Anda di halaman 1dari 20

ANAMNESIS THT

ANAMNESIS TELINGA
[5 keluhan utama + speak disturbance (pada gangguan pendengaran)]

1. Otalgia (nyeri telinga)


2. Tuli
3. Otore (keluar cairan dari telinga)
4. Tinnitus
5. Vertigo

a. OTALGIA

Inervasi sensoris :

Ö Telinga luar : n.aurikularis magnus (C2,C3)


• N.oksipitalis minor(C2)
• N.aurikularis mayor ( n V)
• Cabang-cabang n.VII
• N.vagus
Ö Telinga tengah : n.IX
Ö Telinga dalam : tidak ada sensoris somatic

Reffered pain bisa dari tempat yang mendapat innervasi dari saraf tersebut (sakit tenggorokan
gigi M3, sendi mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang servikal), selalu periksa rongga mulut
dan faring.

Otalgia menunjukkan adanya proses inflamasi di telinga luar dan telinga tengah

Yang perlu ditanyakan :

1. Kapan mulai terasa nyeri?


2. Lokasi : AD/AS/keduanya?
3. Progresifitas : membaik/tetap/makin berat?
4. Keluhan lain yang menyertai : demam?riwayat ISPA
5. Pengobatan yang telah dilakukan
6. (cari apakah ada penyebab nyeri alih)àgigi, TMJ, infeksi orofaring

b. TULI/GANGGUAN PENDENGARAN
1. Apakah onset tiba-tiba atau perlahan-lahan/bertambah berat bertahap?
2. Unilateral/bilateral?
3. Sudah berapa lama?
4. Progresifitas : progresif, hilang timbul atau menurun
5. Apakah pendengaran terpengaruh dalam keadaan ramai?(presbiakusis)
6. Apakah ada trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik, terpajan bising,
pemakaian obat ototoksik sebelumnya?
7. Apakah pernah menderita penyakit infeksi virus(parotitis,influenza berat, dan
meningitis)?

c. OTORE (OE,OMA,OMSK,benda asing)


1. Sudah berapa lama?(akut:±2 minggu/kronis:>2 minggu)
2. Apakah keluar dari 1 telinga/keduanya?
3. Apakah disertai rasa nyeri/tidak, rasa gatal?(OE,jamur,dermatitis)
4. Berapa banyak sekret/cairan yang keluar?sedikit/banyak?
Sekret yang sedikitàinfeksi telinga luar
Sekret yang banyak dan bersifat mukoidàtelinga tengah
5. Bagaimana konsistensinya??kental/cair?
6. Apakah berbau busuk/tidak?(kolesteatoma)
7. Apa warnanya?
- ada darah à curiga infeksi akut berat/tumor
- bening àWASPADA adanya LCS
8. Apakah ada riwayat mengorek telinga/trauma?(OE)
9. Apakah disertai gangguan pendengaran?(OE, OMA, impaksi serumen)
10. Apakah disertai sakit kepala, mual muntah, kejang?(OMSK maligna)

d. TINNITUS (telinga berdenging/berdengung)


1. Lokasi : unilateral(neuroma akustik/trauma kepala)/bilateral(intoksikasi obat,
presbiakusis, trauma bising, peny.sistemik)/tidak dapat menentukan secara
pasti(kelainan patologis SSP)
2. Bagaimana frekuensinya?(intermiten atau menetap)
3. Bagaimana sifatnya:mendesis,menderu, berdetak,gemuruh,atau seperti riak air?
4. Bagaimana kualitas&kuantitas(mendenging/bernada tinggi atau bernada rendah
seperti gemuruh ombakàpeny.telinga koklear)?
5. Sejak kapan(onset)?
6. Berapa lama serangannya?
Bila berlangsung 1 menitàhilang sendiri, bila berlangsung dlm 5 menitàpatologis
7. Lokasinya dimana?di kepala/di telinga: satu sisi/keduanya?
8. Progresifitasnya?
9. Apakah mengganggu aktifitas sehari2 atau bertambah berat pada waktu siang atau
malam hari?
10. Apakah disertai gangguan pendengaran dan keluhan pusing berputar?
11. Adakah riwayat gejala yang sama sebelumnya?
Bila ada, apakah unilateral/bilateral?
12. Apakah ada riwayat minum obat sebelumnya khususnya golangan aspirin?
13. Apakah ada kebiasaan merokok,minum kopi?
14. Adakah riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma kaustik, minum obat ototoksik?
15. Adakah riwayat minum obat ototoksik?
16. Adakah riwayat infeksi telinga?
17. Adalak riwayat operasi telinga?
18. Adakah keluar cairan dari telinga, kehilangan pendengaran, vertigo, gangguan
keseimbangan?

e. VERTIGO
1. Sejak kapan(onset)?
2. Progresifitas
3. Kelainan lainnya :
- rasa mual,muntah, rasa penuh di telinga, telinga berdenging à kelainan di labirin
- bila disertai keluhan neurologis seperti disartria, gangguan penglihatan àkelainan
sentral
4. apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila pasien
berbaring dan akan timbul lagi bila bangun dengan gerakan yang cepat?(BPPV)
5. apakah ada rasa kaku pada leher?
6. Apakah ada riwayat penyakit DM, hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
anemia, kanker, sifilis?(dapat menimbulkan vertigo+tinnitus)

KASUS TELINGA :

K4 :

Otitis eksterna, OMA, serumen, mabuk perjalanan

K3 :

Inflamasi auricular, infeksi herpes zoster pada telinga, fistula preaurikular,otitis media
serosa, OMK, mastoiditis, miringitis bullosa, benda asing, perforasi membrane timpani,
otosklerosis,presbiakusisàA, trauma auricularàB

ANAMNESIS HIDUNG
1. Sumbatan hidung
2. Discharge dan PND
3. Gangguan penghidu
4. Nyeri
5. Perdarahan hidung
6. Deformitas hidungàKOSMETIK

a. SUMBATAN HIDUNG
1. Sejak kapan timbul keluhan?
2. Apakah keluhan berlangsung terus menerus/hilang timbul?
3. Apakah pada satu ada kedua hidung/bergantian?dipengaruhi posisi tertentu(rhinitis
vasomotor)?
4. Adakah riwayat kontak sebelumnya dengan bahan allergen seperti debu, tepung sari,
bulu binatang?
5. Apakah ada riwayat trauma pada hidung?
6. Apakah menggunakan obat tetes hidung dekongestan untuk jangka waktu
lama?(rhinitis medikamentosa)
7. Merokok/peminum alkohol berat?
8. Apakah ada keluhan mulut dan tenggorok merasa kering?
9. Riwayat pekerjaan

b. DISCHARGE DAN PND(SINUS PARANASAL)


1. Sejak kapan timbul keluhan?
2. Apakah pada satu (dewasa :sinusitis/keganasan; anak :corpus alienum) atau kedua
rongga hidung(infeksi)?
3. Bagaimana konsistensi sekret : encer, bening seperti air (Rhinitis alergika/LCS yg
bocor), kental, nanah(infeksi)/bercampur darah(tumor)?
4. Warnanya? Hijauàpolip, jernih-purulenàinfeksi, kuning-kehijauanàsinusitis
hidung
5. Berbau/tidak?(infeksi) atau berbau+satu sisi pada anakàBA
6. Apakah sekret ini keluar hanya pada pagi hari atau pada waktu tertentu misalnya pada
musim hujan?
7. Pada alergi hidungàapakah sering bersin berulang-ulang?apakah timbul akibat
menghirup sesuatu yang diikuti keluar sekret yang encer dan rasa gatal di hidung,
tenggorok, mata dan telinga?

c. NYERI
1. Sejak kapan?
2. Progresifitas?menetap?
3. Lokasi?di daerah muka&kepala
nyeri daerah dahi, pangkal hidung, pipi, dan tengah kepalaàsinusitis
4. Apakah nyeri/rasa berat timbul bila menundukkan kepala?
5. Apakah ada keluhan nyeri pada gigi atas?(reffered pain dari sinus maksila)
6. Apakah bertambah hebat pada waktu terbang atau menyelam?

d. PERDARAHAN HIDUNG (EPISTAKSIS)


1. Sejak kapan/sudah berapa lama?
Berlangsung singkat, berhenti spontan, kadang berulang lagi beberapa jam sampai
setelah beberapa hari à fraktur hidung
2. Sudah berapa kali/frekuensi?
3. Progresifitas?
4. Riwayat perdarahan sebelumnya?
5. Pada satu (keganasan) atau dua rongga hidung/bergantian?
6. Apakah mudah dihentikan dengan cara memencet hidung saja?
7. Apakah darah terutama mengalir ke dalam tenggorakan(ke posterior) atau keluar dari
hidung depan (anterior) bila pasien duduk tegak?
8. Apakah ada riwayat trauma pada muka/hidung sebelumnya/belum lama ini?
9. Apakah ada menderita penyakit kelainan darah/gangguan perdarahan dalam
keluarga?hipertensi,DM, penyakit hati?pemakaian obat-obatan anti koagulansia,
aspirin, fenilbutazon?

e. GANGGUAN PENGHIDU (anosmiaàjarang,hiposmia)


1. Sudah berapa lama?
2. Apakah sebelumnya ada riwayat infeksi hidung, infeksi sinus, trauma kepala?

KASUS HIDUNG :

K4 : furunkel pada hidung, rhinitis akut, rhinitis vasomotor, rhinitis alergika, benda asing,
epistaksis

K3A :Rhinitis kronik, rhinitis medikamentosa, sinusitis, sinusitis kronik

K2 :polip hidung

ANAMNESIS TENGGOROKAN
1. Nyeri tenggorokan/menelan(Odinofagia)
2. Banyak dahak
3. Disfagia (kesulitan menelan)
4. Rasa mengganjal
5. Perokok/peminum
6. Suara serak(disfonia/afonia)
7. Batuk

Kasus Tenggorokan :

a. NYERI MENELAN (ODINOFAGIA)


1. Onset
2. Riwayat ISPA : batuk, pilek
3. Frekuensi serangan
4. Perubahan suara (tumor pita suara)
5. Trismus?(abses, tetanus, meningitis)
6. Riwayat pengobatan
7. Gejala komplikasi :
- Gangguan pendengaran/nyeri telinga(penyakit laring dari pangkal lidah,
epiglottis, atau sinus piriformis)
- Pilek yang sulit sembuh à sinusitis
- Gangguan bernafas à OSAS

b. SUARA SERAK (disfonia/afonia)


1. Perjalanan penyakit à mendadak/tiba-tiba/bertahap?
2. Adakah demam,batuk(ISPA, TBC laring)
3. Pekerjaan (Vocal abuse)
4. Adakah berat badan turun dalam waktu singkat?(tumor)
5. Riwayat operasi daerah leher?(struma)
6. Adakah sesak nafas?bertambah berat sesaknya?
7. Adakah riwayat trauma leher?(KDRTàdicekik)
8. Adakah benjolan dileher?(struma,metastase karsinoma nasofaring,tumor laring)
9. Apakah ada kebiasaan merokok/alkohol?

Pada pasien yang mengalami suara serak >3minggu perlu dilakukan pemeriksaan laring.

KASUS TENGGOROKAN

K4 : faringitis, tonsillitis,laryngitis

K3 : abses peritonsilar(A), difteri(B)

K2 : karsinoma laring&nasofaring
Otitis Eksterna (OE) Otitis Media Serosa OMA (Otitis Media Akut) OMSK
Radang telinga akut/kronis Otitis Media Serosa Akut à Sumbatan tubaàfungsi tuba tergangguà Infeksi kronis di telinga tengah
karena bakteri, klinis sulitterbentuknya sekret di fungsi pencegahan terganggu(silia mukosa dengan perforasi MT dan sekret di
dibedakan radang krn telinga tengah secara tiba2 tuba eustachius, enzin, antibody)à kuman liang telinga luar, keluar terus
virus, jamur, alergi disebabkan adanya masuk ke telinga tengahà peradangan menerus/hilang timbul. Sekret encer,
Faktor yang mepengaruhi: gangguan fungsi tuba. telinga tengah. kental, bening, bernanah.
- pH basa : proteksi¯ Keadaan akut antara lain
- udara hangat&lembab : karena: Etiologi : kuman piogenik; streptococcus Jenis OMSK : benigna (tipe
bakteri,jamur­ - sumbatan tuba mendadak hemolitikus, stafilokokus aureus, mukosa/tipe aman) dan
- trauma ringan(mengorek (barotrauma) pneumokokus. Kadang juga malignaàOMSK+kolesteatoma
telinga), berenang - terbentuk cairan ec infeksi H.influenza(pada anak <5th) (tipe tulang/berbahaya).
virus pada saluran nafas atas
Otitis Eksterna Akut : - alergi pada saluran nafas Pencetus: ISPA!(anamnesis riwayat Dapat merupakan proses lanjut dari
1. OE sirkumskripta atas batuk,pilek) OMA perforasi bila sudah >2 bulan
(furunkel/bisul) - idiopatik Pada anak makin sering ISPA, makin besar biasanya karena keterlambatan
2. OE difus terkena OMA karena tuba eustachius berobat (anamnesis riwayat OMA
3. Otomikosis Gejala : pendek, lebar, letak agak horizontal pada sebelumnya, diobati/tidak).
Pendengaran <(perbaikan anak
pendengaran saat berubah Gejala OMSK :
posisi), rasa Aktifàotorrhea bersifat purulen
tersumbat/penuh pada (kental,putih)/mukoid(seperti
telinga, suara sendiri air,encer) tergantung stadium
terdengar lebih nyaring pada peradangan. Sekret yg sangat bau,
telinga sakit(diplakosis berwarna kuning abu2 kotoràkesan
binaural), terasa ada cairan kolesteatoma&produk
yg bergerak dalam telinga, degenerasinya, terlihat keping2 kecil
rasa sakit sedikit dalam warna putih, mengkilap.
telinga, bila penyebab Gangguan pendengaran
virusàtidak nyeri, kadang (konduktif/campuran), umumnya
terasa tinnitus, vertigo tidak nyeri, bila ada nyeri curiga
ringan komplikasi lebih berat, hati2 juga
bila ada vertigoàfistula(erosi
Pemeriksaan otoskop : labirin tulang sering pada kanalis
MT retraksi, kadang tampak semisirkularis horizontalis). Fistula
gelembung udara/air fluid bahaya karena bs infeksi dari telinga
level dalam cavum timpani, tengah&mastoid ke telinga
tuli konduktif(tes penala), dalam(labirinitis)àmeningitis.
MT tampak berwarna Bila ada kasus
kekuningan supurasi+vertigoàtes fistula

Terapi: Pemeriksaan dengan otoskop


Vasokontriktor lokal(tets (terutama), tes penala, pemeriksaan
hidung), antihistamin, audiometricàjenis&derajat
sering2 melakukan valsava, ggn.pendengaran
apabila 1-2 minggu gejala Pemeriksaan penunjang :
menetapàmiringotomi+pipa Foto Rontgen Mastoid, kultur&uji
ventilasi(grommet tube) resitensi kuman dari sekret telinga.
OE sirkumskrip Otitis Media Serosa Kronik Stadium : Faktor yg menyebabkan
Gejala : nyeri hebat saat (glue ear) 1. Oklusi tuba eustachius OMAàOMSK :
membuka mulut (TMJ), Terbentuk sekret di telinga Pemeriksaan telinga dgn Terapi terlambat diberikan/tidak
ggn. Pendengaran bila tengah secara bertahap tanpa speculum/otoskop : retraksi membrane adekuat, virulensi kuman tinggi,
furunkel besar & rasa nyeri dengan gejala2 timpani, kadang tampak normal atau daya tahan tubuh pasien rendah(gizi
menyumbat liang telinga. pad atlinga yng berlangsung warna keruh pucat. kurang)/hygiene buruk.
lama, lebih sering pada DD/:otitis media serosa ec virus/alergi
Terapi : tergantung anak2, OMS unilateral pada 2. Hiperemis Letak perforasi MTàtipe/jenis
keadaan furunkel. dewasa tanpa penyebab yang Pemeriksaan telinga dgn OMSK
Bila absesàaspirasi secara jelasà mungkin Ca speculum/otoskop :tampak pembuluh Perorasi sentral (pars tensaàseluruh
steril u/ mengeluarkan nasofaring. darah melebar di MT/ seluruh MT tepi perforasi masih ada sisa MT),
abses. tampak hiperemis+edema. marginal (sebagian tepi perforasi
AB lokal(salep)/ antiseptic 3. Supuratif langsung berhubungan dgn
Bila dinding furunkel Pemeriksaan dgn otoskop : MT tampak annulus/sulcus timpanikum),
tebalàinsisiàpasang menonjol (bulging) kea rah liang telinga atik(pars flaksida).
drain untuk mengalirkan luar
nanah. Periksa keadaan umum! Kesan sakit : Diagnosis OMSK :
tampak sakit berat, nadi&suhu ­, nyeri Tipe benigna :
Obat simptomatik : telinga > berat. Peradangan terbatas pada mukosa,
analgetik, obat penenang. tidak mengenai tulang, perforasi
sentral

Tipe maligna :
Perforasi marginal/atik, sering
menimbulkan komplikasi
berbahaya, abses/fistel retrourikuler,
Bila tekanan di cavum timpani tidak
polip/jaringan granulasi dari telinga
berkurang krn nanahàiskemia ec
tengah, kolesteatoma pada telinga
tekanan kapiler2àtromboflebitis vena2
tengah, sekret pus berbau khas,lebih
kecil, nekrosis
sering ada/terus menerus, foto
mukosa&submukosa(tampak daerah yg
rontgen mastoid ada bayangan
lembek&berwarna
kolesteatoma (lusen)
kekuningan)àRUPTURàcegah dgn
melakukan miringotomi!
4. Perforasi
Keterlambatan pemberian
antibiotika/virulensi kuman
tinggiàruptur MT&nanah mengalir
keluardari telinga tengah ke liang telinga
luar.
Pada anak yg awal gelisahàtenang,suhu
badan turun, tertidur nyenyak.
5. Resolusi
Bila MT tetap utuhàbs normal lg. bila
perforasiàsekret<,lalu kering.
Bila daya tahan tubuh baik/virulensi kuman
rendahà resolusi terjadi tanpa pengobatan.
OE difus OMAàOMSK bila perforasi Terapi OMSK memerlukan waktu
Inspeksi : tampak kulit menetap(sekret keluar terus menerus/hilang lama&berulang2àsekret tidak cepat
liang telinga timbul) kering/ selalu kambuh karena :
hiperemis&edema Sekuele OMAàotitis media serosa bila perforasi MT permanen, sumber
berbatas tidak jelas. sekret menetap di cavum timpani tanpa infeksi di faring, nasofaring, hidung,
Bisa sekunder dari OMSK perforasi. sinus, ada jaringan patologi
ireversibel dlm rongga mastoid,
Gejala : nyeri tekan tragus, gizi&hygene buruk.
liang telinga sangat Prinsip terapi
sempit, kadang KGB Benigna àkonservatif
regional membesar&nyeri Jaga telinga agar tetap kering.
tekan, sekret berbau. Malignaà operatif

Terapi : membersihkan
liang telinga, memasukkan
tampon AB ke liang
telinga, kadang AB
sistemik.
Otomikosis Gejala klinis : tergantung stadium+umur. Terapi OMSK benigna :
Gejala : rasa gatal&rasa Bayi&anak kecil:febris 39,5°c (supurasi), Medikamentosa
penuh di telinga, kadang gelisah&sukar tidur, tiba2 menjerit waktu Sekret >>, terus keluarà obat cuci
tanpa keluhan. tidur, diare, kejang, memegangi telinga yg telinga H2O2 3% selama 3-5 hr. bila
sakit.bila rupture MTàotorea, suhu sekretß>AB+KS tetes
Terapi : membersihkan tubuh¯,tidur tenang. telingaàtidak boleh >1-2 minggu
liang telinga dgn larutan Anak(yg sdh bs berbicara):otalgia,demam krn bersifat ototoksik!
asam asetat 2% dlm tinggi,riwayat batuk pilek sebelumnya. AB per oral à
alkohol, larutan iodium Anak >besar/dewasa : otalgia,ggn penisilin/eriromisin/amphisilin(bila
povidon 5%/ tetes telinga pendengaran(rasa penuh dlm telinga/rasa alergi penisilin) sampai hasil tes
AB+steroid, anti jamur kurang dengar). resistensi diterima. Bila resisten
terhadap amphisilin maka diberikan
amphisilin+as.klavulanat.
Sekret kering,
perforas(+)àobservasi 2bulan/6
bulan.
Bila perforasi MT masih
adaàmiringoplasti/timpanoplasti.
Tujuan operasi : menghentikan
infeksi secara permanen, cegah
komplikasi, perbaiki pendengaran,
perbaiki MT yg perforasi, cegah
kurangnya pendengaran lebih berat,
bila ada fokal infeksiàobati dulu
bila perlu dgn
operasi(tonsilektomi,adenoidektomi)

Terapi OMSK maligna :


Mastoidektomi dengan atu tanpa
timpanoplasti. Terapi konservatif
dgn medikamentosa hanya
merupakan sementara sebelum
dilakukan pembedahan.
Bila terdapat abses periosteal
retroaurikulerà insisi abses
sebelum mastoidektomi.
Terapi :tergantung stadium Komplikasi OMSK (buku ijo): hal
Oklusi :membuka kembali tuba 79
eustachiusà obat tetes hidung HCl efedrin Menurut Adams dkk (1989)
0,5%(anak<12th) atau 1% (>12th/dewasa) klasifikasi:
dlm larutan fisiologis, antibiotika(kuman) a. Komplikasi di telinga tengah
bukan virus/alergi. Perforasi membrane timpani
persisten, erosi tulang
Pre-supurasi : antibiotik(selama 7hr) = gol. pendengaran, paralisis nervuas
Penisilin/amphisilinà terapi awal penisilin fasialis
IMàcegah mastoiditis terselubung,sekuele b. Komplikasi di telinga dalam
ggn pendengaran, kekambuhan;= obat tetes Fistula labirin, labirinitis
hidung, analgetika. supuratif, tuli saraf
Supurasi : antibiotika, miringotomi bila (sensorineural)
bulging c. Komplikasi ekstradural
Perforasi (sekret> keluar kadang terlihat Abses ekstradural, thrombosis
sekret pulsasi)à cegah OE : obat cuci sinus lateralis, petrositis
telinga H2O2 3% selama 3-5 hr+antibiotika d. Komplikasi ke SSP
adekuat Meningitis, abses otak, hidosefalus
otitis
Resolusi : MT berangsur normal, sekret
hilang, perforasi menutup. Bila tidak terjadi
stadium resolusiàsekret tetap mengalir.
Biasanya krn edema mukosa telinga
tengahàlanjutkan AB sampai 3 minggu.

Bila OMA berlanjut (sekret keluar


>3minggu)à OM Supuratif sub akut
Perforasi menetap,sekret tetap keluar 1,5-2
bulanàOMSK
Komplikasi :
Sebelum ada ABàabses sub-periosteal
sampai meningitis,abses otak. Setelah ada
AB menjadi komplikasi pada OMSK

SINUSITIS AKUT (BEBERAPA HARI-6 MINGGU) SINUSITIS KRONIK(>3 BULAN)


Sinusitis akut yang tidak sembuh
Penyebab : Gejala :
Sumbatan ostium : infeksi hidung,obstruksi mekanis,alergi Sakit kepala kronik?nyeri kepala yg berat pada pagi hari, berkurang
Infeksi gigi saat sore hari, PND, batuk kronik, gangguan tenggorok, gangguan
Berenang/terbang/menyelam telinga, gangguan ke paru2(bronchitis,BE,serangan asma yg
Trauma meningkat dan sulit diobati)
Apabila mukopus tertelan dapat menyebabkan gastroenteritis pada
Predisposisi : anak.
Deviasi septum
Benda asing
Polip/tumor
Rhinitis kronik
Alergi
Polusi udara kotor
Gejala sistemik : demam,lesu Tanda khas :
Gejala lokal : ingus kental bernanah, hidung tersumbat, Adanya pus di meatus media(sinusitis maksila,etmoid anterior,
nyeri lokal/alih: sesuai letak sinus frontal) atau di meatus superior(pada sinusitis etmoid posterior dan
Sinus maksilaàdahi, depan telinga, pipi,kadang nyeri alih ke sphenoid)
gigi&telinga
Sinus etmoid : pelipis, nyeri diantara kedua bola mata Curiga sinusitis dentogen apabila pada sinusitis maksila kronik
Sinus frontal :dahi/seluruh kepala nyeri mengenai 1 sisi dgn ingus purulen&halitosis.
Gejala lain:
Sakit kepala, hipoosmia/anosmia, halitosis.
Gejala obyektif : Pemeriksaan fisik rhinoskopi anterior&posterior, nasoendoskopi
Bengkak
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan lokalis CT scan/foto polos posisi Waters,PA dan lateralàsinus
Rinoskopi anterior : mukosa hiperemis, edema, mukopus di meatus maksila&frontal
media/sup
Rinoskopi posterior :PND/sekret yg turun ke tenggorokan
(menyebabkan batuk&sesak pada anak)

Pemeriksaan penunjang
Transiluminasi
Radiologi : CT scan
Nasoendoskopi
Terapi : medikamentosa Terapi :
Ab golongan penisilin(amoksisilin)/bila resiten dikasih amoksisilin Ab yg sesuai dengan kuman negatif gram&anaerob, dekongestan
+as.klavulanat & dekongestan selama 10-14 hari wlwpun gejala sudah oral&topical.
hilang&dekongestanàsinusitis akut bakterial Medikamentosa lain:analgetik, mukoliti, steroid oral/topical,
pencucian rongga hidung dengan NaCl/pemanasan.
Irigasi sinus maksila/Proetz displacement therapy
Tindakan operatif

POLIP HIDUNG
Anamnesis :
Hidung terasa tersumbat ringan-berat, rhinorre mulai dari jernih-purulen, hiposmia atau anosmia, bersin2, rasa nyeri pada
hidung disertai sakit kepala di daerah frontal.
Bila ada infeksi sekunderàpost nasal drip dan rhinorre purulen.
Gejala sekunder : bernafas melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup.
Gejala saluran nafas bawah : batuk kronik dan mengi terutama pada penderita polip+asma.
Tannyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleransi terhadap aspirin, alergi obat&makanan
Pemeriksaan fisik:
Hidung :
Inspeksi :deformitas hidungàtampak mekar
Rhinoskopi anterior:
Tampak massa berwarna pucat pada meatus medius dan mudah digerakkan.
DD/ : sinusitis, rhinitis alergika
Terapi :
Polipektomi medikamentosaàKS topical/sistemik

EPISTAKSIS
(lihat anamnesis perdarah hidung diatas)
Etiologi :
Trauma(menggorek hidung,benturan ringan, bersin/mengeluarkan ingus terlalu kuat, atau trauma lebih hebat:kena pukul,
jatuh/kecelakaan)
Kelainan pembuluh darah(lokal)
Infeksi lokal&SPN:rhinitis, sinusitis atau infeksi spesifik lainnya
Tumor(hemangioma&karsinoma)
Penyakit kardiovaskuler(hipertensi&kelainan pembuluh darah:arteriosklerosis, nefritis kronik, sirosis hepatis, atau DM)
Kelainan darah(leukemia, trombositopenia, anemia, hemophilia)
Kelainan congenital
Infeksi sistemik :DHF, tifoid fever, influenza, morbili
Perubahan udara/tekanan atmosfir:cuaca sangat dingin,kering, zat2 kimia di tempat industry
Ggn. Hormonal pada wanita hamil/menopause
Tipe perdarahan :
Epitaksis anterior(perdarahan ringan karena trauma ringan, sering berulang, dpt berhenti sendiri)
Epitaksis posterior(perdarahan >hebat dan tidak berhenti sendiriàhipertensi, arteriosklerosis, penyakit KV lainnya.
Prinsip tatalaksana
- Perbaiki KU
- cari sumber perdarahan
- hentikan perdarahan
- cari faktor penyebab

Alat yg digunakan :
Lampu kepala, speculum hidung, alat penghisap

Pemasangan tampon sementara(kapas yg dibasahi adrenalin 1/5000-1/10.000&pantocain/lidocain 2% dimasukkan ke dalam


rongga hidung dibiarkan selama 10-15 menitàmenghentikan perdarahan&<rasa nyeri
Menghentikan perdarahan
Perdarahan anterior
Tekan hidung dari luar 10-15 menit
Bila sumber perdarahan bisa dilihat, sumber perdarahan dikaustik dengan larutan nitras argenti (AgNO3) setelahnya daerah
tsb diberi Ab.
Bila masih berlanjutàpasang tampon anterior 2-4 buah disusun teratur dipertahankan 2x24 jm, harus dikeluarkan u/ cegah
infeksi hidung.
Selama 2 hr ini lakukan pemeriksaan penunjang u/ cari penyebab epistaksis. Bila perdarahan tetap berlanjutàpasang tampon
baru.

Perdarahan posterior
Pemasangan tampon Bellocq selama 2-3 hari+Ab, setelah 2-3 hari harus dicabut karena bisa menyebabkan komplikasi seperti
rinosinusitis, OM, septicemia/TSS

RHINITIS AKUT RHINITIS ALERGI RHINITIS VASOMOTOR RHINITIS MEDIKAMENTOSA


Gejala : Anamnesis : Gejala dominan :hidung tersumbat, Keluhan/gejala :
Rasa panas, kering, gatal di Serangan bersin berulang, bergantian kanan&kiri, tergantung Hidung tersumbat terus menerus, berair
hidung, bersin, hidung tersumbat, keluar ingus(rinore) yang pada posisi pasien. Rinore
ingus encer, demam, nyeri kepala encer&banyak, hidung mukoid/serosa jarang disertai Pemeriksaan hidung :
Mukosa merah dan bengkak tersumbat, hidung dan mata keluhan mata gatal(-), bersin(-) Tampak edema/hipertrofi konka dengan
gatal, kadang disertai dengan Gejala memburuk pada pagi hari sekret hidung berlebihan.
hiperlakrimasi. waktu bangun tidur oleh karena Diberi tampon adrenalinàedema konka
perubahan suhu ekstrim,udara tidak berkurang
Pemeriksaan fisik : lembab, dsb
Rhinoskopi anterior : Anamnesis :
Tampak mukosa edema, Riwayat pemakaian vasokontriktor
basah, berwarna pucat/livid Dicetuskan oleh rangsangan non topical(obat tetes hidung) dalam waktu
disertai adanya sekret spesifik seperti asap/rokok, bau lama dan berlebihan.
encer>>>. menyengat, parfum, minuman \
Bila gejala persisten : alkohol, makanan pedas, udara
mukosa inferior tampak dingin,pendingin/pemanas ruangan,
hipertrofi. perubahan kelembaban, perubahan
Gejala spesifik lain pada suhu luar, kelelahan, stress, emosi.
anak : adanya bayangan
gelap di daerah bawah Pemeriksaan rhinoskopi anterior :
mata(stasis vena sekunder Edema mukosa hidung, konka
akibat obstruksi berwarna merah gelap/merah
hidung)àallergic shiner, tua/pucat, permukaan konka
anak sering menggosok2 licin/berbenjol2 (hipertrofi), sekret
hidung à terbentuk garis mukoid pada rongga hidung sedikit
melintang di dorsum nasi
bagian 1/3 bawahàallergic
crease.
Mulut sering terbuka dengan
lengkung langit2 yang
tinggiàggn. Pertumbuhan
gigi anak(facies adenoid).
Dinding posterior faring
tampak
granuler&edema(cobblestone
appearance), dinding lateral
faring menebal.
Lidah tampak seperti
gambaran peta(geographic
tongue)
Pemeriksaan penunjang : DD/:rhinitis alergi, rhinitis infeksi, Terapi :
In vitro : okupasi, hormonal, akibat obat Hentikan pemakaian obat tetes
Hitung eosinofil bisa hidung/semprot vasokonstriktor hidung,
Normal/­ KS oral dosis tinggi jangka pendek lalu
IgE total tapering off 5 mg setiap hari atau KS
topical 2 mingguàmengatasi sumbatan
In vivo: hidung berulang&mengembalikan proses
Skin prick test fisiologik mukosa hidung
Obat dekongestan oral(pseudoefedrin)
Terapi : Hindari kontak Pemeriksaan lab : dd/ rhinitis alergi Bila setelah terapi tidak ada perbaikan
dengan allergen penyebab. Hitung leukosit : eosinofil setelah 3 mingguà rujuk ke dokter THT
Medikamentosa : Kadar IgE spesifik
antihistamin golongan Skin prick test
antagonis histamine H1, KS
bila gejala terutama
sumbatan hidung, preparat
antikolinergik
topical(mengatasi rinore)
Terapi :
Hindari faktor pencetus, pengobatan
simptomatis :obat dekongestan oral,
cuci hidung dengan larutan garam
fisiologis

NYERI TENGGOROKAN

FARINGITIS ABSES TONSILITIS


Akut kronik PERITONSILAR Akut Kronik
Virus Faktor predisposisi: Gejala dan tanda : Tonsilitis Viral Faktor predisposisi :
Demam disertai rinore, Rhinitis kronik, sinusitis,Tanda&gejala tonsillitis Gejala menyerupai Rangsangan menahun dari
mual, nyeri tenggorok, iritasi kronik oleh rokok, akut, odinofagia (nyeri common cold yg disertai rokok, beberapa jenis
sulit menelan. minum alkohol, inhalasi menelan) yang hebat rasa nyeri tenggorok. makanan, hygiene mulut
uap yg merangsang biasanya pada sisi yg sama yg buruk, pengaruh cuaca,
Pada pemeriksaan tampak mukosa faring, dan debu. juga terjadi otalgia, Periksa rongga mulut: kelelahan fisik dan
faring dan tonsil Hidung tersumbatàpasien mungkin terdapat muntah Ditemukan luka kecil pada pengobatan tonsillitis akut
hiperemis. bernafas lwt (regurgitasi), mulut palatum dan tonsil yg yg tdak adekuat
mulutàterjadi faringitis berbau, banyak sangat nyeri yg dirasakan
Terapi : kronik. ludah(hipersalivasi), suara pasien. Gejala dan tanda :
Istirahat dan minum gumam(hot potato voice), Tampak tonsil membesar
cukup. Hiperplastik dan kadang2 sukar Terapi istirahat dengan permukaan tidak
Kumur dengan air hangat Gejala : keluhan tenggorok membuka mulut (trismus), Minum cukup rata, kriptus melebar dan
Analgetik jika perlu dan kering dan gatal, akhirnya serta pembengkakan Analgetika&antivirusàjik beberapa kripta terisi
tablet hisap. batuk bereak. kelenjar submandibula a gejala berat detritus, rasa mengganjal
Perubahan mukosa dinding dengan nyeri tekan(+) di tenggorok, nafas
Bakterial posterior faring, tampak Tonsilitis bakterial berbau.
Nyeri kepala hebat, kelenjar limfa dibawah Pemeriksaan : Masa inkubasi 2-4 hari
muntah, kadang disertai mukosa faring dan lateral Kadang sulit memeriksan Terapi lokal untuk OH
febris, jarang disertai band hiperplasi. seluruh faring ec trismus. Gejala dan tanda : dengan berkumur atau
batuk Pada pemeriksaan tampak Palatum mole tampak Nyeri tenggorokan, nyeri obat hisap
Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior membengkak dan waktu menelan, febris,
tonsil membesar, faring tidak rata, bergranular. menonjol ke depan, dapat rasa lesu, rasa nyeri di
dan tonsil hiperemis, dan teraba fluktuasi. Uvula sendi2, tidak nafsu makan,
terdapat eksudat di Terapi lokal dgn kaustik bengkak, dan terdorong ke nyeri telingaànyeri alih
permukaannya. Beberapa faring menggunakan zat sisi kontralateral. Tonsil
hari kemudian timbul kimia larutan nitras membengkak, hiperemis, Terapi :
petekie pada palatum dan argenti/electro cauter. mungkin banyak detritus, Antibiotik broad spectrum
faring. Simptomatis:obat dan terdorong kearah penisilin, eritromisin.
KGB anterior membesar, kumur/tablet hisap. tengah, depan, bawah. Antipiretik&obat kumur
konsistensi kenyal, nyeri Obat batuk desinfektan
tekan. antitusif/ekspektoran Terapi :
Pada stadium Komplikasi : OMA,
Terapi : Atrofi infiltrasiàAb golongan sinusitis, abses peritonsil,
Ab penisilin G banzzatin Sering timbul bersama penisilin/klindamisin dan abses parafaring,
50.000 U/kgBB IM single rhinitis atrofi. obat simptomatik, juga bronchitis, GNA,
dose, atau amoksisilin 50 Gejala dan tanda: perlu kumur dengan air miokarditis, arthritis serta
mg/kgBB dosis dibagi Mengeluh tenggorokan hangat dan kompres dingin septicemia akibat infeksi
3x/hari selama 10 hari dan kering tebal dan halitosis. pada leher. v.juglaris interna (sindrom
pada dewasa 3x500 mg Absesàpunksi daerah Lemierre)
selama 6-10 hari atau Pada pemeriksaan tampak abses, insisi keluarin Hipertrofi
eritromisin 4x500 mg/hari. mukosa faring ditutupi nanah pada bagian paling tonsilàOSAS(tidur
KS dexametason 8-16mg oleh lendir yang kental, menonjol dan lunak. ngorok)
IM 1x. pada anak 0,08-0,3 dan bila diangkat tampak
mg/kgBB IM 1x mukosa kering. Anjurkan pasien untuk
Analgetika tonsilentomi sesudah
Kumur dengan air Terapi : infeksi tenang (2-3 minggu
hangat/antiseptic Ditujukan untuk rhinitis post drenase abses)
atrofi dan untuk faringitis
Fungal kronik atrofi ditambah dgn
Keluhan nyeri obat kumur dan jaga
tenggorok&nyeri menelan kebersihan mulut.

Pada pemeriksaan tampak


plak putih di orofaring dan
mukosa faring hiperemis

Terapi : nystasin 100.000-


400.000 2x/hari,
analgetika

INDIKASI TONSILEKTOMI

1. Indikasi Absolut
a. Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran nafas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner
b. Abseb peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase
c. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
d. Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi
2. Indiaksi Relatif
a. Terjadi episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat
b. Halitosis akibat tonsillitis kronis yang tidak membaik dengan pemberian terapimedis
c. Tonsilitis kronis berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik -laktamase resisten

Anda mungkin juga menyukai