Anda di halaman 1dari 19

Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar

PCT secara spektrofotometri UV


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis kimia merupakan penggunaan sejumlah teknik dan
metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan
informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya dan
bahan kimia pada umumnya. Dalam analisis kimia yang paling sering
digunakan adalah analisis kimia secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi
elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam
sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam
suatu sampel
Asetaminofen atau parasetamol memiliki sebuah cincin benzena,
tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus
amida pada posisi para (1,4). Senyawa ini dapat disintesis dari
senyawa asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan
natrium nitrat. Parasetamol dapat pula terbentuk apabila senyawa 4-
aminofenol direaksikan dengan senyawa asetat anhidrat.
Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar
diperoleh zat murni atau kristal yang lebih teratur/murni. Senyawa
organik berbentuk kristal yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya
tidak murni. Mereka masih terkontaminasi sejumlah kecil senyawa
yang terjadi selama reaksi. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor.
Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa
dalam suatu pelarut tunggal atau campuran. Senyawa ini dapat
dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut yang
sesuai. Ada dua kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu
pengotor lebih larut daripada senyawa yang dimurnikan, atau
kelarutan pengotor lebih kecil daripada senyawa yang dimurnikan.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
penetapan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar dari
parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melakukan
penetapan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar dari
sediaan tablet parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan
pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detektor
vakum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan
adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif
dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu senyawa
sebagai fungsi konsentrasi. Spektrofotometri ini hanya terjadi bila
terjadi perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi (Gunawan 2007, h. 203).
Dalam spektrofotometri yang penting adalah pembuatan kurva
standar. Kurva standar terdiri atas sederetan konsentrasi dari
senyawa yang di ukur. Menurut Hukum Beer, suatu grafik dari absorbs
terhadap kadar zat pengabsorbsian merupakan garis lurus dengan
slpoe sebesar b. tetapi seringkali di jumpai bahwa hasilnya tidak
berupa garis lurus tetapi garis lengkung, ini berarti terjadi
penyimpangan positif/ negativ (Gunawan 2007, h. 205).
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek
antipiuretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek
anlagetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang. Efek antiinflamasi sangat lemah. Parasetamol
diabsorbsi cepat dan sempurna melalui sluran cerna. Konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa penuh
plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma 25 %. Parasetamol terikat
plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom di hati
(Gunawan 2007, h. 212).
Paracetamol memiliki nama lain Acetaminofen atau N-asetil-4-
aminofenol. Paracetamol memiliki rumus molekul C8H9NO2 dengan

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
bobot molekul sebesar 151,16 gram/mol. Paracetamol berupa hablur
atau serbuk putih dan tidak berbau (Gandjar 2007, h. 28).
Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Paracetamol larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
etanol 95% P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P
dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali
hidroksida (Depkes RI, 1979). Paracetamol memiliki suhu lebur 168º
sampai 172º. Penyimpanan paracetamol digunakan wadah yang
tertutup baik dan terlindung dari cahaya (Gandjar 2007, h. 29).
Obat yang bersifat analgesik (penahan rasa sakit/nyeri) dan
antipiretik (penurun panas/demam) adalah obat yang paling banyak
dikonsumsi masyarakat, karena obat ini dapat berkhasiat
menyembuhkan demam, sakit kepala dan rasa nyeri. Umumnya obat
yang bersifat analgesik dan antipiretik ini mengandung zat aktif yang
disebut asetaminofen atau yang lebih dikenal dengan
parasetamol (Sayuthi 2017, h. 191).
Serapan dinyatakan dengan nilai intensitas absorbansi pada
panjang gelombang maksimal. Pengukuran konsentrasi cuplikan
didasarkan pada hukum Lambert-Beer, yang menyatakan hubungan
antara banyaknya sinar yang diserap sebanding dengan konsentrasi
unsur dalam cuplikan, dengan rumus sebagai berikut (Fatimah 2009,
h. 229) :

A = log I/Io atau A = a.b.c


dengan :
A = absorbansi,
a = koefisien serapan molar,
b = tebal media cuplikan yang dilewati sinar,
c = konsentrasi unsur dalam larutan cuplikan,
Io = intensitas sinar mula-mula,
I =intensitas sinar yang diteruskan
IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
Aplikasi rumusan tersebut dalam pengukuran kuantitaf
dilaksanakan dengan cara komparatif menggunakan kurva kalibrasi
dari hubungan konsentrasi deret larutan standar dengan nilai
absorbansinya. Konsentrasi cuplikan ditentukan dengan substitusi
nilai absorban cuplikan ke dalam persamaan regresi dari kurva
kalibrasi (Fatimah, 2009 h. 230).
Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di
daerah ultraviolet (200 – 350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm)
oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron
dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan
tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau
cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron.
Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk
promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang
lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa
yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna)
mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada
senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih pendek
(Herliani 2008, h. 208).
Pengukuran menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis ini
didasarkan pada hubungan antara berkas radiasi elektromagnetik
yang ditransmisikan (diteruskan) atau yang diabsorpsi dengan
tebalnya cuplikan dan konsentrasi dari komponen penyerap.
Berdasarkan hal inilah maka untuk dapat mengetahui konsentrasi
sampel berdasarkan data serapan (A) sampel, perlu dibuat suatu
kurva kalibrasi yang menyatakan hubungan antara berkas radiasi
yang diabsorpsi (A) dengan konsentrasi (C) dari serangkaian zat
standar yang telah diketahui (Henry dkk 2002, h. 117).

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM 1979, h. 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
BM / RM : 18,02 / H2O
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau


tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Metanol (Ditjen POM 1979, h. 706)
Nama Resmi : METHANOL
Nama Lain : Metanol
RM/BM : CH3OH/34,00
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih dan bau khas


Kelarutan : Dapat bercampur dengan air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Paracetamol (Ditjen POM 1979, h. 37)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol
RM/BM : C8H9NO2 / 151,16
Rumus struktur :

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
Suhu lebur : 1690
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih ; tidak berbau dan
rasa pahit .
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton
P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam
9 bagian propilengglikol ; larut dalam
larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Khasiat : Analgetik, antipiretik
Kegunaan : Sebagai sampel
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2018)
1. Pembuatan Larutan Standar
Timbang seksama bahan obat paracetamol lebih kurang 100
mg yang telah dikeringkan pada suhu 105 0C selama 1 jam.
Larutkan dengan 15 ml metanol dalam labu takar dan encerkan
dengan aquades sampai 500 ml (larutan stok 200 ppm).
2. Penentuan Spektrup Absorbsi (Panjang Gelombang Maksimum)
Pipet 5 ml larutan stok dan encerkan dengan aquades sampai
100 ml dalam labu takar diperoleh larutan 10 ppm. Masukkan
larutan standar kedalam kuvet (sel sampel) dan kuvet lain berisi
pelarut tanpa bahan obat (sel blangko). Selanjutnya, ukur
absorbansi sel sampai relatif terhadap sel blangko menggunakan
spektrofotometer didaerah radiasi ultraviolet dengan mencatat
pembacaan setiap interval 10nm, dimulai dari 220 nm sampai 350
nm. Pada sekitar absorbansi optimal dilakukan pengukuran pada
interval 5 nm, dan pada daerah puncak maksimum atau minimum
lakukan pengukuran pada interval 2 nm.
Buatlah garis spektrum pada kertas grafik dengan memplot
harga absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
(sebagai absis) dan tentukan panjang geolmbang maksimum
paracetamol.
3. Pembuatan Kurva Baku
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan
lima macam deret konsentrasi (2, 4, 6, 8, 10 dan 12 ppm). Setelah
itu, tentukan absorbansinya pada ƛmaks. Dibuat plot hukum beer
pada kertas grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi
(absis) dan tentukan persamaan regresi liner serta hitung
absorvitas jeni (a) pada absorvitas molar dari parasetamol.
4. Penentuan Kadar Paracetamol dalam Sediaan Tablet
Timbang seksama sebanyak 100,0 mg contoh serbuk sediaan
tablet paracetamol. Larutkan dalam 15 ml metanol dan encerkan
dengan aquades sampai 500 ml dalam labu takar. Pipet 1 ml
larutan tersebut dalam labutakar 25 ml dan cukupkan volumenya
dengan aquades hingga batas tanda, selanjutnya ukur absorbansi
larutan pada ƛmaks relatif terhadap sel blangko.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
aluminuimfoil, batang pengaduk, gelas kimia, kertas timbang, kuvet
labu takar, mikropipet, pipet volume, sendok tanduk, spektrofotometer
dan timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
aquadest, kertas grafik, kertas saring kertas timbang, metanol,
parasetamol murni, dan sediaan obat parasetamol
3.3 Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar
Disiapkan alat dan bahan lalu ditimbang 100 mg obat
parasetamol kemudian dilarutkan dalam 1,5 ml metanol dalam labu
takar. Diencerkan dengan aquades sampai 50 ml (larutan stok 200
ppm)
2. Penentuan spektrum Absorpsi (panjang gelombang maksimum λ
maks)
Dipipet 2 ml larutan stok. Diencerkan dengan Aquadest 25 ml
dalam labu takar (10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm).
Dimasukkan ke dalam kuvet dan disiapkan blangko. Diukur
absorbansi interval 10 nm, 5 nm, dan 2 nm (220 nm – 350 nm).
Dibuat garis spektrum. Ditentukan λ maks
3. Pembuatan kurva baku
Disiapkan larutan stok dengan konsentrasi (4, 6, 8, 10 ppm).
Ditentukan absorbansi λ maks. Ditentukan persamaan regeresi
linear.
4. Penentuan kadar parasetamol pada sediaan tablet.
Ditimbang parasetamol 10 tablet. Dihitung rata-rata berat
parasetamol. Dihitung BYD (berat yang ditimbang) parasetamol.
Dihitung berapa ml metanol yang akan digunakan 200 ml = 20

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
mikroliter. Ditentukan berapa parasetamol yang akan ditimbang
Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml. Dilarutkan dengan metanol
Diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu takar 50 ml.
Dipipet 2 ml dari labu takar 50 ml. Dimasukkan dalam labu takar 25
ml. Diencerkan dengan aquades hingga batas tanda labu takar 25
ml. Diukur Absorbansi pada λ maks terhadap blangko.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
1. Tabel Penentuan ƛmaks Paracetamol
ƛmaks (nm) A
246 nm 0,980
246 nm 1,617
246 nm 0,965
246 nm

2. Tabel Kurva Baku


Konsentrasi (ppm) A
4
6
8 0,965
10
12

3. Tabel Penentuan % Kadar Paracetamol


No A (sampel) % Kadar
1
2
3 0,965 70,488 %
4

4. Perhitungan
Diketahui :
C standar = 8 ppm
A standar = 1,122
 A sampel x C standar = A standar x C sampel
0,965x 8 ppm = 1,122 x C sampel
7,72
C sampel =
1,122

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
C sampel = 6,880 mg/1000 Ml
A
C =
b . ∑11 %
cm

0,965
=
1 x 900
C = 1,07 x 10-3 %
 y = a + bx
0,965 = -0,008 + 0,13735 x
0,965 + 0,008 = 0,13735 x
0,973 = 0,13735 x
0,973
x = 0,13735

x = 7,084
volume sampel x C sampel
 % kadar = x fp x 100%
berat sampel
0,01 x 7,084
= x 100 x 100%
10,05

= 70,488 %
4.2 Pembahasan
Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di
daerah ultraviolet (200 – 350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm)
oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari
orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan
tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau
cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron.
Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi
elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek.
Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada
panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap
cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai
elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada senyawa yang
menyerap pada panjang gelombang lebih pendek.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
Obat yang bersifat analgesik (penahan rasa sakit/nyeri) dan
antipiretik (penurun panas/demam) adalah obat yang paling banyak
dikonsumsi masyarakat, karena obat ini dapat berkhasiat
menyembuhkan demam, sakit kepala dan rasa nyeri. Umumnya obat
yang bersifat analgesik dan antipiretik ini mengandung zat aktif yang
disebut asetaminofen atau yang lebih dikenal dengan parasetamol.
Jika absorbansi suatu seri konsentrasi larutan diukur pada
panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama, dan absorbansi
masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya, maka
suatu garis lurus akan teramati sesuai dengan persamaam A = abc.
Grafik ini disebut dengan plot hukum Lambert-Beer dan jika garis yang
dihasilkan merupakan suatu garis lurus maka dapat dikatakan bahwa
hukum Lambert-Beer dipenuhi pada kisaran konsentrasi yang diamati.
Adapun tujuan dilakukaknnya percobaan ini yaitu untuk
menentukan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar
parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet.
Dimana pada percobaan ini, pertama dilakukan penentuan
larutan parasetamol murni. parasetamol sukar larut dalam air atau
bersifat non polar. Sehingga dilarutkan dengan menggunakan pelarut
metanol yang merupakan pelarut semipolar. Selanjutnya dilakukan
penentuan spektrum absorbsi pada panjang gelombang 220-350 nm.
Karena pada panjang gelomabang maksimal memiliki kepekaan
maksimal dengan adanya perubahan absorbansi yang besar sehingga
dapat membentuk kurva absorbansi seperti prinsip hukum Lambert-
beer. Selanjutnya dilakukan penentuan kadar sampel parasetamol
yang beredar dipasaran.
Dimana pada penetapan kadar parasetamol dalam sediaan
secara spektrofotometri ultraviolet diperoleh kadar parasetamol yaitu
70,488 %. Berdasarkan perbandingan dengan literatur yang
menyatakan bahwa kadar parasetamol tidak kurang dari 90% dan

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
tidak lebih dari 110 % sehingga dapat dikatakan hasil yang didapatkan
tersebut tidak sesuai yang tertera pada literatur.
Adapun faktor kesalahan yang terjadi yaitu salah satunya
penimbangan yang tidak akurat dan kurangnya ketelitian dan
pemahaman tentang prosedur kerja dari percobaan yang akan
dilakukan.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh % kadar 70,488 %
sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar paracetamol tidak sesuai
dengan Farmakope Indonesia Edisi III yang menyatakan bahwa %
kadar paracetamol adalah tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari
110%.
5.2 Saran
Diharapkan asisten dapat memberikan pengarahan pada saat
berlangsungnya praktikum.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018, Penuntun praktikum analisis instrument, Universitas
Muslim Indonesia : Makassar.

Ditjen POM. 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI :


Jakarta.

Fatimah S, 2009, Pengaruh uranium terhadap analisis menggunakan


spektrofotometer UV-VIS, Serpong : BATAN.

Gandjar, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007.


Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FKUI : Jakarta.

Henry A, Suryadi MT, Arry Y, 2002, Analisis Spektrofotometri UV-Vis Pada


Obat Influenza Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem
Persamaan Linier, KOMMIT, Universitas Gunadarma.

Herliani, An., 2008, Spektrofotometri, Pengendalian Mutu Agroindustri-


Program D4-PJJ.
Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press :
Jakarta.

Sayuthi, M. I, 2017, Validasi Metode Analisis dan penetapan Kadar


Parasetamol Dalam sediaan Tablet Secara Spektrofotometri UV-
Visible, FMIPA UNESA.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
LAMPIRAN
Skema Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar
Ditimbang seksama bahan obat paracetamol 100 mg, dikeringkan
pada suhu 1050C selama 1 jam

Dilarutkan 15 ml metanol dalam labu takar

Diencerkan dengan aquadest sampai 100 ml (larutan stok 200


ppm)
2. Pembuatan Spektrum Absorbsi
Dipipet 5 mL larutan stok dan encerkan dengan aquades sampai
100 mL dalam labu takar diperoleh larutan standar 10 ppm.

Dimasukkan larutan standar kedalam kuvet (sel sampel) dan


kuvet yang lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blangko).

Diukur absorbansi sel sampel relative terhadap sel blanko


menggunakan spektro.

Dicatat pembacaan pada interval 10 nm, dari 220 nm - 350 nm, pada
sekitar absorbansi optimal, diukur pada interval 5 nm, pada daerah
puncak maksimal atau.

Diukur pada interval 2 nm, Kemudian dibuat garis spectrum pada kertas
grafik.

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
3. Pembuatan kurva baku
Disiapkan 4 deret konsentrasi (4,6,8, dan 10) darilarutanstok

Ditentukan absorbansinya pada panjang gelombangnya

Dibuat plot Hukum Beer dan ditentukan persamaan regresi linier,


absortivitas (a) dan absortivitas molar dari paracetamol.
4. Penentuan kadar paracetamol dalam sediaan tablet
Ditimbangseksama 10 mg serbuk sediaan paracetamol

Dilarutkandalam 15 ml methanol

Diencerkan dengan aquasdest 100 ml

Dipipet 8 ml, masukkan kedalam labu takar 100 ml, cukupkkan dengan
aquadest (sampai batas tanda)

Diukur absorbansinya

IRNA SAFITRI
15020150059
Penetapan panjang gelombang, kurva baku dan kadar
PCT secara spektrofotometri UV
Gambar Hasil praktikum

Sampel Sampel + Air panas

Sampel Larutan Stok

IRNA SAFITRI
15020150059

Anda mungkin juga menyukai