Anda di halaman 1dari 32

A.

Pengertian Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah
(Ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar, adalah tanaman tumbuh dan
bertambah jika diberkati.1[1] Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna
thaharah (suci) Allah SWT. berfirman:


Artinya:
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. (QS. Asy
Syams [91]: 9).
Sedangkan arti zakat menurut istilah syariat Islam ialah sebagian
harta benda yang wajib diberikan orang-orang yang tertentu dengan
beberapa syarat, atau kadar harta tertentu yang diberikan kepada orangorang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula.2[2]
Adapun tentang zakat telah dijelaskan dalam al-Quran firman Allah
Surah at-Taubah ayat 103:

. . { `B Nl;uqBr& Zps%y| Nddgs? Nkj.t?ur


.
Artinya:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka . . .
(QS. at-Taubah [9]: 103).
Maksud dari ayat diatas adalah dengan zakat itu mereka menjadi
bersih dari kekikiran dan dari berlebih-lebihan dalam mencintai harta benda
atau zakat itu akan menyucikan orang yang mengeluarkannya dan akan
menumbuhkan pahalanya.
Adapun dalan hadits diantaranya adalah:



.














,

,








( )








1
2

Artinya:
Rasulullah sewaktu mengutus Sahabat Muadz bin Jabal ke negeri Yaman
(yang telah ditaklukkan oleh umat Islam) bersabda: Engkau datang kepada
kaum ahli kitab ajaklah mereka

kepada syahadat, bersaksi, bahwa

sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi


Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah taat untuk itu,
beritahulah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka melakukan
sholat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka telah taat untuk itu,
beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka menzakati
kekayaan mereka. Yang zakat itu diambil dari yang kaya dan dibagi-bagikan
kepada yang fakir-fakir. Jika mereka telah taat untuk itu, maka hati-hatilah
(janganlah) yang mengambil yang baik-baik saja (bila kekayaan itu bernilai
tinggi, sedang dan rendah, maka zakatnya harus meliputi nilai-nilai itu)
hindari doanya orang yang madhlum (teraniaya) karena diantara doa itu
dengan Allah tidak terdinding (pasti dikabulkan).3[3]
Dalam

pengertian

istilah

syara,

zakat

mempunyai

banyak

pemahaman, diantaranya:
1.

Menurut Yusuf al-Qardhawi, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang


diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.

2.

Abdurrahman al-Jaziri berpendapat bahwa zakat adalah penyerahan


pemilikan tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan syaratsyarat tertentu pula.

3.

Muhammad al-Jarjani dalam bukunya al-Tarifat mendefinisikan zakat


sebagai suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah bagi orang-orang
Islam untuk mengeluarkan sejumlah harta yag dimiliki.

4.

Wahbah

Zuhaili

dalam

karyanya

al-Fiqh

al-Islami

wa

Adillatuhu

mendefinisikan dari sudut empat mazhab, yaitu:


-

Madzhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu dari


harta yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas jumlah yang
mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak menerimanya, manakala
kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai haul (setahun) selain barang

tambang dan pertanian.


Madzhab Hanaf, zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta tertentu
pula sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh pembuat syariat senata-

mata karena Allah SWT.


Madzhab Syafei, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari harta
atau benda dengan cara-cara tertentu.
3

Madzhab Hambali, memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar tertentu)


yang diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk golongan yang
tertentu dalam waktu tertentu pula.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa zakat adalah
penyerahan atau penunaian hak yang wajib yang terdapat di dalam harta
untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak seperti tertulis dalam Surat
at-Taubah ayat 60 yaitu:

yJR)

Ms%y9$#

!#ts)=9

3|yJ9$#ur$

t,#Jy9$#ur $pkn=t px9xsJ9$#ur Nk5q=%


ur >$s%h9$# tBt9$#ur ur @6y !$#
$#ur @69$# ( Zps iB !$# 3 !$#ur O=t
O6ym
Artinya:
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS. at-taubah [9]: 60).4[4]

B.

Macam-Macam Zakat
Zakat terbagi atas dua tipe yakni:

Zakat Fitrah,
Adalah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada
bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan
pokok yang ada di daerah bersangkutan.

Zakat Maal (Zakat Harta )


Adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu
tahun sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan

perak serta hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya


sendiri-sendiri. 5[5]
C. Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya
Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :

Zakat Maal (Zakat Harta)

1. Emas, perak dan mata uang


Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman
Allah:

%!$#ur

cr\3t

$pktXq)Z

|=yd%!$#

@6y

!$#

sp9$#ur

Ndet7s

wur

A>#xy/

5O9r&
Artinya:
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (tidak dikeluarkan
zakatnya) dan tidak membelanjakanya di jalan Allah, Maka beritakanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.(QS. atTaubah [9]: 34 ).
Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:
-

Milik orang Islam


Yang memiliki adalah orang yang merdeka
Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
Sampai nishabnya
Genap satu tahun6[6]

Nisab dan zakat emas


Nishab emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal) = 12,5 pound sterling
(96 gram ) zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam
yang memiliki 96 gram atau lebih dari emas yang bersih dan telah cukup
setahun dimilikinya maka wajiblah ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau
seperempat puluhnya. Seperti yang tercantum dalam hadits yang diterima
dari Ali r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda :






.






) .





( .
5
6

Artinya:
Tak ada kewajibanmu- yakni mengenai emas sampai kamu memiliki dua
puluh dinar. Jika milikmu sudah sampai dua puluh dinar, dan cukup masa
satu

tahun,

maka

zakatnya

setengah

dinar.

Dan

kelebihannya

diperhitungkan seperti itu. Dan tidak wajib zakat pada suatu harta sampai
menjalani sampai satu tahun. (HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, dinyatakan
sah oleh Bukhari dan sebagai hadits hasan oleh Hafizh).
-

Nishab dan zakat perak


Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya
2,5 % apabila telah dimiliki cukup satu tahun .Emas dan perak yang dipakai
untuk perhiasan oleh orang perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan
bukan simpanan, tidak wajib dikelurkan zakatnya.
Beberapa pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan
pakaian:

Pendapat imam Abu Hanifah : Berpendapat bahwa emas dan perak yang
telah dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.

Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk


dipakai

sendiri

atau

disewakan,atau

kepunyaan

lelaki

untuk

dipakai

isterinya,maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki


memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan dimana perlu,maka
wajiblah dikeluarkan zakatnya.

Pendapat Imam Syafii : Tak ada zakat pada perhiasan emas dan
perak,menurut satu riwayat yang lain dari padanya,wajib zakat perhiasan
emas dan perak.7[7]

Nishab dan zakat uang


Peredaran uang pada dasarnya berstandar emas, karena peredaran
uang itu berdasar emas, maka nishab dan zakatnya 2,5 % atau seperempat.

2. Zakat harta perniagaan


Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat
firman Allah :

ygr't t%!$# (#qZtB#u (#q)Rr& `B Mt6hs$


$tB OF;|2 !$JBur $oY_tzr& N3s9 z`iB F{$# ( wur

(#qJJus?

y]7y9$#

mZB

tbq)Y?

NGs9ur

m{$t/ Hw) br& (#qJ? m 4


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu
kamu

menafkahkan

daripadanya,

Padahal

kamu

sendiri

tidak

mau

mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. (QS.


al-Baqarah [2]: 267).
Dan Sabda Rasulullah saw:



,












( ) .


.

Artinya:
Dari samurah bin Jundub, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw.
memerintahkan kepada kami agar mengeluarkan zakat dari barang yang
disediakan untuk di jual . ( HR. Abu Dawud).
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
-

Yang memiilki orang Islam


Milik orang yang merdeka
Milik penuh
Sampai nishabnya
Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta
benda dagangan.tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang
dihitung

bukan

hanya

labanya

saja

tetapi

seluruh

barang

yang

diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab,maka wajiblah dikeluarkan


zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %. Harta dagangan yang mencapai
jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5% .
Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100,maka barang dagangan yang
seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240.
Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan
sebagainya, tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan
menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu perniagaan.
3. Zakat binatang ternak
Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah: Diberitahukan
oleh Bukhari dan muslim dari Abu Dzarr, bahwasanya Nabi Saw, bersabda
sebagai berikut:





,

.

.



,


Artinya:
Tidaklah pemilik unta,sapi, dan kambing yang tidak mengeluarkan zakatnya
maka binatang binatang itu nanti pada hari Qiyamat akan datang dengan
keadaan yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia,lalu
hewan hewan itu menginjak-nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. Setiap
selesai

mengerjakan

yang

demikian,

bintang-

binatang

itu

kembali

mengulangi pekerjaan itu sebagaimana semula:dan demikianlah terus


menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum para manusia. ( HR.
Abu Dzarr ).
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta, lembu
dan kerbau, kambing dan biri-biri .8[8]
Syarat-syarat wajibnya zakat binatang ternak sebagai berikut:
-

Pemiliknya orang Islam


Pemiliknya merdeka
Miliknya sendiri
Sampai senishab
Cukup setahun
Makannya dengan penggembalaan,bukan dengan rumput belian
Binatang itu bukan digunakan untuk bekerja seperti angkutan dan
sebagainya

a.

Nishab dan zakat unta


Orang yang memilki unta 5 ekor keatas wajib dikeluarkan zakatnya.
Tentang pengeluaran zakat ini diatur sebagai berikut:

5 ekor unta zakatnya 1ekor kambing


10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
20 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing
25 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 1 tahun masuk tahun kedua
kalau tidak ada boleh dengan seekor unta jantan berumur 2 tahun masuk

tahun ketiga
36 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga
46 ekor unta zakatnya seekor unta betina umur 3 tahun masuk tahun
keempat
8

61 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 4 tahun masuk tahun kelima
76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun
ketiga 91ekor unta sampai 121ekor zakatnya 2 ekor unta betina umur 3
tahun masuk tahun keempat
Tiap- tiap bertambah 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur
dua tahun masuk tahun ketiga dan tiap-tiap tambah 50 ekor unta, zakatnya
seekor unta umur 3 tahun masuk keempat.

b. Nishab dan zakat lembu/kerbau


Orang yang memiliki lembu/kerbau 30ekor keatas wajib mengeluarkan
zakatnya sebagai berikut:
-

30 s/d 39 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau


40 s/d 59 lembu /kerbau zakatnya 1ekor sapi/kerbau betina yang berumur

2tahun
60 s/d 69 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor anak sapi/kerbau (ta-bi)
70 s/d 79 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau (ta-bi) dan 1ekor

musinnah
80 s/d 89 lembu/kerbau zakatnya 2 ekor musinah
90 s/d 99 lembu/kerbau zakatnya 3 ekor ta-bi
100s/d 109 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor ta-bi dan 1 ekor musinnah
Zakat kerbau sama dengan zakat lembu, baik nishab maupun zakatnya

c.

Nishab dan zakat kambing


Orang yang memilki kambing 40 ekor wajibmengeluarkan zakatnya
sebagai berikut:

40 sampai 120 ekor kambing zakatnya 1ekor


121 sampai 200 ekor kambing zakatnya 2ekor
201 sampai 300 ekor kambing zakatnya 3ekor
301 sampai 400 ekor kambing zakatnya 4ekor
401 sampai 500 ekor kambing zakatnya 5ekor dan seterusnya tiap- tiap 100
ekor kambing zakatnya 1ekor.

4. Zakat hasil bumi


Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan
makanan pokok seperti: padi, jagung,gandum, dan sebagainya.Sedangkan
buah- buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah :gandum, Syar zabib
dan kurma. Buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana
sabda Rasulullah Saw sebagai berikut:


( ) .










Artinya:
Tidak ada sedekah(zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai
lima wasaq( 700kg). (HR. Muslim)
Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:
-

Pemiliknya orang Islam

Pemiliknya orang Islam yang merdeka


Milik sendiri
Sampai senishab
Tidak disyaratkan setahun memilki tetapi wajib dikeluarkan zakatnya
pada tiap-tiap menuai/panen.
Nishab zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.:







:







.
( ) .








Artinya:
Dari Jabir dari Nabi saw.: Beliau berkata: Pada biji yang dialiri dengan air
sungai dan hujan, zakatnya sepersepuluh, dan yang dialiri dengan kincir
ditarik oleh binatang, zakatnya seperdua puluh. (HR. Ahmad Muslim dan
Nasai).
Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira
700 kg,sedang yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya
10% (sepersepuluh ) jika diairi dengan air hujan, air sungai, siraman air yang
tidak dengan pembelian (perongkosan ). Jika diari dengan air yanng
diperoleh dengan pembelian maka zakatnya 5% (seperdua puluh ). Semua
hasil bumi yang sudah masuk, wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk yang
dikeluarkan untuk ongkos menuai dan angkutan.
5. Zakat barang tambang dan barang temuan
Hasil tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak
yang diperoleh dari hasil pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang
orang purbakala yang berharga yang ditemukan oleh orang orang pada
masa sekarang,wajib dikelurkan zakatnya. Barang rikaz itu umumnya berupa
emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Sabda Rasulullah saw.:


( )



Artinya:
Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Dan pada rikaz
simpanan

orang-orang

zaman

dahulu

di

dalam

seperlima. (HR. Bukhari dan Muslim).9[9]


Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:
-

Orang Islam
Orang merdeka
Milik Sendiri
9

bumi

itu,

zakatnya

Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat
barang tambang dan barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni
20 mitsqa l = 96 gram untuk emas dan 200 dirham (672 gram ) untuk perak.
Zakatnya masing-masing 2,5% atau seperempat puluh

Zakat fitrah
Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri
dari kata zakat dan fitrah. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan
oleh banyak ulama bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh
Allah terhadap harta kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu (nishab
dan khaul) yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan para mustahiq lainnya
sebagai tanda syukur atas nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri
kepada-Nya, serta untuk membersihkan diri dan hartanya. Dengan kata lain,
zakat merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang berkelebihan rizki
untuk menyisihkan sebagian dari padanya untuk diberikan kepada saudarasaudara mereka yang sedang kekurangan.
Sabda Rasulullah saw,:









.


Artinya:
Barang siapa membayar ftrah sebelum shalat, maka itu adalah zakat yang
makbul, akan tetapi barang siapa membayarnya sesudah shalat Id maka
merupakan shadaqah biasa.
Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits
Rasul kullu mauludin yuladu ala al ftrah (setiap anak Adam terlahir dalam
keadaan suci) dan bisa juga diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian
manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat
fitrah. Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini
dikeluarkan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau
perilaku yang tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena
sebab ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan
kepada setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya zakat ini
bisa juga disebut dengan zakat badan atau pribadi.
Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada hari raya
fitrah.
Seperti hadits Nabi saw.:







Artinya:
Rasulullah saw. mewajibkan zakat ftrah guna menyucikan orang yang
berpuasa dari ucapan dan perbuatan yang tidak baik dan guna makanan
bagi para miskin.10[10]
Yang wajib dizakati :
-

Untuk dirinya sendiri; tua,muda,baik laki- laki maupun perempuan


Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya
Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah
zakat fthrah orang orang yang menjadi tanggunganmu. (HR.Daruquthni
dan Baihaqi).
Syarat-syarat wajib zakat fithrah :

Islam
Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi seluruh keluarga

pada waktu terbenam matahari dari penghabisan bulan ramadhan


Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada akhir
bulan Ramadhan
Zakat yang perlu dikeluarkan :

Zakat fithrah untuk tiap- tiap jiwa 1sha = 2,305 kg dibulatkan menjadi 2,5
kg dari beras atau lainnya yang menjadi makanan pokok bagi penduduk
negeri.Lebih utama dikeluarkan sebelum shalat Idul Fithri. Boleh juga
dikeluarkan semenjak permulaan bulan Ramadhan sebagai tajil
yang

tercantum

dalam

hadits

nabi

Seperti
yaitu:

Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fithrah
dengan kurma satu sha atau dengan syair satu sha atas hamba sahaya,
orang merdeka, laki-laki,perempuan, anak-anak, orang tua, dari golongan
kaum muslimin dan beliau menyuruh zakat fithrah itu ditunaikan sebelum
orang-oranng keluar(selesai) shalat Ied Muttafaq alaih Dan dalam riwayat
Ibnu Ady dan Daraquthni dengan sanad yang lemah: Cukuplah mereka
(orang orang miskin) jangan sampai berkeliling (mencari nafkah) pada hari
itu (hari raya).
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak
boleh dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk makanan
pokok tetapi, jagung nilainya lebih rendah dari pada beras.

10

Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan
zakat yang lain ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah
merupakan kewajiban yang bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi
(badan), sementara zakat-zakat selain zakat fitrah adalah kewajiban yang
diperuntukkan karena keberadaan harta. Meskipun dalam hal pendistribusian
zakat

fitrah

terdapat

perbedaan

pendapat,

yakni

antara

yang

memperbolehkan dibagikan kepada seluruh ashnaf yang delapan dan antara


yang hanya memperbolehkan kepada fakir dan miskin, akan tetapi apabila
dilihat

dari

maqashid

al

syariah

atau

berbagai

pertimbangan

logis

disyariatkannya zakat fitrah, maka tampak bahwa yang paling mendekati ke


arah sana adalah pendapat yang hanya mengkhususkan zakat fitrah kepada
fakir dan miskin.
Amil zakat fitrah sebagaimana lazim disebut orang tidak bisa
dikategorikan ke dalam amil zakat. Sebab, panitia zakat fitrah hanya bersifat
temporer, sementara amil bersifat jangka panjang. Paniti zakat fitrah tidak
bisa

dijadikan

sebagai

sumber

mata

pencaharian

sementara

amil

diorientasikan sebagai lapangan pekerjaan yang sekaligus menjadi mata


pencaharian bagi mereka yang berkecimpung di sana.
D.

Orang yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak


menerima zakat
Orang orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh Allah,
sebagaimana tersebut dalam Al-Quran sebagai berikut:

yJR) Ms%y9$# !#ts)=9 3|yJ9$#ur$ *


t,#Jy9$#ur $pkn=t px9xsJ9$#ur Nk5q=%
ur >$s%h9$# tBt9$#ur ur @6y !$#
$#ur @69$# ( Zps iB !$# 3 !$#ur O=t
O6ym
Artinya:
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS. at-Taubah [9]: 60)
Dengan ayat Al-Quran tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang
berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut:

Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat

menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.


Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat
menghasilkanlebih

dari

50%

untuk

kebutuhan

hidupnya

tetapi

tidak

mencukupi.
Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan
membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan

hukum Islam .
Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan
jiwanya

perlu

dibina

agar

bertambah

kuat

imannya

supaya

dapat

meneruskan imannya.
Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh

tuan nya dengan jalan menebus dirinya.


Gharimin yaitu orangyang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng

bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.


Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan

agama Allah.
Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan
maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.
Yang tidak berhak menerima zakat :

Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat)


bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR

Bukhari).
Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari

tuannya.
Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi

kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).


Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
Orang kafir.

E.

Hikmah Zakat
Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:

1.

Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para
pendosa dan pencuri. Nabi saw bersabda:




,

.







Artinya:
Peliharalah harta-harta kalian dengan zakat. Obatilah orang-orang sakit
kalian dengan sedekah. Dan persiapkanlah doa untuk (menghadapi)
malapetaka.

2. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang


sangat memerlukan bantuan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan sebagai berikut:

Artinya:
Sesungguhnya Allah Swt. mewajibkan orang-orang Muslim yangkaya untuk
(menafkahkan) harta-harta mereka dengan kadar yang mencukupi orangorang Muslim yang fakir. Sungguh, orang-orang fakir sekali-kali tidak akan
lapar atau bertelanjang kecuali karena perbuatan orang-orang yang kaya.
Ketahuilah. Sesungguhnya Allah wt. akan menghisab mereka dengan hisab
yang keras dan menyiksa mereka dengan siksaan pedih.

3. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.


4.

Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah
dititipkan kepada seseorang.

A. Pengertian zakat
Zakat menurut lughot artinya suci dan subur. Sedangkan menurut
istilah syara yaitu mengeluarkan dari sebagian harta benda atas perintah
Allah, sebagai shadaqah wajib kepada mereka yang telah ditentukan oleh
hukum Islam. Secara harfah zakat berarti "tumbuh", "berkembang",
"menyucikan",

atau

"membersihkan".

Sedangkan

secara

terminologi

syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan


dalam

jumlah

dan

perhitungan

tertentu

untuk

orang-orang

tertentu

sebagaimana ditentukan. Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun Islam.


B. Hukum zakat
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima, wajib (fardhu) atas
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat mulai
diwajibkan pada tahun kedua Hijriah.

QS (2:43) ("Dan dirikanlah salat,

tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'").


Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,yaitu orang-orang
yang khusyudalam sembahyangnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri
dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna ,dan orang orang yang
mengeluarkan zakat( QS. Almuminun 23:1-4)
Sesungguhnya Allah mewajibkan zakat atas kaum muslimin dari harta-harta mereka,
diambil dari orang-orang kaya mereka dan diserahkan kepada orang-orang miskin dari kalangan
mereka. (HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Abbas radhiyallahuanhuma).

Berdasarkan sabda Nabi shallallahualaihi wa sallam:

:

Islam dibangun di atas lima rukun, dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad
Rasulullah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan haji ke
baitullah bagi yang mampu. (Muttafaqun alaihi)
C. Jenis zakat
Zakat terbagi atas dua jenis yakni:
1. Zakat Fitrah

Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan
pokok yang ada di daerah bersangkutan.
Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri
dari kata zakat dan fitrah. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan
oleh banyak ulama bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh
Allah terhadap harta kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu (nishab
dan khaul) yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan para mustahiq lainnya
sebagai tanda syukur atas nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri
kepada-Nya, serta untuk membersihkan diri dan hartanya (Qardhawi,
1996:999). Dengan kata lain, zakat merupakan kewajiban bagi seorang
muslim yang berkelebihan rizki untuk menyisihkan sebagian dari padanya
untuk diberikan kepada saudara-saudara mereka yang sedang kekurangan.
Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits
Rasul kullu mauludin yuladu ala al fitrah (setiap anak Adam terlahir dalam
keadaan suci) dan bisa juga diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian
manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah.
Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini
dikeluarkan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau
perilaku yang tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat
karena sebab ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah adalah zakat yang
diwajibkan kepada setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya
zakat ini bisa juga disebut dengan zakat badan atau pribadi (Qurthubi,
t.th:279)



Ambillah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka. (At-Taubah: 103)
Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada bulan
Ramadhan atau pada hari raya fitrah. Dari Ibnu Abbas ra,ia berkata :
Rasulullah Saw, mewajibkan zakat fitrah itu selaku pembersih dari perbuatan
sia-sia dan omongan omongan yang kotor dari orang yang berpuasa dan
sebagai

makannan

bagi

orang

miskin,

maka

barang

siapa

yang

menunaikannya sebelum shalat Ied itu adalah zakat fitrah yang diterima
dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat Ied maka itu
hanyalah suatu shadaqah dari shadaah shadaqah biasa . (HR.Abu Dawud
dan Ibnu Majah,dan disahkan oleh Hakim)
Yang wajib dizakati

- Untuk dirinya sendiri; tua, muda, baik laki- laki maupun perempuan
- Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya
Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah zakat
fithrah orang orang yang menjadi tanggunganmu. (HR.Daruquthni dan
Baihaqi)

Syarat-syarat wajib zakat fithrah :


1. Islam
2. Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi seluruh keluarga
pada waktu terbenam matahari dari penghabisan bulan ramadhan
3. Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada akhir
bulan Ramadhan
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak
boleh dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk makanan
pokok tetapi, jagung nilainya lebih rendah dari pada beras. Dilihat dari aspek
dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan zakat yang lain ada
perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang
bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi (badan), sementara zakat-zakat
selain zakat fitrah adalah kewajiban yang diperuntukkan karena keberadaan
harta.
2. Zakat maal (harta)
Zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang
sudah memenuhi nishab. Mencakup hasil ternak, emas & perak, pertanian
(makanan pokok), harta perniagaan, pertambangan, hasil kerja (profesi),
harta temuan,. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
D. Benda yang wajib dizakati
1. Binatang ternak
Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya hanya unta, sapi, kerbau, dan
kambing.

Dasar

wajib

mengeluarkan

zakat

binatang

ternak

ialah:

Diberitahukan oleh Bukhari dan muslim dari Abi Dzar, bahwasanya Nabi Saw,
bersabda sebagai berikut:
Seorang laki-laki yang mempunyai unta,sapi, atau kambing yang tidak
mengeluarkan zakatnya maka binatang bnatang itu nanti pada hari Kiamat
akan datang dengan keadaan yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar
dari pada didunia, lalu hewan hewan itu menginjak-nginjak pemilik dengan

kaki- kakinya. Setiap selesai mengerjakan yang demikian, bintang- binatang


itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana semula, dan demikianlah
terus menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum para manusia.
( HR: Bukhari )
Syarat bagi pemilik binatang yang wajib zakat tersebut adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Islam
Merdeka. Seorang hamba tidak wajib berzakat.
Milik yang sempurna. Sesuatu yang belum sempurna dimiliki tidak wajib dikeluarkan zakatnya.
Cukup satu nisab
Sampai 1 tahun lamanya dipunyai
Digembalakan di rumput yang mubah. Binatang yang diumpan (diambilkan makananya) tidak
wajib dizakati.

Seseorang yang memiliki 5 ekor unta ke atas wajib mengeluarkan zakatnya dengan aturan
sebagai berikut.
1. 5-9 ekor unta zakatnya 1 ekor kambing
2. 10-14 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
3. 15-19 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
4. 20-24 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing
5. 25-35 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 1-2 tahun
6. 36-45 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 2-3 tahun
7. 46-60 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun
8. 61-75 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 4-5 tahun
9. 76-90 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
10. 91-120 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
11. 121 ekor unta zakatnya 3 ekor unta berumur 2-3 tahun
Kemudian untuk tiap tiap 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta yang berumur 2-3 tahun dan untuk
tiap tiap 50 ekor zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun.

Nishab dan zakat sapi atau kerbau


Nishab zakat sapi atau kerbau ialah mulai dari 30 ekor ke atas dengan rincian sebagai berikut:
1. 30-39 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau yang berumur 1- 2 tahun.

2. 40-59 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau betina yang berumur 2-3
tahun.
3. Untuk selajutnya tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau zakatnya seekor anak sapi atau kerbau betina
yang berumur 2-3 tahun

Nishab dan zakat kambing


Nishab kambing ialah mulai dari 40 ekor kambing dan zakatnya adalah 1 ekor kambing berumur
2-3 tahun. Selanjutnya diatur sebagai berikut;
a. 40-120 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing berumur 2-3 tahun

b. 121-200 ekor kambing zakatnya 2 ekor kambing berumur 2-3 tahun


c.

201-300 ekor kambing zakatnya 3 ekor kambing berumur 2-3 tahun

d. 301-400 ekor kambing zakatnya 4 ekor kambing berumur 2-3 tahun


e. Untuk selanjutnya setiap bertambah 100 ekor kambing, zakatnya 1 ekor kambing.

2. Emas dan Perak


Nishab emas adalah mitsqal atau sama dengan 93,4 gram, zakatnya 2,5%. Adapun perak
nishabnya adalah 200 dirham atau setara dengan 624 gram, zaktanya 2,5%. Jika emas atau perak
telah mencapai atau melebihi dari ukuran nishab dan haul (satu tahun), berkewajibanlah bagi
pemiliknya untuk mengeluarkan zakat. Demikian juga jika kepemilikan benda itu berlebih,
pemiliknya harus memperhitungkan berapa yang harus dibayarkan. Misalnya, jumlah emas
sebanyak 100 gram, maka perhitungannya adalah 2,5% dikalikan dengan 100 gram= 2,5 gram.
Jadi, zakatnya bukanlah potongan atau bagian dari emas tersebut, melainkan nilai uang yang
setara dengan jumlah emas yang harus dikeluarkan. Zakat emas dan perak wajib
dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah:





Dan

orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada

jalan Allah maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahanam lalu dibakar dengannya
dahi, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu
simpan itu. (At-Taubah: 34-35)
Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:
a. Milik orang Islam
b. Yang memiliki adalah orang yang merdeka
c. Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
d. Sampai nishabnya
e. Sampai satu tahun disimpan

Nisab dan zakat emas


Nishab emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal) = 12,5 pound sterling (96
gram ) zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang
memiliki 96 gram atau lebih dari emas yang bersih dan telah cukup setahun

dimilikinya maka wajiblah ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau seperempat


puluhnya. Seperti yang tercantum dalam hadits:
Dari Ali r.a ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : Apabila kamu punya 200
dirham (perak) dan telah lewat satu tahun, (maka wajib dikelurkan zakatnya)
dari padanya 5 dirham ; hingga tidak ada sesuatu kewajiban zakat bagimu
pada sesuatu (emas) sehingga kamu mempunyai 20 dinar dan telah lewat
satu tahun, maka zakatnya 0,5 dinar. Dan pada yang lebih zakatnya menurut
perhitungannya dan pada harta-harta ( emas dan perak) tidak ada hak
zakat,kecuali apabila sudah lewat satu tahun. HR Abu dawud.

Nishab dan zakat perak


Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5 %
apabila telah dimiliki cukup satu tahun . Emas dan perak yang dipakai untuk
perhiasan oleh orang perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan
simpanan, tidak wajib dikelurkan. zakatnya. Beberapa pendapat tentang
emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian: Pendapat imam Abu Hanifah :
berpendapat bahwa emas dan perak yang telah dijadikan perhiasan
dikeluarkan zakatnya pula.
Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk
dipakai sendiri atau disewakan, atau kepunyaan lelaki untuk dipakai
isterinya, maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki
memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan dimana perlu, maka
wajiblah dikeluarkan zakatnya

3. Makanan hasil bumi


Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan
makanan pokok seperti: padi, jagung, gandum, dan sebagainya. Sedangkan
buah- buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah: anggur, dan kurma.
Buah-buahan

yang

wajib

dikeluarkan

zakatnya

sebagaimana

sabda

Rasulullah Saw sebagai berikut:


Tidak ada sedekah (zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai
lima wasaq( 700kg) . H.R Muslim
QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacammacam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan
tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu)

bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).
Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pemiliknya orang Islam


Pemiliknya orang Islam yang merdeka
Milik sendiri
Sampai nisabnya
Makanan itu ditanam oleh manusia
Makanan itu mengenyangkan dan tahan lama disimpan lama
Tidak disyaratkan setahun memilki, tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada
tiap-tiap

menuai/panen.

Nishab dan zakat hasil bumi


Nishab

zakat

hasil

bumi

ini

sesuai

dengan

sabda

nabi:

Dari Abdullah r.a. nabi Saw bersabda : Tanam-tanaman yang diairi dengan
air hujan, mata air atau yang tumbuh dirawa-rawa, zakatnya sepersepuluh
(1/10) dan yang diairi dengan tenaga pengangkutan zakatnya seperduapuluh
(1/20).
( HR.Bukhari)
Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira
700 kg, sedang yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya
10% (sepersepuluh ) jika diairi dengan air hujan, air sungai, siraman air yang
tidak dengan pembelian (perongkosan ). Jika diari dengan air yanng
diperoleh dengan pembelian maka zakatnya 5% (seperdua puluh ).
Semua hasil bumi yang sudah masuk, wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk
yang dikeluarkan untuk ongkos menuai dan angkutan.
Buah buahan seperti kurma, biji-bijian yang mengeyangkan seperti beras, gandum, dan
yang semisal wajib dikeluarkan zakatnya jika telah mencukupi nishabnya. Zakat buah-buahan
dan biji bijian tidak perlu haul (satu tahun), tetapi dikeluarkan pada waktu panen. Adapun Nishab
dari hasil pertanian ini adalah sebanyak lima wasaq. 1 wasaq= 60 sha`, sehingga 5 wasaq= 300
sha`. 1 sha`= 2.304 kg, sehingga 300 sha`= 691,2 kg= 91 kg 200 gram. Adapun besarnya sakat
yang dikeluarkan ialah berkisar antara 5 s.d 10 % jika, hasil pertaniannya menggunakan air hujan
atau air sungai besar zakatnya ialah 10% dan jika produk menyangkut biaya transportasi, mesin
pompa air, maka wajib dizakatkan 5%.
4. Hasil tambang

Hasil tambang berupa emas dan perak apabila telah sampai memenuhi nishab sebagaimana
nishab emas dan perak, maka harus dikeluarkan zakatnya seketika itu juga, tidak perlu menuggu
satu tahun. Zakat yang wajib dikeluarkan ialah 2,5%. .Barang rikaz itu umumnya
berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:
a. Orang Islam
b. Orang merdeka
c. Milik Sendiri
d. Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat
barang tambang dan barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni
20 mitsqa l=96 gram untuk emas dan 200 dirham (672 gram ) untuk perak.
Zakatnya masing-masin 2,5%.

5. Harta perniagaan
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman
Allah

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu
kamu

menafkahkan

daripadanya,

Padahal

kamu

sendiri

tidak

mau

mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya(QS AlBaqarah : 267).


Dan sabda Rasulullah: Dari samurah : Rasululah Saw, memerintahkan
kepada kami agar mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan untuk di
jual . ( HR. Daruquthni dan Abu Dawud)
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
a. Yang memiilki orang Islam
b. Milik orang yang merdeka
c. Milik penuh
d. Sampai nishabnya
e. Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta
benda dagangan. Tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang
dihitung

bukan

hanya

labanya

saja

tetapi

seluruh

barang

yang

diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab, maka wajiblah dikeluarkan


zakatnya

seperti

zakat

emas

yaitu

2,5

%.

Harta dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib


dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram
Rp 100, maka barang dagangan yang seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib
dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240.
Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan
sebagainya, tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan
menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu perniagaan.
Kewajiban zakat ini juga mencakup barang-barang yang dipersiapkan untuk dijual seperti
tanah, bangunan, mobil, alat-alat penampung air maupun barang-barang dagangan lainnya.
Adapun bangunan yang disewakan maka kewajiban zakat ada pada uang sewanya (jika mencapai
nishob) dan telah lewat setahun dalam kepemilikan. Demikian pula mobil pribadi maupun mobil
yang disewakan tidak ada kewajiban zakat atasnya karena tidak dipersiapkan untuk dijual tetapi
untuk digunakan. Akan tetapi jika uang hasil disewakannya mobil tersebut atau uang apapun
yang telah mencapai nishob dan telah lewat setahun dalam kepemilikan seseorang maka wajib
untuk dikeluarkan zakatnya, baik uang tersebut dipersiapkan untuk nafkah, atau untuk menikah,
atau untuk dibelikan perabot rumah, atau untuk dibayarkan hutang maupun untuk selainnya.

Nisab
Nishab adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syari
(agama) untuk menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan
zakat bagi yang memilikinya, jika telah sampai ukuran tersebut. Orang yang
memiliki

harta

dan

telah

mencapai

nishab

atau

lebih,

diwajibkan

mengeluarkan zakat.
Syarat-syarat nishab adalah sebagai berikut:
1. Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan
untuk mata pencaharian.
2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung
dari hari kepemilikan nishab dengan dalil hadits Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam. Tidak ada zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu
haul (satu tahun). (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al
AlBani) Dikecualikan dari hal ini, yaitu zakat pertanian dan buah-buahan.
Karena zakat pertanian dan buah-buahan diambil ketika panen. Demikian
juga zakat harta karun (rikaz) yang diambil ketika menemukannya.
Misalnya, jika seorang muslim memiliki 35 ekor kambing, maka ia tidak
diwajibkan zakat karena nishab bagi kambing itu 40 ekor. Kemudian jika

kambing-kambing tersebut berkembang biak sehingga mencapai 40 ekor,


maka kita mulai menghitung satu tahun setelah sempurna nishab tersebut.

Cara Menghitung Nishab


Dalam menghitung nishab terjadi perbedaan pendapat. Yaitu pada masalah,
apakah yang dilihat nishab selama setahun ataukah hanya dilihat pada awal
dan akhir tahun saja?
Imam Nawawi berkata, Menurut mazhab kami (Syafii), mazhab Malik,
Ahmad, dan jumhur, adalah disyaratkan pada harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya dan (dalam mengeluarkan zakatnya) berpedoman pada hitungan
haul, seperti: emas, perak, dan binatang ternak- keberadaan nishab pada
semua haul (selama setahun). Sehingga, kalau nishab tersebut berkurang
pada satu ketika dari haul, maka terputuslah hitungan haul. Dan kalau
sempurna lagi setelah itu, maka dimulai perhitungannya lagi, ketika
sempurna nishab tersebut. (Dinukil dari Sayyid Sabiq dari ucapannya dalam
Fiqh as-Sunnah 1/468). Inilah pendapat yang rajih (paling kuat -ed) insya
Allah. Misalnya nishab tercapai pada bulan Muharram 1423 H, lalu bulan
Rajab pada tahun itu ternyata hartanya berkurang dari nishabnya. Maka
terhapuslah perhitungan nishabnya. Kemudian pada bulan Ramadhan (pada
tahun itu juga) hartanya bertambah hingga mencapai nishab, maka dimulai
lagi

perhitungan

pertama

dari

bulan

Ramadhan

tersebut.

Demikian

seterusnya sampai mencapai satu tahun sempurna, lalu dikeluarkannya


zakatnya. Demikian tulisan singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat.
E. Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat
Orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang telah
ditentukan Allah swt. Dalam Al-Quran. Mereka itu terdiri atas delapan
golongan. Allah Taala telah menjelaskan dalam kitab-Nya yang mulia tentang golongangolongan penerima zakat dalam firman-Nya:






Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, penguruspengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, budak (yang mau memerdekakan diri),
orang-orang yang berhutang, orang yang sedang di jalan Allah dan musafir, sebagai suatu

ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (AtTaubah: 60)

Yang berhak menerima zakat

1.

Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat

2.

menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari


Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat
menghasilkanlebih

dari

50%

untuk

kebutuhan

hidupnya

tetapi

tidak

mencukupi
3. Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan
membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan
4.

hukum Islam
Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan
jiwanya

5.

perlu

dibina

agar

bertambah

kuat

imannya

supaya

dapat

meneruskan imannya
Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh

tuan nya dengan jalan menebus dirinya


6. Gharimin yaitu orang yang berhutang untuk sesuatu kepentingan yanng
bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya
7. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan
agama Allah
8. Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan
maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.

Yang tidak berhak menerima zakat :

1.

Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat)


bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR

2.

Bukhari).
Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari

tuannya.
3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi
kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
5. Orang kafir.

F. Beberapa Faedah Zakat

Faedah Diniyah (segi agama)

1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam
yang

mengantarkan

seorang

hamba

kepada

kebahagiaan

dan

keselamatan dunia dan akhirat.


2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri)
kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya
yang memuat beberapa macam ketaatan.
3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda,
sebagaimana firman Allah, yang artinya: Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits
yang muttafaq alaih Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam juga
menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan
kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah
disabdakan Rasulullah Muhammad SAW.

Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)


1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada
kepada pribadi pembayar zakat.
2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih)
dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat
baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan
melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan
menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat
pengorbanannya.
4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)

1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat


hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian
besar negara di dunia.
2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat
eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat,
salah satunya adalah mujahidin f sabilillah.
3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol
yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya
jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghamburhamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut
rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian
melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu
akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si
miskin.
4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas
berkahnya akan melimpah.
5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau
uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan
meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.

Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan
mereka yang miskin.
2. Pilar amal jamai antara mereka yang berada dengan para mujahid dan
dai yang berjuang dan berdawah dalam rangka meninggikan kalimat
Allah SWT.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan

6. Untuk pengembangan potensi ummat


7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna
bagi ummat.
9. Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari
sifat-sifat kikir dan bakhil
10. Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya
sendiri;sifat

mementingkan

diri

sendiri

harus

disingkirkan

dari

masyarakat Islam
11. Seorang muslim harus mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup
perseorangan yaitu murah hati,penderma, dan penyayang
12. Zakat

dapat

menjaga

timbulnya

rasa

dengki,

iri

hati,

dan

menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya


13. Zakat bersifat sosialistis karena meringankan beban fakir miskin dan
meratakan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia

G. PRAKTEK ZAKAT DI INDONESIA


Masyarakat di Indonesia biasanya menyalurkan zakat biasa lewat
panitia zakat di masjid-masjid ataupun juga melaui lembaga-lembaga zakat
nasional dan swasta yang telah ditunjuk pemerintah. Dalam penyaluran
zakat di Indonesia sepertinya sudah tersalur dengan baik, masyarakat yang
berhak menerimanya pun telah menerima atau bisa dibilang tepat sasaran.
Contoh dari lembaga-lembaga zakat di Indonesia ialah seperti ;

Dompet Dhuafa Republika

Rumah Zakat

Bina Insan Prestasi

Portal Infaq

Baitul Maal Hidayatullah

Baitulmaal Muamalat

Pos Keadilan Peduli Umat

Dan lain-lain.

Permasalan Zakat di Indonesia


Persoalan Zakat adalah sesuatu yang tidak pernah habis dibicarakan,
wacana tersebut terus bergulir mengikuti peradaban Islam. Di Indonesia
Persoalan yang muncul atas zakat sekarang : Pertama, Peran zakat sebagai
salah satu rukun Islam yang harus ditunaikan oleh umat Islam yang mampu
(muzakki) hanya menjadi kesadaran personal. Membayar zakat merupakan
kebajikan individual dan sangat sufistik sehingga lebih mementingkan
dimensi keakhiratan. Semestinya zakat adalah menjadi sebuah gerakan
kesadaran kolektif, taruhlah kita bisa canangkan gerakan sadar zakat, seperti
yang pernah dicanangkn oleh Presiden Megawati pada tanggal 2 Desember
2001 di Masjid Istiqlal pada acara peringatan Nuzulul Quran, sehingga zakat
menjadi tulang punggung perekonomian umat. Karena, Zakat bukan hanya
sekedar kewajiban yang mengandung nilai teologis, tetapi juga kewajiban
finansial yang mengandung nilai sosial yang tinggi. Persoalan ini, tidak lepas
juga dari pamahaman umat (yang wajib zakat) terhadap makna subsansi
zakat. Zakat hanya sebagai suatu kewajiban agama (teologis) untuk
membersihkan harta milik dari kekotoran. 1 Pemahaman masyarakat seperti
itu tentang zakat, akhirnya zakat di berikan tanpa melihat sisi kemanfaatan
ke depan bagi yang berhak menerimanya (Mustahiq). Tanpa melihat, bahwa
Zakat memainkan peran penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan
dan kekayaan serta berpengaruh nyata pada tingkah laku konsumen.
Dengan zakat distibusi lancar dan kekayaan tidak melingkar di sekitar
golongan elit (konglomerat). Namun akhir-akhir ini kesadaran di kalangan
umat Islam menengah atas lainnya makin membaik. Selain membayar pajak
mereka juga membayar zakat. Kedua, meningkatnya kesadaran umat Islam
dalam membayar zakat tidak disertai dengan pengumpulan dan penyaluran
yang terencana secara komprehensif. Bagaimana zakat yang punya peran
sangat penting dalam menentukan ekonomi umat bisa dapat terkelola
dengan baik dan professional-produktif. Pengelolaan yang tidak baik dan
profesional

menjadikan

zakat

tidak

produktif

dalam

ikut

andil

mengembangkan ekonomi umat. Kita dulu punya BAZIS (Badan Amil Zakat
dan Shodaqah) yang semi-pemerintah, sekarang kita punya Badan Amil

Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibina oleh pemerintah
atas keinginan masyarakat. Hanya saja, system kelembagaan zakat tidak
sama dengan lembaga pajak yang sudah dinilai kuat, tampaknya BAZIS/
BAZ/ LAZ masih terkesan lemah dan tidak mudah menetapkan target.
Ditambah lagi dengan persoalan amanah yang kurang dimiliki oleh
penyelenggara zakat. Sebenarnya, ada tiga kata kunci yang harus dipegang
oleh organisasi pengelola zakat agar menjadi good organization governance,
yaitu Amanah, Professional dan Transparan. Ketiga, sisi pendukung Legalformal kita kurang proaktif dalam melihat potensi zakat yang sekaligus
sebagai aplikasi dari ketaatan kepada agama bagi umat Islam. Seperti yang
disampaikan Pimpinan DSUQ Bandung bahwa potensi zakat secara finansial
dalam setahun di Indonesia bisa terkumpul mencapai 2 trilliun rupiah. Jumlah
itu baru yang bisa di hitung dari jumlah orang kaya (muzakki) yang
terdeteksi. Tapi kenyataannya, pengumpulan zakat, masih dibawah standar
rasio rata-rata jumlah umat Islam yang kena kewajiban zakat (muzakki).
Semestinya sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
negara proaktif dalam menyikapi kebutuhan umat, dimana ajaran Islam yang
asasi seperti zakat menjadi tulang punggung perekonomian umat dengan
melahirkan Undang-undang zakat dari sejak kemerdekaan.

Lahirnya Undang-undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat

yang disahkan pada tanggal 23 September 1999, walau tidak ada kata
terlambat, tidak begitu banyak memberikan angin segar kepada umat Islam
dalam mewujudkan suatu tatanan perekonomian yang kuat. Tetapi kita
masih bisa bersyukur, dengan lahirnya Undang-undang tersebut, walau
terjadi tarik menarik kepentingan (penguasa dan rakyat) dalam lahirnya
Undang-undang tersebut. Ditambah lagi dengan adanya perubahan atas
Undang-undang PPh No. 17 Tahun 2000 yang disahkan tanggal 2 Agustus
2000 dimana zakat menjadi pengurang pembayaran pajak.penghasilan.
Kedua undang-undang tersebut memberikan jaminan kepada umat Islam
bahwa zakat akan terkelola dengan baik, walau tidak sedikit kekhawatiran
bahwa undang-undang itu hanya sebuah gerakan yang setengah hati yang
hanya membesarkan hati umat Islam dan akan berhenti di tengah jalan.

Kekhawatiran itu tenyata terbukti dengan adanya stagnanisasi dalam

usaha sosialisasi dan realisasi kedua undang-undang tersebut. Terjadinya


banyak kendala dalam sosialisasi, realisasi dan tekhnis menjadi faktor yang

sangat dominan dalam terjadinya stagnan undang-undang tersebut. Kenapa


hal ini bisa terjadi ? kita mungkin melihat dengan kaca mata sinis terhadap
pemerintah dalam menerapkan konsep zakat, dengan mengatakan, bahwa
Undang-undang zakat yang ada hanya sebagai gerakan setengah hati. Atau
kita bisa melihat dengan beragam kelemahan yang ada pada Undangundang No. 38/99 tentang Pengelolaan Zakat dan UU No. 7/83 Jo.UU
No.10/94 Jo.UU No. 17/2000 tentang Pajak Penghasilan sebagai pengurang
pembayaran pajak apabila sudah membayar zakat bagi umat Islam, seperti
yang disampaikan Hadi Muhammad

dalam sebuah makalahnya atas

kelemahan Undang-undang tersebut, mengatakan : metode Prepaid Tax


lebih baik ketimbang metode Deductible Expenses yang digunakan dalam
UU No. 38/99, karena sebetulnya hanya merupakan usaha excuse dari aparat
ditjen pajak untuk menunjukkan toleransi birokrasi terhadap ketentuan
berzakat

umat

Islam.

Anda mungkin juga menyukai