TIARA KUSUMANINGTYAS
Tiara Kusumaningtyas
NIM F34130104
ABSTRAK
TIARA KUSUMANINGTYAS. Pemanfaatan Asam Askorbat Sebagai Penyerap
Oksigen (Oxygen Absorber) Untuk Memperpanjang Umur Simpan Roti Tawar.
Dibimbing oleh ENDANG WARSIKI.
Kata kunci: asam askorbat, silika gel, penyerap oksigen, roti tawar
ABSTRACT
Loaf bread is a product that is highly demanded due to its easiness to be found and
containing high carbohydrate that is suitable for breakfast and any other purpose.
However, the shelf life of loaf bread is short enough thus loaf bread wasted due to
expiration. The short shelf life can be prolonged in several ways, one of them is
the use of oxygen-absorbent active packaging. The oxygen absorber used in the
study was ascorbic acid that is absorbed into silica gel. This research aimed to
determine the effect of ascorbic acid as an oxygen absorber to maintain the quality
of loaf bread during storage. This objective was elaborated by calculating the rate
of ascorbic acid absorption into silica gel. The calculation results then were used
as basis on silica-ascorbate oxygen absorbers production. Determination of
ascorbic acid absorption rate into silica gel began with the determination of the
maximum wavelength of ascorbaticc acid absorbance. The maximum wavelength
produced is 266 nm. The amount ascorbic acid was determined by the immersion
method and modelled by first pseudo-order. The calculation resulted oh the
highest absorbed rate was 0.358 g ascorbic acid/ g silica gel as long as 20 minutes.
The calculation yielded an absorption rate constant of 0.388. This absorber was
then attached into package of bread and then stored at room temperature (27 ± 2 °
C). The experiment showed that shelf life of bread could be prolonged by silica-
ascorbate oxygen absorber. Based on the value of hardness, moisture content, and
visual appearance of microbes, the loaf bread which packed by OPP, PP, and
HDPE plastic with oxygen absorber in LDPE packed can maintain the quality of
bread up to 8 days.
TIARA KUSUMANINGTYAS
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah dengan judul “Pemanfaatan Asam
Askorbat Sebagai Penyerap Oksigen Untuk Memperpanjang Umur Simpan Roti
Tawar” berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh
penggunaan asam askorbat sebagai penyerap oksigen pada roti selama proses
penyimpanan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2017.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan kasihnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Keluarga penulis, Ibu Ririn Mustika Setyaningsih yang selalu mendukung
dan mendoakan penulis. Tanpa kalian, tentu saya tidak akan bisa sampai
tahap ini.
3. Dosen Pembimbing, Dr. Endang Warsiki, STP, MSi atas arahan, masukan,
motivasi, saran, dan pencerahannya selama penulis menyusun skripsi.
4. Nisrina, Dwitiyo, dan Sonia selaku teman sebimbingan penelitian, atas
segala masukan, pemikiran, bantuan, dan saran yang diberikan.
5. Arum, Syifa, Pratiwi, Rizky Pangestu, Eraquan, Wishnu, Haryono, Baban
yang telah membantu dalam penelitian.
6. Kak Feny yang telah membantu dalam penelitian.
7. Seluruh staf dan laboran TIN, khususnya Bapak Sugiardi, Ibu Diah, Ibu
Ega, Ibu Rini, Bapak Dicky, dan Bapak Gunawan yang telah membantu
penulis mendapatkan data penelitian dan memberikan saran.
8. Ade, Syka, Riza, dan Intan selaku teman kontrakan yang selalu
memberikan dukungan dan semangat.
9. Teman-teman Tincredibles atas bantuan, dukungan, dan saran yang
diberikan
10. Seluruh pihak yang mempunyai peran atas terbentuknya karya ilmiah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan.
Tiara Kusumaningtyas
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Metodologi 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Penentuan Panjang Gelombang Serapan Asam Askorbat 8
Kurva Standar Serapan Asam Askorbat Pada Berbagai Konsentrasi 9
Laju penyerap silika gel terhadap asam askorbat 9
Kebutuhan Penyerap Oksigen Silika-Askorbat dalam Kemasan Aplikasi 12
Aplikasi Penyerap Oksigen Pada Roti Tawar 12
Penurunan Mutu Roti Tawar Selama Penyimpanan 13
Perubahan Mutu Roti Tawar Selama Penyimpanan 13
Kinerja Sachet Silika-Askorbat Terhadap Lama Penyimpana Roti Tawar 21
SIMPULAN DAN SARAN 22
Simpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 26
RIWAYAT HIDUP 36
DAFTAR TABEL
1 Hasil perhitungan model ordo satu semu 11
2 Karakteristik kapang roti 17
3 Data aroma asam pada roti tawar selama penyimpanan 18
4 Data pertumbuhan jamur secara visual pada roti tawar selama
Penyimpan 18
5 Prakiraan lama penyimpanan roti tawar dengan perlakuan
kemasan dan penyerap oksigen 23
DAFTAR GAMBAR
1 Ilustrasi pengukuran volume plastik tampak depan dan tampak
samping 5
2 Ilustrasi pengukuran volume kemasan (a) volume kemasan dengan air
(b) volume kemasan dengan roti 5
3 Ilustrasi pengemasan penyerap oksigen silika-askorbat (a) kemasan
teabag (b) kemasan LDPE 6
4 Ilustrasi pengaplikasian penyerap oksigen pada kemasan roti tawar 7
5 Panjang gelombang maksimum asam askorbat 1 ppm 8
6 Kurva standar larutan asam askorbat 9
7 Pola penyerapan silika gel dalam larutan asam askorbat jenuh 10
8 Hubungan antara ln (qe-qt) dan t. penyerapan asam askorbat 4% 11
9 Pengaplikasian penyerap oksigen pada roti tawar (A) kontrol,
(B) penyerap oksigen dengan kemasan teabag,(C) penyerap oksigen
dengan kemasan plastik LDPE 12
10 Hasil kadar air roti tawar setiap perlakuan dengan batas maksimum
kadar air roti tawar 13
11 Interaksi nilai kadar air antara kemasan roti tawar dan kemasan
sachet penyerap oksigen hari ke-7 14
12 Hasil kekerasan roti tawar setiap perlakuan dengan batas maksimum
kekerasan roti tawar 15
13 Nilai rata-rata kekerasan roti tawar terhadap jenis kemasan sachet
penyerap oksigen 16
14 Gambaran makroskopis roti tawar kemasan OPP dan penyerap oksigen
kemasan teabag pada hari ke-7 19
15 Gambaran makroskopis roti tawar kemasan OPP dan penyerap
oksigen kemasan teabag pada hari ke-13 19
16 Gambaran makroskopis roti tawar yang ditumbuhi kapang Aspergillus sp 20
17 Penampakan visual roti tawar sebelum penyimpanan 21
18 Hasil analisis varian (Anova) hari ke-9 (a) Interaksi kemasan roti tawar
dan kemasan penyerap oksigen (b) Nilai rata-rata kekerasan terhadap
penyerap oksigen 23
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data hasil panjang gelombang asam askorbat (C6H8O6) 1 ppm 27
2 Prosedur analisis 27
3 Tabel analisis varian (Anova) jenis kemasan dan perlakuan terhadap
kekerasan roti tawar 28
4 Tabel analisis varian (Anova) jenis kemasan dan perlakuan terhadap
kadar air roti tawar 31
5 Hasil analisis visual roti tawar dengan penyerap oksigen kemasan teabag 34
6 Hasil analisis visual roti tawar dengan penyerap oksigen kemasan LDPE 35
PENDAHULUAN
Latar Belakang
bahan pangan dan komoditas. Asam askorbat juga dianggap yang paling luas
penerimaannya oleh konsumen sebagai penyerap oksigen. Secara prinsip, asam L-
askorbat akan dioksidasi menjadi asam dehidro L-askorbat oleh enzim oksidase
dan peroksidase (Vermeiren et al 1999). Selain menghasilkan asam dehidro L-
askorbat, reaksi kimia antara asam askorbat dan oksigen akan menghasilkan uap
air (H2O). Hal ini membuat asam askorbat memerlukan media penyerap yang juga
mampu menyerap H2O yang dihasilkan. Salah satu media penyerap yang dapat
digunakan adalah silika gel. Silika gel merupakan salah satu moisture absorber
yang aman digunakan dalam mengabsorbsi uap air pada pangan. Menurut Maryati
(2016), silika gel merupakan moisture absorber yang dapat digunakan berulang
kali dan memiliki daya serap uap air yang baik.
Penelitian ini menggunakan asam askorbat sebagai bahan penyerap oksigen
yang dijerapkan pada silika gel. Penyerap oksigen silika-askorbat kemudian
dikemas menggunakan kemasan tea bag dan kemasan LDPE (Low Density
PolyEthylene) dan diaplikasikan pada roti tawar.
Tujuan Penelitian
METODE
Bahan
Alat
Alat yang diperlukan dalam penelitian terbagi atas dua hal. Peralatan
pertama digunakan untuk membuat penyerap oksigen adalah wadah gelas, sudip,
gelas ukur, aluminium foil, labu ukur, saringan, dan wadah plastik. Sedangkan
peralatan yang digunakan untuk percobaan penyimpanan produk adalah cawan,
desikator, oven, neraca massa, dan penetrometer.
3
Metodologi
Penelitian terdiri atas dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian
utama. Tahap pertama adalah penelitian pendahuluan dengan menentukan panjang
gelombang maksimum untuk mengukur konsentrasi asam askorbat dan
pembuatan kurva standar asam askorbat. Tahap kedua merupakan penelitian
utama, yaitu perendaman silika gel dalam larutan asam askorbat (C6H8O6) dan
pengaruh aplikasi penyerap oksigen silika-askorbat terhadap sifat mekanik
kemasan dan mutu roti tawar dibandingkan dengan dan tanpa penggunaan
penyerap oksigen.
Penelitian Pendahuluan
Larutan induk asam askorbat sebesar 100 ppm diperoleh dari perbandingan
asam askorbat sebanyak 100 mg dengan aquades sebanyak 1000 mL. Pada
penelitian ini digunakan labu ukur 250 mL, sehingga asam askorbat yang
diperlukan sebanyak 25 mg dan dilarutkan dalam aquades sebanyak 250 mL atau
sampai tanda batas.
Larutan asam askorbat yang telah homogen dipipet sebanyak 0.5 mL dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL (konsentrasi 1 ppm). Larutan tersebut
ditambahkan aquades sampai tanda batas dan dihomogenkan. Panjang gelombang
maksimum diperoleh dari pengukuran serapan maksimum menggunakan
Spektrofometer UV-VIS Genesys rentang panjang gelombang antara 200-300 nm
dengan aquades sebagai blanko.
Larutan asam askorbat 100 ppm dipipet ke dalam labu ukur 50 mL dengan
masing-masing sebesar 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 ml (2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10
ppm, dan 12 ppm). Larutan yang telah dipipet kedalam labu ukur kemudian
ditambahkan aquades hingga tanda tera lalu dihomogenkan. Larutan yang telah
homogen kemudian diukur nilai serapannya pada panjang gelombang maksimum
yang telah diperoleh. Data diplotkan dengan konsentrasi asam askorbat sebagai
sumbu x dan nilai absorbansi sebagai sumbu y. Data yang telah diplotkan dalam
grafik kemudian dilakukan regresi linier, sehingga diperoleh nilai slope dan
korelasi (r2).
Penelitian Utama
Sebanyak 3 gram silika gel direndam dalam larutan Asam Askorbat yang
memiliki 4 (empat) konsentrasi berbeda, yaitu 2, 3, dan 4%. Lama waktu
4
penyerapan silika gel terhadap asam askorbat diamati melalui larutan yang
tertinggal menggunakan spektrofotometer UV-vis sampai konsentrasi konstan.
Data diplotkan dengan waktu (t) perendaman sebagai sumbu x dan nilai
absorbansi sebagai sumbu y. Data tersebut digunakan untuk menghitung konstanta
laju penyerapan (k), waktu equilibrium (te), yaitu waktu ketika konsentrasi
penyerapan asam askorbat pada silika gel konstan. Selain itu, dari ploting data
akan diperoleh nilai qe yang merupakan jumlah maksimum asam askorbat yang
dapat diserap oleh silika gel. Jumlah asam askorbat yang teradsorpsi dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Konsentrasi asam askorbat yang terserap pada silika gel dapat dihitung
dengan rumus:
qe = (Co-Ce)×V/m (2)
Keterangan :
qe = Jumlah asam askorbat yang terserap per massa silika gel pada
kesetimbangan (mg/g)
Co = Konsentrasi awal larutan asam askorbat (mg/L)
Ce = Konsentrasi larutan asam askorbat pada kesetimbangan (mg/L)
m = Massa silika (g)
V = Volume larutan pada percobaan (L).
Data yang diperoleh dari hasil analisis UV-vis digunakan untuk menyusun
model persamaan laju penyerapan silika gel terhadap asam askorbat. Penentuan
kinetika adsorpsi dapat dilakukan menggunakan metode regresi linear pada
persaman orde satu semu. Menurut Wang dan Zhu (2006) dalam Widayanti
(2016), persamaan yang digunakan untuk menggambarkan kinetika penyerap
termasuk model ordo satu semu dengan persamaan sebagai berikut.
dqt
= k (q e − q t ) (3)
dt
Keterangan :
qt = Jumlah asam askorbat yang diserap dalam waktu t (menit) (mg/g)
qe = Jumlah asam askorbat terserap pada waktu kesetimbangan (mg/g)
k = Konstanta penyerap ordo 1 (menit-1)
Persamaan model ordo semu satu pada persamaan 3 dapat diintegrasikan
dengan kondisi awal 𝑞𝑡 = 0 pada t = 0 dan 𝑞𝑡 = 𝑞𝑡 pada saat t = t untuk
penurunan rumus sebagai berikut.
Widayanti (2016), apabila nilai 𝑞𝑒 hasil perhitungan memiliki nilai yang hampir
sama dengan 𝑞𝑒 hasil penelitian, maka kinetika penyerap adalah proses penyerap
ordo satu semu. Sedangkan apabila nilai keduanya berbeda, maka dapat
dilanjutkan dengan analisis model ordo semu dua.
Penentuan berat silica gel – asam askorbat sebagai penyerap oksigen yang
akan digunakan pada aplikasi roti tawar disesuaikan dengan volume kemasan.
Volume kemasan dihitung berdasarkan panjang, lebar, dan tinggi plastik yang
terisi oleh produk. Ilustrasi pengukuran volume plastik ditunjukkan pada Gambar
1 sebagai berikut.
A1B1
(t)
(t)
(p) (l)
Gambar 1 Ilustrasi pengukuran volume plastik tampak depan dan tampak samping
Volume kemasan juga diukur dengan mengisi air kedalam kemasan dan
disesuaikan dengan kemasan lain yang berisi roti tawar. Ilustrasi pengukuran
dijelaskan pada Gambar 2 sebagai berikut.
t
(a)
t
(b)
Gambar 2 Ilustrasi pengukuran volume kemasan (a) volume kemasan dengan air
(b) volume kemasan dengan roti
Dengan Vkemasan adalah volume kemasan kosong, Vproduk adalah volume roti
tawar, dan 0.275 g merupakan jumlah oksigen yang terkandung dalam satu liter
udara.
Kemasan LDPE
Kemasan
teabag
Penyerap
Penyerap oksigen
oksigen
(a) (b)
konsumsi. Perlakuan akan dilakukan pada suhu ruang dengan menggunakan tiga
jenis kemasan plastik, yaitu plastik OPP (Oriented Polyprophylene), plastik
HDPE (High Density Polyethylene), dan plastik PP (PolyProphylene). Sedangkan
kemasan yang digunakan untuk mengemas penyerap oksigen terdiri dari dua jenis,
yaitu kemasan teabag dan kemasan plastik LDPE (Low Density Polyethylene).
Penyimpanan produk roti dilakukan pada suhu ruang selama 13 hari. Ilustrasi
pengemasan produk dengan penyerap oksigen ditunjukkan pada Gambar 4.
Kemasan A1B1
produk
Etiket
Roti tawar
( (
a) b)
Penyerap
oksigen
Rancangan percobaan
Keterangan :
Yijk = Hasil pengamatan variabel respon pada roti tawar dengan
kemasan
plastik taraf ke-i, kemasan penyerap oksigen taraf ke-j, dan
ulangan ke-k
µ = Nilai rataan umum
αi = Pengaruh kemasan plastik roti tawar pada taraf ke-i
βj = Pengaruh kemasan silika-askorbat (penyerap oksigen) pada
taraf ke-j
(αβ)ij = Pengaruh interaksi antara pengaruh kemasan plastik roti tawar
pada taraf ke-i dikemasan silika gel-asam askorbat (penyerap
oksigen) taraf ke-j
ɛk(ij) = Pengaruh galat percobaan pada unit dengan kemasan plastik taraf
ke-i dan kemasan silika gel-asam askorbat (penyerap oksigen)
taraf ke-j ulangan ke-k
8
Uji lanjut yang digunakan adalah uji jarak berganda duncan (DMRT).
Analisis data dilakukan untuk masing-masing hari pengamatan.
Analisis perubahan mutu roti tawar selama penyimpanan meliputi kadar air
(AOAC 1995), kekerasan (AOAC 1995), analisis visual pertumbuhan mikroba
dan analisis warna, aroma dan tekstur. Analisis kadar air dan kekerasan dilakukan
dengan uji Analisis Varian (Anova) dan apabila terdapat perubahan yang nyata
maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Sedangkan analisis visual pertumbuhan
mikroba, analisis warna, aroma, dan tekstur diuji secara deskriptif. Analisis
perubahan mutu roti tawar pada penelitian dibandingkan dengan batas maksimum
konsumsi roti tawar yang dikemas sesuai dengan standar pabrik atau tanpa
perlakuan. Prosedur analisis kadar air dan kekerasan dilampirkan pada Lampiran 2.
0,09
Gambar
0,08 6 Panjang gelombang maksimum
266 nm asam askorbat
0,07
0,06
Absorbansi
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0
200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310
Panjang Gelombang (nm)
Kurva standar dibentuk berdasarkan nilai serapan asam askorbat dari larutan
asam askorbat 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 ppm dengan panjang gelombang sebesar 266
nm. Perhitungan persamaan regresi kurva menghasilkan persamaan garis y =
0.0566x + 0.0191 dengan koefisien korelasi (r2) sebesar 0.993. Persamaan tersebut
diperoleh dengan cara memplot antara konsentrasi dengan absorbansi larutan
terbaca. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara kadar
dan serapan atau dapat diartikan dengan konsentrasi yang semakin meningkat
akan diikuti oleh peningkatan nilai absorbansinya. Nilai koefisien korelasi (r)
mengartikan bahwa terdapat 99.3% data yang memiliki hubungan linier. Grafik
kurva standar larutan asam askorbat tersajikan pada Gambar 6.
0,8
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi (ppm)
dengan konsentrasi 4% memiliki jumlah adsorpsi tertinggi dan diikuti oleh jumlah
adsorpsi tertinggi selanjutnya adalah 3 dan 2%.
Berdasarkan hasil percobaan pada konsentrasi 2, 3, dan 4%, terlihat adanya
penurunan nilai adsorpsi setelah mencapai titik maksimum. Hal ini dapat
0,400
0,350
Jumlah C6H8O6 teradsorbsi (g/g)
0,300
0,250
Model
0,200
Hasil Percobaan 4%
0,150 Hasil Percobaan 3%
Hasil Percobaan 2%
0,100
0,050
0,000
0 20 40 60 80
Lama Penyerapan (menit)
disebabkan karena silika gel telah mencapai titik jenuh dalam penyerapan. Adanya
peningkatan nilai persentase adsorpsi setelah mengalami penurunan dapat
disebabkan oleh terjadi pelepasan kembali atau desorpsi larutan asam askorbat.
Gambar 7 Pola penyerapan silika gel dalam larutan asam askorbat jenuh
-3
y = -0,1931x - 2,8486
-4 R² = 1
-5
-6
Waktu (menit)
(a)
Sachet Sachet
penyerap oksigen penyerap oksigen
13
Gambar 9 Pengaplikasian penyerap oksigen pada roti tawar (A) kontrol, (B)
penyerap oksigen dengan kemasan teabag,(C) penyerap oksigen
dengan kemasan plastik LDPE
Roti tawar merupakan produk olahan terigu yang diproses dengan beberapa
tahapan, yaitu pencampuran, fermentasi, dan pemanggangan (Utami 2000).
Fermentasi merupakan tahapan terpenting dalam pembuatan roti karena pada
proses fermentasi akan menghasilkan gas CO2 yang berperan dalam proses
pengembangan adonan dan pembentukan karakteristik akhir roti. Bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan roti terdiri atas ragi, tepung, garam, gula, telur,
baking soda, lemak, dan air (Muaris 2014).
Ketika tahapan pemanggangan berakhir, mulai terjadi retrogradasi molekul-
2 pati yang mengalami gelatisasi dengan melepaskan molekul air membentuk
kristal. Produk roti yang disimpan dalam waktu tertentu akan mengalami
perubahan secara fisik atau sensoris berupa crumb (remah bagian dalam) semakin
lama menjadi semakin keras, rapuh, dan meremah. Hal ini dapat dikatakan bahwa
roti mengalami proses bread staling. Berdasarkan sisi nutrisi, roti akan masih
layak dikonsumsi, namun menurut sisi sensori, roti telah mengalami penurunan
mutu (Utami 2000).
Bread staling tidak disebabkan oleh mikroorganisme pembusuk, tetapi
adanya peristiwa kimia seperti keluarnya air dari bagian remah roti. Pada saat
proses pemanggangan, molekul pati dalam adonan roti mengalami gelatinisasi.
Molekul pati akan menyerap air, mengalami pengembangan, dan menjadi semi-
firm (setengah keras). Hal ini yang menyebabkan struktur yang terbentuk menjadi
lembut dan remah dengan nilai Aw tinggi pada bagian crumb, sedangkan bagian
kulit (crust) memiliki tekstur yang lebih crispy atau renyah karena nilai Aw yang
lebih rendah. Namun, selama proses penyimpanan, molekul pati mengalami
retrogradasi. Air yang terserap pada proses pemanggangan perlahan menguap dan
menyebabkan roti yang lembut dan lembab menjadi lebih keras dan kering.
Pengujian kadar air roti tawar dilakukan dengan mengacu pada metode
AOAC (1995). Berdasarkan prinsip pengujian, semakin tinggi persentase kadar air,
maka kandungan uap air dalam sampel semakin tinggi. Roti tawar dikemas
menggunakan tiga macam kemasan, yaitu kemasan plastik OPP (A1), kemasan
plastik HDPE (A2), dan kemasan plastik PP (A3). Perlakuan juga dilakukan
menggunakan dua macam kemasan penyerap oksigen, yaitu kemasan teabag (B1)
dan kemasan plastik LDPE (B2).
Roti tawar yang disimpan hingga batas konsumsi selama empat (4) hari dari
produksi memiliki nilai kadar air sebesar 29.57%. Berdasarkan hasil analisis kadar
air pada roti tawar dengan perlakuan diperoleh hasil pada Gambar 10 sebagai
14
berikut. Berdasarkan Gambar 10, terlihat bahwa pada hari ke-7 beberapa
perlakuan mengalami penurunan nilai kadar air dibawah batas masa konsumsi roti
tawar.
35
34 32
Nilai Rata-Rata Kadar Air (%)
31 30,5
OPP-LDPE
30 30
HDPE-Teabag
Kemasan teabag
29 29,5
HDPE-LDPE
Kemasan LDPE
28 29
PP-Teabag
27 28,5
PP-LDPE
26 28
25 HDPE OPP PP
1 2 3 4 5 Jenis
6 Kemasan
7 8 Roti9 Tawar
10 11 12 13
Lama Penyimpanan (hari)
Gambar 10 Hasil kadar air roti tawar setiap perlakuan dengan batas maksimum
kadar air roti tawar
Gambar 11 Interaksi nilai kadar air antara kemasan roti tawar dan kemasan sachet
penyerap oksigen hari ke-7
Berdasarkan grafik pada Gambar 11, pada hari ke-7 kemasan OPP yang
disertai dengan kemasan penyerap oksigen teabag memiliki nilai rata-rata kadar
air tertinggi sebesar 31.505%. Sedangkan nilai rata-rata kadar air terendah
dimiliki oleh kemasan PP yang disertai kemasan penyerap oksigen teabag sebesar
28.435%. Interaksi antara kemasan roti tawar dan kemasan sachet penyerap
oksigen juga terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-13. Berdasarkan hasil interaksi
tersebut menunjukkan bahwa kemasan PP yang disertai kemasan sachet penyerap
oksigen teabag memiliki nilai rata-rata kadar air terendah. Hasil analisis varian
(ANOVA) nilai kadar air roti tawar dilampirkan pada Lampiran 3.
Menurut SNI 01-3840-1995 tentang syarat mutu roti tawar, batas
maksimum kadar air selama penyimpanan sebesar 40%. Selama proses
penyimpanan, produk roti akan mengalami drying out atau perpindahan uap air ke
udara sekitar dan menyebabkan roti memiliki tekstur yang lebih kering. Crust roti
akan kehilangan kerenyahan dan crumb mengalami penurunan kelembutan
15
(softness) sehingga menjadi tidak elastis. Penuruan persentase kadar air yang tidak
terlalu signifikan dapat disebabkan oleh roti tawar yang dikemas dalam kemasan
yang kedap dan jenis plastik yang memiliki permeabilitas terhadap oksigen dan
uap air yang kecil.
Menurut Piazza dan Masi (1995), adanya proses retrogradasi pada roti tawar
tidak menyebabkan perubahan persentase kadar air. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor yang lebih berpengaruh dalam perubahan kelunakan roti tawar adalah
proses retrogradasi dan tidak dipengaruhi oleh degradasi komponen roti yang
menghasilkan air akibat aktifitas mikroba. Hasil tersebut juga sesuai dengan hasil
penelitian Piazza dan Masi (1995) yang mengamati redistribusi air selama
penyimpanan roti selama 300 jam. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
bagian tengah roti (crumb) mengalami penurunan kadar air, sedangkan bagian
kulit (crust) persentase kadar air tidak mengalami penurunan yang nyata. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya penyerap oksigen dalam kemasan tersebut tidak
menyebabkan perubahan yang signifikan dalam proses perpanjangan umur simpan
roti tawar.
18
Batas Maksimum
16 Kekerasan
Nilai Kekerasan (mm/5s)
OPP-Teabag
14
OPP-LDPE
12
HDPE-Teabag
10 HDPE-LDPE
8 PP-Teabag
PP-LDPE
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
semakin kecil nilai yang dihasilkan, maka semakin keras sampel yang diuji.
Perlakuan dilakukan dengan menggunakan tiga macam kemasan, yaitu plastik
OPP (A1), plastik HDPE (A2) dan plastik PP (A3). Perlakuan juga dilakukan
menggunakan dua macam kemasan penyerap oksigen, yaitu kemasan teabag (B1)
dan plastik LDPE (B2).
Roti tawar yang disimpan hingga batas batas konsumsi selama empat (4)
hari dari produksi memiliki nilai kekerasan sebesar 12.5 mm/5s. Berdasarkan hasil
analisis kekerasan pada roti tawar dengan perlakuan diperoleh hasil pada Gambar
12 sebagai berikut. Berdasarkan Gambar 12, terlihat bahwa pada hari ke-7 roti
tawar yang dikemas menggunakan plastik HDPE bersama penyerap oksigen
16
berkemasan teabag memiliki nilai kekerasan dibawah nilai kekerasan roti tawar
tanpa perlakuan pada waktu maksimum konsumsi beberapa perlakuan mengalami
penurunan nilai kekerasan dibawah batas masa konsumsi roti tawar. Penurunan
nilai 18
16,147
Nilai Rata-Rata Kekerasan (mm/5 s)
16
14 12,425
12
10
8
6
4
2
0
Kemasan teabag Kemasan LDPE
Gambar 13 Nilai rata-rata kekerasan roti tawar terhadap jenis kemasan sachet
penyerap oksigen
Nilai tersebut sesuai dengan hasil rata-rata kadar air yang dihasilkan roti
tawar. Nilai kadar air yang semakin rendah mampu menghasilkan nilai kekerasan
roti tawar yang semakin rendah. Nilai kekerasan yang semakin rendah
mengakibatkan tingkat kekerasan roti tawar akan semakin tinggi. Nilai kekerasan
roti tawar juga dapat dipengaruhi oleh kecepatan transmisi uap air dan oksigen
melalui bahan pengemas. Nilai kecepatan transmisi yang semakin rendah akan
memperkecil kemungkinan masuknya O2 ke dalam kemasan (Cahyo et al 2016).
17
Peningkatan kekerasan dan sifat remah pada bagian crumb roti disebabkan
oleh retrogradasi pati, terutama pada komponen amilopektin yang mengakibatkan
proses kristalisasi semakin meningkat. Air yang terperangkap dalam kristal pati
selama proses retrogradasi mengakibatkan distribusi dalam crumb bergeser dari
gluten menjadi pati (amilopektin). Hal tersebut di dukung oleh pernyataan
Damardjati (1995) yang menyatakan bahwa meningkatnya kekerasan roti tawar di
sertai dengan tingginya kadar amilosa dalam roti tawar. Perubahan menjadi pati
mengakibatkan ketersediaan air sebagai plasticizer pada matriks gluten semakin
menurun. Hal ini yang menyebabkan crumb roti tawar menjadi kering dan rapuh.
Hasil analisis varian (ANOVA) nilai kekerasan roti tawar dilampirkan pada
Hari
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
OPP –
- - - - - - -
Teabag
OPP –
- - - - - - - -
LDPE
HDPE –
Teabag
- - - - - - - -
HDPE –
LDPE
- - - - - - - -
PP -
- - - - - - - - -
Teabag
PP -
- - - - - - -
LDPE
Tabel 4 Data pertumbuhan jamur secara visual pada roti tawar selama
penyimpanan
Hari
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
OPP –
Teabag
- - - - - - - -
OPP –
LDPE
- - - - - - - - -
HDPE –
Teabag
- - - - - - - -
19
HDPE –
LDPE
- - - - - - - - - -
PP -
- - - - - - - - - - -
Teabag
PP -
- - - - - - - - - -
LDPE
Berdasarkan Gambar 14, terlihat bahwa roti tawar dalam kemasan plastik
OPP dengan penyerap oksigen berkemasan teabag mengalami pertumbuhan
mikroba berwarna putih pada sisi crumb roti. Penyimpanan roti yang dilanjutkan
sampai hari ke-13 menghasilkan kapang yang berwarna hijau keabu-abuan pada
bagian crumb dan kapang berwarna hitam pada bagian crust roti. Penampakan
mikroba hari ke-13 secara makroskopis ditunjukkan pada Gambar 15.
20
Kinerja Sachet Silika Gel- Asam Askorbat Terhadap Lama Penyimpana Roti
Tawar
Roti tawar yang memiliki mutu baik adalah roti tawar dengan karakteristik
volume roti besar, bentuk yang simetris, warna kerak (crust) coklat kekuningan,
tekstur crust yang tidak tebal dan kering, bagian dalam roti (crumb) memiliki
butiran sel yang halus, dan tekstur yang halus lembut. Warna crumb roti
umumnya berwarna terang dan beraroma harum (Koswara 2009). Gambar 17
menunjukkan penampakan visual roti tawar sebelum penyimpanan.
Penambahan asam askorbat yang diserap dalam silika gel sebagai penyerap
oksigen diharapkan mampu memperpanjang umur simpan roti tawar. Pemilihan
jenis kemasan juga diperlukan dalam membantu kinerja penyerap oksigen agar
lebih optimal. Selain kerusakan yang disebabkan oleh proses retrogradasi roti
tawar, kerusakan roti tawar berupa pertumbuhan mikroba atau kapang juga dapat
disebabkan oleh oksigen. Proses penyimpanan roti tawar dengan beberapa jenis
kemasan dan perlakuan memiliki hasil yang cukup berbeda-beda. Parameter yang
dapat diamati selama penyimpanan, yaitu warna yang dihasikan roti tawar, aroma
yang timbul selama penyimpanan, perubahan tekstur pada roti tawar, dan ada
tidaknya kapang yang tumbuh dipermukaan roti tawar.
Berdasarkan hasil analisis nilai kadar air, kekerasan, dan penampakan visual
pertumbuhan mikroba menunjukkan bahwa roti tawar yang dikemas dengan
plastik OPP bersama dengan penyerap oksigen berkemasan teabag memiliki
perubahan mutu yang lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Sedangkan roti tawar yang dikemas dengan plastik PP dengan penyerap oksigen
22
Tabel 5 Prakiraan lama penyimpanan roti tawar dengan perlakuan kemasan dan
penyerap oksigen
Prakiraan Lama
Perlakuan Kemasan Penyimpanan Roti
Tawar
Plastik OPP 8
Penyerap Oksigen
Plastik HDPE 7
Kemaan Teabag
Plastik PP 8
Plastik OPP 8
Penyerap Oksigen
Plastik HDPE 8
Kemasan LDPE
Plastik PP 8
dilakukan pada produk roti. Pengikatan asam askorbat dalam silika gel merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pembuatan penyerap oksigen.
Pemilihan jenis kemasan penyerap oksigen yang sesuai perlu dilakukan. Kemasan
yang memiliki permeabilitas tinggi dan sifat plastis mampu memperlama
penyimpanan roti tawar tanpa mengubah karakteristik roti tersebut. Berdasarkan
hasil analisis pada tiap parameter dan dibandingkan dengan hasil analisis roti pada
batas konsumsi yang telah di standarisasi oleh pabrik, maka dapat diprakiraan
kemampuan penyerap oksigen menjaga mutu roti tawar.
Tabel 5 menunjukkan prakiraan lama penyimpanan roti tawar dengan
perlakuan penyerap oksigen dilihat dari nilai kadar air, kekerasan, dan analisis
deskriptif berupa perubahan aroma dan penampakan visual pertumbuhan mikroba.
Berdasarkan Tabel 5, secara keseluruhan adanya perlakuan penggunaan penyerap
oksigen pada setiap kemasan roti tawar mampu menjaga mutu roti tawar hingga 8
hari. Penentuan lama penyimpanan tersebut dilihat dari nilai kadar air dan nilai
kekerasan roti tawar yang mulai berada dibawah batas maksimum nilai kadar air
dan kekerasan roti tawar yang disimpan tanpa perlakuan. Hal itu menunjukkan
bahwa kinerja penyerap oksigen yang mulai menurun atau jenuh, sehingga sudah
23
Simpulan
Kinetika laju penyerapan asam askorbat pada penelitian ini mengikuti model
ordo satu semu. Berdasarkan hasil penyerapan, diperoleh bahwa asam askorbat
dengan konsentrasi 4% mampu terserap sebanyak 0.358 g asam askorbat/g silika
gel . Hal ini dibuktikan dengan perhitungan kinetika adsorpsi ordo satu semu yang
menghasilkan nilai K (konstanta laju penyerapan) tertinggi, sebesar 0.388.
Berdasarkan hasil pola penyerapan silika gel terhadap asam askorbat diperoleh
bahwa waktu kesetimbangan penyerapan berada pada menit ke-20. Waktu
tersebut kemudian diaplikasikan dalam pembuatan penyerap oksigen untuk umur
simpan roti tawar.
Jumlah penyerap oksigen silika-askorbat yang dibutuhkan dalam setiap
kemasan sebanyak 6.65 g. Hasil tersebut dihitung berdasarkan jumlah oksigen
diudara dan jumlah udara sisa dalam kemasan. Roti tawar disimpan menggunakan
tiga jenis kemasan plastik (OPP, HDPE dan PP) dengan dua perlakuan (penyerap
oksigen silika-askorbat kemasan teabag dan kemasan LDPE). Berdasarkan
parameter kadar air, interaksi antara perbedaan jenis kemasan roti tawar dan
perlakuan penyerap oksigen memiliki nilai berbeda nyata pada hari ke-7 sampai
hari ke-11. Sedangkan berdasarkan parameter kekerasan, interaksi antara kemasan
roti tawar dan perlakuan penyerap oksigen tidak mengalami nilai berbeda nyata
sampai hari ke-13. Adapun perbedaan secara nyata terjadi pada hari ke-9 pada
perlakuan penyerap oksigen. Penyerap oksigen berkemasan teabag memiliki nilai
rata-rata kekerasan lebih rendah dibandingkan penyerap oksigen berkemasan
LDPE.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif berupa warna, roti tawar dengan
berbagai penyimpanan tidak mengalami perbedaan yang nyata sampai hari ke-13.
Berdasarkan analisis deskriptif aroma dan tekstur, roti tawar yang dikemas
menggunakan plastik OPP bersama dengan penyerap oksigen teabag memiliki
nilai kadar air lebih tinggi. Hal ini juga didukung oleh perubahan aroma roti tawar
lebih cepat. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, roti tawar yang
dikemas dengan beberapa jenis kemasan plastik bersama penyerap oksigen
mampu menjaga mutu roti tawar hingga hari ke-8.
Saran
Sebaiknya dilakukan variasi pada jumlah silika gel untuk mendapatkan hasil
optimal dalam penyerapan. Selain itu, perlunya variasi suhu dalam pengaplikasian
penyerap oksigen. Pengaplikasian penyerap oksigen diharapkan dapat dilakukan
pada jenis roti yang berbeda.
24
DAFTAR PUSTAKA
Pratama RN, Sjofjan O, Widodo E. 2014. Pengujian Daya Simpan Aditif Pakan
Dari Campuran Acidifier dan Fitobiotik Terenkasulapsi Ditinjau Dari Jenis
Pengemas dan Lama Simpan. Jurnal Ternak Tropika. Vol 15(2): 51-59
Raghuvanshi SP, Singh R, Kaushik CP. 2004. Kinetic Study of Methylene Blue
Dye Bioadsorption on Baggase. Applied Ecology and Environmental
Research. Vol 2(2):35-43
Rohman A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta (ID) : Pustaka Belajar
Seiler D. 1992. Basic Guide to Product Spoilage and Hygiene. Part 1 : Mold
Growth on Bread. Chorleywood Digest No. 121, CCFRA, Chipping
Champden, UK, pp. 117-9
Syarif R, Santausa, S. Isyana. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Pusat Antar-
Universitas, Institut Pertanian Bogor
Utami IS. 2000. Pengukuran Staling dengan Farinograf untuk Menilai
Kemunduran Roti Tawar. Jurnal Agritech. Vol 20(2): 73-78
Vermeiren L, Devlieghere F., van Beest M, de Kruijf N., Devebere J. 1999.
Developments in the Active Packaging of Foods. Trends in Food Science
and Technology. Vol 10:77-86
Wang S dan Zhu ZH. 2006. Characterisation and Environmental Apllication of
an Australian Natural Zeolit for Basic Dye Removal From Aqueous Solution.
Journal of Hazardous Material. B 136. 946-952
Widayanti SM. 2016. Desain Penyerap Etilen Berbahan Nano Zeolit KMnO4
Sebagai Kemasan Aktif Untuk Penyimpanan Buah Klimakterik. [Disertasi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
26
LAMPIRAN
27
Panjang
Gelombang Nilai Absorbansi
(nm)
200 0,029
210 0,018
220 0,015
230 0,017
240 0,026
250 0,045
260 0,072
266 0,076
267 0,076
270 0,073
280 0,045
290 0,017
300 0,005
Lampiran 3 Tabel analisis varian (Anova) jenis kemasan dan perlakuan terhadap
kadar air roti tawar
Hari 1
Type III Sum
Source df Mean Square F Sig.
of Squares
Kemasan 4,037 2 2,018 ,404 ,684
Perlakuan 1,287 1 1,287 ,258 ,630
Kemasan * Perlakuan 9,666 2 4,833 ,968 ,432
Error 29,961 6 4,993
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
Hari 2
Type III Sum of
Source df Mean Square F Sig.
Squares
Kemasan 135,400 2 67,700 2,198 ,192
Perlakuan 84,111 1 84,111 2,730 ,150
Kemasan * Perlakuan 22,124 2 11,062 ,359 ,712
Error 184,828 6 30,805
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
Hari 3
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Hari 4
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan ,371 2 ,186 ,263 ,777
Perlakuan ,403 1 ,403 ,570 ,479
Kemasan * Perlakuan 2,085 2 1,043 1,475 ,301
Error 4,242 6 ,707
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
29
Hari 5
Type III Sum of Mean
Source df F Sig.
Squares Square
Kemasan 8,518 2 4,259 2,184 ,194
Perlakuan ,033 1 ,033 ,017 ,901
Kemasan * Perlakuan 3,785 2 1,893 ,970 ,431
Error 11,701 6 1,950
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 6
Type III Sum of Mean
Source df F Sig.
Squares Square
Kemasan 2,603 2 1,301 1,839 ,238
Perlakuan ,066 1 ,066 ,093 ,770
Kemasan * Perlakuan 10,551 2 5,276 7,457 ,024
Error 4,245 6 ,708
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
Hari 7
Type III Sum of
Source df Mean Square F Sig.
Squares
Kemasan 3,020 2 1,510 4,416 ,066
Perlakuan ,145 1 ,145 ,425 ,539
Kemasan * Perlakuan 7,637 2 3,819 11,167 ,009
Error 2,052 6 ,342
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
Hari 8
Type III Sum of
Source df Mean Square F Sig.
Squares
Kemasan 4,961 2 2,481 4,450 ,065
Perlakuan ,796 1 ,796 1,428 ,277
Kemasan * Perlakuan 3,033 2 1,517 2,721 ,144
Error 3,344 6 ,557
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
30
Hari 9
Type III Sum of Mean
Source df F Sig.
Squares Square
Kemasan 14,302 2 7,151 9,905 0,013
Perlakuan 0,154 1 0,154 0,213 0,66
Kemasan * Perlakuan 12,853 2 6,426 8,901 0,016
Error 4,332 6 0,722
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
Hari 10
Type III Sum of Mean
Source df F Sig.
Squares Square
Kemasan 1,889 2 ,944 6,408 ,032
Perlakuan ,066 1 ,066 ,449 ,528
Kemasan * Perlakuan 1,449 2 ,725 4,917 ,054
Error ,884 6 ,147
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
Hari 11
Type III Sum of
Source df Mean Square F Sig.
Squares
Kemasan 4,713 2 2,356 10,343 ,011
Perlakuan ,136 1 ,136 ,596 ,469
Kemasan * Perlakuan 3,118 2 1,559 6,843 ,028
Error 1,367 6 ,228
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
Hari 12
Type III Sum of Mean
Source df F Sig.
Squares Square
Kemasan 1,095 2 ,547 ,500 ,630
Perlakuan ,159 1 ,159 ,145 ,717
Kemasan * Perlakuan ,124 2 ,062 ,057 ,945
Error 6,572 6 1,095
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
31
Hari 13
Type III Sum of Mean
Source df F Sig.
Squares Square
Kemasan 9,014 2 4,507 1,978 ,219
Perlakuan 5,590 1 5,590 2,453 ,168
Kemasan * Perlakuan 8,522 2 4,261 1,870 ,234
Error 13,673 6 2,279
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kadar Air Roti Tawar
Lampiran 4 Tabel analisis varian (Anova) jenis kemasan dan perlakuan terhadap
kekerasan roti tawar
Hari 1
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 7,656 2 3,828 ,720 ,524
Perlakuan 16,194 1 16,194 3,047 ,132
Kemasan * Perlakuan 7,078 2 3,539 ,666 ,548
Error 31,889 6 5,315
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 2
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 14,367 2 7,184 3,004 ,125
Perlakuan 8,772 1 8,772 3,668 ,104
Kemasan * Perlakuan 28,062 2 14,031 5,868 ,039
Error 14,348 6 2,391
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 3
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 6,952 2 3,476 ,788 ,497
Perlakuan 5,603 1 5,603 1,271 ,303
Kemasan * Perlakuan 8,212 2 4,106 ,931 ,444
Error 26,450 6 4,408
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
32
Hari 4
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 3,612 2 1,806 ,513 ,623
Perlakuan 9,774 1 9,774 2,776 ,147
Kemasan * Perlakuan 4,471 2 2,236 ,635 ,562
Error 21,128 6 3,521
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 5
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 5,942 2 2,971 ,308 ,746
Perlakuan 4,700 1 4,700 ,488 ,511
Kemasan * Perlakuan 8,345 2 4,173 ,433 ,667
Error 57,833 6 9,639
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 6
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 38,301 2 19,150 2,481 ,164
Perlakuan ,059 1 ,059 ,008 ,933
Kemasan * Perlakuan 8,956 2 4,478 ,580 ,588
Error 46,310 6 7,718
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 7
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 7,353 2 3,676 ,540 ,608
Perlakuan 21,147 1 21,147 3,108 ,128
Kemasan * Perlakuan 10,158 2 5,079 ,746 ,513
Error 40,824 6 6,804
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 8
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 7,353 2 3,676 ,540 ,608
Perlakuan 21,147 1 21,147 3,108 ,128
Kemasan * Perlakuan 10,158 2 5,079 ,746 ,513
Error 40,824 6 6,804
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
33
Hari 9
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 20,499 2 10,249 2,677 ,148
Perlakuan 41,552 1 41,552 10,852 ,017
Kemasan * Perlakuan 1,159 2 ,579 ,151 ,863
Error 22,973 6 3,829
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 10
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan ,100 2 ,050 ,021 ,979
Perlakuan 11,781 1 11,781 5,040 ,066
Kemasan * Perlakuan 5,583 2 2,792 1,194 ,366
Error 14,026 6 2,338
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 11
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 1,347 2 ,674 ,091 ,914
Perlakuan 39,096 1 39,096 5,305 ,061
Kemasan * Perlakuan 4,638 2 2,319 ,315 ,741
Error 44,216 6 7,369
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 12
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 3,841 2 1,920 ,240 ,794
Perlakuan ,337 1 ,337 ,042 ,844
Kemasan * Perlakuan 4,761 2 2,381 ,298 ,753
Error 48,004 6 8,001
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
Hari 13
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Kemasan 13,789 2 6,894 1,151 ,378
Perlakuan 2,134 1 2,134 ,356 ,573
Kemasan * Perlakuan 25,073 2 12,537 2,092 ,204
Error 35,954 6 5,992
Sig. < 0,05 = Jenis Kemasan dan Perlakuan Asam Askorbat Berbeda Nyata terhadap
Kekerasan Roti Tawar
34
Lampiran 5 Hasil analisis visual roti tawar dengan penyerap oksigen kemasan
teabag
Jenis
Keadaan Hari 5 Hari 7 Hari 9 Hari 11 Hari 13 Hari 13
Kemasan
Warna Putih- Putih- Putih- Putih- Putih- Putih-
Plastik
coklat coklat coklat coklat coklat coklat
OPP
Tekstur Empuk Empuk Empuk Mudah Mudah Mudah
(Oriente
rapuh rapuh rapuh
d Poly-
Aroma Khas roti Asam Asam Asam Asam Asam
prophyle
Mikroba Tidak Tidak Ada Ada Ada Ada
ne)
ada ada
Warna Putih- Putih- Putih- Putih- Putih- Putih-
Plastik coklat coklat coklat coklat coklat coklat
HDPE Tekstur Empuk Empuk Empuk Empuk Mudah Mudah
(High rapuh menjadi
Density remah
Polyethy Aroma Khas roti Khas roti Asam Asam Asam Asam
lene) Mikroba Tidak Tidak Ada Ada Ada Ada
ada ada
Warna Putih- Putih- Putih- Putih- Putih- Putih-
coklat coklat coklat coklat coklat coklat
Tekstur Empuk Empuk Empuk Keras Mudah Keras
Plastik
rapuh
PP (Poly
Aroma Khas roti Khas roti Khas roti Asam Asam Agak
Pro-
asam
phylene)
Mikroba Tidak Tidak Tidak Tidak Ada Ada
ada ada ada ada
35
Lampiran 6 Hasil analisis visual roti tawar dengan penyerap oksigen kemasan
LDPE
Jenis
Keadaan Hari 5 Hari 7 Hari 9 Hari 11 Hari 13
Kemasan
Plastik Warna Putih- Putih- Putih- Putih- Putih-
OPP coklat coklat coklat coklat coklat
(Oriente Tekstur Empuk Empuk Empuk Empuk Keras
d Poly- Aroma Khas roti Khas roti Khas roti Asam Asam
prophyle Mikroba Tidak Tidak Tidak Ada Ada
ne) ada ada ada
Plastik Warna Putih- Putih- Putih- Putih- Putih-
HDPE coklat coklat coklat coklat coklat
(High Tekstur Empuk Empuk Empuk Empuk Keras
Density Aroma Khas roti Khas roti Asam Asam Asam
Polyethy Mikroba Tidak Tidak Tidak Ada Ada
lene) ada ada ada
Warna Putih- Putih- Putih- Putih- Putih-
Plastik coklat coklat coklat coklat coklat
PP (Poly Tekstur Empuk Empuk Empuk Empuk Empuk
Pro- Aroma Khas roti Khas roti Asam Asam Asam
phylene) Mikroba Tidak Tidak Tidak Ada Ada
ada ada ada
36
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandung, Jawa Barat pada 05 Februari 1996. Penulis yang
merupakan putri dari Bapak Tatag Yularta dan Ibu Ririn Mustika Setyaningsih
adalah anak tunggal. Penulis telah menyelesikan pendidikannya di Sekolah
Menengah Atas Negeri 6 Bekasi, Sekolah Menengah Pertama Islam Bani Saleh 1
Bekasi, Sekolah Dasar Negeri 1 Kranggan Mojokerto, dan Taman Kanak-kanak
Dharmawanita Mojokerto dengan nilai kelulusan sangat baik sebelum
melanjutkan ke Departemen Teknologi Industri Pertanian.
Selama masa perkuliahan, penulis cukup aktif dalam berbagai kegiatan
kampus, baik akademik maupun non-akademik. Dalam bidang akademik, penulis
menjadi asisten praktikum dalam mata kuliah Teknologi Pengemasan, Distribusi,
dan Transpotasi (TPDT) dan Teknik Penyimpanan dan Penggudangan (TPP).
Dalam bidang non-akademik, penulis menjadi menjadi staf kesekretariatann
dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) 2016. Penulis juga menjadi panitia
dalam acara Koran Kampus Kompas TV pada tahun 2016. Penulis melaksanakan
Praktik Lapang (PL) di PT Kobe Boga Utama dengan judul Mempelajari
Teknologi Proses Pengemasan di PT Kobe Boga Utama pada periode 18 Juli – 02
September 2016. Pada tahapan selanjutnya, penulis bercita-cita untuk dapat
mengembangkan karir pada bidang teknologi pengemasan.