Anda di halaman 1dari 5

KASUS

Nn. Y berumur 18 tahun mengalami eksploitasi dan perdagangan seksual oleh


pasangannya sendiri (Mr. X) dikarenakan alasan untuk hidup. Berawal dari saat Mr. X
mengajak kencan Nn. Y ke suatu tempat dan ternyata disitulah Mr. X sudah
merencanakan untuk menjual Nn. Y kepada Mr. M temannya sendiri. Mr. X pun diberi
upah 1 juta rupiah. Nn. Y pun dibuat tidak sadar dan mengalami kekerasan seksual.
Setelah mengetahui kejadian tersebut keluarga Nn. Y pun melaporkan kejadian
tersebut ke polisi. Setelah kejadian tersebut, kondisi Nn. Y sekarang menjadi wajah
terlihat murung, sedih dan depresi, takut pada setiap laki-laki yang baru ia kenal,
mengalami mimpi buruk dan sulit tidur karena selalu terbayang-bayang wajah pelaku.
Setelah tersebut klien menjadi pendiam, sulit berinterkasi dengan orang lain serta bila
teringat kejadian tersebut Nn. Y tiba-tiba marah, gelisah, cemas dan takut akan kejadian
tersebut terulang kembali pada dirinya. Karena tidak ingin Nn. Y semakin parah, 1
bulan setelah kejadian tersebut, keluarga merujuk Nn. Y ke RSJ terdekat.
(RR=28x/menit, HR=90x/menit, T=36,70C)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRAFFICKING

1. Pengkajian

A. Identitas klien

Nama : Nn. Y

Umur : 18 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Mahasiswa

Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia

B. Aktivitas tidur
Klien mengatakan mengalami mimpi buruk dan sulit tidur karena terbayang-
bayang wajah pelaku dan kejadian tersebut.

C. Sirkulasi
Klien mengatakan ia merasa cemas dengan lingkungan baru yang belum ia
kenal. HR=90x/menit

D. Integritas ego
Klien mengatakan ia takut pada setiap laki-laki yang baru dikenal maupun yang
sudah ia kenal. Setelah 1 bulan pasca kejadian klien mengatakan masih merasa
gelisah dan takut karena masih mengingat kejadian tersebut. Wajah klien pun
terlihat murung, sedih dan depresi.
E. Neurosensori
Klien mengatakan takut pada laki-laki dan bila mengingat kejadian tersebut
klien mulai gelisah dan cemas. Klien terlihat murung dan depresi.

F. Seksualitas
Klien mengalami kekerasan seksual

G. Pernapasan
Pernapasan klien termasuk cepat yaitu 28x/menit

H. Keamanan
Klien tidak mengalami marah dan perilaku kekerasan terhadap lingkungan
maupun gagasan tentang bunuh diri. Klien hanya mengalami takut, cemas dan
gelisah.

I. Interaksi sosial
Klien menjadi pendiam, sulit berinterkasi dengan orang lain setelah kejadian
tersebut.

2. Analisa Data

Data Etiologi Diagnosa


Ds : Peristiwa traumatik Sindrom pasca trauma
1. klien mengatakan berhubungan dengan
mengalami mimpi Gangguan diri (individu) ancaman serius pada diri
buruk dan sulit tidur sendiri
2. klien mengatakan
merasa gelisah dan
takut bila mengingat Ketakutan,
kejadian tersebut ketidakberdayaan, dan
trauma tersendiri
Do :
1. RR : 28x/menit Post trauma stress disorder
2. N : 90X/menit (PTSD)
3. Klien terlihat murung
dan depresi
4. Klien menjadi diam
dan sulit berinteraksi
dengan orang lain

3. Diagnosa Keperawatan

Sindrom pasca trauma berhubungan dengan ancaman serius pada diri sendiri

4. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil NIC


Sindrom pasca trauma NOC : Mandiri :
berhubungan dengan 1. Kemampuan untuk Pengurangan kecemasan
ancaman serius pada diri mengekpresikan peningkatan koping
sendiri emosi
2. Kemampuan untuk Konseling :
mengontrol aktivitas 1. Fasilitasi perasaan
kehidupan spiritual bersalah
3. Pilihan kesepakatan 2. Peningkatan
akan perawatan kecakapan hidup
kesehatan
Manajemen alam perasaan
Kriteria Hasil : :
1. Tingkat kecemasan 1. Terapi relaksasi
: Kontrol kecemasan 2. Peningkatan keamanan
diri
2. Status kenyamanan : Peningkatan system
psikospiritual dukungan :
3. Tingkat depresi : 1. Manajemen
control diri terhadap lingkungan
depresi 2. Relaksasi otot
progresif
3. Orientasi realita
4. Peningkatan tidur
5. Peningkatan sosialisasi
6. Dukungan kelompok
7. Terapi kelompok

Anda mungkin juga menyukai