BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parasetamol
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang
populer
dan digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik untuk
meredakan
sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, demam dan flu.
Parasetamol memiliki rumus struktur seperti berikut :
nitrofenol. Untuk mengurangi ortho pada para nitrofenol dengan ditambahkan
natrium borohidrida menghasilkan paraaminofenol. Resultan p-aminofenol
kemudian diasetilasi dengan anhidrida asetat. Pada reaksi ini, fenol sangat reaktif
sehingga
reaksi hanya memerlukan kondisi ringan. Berikut reaksi yng terjadi :
.. ..
O: O :O:- O O O
adisi .. eliminasi ..
RC OCR + Nu- RC OCR
.. RC + -:OCR
..
r r
Nu Nu
Tugas Akhir
Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Kadar Parasetamol dalam Larutan Uji
Sampel Obat Batuk dan Pilek
7
Dalam penggunaan parasetamol ada beberapa hal penting yang perlu dicermati
diantaranya :
a. Menghentikan penggunaan parasetamol bila demam berlangsung lebih
dari tiga hari atau nyeri semakin memburuk.
b. Bagi ibu hamil dan menyusui, tanyakan kepada dokter jika akan
menggunakan obat ini.
c. Seseorang yang menderita penyakit liver sebaiknya tidak menggunakan
obat ini.
d. Menanyakan kepada dokter sebelum mengkombinasi parasetamol dengan
2.2 p-Aminofenol
Tugas Akhir
Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Kadar Parasetamol dalam Larutan Uji
Sampel Obat Batuk dan Pilek
8
analgesik dan antipiretik yang populer dan banyak digunakan baik dalam bentuk
sediaan tunggal maupun kombinasi.
2.3 Spektrofotometri
Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi di daerah UV– tampak karena
mengandung elektron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasikan
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Daerah panjang gelombang absorbsi itu
terjadi, bergantung pada berapa kuat elektron itu terikat dalam molekul itu.
Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat dengan kuat dan diperlukan
radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang pendek, untuk eksitasinya.
Misalnya, alkana, yang mengandung hanya ikatan tunggal C – H dan C – C tidak
menunjukan absorbsi diatas 160 nm. Spektrofotometer UV – Vis yang komersial
biasanya beroperasi dari sekitar 175 atau 200 hingga 1000 nm.
Penguat
Bagian
Listrik
Pembaca
Tugas Akhir
Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Kadar Parasetamol dalam Larutan Uji
Sampel Obat Batuk dan Pilek
9
rendah atau ketingkat dasarnya, melepaskan foton dengan tenaga-tenaga yang
karakteristik yang sesuai dengan ΔE, yaitu perbedaan tenaga antara tingkat
tereksitasi dan tingkat dasar rendah.
Sumber radiasi yang ideal untuk pengukuran serapan harus
menghasilkan spektrum kotinu dengan intensitas yang seragam pada
keseluruhan kisaran panjang gelombang yang sedang dipelajari.
a. Sumber Radiasi Ultraviolet
Sumber-sumber radiasi ultraviolet yang kebanyakan digunakan
adalah lampu hydrogen dan lampu deuterium. Mereka terdiri dari sepasang
elektroda yang terselubung dalam tabung gelas dan diisi dengan gas
hydrogen atau deuterium pada tekanan yang rendah. Bila tegangan yang
tinggi dikenakan pada elektroda-elektroda, maka akan dihasilkan electron-
elektron yang mengeksitasikan elektron-elektron lain dalam molekul gas
ke tingkatan tenaga yang tinggi. Bila elektron-elektron kembali ke tingkat
dasar mereka melepaskan radiasi dalam daerah sekitar 180 dan 350 nm.
Sumber radiasi UV yang lain adalah lampu xenon, tetapi dia tidak stabil
lampu hydrogen.
b. Sumber Radiasi Terlihat
Sumber radiasi terlihat dan radiasi infra merah dekat yang biasa
digunakan adalah lampu filament tungsten. Filament dipanaskan oleh
sumber arus searah (DC), atau oleh baterai. Filamen tungsten menghasilkan
radiasi kontinu dalam daerah antara 350 dan 2500 nm.
2) Monokromator
Tugas Akhir
Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Kadar Parasetamol dalam Larutan Uji
Sampel Obat Batuk dan Pilek
10
3) Tempat Cuplikan
Cuplikan yang akan dipelajari pada daerah ultraviolet atau terlihat yang
biasanya berupa gas atau larutan ditempatkan dalam sel atau cuvet. Untuk
daerah
ultraviolet biasanya digunakan Quartz atau sel dari silika yang
dilebur, sedangkan untuk daerah terlihat digunakan gelas biasa atau Quartz.
Sel yang digunakan untuk cuplikan yang berupa gas mempunyai panjang dari
0,1 hingga 100 nm, sedang sel untuk larutan mempunyai panjang lintasan
tertentu dari 1hingga10 c. Sebelum sel dipakai harus dibersihkan dengan air,
jika dikehendaki dapat dicuci dengan larutan deterjen atau asam nitrat
atau
panas.
4) Detektor
Detektor pada umumnya berfungsi untuk mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik, energi cahaya yang dirubah ialah energi cahaya yang
ditransmisikan yang jatuh mengenainya menjadi suatu besaran yang terukur.
Idealnya detektor harus memiliki kepekaan yang tinggi, perbandingan sinyal-
noise yang tingi dan responnya stabil pada daerah panjang gelombang. Sebagai
detektor dapat dipakai phototube (barrier layer cell). Spesifikasinya sebagai
berikut
a. Photo tube (photo emmisive cell)
Bentuk sederhananya terdiri atas suatu bola gelas (didalam bola terdapat
katoda dan anoda yang dihubungkan dengan suatu baterai) yang hampa udara atau
berisi gas mulia bertekanan rendah. Katoda didalam bola berbentuk lempeng
setengah lingkaran dan dibagian dalamnya dilapisi zat yang sangat peka terhadap
cahaya, sedangkan anodanya terbuat dari cincin logam yang diletakkan sedikit
dekat dengan pusat lingkaran. Mekanisme kerjanya yaitu cahaya yang jatuh pada
katoda akan membebaskan elektron dan akan meloncat ke anoda sehingga akan
terdapat aliran dalam sirkuit.
Tugas Akhir
Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Kadar Parasetamol dalam Larutan Uji
Sampel Obat Batuk dan Pilek
11
b. Barrier layer cells ( photo vlatalic cell )
Terdiri atas sebuah plat logam yang dilapisi suatu lapisan semi konduktor
dan suatu lapisan transparan yang tipis dari perak yang dilettakan diatas lapisan
semi konduktor (berlaku sebagai elektron kolektor). Mekanisme kerjanya yaitu
energi cahaya yang jatuh diatas permukaan sampai ke lapisan semi konduktor
akan mengeksitasi elektron-elektron antar permukaan menuju ke elektron
kolektor.
5) Amplifier
12
liter.mol-1cm-1. Jika c dinyatakan dengan persen berat/volume (g/100 ml) maka
absorptivitas dapat ditulis dengan dan juga seringkali ditulis dengan .
Hubungan antara nilai dengan absorptivitas molar (ε) adalah sebagai berikut :
x ............................................................................................................................. (2-1)
2.4 Stabilitas
Penentuan stabilitas obat penting dilakukan sedini mungkin. Studi
stabilitas preformulasi meliputi bentuk larutan dan keadaan padat pada beberapa
kondisi penanganan: formulasi, penyimpanan dan pemberian in vivo.
Pada umumnya obat kurang stabil bila berada dalam media cair daripada
sediaan padat. Sediaan likuid oral, komposisinya lebih kompleks daripada sediaan
parenteral. Oleh karena itu, kemungkinan interaksi akan lebih banyak dan hal ini
akan mempengaruhi stabilitas produk. Stabilitas produk juga kemungkinan
dipengaruhi oleh eksipien, seperti pewarna, flavor, pengawet, pengental dan bahan
pemanis. (Agoes, 2008)
Tugas Akhir
Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Kadar Parasetamol dalam Larutan Uji
Sampel Obat Batuk dan Pilek
13
2) Oksidasi
Penguraian oksidatif penting pula dalam evaluasi awal stabilitas. Senyawa
seperti fenol amin aromatik, aldehida, eter dan senyawa alifatik tdak jenuh, segera
beraksi
dengan oksigen dari atmosfer. Proses ini sering dinyatakan sebagai
otooksidasi.
Penguraian degradatif dapat dicegah dengan menghilangkan oksigen
dengan cara mengisi/mengaliri bagian permukaan atas kemasan dengan gas
nitrogen (inert).
3) Fotolisis
Cahaya dapat menyebabkan penguraian (fotolisis) yang berarti pada bahan
obat. Sebagai contoh : riboflavin, natrium prusida, nifedipin, steroid,
klorpromazin, hidroklorotiazida, cefotaxin dan lain sebagainya.
Reaksi fotolisis biasanya terkait dengan oksidasi karena reaksi ini sering
diawali oleh cahaya. Bagaimana pun, reaksi fotolisis tidak terbatas hanya pada
oksidasi (Agoes,2008).
Tugas Akhir
Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Kadar Parasetamol dalam Larutan Uji
Sampel Obat Batuk dan Pilek