BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Nekrosis Avaskular (AVN), yang juga dikenal sebagai osteonekrosis,
aseptik nekrosis atau nekrosis tulang iskemik adalah penyakit yang dapat
mempengaruhi beberapa tulang sebagai akibat dari terputusnya/hilangnya suplai
darah ke suatu bagian tulang, sehingga menyebabkan kematian pada tulang
tersebut. Iskemia menyebabkan kematian dan kolaps pada jaringan tulang. 1
Koenig adalah orang pertama yang menjelaskan kondisi ini, yang disebutnya
dissecans osteochondritis, pada tahun 1888. Pada tahun 1925, Haenish
menjelaskan kasus pertama yang melibatkan kaput femur. Pada tahun 1940,
penyebab nekrosis dianggap karena terdapat penyumbatan pada arteri.
Pietrograndi menjelaskan kasus pertama AVN kaput femur setelah penggunaan
steroid pada tahun 1957.2
Kaput femur adalah tempat yang paling sering mengalami AVN. Biasanya,
pasien pada dekade ketiga, keempat atau kelima rentan terkena AVN. Laki-laki
lebih rentan terhadap penyakit ini daripada wanita.
Pada stadium awal pasien tidak menunjukkan gejala, tetapi dengan
berjalannya waktu, AVN menyebabkan kerusakan pada sendi, sehingga
memerlukan pembedahan, dan pada tahap akhir penyakit ini memerlukan
penggantian panggul total (THR).2 Pada penyakit ini, diagnosis awal yang paling
efektif adalah menggunakan MRI.2
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
2.2 Definisi
Nekrosis Avaskular adalah penyakit yang dapat mempengaruhi beberapa
tulang sebagai akibat dari terputusnya/hilangnya suplai darah ke suatu bagian
tulang, sehingga menyebabkan kematian pada tulang tersebut.1
2.3 Etiologi
Terdapat berbagai kondisi yang dicurigai sebagai pemicu penyakit ini.
Tipe nekrosis avaskular biasanya primer, atau tidak diketahui
penyebabnya/idiopatik. Bentuk-bentuk lain dari penyakit ini penyebabnya adalah
sekunder.2-8 Salah satu alasan paling umum penyebab nekrosis avaskular sekunder
adalah penggunaan steroid sistemik dosis tinggi (4000 mg Prednisone) untuk
periode jangka panjang hingga 3 bulan atau lebih. Mekanisme kerja masih belum
dipahami sepenuhnya, tetapi diduga terkait dengan kondisi hiperkoagulasi, dengan
gangguan fibrinolisis dan trombosis pada kaput femur. Penyebab umum lainnya
termasuk trauma, kelainan pada darah atau penyakit dekompresi.
Penyebab AVN dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Primer (idiopatik)
Sekunder:
- Trauma:
Fraktur kaput femur
Dislokasi kaput femur
Kompresi epifisial
Trauma vaskuler
- Hemoglobinopati:
Sickle cell disease
Polycythemia
- Local infiltrative disease:
Gaucher disease
Infection
Neoplasms
- Hypercortisolism
Corticosteroid medications
Cushing disease
- Alcohol consumption
- Pancreatitis
- Chronic renal failure
- Cigarette smoking
- Collagen vascular diseases
- Congenital and developmental
Congenital dislocation of the hip
6
Ehlers-Danlos syndrome
Heredity dysostosis
- Giant cell arteritis
- Gout and hyperuricemia
- Hypercholesterolemia
- Hypercoagulable
- Hyperlipidemia
- Hyperparathyroidism
- Intravascular coagulation
- Organ transplantation
- Pregnancy
- Systemic lupus erythematosus
- Thrombophlebitis
- Hemophilia
2.4 Patofisiologi
Faktor Arteri Extraosseous. Kaput femur ini mengalami peningkatan
risiko karena suplai darah adalah sistem organ akhir dengan sedikit perkembangan
kolateral. Suplai darah dapat terganggu oleh trauma, vaskulitis (penyakit
Raynaud), atau vasospasme (penyakit dekompresi).2,3
Faktor Arteri Intraosseous dapat menghalangi mikrosirkulasi kaput
femur melalui mikroemboli yang beredar. Ini dapat terjadi pada penyakit sickle
cell diseaase (SCD), dan embolisasi lemak.2,9
Faktor Vena Intraosseous mempengaruhi kaput femur dengan
mengurangi aliran darah vena dan menyebabkan stasis. Misalnya pada penyakit
Caisson, SCD atau pembesaran sel-sel lemak intramedulla.2,8
Faktor Ekstravaskuler Intraosseous mempengaruhi panggul dengan
meningkatnya tekanan, sehingga muncul sindrom kompartemen pada kaput
femur.2 Misalnya:
- Sel-sel lemak mengalami hipertrofi setelah pemberian steroid atau
sel-sel yang abnormal, seperti Gaucher dan sel-sel yang mengalami
inflamasi, dapat mengganggu kapiler intraosseous, mengurangi
sirkulasi intramedulla dan berkontribusi terhadap sindrom
kompartemen.
- Mikrofraktur yang berulang pada segmen femur dapat
menyebabkan beberapa lesi vaskular yang mengakibatkan
iskemia.
7
- Pada penyakit lanjutan bisa menyebabkan deformitas sendi dan atrofi otot.
Pencitraan
- Pada stage 0 dan 1 biasanya tidak ditemukan kelainan pada foto radiografi.
Pada penyakit yang lebih lanjut, foto radiografi menunjukkan gambaran
sklerosis dan perubahan kepadatan tulang. Seiring dengan berkembangnya
penyakit, terlihat garis subchondral tampak radiolusen, atau kolaps pada
kaput femur.7
- CT scan digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan dari tulang, tetapi
tidak sesensitif seperti MRI dalam stage 0 dan 1. CT sangat baik
digunakan untuk mendeteksi runtuhnya kaput femur, dan penyakit
degeneratif pada sendi.2
- MRI adalah alat yang sangat sensitif untuk mendiagnosis AVN, dan
merupakan standar emas untuk evaluasi diagnosis noninvasif (Gambar
2.3). MRI memiliki beberapa keunggulan, seperti:
MRI akurat untuk menentukan ukuran lesi.
Mendeteksi lesi yang asimptomatik, yang tidak terdeteksi pada foto
polos.7
Percitraan multiplanar dan jaringan lunak.11,12
Hal ini dapat menunjukkan respon dari kepala femoral terhadap
pengobatan.2
- Single-photon emission computed tomography (SPECT) digunakan
sebagai alternatif , ketika MRI tidak dapat dilakukan atau bila hasil MRI
tak tentu. SPECT sulit digunakan karena memerlukan jangka waktu yang
lama.2,10
9
2.7 Klasifikasi
Ficat dan Arlet telah mengembangkan sistem staging menggunakan
temuan radiografi, yang terdiri dari empat tahap. Hungerford dan Lennox
memodifikasi sistem staging tersebut, dan menambahkan stadium 0.2,3
- Stadium 0 (preklinis dan preradiologi) - temuan negatif pada radiografi,
tidak ada gejala pada pasien. MRI menunjukkan tanda double-line.
- Stadium I (tahap preradiologi) - temuan normal pada radiografi dan
temuan positif pada MRI atau skintigrafi. Tahap 1 merupakan tahap awal
resorptif. Temuan radiografi (osteoporosis minimal dan/atau terlihat kabur
pada trabekula tulang).
- Stadium II (tahap reparatif) terjadi sebelum perataan dari kaput femur. Hal
ini dapat berlangsung selama beberapa bulan atau tahun. Perubahan
radiografi dan demineralisasi tulang (manifestasi awal dari tahap reparatif,
mempresentasikan resorpsi tulang mati) dan sclerosis (muncul setelah
demineralisasi, mempresentasikan aposisi tulang baru pada trabekula yang
mati). Demineralisasi muncul dalam bentuk kista kecil dalam kaput femur.
Sclerosis muncul sebagai peningkatan kepadatan, biasanya pada
superolateral kaput femur dan bisa difus, atau linier. Perubahan ini sesuai
10
dengan stadium IIA (Gambar 2.4). Stadium IIB (Gambar 2.5) adalah tahap
transisi yang ditandai dengan adanya crescent sign, terlihat lucent pada
garis linear subkortikal.
- Stadium III (kolaps dini kaput femur) adanya sekuestrasi dan depresi,
tanpa keterlibatan acetabular. Kaput femur tidak lagi berbentuk bulat dan
berkontur lembut. Kaput femur tampak rata dan kolaps. (Gambar 2.5)
- Stadium IV (penyakit degeneratif progresif) kolaps dan hancurnya kaput
femur diikuti dengan penyempitan ruang sendi, pembentukan kista
subchondral dan osteofit, sebagai tanda-tanda pasti dari penyakit sendi
degeneratif.
Steinberg et al. memperluas sistem staging, dengan membagi lesi menjadi
III stadium, kaput femur dengan atau tanpa kolaps atau dengan panggul atau tanpa
keterlibatan acetabular. Selain itu, mereka juga mengukur jumlah keterlibatan
kaput femur menjadi ringan (<15%), sedang (15-30%) and berat (>30%),
berdasarkan radiografi (Tabel 1).
11
Gambar 2.5 Ficat Arlet stadium IV dari nekrosis avaskular kaput femur
2.8 Pengobatan
Tujuan dari pengobatan adalah untuk menjaga sendi dari kerusakan. Ada
beberapa pilihan yang dapat dipilih untuk menentukan pengobatan yang paling
14
tepat, kita harus mempertimbangkan usia pasien, stadium penyakit, lokasi dan
banyaknya tulang yang terkena dampak dan penyebab avaskular nekrosis (kecuali
penggunaan kortikosteroid atau alkohol dihentikan).1
Ada metode konservatif dan bedah untuk mengobati penyakit ini.
Pengobatan konservatif telah digunakan secara tunggal atau kombinasi, tetapi
jarang memberikan perbaikan. Kebanyakan pasien akhirnya akan memerlukan
pembedahan baik untuk menunda, atau untuk memperbaiki sendi permanen.1
Pengobatan konservatif
- Terapi statin, bifosfonat atau obat anti-inflamasi mungkin dapat
membantu.6,12,13
- Dalam beberapa kasus awal, mengurangi membawa beban berat,
membatasi kegiatan atau menggunakan crutches dapat memperlambat
kerusakan yang disebabkan oleh nekrosis avascular. Namun, pasien ini
memiliki resiko 85% terjadi kolaps dari kaput femur.1,2,5
- Latihan berbagai gerakan sangat membantu untuk menjaga fungsi dari
sendi.1
- Stimulasi listrik dianggap dapat menginduksi pertumbuhan dari tulang.1
Pengobatan bedah
- Dekompresi inti (core decompression) dapat dicapai dengan
menghilangkan lapisan dalam tulang. Hal ini dapat meningkatkan proses
pembentukan pembuluh darah baru, sehingga dapat meningkatkan aliran
darah ke tulang. Dekompresi inti ini diindikasikan pada orang dengan
nekrosis avascular stadium awal, sebelum terjadi kolaps kaput femur dan
ketika < 30% keterlibatan kaput femur. Dekompresi inti juga efektif untuk
menghilangkan rasa nyeri dan membantu menunda kebutuhan untuk
artroplasti.1,2
- Bone grafting menggunakan tulang yang sehat dari salah satu bagian
tulang dari pasien dan mentransplantasikan ke daerah yang sakit. Bone
grafting dapat dikombinasikan dengan core decompression, bekerja
bersama untuk menghentikan siklus iskemia. Hal ini diindikasikan pada
nekrosis avaskuler stadium awal, apabila proses ini berhasil, hal itu dapat
menjamin kelangsungan hidup dari kaput femur.1,3
15
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
Dua puluh kasus dengan AVN kaput femur lanjutan (Ficat dan Arlet
stadium III dan IV) dirawat pada layanan tersier rumah sakit militer dan dilakukan
pembedahan dengan arthoplasty panggul total antara bulan Maret tahun 2000 dan
Februari tahun 2002 yang merupakan subjek dari penelitian ini. Arthoplasty
panggul total dipertimbangakan ketika pasien tidak dapat melaksanakan aktivitas
sehari-hari karena rasa nyeri dan pengobatan konservatif telah gagal untuk
mengurangi rasa nyeri. Sebelum dianjurkan untuk dilakukan arthroplasti panggul
total, pengobatan konservatif seperti pengurangan berat badan, obat-obatan
antiinflamasi, pembatasan aktifitas dan penggunaan tongkat saat berjalan
dianjurkan. Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah stadium III dan IV (Ficat
dan Arlet) AVN kaput femur dengan arthritis degeneratif akibat berbagai etiologi
yang berhubungan dengan tipe idiopatik. Penilaian pra-operasi telah dilakukan.
Dalam semua kasus, pendekatan secara posterolateral diambil. Pasca operasi
ekstremitas dijaga dalam posisi abduksi dengan sudut 30˚ dan drain dilepas
setelah 48 jam. Pasien dimonitor secara klinis untuk setiap komplikasi yang
terjadi. Pasien diperbolehkan berjalan pasca operasi hari ke-6 dengan
menggunakan alat bantu jalan dan natinya menggunakan dua atau satu cructh
aksila. Jahitan dilepas pada hari ke-14 dan latihan berbagai gerakan dimulai.
Pasien dipulangkan setelah rehabilitasi penuh selama 6 minggu dan saat ini
mereka mampu berjalan dengan satu tongkat. Harris hip scoring system
digunakan untuk mengevaluasi panggul pra-operasi dan pasca operasi. Nyeri dan
kemampuan fungsi, merupakan dua variabel utama yang dipertimbangkan untuk
membuat keputusan tentang operasi. Penilaian dengan nilai 90-100 dianggap
sangat baik; 80-89 baik, 70-79 cukup, dan kurang dari 70 buruk.
3.3 Hasil
Dalam penelitian ini, usia minimal adalah 26 tahun dan maksimal 68 tahun
dan sebagian besar pasien berusia antara 31-40 tahun (45%) dan 41-50 tahun
(25%). Kelompok usia ini biasanya memiliki penyebab idiopatik atau terkait
dengan konsumsi alkohol atau steroid. AVN kaput femur umumnya pada orang
muda. Dari 20 pasien, 16 adalah laki-laki dan 4 perempuan. Secara keseluruhan
laki-laki dan perempuan memiliki rasio 4 : 1. Dari empat kasus pada perempuan,
dua pasien menderita nekrosis avaskuler kaput femur setelah kehamilan dan
18
keduanya melibatkan panggul bilateral. Dari 20 pasien dalam seri ini, 7 (35%)
melibatkan sendi panggul bilateral. Dari 7 pasien, 5 telah dilakukan penggantian
panggul total bilateral. Tersisa 13 pasien (65%) melibatkan pinggul unilateral.
Dari 20 kasus AVN kaput femur, ada 7 kasus dimana terdapat riwayat konsumsi
alkohol kronis dan diantara mereka ada satu pasien yang mengkonsumsi steroid
untuk waktu jangka lama untuk pengobatan asma bronkial. Pada dua kasus, pasca
trauma, yang mana salah satu dari mereka telah dilakukan fiksasi internal pada
intra kapsular fraktur leher femur. Dua pasien menderita AVN kaput femur setalah
kehamilan. Sembilan kasus tersisa, tidak ada ada penyebab yang ditemukan
(idiopatik). Dari jumlah tersebut, lima kasus melibatkan panggul bilateral. Secara
keseluruhan nilai pra-operasi berdasarkan Harris hip score adalah 43, dimana
meningkat menjadi 89 pasca operasi. Hasil pengamatan menunjukan bahwa
semua pasien memiliki hasil yang baik, (Harris hip score >80%) sehingga
menunjukkan tingkat yang baik dari pengurangan nyeri, perbaikan fungsi dan
jangkauan gerak. Yang paling penting terlihat perbaikan yang berkaitan dengan
nyeri.
Dari dua puluh pasien dalam seri ini, satu pasien memiliki ketidakcocokan
panjang tungkai yaitu terjadi pemendekan 1,5cm, dimana sebuah kompesasi
diberikan dengan memberikan sepatu tinggi. Satu pasien terjadi dislokasi posterior
pada hari ke-15 pasca operasi karena fisioterapi yang tidak dijaga. Pada pasien
lainnya mengalami keterlambatan dalam penyembuhan luka. Dimana terdapat
riwayat alkoholisme dan asupan steroid untuk asma bronkial pada pasien ini.
19
Gambar 3.4 AVN femoral head in young - pre-operative hybrid total hip replacement
3.4 Diskusi
Dalam studi ini, 20 kasus AVN dari kaput femur (Ficat dan Arlet stadium
III dan IV) diobati dengan arthroplasti panngul total. Studi ini dilakukan untuk
mengetahui peran penting dari penggantian panggul total pada AVN kaput femur.
AVN kaput femur merupakan salah satu indikasi utama untuk penggantian
panggul total. Antara 5-12% penggantian panggul total dilakukan pada pasien
yang memiliki AVN kaput femur. Osteotomi, yang mentransfer daerah permukaan
21
sehat kepala femoral untuk bantalan berat badan, adalah pilihan pengobatan yang
layak, tapi hasilnya bisa tidak konsisten. Osteotomi, pemindahan daerah
permukaan yang sehat dari kaput femur sebagai bantalan berat badan, ini
merupakan pilihan pengobatan yang layak, tapi hasilnya tidak konsisten.
Arthrodesis dapat dipertimbangkan untuk penyakit unilateral. Hasil arthroplasti
bipolar pada AVN kaput femur kalah dengan hasil arthroplasti panggul total.
Artroplasti panggul total merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif pada
AVN dari kaput femur ketika proses penyakit telah mencapai (stadium III dan IV
Ficat and Arlet).20,21,22,23
3.5 Kesimpulan
Penggantian panggul total sejak awal telah menurunkan penderitaan umat
manusia, dimana berbagai penyakit panggul memberikan ketidakbahagiaan dan
kecacatan bagi mereka. Hal ini telah membawa kembali kegembiraan bagi
kehidupan manusia, pada pasien yang lebih muda atau yang lebih tua.
Sebelumnya ada anggapan bahwa orang yang lebih tua harus dipertimbangkan
untuk penggantian panggul total, namun tren dan penelitian saat ini menunjukkan
bahwa kelompok usia yang lebih muda sama-sama diuntungkan meskipun
terdapat beberapa masalah. Meskipun penggunaan artroplasti panggul total pada
pasien muda akan cenderung memerlukan rekonstruksi pada masa yang akan
datang, menghilangkan rasa sakit dan perbaikan fungsi yang baik telah membuat
prosedur ini sebagai pilihan pengobatan yang baik untuk arthritis akibat
osteonekrosis kepala femoralis. Hasil pengurangan nyeri dan perbaikan fungsi
telah membuat prosedur ini sebagai pilihan pengobatan yang baik untuk arthritis
akibat osteonekrosis kaput femur. Penelitian ini meliputi dua puluh kasus AVN
kaput femur. Pasien pincang karena nyeri, ketidakmampuan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, hilangnya gerakan dan deformitas sendi pinggul. Setelah
penggantian panggul total, pasien telah menunjukkan peningkatan yang signifikan
dalam rentang gerak sendi dan pengurangan rasa nyeri dan deformitas sendi.
22
Sebagian besar pasien telah kembali dalam pekerjaan mereka dan merasa puas.
Penelitian kami menekankan fakta bahwa artroplasti panggul total adalah
keuntungan bagi pasien dengan AVN kaput femur lanjutan.24,25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Nekrosis Avaskular (AVN) merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi
beberapa tulang sebagai akibat dari terputusnya/hilangnya suplai darah ke suatu
bagian tulang, sehingga menyebabkan kematian pada tulang tersebut. Terdapat
berbagai kondisi yang dicurigai sebagai pemicu penyakit ini. Tipe nekrosis
avaskular biasanya primer, atau tidak diketahui penyebabnya/idiopatik. Bentuk-
bentuk lain dari penyakit ini penyebabnya adalah sekunder. Nekrosis Avaskular
pada tahap awal mungkin asimtomatik. Nyeri pada sendi yang terkena,
digambarkan sebagai nyeri yang berdenyut, dalam dan, intermiten. Pasien dengan
AVN kaput femur sering mengeluh paha atau pinggul terasa nyeri yang menjalar
ke bagian bokong, paha anteromedial, atau lutut. Rasa nyeri pada awalnya
mungkin ringan tetapi semakin lama semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Pada akhirnya, rasa sakit muncul pada saat istirahat, bahkan memburuk pada
malam hari, dan juga bisa terjadi kekakuan pada pagi hari. Untuk mendiagnosa
nekrosis avaskular kaput femur perlu dilihat dari riwayat klinis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan radiologi seperti CT-Sacan, MRI, Single-photon emission
computed tomography (SPECT). Pengobatan untuk nekrosis avaskular kaput
femur bisa berupa pengobatan konservatif dan pembedahan, pembedahan
dilakukan apabila terjadi kegagalan pada pengobatan konservatif. Pengobatan
pada stadium awal nekrosis avaskular kaput femur ini bisa menggunakan
23
DAFTAR PUSTAKA
6. Lai KA, Shen WJ, Yang CY, et al – The use of alendronate to prevent early
collapse of the femoral head in patients with nontraumatic osteonecrosis. A
randomized clinical study. J Bone Joint Surg Am Oct 2005; 87(10):2155-
2159.
14. Steffen RT, Foguet PR, Krickler SJ, et al – Femoral Neck Fractures After
Hip Resurfacing. J Arthroplasty Jun 12 2008.
17. Fairbank C, Bhatia D, Jinnah RH and Hungerford DS. Long term results
of core decompression of ischaemic necrosis of the femoral head. J Bone
Joint Surg 1995;77:42-9.
19. Harris WH. Traumatic arthritis of the hip after dislocation and acetabular
fractures. Treatment by mold arthroplasty. An endresult study using a new
method of result evaluation. J Bone Joint Surg 1969;51-A:737-55.
21. Garino JP and Steinberg ME. Total hip arthroplasty in-patients with
avascular necrosis of the femoral head. 2 to 10 years follow-up. Clin Ortho
1997;334:108-15.
25
22. Cabanela ME. Bipolar versus total hip arthroplasty for avascular necrosis
of the femoral head. A comparison. Clin Ortho 1990;261:59-62.
23. Chan YS, Shih CH. Bipolar versus total hip arthroplasty for hip
osteonecrosis in the same patient. Clin Orho 2000;379:169-77.
24. Kim YH, Oh SH, Kim JS, Koo KH. Contemporary total hip arthroplasty
with and without cement in-patients with osteonecrosis of the femoral
head. J Bone Joint Surg Am 2003 Apr;85-A(4):675-81.
25. Nagi ON, Dhillon MS and Sharma S. Total hip arthroplasty for avascular
necrosis of the femoral head. Indian Journal of Orthopaedics 1992;26:174-
7.