Anda di halaman 1dari 7

Shadaqah dan Infaq

Oleh: dr. M Faiq Sulaifi


Pengertian Shadaqah dan Infaq

Al-Ibnul Arabi menyatakan dalam Aridlatul Ahwadzi: “Zakat bisa dimaksudkan sebagai
shadaqah yang wajib atau shadaqah yang sunnah, infaq, kebenaran, pemberian maaf. Adapun
batasan zakat secara syar’i, maka zakat adalah memberikan sebagian dari harta yang senishab
yang melalui haul, kepada seorang faqir miskin dan semisalnya yang bukan Bani Hasyim dan
disertai rukun ikhlas.” (Tuhfatul Ahwadzi: 3/195).

Sehingga jika sesuatu yang diberikan itu tidak memenuhi kriteria zakat maka ia disebut
shadaqah atau infaq. Kemudian dalam teks Al-Quran maupun Al-Hadits, kadang-kadang
disebutkan kata ‘shadaqah’ tetapi yang dimaksudkan adalah ‘zakat’ dan disebutkan kata
‘infaq’ tetapi yang dimaksudkan adalah ‘zakat’. Namun itu semua dapat diketahui melalui
konteks kalimatnya.

Contoh penyebutan kata ‘shadaqah’ tetapi memiliki maksud ‘zakat’ adalah firman Allah:

3ِ '! 2 /ِ "ِ01 )* -ِ َ.ْ +


ِ َ , )* &! ' (ُ ُ $َ%  ْ  "!َ# ْ 
 ْ َُْ

َ   ِ

/ِ "ِ0

“Sesungguhnya sadaqah-sadaqah (zakat-zakat) itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yang sedang dalam perjalanan,” (QS. At-Taubah: 60).

Contoh penyebutan kata ‘infaq’ tetapi mempunyai maksud ‘zakat’ adalah firman Allah:

?
ِ -! َ@ْ 3  &! >ُ َ 8<!  =! َ6  &! ;ُ0!َ 

 0,"َ: 3!  (َُْ6 ( 89 3 47   54َ6 4

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik
dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.” (QS. Al-Baqarah: 267).

Berapa yang dikeluarkan?

Allah  tidaklah meminta kita untuk meng-infakkan semua harta kita. Yang diminta
hanyalah sebagian saja. Allah  berfirman:

C(ُ8!4 &! A 8 َْB- 


1
“Dan mereka menafkahkan sebahagian rejeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
(QS. Al-Baqarah: 3).

Untuk zakat yang wajib, harta yang dikeluarkan sebesar 1/40 dari uang simpanan kita. Dari
Ali bin Abi Thalib  bahwa Rasulullah  bersabda:

R;L Q
ِ A7  )* )8! 4 O)
! P G"!َ# N"!َ & A -J $ُ ! =  "َ* ُK(! Mْ  "!َ# َKL &ٍ A-! J َ;َH Gَ F
! ََ َDEَِ*

-ٍ 84J U

!  "َ* ُK(! Mْ  "!َ# َKL T-84J C S
! # Gَ Cَ َDEِ َ* T-84J C S
! # Gَ C(ُ>4

“Jika kamu mempunyai uang 200 dirham dan mengendap 1 tahun maka wajib
dikeluarkan zakatnya sebesar 5 dirham. Dan tidak wajib atasmu mengeluarkan zakat emas
sehingga uangmu mencapai 20 dinar dan mengendap 1 tahun, maka keluarkan zakatnya
sebesar ½ dinar.” 1

Dan untuk perlu diketahui bahwa pada tanggal 01 Oktober 2011 (3 Dzulqa’dah 1432 H), 1
dinar (mata uang emas) setara dengan Rp. 2.177.000,-. Sedangkan 1 dirham (mata uang
perak) setara dengan Rp. 53.000,-. Sehingga nishab zakat adalah 200 dirham (Rp.
10.600.000,-) atau 20 dinar (Rp. 43.540.000,-).

Untuk sedekah yang hukumnya sunnah, kita boleh mengeluarkan lebih dari 1/40 uang kita
atau bahkan kurang.

Dari Abu Hurairah  bahwa Rasulullah  pernah berkisah: “Suatu ketika ada seseorang yang
berjalan di padang yang luas. Kemudian ia mendengar suara dalam awan: “Alirkan air ke
kebun Fulan!” Kemudian awan tersebut mendekat ke tanah berbatu hitam dan
menghujaninya. Di situ terdapat anak sungai yang mengalirkan air. Kemudian ia menyusuri
aliran air tersebut. Ternyata ada seorang laki-laki yang sedang menyekop air di kebunnya.
Kemudian ia bertanya kepada pemilik kebun tersebut: “Wahai hamba Allah! Siapa
namamu?” Maka pemilik kebun tersebut menjawab: “Fulan -seperti nama yang disebutkan
dalam awan tadi-.” Pemilik kebun bertanya: “Mengapa kamu bertanya tentang namaku?”
Ia menjawab: “Aku tadi mendengar namamu disebut dalam awan yang kemudian
mengalirkan air ini.” Awan tersebut berkata: “Alirkan air ke kebun Fulan! Yaitu namamu.
Apakah amalan yang kamu lakukan terhadap kebunmu?” Pemilik kebun menjawab:

2 َ]ُ_ُ  "* 5J-6 ، ً]ُ_ُ )"#  َ6 /ُ ُ 9 ، 2]ُ]ُ 'ِ [ُ  َ\@َ* ،  8! Y  ْZ4  Rَِ  Xُ ْ6 )WEَ* ، َ7A F D 6

1
HR. Abu Dawud: 1342 dan Al-Baihaqi dalam Al-Kubra: 7783 (4/137). Hadits ini di-hasan-kan oleh Az-Zaila’i
dalam Nashbur Rayah: 2/328 dan isnadnya di-jayyid-kan oleh Al-Allamah Zakariya Al-Anshari dalam Asnal
Mathalib Syarh Raudlatuth Thalib: 5/73.

2
“Adapun yang kamu tanyakan, maka aku melihat hasil kebunku itu. Aku sedekahkan 1/3-
nya, aku makan 1/3-nya bersama keluargaku, dan aku kembalikan untuk kebunku 1/3-nya
lagi.”2

Rasulullah  bersabda:

),' 4 َ 20ِL   ",' 4 & _ُ 28""'ِ  ُ0ََ;4 2 Cِ Q,"b  ِ 2  /ُ 0ْ4 َ Q
ٍ ,"َ: Q
ٍ 
! َ 3!  a` ! َ\ Kِ ! 'ِ َ[ َ\ 3! 

/ِ 0dْ َ/]ْ C(ُ>َ\ R;L c ( َُ* &! ُ Lَ6


“Barangsiapa bersedekah dengan seberat 1 buah kurma dari hasil pekerjaan yang halal dan
Allah tidaklah menerima kecuali dari yang halal. Sesungguhnya Allah akan membolak-
balikkan sedekah dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya
sebagaimana salah seorang kalian mengembangkan anak kudanya sampai sebesar gunung.”3

Sedekah dengan Keseluruhan Harta

Rasulullah  bersabda:

ُK( َ\ 3! 'ِ ْ6 '! Rَْ5  "ْ 3!  O"!= "ْ ْ "ْ RT8g َf َ\  $َ   /ُ َe*َْ6

“Sedekah yang paling utama adalah sedekah yang tetap meninggalkan kekayaan bagi
pemiliknya. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Mulailah dengan
bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu!”4

Menurut An-Nawawi, lebih utamanya sedekah yang tetap meninggalkan kekayaan bagi
pemiliknya dibanding sedekah dengan keseluruhan harta, karena orang yang menyedekahkan
seluruh hartanya biasanya akan menyesal ketika membutuhkan harta itu berbeda dengan
orang yang tetap kaya karena bersedekah dengan sebagian hartanya. Ia tidak akan menyesal
bahkan merasa senang.5

Keutamaan Shadaqah

Dari Abu Hurairah  bahwa Rasulullah  bersabda:

Kٍ  3!  ٌ$َ  i F
! ََ 

2
HR. Muslim: 5299, Ahmad: 7600 dan Al-Baihaqi dalam Al-Kubra: 7761 (4/133).
3
HR. Al-Bukhari: 1321, Muslim: 1684, At-Tirmidzi: 597, Ibnu Majah: 1832 dari Abi Hurairah .
4
HR. Al-Bukhari: 4936, Abu Dawud: 1427 dari Abu Hurairah .
5
Aunul Ma’bud: 5/64.

3
“Sedekah tidak akan mengurangi harta.”6

Al-Allamah As-Sa’di berkata: “Sedekah tidak akan mengurangi harta. Karena meskipun
sedekah itu mengurangi harta dari satu sisi maka ia akan menambah harta dari banyak sisi
yang lain. Ini karena sedekah menyebabkan harta mempunyai barakah, menghindarkan dari
malapetaka dan menumbuhkan harta, membuka banyak pintu rejeki bagi pemiliknya….”7

Rasulullah  bersabda:

- 8  ْ j
bْ 4 َ َ$َk"bَZْ j
bْ \ُ $ُ َ  

“Sedekah itu akan memadamkan kesalahan sebagaimana air akan memadamkan api.”8

Rasulullah  juga bersabda:

2 ;َُ  i $"ْ m(! 4 3ِ %!  ْ / l Cِ

“Sesungguhnya naungan yang menaungi seorang mukmin pada hari kiamat adalah
sedekahnya.”9

Wakaf adalah Shadaqah Jariyah

Abdullah bin Umar  berkata:

C! َ6

J! - َ6 ! َ   8! )
 َِ 5QLَ6 ( A o
n َ ً Q
! i
 ُ6 &! َ  0"!َZ'ِ ); &ٍ !1 َ$َHْ Cِ 2 َK( 1- 4 +
ِ bَZْ 3 '!  # َKَ

A َ_ /ْ ,01  َi


! َ6 N
! 0ِL!  & 1 2"!َ# 2  Ri 5)0ِ8 َKََ*  'ِ َ[ َ\َ6

Umar bin Al-Khaththab berkata: “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya 100 bagianku (dari
rampasan perang) yang berada di Khaibar merupakan harta yang paling aku sukai. Dan aku
ingin men-sedekahkan dengannya.” Maka Rasulullah  bersabda: “Tahanlah pokoknya dan
alirkan (salurkan) hasil buahnya!”10

6
HR. Muslim: 4689, At-Tirmidzi: 1952 dan Ahmad: 6908.
7
Bahjatu Qulubil Abrar wa Qurratu Uyunil Akhyar: 114.
8
HR. At-Tirmidzi: 2541 dan ia menyatakan ‘hadits hasan shahih’, Ibnu Majah: 3963, Ahmad: 21008 dari Mu’adz
bin Jabal  dan di-shahih-kan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah: 3209.
9
HR. Ahmad: 17351 dan di-shahih-kan oleh Al-Albani dalam Takhrijul Misykat: 1925.
10
HR. An-Nasa’i: 3546, Ibnu Majah: 2388, Ad-Darquthni: 6 (4/186) dan di-shahih-kan oleh Al-Albani dalam
Irwa’ul Ghalil: 6/31.
4
Abdullah bin Umar  berkata:

3ِ '! U
 "!e
  2 /ِ "ِ01 )* +
ِ َ , R'! ُْ َُْ )* q
- ( 4 َ Q
A( 4 َ  ُi
! َ6 p 04 َ 2 َ6  # َ[ َ;َ*

2"* Kٍ ,(َ;  "!َg ً4  i & bْ 4 ! َ6 s


  ! ْ'ِ  8! َ/ُ @ْ 4 C! َ6  " 3!  Rَ# r 8< َ /ِ "ِ0

“Maka Umar melarang tanah kebun Khaibar untuk dijual, dihibahkan kepada orang lain atau
diwariskan, sedangkan hasil buminya disedekahkan untuk orang-orang fakir, kerabat, budak-
budak, para mujahid di jalan Allah, para tamu dan musafir. Dan diperbolehkan bagi orang
yang mengurusi kebun itu untuk memakan sebagian dari hasilnya dengan cara ma’ruf
(sewajarnya) atau memberikan kepada temannya tanpa memindahkannya menjadi
miliknya.”11

An-Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat dalil sahnya aqad waqaf dan bahwa waqaf ini
menyelisihi kotoran jahiliyyah. Dan bahwa keabsahan waqaf itu telah disepakati oleh kaum
muslimin. Juga harta wakaf itu tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan tetapi hanya
boleh dimanfaatkan saja atas syarat yang diajukan oleh orang yang mewakafkannya…”12

Contoh: seseorang menyatakan: “Rumahku ini adalah waqaf.” Maka rumah adalah
pokoknya yang harus ditahan, tidak boleh dijual, dihibahkan maupun diwariskan. Sedangkan
hasil dari rumah adalah perbuatan menghuni rumah tersebut bagi kaum muslimin dan
bernilai shadaqah. Demikian pula waqaf masjid, sumur, tanah dan sebagainya dari benda-
benda yang manfaatnya terus mengalir.

Rasulullah  bersabda:

2 َ ( # ! 4 Oui O َ  2'ِ t ََ;8!4 O&ْ#  ٌ$4-ِ < ٌ$َ  i qََ̀_ 3!  ِ 2 ُ# t َbَْ C ْEِْ

  َDِ

“Jika manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal: sedekah yang manfaatnya
terus mengalir, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang berdo’a untuknya.”13

Kisah Abdurrahman bin Auf 

Al-Imam Adz-Dzahabi berkata: “Ketika berhijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf


menjadi orang fakir miskin yang tidak mempunyai apa-apa.”14

Anas bin Malik  berkata: “Abdurrahman bin Auf tiba di Madinah dan dipersaudarakan oleh
Rasulullah  dengan Sa’id bin Rabi’ Al-Anshari. Sa’id memiliki 2 istri dan menawarkan
11
HR. Al-Bukhari: 2565.
12
Syarh An-Nawawi ala Muslim: 11/86.
13
HR. Muslim: 3084, At-Tirmidzi: 1297, Abu Dawud: 2494 dari Abu Hurairah .
14
Siyar A’lamin Nubala’: 1/91.
5
kepada Abdurrahman untuk membagi 2 harta dan istrinya. Abdurrahman berkata: “Semoga
Allah memberikan barakah kepadamu pada istri dan hartamu. Tunjukkan aku kepada
pasar!” Kemudian Abdurrahman berangkat ke pasar (dan berdagang). Kemudian ia
mendapatkan laba berupa sedikit aqith (sejenis bubur) dan minyak samin. Beberapa hari
kemudian Rasulullah  melihat padanya bekas minyak wangi berwarna kuning (yang
digunakan pada hari pernikahan, pen). Beliau berkata: “Bagaimana kabarmu, Wahai
Abdurrahman?” Maka Abdurrahman menjawab: “Aku telah menikah dengan seorang
wanita Anshar.” Beliau bertanya: “Berapa mahar yang kamu berikan untuknya?”
Abdurrahman menjawab: “Emas seberat koin 5 dirham.” Maka beliau berkata: “Adakan
walimah meskipun dengan seekor kambing!”15

Al-Imam Az-Zuhri berkata: “Abdurrahman bin Auf mengeluarkan shadaqah pada masa
Rasulullah  dari setengah hartanya, kemudian beliau mengeluarkan shadaqah 40.000 dinar
setelahnya, kemudian beliau mengeluarkan shadaqah 500 ekor kuda dan 500 ekor unta di
jalan Allah. Dan kebanyakan hartanya berasal dari perdagangan.”16

Ummu Bakar bintu Miswar berkata: “Bahwa Abdurrahman bin Auf membeli sebidang tanah
dari Utsman seharga 40.000 dinar. Kemudian beliau membagi-bagikan tanah tersebut untuk
orang-orang faqir dari Bani Zuhrah, kaum Muhajirin, dan istri-istri Rasulullah .”17

Thalhah bin Abdirrahman bin Auf berkata: “Adalah penduduk Madinah menjadi tanggungan
atas Abdurrahman bin Auf; sepertiga dari mereka diberi pinjaman oleh Abdurrahman dari
hartanya, sepertiga dari mereka dibayarkan hutang mereka olehnya dan sepertiganya
disambung olehnya.”18

Al-Imam Az-Zuhri berkata: “Abdurrahman bin Auf pernah berwasiat untuk (untuk
membagikan dari hartanya sepeninggalnya, pen) kepada setiap orang yang ikut perang Badar
dengan 400 dinar. Mereka berjumlah 100 orang.”19

Dari Ayyub (As-Sakhtiyani) dari Muhammad (bin Sirin): “Bahwa Abdurrahman bin Auf
wafat. Di antara harta yang ditinggalkannya adalah emas yang dipotong-potong dengan kapak
yang menyebabkan tangan-tangan orang yang memotongnya bengkak karenanya. Beliau
meninggalkan 4 istri. Seorang istri mendapatkan dari 1/8 warisan sebesar 30.000 dinar.”20

Lihatlah! Beliau tidaklah mengumpulkan kekayaan untuk diri-sendiri tetapi untuk


menyantuni orang-orang faqir miskin, berjihad di jalan Allah, menghidupi istri-istri Nabi 
dan menyambung silaturahim.

15
HR. Al-Bukhari: 3644, At-Tirmidzi: 1856.
16
Al-Ishabah fi Tamyizish Shahabah: 4/347.
17
Siyar A’lamin Nubala’: 1/86.
18
Siyar A’lamin Nubala’: 1/88.
19
Al-Ishabah fi Tamyizish Shahabah: 4/349.
20
Shifatush Shafwah: 1/355, Usudul Ghabah: 1/711.
6
Macam-macam Sedekah

Banyak jalan yang dinilai shadaqah oleh syariat meskipun tidak berupa harta. Rasulullah 
bersabda:

2;'J Rَ# َ/<   


4  ٌ$َ  i 3ِ "!8_ْ 3 "!' ُK  ! 4 N
! S 2"* t ُbْ َ\ mٍ(! 4 / ُ ٌ$َ  i 2"!َ# v
ِ 8 3!  Rَ1
/n ُ

o
ُ "4  ٌ$َ  i aَ Rَِ A(ُbْZ4 a`( bْ = /n ُ  ٌ$َ  i $ُ 0,"b  $ُ َ>ْ ٌ$َ  i 2 #َ;  "!َ# t َ*! 4 ! َ6  "!َ# /ُ M
! "َ*

ٌ$َ  i xِ 4ِ b  3! # wَDَ@ْ

“Setiap ruas tubuh manusia wajib dikeluarkan shadaqahnya setiap hari ketika matahari terbit.
Berbuat adil di antara 2 orang adalah termasuk shadaqah. Membantu seseorang naik
kendaraannya atau membawakan barang bawaannya ke atas kendaraannya juga termasuk
shadaqah. Kalimat thayyibah juga termasuk shadaqah. Setiap langkah yang kamu langkahkan
menuju shalat (ke masjid) juga termasuk shadaqah. Menyingkirkan penghalang dari jalan
juga termasuk shadaqah.”21

Demikian tulisan ini semoga bermanfaat. Amien.

21
HR. Al-Bukhari: 2767, Muslim: 1677 dari Abu Hurairah .
7

Anda mungkin juga menyukai