Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 :

Penjelasan tentang 4 metode untuk penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi

Kelompok 3 :
Tiara Eka Novrianti 1617011047
Ajeng Ari Wirandani
Suci Miranti Mardaih 1617011034
Dahliani Silvia Sianipar 1617011052
Eko Prabowo 1617011016

a. Metode Diferensial (atau diferensiasi)


Didasarkan pada diferensiasi data-data percobaan (konsentrasi versus
waktu) untuk memperoleh kecepatan reaksi yang sebenarnya. Pada metode
ini, analisis data kinetika dilakukan dengan menduga hubungan antara
kecepatan reaksi sebagai fungsi konsentrasi, dan menguji dugaan-dugaan
tersebut melalui grafik-grafik yang bersesuaian. Metode ini terkait
langsung dengan persamaan kecepatan reaksi dalam bentuk diferensial.
Kemudian mengevaluasi harga-harga turunan dCi/dt atau dpi/dt atau dP/dt
dalam persamaan kecepatan reaksi (dari data-data percobaan). Metode
diferensial dapat digunakan untuk persamaan-persamaan kinetika yang
lebih kompleks, serta memerlukan data-data yang banyak dan akurat.
Harga-harga parameter kinetikanya dapat ditentukan melalui prosedur atau
teknik linerisasi terhadap model persamaan kinetika yang ditinjau.
Misalkan persamaan laju reaksi  rA    A  kCAn
dC
dt
Grafik hubungan antara konsentrasi zat pereaksi dengan waktu reaksi :

Persamaan garis lurus dari persamaan laju reaksi dilinerisasi menjadi :


 rA    dC A  kCAn
dt
log  rA   log(  A )  log k  n log C A
dC
dt

ln  rA   ln(  A )  ln k  n ln C A
dC
dt
 C A 
Grafik hubungan antara ln    dengan ln CA
 t 

Bila datanya tidak baik (sulit untuk digambar sebagai garis lurus) dicari
dengan cara least-square.
Bila grafik grafik log (-rA) terhadap log CA bukan garis lurus,
menunjukkan bukan reaksi sederhana tetapi reaksi kompleks.

b. Metode Integral (atau integrasi)


Didasarkan pada hasil integrasi persamaa nkecepatan reaksi. Pada metode
ini, analisis data kinetika dilakukan dengan mengalurkan beberapa fungsi
konsentrasi reaktan versus waktu, dalam grafik-grafik yang bersesuaian.
Metode ini relatif mudah digunakan dabn diterapkan, meskipun bersifat
trial and error. Direkomendasikan untuk pengujian sebuah mekanisme
reaksi, persamaan-persamaan kinetika yang sederhana, dan data-data
kinetika yang persebarannya tidak cukup baik (atau tidak menentu).

Persamaan laju reaksi yang dianggap sesuai : (-rA) = k.f(CA) = k.f(XA) →


menganggap orde reaksi = koeffisien stoikhiometri.
Persamaan diintegrasikan dengan cara :
dC A dx A
  C A0  k .dt
f (C A ) f x A 
Menghitung harga k pada setiap waktu dengan mengintegrasikan dari CA0
ke CA dan dari 0 ke t. Jika harga k hampir konstan perumpaan dianggap
CA
dC A
benar dan k = krata-rata atau dibuat grafik  
 
CA0
f CA
terhadap t.

Bila diperoleh garis lurus berarti benar, harga k dihitung dengan least-
squre.
Bila garis yang diperoleh tidak lurus, maka :
 Jika diperoleh garis lurus p, dugaan orde benar, dengan k = tg α
dan n = 1.
 Jika diperoleh garis q (kelengkungan positif) : orde reaksi yang
ditebak (atau diasumsikan) lebih besar daripada orde reaksi
sebenarnya. Dicoba orde 0 dst sampai diperoleh garis lurus.
 Jika diperoleh garis r (kelengkungan negatif) : orde reaksi yang
ditebak (atau diasumsikan) lebih kecil daripada orde reaksi
sebenarnya. Dicoba orde 2 dst sampai diperoleh garis lurus.

Untuk reaksi orde n dan n≠1 misal:  rA   


dC A
 kCAn
dt
persamaan terseut diintegrasikan. Untuk menghitung harga n dan k
maka harga n dimisalkan terlebih dahulu kemudian k dhihitung
dari hasil integrasi. Harga n yang benar yaitu bila k hampir
konstan. Bila harga k berubah-ubah dicoba harga k yang lain.

Anda mungkin juga menyukai