Laporan Bengkel NEW
Laporan Bengkel NEW
2018-71-148
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah praktikum Gardu Induk
dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah Laporan Praktikum Gardu Induk.
Laporan yang kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kuliah Praktikum Gardu Induk
Dengan terselesainya Laporan resmi praktikum ini, maka tidak lupa kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan ini,
khususnya kepada :
1. Kepada orang tua yang selalu mendoakan kelancaran kuliah kami.
2. Abang-abang dan kakak-kakak asisten bengkel D-III Teknik Elektro yang telah
membantu dan membimbing kami dengan sepenuh hati. Terutama kepada Master
Robert selaku asbeng kami yang telah membimbing kami selama praktikum.
Demikian Laporan yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas kekurangan dalam
penyusunan Laporan ini. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi
kami selaku penulis.
Jakarta, 24
November 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Email : luthfiansyah.r99@gmail.com
ABSTRAK
Gardu induk dapat diartikan sebagai tempat yang berfungsi untuk mengumpulkan dan
membagi energi listrik. Saat tegangan listrik dibangkitkan pada pembangnkit kemudian dinaikan
tegangannya menjadi 150 KV hingga 500 KV sebelum disalurkan melalui transmisi dengan jarak
yang cukup jauh. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rugi-rugi akibat panas. Karena saat
tegangan dinaikan maka jika nilai daya yang dihasilkan tetap akan membuat nilai arusnya
menjadi turun. Sehingga dapat mengurangi rugi panas akibat arus listrik dan waktu. Kemudian
tegangan listrik diturunkan terlebih dahulu pada gardu induk sebelum disalurkan menuju rumah-
rumah warga. Terdapat tiga kelompok peralatan utama pada gardu induk. Pertama, peralatan
hubung yang terdiri dari pemisah atau disconecting switch dan pemutus tenaga atau circuit
breaker. Perbedaannya, pemutus tenaga dapat bekerja saat terhubung dengan beban maupun tidak
sedangkan pemisah hanya dapat bekerja saat tidak terhubung dengan beban atau tidak
bertegangan. Kemudian yang kedua, peralatan ukur terdiri dari potensial transformer dan current
transformer. Perbedaannya potensial tranformer untuk pengukuran tegangan sedangkan current
transformer untuk mengukur arus. Kedua alat tersebut juga dapat sebagai proteksi. Ketiga,
arrester untu pengamanan dari arus gangguan akibat sambaran petir.
Kata kunci : peralatan hubung, peralatan ukur, peralatan proteksi.
ABSTRACT
The electrical substation can be interpreted as a functioning place to collect and divide
the electrical energy. When the power voltage is raised in the Dissicrat then it is increased the
tension to 150 KV to 500 KV before it is transmitted through transmission with a considerable
distance. It aims to reduce heat loss. Because when the voltage is adjusted, if the value of the
resulting power will still make the value of the wave to be dropped. Thus, it can reduce heat loss
due to electric current and time. Then the voltage was lowered first on the mains booths before
channeled to the houses of the residents. There are three main equipment groups on the parent
garrison. First, a hyphen consisting of a separator or disconecting switches and a power breaker
or circuit breaker. The difference is that power breakers can work when connected to a load or
not while the separator can only work when it is not connected with a load or no voltage. Then
the second, measuring equipment consists of potential transformers and current transformers. The
difference of potential tranformers for voltage measurements while current transformers for
measuring current. Both tools can also be protected. Thirdly, arrester to safeguard from current
interference due to lightning strikes.
Keywords : conection, measurement, protection.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Dapat memahami peralatan listrik pada gardu induk dan rangkaian/sirkitnya.
1.2. Alat dan Bahan
1) Kertas dan alat tulis
Alat keselamatan kerja dan pelindung diri:
1) Topi pengaman/helm
2) Kaca mata pelindung sinar matahari
3) Sepatu kerja
1.3. Latar Belakang
Pada kehidupan kita sehari-hari, kita kerap menggunakan energy listrik tanpa mengetahui
bagaimana proses energi listrik itu sehingga kita bisa menggunakannya untuk membantu kerja
maupun aktifitas kita sehari-hari. Pada dasarnya energi listrik yang kita gunakan pada kehidupan
sehari-hari adalah berasal dari satu pembangkit.
Proses penyaluran energi listrik tersebut itu melalui beberapa tahap yakni :
1. Pembangkit (PLTA, PLTU, PLTN, PLTD, PLTG dan sebagainya)
2. Saluran Transmisi
3. Gardu Induk
4. JTM (Jaringan tegangan menengah)
5. Gardu Tiang
6. JTR (Jariangan tegangan rendah)
Pada kesempatan ini kita akan membahas sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi) atau yang disebut
sebagai Gardu Induk. Dimana kita tidak tidak menyadari proses-proses apa saja yang terjadi di
dalam garu induk tersebut dan untuk apa proses-proses itu di lakukan. Gardu Induk adalah suatu
instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik dari
tegangan yang berbeda, pengukuran, pengawasan, pengamanan sistem tenaga listrik serta
pengaturan daya. Diagram satu garis adalah suatu diagram listrik pada gardu induk yang berisi
penjelasan secara umum tentang letak, jenis peralatan gardu induk seperti rel (busbar), pemisah
(PMS), pemutus (PMT), Trafo arus (CT), trafo tegangan (PT), Lightning Arrester (LA), trafo
tenaga dll.
b. Pemisah (PMS)
Pemilihan jenis pemisah (disconnect switch) ditentukan oleh lokasi, tata bangunan
luar (outdoor structure) dan sebagainya. Pada umumnya pemisah tidak dapat
memutuskan arus. Meskipun ia dapat memutuskan arus yang kecil, misalnya arus
pembangkit Trafo, tetapi pembukaan atau penutupannya harus dilakukan setelah
pemutus tenaga lebih dahulu dibuka. Untuk menjamin bahwa kesalahan urutan operasi
tidak terjadi, maka harus ada keadaan saling mengunci (interlock), antara pemisah
D. Panel Hubung
Panel hubung (meja, switch board) merupakan pusat syaraf sebagai suatu GI. Pada panel
hubung inilah operator dapat mengamati keadaan peralatan, melakukan operasi peralatan
serta pengukuran-pengukuran tegangan dan arus, daya dan sebagainya. Bila terjadi
gangguan, panel hubung ini membuka pemutus beban secara otomatis melalui rele
pengaman dan memisahkan bagian yang terganggu. Karena tegangan dan arus tidak dapat
diukur langsung pada sisi tegangan tinggi, maka transformator ukur (instrument) mengubah
menjadi tegangan dan arus rendah, sekaligus memisahkan alat-alat tadi dari sisi tegangan
tinggi. Adapun tiga jenis transformator ukur yaitu transformator tegangan, transformator
arus, serta transformator tegangan dan arus.
E. Baterai
8 BENGKEL D-III TEKNIK ELEKTRO
STT-PLN JAKARTA
MUHAMMAD LUTHFIANSYAH ROMADHONI
2018-71-148
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan
stabilitas yang tinggi, maka baterai dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi
pada gardu induk. Peranan dari baterai sangat penting karena pada saat gangguan terjadi,
baterai sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi.
F. Alat Pelindung
Alat - alat pelindung (protective device) dalam arti luas, disamping pemutus beban dan
rele pengaman, adalah sebagai berikut : - Arrester mengamankan peralatan gardu induk
terhadap tegangan lebih abnormal yang bersifat kejutan, misalnya kejutan petir. - Beberapa
peralatan netral sering dipakai dititik netral transformator untuk pengamanan pada waktu
terjadi gangguan tanah. - Bila terjadi gangguan (hubung – singkat) tanah atau gangguan
petir, potensial tanah dari gardu induk mungkin naik abnormal sehingga membahayakan
orang dan binatang yang ada didekatnya atau menyebabkan rusaknya alat. Untuk
menghindari resiko seperti ini, ditanamlah penghantar pengtanahan dengan tahanan tanah
sekecil mungkin.
3.2. Analisa
Pada percobaan modul satu membahas tentang pengenalan gardu induk. Sehingga kita
dihapkan mampu untuk memahami peralatan listrik pada gardu induk dan rangkaian atau
sirkitnya. Gardu induk dapat dikatakan sebagi tempat yang digunakan untuk mengumpulkan dan
membagi energi listrik. Artinya tegangan yang dibangkitkan di pembangkit listrik akan
dikirimkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya tegangannya dinaikkan terlebih dahulu
dengan menggunakan trafo. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi rugi-rugi panas yang
ditimbulkan oleh arus. Sebelum energi listrik disalurkan pada rumah-rumah warga maka
dilewatkan terlebih dahulu pada gardu induk untuk dilakukan pengukuran, proteksi, dan
penurunan tegangan.
Tegangan tinggi dari transmisi sebesar 150 KV diturunkan pada gardu induk sebelum
didistribusikan menjadi 20 KV. Kemudiaan dirunkkan lagi oleh trafo distribusi menjadi 380 V
yang akan digunakan pada rumah-rumah warga. Selain itu gardu induk digunakan juga sebagi
proteksi dari arus gangguan yang datang dari saluran transmisi. Dengan cara apabila terjadi arus
gangguan relay akan bekerja dan memadamkan perlatan listrik. Kemudian untuk mengatur beban
yang digunakan oleh rumah warga dengan cara membaginya pada bay-bay gardu induk
berdasarkan setiap daerah. Tetapi pada percobaan kita hanya menggunakan replika gardu induk
yang terdiri dari 3 fasa.
Kemudian terdapat kelompok peralatan ukur yang terdiri dari current transformer dan
potensial transformer. Current transformer digunakan untuk mengukur arus listrik dengan cara
meunurunkan besarnya arus listrik menjadi sekitar 5 ampere sehingga dapat digunakan oleh alat
ukur listrik untuk mengukur besar arusnya dengan cara menggunakan perbandingan rasio arus
primer dan sekundernya. Selain sebagi pengukuran current transformer juga dapat digunakan
sebagai proteksi dengan cara terhubung pada relay dan pada saat terjadi arus gangguan maka
relay akan memerintahkan pemutus tenaga untuk memutuskan sirkit.
Potensial transformer digunakan untuk menurunkan tegangan sehingga dapat diukur nilai
tegangan pada sirkit gardu induk. Kapasitor pada potensial transformer digunakan untuk
membagi tegangan sehingga dapat diturunkan lagi dengan trafo magnet yang ada dalam potensial
transformer. Sehingga potensial transformer berfungsi sebagai pengukuran dari adanya tegangan
lebih. Selain itu potensial transformer juga digunakan untuk sistem proteksi dengan cara
terhubung dengan relay kemudian ketika terjadi tegangan lebih akan terdeteksi oleh relay dan
memerintahkan pemutus tenaga untuk berkerja memutuskan rangkaian.
Pada serandang hubung terdapat batu-batu kerikil dipermukaan tanah fungsinya untuk
mencegah dari adanya tegangan langkah dan tegangan sentuk. Karena batu kerikil tersebut
menambah jumlah hambatan sehingga kaki kita tidak langsung menyentuh tanah saat memegang
alat di serandang hubung atau switch yard. Selain iru batuan kerikil juga menghambat dari
pertumbuhan rumput liar yang dapat mengganggu proses pengiriman energi listrik.
Alat yang terpenting pada gardu induk adalah trafo daya yang berfungsi untuk
menurunkan teganganan sebelum disalurkan pada rumah warga. Trafo daya yang kita gunakan
dalam replika gardu induk merupakan jenis step down dan terdapat tap changer untuk mengubah
rasio belitan karena tegangan pada saluran transmisi dapat naik turun sehingga agar tegangan
pada jaringan distribusi tetap tidak berubah ubah maka dibutuhkan tap changer.
3.3. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada gardu induk terdapat tiga kelompok peralatan utama yaitu peralatan hubung, peralatan
ukur, dan peralatan pengaman.
2. Rangkain gardu induk terdapat arrester, PT, PMS, CT, PMT, dan trafo.
3. PMT dipasang diantara PMS berfungsi untuk mengamankan alat ketika sedang melakukan
pemeliharaan.
4. Gardu induk berfungsi untuk mengumpulkan dan membagai energi listrik.
1. https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-
switchyard-gardu-induk/
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Dapat menentukan kondisi dan karakteristik Trafo Arus
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut
diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan
Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip
Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).
Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer (TET, TT dan TM) yang
berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran
arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.
Trafo arus digunakan untuk menurunkan arus sesuai ratio arus primer dan sekunder, serta
sekaligus untuk mengisolasi tegangan kumparan primer dengan kumparan sekunder. Pada
dasarnya perbandingan arus pada sisi primer dan sekunder hasilnya adalah sesuai dengan
perbandingan transformasinya, tetapi untuk trafo arus untuk keperluan pengukuran dibatasi jika
nilai arus primernya sudah melebihi batasnya, maka arus sekunder ratio sudah tidak berlaku
lagi, yaitu memang sengaja dibuat agar arus sekundernya menjadi lebih rendah jika
dibandingkan dengan rationya.
Pada trafo arus untuk keperluan proteksi, jika arus primernya sudah melewati batasnya,
maka arus nilai sekundernya masih sesuai dengan perbandingan transformasinya.
Trafo arus untuk pengukuran dirancang supaya lebih cepat jenuh dibandingkan trafo arus
proteksi sehingga konstruksinya mempunyai luas penampang inti yang lebih kecil.
2. Slide regulator 1, berfungsi untuk pengaturan arus secara halus, sedangkan slide
regulator 2 untuk pengaturan yang lebih halus.
3. Posisikan kedua slide regulator pada posisi “nol”
4. Masukkan sumber tegangan.
5. Atur besaran arus yang masuk ke sisi primer trafo arus secara bertahap melalui slide
regulator
6. Catat hasil pengukuran arus dan tegangan pada sisi sekundernya.
3.2. Analisa
Pemeriksaan dan pengujian trafo arus bertujuan untuk menentukan kondisi dan
karakteristik trafo arus. Pada gardu induk trafo arus atau current transformer prinsip kerjanya
seperti trafo pada umumnya yaitu menurunkan nilai arus supaya dapat digunakan sebagai
pengukuran serta proteksi. Sedangkan trafo arus yang kita gunakan dalam percobaan ini memiliki
rasio 50/5 A. Artinya ketika arus pada sisi primer memiliki nilai arus sebesar 50 Ampere maka
sisi sekunder trafo akan mengalir arus sebesar 5 ampere.
Saat sebagai pengukuran trafo arus akan memiliki nilai perbandingan arus antara sisi primer
dan sekunder akan sesuai dengan rasio trafo. Sehingga jika digambarkan hubungan antara arus
primer dan sekunder akan membentuk garis linear. Batas arus pada percobaan memiliki nilai 50
Ampere sesuai yang tertera pada alat trafo arus. Tetapi jika melebihi 50 Ampere maka trafo arus
akan bertindak sebagai proteksi. Artinya saat keadaan proteksi trafo arus akan membentuk grafik
hubungan antara arus primer dan sekunder memiliki bentuk yang tidak linear lagi. Karena pada
sisi sekunder arus akan jenuh dan tidak sebanding lagi dengan rasio arus primer dan sekundernya.
Percobaan dilakukan dua kali. Pada kondisi pertama diatur besarnya arus primer pada trafo
pengatur arus sebesar 10 ampere. Besarnya arus primer dinaikkan sebesar 10 ampere sampai
dengan 50 ampere. Pada percobaan dengan kondisi pertama didapatkan 5 data pengamatan. Pada
data pertama saat arus primernya 10 ampere didapatkan besar arus sekundernya 0,99 ampere dan
tegangan sekundernya 0 volt. Pada data kedua saat arus primernya 20 ampere didapatkan besar
arus sekundernya 2,05 ampere dan tegangan sekundernya 0 volt. Pada data ketiga saat arus
primernya 30 ampere didapatkan besar arus sekundernya 3,22 ampere dan tegangan sekundernya
0 volt. Pada data keempat saat arus primernya 40 ampere didapatkan besar arus sekundernya
4,13 ampere dan tegangan sekundernya 0 volt. Pada data kelima saat arus primernya 50 ampere
didapatkan besar arus sekundernya 5,22 ampere dan tegangan sekundernya 0 volt. Berdasarkan
data yang didapatkan, dapat dianalisa bahwa trafo arus pada kondisi ini bekerja sebagai trafo
pengukuran. Hal ini disebabkan trafo arus masih bekerja sesuai dengan rasio yang dimilikinya
yaitu 50:5. Besarnya arus sekunder merupakan sepersepuluh dari besar arus sekunder. Ketika
arus primernya semakin meningkat, maka arus sekundernya akan semakin meningkat.
Pada percobaan dengan kondisi kedua dengan arus primer yang diatur sebesar 60 ampere
dengan penambahan sebesar 10 ampere hingga 80 ampere. Didapatkan 3 data. Pada data pertama
saat arus primernya sebesar 60 ampere didapatkan arus sekundernya sebesar 6,39 ampere dan
tegangan sekundernya sebesar 0 volt. Pada data kedua saat arus primernya sebesar 70 ampere
didapatkan arus sekundernya sebesar 7,42 ampere dan tegangan sekundernya sebesar 0 volt. Pada
data ketiga saat arus primernya sebesar 80 ampere didapatkan arus sekundernya sebesar 8,53
ampere dan tegangan sekundernya sebesar 0 volt. Berdasarkan data yang didapatkan dapat
dianalisa bahwa pada kondisi ini trafo arus bekerja sebagai trafo proteksi.
Jika pada gardu induk pemasangan trafo arus dihubungkan dengan rangkaian relay sehingga
saat terjadi arus lebih akan terdeteksi oleh relay sehingga relay akan memerintahkan pemutus
tenaga untuk membuka rangkaian supaya alat-alat pada gardu induk dapat terlindungi dengan
baik tanpa mengalami kerusakan akibat arus lebih karena hubung singkat maupun karena
sambaran petir.
1. https://www.bloglistrik.com/2016/08/trafo-arus-ct.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Dapat menentukan nilai impedansi trafo
1.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang dipakai
Kertas dan alat tulis
Trafo daya
Digital clamp on multimeter (pengukur arus)
Digital multimeter (pengukur tegangan)
Slide Regulator Tegangan
Sumber Tegangan
Vdrop = V x Z(%) ,
Vdrop = 72 V
Dari hasil perhitungan diatas didapat nilai voltage drop adalah sebesar 72V, hal ini berarti akan
ada penurunan tegangan sebesar 72-volt disisi belitan tegangan tinggi yang ditimbulkan karena
rugi - rugi pada belitan dan intri transformator ketika transformator tersebut dibebani penuh.
3.2. Analisa
Pada praktikum modul tiga yang berjudul impedansi trafo memiliki tujuan untuk
menentukan nilai impedansi trafo. Impedansi trafo adalah besarnya penurunan nilai tegangan
transformator ketika terhubung dengan beban penuh. Impedansi trafo dinyatakan dalam persen.
Jadi semakin besar nilai impedansi trafo maka semakin buruk kualitas trafo tersebut. Hal ini
berbanding terbalik dengan efisiensi trafo yang menyatakan semakin besar nilai efisiensi trafo
maka semakin baik kualitas trafo tersebut.
Impedansi trafo daya yang dinyatakan dalam persen memiliki tujuan untuk menentukan
karakteristik alat proteksi terhadap gangguan hubung singkat pada trafo. Kemudian sebagai salah
satu persyaratan untuk memparalel trafo daya. Saat ingin memparalel trafo, kita harus mencari
nilai impedansi trafo tersebut dengan cara menghubung singkat sisi sekunder trafo dan
mengalirkan arus pada sisi primer hingga mencapai nilai nominalnya. Pada percobaan
menggunakan trafo satu fasa dengan rasio 220/110 V. Arus nominal pada sisi primer dapat dilihat
pada nameplate trafo yang nilainya 3,7 A. Kemudiaan kita mengukur nilai tegangan pada saat
aru nominal mengalir pada trafo tersebut yaitu sebesar 34,1 V. Sehingga dapat dihitung nilai
impedansi trafo yaitu dengan membagikan tegangan hubung singkat sisi primer dibagi tegangan
nominal trafo sisi primer kemudian dikali 100 % maka diperoleh 15,5 %. Jadi impedansi trafo
sebessar 15,5% yang hasilnya akan sama jika dihitung melalui sisi sekunder.
Ketika memparalel trafo nilai impedansi trafonya harus sama karena jika berbeda akan
mengakibatkan kerja trafo berat sebelah dan dapat memperpendek umur trafo. Trafo akan cepat
panas dan dapat membuat oli cepat hitam. Saat bekerja dalam daya penuh sesuai dengan kapasitas
trafo dan memiliki impedansi misalnya 10% sedangkan kapasitas trafo 10 KVA maka daya output
pada trafo tersebut sebesar 9 KVA. Berkurangnya daya tersebut dapat terjadi karena rugi-rugi
besi, panas, dan usia trafo. Rugi panas dapat terjadi karena arus yang mengalir cukup besar
sehingga jika dikalikan dengan waktu dan resistansi akan mengahasilkan daya panas. Rugi ini
dapat dikurangi dengan menggunakan bahan yang baik pada trafo.
3.3. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai impedansi trafo memiliki nilai yang cukup besar yaitu 15,5%
2. Semakin kecil nilai impedansi trafo maka semakin baik kualitas trafo tersebut karena tidak
terlalu kehilangan banyak daya akibat impedansi trafo.
3. Menentukan nilai impedansi trafo merupakan salah satu syarat untuk memparalel trafo.
4. Saat memparalel trafo nilai imepansi trafo harus sama supaya tidak membebani salah satu
trafo.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Dapat menentukan vektor grup Trafo Daya
1.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang dipakai :
Kertas dan alat tulis
Trafo daya
Digital multimeter (pengukur tegangan)
Sumber Tegangan
Kelompok Vektor adalah metode IEC untuk mengkategorikan konfigurasi lilitan primer dan
sekunder dari transformator fase-3. Gulungan dapat dihubungkan sebagai delta, bintang, atau
bintang yang terhubung ( zig-zag ). Winding polaritas juga penting, karena membalik koneksi di
satu set gulungan mempengaruhi fase-pergeseran antara primer dan sekunder.
Kelompok vektor mengidentifikasi koneksi berliku dan polaritas primer dan sekunder. Dari satu
kelompok vektor dapat menentukan pergeseran fase antara primer dan sekunder.
Sebagian besar sistem berjalan dalam konfigurasi ini. Mungkin kurang berbahaya daripada
operasi sistem delta yang salah. Koneksi Yd atau Dy adalah standar untuk semua generator yang
terhubung ke unit.
Ada sejumlah faktor yang terkait dengan koneksi transformator dan mungkin berguna dalam
merancang suatu sistem, dan penerapan faktor-faktor itu menentukan pilihan terbaik dari
transformer.
Koneksi zig-zag diperoleh dengan koneksi antar fase. Sistem 4-kawat dimungkinkan di
kedua sisi. Pembebanan tidak seimbang juga dimungkinkan. Masalah netral berosilasi
tidak ada dalam hubungan ini.
Sambungan ini memerlukan 15% lebih banyak belokan untuk tegangan yang sama pada
sisi zig-zag dan karenanya biaya lebih banyak. Oleh karena itu bank dari tiga
transformator fase tunggal biaya sekitar 15% lebih dari rekan 3 fase mereka. Juga, mereka
menempati lebih banyak ruang. Tetapi biaya kapasitas cadangan akan berkurang dan unit
fase tunggal lebih mudah untuk diangkut.
Operasi trafo yang tidak seimbang dengan urutan besar isi mmf fundamental juga tidak
mempengaruhi kinerjanya. Bahkan dengan jenis koneksi fase fasa Yy tanpa sambungan
netral, netral berosilasi tidak terjadi dengan core ini. Akhirnya, tiga fase inti sendiri
harganya kurang dari tiga unit fase tunggal karena kekompakan.
6) Yd5
Terutama digunakan untuk mesin dan Transformer utama di Pembangkit Listrik Besar
dan Gardu Transmisi.
Titik Neutral dapat dimuat dengan arus pengenal.
7) Yz-5
Untuk Distribution Transformer hingga 250MVA untuk sistem distribusi lokal.
Titik Neutral dapat dimuat dengan arus pengenal.
Percobaan 1
1. Lakukan pengawatan untuk mengetahui vektor grup trafo daya seperti pada gambar di
bawah :
Rangkaian Percobaan
Primer-Primer Sekunder-Sekunder
Primer-Sekunder (Volt)
(Volt) (Volt)
R-S 377 r-s 216 R-r 0 S-r 377 T-r 372
R-T 373 r-t 214 R-s 211 S-s 158 T-s 316
S-T 375 s-t 215 R-t 213 S-t 325 T-t 154
Percobaan 2
Primer-Primer Sekunder-Sekunder
Primer-Sekunder (Volt)
(Volt) (Volt)
R-S 375 r-s 215 R-r 0 S-r 375 T-r 372
R-T 372 r-t 213 R-s 212 S-s 591 T-s 513
S-T 376 s-t 215 R-t 213 S-t 514 T-t 585
3.2. Analisa
Pada percobaan modul empat mengenai vektor grup tafo daya dan mempelajari cara
menentukan vektor group trafo daya. Dalam menentukan vektor grup trafo dapat dilakukan
dengan cara menghubung singkat terminal R untuk primer dan terminal r untuk sekunder yang
tegangannya lebih renah. Kemudian kita cari nilai tegangan antar fasa maupun fasa to netral pada
setiap sisi trafo. Serta dicari pula nilai teganga antar sisi primer dan sekunder hingga diperoleh
enam tegangan yang berbeda.
Masing masing tegangan tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan vektor yang
nilainya sesuai dengan yang telah diperoleh berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan.
Dengan menggunakan bantuan jangka maka diperoleh titik perpotongan tiga buah lingkaran.
Sehingga diperoleh hasil berupa titik terminal sekunder trafo tersebut. Saat membentuk vektor
grup Yy0 maka tidak terdapat perbedaan garis terminal sisi primer dan sekunder trafo atau dapat
dikatakan tidak memiliki beda fasa antara sisi input atau primer denga sisi output atau sekunder
trafo tersebut. Jika trafo tersebut memiliki vektor group Yy6 maka garis terminal primer dan
sekunder trafo membentuk sudut 180 derajat yang artinya sisi input dan output trafo memiliki
beda fasa sebesar 180 derajat.
1. https://text-id.123dok.com/document/rz316rmy-studi-pengujian-vektor-group-transformator-
distribusi-tiga-phasa-aplikasi-pada-pt-morawa-electric-transbuana.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Dapat melaksanakan melakukan paralel trafo daya
Memperalel dua buah atau lebih trafo dapat dilakukan apabila parameter rasio trafo,
persen impedansi dan rasio perbandingan X/R pada trafo - trafo tersebut adalah sama.
Memparalel trafo yang salah satu parameter diatas tidak terpenuhi dapat menimbulkan arus
sirkulasi antar trafo dan pembagian pembebanan trafo tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Sehingga situasi tersebut akan menyebabkan turunnya efisiensi trafo serta menurunkan
kemampuan trafo dalam melayani beban.
Contoh : Dua buah trafo 0-32V / 3A dari merek dan type yang sama hendak diparalelkan untuk
mendapatkan keluaran arus maksimal 6A (lihat gambar (A)).
Mula-mula titik/tap nol Volt (0V) pada masing-masing bagian primer di kedua trafo
39 BENGKEL D-III TEKNIK ELEKTRO
STT-PLN JAKARTA
MUHAMMAD LUTHFIANSYAH ROMADHONI
2018-71-148
digabungkan/disatukan terlebih dahulu dengan sepotong kabel, begitupun dengan tap 220V.
Kemudian tap 0V di bagian sekunder dari kedua trafo itu juga disatukan.
Cukup sampai di sini dahulu, setelah itu tegangan AC 220V diberikan kepada bagian primer
trafo, maka antara tap 32V trafo yang pertama dengan tap 32V trafo yang kedua tidak boleh
terukur adanya tegangan AC meskipun hanya kecil saja.
Inilah keadaan yang sudah benar sehingga tap 32V dari kedua trafo itu dapat dipastikan untuk
disatukan dalam rangka memparalelkan kedua trafo.
Apabila ternyata terukur adanya tegangan yang besar (misalnya 64V), maka ini berarti arah
gulungan kedua trafo tersebut ternyata berbeda. Dalam keadaan seperti ini penggabungan tap
harus dilakukan secara terbalik, yaitu tap 32V trafo yang pertama disambungkan ke tap 0V trafo
kedua dan tap 0V disambungkan ke tap 32V.
Rangkaian Percobaan
4. Ukur dan catat tegangan anatara fasa yang sama pada sisi sekunder kedua trafo
tersebut
5. Masukkan saklar penghubung dan perhatikan apa yang terjadi.
3.1. Analisa
Pada praktikum kali ini yang dimana praktikum Gardu Induk (GI), pada modul 5
praktikan hanya memperhatikan percobaan yang akan dilakukan oleh para asisten, dimana pada
percobaan ini berjudul Pararel Trafo, Dua buah trafo jika disusun secara paralel dapat
menghasilkan arus yang dua kali lipat besarnya. Jika setiap trafo menghasilkan (misalnya) 5A
maka setelah disusun paralel kedua trafo itu akan menghasilkan arus sebesar 10A secara bersama-
sama.Dua trafo yang dapat disusun seperti ini haruslah dua trafo yang benar-benar identik, yaitu
jumlah serta arah gulungan primer dan sekundernya adalah sama antara satu dengan
lainnya.Untuk mudah dan amannya adalah trafo dari merek serta type yang sama.
tujuan percobaan kali ini adalah untuk mengetahui apakah ketika trafo dimana apabila karakter
group kedua trafo berbeda dan vector group keduan trafo sama amka beban / lampu menyala atau
tidak.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 2 buah trafo 3 fasa, kabel penghubung, lampu,
saklar pemutus (mcb dan mccb), dan sumber tegangan. Lampu digunakan sebagai beban pada
rangkaian. Sumber tegangan yang digunakan adalah sumber 3 fasa. Saklar pemutus berfungsi
untuk memutuskan hubungan rangkaian. Kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan
antar komponen peralatan. Trafo digunakan untuk menurunka tegangan sumber sebelum
dialirkan ke beban lampu.
Percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan 2 trafo 3 fasa yang dihubungkan secara
paralel dengan vector grup kedua trafo sama yaitu yy0. Sumber tegangan dihubungkan ke saklar
pemutus (mccb dan mcb) sebagai pengaman. Saklar pemutus dihubungkan ke sisi primer pada
trafo pertama. Sisi primer trafo pertama tadi kemudian dijumper ke sisi primer trafo kedua. Fasa
R menggunakan kabel penghubung berwarna merah. Fasa S menggunakan kabel penghubung
berwarna hitam. Fasa T menggunakan kabel penghubung berwarna kuning. Kemudian sisi
sekunder pada trafo kedua dihubungkan ke saklar pemutus kedua, sedangkan sisi sekunder trafo
pertama dihubungkan langsung ke titik keluaran saklar pemutus kedua. Lalu keduanya
dihubungkan ke lampu sebagai beban.
Saat saklar pemutus pertama dihubungkan maka arus 3 fasa dari sumber tegangan akan
mengalir ke sisi primer kedua trafo. Trafo kemudian akan menurunkan tegangan sesuai dengan
fungsinya. Keluaran tegangan yang telah diturunkan dikeluarkan lewat sisi sekunder trafo. Pada
trafo pertama, keluarannya akan mengalir langsung ke titik keluaran setelah saklar pemutus.
3.2. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Saat memparalel trafo dengan vektor group berbeda maka terjadi hubung singkat dan
membuat trafo menjadi trip.
2. Syarat dalam memparalel trafo adalah vektor group harus sama.
3. Saat memparalel trafo maka diperoleh daya output yang lebih besar.
4. Dengan memparalel trafo maka saat salah satu trafo sedang pemeliharaan maka lampu pada
beban tetap teraliri energi listrik dengan memanfaatkan satu trafo.
1. ____https://www.sandielektronik.com/2015/07/trafo-paralel-dan-trafo-seri.html
UCAPAN TERIMAKASIH
Syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan dalam
melaksanakan praktikum dari awal sampai menyusun jurnal sampai selesai. Sholawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Saya ucapkan terimakasih kepada orang tua
dan teman-teman HIMAPRODIT yang telah memberi suport dan dukungan dalam menyusun
jurnal Gardu Induk ini. Dan berterimakasih sebesar-besarnya kepada Master Robert selaku
asisten bengkel kami dengan tulus membimbing dan mengajarkan kami selama prakrikum sampai
menyelesaikan jurnal ini semoga ilmunya bermanfaat dan bisa menjadi amal jariyah.
1. https://www.bloglistrik.com/2016/08/trafo-arus-ct.html
2. https://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/
3. https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-
switchyard-gardu-induk/
4. https://direktorilistrik.blogspot.com/2017/01/klasifikasi-current-transformer-ct-trafo-
arus.html
5. http://teoriilmulistrik.blogspot.com/2016/03/current-transformer-ct.html
6. https://text-id.123dok.com/document/rz316rmy-studi-pengujian-vektor-group-
transformator-distribusi-tiga-phasa-aplikasi-pada-pt-morawa-electric-transbuana.html
7. https://www.elektro.web.id/2017/03/paralel-transformator.html
8. https://direktorilistrik.blogspot.com/2012/10/paralel-transformator-dengan-
impedansi.html
9. https://www.sandielektronik.com/2015/07/trafo-paralel-dan-trafo-seri.html
10. https://id.wikipedia.org/wiki/Gardu_listrik