibat sampah dan limbah buangan kapal termasuk limbah minyak atau oli
bekas (Kusuma, 2012).
8
2.3 Alternatif Pemecahan Permasalahan Krisis Air
Krisis air adalah masalah yang sangat mendesak untuk diselesaikan karena
menyangkut kebutuhan dasar makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan maupun
manusia yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan
manusia. Diperlukan suatu inovasi untuk memecahkan masalah krisis air ini.
Berikut penulis paparkan alternatif pemecahan masalah krisis air bersih yang
penulis sadur dari berbagai sumber:
9
mendangkalkan permukaan air sumur, sehingga menambah jumlah air dalam
tanah (Adlina, Shafira, Afiyatun, Yorianta, Hidayat, et.al., 2011).
4. Teknologi Pengolahan Air Bersih
Teknologi Pengolahan Air Bersih diklaim dapat memercepat peningkatan
akses sanitasi dan mengatasi kelangkaan air, khususnya bagi masyarakat yang
tinggal di perkotaan. Teknologi pertama adalah instalasi pengolahan air limbah
Grey Water Bio Rotasi, yang terdiri dari sistem bio filter dan taman sanitasi
dengan resirkulasi yang dapat mengolah air limbah rumah tangga untuk
digunakan kembali menjadi air bersih. Teknologi kedua, mirip dengan yang
pertama, mendaur ulang air limbah untuk menjadi air bersih, yang cocok
digunakan di rumah susun, dan juga dapat digunakan untuk menyaring air limbah
sehingga tidak mencemari jika dibuang ke sungai. Namun, teknologi ini
membutuhkan ruang yang besar. Untuk di tempat yang tidak tersedia ruang besar,
dapat digunakan teknologi ketiga, yaitu Merealis (Prima, 2016).
5. Desalinasi Air Laut
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sumberdaya air laut yang
besar untuk diolah menjadi air bersih atau air minum. Salah satu teknologi yang
dapat digunakan adalah Desalinasi Air laut dengan tahapan: pengambilan air laut,
pengolahan awal, proses pemisahan garam, dan pengolahan akhir. Setelah itu,
dilakukanlah pengolahan awal untuk membersihkan air laut dari bahan
‘pengotor’, seperti molekul makro dan mikro. Kemudian dilakukan proses
penyisihan garam, bisa berbasis panas dan berbasis membran. Penambahan
mineral dilakukan pada tahap pengolahan akhir agar dihasilkan produk air bersih
dengan kualitas air minum (Prima, 2016).
10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Krisis air yang melanda Kota DKI Jakarta menyebabkan 60%
penduduk Jakarta yang hanya terpenuhi kebutuhan air bersihnya
sedangkan 40% sisanya mendapatkan air dari sumber air tanah yang
menurut pengamatan sudah tidak menjadi air yang layak digunakan.
b) Krisis air yang melanda Kota DKI Jakarta disebabkan oleh kemarau
yang berkepanjangan, bertambahnya penduduk yang membuat
kebutuhan air semakin meningkat, industrialisasi yang tidak ramah
lingkungan, kualitas pelayanan PDAM yang masih kurang dan
berkurangnya sumber air baku.
c) Alternatif pemecahan masalah krisis air di Kota DKI Jakarta yang dapat
diterapkan yaitu Rain Water Filtration System, pemanfaatan kanal
banjir timur (KBT) dengan menjaga kualitas air di kanal, konservasi air
tanah, penerapan teknologi pengolahan air bersih dan desalinasi air laut.
3.2 Saran
Penulisan makalah yang berjudul “Penyediaan Air Bersih : Studi
Permasalahan Krisis di Jakarta” ditujukan untuk memenuhi tugas Dasar
Kesehatan Lingkungan. Sebagai saran, alangkah baiknya jika makalah juga
ditujukan kepada masyarakat luas agar mengetahui permasalahan penyediaan
air bersih yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalahnya. Sebagai
penutup. penulis berharap kritik dan saran yang bertujuan untuk perbaikan
makalah selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Harumi, Rini. 2016. Hari Air Sedunia : Jakarta Hadapi Krisis Air Perkotaan.
Indonesia : POKJA AMPL(Kelompok Kerja Air Minum Dan Penyehatan
Lingkungan), 2016.
Kuwado, Fabian Januarius and Syatiri, Ana Shofiana. 2012. Jakarta Utara
Krisis Air Bersih. Jakarta : Kompas, 2012.
Miskin Air Baku, Jakarta Krisis Air Bersih. Nofrita. 2011. Jakarta : indii.co.id,
2011.
Prima, Aries R. 2016. Mengelola Air Bersih. Teknologi Pengolahan Air Bersih.
Weekend, 2016, Vol. 2.
Said, Nusa Idaman. tt. Publikasi Buku Kesmas : Kualitas Air Dan Kesehatan
Masyarakat. www.kelair.bppt.go.id. [Online] tt. [Cited: September 22, 2016.]
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuKesmas/BAB1.pdf.
12
Supriyati, Iin, Fatimah and Tyaningsih, Dian Sulys. 2015. Rain Water
Filtration System : Alternatif untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih di
Perkotaan. Semarang : Universitas Negeri Semarang, 2015.
13