Anda di halaman 1dari 41

Teknik Reaksi

Kimia
Kinetika Pada Reaktor
Kelompok 2, Kelas
A.

SHEVA RATU BELGIS


INTANIA HELMALIA
MEILAN PUTRI HASANAH
NPM : 3335190097 NPM : 3335190003
Penentuan Orde
Reaksi dengan
Metode Integral,
Differensial, dan
Waktu Paruh pada
Reaktor Batch
01
Kinetika Kimia
Kinetika Kimia
Kinetika kimia adalah Ilmu
t e n t a n g laju ( k e c e p a t a n ) a t a u laju
reaksi kimia. Ilmu ini d i p e l a j a r i untuk
m engetahui f a kt or- faktor yang
mempengaruhi reaksi kimi a. Dala m
kinetika kimia, kecepatan suatu
reaksi akan sebanding dengan
konsentrasi/ t e ka nan z a t – z a t y a n g
ber eaksi. Laju reaksi kimia d a p a t
di nya ta kan sebagai pe r uba ha n
konsentrasi atau t e ka nan suatu
reaktan (atau produk) terhadap
waktu.
01.1
Orde Reaksi
Orde Reaksi
merupakan jumlah pangkat
faktor konsentrasi reaktan-
reaktan di dalam persamaan
kecepatan reaksi atau
kinetika reaksi
Orde Reaksi
●   persamaan kecepatan reaksi
Jika

Maka laju reaksinya adalah

Keterangan:
k = Konstanta laju reaksi A
m = Orde reaksi untuk A
n = Orde reaksi untuk B
m + n = Orde reaksi total
Macam-Macam Orde Reaksi
Orde Reaksi satu
Orde Reaksi nol Jika konsentrasi pereaksi dinaikan Orde Reaksi dua
dua kali semula, maka laju reaksi
seberapapun peningkatan
juga akan meningkat besarnya jIka konsentrasi pereaksi dinaikkan 2
konsentrasi pereaksi tidak akan
sebanyak 2 kali semula juga. kali semula, maka laju reaksi akan
mempengaruhi besarnya laju
Secara grafik, reaksi orde satu meningkat sebesar 4 kali semula..
reaksi. Secara grafik, reaksi
dapat digambarkan seperti terlihat
yang mempunyai orde nol dapat
pada gambar
dilihat pada gambar.
02
Reaktor Batch
Reaktor
Batch
Tempat terjadinya suatu reaksi
kimia tunggal, yaitu reaksi yang
berlangsung hanya satu
persamaan laju reaksi yang
berpasangan dengan persamaan
kesetimbangan dan stoikiometri
Reaktor
Batch
Tidak ada massa masuk dan
keluar selama reaksi. Jadi,
bahan dimasukkan, direaksikan
kemudian dikeluarkan sebagai
produk.

Selama proses tidak ada


umpan-produk mengalir
Gambaran
Reaktor
Batch
C = Konsentrasi (mol/L)
N = Jumlah Mol
F = Laju (mol/detik)
X = Konversi
r = Laju reaksi (mol/L.detik)
Sistem Batch Volume Tetap
●  Pada sistem batch dengan sistem volume reaksi tetap:

V sistem setiap saat = V sistem mula-mula

Atau V = V0

Sehingga,

Sehingga :
Sistem Batch Volume Tetap
●   ada sebuah reaksi
Misal

maka, laju reaksi konsentrasi A adalah

Sehingga :
Asumsi
Reaktor
Batch
● Pengadukan sempurna,
● Konsentrasi seragam
● Laju reaksi seragam
03
Penentuan Orde
Reaksi pada Reaktor
Batch
Metode-Metode
Penentuan Orde Reaksi

Metode Integral

Metode Differensial

Metode Waktu Paruh


03.1
METODE
INTEGRAL
Pada metode integral,
persamaan kecepatan reaksi
tertentu diintegrasikan
kemudian diprediksi kurva C vs
t –nya dan dibandingkan
dengan data eksperimen.
Sistem Batch Volume
Tetap Sederhana (reaksi
irreversible)
Reaksi
irreversible Reaksi
bimolekuler irreversible
ber-orde 2 ber-orde 0

Reaksi Reaksi Reaksi irreversible ber-orde n


irreversible irreversible
unimolekule trimolekuler
r ber-orde 1 ber-orde 3
03.1.1 Reaksi Irreversible
Unimolekuler ber-orde satu
●  

Dipindah ruaskan:

Diintegralkan dengan batas


Ca = Ca0 pada t = 0
Ca = Ca pada t = t
●   .............................(4)

......................(5)

Pada sistem batch bervolume-tetap:


...................(6)

……………….(7)

Mensubstitusikan pers. (6) dan (7) ke pers. (1), maka:

..............(8)
●  
Pisahkan variabel-variabelnya dan kemudian diintegrasikan (dengan batas integrasi XA = 0 pada t = 0
dan XA
pada t = t) :

...............(9)

1 – XA =

XA = 1 - ...............(10)
03.1.2 Reaksi Irreversible
Bimolekuler ber-orde dua
●  
Kecepatan reaksi berorde 2
A + B  Produk
rA = -rB = k CA CB.................(11)

Pada sistem batch bervolume-tetap:


rA =- ......................(12)

berdasarkan stoikiometri reaksi:


CB = CB0 – CA0 XA......................(13)
●  
Substitusikan (12) ke (11), maka
-....................(14)

Substitusikan (13) ke (14), maka

Jika; M = CB0/CA0 maka

Atau
..........(15)
●  
Persamaan (15) dipisahkan variabel-variabelnya dan kemudian diintegrasikan (menggunakan
penyelesaian hitung integral pecahan fraksional, dengan batas integrasi: XA = 0 pada t = 0 dan
XA = XA pada t = t), menghasilkan:

..................(16)
●  persamaan (16) dihubungkan dengan beberapa besaran lainnya, maka akan diperoleh
Jika
profil keberlangsungan reaksi untuk sistem ini yang ditunjukkan pada persamaan berikut:

[M≠1]..................(17)
03.1.3 Reaksi Irreversible
Trimolekuler ber-orde tiga
●   reaksi homogen ireversibel trimolekuler elementer:
Tinjau
A + B + D  produk reaksi

Kecepatan reaksi berorde-tiga :


-rA= = rB = -rD = k CA CB CD ……. (18)

Pada sistem Batch bervolume – tetap :


-r A = -rB = -rD =………………….(19)
●   cara yang sama dengan kasus kasus sebelumya, maka diperoleh :
Melalui
= k CA CB CD
Atau
CA0 = k CA0 (1-XA) (CB0 – CA0 XA ) (CB0 – CA0 XA) ( CD0 – CA0 XA)

CA0 = k CA03 (1-XA) ( ) ( – XA)

= k …….. (20)
●  

Penyelesaian persamaan (20) secara analitik menghasilkan :

ln + ln + ln k t
……..(21)
03.1.4 Reaksi Irreversible ber-orde
nol

●  Tinjau reaksi homogen irreversible :
A  produk reaksi

● Kecepatan reaksi ber-orde nol :


-rA = k ….. (22)

● Pada sistem batch dengan volume tetap :


-rA = = CA0 ……. (23)

●  Melalui cara yang sama dengan sebelumnya :

= CA0 = k ….. (24)

● Persamaan (24) dapat diselesaikan, maka diperoleh :


CA0-CA = CA0 XA = k t untuk ; t <
CA=0 untuk; t …. (25)
03.1.5 Reaksi Irreversible ber-orde n

●  Tinjau reaksi homogen irreversible :
A  produk reaksi

● Secara umum, kecepatan reaksi ber-orde n adalah :

-rA = k CAn ……. (26)

● Pada sistem batch dengan volume tetap :


-rA =- …….. (27)

●  Substitusi persamaan 27 ke 26, sehingga menghasilkan :

= k CnA …… (28)

● Penyelesaian persamaan secara analitik (dengan batas integrasi : C A = CA0


pada t=0 dan CA =CA pada t=t) yaitu :

CA1-n - CA01-n = (n-1) k t [n ……. (29)


03.2
METODE
DIFFERENSIAL
Metode analisis ini berhubungan langsung
dengan persamaan tingkat diferensial untuk
mengevaluasi semua istilah persamaan
turunannya. Sebagai contoh,
pertimbangkan satu set data C terhadap t
yang sesuai dengan persamaan M-M :
−𝑟𝐴= −(𝑑 𝐶𝐴)/𝑑𝑡= (𝑘1 𝐶𝐴)/(1+𝑘2 𝐶𝐴) ...
(30)
●  
Dengan metode yang berbeda, diperoleh rumus –rA terhadap CA. Membuat
plot garis lurus untuk k1 dan k2, dilakukan dengan memanipulasi persamaan
rumus sebelumnya untuk mendapatkan yang lebih akurat:
……….. (31)
Dan plot garis yang terbentuk terhadap yaitu linier. Sebagai alternatif, manipulasi
yang berbeda (mengalikan persaman diatas k1 (-rA)/k2) sehingga menghasilkan
bentuk lain yang dapat diuji secara grafis:
….. (32)
Plot dari –rA terhadap yaitu berupa linier. Jadi, terdapat dua cara untuk menguji
persamaan laju dengan analisis differensial
03.3
METODE WAKTU
PARUH
Metode analisis ini
berhubungan langsung dengan
persamaan tingkat diferensial
untuk mengevaluasi semua
istilah persamaan turunannya.
Analisa data dengan metode waktu paruh
●● Perhatikan
  reaksi berikut
a A +  B + …  Produk

● Persamaan kecepatan reaksinya, dapat ditulis seperti berikut ini :

... (33)
●● Jika
  reaktan berada dalam rasio stokiometrinya selama proses reaksi, maka
pada setiap waktu CB/CA=/ dapat ditulis :
........(34)

Atau

……..(35)

● Lalu diintegrasikan, sehingga diperoleh :

.........(36)
●● Dari
  definisi waktu paruh ini, dimasukkan ke persamaan di atas sehingga
diperoleh :

......... (37)

● Dari persamaan ini, dapat diplotkan antara log t 1/2 lawan log CA0 sehingga dapat
diperoleh garis lurus dengan slope (1-n) dan intercept
THANK YOU!!! ^^

Anda mungkin juga menyukai