Anda di halaman 1dari 11

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS MENGGUNAKAN

ADSORBEN BIJI ALPUKAT TERAKTIVASI

Fitriani1, Nurulhuda2
1,2
Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
E-mail: bungafi3ani@gmail.com

DOI: 10.26418/jpmipa.v9i2.26770

Abstract
This research had been conducted in the use of avocado seed powder
(Persea americana Mill) as an adsorbent to reduce peroxide and free
fatty acids of the used cooking oil. The aim of this research was to
determine the best activator of avocado seed powder as an adsorbent
to reduce peroxide and free fatty acids of the used cooking oil. This
research used the variation of activators, consist of hydrochloric acid
(HCl), citric acid (C6H8O7), sodium chloride (NaCl) and sodium
hydrogen phosphate (Na2HPO4) solutions. The result showed that the
best activator of avocado seed powder by HCl which gave the highest
free fatty acid reduction was 0,26%. Meanwhile, the best activator of
avocado seed powder by C6H8O7 which gave the highest peroxide
value reduction was 1,8 Meq/Kg . These results had qualified as the
maximum limits of SNI cooking oil were 0.3% for the concentration of
free fatty acids and 2 Meg/Kg for the peroxide value of cooking oil.
Keywords: adsorbent, avocado seed powder, used cooking oil

Salah satu bahan pangan yang 160-180 oC yang disertai adanya


dibutuhkan masyarakat sehari-hari kontak dengan air dan udara dapat
baik di industri maupun rumah tangga menyebabkan terjadinya reaksi
adalah minyak goreng. Penggunaan degradasi berupa proses oksidasi,
minyak goreng berulang kali dalam polimerisasi, hidrolisis dan reaksi
proses penggorengan dapat dengan logam (Kalapathy & Proctor,
menurunkan mutu dan perubahan 2000). Selain dapat menurunkan mutu
sifat fisikokimia (kerusakan minyak). bahan pangan yang digoreng, produk
Perubahan tersebut menghasilkan reaksi degradasi minyak goreng juga
warna minyak goreng menjadi gelap, dapat menimbulkan dampak negatif
kental, timbul busa dan berbau, bagi kesehatan (Suirta, 2009). Oleh
meningkatnya kadar air, bilangan karena itu, perlu adanya upaya
peroksida atau Peroxide Value (PV) pemurnian minyak goreng bekas
dan asam lemak bebas atau Free sehingga dapat dipakai kembali tanpa
Fatty Acids (FFA) (Ketaren, 2008). mengurangi mutu bahan pangan yang
Hal ini dikarenakan pemanasan digoreng dan aman dikonsumsi.
berulang kali pada suhu tinggi sekitar
66 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 9 No. 2 Juli 2018: 65-75

Pemurnian minyak goreng kadar pati yang cukup tinggi dari biji
bekas merupakan pemisahan produk alpukat, yaitu sekitar 23%, serta kadar
reaksi degradasi berupa air, selulosa yang jumlahnya relatif lebih
peroksida, asam lemak bebas, aldehid sedikit daripada pati. Hal ini
dan keton dari minyak. Salah satu menyebabkan limbah biji alpukat
cara yang dapat dilakukan untuk berpotensi dijadikan sebagai
meningkatkan mutu minyak goreng adsorben.
bekas adalah dengan adsorpsi Pada penelitian ini dilakukan
menggunakan adsorben sehingga pemurnian minyak goreng bekas
mutu minyak goreng dapat menggunakan biji alpukat sebagai
dipertahankan (Wijayanti, dkk., adsorben teraktivasi untuk
2012). Proses adsorpsi menggunakan menurunkan kadar asam lemak bebas
suatu bahan yang dapat mengadsorpsi dan bilangan peroksida sebagai
kotoran pada minyak yang disebut parameter tingkat kerusakan minyak.
dengan adsorben. Proses adsorpsi Pemurnian minyak goreng bekas ini
minyak goreng bekas dapat dilakukan diharapkan dapat memperpanjang
dengan penambahan adsorben yang umur simpan minyak goreng tanpa
dicampur dengan minyak, dilanjutkan membahayakan kesehatan konsumen
dengan pengadukan dan penyaringan dan memenuhi syarat untuk dapat
(Ketaren, 2008). dikonsumsi kembali.
Beberapa peneliti terdahulu
telah melakukan penelitian pemurnian METODE
minyak goreng bekas menggunakan 1. Alat dan Bahan
adsorben dari bahan alami dengan Alat-alat yang digunakan
memanfaatkan produk samping atau dalam penelitian ini antara lain:
limbah pertanian, seperti ampas tebu Labu takar, beaker glass,
(Ramdja, dkk., 2010), arang aktif dari erlenmeyer, penyaring Buchner,
sabut kelapa (Yustinah dan Hartini, gelas ukur, pipet tetes, pipet
2011), karbon aktif dari biji kelor volume, corong, neraca digital,
(Dahlan, dkk., 2013), ampas pati aren pengaduk magnet, buret,
dan bentonit (Rahayu dan Purnavita, termometer, p H - m e t e r , oven,
2014) dan arang aktif dari kulit salak magnetic stirrer, stop watch,
(Mangallo, dkk., 2014). Tiap jenis saringan halus (100 mesh), hot
adsorben memiliki selektivitas dalam plate, blender, kertas saring,
mengadsorpsi komponen tertentu kertas pH universal, sentrifuse,
yang ada dalam minyak goreng bekas. corong dan desikator.
Dalam penelitian ini dilakukan Bahan-bahan yang
pemanfaatan limbah biji alpukat yang digunakan adalah minyak goreng
selanjutnya diaplikasikan sebagai bekas, serbuk biji alpukat, asam
adsorben minyak goreng bekas. klorida (HCl), asam sitrat
Menurut Alsuhendra, dkk (C6H8O7), natrium klorida (NaCl),
(2007), biji alpukat memiliki natrium hidrogen fosfat
kandungan air sebesar 12.67%, kadar (Na2HPO4), kalium hidroksida
abu sebesar 2.78% dan kandungan (KOH), natrium thiosulfat
mineral sebesar 0.54%, lebih tinggi (Na2S2O3), kalium iodida (KI),
dari biji buah lainnya. Selain itu, amilum, asam asetat glasial
Pemurnian Minyak Goreng Bekas 67

(CH3COOH), kalium bromat berbentuk bubuk dengan ukuran


(KBrO3) atau kalim iodat (KIO3), 100 mesh. Adsorben diaktivasi
asam oksalat (C2H2O4), indikator dengan larutan HCl 1 M dengan
phenolptalin, ethanol 96%, rasio adsorben : asam klorida
chloroform dan aquades. (b:v) sebesar 1 : 2 selama 2 jam.
2. Cara Kerja Kemudian dicuci dengan
a. Preparasi dan Aktivasi aquadest untuk menghilangkan
Adsorben Serbuk Biji residu asam hingga pH netral.
Alpukat Adsorben dikeringkan di dalam
Biji alpukat dikupas, oven pada suhu 60 oC selama
kemudian dipotong-potong dan 24 jam dan didinginkan dalam
dicuci dengan air serta desikator. Prosedur diulangi
dikeringkan dengan cara untuk berbagai variasi aktivator,
dijemur di bawah sinar yaitu, C6H8O7 1 M, NaCl 1 M
matahari. Selanjutnya biji dan Na2HPO4 1 M.
alpukat dihaluskan sampai

1 2

Gambar 1. Rangkaian alat percobaan untuk pemurnian minyak goreng bekas


menggunakan adsorben serbuk biji alpukat.

Keterangan Gambar : sebesar 2 gram. Selanjutnya


1. Tombol pengatur temperatur dilakukan pengadukan selama 2
2. Tombol pengatur temperatur jam. Campuran minyak dan
3. Stirrer / pengaduk serbuk biji alpukat
4. Beaker glass dipisahkan dengan cara filtrasi
3. Proses pemurnian minyak dan filtrat diambil untuk dianalisis
goreng bekas (Mardina, dkk., asam lemak bebas dan bilangan
2012) peroksida minyak goreng bekas.
Sampel minyak goreng
bekas 150 mL dimasukkan ke 4. Penentuan Kadar Asam Lemak
dalam beaker glass kemudian Bebas (FFA) (Ketaren, 2008)
ditambahkan serbuk biji alpukat Minyak sebanyak 5 gram
ke dalam minyak dengan massa ditimbang dalam erlenmeyer dan
68 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 9 No. 2 Juli 2018: 65-75

ditambahkan 50 mL etanol 96 %. KI jenuh ditambahkan 30 mL


Selanjutnya dipanaskan hingga aquades, sehingga akan terjadi
mendidih selama 10 menit dan pelepasan iod (I2). Iod yang bebas
dikocok dengan kuat untuk dititrasi dengan larutan Na2S2O3
melarutkan asam lemak bebas. yang sudah distandarisasi 0,01 N
Setelah dingin kemudian dititrasi hingga larutan berwarna kuning.
dengan 0,1 N larutan KOH standar Ditambahkan 0,5 mL indikator
dengan menambahkan indikator amilum 1% dan titrasi dilanjutkan
phenolptalin hingga terbentuk hingga warna biru tepat hilang.
warna merah muda yang bertahan Dihitung bilangan peroksida yang
tidak kurang dari 10 detik. dinyatakan dalam mili-equivalen
Bilangan asam dinyatakan sebagai dari peroksida dalam setiap 1.000
jumlah miligram KOH yang g sampel.
diperlukan untuk menetralkan Bilangan peroksida =
asam lemak bebas yang terdapat
dalam 1 gram minyak. Penentuan (S-B) x N x 1000
kadar asam lemak bebas atau Free
(Meq peroksida/Kg fat) berat
Fatty Acids (FFA) pada minyak
sampel (g)
dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut: S = titrasi sampel;
B = titrasi blanko,
Bilangan Asam
BM KOH N = Normalitas Na2S2O3
= x % FFA 6. Penyediaan Minyak Goreng
BM Asam lemak bebas⁄ Bekas
10
Bilangan asam = Faktor konversi x Minyak goreng bekas yang
% FFA telah digunakan tiga kali
Faktor konversi untuk Oleat = 1,99 penggorengan dalam jangka
Faktor konversi untuk Linoleat waktu tertentu.
= 2,01
Faktor konversi untuk Palmitat HASIL DAN PEMBAHASAN
= 2,19 1. Preparasi dan Aktivasi Serbuk
Faktor konversi untuk Laurat Biji Alpukat
= 2,80 Penelitian ini diawali dengan
5. Penentuan Kadar Bilangan preparasi serbuk biji alpukat
Peroksida (Sudarmadji, dkk., sebagai adsorben untuk
2007) menurunkan bilangan peroksida
Minyak sebanyak 5 gram dan asam lemak bebas minyak
ditimbang dan dimasukkan ke goreng bekas. Bahan baku untuk
dalam erlenmeyer, selanjutnya preparasi adsorben dalam
ditambahkan 30 mL campuran penelitian ini adalah limbah biji
pelarut yang terdiri dari 60% asam alpukat. Sebelum digunakan, biji
asetat glasial dan 40% kloroform. alpukat dijemur dan dipotong di
Setelah minyak larut kemudian bawah sinar matahari selama 3 hari
ditambahkan 0,5 mL larutan KI dengan tujuan untuk mengurangi
jenuh sambil dikocok. Setelah 1 kandungan air. Biji alpukat
menit sejak penambahan larutan kemudian dihaluskan terlebih
Pemurnian Minyak Goreng Bekas 69

dahulu, dan diayak menggunakan dan adsorben dilakukan


ayakan 100 mesh. pengadukan selama 2 jam. Tujuan
Serbuk biji alpukat yang dari perlakuan variasi zat aktivator
digunakan adalah yang lolos ini untuk mengetahui hubungan
ayakan 100 mesh, seperti terlihat antara pengaruh daya adsorbsi dari
pada Gambar 2. Proses adsorben serbuk biji alpukat
pengayakan dilakukan dengan dengan menggunakan variasi zat
tujuan untuk memperoleh ukuran aktivator terhadap kadar asam
partikel serbuk yang seragam lemak bebas dan bilangan
sehingga dapat teraktivasi semua peroksida minyak goreng bekas.
dan diketahui daya adsorptivitas Serbuk biji alpukat yang
pada proses adsorpsi antara telah diaduk dengan variasi zat
adsorben dan adsorbat dengan aktivator kemudian direndam
ukuran partikel mesh yang telah selama 24 jam dan disaring dengan
ditentukan. kertas saring. Selanjutnya serbuk
dicuci dengan aquades guna
menghilangkan zat-zat pengotor
serbuk biji alpukat selama
perendaman. Gumpalan serbuk biji
alpukat yang diperoleh kemudian
dikeringkan dalam oven pada
suhu 60 °C selama 24 jam guna
mengurangi kandungan air dalam
serbuk biji alpukat, seperti terlihat
pada Gambar 3.

Gambar 2. Serbuk biji alpukat


sebelum kalsinasi

Selanjutnya proses aktivasi


dilakukan dengan tujuan untuk
memperbesar pori sehingga serbuk
mengalami perubahan fisik
maupun kimia di mana luas
permukaan bertambah besar
sehingga berpengaruh terhadap Gambar 3. Serbuk biji alpukat
daya adsorptivitas. Pada proses sesudah kalsinasi
aktivasi, serbuk biji alpukat
direndam dengan variasi zat 2. Asam Lemak Bebas pada
aktivator yang berbeda yaitu Variasi Zat Aktivator terhadap
larutan asam klorida (HCl), asam Adsorben Serbuk Biji Alpukat
sitrat (C6H8O7), natrium klorida Salah satu parameter penentu
(NaCl) dan natrium hidrogen fosfat mutu minyak goreng adalah kadar
(Na2HPO4). Masing-masing larutan asam lemak bebas yang terbentuk
karena terjadinya reaksi hidrolisis
70 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 9 No. 2 Juli 2018: 65-75

minyak atau lemak. Reaksi ini mempercepat proses oksidasi.


dapat menyebabkan terjadinya Sementara itu, proses hidrolisis
kerusakan minyak karena adanya terjadi akibat adanya sejumlah air
sejumlah air dalam minyak yang dalam minyak dengan pemanasan
dipercepat dengan adanya faktor- yang berulang-ulang pada suhu
faktor panas, air, keasaman dan tinggi dapat menyebabkan ikatan
enzim. Semakin lama reaksi ester menjadi putus dan akhirnya
hidrolisis yang berlangsung, maka terbentuk asam lemak bebas (Nasir,
semakin besar kadar asam lemak dkk., 2014).
bebas yang terbentuk. Namun, setelah diberi
perlakuan menggunakan serbuk biji
Tabel 1. Asam lemak bebas dengan alpukat yang diaktivasi dengan
berbagai variasi zat aktivator larutan HCl 1 M dapat menurunkan
Asam Lemak kadar asam lemak bebas (0,26%)
Minyak
Bebas (%) minyak goreng bekas terbesar
Minyak yakni 43,48%. Kadar asam lemak
0,15 bebas yang diperoleh masih
Goreng Baru
Minyak memenuhi syarat dari Standar
0,46 Nasional Indonesia (SNI) bilangan
Goreng Bekas
Minyak + asam minyak goreng yaitu kurang
Aktivasi larutan 0,26 dari 0,3% (Dahlan, dkk., 2013).
HCl Asam lemak bebas minyak goreng
Minyak + bekas pada penambahan zat
Aktivasi larutan 0,36 aktivator lain seperti larutan
C6H8O12 C6H8O7, NaCl dan Na2HPO4
Minyak + masing-masing menurun sebesar
Aktivasi larutan 0,31 0,36; 0,31 dan 0,41% dibandingkan
NaCl minyak goreng bekas tanpa
Minyak + perlakuan (kontrol). Oleh karena
Aktivasi larutan 0,41 itu, hasil adsorpsi yang optimal
Na2HPO4 pada penelitian ini diperoleh dari
penambahan zat aktivator larutan
Berdasarkan data pada Tabel HCl 1 M menggunakan adsorben
1, hasil yang diperoleh serbuk biji alpukat, karena dapat
menunjukkan bahwa asam lemak menurunkan asam lemak bebas
bebas minyak goreng bekas tanpa minyak goreng bekas yang terbesar.
ditambahkan serbuk biji alpukat Asam lemak bebas minyak
(kontrol) sebesar 0,46%. Tingginya goreng bekas menurun setelah
asam lemak bebas minyak goreng diadsorpsi dengan menggunakan
bekas tersebut dapat disebabkan serbuk biji alpukat pada berbagai
oleh tingginya tingkat kerusakan variasi zat aktivator. Penurunan
minyak karena adanya proses asam lemak bebas tersebut terjadi
oksidasi dan hidrolisis akibat penambahan serbuk biji
(Nurbasnawati, 2015). Proses alpukat yang dapat menyerap
pemanasan pada suhu tinggi dan molekul asam lemak bebas. Hal ini
kontak minyak dengan udara dapat terjadi karena serbuk biji alpukat
Pemurnian Minyak Goreng Bekas 71

mengandung selulosa yang banyak goreng, Semakin tinggi bilangan


terdapat gugus hidroksil (-OH) peroksida pada minyak goreng
yang bersifat elektronegatif (basa) maka semakin tinggi tingkat
dan polar, sehingga dapat kerusakan minyak goreng tersebut.
berinteraksi dengan gugus asam Kerusakan minyak goreng dapat
karboksilat (-COOH) dari asam disebabkan oleh dua faktor utama
lemak bebas yang bersifat yaitu reaksi oksidasi dan hidrolisis
elektropositif (asam) dan polar yang menyebabkan terjadinya
(Rahayu, dkk., 2014). perubahan warna, rasa dan bau
Penurunan asam lemak bebas pada minyak goreng yang disebut
dibandingkan dengan penelitian dengan ketengikan. Proses oksidasi
sebelumnya, yaitu Suryani (2009) dapat berlangsung apabila terjadi
menggunakan arang aktif tongkol kontak antara sejumlah oksigen
jagung yang diaktivasi larutan dengan minyak atau lemak.
NaOH 0,5 N mampu menurunkan Semakin sering minyak digunakan
asam lemak bebas minyak goreng berulang kali maka semakin tinggi
bekas sebesar 18,40%. Selain itu, bilangan peroksida minyak goreng.
penelitian Aisyah, dkk (2010) yang Hal ini terlihat dengan adanya
menggunakan karbon aktif polong peningkatan bilangan peroksida
buah kelor dengan aktivasi setelah dilakukan penggorengan
menggunakan larutan NaCl dapat secara berulang. Proses
menurunkan kadar asam lemak penggorengan berulang kali dapat
bebas minyak goreng bekas dengan menyebabkan meningkatnya suhu
penurunan terbesar pada proses minyak goreng.
netralisasi yaitu dari 0,35 % Penentuan bilangan
menjadi 0,16 %. peroksida pada penelitian ini
dilakukan dengan metode
3. Bilangan Peroksida pada iodometri (Sudarmadji, dkk.,
Variasi Zat Aktivator terhadap 2007). Sampel minyak goreng
Adsorben Serbuk Biji Alpukat bekas dilarutkan dalam campuran
Bilangan peroksida asam asetat glasial dan kloroform
merupakan salah satu parameter dengan perbandingan 3:2 yang
penentu tingkat perubahan berfungsi sebagai pelarut organik
(kerusakan) pada minyak akibat yang larut dalam minyak goreng
terjadinya reaksi oksidasi pada dan mengandung kalium iodida
proses pemanasan (Wiyaningsih, (KI) sehingga terjadi pelepasan Iod
2010). Minyak goreng yang (I2). Iod yang bebas dititrasi dengan
digunakan berulang kali dan natrium thiosulfat menggunakan
mengalami pemanasan pada suhu indikator amilum sampai warna
tinggi dapat menyebabkan biru hilang. Larutan amilum 1%
terjadinya perubahan kimia dalam berfungsi sebagai indikator untuk
minyak sehingga terbentuk menentukan titik akhir titrasi.
bilangan peroksida. Perubahan Larutan amilum harus disimpan
(kerusakan) dalam minyak goreng pada tempat yang dingin karena
dapat dilihat dari tingginya larutan ini mudah rusak. Natrium
bilangan peroksida dalam minyak thiosulfat harus distandarisasi
72 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 9 No. 2 Juli 2018: 65-75

terlebih dahulu agar konsentrasi aktivator serbuk biji alpukat


larutan selalu stabil sehingga tidak memberikan penurunan bilangan
terjadi kesalahan pada penentuan peroksida terbaik pada minyak
bilangan peroksida. goreng bekas sebesar 50% dan
memenuhi syarat batas maksimal
Tabel 2. Bilangan peroksida dengan
SNI yaitu maksimal 2 Meq/Kg
berbagai variasi zat aktivator
untuk bilangan peroksida minyak
Peroksida
Minyak goreng (Dahlan, dkk., 2013).
(Meq/Kg )
Penurunan bilangan
Minyak
1,0 peroksida tersebut disebabkan
Goreng Baru
oleh serbuk biji alpukat dapat
Minyak berinteraksi dengan minyak
3,6
Goreng Bekas goreng bekas secara optimal
Minyak + dalam menyerap senyawa
Aktivasi larutan 3,0 peroksida. Hal ini dapat dilihat
HCl dari perubahan fisik pada minyak
Minyak + goreng bekas setelah diaktivasi
Aktivasi larutan 1,8 dimana warna keruh berubah
C6H8O12 menjadi lebih jernih, aroma dan
Minyak + bau tengik yang tidak disukai
Aktivasi larutan 3,2 menjadi berkurang akibat
NaCl terserapnya zat-zat pengotor pada
Minyak + minyak goreng bekas.
Aktivasi larutan 2,6 dengan penelitian
Na2HPO4 sebelumnya mengenai penentuan
bilangan peroksida dalam minyak
Pada penelitian ini goreng bekas dengan cara titrasi,
dilakukan perhitungan bilangan dilakukan oleh Yustinah dan
peroksida minyak goreng bekas Harini (2011). Hasil penelitian
baik pada kelompok murni, menunjukkan bahwa bilangan
kontrol maupun kelompok peroksida pada minyak goreng
perlakuan. Penambahan adsorben bekas hasil adsorbsi terendah
serbuk biji alpukat menggunakan terdapat pada adsorben campuran
berbagai variasi zat aktivator bentonit, pasir kuarsa, dan karbon
dalam minyak goreng bekas dapat aktif dengan aktivator larutan HCl
menyebabkan terjadinya sebesar 1,2 Meq/Kg dan waktu
penurunan bilangan peroksida. aktivasi 24 jam. Namun pada
Kontrol dari berbagai variasi zat penelitian Nasir, dkk (2014)
aktivator seperti larutan HCl, hasil yang diperoleh menunjukkan
C6H8O12, NaCl dan Na2HPO4 bahwa bilangan peroksida minyak
menggunakan serbuk biji alpukat goreng bekas tanpa ditambahkan
sebagai adsorben dari minyak arang aktif kulit pisang (kontrol)
goreng bekas berturut-turut adalah sebesar 11,46 Meq/Kg, sedangkan
3,0 ; 1,8 ; 3,2 dan 2,6 Meq/Kg bilangan peroksida setelah diberi
(Tabel 2). Sehingga penggunaan perlakuan variasi konsentrasi
larutan C6H8O7 sebagai zat larutan NaOH berkisar antara 6,88
Pemurnian Minyak Goreng Bekas 73

– 10,21 Meq/Kg atau terjadi DAFTAR PUSTAKA


penurunan sebesar 39,37%.
Penurunan kadar bilangan Aisyah, S., Yulianti, E & Fasya, A.G.
peroksida tersebut diperoleh (2010). Penurunan Angka
setelah minyak goreng bekas Peroksida dan Asam Lemak
diaktivasi menggunakan arang Bebas (FFA) pada Proses
kulit pisang dengan aktivator Bleaching Minyak Goreng
larutan NaOH konsentrasi 1 N. Bekas oleh Karbon Aktif
Polong Buah Kelor (Moringa
SIMPULAN DAN SARAN Oliefera Lamk) dengan Aktivasi
Dari penelitian yang telah NaCl. Alchemy. Vol. 1. No. 2.
dilakukan ini dapat disimpulkan
Alsuhendra, Zulhipri, Ridawati &
bahwa jenis aktivator dari serbuk biji
Lisanti, E. (2007). Ekstraksi dan
alpukat yang terbaik dalam
Karakteristik Senyawa Fenolik
penyerapan asam lemak bebas pada
dari Biji Alpukat (Persea
minyak goreng bekas adalah HCl
Americana Mill.). Proseding
dengan waktu aktivasi 24 jam
Seminar Nasional PATPI.
menghasilkan %FFA sebesar 0,26%.
Bandung (ID).
Sedangkan untuk menurunkan
bilangan peroksida yang terbaik Dahlan, M.H., Siregar, H.P & Yusra,
adalah serbuk biji alpukat yang M. (2013). Penggunaan Karbon
diaktivasi menggunakan aktivator Aktif dari Biji Kelor dapat
C6H8O7 dengan waktu aktivasi 24 jam Memurnikan Minyak Jelantah.
menghasilkan bilangan peroksida Jurnal Teknik Kimia. Vol. 19.
sebesar 1,8 Meq/Kg. Pemurnian No. 3.
minyak goreng secara adsorbsi
menggunakan serbuk biji alpukat Kalapathy, U & Proctor, A. (2000). A
teraktivasi menjadikan minyak hasil New Method for Free Fatty
regenerasi dapat dikonsumsi kembali Acid Reduction in Frying Oil
karena menghasilkan bilangan asam Using Silicate Films Produced
dan bilangan peroksida yang from Rice Hull Ash. Journal of
memenuhi syarat batas maksimal SNI the American Oil Chemists'
minyak goreng. Society. Vol. 77 No. 6.
Saran untuk penelitian
selanjutnya perlu dilakukan variasi Fitriani, Kurniati, T & Hambali.
konsentrasi aktivator dan waktu (2017). Penyerapan Ion Logam
aktivasi pada proses pembuatan Pb(II) dari Larutan
adsorben dari biji alpukat untuk Menggunakan Serbuk Daun
mengetahui proses adsorbsi serbuk Puring (Codiaeum Variegatum).
biji alpukat terhadap asam lemak Jurnal Pendidikan Matematika
bebas dan bilangan peroksida dalam dan IPA. Vol. 8. No. 1.
minyak goreng bekas. Ketaren, S. (2008). Pengantar
Teknologi Minyak dan Lemak
Pangan. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
74 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 9 No. 2 Juli 2018: 65-75

Mangallo, B., Susilowati & Wati, S.I. Ramdja, A.F., Febriana, L &
(2014). Efektivitas Arang Aktif Krisdianto, D. (2010).
Kulit Salak pada Pemurnian Pemurnian Minyak Jelantah
Minyak Goreng Bekas. Chem. Menggunakan Ampas Tebu
Prog. Vol. 7. No. 2. sebagai Adsorben. Jurnal
Teknik Kimia. Vol. 17. No.
Mardina, P., Faradina, E & Setiawati, 1.
N. (2012). Penurunan Bilangan
asam pada Minyak Jelantah. Sabahannur, St & Nirwana. (2017).
Jurnal Kimia. Vol. 6. No. 2. Kajian Pengaruh Berat Biji
Kakao Perkotak dan Waktu
Nasir, N.S.W., Nurhaeni & Musafira. Pengadukan terhadap
(2014). Pemanfaatan Arang Keberhasilan Proses
Aktif Kulit Pisang Kepok Fermentasi. Jurnal
(Musa Normalis) Sebagai Pendidikan Matematika dan
Adsorben Untuk Menurunkan IPA. Vol. 8 No. 2.
Angka Peroksida dan Asam
Lemak Bebas Minyak Goreng Sudarmadji, S., Bambang, H &
Bekas. Online Jurnal of Natural Suhardi. (2007). Analisis
Science. Vol. 3. No. 1. Bahan Makanan dan
Pertanian. Edisi Kedua.
Nurbasnawati, H. (2015). Penetapan Yogyakarta: Penerbit
Kadar Asam Lemak Bebas dan Liberty.
Bilangan Peroksida pada
Minyak Goreng yang digunakan Suirta, I.W. (2009). Preparasi
Pedagang Gorengan di Jalan Biodiesel dari Minyak
A.W Sjahranie Samarinda. Jelantah Kelapa Sawit.
Jurnal Ilmiah Manuntung. Vol. Jurnal Kimia. Vol. 3. No. 1.
1 No. 1.
Suryani, A.M., (2009). Pemanfaatan
Rahayu, L.H., Purnavita, S & Sriyana, Tongkol Jagung untuk
H.Y. (2014). Potensi Sabut dan Pembuatan Arang Aktif
Tempurung Kelapa sebagai sebagai Adsorben Pemurnian
Adsorben untuk Meregenerasi Minyak Goreng Bekas.
Minyak Jelantah. Akademi Skripsi Departemen Kimia
Kimia Industri “Santo Paulus” Institut Pertanian Bogor,
Semarang. Vol. 10. No. 1. Bogor.
Rahayu, L.H & Purnavita, S. (2014). Wijayanti. H., Nora, H & Amelia, R.
Pengaruh Suhu dan Waktu (2012). Pemanfaatan Arang
Adsorpsi terhadap Sifat Kimia- Aktif dari Serbuk Gergaji
Fisika Minyak Goreng Bekas Kayu Ulin untuk
Hasil Pemurnian menggunakan Meningkatkan Kualitas
Adsorben Ampas Pati Aren dan Minyak Goreng Bekas.
Bentonit. Momentum. Vol. 10. Konversi. Vol. 1 No.1.
No. 2.
Pemurnian Minyak Goreng Bekas 75

Wiyaningsih, F. (2010). Pengaruh Yustinah & Hartini. (2011). Adsorpsi


Variasi Suhu Pemanasan Minyak Goreng Bekas
Karbon Aktif Polong Buah Menggunakan Arang Aktif
Kelor (Moringa Oleifera dari Sabut Kelapa. Prosiding
Lamk) terhadap Perubahan Seminar Nasional Teknik
Angka Peroksida dan Asam Kimia “Kejuangan”. Jurusan
Lemak Bebas (FFA) pada Teknik Kimia, Fakultas
Proses Bleaching Minyak Teknik, Universitas
Goreng Bekas. Skripsi Muhammadiyah Jakarta.
Universitas Islam Negeri Jakarta.
Maulana Malik Ibrahim,
Malang.

Anda mungkin juga menyukai