Kunci, Silabus & RPP PR MATEMATIKA 12 WAJIB Edisi 2019 PDF
Kunci, Silabus & RPP PR MATEMATIKA 12 WAJIB Edisi 2019 PDF
1. Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan suatu unsur ruang (titik, garis, dan bidang) dengan benar melalui Pendalaman
Materi dan Contoh Soal.
2. Peserta didik mampu menentukan jarak antara dua unsur ruang dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman Materi dan
Contoh Soal.
3. Peserta didik mampu menentukan sudut yang dibentuk oleh dua unsur ruang dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman
Materi dan Contoh Soal.
4. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan dimensi tiga setelah mengerjakan soal-
soal pada Uji Kompetensi dan Penilaian Harian.
Titik
terdiri atas
Dimensi Tiga Garis
Bidang
mempelajari
2 Dimensi Tiga
5) Garis CD dan garis EF terletak pada bidang 9. Jawaban: c
yang sama yaitu bidang CDEF. Kedua garis 1) Garis g merupakan perpotongan antara
tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan bidang U dan bidang V, berarti garis g terletak
demikian, garis CD sejajar dengan garis EF. pada bidang U dan pada bidang V.
Jadi, garis yang bersilangan dengan garis EF adalah 2) Garis h merupakan perpotongan antara
garis DH. bidang U dan bidang W, berarti garis h terletak
6. Jawaban: e pada bidang U dan bidang W.
1) Bidang EFGH melalui titik E, F, G, dan H. 3) Bidang V sejajar dengan bidang W sehingga
Garis BG melalui titik B dan titik G. Oleh garis g dan garis h tidak berpotongan.
karena titik B terletak di luar bidang EFGH 4) Garis g dan garis h pada bidang U sehingga
maka garis BG memotong/menembus bidang garis g dan garis h tidak bersilangan.
EFGH. Oleh karena garis g dan garis h tidak berpotongan
2) Bidang CDHG melalui titik C, D, H, dan G. dan tidak bersilangan berarti kedua garis itu sejajar.
Garis AC melalui titik A dan titik C. Oleh Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c.
karena titik A terletak di luar bidang CDHG 10. Jawaban: a
maka garis AC memotong/menembus bidang Garis k merupakan perpotongan antara bidang α
CDHG. dan bidang β, berarti garis k terletak pada bidang α
3) Garis AD memotong/menembus bidang dan bidang β.
CDHG di titik D. 1) Garis k terletak pada bidang α, sedangkan
4) Garis AE memotong/menembus bidang EFGH garis h sejajar dengan bidang α. Dengan
di titik E. demikian, garis k sejajar dengan garis h.
5) Bidang ABFE dan bidang CDHG saling 2) Garis k sejajar dengan garis h, sedangkan garis g
sejajar. Oleh karena garis AB terletak pada tidak sejajar dengan garis h. Dengan demikian,
bidang ABFE maka garis AB sejajar dengan garis k tidak sejajar dengan garis g.
bidang CDHG. 3) Garis k tidak sejajar dengan garis g, sedangkan
Jadi, pasangan garis dan bidang yang saling sejajar garis k dan garis g terletak pada bidang α.
adalah garis AB dan bidang CDHG. Dengan demikian, garis k memotong garis g.
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan a.
7. Jawaban: d
Bidang AFH melalui titik A, F, dan H. Bidang AFH B. Uraian
dibatasi oleh garis AF, FH, dan AH. Garis AF 1. a. Titik yang terletak pada garis TM
sejajar dengan garis DG, garis FH sejajar dengan Garis TM melalui titik T dan titik M. Dengan
garis BG, dan garis AH sejajar dengan garis BG. demikian, titik sudut yang terletak pada garis
Dengan demikian bidang AFH sejajar dengan TM adalah titik T dan titik M.
bidang BDG. b. Titik yang terletak di luar garis KL
Jadi, bidang yang sejajar dengan bidang AFH Garis KL melalui titik K dan titik L. Titik-titik
adalah bidang BDG. selain itu terletak di luar garis KL. Dengan
8. Jawaban: d demikian, titik sudut yang terletak di luar garis
G
KL adalah titik T, titik M, titik N, dan titik O.
c. Titik yang terletak pada bidang TMN
E
F Bidang TMN melalui titik T, titik M, dan titik N.
D Dengan demikian, titik sudut yang terletak
C pada bidang TMN adalah titik T, titik M, dan
A B titik N.
Bidang ABGH melalui titik A, B, G, dan H. Bidang d. Titik yang terletak di luar bidang TKN
ABFE melalui titik A, B, F, dan E. Kedua bidang Bidang TKN melalui titik T, titik K, dan titik N.
itu melalui titik A dan titik B, berarti kedua bidang Titik-titik selain itu terletak di luar bidang
tersebut berpotongan pada garis AB. TKN. Dengan demikian, titik sudut yang
Jadi, perpotongan antara bidang ABGH dan bidang terletak di luar bidang TKN adalah titik L,
ABFE adalah garis AB. titik M, dan titik O.
4 Dimensi Tiga
Titik P terletak pada garis g, sedangkan garis g 2) Titik P tidak terletak pada garis h, berarti
dan garis h saling bersilangan sehingga titik P hanya dapat dibuat satu bidang β yang
tidak terletak pada garis h. Dengan demikian, melalui titik P dan garis h.
dapat dibuat sebuah Fbidang α yang melalui 3) Garis g dan garis h bersilangan, berarti
titik P dan garis h. hanya terdapat sebuah garis A yang
Pada bidang α terdapat tak hingga banyak merupakan perpotongan bidang α dan
garis yang melalui P dan memotong garis h. bidang β serta tidak sejajar dengan garis g
b. Perhatikan gambar berikut. dan garis h.
g
4) Titik P terletak pada bidang α dan bidang β.
h Dengan demikian, titik P terletak pada
α garis A.
5) Garis g dan garis A terletak pada bidang α
P
dan garis g tidak sejajar dengan garis A,
berarti garis g memotong garis A.
6) Garis h dan garis A terletak pada bidang β
dan garis h tidak sejajar dengan garis A,
1) Titik P tidak terletak pada garis g, berarti berarti garis h memotong garis A.
hanya dapat dibuat satu bidang α yang Jadi, terdapat tepat satu garis melalui titik P
melalui titik P dan garis g. yang memotong garis g dan garis h.
S X = 36 + 64
R
4 cm = 100
P 6 cm Q
= 10 cm
Jarak antara titik P dan titik X yaitu panjang ruas
Jadi, jarak antara titik Q dan titik A adalah 10 cm.
garis PX.
Perhatikan ΔQRV siku-siku di R maka: 3. Jawaban: d
Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
QV = QR 2 + RV 2
T
= 2
4 +3 2
= 16 + 9
4 cm
N
= 25 M
O 8 cm
= 5 cm K L
1 1 Jarak antara titik T dan titik M yaitu panjang ruas
Panjang QX = 2
QV = 2
× 5 = 2,5 cm.
garis TM. Bidang alas berbentuk persegi dengan
Perhatikan ΔPQX siku-siku di Q maka: panjang KL = LM = 8 cm sehingga panjang
1 1
PX = PQ2 + QX 2 KM = 8 2 cm. Panjang OM = 2 KM = 2 × 8 2
= 4 2 cm. Perhatikan ΔTOM siku-siku di O maka:
= 62 + (2,5)2
TM = TO2 + OM 2
= 36 + 6,25
= 42 + (4 2)2
= 42, 25
= 6,5 cm = 16 + 32
Jadi, jarak antara titik P dan titik X adalah 6,5 cm.
= 48
2. Jawaban: c
Titik A pada kubus KLMN.PQRS disajikan seperti = 4 3 cm
berikut. Jadi, jarak antara titik T dan titik M adalah 4 3 cm.
S R 4. Jawaban: e
P
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
Q
8 cm W V
O
T U
N
M
K A L S R
Jarak antara titik Q dan titik A yaitu panjang ruas P 4 cm
Q
garis QA. Oleh karena KA : AL = 1 : 3 maka
6 Dimensi Tiga
Jarak titik P terhadap diagonal UW yaitu panjang 6. Jawaban: c
ruas garis PO. Pada segitiga PUW diperoleh Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti
panjang PU = UW = PW = 4 2 cm. Titik O berikut.
1 T T
terletak di tengah UW sehingga panjang UO = 2 UW
1
= 2 × 4 2 = 2 2 cm. Perhatikan ΔPUO siku- 10 cm P P
siku di O maka: D C
PO = PU − UO
2 2
A 12 cm B A O B
= (4 2)2 − (2 2)2
Jarak titik A terhadap rusuk TB yaitu panjang ruas
= 32 − 8 garis AP. Pada ΔAOT siku-siku di O dengan
panjang AO = 6 cm dan TA = 10 cm.
= 24
TO = TA2 − AO2
= 2 6 cm
Jadi, jarak titik P terhadap diagonal UW adalah = 102 − 62
2 6 cm. = 100 − 36
5. Jawaban: a = 64
Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
= 8 cm
berikut.
H G
Pada ΔABT berlaku:
E AP × TB = AB × TO
F
⇔ AP × 10 = 12 × 8
P O ⇔ AP × 10 = 96
D ⇔ AP = 9,6 cm
C
Jadi, jarak titik A terhadap rusuk TB adalah
A B
9,6 cm.
Jarak titik E terhadap garis PG yaitu panjang ruas
7. Jawaban: a
garis EO. Pada ΔEPG siku-siku di E dengan Balok KLMN.PQRS disajikan seperti berikut.
panjang EP = 6 cm dan EG = 12 2 cm. S R
P Q P R
PG = EP2 + EG 2
= 62 + (12 2 )2 T T
12 cm
= 36 + 288
= 324
N M
= 18 cm
4 cm M
K 3 cm L
Pada ΔEPG berlaku:
EO × PG = EP × EG Jarak titik R terhadap diagonal PM yaitu panjang
ruas garis RT. Perhatikan ΔPMR siku-siku di R
⇔ EO × 18 = 6 × 12 2 dengan:
⇔ EO × 18 = 72 2 1) Panjang PR
⇔ EO = 4 2 cm PR = PQ2 + QR 2
Jadi, jarak titik E terhadap garis PG adalah = 32 + 42
4 2 cm.
= 9 + 16
PR = PR 2 + RM 2 = 80 − 48
= 52 +122 = 32
= 25 + 144 = 4 2 cm
Jadi, jarak antara titik M dan diagonal AG adalah
= 169
4 2 cm.
= 13 cm
Pada ΔPMR berlaku: 9. Jawaban: b
PR × RM= PM × RT Titik O dan titik E pada limas segi empat beraturan
⇔ 5 × 12 = 13 × RT T.ABCD disajikan seperti berikut.
⇔ 60 = 13 × RT T T
60
⇔ RT = cm
12 cm
13
Jadi, jarak titik R terhadap diagonal PM adalah P
C P
D
60 O E
13
cm. O E
A 18 cm B
8 Dimensi Tiga
Jarak titik T terhadap bidang alas yaitu panjang 3) Panjang AR = PA = 6 6 cm.
ruas garis TO.
1) Pada ΔABC siku-siku di B dengan panjang Pada ΔPAR berlaku:
AB = 16 cm dan BC = 12 cm. PO × AR = PR × AB
AC = AB2 + BC2 ⇔ PO × 6 6 = 12 2 × 12
⇔ PO × 6 6 = 144 2
= 162 + 122
144 2 24
= 256 + 144 ⇔ PO = = 3
= 8 3 cm
6 6
TO = TA 2 − AO2
= 6 cm
262 − 102 E
= 676 − 100
A C
= 576 6 cm F
= 24 cm B
Jadi, jarak titik T terhadap bidang alas limas adalah Jarak titik A terhadap bidang TBC sama dengan
24 cm. jarak titik A terhadap garis TF yaitu panjang ruas
11. Jawaban: c garis AE.
Kubus KLMN.PQRS disajikan seperti berikut. 1) Segitiga ABC siku-siku di A
S R BC = AB2 + AC2
Q B
P P R
= 62 + 62
O
N O = 36 + 36
M
A A
K 12 cm L = 72 = 6 2 cm
Jaraktitik P terhadap bidang LRN yaitu panjang 2) Titik F terletak di tengah BC sehingga panjang
ruas garis PO. 1 1
BF = 2 BC = 2 × 6 2 = 3 2 cm.
1) Panjang PR = 12 2 cm.
2) Pada ΔPKA siku-siku di K degan panjang AF = AB2 − BF2
PK = 12 cm dan KA = 6 2 cm.
= 62 − (3 2)2
PA = PK 2 + KA 2
= 36 − 18
( )
2
= 122 + 6 2 = 18 = 3 2 cm
3) Perhatikan segitiga TAF siku-siku di A maka
= 144 + 72
= TF = TA 2 + AF2
216
= 6 6 cm = 62 + (3 2)2
10 Dimensi Tiga
Segitiga POF siku-siku di O Pada ΔQRL berlaku:
maka: LR × AR = QR × LO
⇔ 12 × 8 = 10 × LO
OF = PF2 − PO2 ⇔ 96 = 10 × LO
= 102 − (2 5)2 ⇔ LO = 9,6 cm
Jadi, jarak antara bidang PQRS dan bidang KLMN
= 100 − 20 adalah 9,6 cm.
= 80 B. Uraian
= 4 5 cm 1. a. Jarak antara titik A dan titik G
H G
Pada ΔPFG berlaku:
PG × OF = PF × GT E
F
⇔ 4 5 × 4 5 = 10 × GT
⇔ 80 = 10 × GT
D
⇔ GT = 8 cm
C
Jadi, jarak garis CG terhadap bidang BFPQ adalah A 12 cm B
8 cm.
Jarak antara titik A dan titik G yaitu panjang
15. Jawaban: d ruas garis AG. Oleh karena AG merupakan
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. diagonal ruang kubus maka panjang AG =
H K G
D L C
6 3 cm.
P
E
S N Jadi, jarak antara titik A dan titik G adalah
F 10 cm 6 cm
Q 12 cm M
6 3 cm.
D L C O
Q
M
6 cm 6 cm b. Jarak antara titik C dan titik P
6 cm
A 8 cm R 8 cm B A 8 cm R 8 cm B H G
P
E
Bidang PQRS dan bidang KLMN saling sejajar. F
Untuk menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik
yang terletak pada bidang KLMN, misalkan titik K.
Tarik garis dari titik K sehingga tegak lurus dengan D
C
bidang PQRS. Titik potongnya di titik O. Jarak
A B
antara bidang KNRO dan bidang LMQP yaitu
panjang ruas garis LO. Jarak antara titik C dan titik P yaitu panjang
Perhatikan ΔQRL dengan: ruas garis CP. Pada ΔPCH siku-siku di H
1) Panjang QR dengan panjang PH = 3 cm dan CH =
QR = 6 2 cm.
AQ 2 + AR 2
CP = PH 2 + CH 2
= 6 2 + 82
( )
2
= 36 + 64 = 32 + 6 2
= 100 = 9 + 72
= 10 cm = 81
= 9 cm
2) Panjang QL = QR = 10 cm
3) Panjang RL = BC = 12 cm Jadi, jarak antara titik C dan titik P adalah
9 cm.
Dengan demikian ΔQRL merupakan segitiga sama
kaki.
A B S
R
Jarak antara titik B dan titik Q yaitu panjang
P Q
ruas garis BQ. Pada ΔBFQ siku-siku di F
dengan panjang BF = 6 cm dan CH = Jarak titik Q terhadap rusuk VW yaitu
panjang ruas garis QV. Oleh karena QV
3 2 cm.
merupakan diagonal sisi kubus maka panjang
BQ = BF2 + FQ2 QV = 12 2 cm.
Jadi, jarak titik Q terhadap rusuk VW
( )
2
= 62 + 3 2 adalah 12 2 cm.
( )
A 16 cm B 2
Jarak antara titik A dan titik P yaitu panjang ruas = 122 + 6 2
garis AP. Pada DAPH siku-siku di H dengan: = 144 + 72
1) AH = 2
AD + DH 2
= 216
= 42 + 32 = 6 6 cm
Jadi, jarak titik P terhadap diagonal UW
= 16 + 9
adalah 6 6 cm.
= 25
= 5 cm c. Jarak titik R terhadap rusuk PV
W V
3
2) HP = × 16 = 12 cm T U
4
A
3) AP = AH 2 + PH 2 12 cm
= 52 + 122 S
R
= 25 + 144 P Q
= 169 = 13 cm
12 Dimensi Tiga
Jarak titik R terhadap diagonal PV yaitu 5. Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
panjang ruas garis RA. Pada ΔPRV siku-siku berikut.
H G
di R dengan panjang PR = 12 2 cm, RV =
Q
12 cm, dan PV = 12 3 cm. E F
R
Pada ΔPRV berlaku:
4 cm D
RA × PV = PR × RV C
P 6 cm
⇔ RA × 12 3 = 12 2 × 12 A 8 cm B
12 cm
BQ = AB2 + AQ 2 R
R
D
= 4 +22 2
C
P Q P O Q
= 16 + 4 A 18 cm B
14 Dimensi Tiga
Perhatikan ΔABQ siku-siku di B dengan:
OG = OC2 + CG 2
1) Panjang AB = MQ = 12 cm
= (4 2)2 + 82 2) Panjang BQ
Panjang OQ = 12 2 cm (diagonal sisi)
= 32 + 64 1 1
sehingga panjang BQ = 2 OQ = 2 × 12 2
= 96
= 6 2 cm.
= 4 6 cm 3) Panjang AQ
3 3
2) Panjang SG = 4
EG = 4
× 8 2 = 6 2 cm AQ = AB2 + BQ2
3) Panjang SO
= 122 + (6 2)2
SO = SR 2 + RO2
= 144 + 72
= (2 2) + 8 2 2
= 216
= 8 + 64 = 6 6 cm
72= Pada ΔABQ berlaku:
AB × BQ = AQ × BT
= 6 2 cm
Oleh karena panjang SG = SO maka ΔSOG ⇔ 12 × 6 2 = 6 6 × BT
merupakan segitiga sama kaki. Dengan demikian, ⇔ 12 × 2 = 6 × BT
titik T terletak di tengah OG sehingga panjang OT
12 2 12
1 1 ⇔ BT = = = 4 3 cm
= 2 OG = 2 × 4 6 = 2 6 cm. 6 3
Jadi, jarak antara bidang KPR dan bidang LQN
Perhatikan ΔSTO siku-siku di T maka:
adalah 4 3 cm.
ST = SO 2 − OT 2
10. Kerangka kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
= (6 2) − (2 6)2 2 berikut.
G
= 72 − 24
H G
4
= 48 F
4
= 4 3 cm E C P C
Jadi, jarak ruas garis PQ terhadap bidang DBG
D
4
adalah 4 3 cm. B 4
4
9. Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti berikut. A C′ A G′ C′
R Q
B
O P Tinggi titik G dari permukaan meja yaitu panjang
T ruas garis GG′. Berdasarkan gambar di atas
diperoleh:
N M 1) Panjang CC′ = 4 cm
K A
12 cm L 2) Panjang AC = 4 2 cm (diagonal sisi)
Bidang KPR dan bidang LQN saling sejajar. Pilih Perhatikan ΔAC′C siku-siku di C′ maka:
titik yang terletak pada bidang KPQ, misalkan titik B.
AC′ = AC2 − CC′ 2
Tarik garis dari titik B sehingga tegak lurus dengan
ruas garis AG. Jarak antara bidang KPR dan = (4 2)2 − 42
bidang LQN yaitu panjang ruas garis BT.
16 Dimensi Tiga
A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: c
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
1. Jawaban: c
H G
Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
E F
berikut.
H G
E 4 cm D
F C
D 6 cm
C A B
6 cm Ruas garis BD dan DG berpotongan di titik D.
A 12 cm B
Sudut antara ruas garis BD dan DG yaitu ∠BDG.
Ruas garis PF dan PB berpotongan di titik P. Sudut Ruas garis BD, DG, dan BG merupakan diagonal
antara ruas garis PF dan PB yaitu ∠BPF. Oleh sisi kubus sehingga ketiganya sama panjang.
karena perbandingan AP : PB = 2 : 1 maka panjang Akibatnya ΔBDG merupakan segitiga sama sisi.
1
PB = 3 × 12 = 4 cm. Pada ΔPBF siku-siku di B Besar setiap sudut pada segitiga sama sisi yaitu
dengan panjang PB = 4 cm dan BF = 4 cm sehingga 60°.
ΔPBF merupakan segitiga siku-siku sama kaki. Jadi, besar sudut antara ruas garis BD dan DG
Akibatnya besar ∠BPF = ∠PFB = 45°. adalah 60°.
Jadi, besar sudut antara ruas garis PF dan PB 4. Jawaban: b
adalah 45°. Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
2. Jawaban: b W V
Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
T 3 cm
T U
S
R
α 2 cm
12 cm 6 cm Q
P
O
A 8 cm B
18 Dimensi Tiga
Sudut antara ruas garis TA dan bidang ABCD 1
yaitu ∠TAO. Perhatikan ΔTAO siku-siku di O Jadi, nilai cos α adalah 6.
3
dengan:
1) Panjang TA = 8 2 cm 9. Jawaban: a
2) Panjang AO Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H G
Panjang AC = 8 2 cm sehingga panjang AO
1 1 E
F
= AC = × 8 2 = 4 2 cm.
2 2
Dengan demikian: Q
10 cm
AO 4 2 1
cos ∠TAO = TA
= =
8 2 2 D
1 C
P α
Oleh karena nilai cos ∠TAO = maka besar A 12 cm B
8 cm
2
∠TAO = 60°. Sudut yang dibentuk oleh ruas garis PQ dan bidang
Cara lain: alas yaitu ∠CPQ = α.
Perhatikan ΔTAC dengan panjang AC = 8 2 cm. Perhatikan ΔPBC siku-siku di B dengan:
Oleh karena panjang AC = TA = TC maka ΔTAC 1 1
1) Panjang PB = 2 AB = 2 × 12 = 6 cm
sama sisi sehingga besar setiap sudutnya 60°.
Jadi, besar sudut antara ruas garis TA dan bidang 2) Panjang BC = 8 cm
ABCD adalah 60°. 3) Panjang PC
8. Jawaban: b PC = PB2 + BC2
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
W V = 6 2 + 82
O
T = 36 + 64
U
= 100
S
α R = 10 cm
P 4 cm Q Perhatikan ΔCPQ siku-siku di C dengan:
1 1
Sudut antara ruas garis PT dan bidang PUW yaitu 1) Panjang CQ = 2 CG = 2 × 10 = 5 cm
∠TPO = α. Perhatikan ΔTPO siku-siku di P
2) Panjang PQ
dengan panjang TP = 4 cm.
1) Panjang TV = 4 2 cm sehingga panjang TO PQ = PC2 + CQ2
= 2 2 cm. = 102 + 52
2) EP = PT 2 + TO2 = 100 + 25
( ) = 125
2
= 42 + 2 2
= 5 5 cm
= 16 + 8
Dengan demikian:
= 24 2
PC 10 2
cos α = PQ = 5 5 = = 5 5
= 2 6 cm 5
Dengan demikian: Jadi, nilai kosinus sudut yang dibentuk oleh ruas
PT 4 2 1 2
cos α = PO = 2 6 = 6 = 6 garis PQ dan bidang alas balok adalah 5 5 .
3
3) Panjang TA
TA = TO2 + AO2 D C
A O
(12 3 )
2 6 cm B
= + 122
Sudut antara bidang BDG dan bidang ABCD yaitu
= 432 + 144 ∠COG. Perhatikan ΔOCG siku-siku di C dengan:
1) Panjang CG = 6 cm (rusuk)
= 576 2) Panjang OC
= 24 cm
Panjang AC = 6 2 cm (diagonal sisi)
Dengan demikian:
1 1
AO 12 1 sehingga panjang OC = AC = ×6 2
cos α = TA = 24 = 2 2
2
1 = 3 2 cm.
Jadi, nilai cos α adalah .
2 3) Panjang OG
11. Jawaban: c
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. OG = OC2 + CG 2
H Q G 2
P =
E
(3 2) + 62
F
10 cm = 18 + 36
= 54
D
C = 3 6 cm
16 cm
A
12 3 cm B Dengan demikian:
CG 6 2
H Q G tan ∠COG = OC = 3 2 = = 2
2
α
P Jadi, nilai tangen sudut antara bidang BDG dan
O
bidang ABCD adalah 2.
E F′ F
20 Dimensi Tiga
13. Jawaban: c Sudut antara bidang AQS dan bidang PQRS yaitu
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. ∠AOR. Perhatikan ΔAOR siku-siku di R dengan:
1 1
T 1) Panjang AR = RV = × 10 = 5 cm
2 2
2) Panjang OR
5 cm Panjang PR = 10 2 cm sehingga panjang
1 1
OR = PR = × 10 2 = 5 2 cm.
2 2
D C 3) Panjang OA
α
O P
A
OA = OR 2 + AR 2
6 cm B
= 42 − 32 D C
O
A O
8 cm B
= 16 − 9
Sudut antara bidang BDE dan bidang BDG yaitu
=
7 cm ∠EOG. Perhatikan ΔEOG dengan:
Dengan demikian: 1) Panjang EG = 8 2 cm (diagonal sisi)
OP 3
cos α = TP
= 2) Panjang EO
4
Jadi, nilai cos α adalah
3
. Panjang AC = EG = 8 2 cm sehingga
4 1 1
panjang AO = AC = × 8 2 = 4 2 cm.
14. Jawaban: d 2 2
Titik A pada kubus PQRS.TUVW disajikan seperti EO = AE 2 + AO 2 = 82 + (4 2) 2
berikut.
W V = 64 + 32 = 96 = 4 6 cm
T 3) Panjang OG = EO = 4 6 cm
U
A Pada ΔEOG berlaku aturan kosinus:
EO2 + OG 2 − EG 2
cos ∠EOG = 2 × EO × OG
S
R
O
P (4 6)2 + (4 6)2 − (8 2)2
10 cm Q = 2× 4 6 × 4 6
(2 3)
D 2
O C = − 22
6 cm
A 8 cm B
= 12 − 4
Ruas garis OG dan OC berpotongan di titik O.
= 8
Sudut antara ruas garis OG dan OC yaitu ∠COG.
Pada ΔOCG siku-siku di C dengan panjang CG = 2 2 cm
= 5 cm. Dengan demikian:
a. AC = AE 2 +EO 2 2 1
OP 2 2
sin α = AP = = = 3 6
2 3 3
( )
2
= 8 + 2 2
2
1
Jadi, nilai sin α = 3 6.
= 64 + 36
= 100 3. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
= 10 cm H G
F
E
1 1
b. OC = × AC = × 10 = 5 cm
2 2 O
Oleh karena panjang OC = CG = 5 cm maka
C
ΔOCG merupakan segitiga siku-siku sama kaki. D
A
Akibatnya besar ∠COG = ∠CGO = 45°. 4 cm B
Jadi, besar besar sudut antara ruas garis OG dan Hasil proyeksi ruas garis AF pada bidang ABGH
OC adalah 45°. yaitu AO. Sudut antara diagonal AF dan bidang
2. Limas T.ABC disajikan seperti berikut. ABGH yaitu ∠FAO. Perhatikan ΔAFO siku-siku
di O dengan:
T
O
O 4 cm A O T a. Panjang AF = 4 2 cm (diagonal sisi)
A α C b. Panjang FO
Panjang CF = AF = 4 2 cm sehingga panjang
4 cm P
1 1
OF = 2 CF = 2 × 4 2 = 2 2 cm
P
B
Dengan demikian:
Sudut antara rusuk TA dan bidang ABC yaitu
FO 2 2 1
∠TAP = α. Perhatikan ΔTAP dengan: sin ∠FAO = AF = = 2
4 2
a. Panjang TA = 4 cm
22 Dimensi Tiga
1 5. Titik K dan titik L pada kubus ABCD.EFGH
Oleh karena nilai sin ∠FAO = 2 maka besar
disajikan seperti berikut.
∠FAO = 30°.
H G
Jadi, besar sudut antara diagonal AF dan bidang
O
ABGH adalah 30°. E
F
8 cm
4. Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
T D
C
A B
1
= 225 + 18 Jadi, nilai cos α adalah 3 .
= 243
= 9 3 cm
Dengan demikian:
OC 3 2 2 1
sin ∠CTO = TC = = = 9 6
9 3 3 3
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang TAB dan
bidang TPR adalah 1 6 .
9
Dimensi Tiga
Titik Terletak pada Garis
Dimensi Tiga
α
AP = AH 2 + HP 2
S
R M
N O
P A Q 8 cm
K 8 cm L
26 Dimensi Tiga
Jarak antara titik T dan titik L yaitu panjang ruas Jadi, jarak titik B terhadap ruas garis PG adalah
garis TL. Perhatikan ΔTOL siku-siku di O dengan: 7,2 cm.
1) Panjang TO = 4 cm (tinggi limas)
11. Jawaban: a
2) Panjang OL
Titik A pada kubus PQRS.TUVW disajikan seperti
Bidang alas limas berbentuk persegi dengan
berikut.
panjang KL = 8 cm maka panjang LN = W V
8 2 cm. Titik O terletak di tengah LN T U
1 1
sehingga panjang OL = LN = × 8 2 = O A
2 2
4 2 cm. S R
3) Panjang TL 6 cm
P Q
TL = 2
TO + OL 2
Jarak titik V terhadap ruas garis TA yaitu panjang
ruas garis OV. Perhatikan ΔTAV siku-siku di V
= 42 + (4 2)2 dengan panjang AV = 3 cm dan TV = 6 2 cm.
= 16 + 32 TA = TV 2 + AV2
= 48 = (6 2) 2 + 32
= 4 3 cm
= 72 + 9
Jadi, jarak antara titik T dan titik L adalah 4 3 cm.
= 81
10. Jawaban: a = 9 cm
Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti Pada ΔTAV berlaku:
berikut. OV × ΤΑ = TV × AV
H G G
O ⇔ OV × 9 = 6 2 × 3
E P F
⇔ OV × 9 = 18 2
O
D ⇔ OV = 2 2 cm
C
A 12 cm B
P F Jadi, jarak titik V terhadap garis TA adalah
Jarak titik B terhadap ruas garis PG yaitu panjang 2 2 cm.
ruas garis FO. Perhatikan ΔPFG siku-siku di F 12. Jawaban: e
dengan: Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti gambar
1) Panjang FG = 12 cm berikut.
3 3
2) Panjang PF = 1 + 3 × EF = 4 × 12 = 9 cm H G
P
3) Panjang PG F
E
PG = 2
PF + FG 2
= 92 + 122 D C
= 81 + 144 A 4 cm B
= 96
Q
Q
= 4 6 cm D
C
Jadi, jarak titik C terhadap rusuk TA adalah O P
A O P
12 cm B
4 6 cm.
28 Dimensi Tiga
Jarak titik O terhadap bidang TBC yaitu panjang ruas 17. Jawaban: d
garis OQ. Perhatikan ΔTOP siku-siku di O dengan: Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
1) Panjang TO = 8 cm H G
1 1 E E
2) Panjang OP = 2
AB = 2
× 12 = 6 cm F 6 cm
3) Panjang TP D C
5 cm
TP = TO + OP2 2
A 8 cm B
1) Panjang BD = 8 2 cm S R
2) Panjang KD P A
Q
6 cm
Perbandingan KA : KD = 1 : 3 maka
perbandingan KA : AD = 1 : 2. Oleh karena Jarak antara bidang PUW dan bidang QVS yaitu
panjang AD = 8 cm maka panjang KA = 4 cm. panjang ruas garis BC. Perhatikan ΔABV siku-siku
KD = KA + AD = 4 + 8 = 12 cm di B dengan:
1) Panjang AB = 6 cm
Pada ΔKBD berlaku:
2) Panjang BV
KD × AB = BD × KO
Panjang TV = 6 2 cm sehingga panjang
⇔ 12 × 8 = 8 2 × KO 1 1
BV = 2 TV = 2 × 6 2 = 3 2 cm.
⇔ 12 = 2 × KO 3) Panjang AV
⇔ KO = 6 2 cm AV = AB2 + BV 2
Jadi, jarak titik K terhadap bidang BDHF adalah
6 2 cm. = 62 + (3 2)2
= 3 6 cm
U
Pada ΔABV berlaku: T
R
S
AB × BV = AV × BC 9 cm
α 20 cm
⇔ 6 × 3 2 = 3 6 × BC P
Q
12 cm
⇔ 6 2 = 6 × BC Sudut antara ruas garis TQ dan ruas garis QW
6 2 6 yaitu ∠TQW = α. Perhatikan ΔTWQ siku-siku di
⇔ BC = = 3
= 2 3 cm T dengan:
6
Jadi, jarak antara bidang PUW dan bidang QVS 1) Panjang TW = 20 cm
adalah 2 3 cm. 2) Panjang TQ
K 2 cm L
30 Dimensi Tiga
Diagonal LQ dan diagonal PR saling bersilangan. Sudut antara rusuk TC dan bidang ABC yaitu
Diagonal LQ terletak pada bidang LMQP. Buat ∠TCD = α. Perhatikan ΔTCD dengan:
ruas garis sejajar PR dan memotong LQ yaitu ruas 1) Panjang TC = 6 3 cm
garis LN. Ruas garis LN dan LP berpotongan di 2) Panjang CD
titik P. Sudut antara diagonal LQ dan diagonal PR
yaitu ∠QLN. Pada ΔQLN diketahui panjang LQ CD = BC2 − BD2
= LN = QN sehingga ΔQLN sama sisi. Dengan
= 62 − 32
demikian, besar ∠QLN = 60°.
Jadi, besar sudut antara diagonal LQ dan diagonal = 36 − 9
PR adalah 60°.
= 27
22. Jawaban: b
H G = 3 3 cm
E E 3) Panjang TD
F 4 cm
D C TD = TB2 − BD2
6 cm
A 12 cm B = (6 3)2 − 32
Ruas garis EH dan BD saling bersilangan. Ruas = 108 − 9
garis EH terletak pada bidang ADHE, sedangkan
ruas garis BD menembus bidang ADHE. Pilih = 99
ruas garis yang sejajar EH dan berpotongan
= 3 11 cm
dengan ruas garis BD yaitu AD. Sudut antara
ruas garis EH dan BD yaitu ∠ADB = α. Pada Pada ΔTCD berlaku aturan kosinus:
ΔABD siku-siku di A dengan panjang AB = 12 cm TC2 + CD2 − TD2
dan AD = 6 cm. cos α = 2 × TC × CD
BD = AB2 + AD2 (6 3)2 + (3 3)2 − (3 11)2
= 2×6 3 ×3 3
= 122 + 62
108 + 27 − 99
= 144 + 36 = 108
= 180 36 1
= 108 = 3
1
= 6 5 cm Jadi, nilai cos α adalah 3 .
Dengan demikian: 24. Jawaban: d
AB 12 2 2
5 Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
sin α = AD
= 6 5
= 5
= 5 T
2
Jadi, nilai sin α adalah 5 5 . 4 2 cm
23. Jawaban: a N
M
Limas T.ABC disajikan seperti berikut.
T K 4 cm L
T
Sudut antara rusuk TK dan bidang KLMN yaitu
∠TKM. Perhatikan ΔTKM dengan:
6 3 1) Panjang TK = TM = 4 2 cm
6 3
2) Panjang KM
Bidang KLMN berbentuk persegi dengan
A C
D
α
C panjang KL = 4 cm sehingga panjang
3
D 6 KM = 4 2 cm.
3
B
25. Jawaban: c = 16 + 8
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H G = 24
O
E
F′ F = 2 6 cm
8 cm Dengan demikian:
PF 2 2 1 1
D sin α = BP = = 3
= 3 3
C 2 6
A 4 cm 4 cm B 1
P Jadi, nilai sin α = 3 3 .
Sudut antara ruas garis PF dan bidang ACGE yaitu
∠OAF′. Perhatikan ΔOAF′ siku-siku di O dengan: 27. Jawaban: e
1) Panjang AO Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
1 1 T
Panjang EO = 4 EG = 4 × 8 2 = 2 2 cm
θ
AO = AE 2 + EO2 5 cm
2 D
= 8 + (2 2)2 C
P Q
= 64 + 8 A
2 cm B
= 72 Sudut antara bidang TAD dan bidang TBC yaitu
= 6 2 cm ∠PTQ = θ. Perhatikan ΔTPQ dengan:
1 1 1) Panjang TP
2) Panjang OF′ = 4 FH = 4 × 8 2 = 2 2 cm
TP = TA 2 − AP 2
Dengan demikian:
OF′ 2 2 1 = 52 − 12
tan ∠OAF′ = AO = = 3
6 2
Jadi, nilai tangen sudut antara ruas garis PF dan = 25 − 1
1 = 24
bidang ACGE adalah 3 .
= 2 6 cm
26. Jawaban: b 2) Panjang PQ = 2 cm
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
3) Panjang TQ = TP = 2 6 cm
H G
P Pada ΔTPQ berlaku aturan kosinus:
E F
TP2 + TQ2 − PQ2
cos θ = 2 × TP × TQ
α
D C (2 6)2 + (2 6)2 − 22
= 2× 2 6 × 2 6
A B
32 Dimensi Tiga
28. Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. Sudut antara bidang PQXY dengan bidang PQUT
yaitu ∠OQX. Perhatikan ΔOQX siku-siku di O
T
dengan:
1) Panjang OX = QR = 4 cm
P P 3
2) Panjang QO = RX = 3 + 2 × 5 = 3 cm
C 3) Panjang QX
D
O C
O Q QX = QO2 + OX 2
A 12 cm B
3 2 A O D
= 6 α
P
1
= 2 B 8 cm C
2
Oleh karena nilai cos ∠POC maka besar ∠POC Sudut antara bidang TAB dan bidang alas yaitu
= 45°. ∠TPO = α. Perhatikan ΔTOP siku-siku di O dengan:
Jadi, besar sudut antara bidang BPD dan bidang 1) Panjang TO = 8 3 cm
ABCD adalah 45°. 2) Panjang PO
Besar ∠AOB = 60° sehingga segitiga ABO
29. Jawaban: c sama sisi maka panjang AO = AB = BO = 8 cm.
Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut. PO = AO2 − AP 2
W V
U 2 cm = 82 − 42
T
Y
X = 64 − 16
O 3 cm
= 48
S
R
4 cm = 4 3 cm
P 8 cm Q
34 Dimensi Tiga
Jarak titik P terhadap rusuk TA yaitu panjang ruas
(3 2 )
2
garis PO. Perhatikan ΔTAP dengan: = + 32
a. Panjang TA = 9 cm
b. Panjang AP = 18 + 9
AP = AB2 + BP 2 = 27
= 3 3 cm
= 62 + 32
Pada ΔOCK berlaku:
= 36 + 9 CP × ΟΚ = ΟC × CΚ
= 45 ⇔ CP × 3 3 = 3 × 3 2
= 3 5 cm ⇔ CP × 3 3 = 9 2
c. Panjang TP 9 2 9 6
⇔ CP = = = 6 cm
3 3 9
TP = TC − PC
2 2
Jadi, jarak titik C terhadap bidang BDK adalah
= 9 −3
2 2
6 cm.
= 81 − 9 6. Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
= 72 Q
H
X T
G
X
T G
F
E P
= 6 2 cm 10 cm
Untuk menentukan panjang OP dapat digunakan Y Y
pemisalan panjang TO = x cm sehingga panjang D C
O
AO = (9 – x) cm. Pada ΔTAP berlaku: A
16 cm
O
B
12 cm
= 72 − 36 OG = OC2 + CG 2
= 36 = 102 + 102
= 6 cm = 100 + 100
Jadi, jarak titik P terhadap rusuk TA adalah 6 cm.
= 200
5. Titik K pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
berikut. = 10 2 cm
Jarak titik C terhadap bidang BDK yaitu panjang 3 3
ruas garis CP. Pada ΔOCK siku-siku di C dengan b. Panjang XG = 4 EG = 4 × 20 = 15 cm
OK = OX = OT 2 + TX 2
OC2 + CK 2
Jadi, jarak titik G terhadap bidang OPQ adalah (2 6)2 + (2 6)2 − (4 2)2
=
2×2 6×2 6
6 5 cm.
= 24 + 48
24 − 32 1
= 16 = 3
7. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. 48
1
P
H G H G Jadi, nilai cos α adalah 3 .
E F
9. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
P
Sudut antara ruas garis CP dan bidang EFGH yaitu
D R ∠GEC′ = α. Perhatikan ΔGEC′ siku-siku di G
C E F
dengan:
A 12 cm B
1 1
a. Panjang GC′ = 2 CG = 2 × 6 = 3 cm
Jarak titik P terhadap bidang ACGE yaitu panjang
ruas garis PR. Perhatikan ΔPEG dengan: b. Panjang EG = 6 2 cm
1 1
a. Panjang PE = 2 EH = 2 × 12 = 6 cm c. Panjang EC′
b. Panjang EG = 12 2 cm (diagonal sisi kubus) EC′ = EG 2 + GC′ 2 = (6 2)2 + 32
Pada ΔPEG berlaku:
= 72 + 9 = 81 = 9 cm
PE × HG = EG × PR
⇔ 6 × 12 = 12 2 × PR Dengan demikian:
GC′ 3 1
⇔ 6= 2 × PR sin α = EC′ = 9 = 3
6
⇔ PR = = 3 2 cm 1
2 Jadi, nilai sin α adalah 3 .
Jadi, jarak titik P terhadap bidang ACGE adalah
3 2 cm. 10. Titik P, titik Q, dan titik R pada kubus
ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
8. Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti
H G
berikut.
T E F
R
D
4 cm
P C
O
C A 12 cm
D Q B
A 4 cm B
36 Dimensi Tiga
Sudut antara bidang PQR dan bidang ABCD yaitu Dengan demikian:
∠COR = α. Perhatikan ΔCOR siku-siku di C CR 6 6
tan α = OC = 9 = 18 2 =1 2
dengan ukuran: 2 3
1
a.
1
CR = 2 × 12 = 6 cm Jadi, nilai tan α adalah 3 2.
3
b. OC = 4 × 12 2 = 9 2 cm
3) Panjang PN N
M
K K M
PN = LP 2 + LN 2 2 cm L P
CE = AC2 − AE 2 ⇔ PO = 4 3 cm
Jadi, jarak antara titik P dan bidang BDG adalah
= 152 − 202
4 3 cm.
= 225 + 400
= 625 = 25 cm
V
S Pada ΔLPO berlaku:
R
O U LP × OP = LO × PT
P 6 cm Q ⇔ 9 × 12 = 15 × PT
Jarak antara titik O dan bidang TQR yaitu panjang ⇔ 108 = 15 × PT
ruas garis OV. Perhatikan ΔTOU siku-siku di O ⇔ PT = 7,2 cm
dengan: Jadi, jarak antara rusuk PQ dan bidang LMRO
1) Panjang TO = 4 cm adalah 7,2 cm.
1 1 11. Jawaban: e
2) Panjang OU = 2 PQ = 2 × 6 = 3 cm Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
3) Panjang TU H G
TU = TO2 + OU 2 E F
2 cm
α
D
= 4 2 + 32 C
3 cm
= A
16 + 9 6 cm B
D C
= 52 + 102
A B = 25 + 100
a. Kedudukan titik P terhadap bidang ADHE = 125 = 5 5 cm
Titik P terletak pada garis EH, sedangkan Pada ΔPFH berlaku:
garis EH terletak pada bidang ADHE. FH × PQ = PH × FO
Dengan demikian, titik P terletak pada bidang
ADHE. ⇔ 20 × 5 = 5 5 × FO
b. Kedudukan titik Q terhadap bidang ABFE ⇔ 100 = 5 5 × FO
Titik Q terletak pada garis FG, sedangkan
100
garis FG memotong bidang ABFE di titik F. ⇔ FO = 5 5 = 4 5 cm
Dengan demikian, titik Q terletak di luar
bidang ABFE. Jadi, jarak antara titik F dan garis PH adalah
4 5 cm.
= 32 1
Oleh karena nilai sin ∠UPO = 2
maka besar
= 4 2 cm ∠UPO = 30°.
Misalkan panjang OW = x cm maka panjang Jadi, besar sudut antara diagonal PU dan bidang
PQVW adalah 30°.
OV = (4 5 – x) cm. Pada ΔSVW berlaku:
SW2 – OW2 = SV2 – OV2 5. Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
⇔ (4 2 )2 – x2 = (4 5 )2 – (4 5 – x)2 T
⇔ 32 – x2 = 80 – (80 – 8 5 x + x2)
17 cm
⇔ 32 – x2 = 8 5 x – x2
⇔ 32 = 8 5 x S
α R
4 O
U
⇔ x= 5 5 P 16 cm Q
Dengan demikian: Sudut antara bidang TQR dan bidang alas yaitu
SO2 = SW2 – OW2 ∠TUO = α. Titik U terletak di tengah QR sehingga
4 1
= (4 2 )2 – ( 5 5 )2 panjang RU = QR = × 16 = 8 cm. Perhatikan
2
16 144 ΔTOU siku-siku di O dengan panjang sisi-sisi
= 32 – 5 = 5 sebagai berikut.
8
Jadi, nilai cos α = 15 .
Statistika
mempelajari
Variansi/Ragam
Ukuran Letak Data
Penyajian Data dalam
Bentuk Histogram dan Simpangan Baku
Poligon Kuartil
Desil
Persentil
46 Statistika
A. Pilihan Ganda 7. Jawaban: e
1. Jawaban: c Perbandingan banyak benda yang berusia antara
Panjang interval = batas atas – batas bawah + 1 8–10 tahun dan 14–16 tahun adalah 1:5.
= 47 – 42 + 1 Misalkan banyak benda yang berusia 8–10 tahun
=6 = x, maka banyak benda yang berusia 14–16 tahun
= 5x
Jadi, panjang interval kelas adalah 6.
Jumlah benda = 10 + 20 + x + 15 + 5x + 5x
2. Jawaban: b ⇔ 100 = 45 + 11x
Banyak siswa yang nilai ulangannya di bawah 60 ⇔ 11x = 55
= 8 + 6 + 3 = 17 ⇔ x= 5
Jadi, siswa yang nilainya di bawah 60 ada 17 orang. Banyak benda yang berusia 14–16 tahun = 5x
3. Jawaban: d = 5 × 5 = 25
Banyak siswa yang nilai ulangannya kurang dari 67 Banyak benda yang berusia 17–19 tahun = banyak
= 8 + 6 + 3 + 7 = 24 benda yang berusia 14–16 tahun = 25
Banyak siswa yang nilai ulangannya lebih dari 72 Jadi, benda yang berusia antara 17–19 tahun
= 9 + 5 = 14 sebanyak 25 buah.
Selisihnya = 24 – 14 = 10 orang 8. Jawaban: d
Jadi, selisih banyak siswa yang nilai ulangannya Nilai siswa yang lebih dari 66 berada di kelas
kurang dari 67 dan lebih dari 72 adalah 10 orang. interval 67–75, 76–84, dan 85–93.
4. Jawaban: a Frekuensi kelas interval 67–75 = p + 4
Interval kelas keempat adalah 56–62. Frekuensi kelas interval 76–84 = p – 3
Pada kelas tersebut diperoleh Frekuensi kelas interval 85–93 = 2
Tepi bawah = 56 – 0,5 = 55,5 Banyak siswa yang memiliki nilai lebih dari 66 ada
Tepi atas = 62 + 0,5 = 62,5 19 orang, maka:
Jadi, tepi bawah dan tepi atas pada kelas keempat (p + 4) + (p – 3) + 2 = 19
adalah 55,5 dan 62,5. ⇔ 2p + 3 = 19
⇔ 2p = 16
5. Jawaban: e
⇔ p=8
Jumlah siswa = 3 + 8 + 6 + 12 + 9 + 2 = 40
Banyak data pada kelas interval 40–48
Banyak siswa yang memiliki berat badan lebih dari
= 2p – 1 = 2(8) – 1 = 15
62 kg.
Jadi, banyak siswa pada kelas interval 40–48 ada
= 9 + 2 = 11 15 orang.
Persentase banyak siswa yang memiliki berat
badan lebih dari 62 kg. 9. Jawaban: e
11 Poligon frekuensi merupakan diagram yang
= 40 × 100% = 27,5% menyajikan titik-titik tengah nilai data.
Jadi, persentase banyak siswa yang memiliki berat 1
Titik tengah kelas interval 152–157 = 2 (152 + 157)
badan lebih dari 62 kg adalah 27,5%.
= 154,5
6. Jawaban: c
Titik tengah 154,5 mempunyai frekuensi 6.
Kelas interval yang memiliki batang tertinggi me-
Jadi, banyak siswa yang mempunyai tinggi badan
nunjukkan nilai yang paling banyak diperoleh siswa.
152–157 cm ada 6 anak.
Batang tertinggi berada di kelas interval yang
memiliki tepi bawah 60,5 dan tepi atas 70,5, maka: 10. Jawaban: e
batas bawah kelas interval = 60,5 + 0,5 = 61 Titik tengah kelas interval yang mempunyai
batas atas kelas interval = 70,5 – 0,5 = 70 frekuensi 9 adalah 160,5.
Dengan demikian, diperoleh kelas interval 61–70. Titik tengah 160,5 berada pada kelas interval keempat.
Jadi, nilai yang paling banyak diperoleh siswa
adalah 61–70.
48 Statistika
Histogram data skor ujian penerimaan siswa baru 5. Berdasarkan data di atas, diketahui panjang kelas
SMA Angkasa Jaya sebagai berikut. (p) adalah selisih nilai tengah = 45 – 40 = 5 atau
Frekuensi 50 – 45 = 5.
12
Menentukan interval kelas yang memiliki titik
10 tengah 14.
8 (p – 1)
Batas bawah = 40 –
2
6
= 40 – 2
4 = 38
2 (p – 1)
Batas atas = 14 +
2
0
48–54 55–61 62–68 69–75 76–82 83–89 = 40 + 2
Skor = 42
Sehingga interval kelas pertama adalah 38 – 42.
4. Jumlah apel = 22, maka:
Dengan cara yang sama diperoleh tabel distribusi
n + (n + 2) + 3 + 2 + (n + 1) + 5 = 22
frekuensi sebagai berikut:
⇔ 3n + 13 = 22
⇔ 3n = 9 Skor Frekuensi
⇔ n=3 38–42 8
43–47 12
Tabel distribusi frekuensi berat apel secara 48–52 15
lengkap sebagai berikut. 53–57 9
58–62 6
Berat Apel (gram) Frekuensi 63–67 10
200–204 3
205–209 5
210–214 3
215–219 2
220–224 4
225–229 5
9
20
20
21
21
22
22
(gram)
0–
5–
0–
5–
0–
5–
20
20
21
21
22
22
=5 Mean/rata-rata:
n
Jadi, mean/rata-rata dan modus data tersebut ∑ fi x i
i =1 660
berturut-turut adalah 5,2 dan 5. x = n = 40 = 16,5
∑ fi
2. Jawaban: c i =1
50 Statistika
Rata-rata berat badan setiap siswa adalah 8. Jawaban: a
5
∑ fi x i 1) Menentukan rata-rata
– i =1 1.025 Tabel frekuensi dapat di lengkapi sebagai berikut.
x= 5 = 20 = 51,25
∑ fi Nilai fi fk fi x i
i =1
50–59 5 54,5 272,5
Jadi, rata-rata berat badan siswa 51,25 kg.
60–69 8 64,5 516
6. Jawaban: b 70–79 11 74,5 819,5 ← Kelas M e
80–89 4 84,5 338 dan Mo
Kelas interval yang mempunyai frekuensi paling
90–99 2 94,5 189
banyak adalah kelas interval 25–29, berarti kelas
modus di kelas interval 25–29. Rata-rata nilai setiap siswa.
Lo = 25 – 0,5 = 24,5 5
∑ fi x i
d1 = 11 – 7 = 4 – i =1 2.135 1
x= = 30 = 71 6
d2 = 11 – 10 = 1 5
∑ fi
p = 29 – 25 + 1 = 5 i =1
fM = 3 1
2
(19,5 + 24,5) = 22 6 132
e
p = 70 – 61 + 1 = 10 1
(24,5 + 29,5) = 27 8 216
2
⎛ 1n−f ⎞ 1
(29,5 + 34,5) = 32
⎜2 k Me ⎟ 2
9 288
Median = L + ⎜ f ⎟ ×p 1
⎝ Me ⎠ 2
(34,5 + 39,5) = 37 18 666
1
⎛1
⋅ 20 − 9 ⎟ ⎞ 2
(39,5 + 44,5) = 42 13 546
= 60,5 + ⎜⎜ 2 ⎟ × 10 1
(44,5 + 49,5) = 47
⎝ 3 ⎠ 2
6 282
10 6 6
= 60,5 + ≈ 60,5 + 3,33 = 63,83 ∑ fi = 60 ∑ fx
i i = 2.130
3 i=1 i=1
⎛2⎞ p =5
= 9,5 + ⎜ ⎟ × 3
⎝4⎠ ⎛1 ⎞
= 9,5 + 1,5 ⎜ 4 n – f k Q1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜ ⎟ ×p
= 11,0 ⎜ f Q1 ⎟
⎝ ⎠
Jadi, mediannya adalah 11,0 meter.
⎛5−2⎞
= 49,5 + ⎜ ⎟ ×5
11. Jawaban: a ⎝ 3 ⎠
Nilai fi fk fixi = 49,5 + 5
13–17 6 15 90 = 54,5
18–22 7 20 140 Jadi, nilai kuartil tengah adalah 54,5.
23–27 10 25 250
28–32 15 30 450 ← Kelas Mo 13. Jawaban: a
33–37 10 35 350
38–42 2 40 80 Data Frekuensi fk
50 1.360 1–15 1 1
– ∑ fi x i 1.360 16–20 4 5
x = ∑ f = 50 = 27,2 21–25 8 13
i
26–30 10 23 ← Kelas D4
Modus terletak di kelas interval yang memiliki 31–35 9 32
frekuensi terbanyak. 36–40 6 38
Modus data terletak pada kelas interval 28 – 32. 41–45 2 40
52 Statistika
Banyak data = n = 40 Kuartil bawah (Q1)
4 1
Letak D4 = data ke- × 40 Q1 = nilai data ke- 4 × 40
10
= data ke-16 = nilai data ke-10
Nilai data ke-16 terletak di kelas interval 26–30. Nilai data ke-10 terletak di kelas interval 41–60
L4 = 25,5 L = 41 – 0,5 = 40,5
fk = 13 fk = 9
Q1
D
fD 4 = 10 fQ = 10
4 1
p =5 p = 20 – 1 + 1 = 20
⎛ 4
n − f kD ⎞ ⎛1 ⎞
D4 = L4 + ⎜⎜
10 4 ⎟
×p ⎜ 4 n – f k Q1 ⎟
fD4 ⎟ Q1 = L + ⎜⎜ ⎟⎟ ×p
⎝ ⎠ ⎝ f Q1 ⎠
⎛ 16 − 13 ⎞ ⎛ 30 – 19 ⎞
= 25,5 + ⎜ ⎟ ×5 = 40,5 + ⎜ ⎟ × 20
⎝ 10 ⎠ ⎝ 10 ⎠
= 25,5 + 1,5
= 40,5 + 2 = 42,5
= 27,0
Jadi, nilai desil ke-4 adalah 27,0. 3
Q3 = nilai data ke- 4 × 40
14. Jawaban: d = nilai data ke-30
Nilai f fk Nilai data ke-30 terletak di kelas interval 61–80
40–45 2 2 L = 61 – 0,5 =60,5
46–51 4 6
fk = 19
52–57 6 12 Q3
58–63 12 24 ← Kelas P45
fQ = 16
64–69 10 34 3
⎛1 ⎞
70–75 4 38 ⎜ 4 n – f k Q3 ⎟
76–81 2 40 Q3 = L + ⎜⎜ f ⎟⎟ ×p
⎝ Q3 ⎠
45
P45 = nilai data ke- 100 × 40 ⎛ 30 – 19 ⎞
= 60,5 + ⎜ ⎟ × 20
⎝ 16 ⎠
= nilai data ke – 18 220
Nilai data ke-18 terletak di kelas interval 58– 63 = 60,5 + 16
L = 58 – 0,5 = 57,5 = 74,25
fk = 2 + 4 + 6 = 12 Jadi, kuartil bawah dan kuartil atas adalah 42,5
P45
fP = 12 dan 74,25.
45
p = 45 – 40 + 1 = 6 B . Uraian
⎛ 45 ⎞
⎜ 100 n – f k P45 ⎟ 1. a. Mean/rata-rata
P45 = L + ⎜⎜ ⎟⎟ ×p
⎝ f P45 ⎠ xi fi fk fi ⋅ xi
⎛ 18 – 12 ⎞ 5 2 2 10
= 57,5 + ⎜ ⎟ ×6 10 8 10 80
⎝ 12 ⎠
15 9 19 135
= 57,5 + 3 = 60,5 20 13 32 260
Jadi, persentil ke-45 adalah 60,5. 25 11 45 275
30 7 50 210
15. Jawaban: c 6
∑ 50 970
Skor Frekuensi fk i=1
1–20 5 5 6
21–40 4 9 ∑ f i xi
← Kelas Q1 – i =1 970
41–60 10 19 x= 6 = 50 = 19,4
61–80 16 35 ∑ fi
81–100 5 40 i =1
54 Statistika
b. Menentukan Desil ke-7 Rata-rata diameter pohon:
6
7 ∑ f i xi
D7 = nilai data ke- 10 × 40 – i =1 2.390
x = 6 = 100 = 23,9 cm
= nilai data ke-28 ∑ fi
i =1
Nilai data ke-28 terletak di kelas interval 83–87 Jadi, rata-rata diameter pohon di hutan kota
L = 83 – 0,5 = 82,5 tersebut 23,9 cm.
fk = 27
D7 5. a. Diketahui jumlah data (n) = 100
f =8 Median = 36,25 yaitu pada kelas interval 35–39.
D7
⎛ 7 n – fk ⎞ L = 34,5
⎜ 10 D7 ⎟
D7 = L + ⎜ f ⎟ ×p fkM = 28 + a
⎝ D7 ⎠ e
fMe = 20
⎛ 28 – 27 ⎞
= 82,5 + ⎜ ⎟ ×5 p =5
⎝ 8 ⎠
5 ⎛ 1 n − fk ⎞
= 82,5 + ⎜2 Me ⎟
8 Median = L + ⎜ fM ⎟ ×p
= 82,5 + 0,625 ⎝ e ⎠
= 83,125
⎛ 50 − (28 + a) ⎞
Jadi, desil ke-7 adalah 83,125. 36,25 = 34,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ 20 ⎠
c. Persentil ke-60
60 22 − a
P60 = nilai data ke- 100 × 40 ⇔ 36,25 – 34,5 = 4
= nilai data ke-24 22 − a
Nilai data ke-24 terletak di kelas interval ⇔ 1,75 = 4
78–82.
⇔ 7 = 22 – a
L = 78 – 0,5 = 77,5
fk = 18 ⇔ a = 15
P60 Menentukan nilai b
fP =9 Jumlah nilai data = 100
60
⎛ 60 n – f k ⎞ 12 + 16 + a + 20 + 13 + 11 + 8 + b = 100
P60 = L + ⎜ 100 P32 ⎟
×p ⇔ 12 + 16 + 15 + 20 + 13 + 11 + 8 + b = 100
⎜ f ⎟
⎝ P32 ⎠ ⇔ 95 + b = 100
⎛ 24 – 18 ⎞ b=5
= 77,5 + ⎜ ⎟ ×5 Jadi, nilai a dan b adalah 15 dan 5.
⎝ 9 ⎠
30 b. Jumlah karyawan yang usiannya di atas
= 77,5 + 9
50 tahun
= 77,5 + 3,33 = 80,83 =8+b
Jadi, persentil ke-60 adalah 80,83. =8+b
= 8 + 5 = 13.
4. Titik Tengah (xi) fi fi x i
Jadi, sebanyak 13 orang yang usianya di atas
1
(9,5 + 14,5) = 12 15 180 59 tahun.
2
1
2
(14,5 + 19,5) = 17 17 289
1
2
(19,5 + 24,5) = 22 21 462
1
2
(24,5 + 29,5) = 27 20 540
1
2
(29,5 + 34,5) = 32 16 512
1
2
(34,5 + 39,5) = 37 11 407
6 6
∑ fi = 100 ∑ fx
i i = 2.390
i=1 i=1
2. Jawaban: a =
20
Banyak data = n = 8 8
6+5+5+2+5+6+7+4 40 10 1
x = = 8 =5 = = 2 10
8 4
Simpangan rata-rata:
1
n Jadi, simpangan bakunya adalah 2 10 .
∑ fi x i – x
SR = i=1 5. Jawaban: d
n
Kelas fi xi fi × x i xi –x fi xi –x
| 7 – 5| + 2| 6 – 5| + 3|5 – 5| + | 4 – 5| + | 2 – 5|
= 8 50–54 3 52 156 13 39
55–59 4 57 228 8 32
2 + 2 + 0 +1+ 3 8
= = 8 =1 60–64 5 62 310 3 15
8 65–69 2 67 134 2 4
Jadi, simpangan rata-ratanya adalah 1. 70–74 2 72 144 7 14
75–79 4 77 308 12 48
3. Jawaban: b 6
∑ 20 1.300 152
( xi – x ) fi ( xi – x )
2 2
xi fi fi × xi xi –x i=1
4 2 8 –3 9 18
∑ fi x i 1.300
5 2 10 –2 4 8 x =
6 4 24 –1 1 4 ∑ fi = 20 = 65
7 2 14 0 0 0 Simpangan rata-rata:
8 6 48 1 1 6
6
9 4 36 2 4 16
∑ fi x i – x
6 i=1
∑ 40 140 52 SR = 6
i=1
∑ fi
i=1
∑ fi x i 140
x = 152
∑ fi = 20 = 69,6 = 20
Variansi data:
= 7,6
6
∑ fi (x i – x) 2
52 Jadi, simpangan rata-ratanya adalah 7,6 kg.
i=1
S2 = 6 = 20 = 2,6
∑ fi
i=1
Jadi, variansi datanya adalah 2,6.
56 Statistika
6. Jawaban: e L3 = 100 – 0,5 = 99,5
fk
Q3 = 33
2 2
Interval fi xi xi –x fi xi –x
f =4
50–54 3 52 169 507 Q3
55–59 4 57 64 256 ⎛ 3n −f ⎞
⎜4 kQ3
⎟
60–64 5 62 9 45 Q3 = L3 + ⎜ fQ ⎟ ×p
65–69 2 67 4 8 ⎝ 3 ⎠
70–74 2 72 49 98
75–79 4 77 144 576
⎛ 141 − 33 ⎞
= 99,5 + ⎜⎜ 4 ⎟
⎟ ×4
6
⎝ 4 ⎠
∑ 20 1.490
i=1
⎛ 35, 25 − 33 ⎞
= 99,5 + ⎜ ⎟ ×4
6 ⎝ 4 ⎠
∑ fi (x i – x) 2
i=1 1.490 = 99,5 + 2,25 = 101,75
S= 6 = = 74,5 = 8,63 Jangkauan antarkuartil:
∑ fi 20
i=1
H = Q3 – Q1
Jadi, simpangan baku datanya adalah 8,63 kg. = 101,75 – 88,25
= 13,5
7. Jawaban: d Jadi, jangkauan antarkuartil data tersebut adalah
Nilai fi fk 13,5.
80–83 5 5
84–87 6 11
8. Jawaban: c
88–91 4 15 ← Kelas Q1 xi fi fk
92–95 8 23 ← Kelas P45 8 8 8
96–99 10 33 ← Kelas Q3 13 6 14 ← Kelas Q1
100–103 4 37 18 5 19
104–107 10 47 23 4 23
28 9 32 ← Kelas Q3
Banyak data = n = 47 33 8 40
1
Q1 = nilai data ke- 4 × 47 Banyak data = n = 40
1
= nilai data ke-11,75 Q1 = nilai data ke- 4 × 40
Q1 adalah nilai data ke-11,75 terletak di kelas = nilai data ke-10
interval 88–91.
L1 = 88 – 0,5 = 87,5 Q1 adalah nilai data ke-10 terletak di kelas
fk = 11 interval yang memuat titik tengah 13.
Q 1
f 1= 4 L1 = 2 (8 + 13) = 10,5
Q1
p = 91 – 88 + 1 = 4 fk =8
Q
⎛ 1n −f ⎞ f 1 =6
⎜4 kQ1
⎟ Q
Q1 = L1 + ⎜ fQ ⎟ ×p p1 = 13 – 8 = 5
⎝ 1 ⎠
⎛ 47 − 11 ⎞ ⎛ 1 n − fk ⎞
⎜ 4 ⎟ Q1 = L1 + ⎜4 Q1 ⎟ ×p
= 87,5 + ⎜ 4 ⎟ ×4 ⎜ fQ ⎟
⎝ ⎠ ⎝ 1 ⎠
⎛ 11,75 − 11 ⎞ ⎛ 1 × 40 − 8 ⎞
= 87,5 + ⎜ ⎟ ×4 = 10,5 + ⎜⎜ 4 ⎟ ×5
⎟
⎝ 4 ⎠ 6
⎝ ⎠
= 87,5 + 0,75 = 88,25 1
= 10,5 + 3
× 5 ≈ 10,5 + 1,67
3
Q3 = nilai data ke- 4 × 47 = 12,17
3
= nilai data ke-35,25 Q3 = nilai data ke- 4 × 40
Nilai data ke-35,25 terletak di kelas interval = nilai data ke-30
100–103.
7 i =1 3.390
= 25,5 + ×5 s2 = 6 = 40 = 84,75
9 ∑ fi
≈ 25,5 + 3,89 i =1
∑ 40 840 n
i=1
(3 – 6) 2 + 2(5 – 6)2 + 3(6 – 6) 2 + 2(8 – 6) 2 + (9 – 6) 2
= 10
6
∑ fi x i
–x = r =1 840 9+2+0+8+9 28
6 = 40 = 21 = = 10 = 2,8
∑ fi 10
i =1
Jadi, ragam datanya adalah 2,8.
6
∑ fi | xi − x | 2. Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.
i =1
Banyak Pengunjung (xi) fi fixi
= 8|8 – 21| + 6|13 – 21| + 5|18 – 21| + 4|23 – 21|
+ 9|28 – 21| + 8|33 – 21| 15 8 120
18 5 90
= 8 × 13 + 6 × 8 + 5 × 3 + 4 × 2 + 9 × 7 + 8 × 12 20 3 60
= 104 + 48 + 15 + 8 + 63 + 96 24 5 120
25 6 150
= 334 30 3 90
6
∑ fi | x i − x | 6
i =1 334 ∑ 30 630
SR = 6 = 40 = 8,35 i=1
∑ fi
i =1
58 Statistika
6
∑ fi x i
b. Simpangan baku
–x = i =1 630
a. 6 = 30
= 21 Interval fi xi xi –x
2
fi xi –x
2
∑ fi
i =1
50–54 4 52 169 676
6
∑ fi | x i − x | 55–59 8 57 64 512
i =1
= 8|15 – 21| + 5|18 – 21| + 3|20 – 21| 60–64 10 62 9 90
65–69 15 67 4 60
+ 5|24 – 21| + 6|25 – 21| + 3|30 – 21| 70–74 8 72 49 392
= 8×6+5×3+3×1+5×3 75–79 5 77 144 720
+6×4+ 3 × 9 6
= 48 + 15 + 3 + 15 + 24 + 27 ∑ 50 2.450
i=1
= 132
6
∑ fi ( x i − x )
2
6
∑ fi | x i − x | i =1 2.450
r =1 132 s = 6 = = 49 = 7
SR = 6 = 40
= 3,3 ∑ fi 50
∑ fi i =1
i =1
Jadi, simpangan rata-rata data adalah 3,3. Jadi, simpangan bakunya adalah 7.
6 4. a. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data
b. ∑ f i (x i − x) 2 = 8(15 – 21)2 + 5(18 – 21)2
i =1 sebagai berikut.
+ 3(20 – 21)2 + 5(24 – 21)2 Panjang (cm) fi fk
+ 6(25 – 21)2 + 3(30 – 21)2 45–54 2 2
= 8 × (–6)2 + 5 × (–3)2 + 3 × (–1)2 55–64 2 4
65–74 3 7 ← Kelas Q1
+ 5 × 32 + 6 × 42 + 3 × 92
75–84 4 11
= 288 + 45 + 3 + 45 + 96 + 243
85–94 3 14 ← Kelas Q3
= 720
95–104 4 18
6 105–114 2 20
2
∑ fi | x i − x |
i =1
s = 6
Banyak data n = 20
∑ fi
i =1 1
Q1 = nilai data ke- × 20
4
720
= = nilai data ke-5
40
Q1 adalah nilai data ke-5 terletak di kelas
= 18
interval 65–74.
= 9× 2 = 3 2 L1 = 65 – 0,5 = 64,5
fk = 4
Jadi, simpangan baku data adalah 3 2 . Q1
fQ = 3
1
3. Selang fi xi fi × x i p = 74 – 65 + 1 = 10
xi –x fi xi –x
Waktu
31–35 4 33 132 13 52 ⎛ 1 n − fk ⎞
36–40 8 38 304 8 64 Q1 = L1 + ⎜ 4 Q1 ⎟ ×p
41–45 10 43 430 3 30 ⎜ fQ1 ⎟
⎝ ⎠
46–50 15 48 720 2 30
51–55 8 53 424 7 56 ⎛ 1 × 20 − 4 ⎞
56–60 5 58 290 12 60 = 64,5 + ⎜⎜ 4 ⎟
⎟
×5
3
6 ⎝ ⎠
∑ 50 2.300 292
1
i=1
= 64,5 + 3 × 5
∑ fi x i 2.300
–x = = 50 = 46 ≈ 64,5 + 1,67 = 66,17
∑ fi
3
a. Simpangan rata-rata: Q3 = nilai data ke- × 20
4
6 = nilai data ke-15
∑ fi | x i − x |
r =1 292 Q3 adalah nilai data ke-15 terletak di kelas
SR = 6 = 50 = 5,84
∑ fi interval 95–104.
i =1
Jadi, simpangan rata-ratanya adalah 5,84.
b. Panjang (cm) fi xi fi xi xi − x 37 6 –3 54
38 8 –2 32
45–54 2 49,5 99 32 39 6 –1 6
55–64 2 59,5 119 22 40 8 0 0
65–74 3 69,5 208,5 12 41 6 1 6
75–84 4 79,5 318 2 42 9 2 36
85–94 3 89,5 268,5 8 43 2 3 18
95–104 4 99,5 398 18
7
105–114 2 109,5 219 28
∑ 40 152
7 i=1
∑ 20 1.630 122
i=1
7
7 ∑ f i (x i − x)2
∑ f i xi i =1 152
i =1 1.630 s2 = 7 = 40 = 3,8
x = 7 = = 81,5 ∑ fi
20 i =1
∑ fi
i =1
Simpangan rata-rata: Jadi, ragam data adalah 3,8.
7
∑ f i xi − x
i =1 122
SR = 7 = 20 = 6,1
∑ fi
i =1
Jadi, simpangan rata-rata data tersebut adalah
6,1.
60 Statistika
Membaca Data dalam
Bentuk Tabel Distribusi k
∑ fi xi
Frekuensi, Histogram, dan Mean/Rata-rata i =1
Poligon x = k
∑ fi
i =1
Langkah-langkah:
1. Menentukan Range (Interval)
2. Menentukan Banyak Kelas Tabel Distribusi Frekuensi Tabel, Distribusi Frekuensi, Modus ⎛ d1 ⎞
3. Menentukan Panjang Kelas Histogram, dan Poligon Ukuran Pemusatan Data Mo = L + ⎜ ⎟ ×p
d
⎝ 1 + d2 ⎠
4. Menentukan Interval Kelas
5. Membuat Tabel Distribusi
Frekuensi
Median ⎞
Histogram dan Poligon ⎛ 1 n – fk
2 Me
Me = L + ⎜ ⎟×p
⎜ fMe ⎟
⎝ ⎠
Statistika
Jangkauan
J = Xterbesar – Xterkecil
Jangkauan Antarkuartil
H = Q3 – Q1 Kuartil ⎛ i n – fk ⎞
Qi ⎟× p
Q1 = L + ⎜⎜ 4 ⎟
⎝ fQi ⎠
1 Simpangan Kuartil
Qd = (Q3 – Q1)
2
Desil ⎛ i n – fk ⎞
k Ukuran Penyebaran Data Ukuran Letak Data Di ⎟× p
∑ fi | xi − x | Simpangan Rata-Rata Di = L + ⎜⎜ 10 ⎟
i=1 ⎝ fDi ⎠
SR = k
∑ fi
i=1
Persentil ⎛ i n – fk ⎞
Pi
k Variansi/Ragam Pi = L + ⎜ 100 ⎟× p
2 ⎜ ⎟
∑ fi (xi − x) fPi
i=1 ⎝ ⎠
s2 = k
∑ fi
i=1
k
Simpangan Baku
∑ fi (xi − x)2
61
A. Pilihan Ganda Banyak siswa yang memperoleh nilai kurang dari
61 = (10% + 20%) × 120 = 36
1. Jawaban: a
Jadi, banyak siswa yang memperoleh nilai kurang
Batas bawah = Bb = 48,5
dari 61 adalah 36 siswa.
Panjang kelas = p = 5
Batas atas = Ba 6. Jawaban: d
Ba = Bb + p – 1 Banyak siswa yang memperoleh nilai 41–50 =
= 48,5 + 5 – 1 10% × 120 = 12
= 52,5 Banyak siswa yang memperoleh nilai 51–60 =
1 20% × 120 = 24
Titik tengah = 2 (Bb + Ba)
Banyak siswa yang memperoleh nilai 71–80 =
1 15% × 120 = 18
= 2 (48,5 + 52,5)
Banyak siswa yang memperoleh nilai 81–90 =
1
= 2 × 101 = 50,5 12,5% × 120 = 15
Jadi, titik tengahya adalah 50,5. Jadi, sebanyak 15 siswa memperoleh nilai 81–90.
2. Jawaban: d 7. Jawaban: c
Tabel distribusi frekuensi relatif data sebagai berikut. Data tinggi tanaman dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Berat Badan (kg) Frekuensi frelatif
35–39 5 8,33% Tinggi Tanaman (cm) fi fk
40–44 20 33,33%
10–13 3 3 Tinggi
45–49 12 20%
50–54 8 13,33% 14–17 6 9 tanaman
55–59 9 15% 18–21 5 14 kurang
60–64 6 10% 22–25 7 21 dari 26 cm
––––––––––––––––––––––––––
26–29 9 30
Dari tabel distribusi frekuensi relatif di atas:
Sebanyak 33,33 % siswa memiliki berat badan Banyak tanaman yang mempunyai tinggi kurang
40–44 kg. dari 26 cm adalah 21.
Sebanyak 20% siswa memiliki berat badan 21
Presentase = 30 × 100% = 70%.
45–49 kg.
Jadi, persentase banyak tanaman tersebut adalah 70%.
Dengan demikian, persentase banyak siswa yang
memiliki berat badan 40–49 adalah 33,33% + 20% 8. Jawaban: d
= 53,33%. Banyak tanaman yang memiliki tinggi 10–17 =
3+6=9
3. Jawaban: c
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 14–21 =
Dari tabel frekuensi relatif di atas, diperoleh sebanyak
6 + 5 = 11
13,33% siswa memiliki berat badan 50–54 kg.
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–21 = 5
4. Jawaban: b Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–25 =
Berat badan tidak kurang dari 55 kg, maka kelas 5 + 7 = 12
interval yang memenuhi 55–59 dan 60–64. Jadi, sebanyak 12 tanaman memiliki tinggi
Persentase siswa yang memiliki berat badan tidak 18–25 cm.
kurang dari 55 kg = 15% + 10% = 25%.
9. Jawaban: e
Jadi, siswa yang dapat berpartisipasi dalam
Rata-rata:
kegiatan donor darah sebanyak 25 %.
4+6+6+5+7+9+5+6+8+4 60
5. Jawaban: d x = = 10 = 6
10
Kelas interval yang memiliki nilai kurang dari 61 Modus = data yang sering muncul
adalah 41–50 dan 51–60. =5
Sebanyak 10% siswa memperoleh nilai 41–40 dan Jadi, rata-rata dan modus data tersebut adalah 6
sebanyak 20% siswa memperoleh nilai 51–60. dan 5.
62 Statistika
10. Jawaban: c 13. Jawaban: a
3+5+9+5+6+a + 4+3+8+6+3+8 Banyak siswa di kelas A = nA = 15
x =
12 Banyak siswa di kelas B = nB = 10
60 + a Banyak siswa di kelas C = nC = 25
⇔ 5,5 = 12
Rata-rata nilai gabungan = x = 58,6
⇔ 60 + a = 66
Rata-rata nilai di kelas A = x A = 62
⇔ a = 66 – 60
Rata-rata nilai di kelas C = x C = 60
⇔ a=6
Jadi, nilai a adalah 6. n A × x A + n B × x B + nC × xC
x =
n A + n B + nC
11. Jawaban: d 15 × 62 + 10 × x B + 25 × 60
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai ⇔ 58,6 = 15 + 10 + 25
berikut.
Data fi fk 10x B + 2.430
⇔ 58,6 =
15 9 9 50
16 15 24 ⇔ 2.930 = 10x B + 2.430
17 6 30
18 8 38 ⇔ 10x B = 500
19 12 50
20 10 60 ⇔ x B = 50
Oleh karena banyak data genap, nilai median: Jadi, rata-rata nilai di kelas B adalah 50.
nilai data ke-30 + nilai data ke-31 14. Jawaban: e
Me = 2 Misalnya: banyak siswa laki-laki = nA
17 + 18 32 Banyak siswa perempuan = nB
= = 2 = 17,5
2 Rata-rata nilai siswa laki-laki = x A = 5
Jadi, median data adalah 17,5. Rata-rata nilai siswa perempuan = x B = 8
12. Jawaban: c Rata-rata nilai gabungan = x gab = 7,5
Sumbangan kelompok I: nA ⋅ xA + nB ⋅ xB
x1 = 6 × Rp5.000,00 x gab =
nA + nB
= Rp30.000,00
nA ⋅ 5 + nB ⋅ 8
Sumbangan kelompok II: ⇔ 7,5 = nA + nB
x2 = 8 × Rp4.500,00
= Rp36.000,00 ⇔ 7,5nA + 7,5nB = 5nA + 8nB
Sumbangan kelompok III: ⇔ 7,5nA – 5nA = 8nB –7,5nB
x3 = 10 × Rp3.500,00 ⇔ 2,5nA = 0,5nB
= Rp35.000,00 ⇔ 5nA = 1nB
Sumbangan kelompok IV: nA 1
x4 = 11 × Rp4.000,00 ⇔ = 5
nB
= Rp44.000,00 nA: nB = 1 : 5
Sumbangan kelompok V: Jadi, perbandingan banyaknya siswa laki-laki dan
x5 = 15 × Rp2.000,00 perempuan adalah 1 : 5.
= Rp30.000,00
15. Jawaban: c
Rata-rata sumbangan setiap anggota:
Data fi fk fi × xi
x1 + x 2 + x 3 + x 4 + x 5
x= 1–3 10 2 2
6 + 8 + 10 + 11 + 15 4–6 5 5 5
30.000 + 36.000 + 35.000 + 44.000 + 30.000 7–9 9 8 8
= 50
10–12 6 11 11
13–15 8 14 14
175.000 16–18 2 17 17
= 50
= 3.500
6
40 329
Jadi, rata-rata sumbangan setiap anggota sebesar ∑
i=1
Rp3.500,00.
64 Statistika
20. Jawaban: d Banyak data = n = 100
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut. 1
Median = nilai data ke- 2 × 100
–
Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi · xi
= nilai data ke-50
1
2
(30,5 + 40,5) = 35,5 4 142 Data ke-50 terletak di kelas interval 61–70.
1
(40,5 + 50,5) = 45,5 6 273
LM = 60,5
2 e
1
(50,5 + 60,5) = 55,5 20 1.110
fkM = 302
2 e
1 fM = 45
(60,5 + 70,5) = 65,5 45 2.947,5 e
2
1
p =10
(70,5 + 80,5) = 75,5 18 1.359
2 ⎛ 1n −f ⎞
1
(80,5 + 90,5) = 85,5 7 498,5 Me = LMe + ⎜2 kM e
⎟ ×p
2 ⎜ fM ⎟
7 ⎝ e ⎠
∑ 100 6.430 ⎛ 50 − 35 ⎞
i=1
= 60,5 + ⎜
⎝ 45 ⎠
⎟ × 10
6
∑ f i ⋅ xi ≈ 60,5 + 3,33
i =1 6.430
x= 7 = = 64,3 = 63,83
∑ fi 100
i =1 Jadi, median data tersebut adalah 63,83.
Jadi, rata-rata data tersebut adalah 64,3. 23. Jawaban: e
21. Jawaban: d Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut.
Nilai Frekuensi
31–40 4 Titik Tengah fi fk fk
Me
41–50 6 5 8 8 ←
51–60 20 8 16 24 ← Kelas Me
61–70 45 ← Kelas Mo 11 6 30
71–80 18 14 7 37
81–90 7 17 4 41
20 3 44
Mo terletak di kelas interval 61–70.
L = 60,5 Banyak data = n = 44
d1 = 45 – 20 = 25 1
Median= nilai data ke- 2 (44 + 1)
d2 = 45 – 18 = 27
p = 10 1
= nilai data ke-22 2
⎛ d1 ⎞
Mo = L + ⎜ ⎟ ×p 1
⎝ 1 + d2 ⎠
d Median adalah nilai data ke-22 2 di kelas interval
⎛ 25 ⎞ yang mempunyai titik tengah 8.
= 60,5 + ⎜ ⎟ × 10
⎝ 25 + 27 ⎠ 5+8
L= 2
= 6,5; fkMe = 8; fMe = 16; p = 8 – 5 = 3
≈ 60,5 + 4,81
⎛ 1 n − fk ⎞
= 65,31 Median = L + ⎜2 Me ⎟ ×p
⎜ fM ⎟
Jadi, modus data tersebut adalah 65,31. ⎝ e ⎠
⎛ 1 × 44 − 8 ⎞
22. Jawaban: a = 6,5 + ⎜⎜ 2 ⎟ ×3
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut. 16 ⎟
⎝ ⎠
14
Nilai Frekuensi fk = 6,5 + ×3
16
31–40 4 4 ≈ 6,5 + 2,63
41–50 6 10
51–60 20 30
= 9,13
61–70 45 75 ← Kelas Me Jadi, median data adalah 9,13 cm.
71–80 18 93
81–90 7 100
D4 = L4 + ⎜⎜ 4 ⎟
Q1 10
150–154 4 4 ←
⎟
×p
f D4
155–159 10 14 ← Kelas Q1 ⎝ ⎠
160–164 6 20 ⎛ 20 − 16 ⎞
165–169 8 28
= 69,5 + ⎜ 15 ⎟ × 5
⎝ ⎠
170–174 4 32
175–179 8 40 = 69,5 + 1,33 = 70,83
Jadi, desil ke-4 adalah 70,83.
1
Kuartil bawah adalah data ke-10 4 pada kelas 27. Jawaban: e
interval 155–159. 80
P80 = nilai data ke- 100 × 50
L1 = 155 – 0,5 = 154,5
fQ = 10 = nilai data ke-40
1 P80 adalah nilai data ke-40 terletak pada kelas
fkQ = 4
1 interval 75–79.
p = 159 – 155 + 1 = 5 L80 = 74,5
fkP = 31
fP = 10
80
80
p =5
66 Statistika
⎛ 8 n−f ⎞ 5
⎜ 100 k P80 ⎟ ∑ fi x i
P80 = L80 + ⎜ ⎟ ×p i =1 1.380
⎝ f P80 ⎠ x= 5 = 60 = 23
∑ fi
⎛ 40 − 31 ⎞ i =1
= 74,5 + ⎜ ⎟ ×5 5
⎝ 10 ⎠ ∑ fi | x i − x | = 15|12 – 23| + 6|17 – 23| + 9|22 –
i =1
= 74,5 + 4,5
= 79 23| + 12|27 – 23| + 18|32 – 23|
Jadi, nilai persentil ke-8 adalah 79. = 15 × 11 + 6 × 6 + 9 × 1 + 12 × 4
+ 18 × 9
28. Jawaban: e = 165 + 36 + 9 + 48 + 162
8+7+5+4+6+6+7+5 48 = 420
x= = 8 =6
8 Simpangan rata-rata:
n 5
∑ fi (x i – x)2 ∑ fi | x i − x |
s = i =1 i =1 420
n SR = 5 = 60 = 7
∑ fi
i =1
(4 – 6) 2 + 2(5 – 6) 2 + 2(6 – 6)2 + 2(7 – 6) 2 + (8 – 6) 2
= Jadi, simpangan rata-rata data adalah 7.
8
4+2+0+2+4 12 1
= = = 6 B . Uraian
8 8 2
1 1. Tabel distribusi frekuensi data di atas.
Jadi, simpangan bakunya adalah 2 6.
Tinggi Badan
Frekuensi
29. Jawaban: d (cm)
Tinggi (meter) fi xi fi xi xi – –
x fi(xi – –
x)2 140–144 3
145–149 2
19–21 9 20 180 –3 81 150–154 12
22–24 4 23 92 0 0 155–159 10
25–27 5 26 130 3 45 160–164 7
28–30 2 29 58 6 72 165–169 18
4 170–174 8
∑ 20 460 198
i=1
Jumlah siswa = 3+2+12+10+7+18+8 = 60
4 a. Persentase banyak siswa yang memiliki tinggi
∑ f i xi badan 155 – 159
i =1 460
x = 4 = 20 = 23 10
∑ fi = 60 × 100 = 16,67%
i =1
4 Jadi, persentase banyak siswa yang memiliki
∑ f i (x i − x)2 tinggi badan 155 – 159 adalah 16,67%.
i =1 198
s2 = 4 = 20 = 9,9 b. Banyak siswa yang memiliki tinggi badan
∑ fi 165–169 ada 18 siswa.
i =1
Jadi, ragam data adalah 9,9 m. Banyak siswa yang memiliki tinggi badan
150–154 ada 10 siswa.
30. Jawaban: c Selisih antara siswa yang memiliki tinggi badan
xi fi fixi 165–169 dan 150–154 = 18 – 10 = 8 siswa.
1
Jadi, selisih antara siswa yang memiliki tinggi
(9,5 + 14,5) = 12 15 180
2 badan 165–169 dan 150–154 ada 8 siswa.
1
2
(14,5 + 19,5) = 17 6 102 c. Tinggi badan lebih dari 159 cm, maka kelas
1 interval yang memenuhi adalah 160–164,
(19,5 + 24,5) = 22 9 198
2
165–169, dan 170–174.
1
2
(24,5 + 29,5) = 27 12 324 Banyak siswa yang memiliki tinggi badan lebih
1
(39,5 + 34,5) = 32 18 576 dari 159 cm = 7 + 18 + 8 = 31 siswa.
2
5
Jadi, siswa yang diperbolehkan mengikuti
∑ 60 1.380 seleksi tim basket ada 31 siswa.
i=1
68 Statistika
3 ⎛ d ⎞
Q3 = nilai data ke- 4 (20 + 1) Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d 2 ⎠
= nilai data ke-15,75 ⎛ 6 ⎞
= x15 + 0,75(x16 – x15) = 7 + 0,75(10 – 7) = 29,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝6+4⎠
= 7 + 2,25 30
= 9,25 = 29,5 + 10
1 = 29,5 + 3
Simpangan kuartil = 2 (Q3 – Q1)
= 32,5
1 Jadi, modus data adalah 32,5.
= 2 (9,25 – 2,5)
1
7. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
= 2 (6,75) berikut.
= 3,375 Tinggi Badan (cm) fi fk
Jadi, simpangan kuartil data tersebut 3,375. 145–148 15 15
149–152 20 35 ← Kelas Q1
5. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
153–156 18 53
berikut.
157–160 14 67 ← Kelas Q3
Tinggi Badan 161–164 8 75
Balita (cm) fi fk
165–168 5 80
50–54 4 3
55–59 3 7 1
60–64 9 16
Q1 = nilai data ke- 4 × 80
65–69 6 22 ← Kelas Me = nilai data ke-20
70–74 2 24
75–79 5 29 Q1 adalah nilai data ke-20 terletak di kelas
80–84 5 34 interval 149–152.
34 + 1
L1 = 149 – 0,5 = 148,5
Me = nilai data ke- 2 fk = 15
Q1
= nilai data ke-17,5 f = 20
Q1
Median adalah nilai data ke-17,5 terletak di kelas ⎛ 1 n − fk ⎞
Q1 = L1 + ⎜⎜
4 Q1 ⎟
interval 65–69. ⎟ ×p
f Q1
L = 65 – 0,5 = 64,5 ⎝ ⎠
p = 69 – 65 + 1 = 5 ⎛ 1 ⋅ 80 − 15 ⎞
fk = 16 = 148,5 + ⎜⎜ 4 ⎟ ×4
⎟
Me ⎝ 20 ⎠
fMe = 6 5
= 148,5 + 20 × 4
⎛ n −f ⎞
Me = L + ⎜2 k Me
⎟
×p = 148,5 + 1
⎜ fM ⎟
⎝ e ⎠ = 149,5
3
⎛ 34 − 6 ⎞ Q3 = nilai data ke- 4 × 80
= 64,5 + ⎜ 2 ⎟ ×5
⎜ 10 ⎟ = nilai data ke-60
⎝ ⎠
= 64,5 + 0,5 Q3 adalah nilai data ke-60 terletak di kelas
= 65 interval 157–160.
Jadi, median data di atas adalah 65 cm. L3 = 157 – 0,5 = 156,5
6. Titik tengah yang frekuensinya paling banyak fk = 53
Q3
adalah 32. Berarti modus data terletak di kelas f = 14
Q3
interval yang memuat titik tengah 28.
1
Tepi bawah kelas modus L = 2 (27 + 32) = 29,5
p = 32 – 27 = 5
d1 = 9 – 3 = 6
d2 = 9 – 5 = 4
D7
⎟ b. Variansi data:
⎝ ⎠
⎛ 7 × 70 – 47 ⎞ 5 2
⎜ 10 ⎟ ∑ f i (x i − x)
= 36,5 + ⎜ 10 ⎟ ×5 i =1 1.400
⎝ ⎠ s2 = 5 = 28 = 50
∑ fi
⎛2⎞ i =1
= 36,5 + ⎜ 10 ⎟ × 5
⎝ ⎠ Jadi, variansi data adalah 50.
= 36,5 + 1
= 37,5
Jadi, nilai desil ke-7 data tersebut 37,5.
70 Statistika
A. Pilihan Ganda 3) Ruas garis CD terhadap EF
Ruas garis CD dan EF terletak pada bidang
1. Jawaban: e
yang sama yaitu bidang CDEF. Keduanya
1) Titik A terhadap garis BC
tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
Garis BC melalui titik B dan titik C, tetapi
demikian, ruas garis CD sejajar dengan ruas
tidak melalui titik A. Dengan demikian, titik A
garis EF.
terletak di luar garis BC.
4) Ruas garis DH terhadap EF
2) Titik T terhadap garis TC
Ruas garis DH dan EF tidak terletak pada
Garis TC melalui titik T dan titik C. Dengan
bidang yang sama. Dengan demikian, ruas
demikian, titik T terletak pada garis TC.
garis DH bersilangan dengan ruas garis EF.
3) Titik D terhadap bidang TCD
5) Ruas garis EH terhadap EF
Bidang TCD melalui titik T, titik C, dan titik D.
Ruas garis EH dan EF terletak pada bidang
Dengan demikian, titik D terletak pada bidang
yang sama yaitu bidang EFGH. Keduanya
TCD.
mempunyai titik persekutuan yaitu titik E.
4) Titik T terhadap bidang ABCD
Dengan demikian, ruas garis EH berpotongan
Bidang ABCD melalui titik A, titik B, titik C,
dengan ruas garis EF.
dan titik D, tetapi tidak melalui titik T. Dengan
Jadi, ruas garis yang bersilangan dengan ruas garis
demikian, titik T terletak di luar bidang ABCD.
EF adalah DH.
5) Titik C terhadap bidang TAD
Bidang TAD melalui titik T, titik A, dan titik D, 3. Jawaban: d
tetapi tidak melalui titik C. Dengan demikian, 1) Garis AB terhadap bidang BCGF
titik C terletak di luar bidang TAD. Garis AB menembus bidang BCGF di titik B.
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan e. Pernyataan (i) salah.
2) Garis CD terhadap bidang ABGH
2. Jawaban: d
Garis CD sejajar dengan garis GH, sedangkan
1) Ruas garis AB terhadap EF
garis GH terletak pada bidang ABGH.
Ruas garis AB dan EF terletak pada bidang
Dengan demikian, garis CD sejajar dengan
yang sama yaitu bidang ABFE. Keduanya
bidang ABGH. Pernyataan (ii) benar.
tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
3) Garis EF terhadap bidang ACGE
demikian, ruas garis AB sejajar dengan ruas
Garis EF menembus bidang ACGE di titik E.
garis EF.
Pernyataan (iii) benar.
2) Ruas garis BF terhadap EF
4) Garis AD terhadap bidang BDHF
Ruas garis BF dan EF terletak pada bidang
Garis AD menembus bidang BDHF di titik D.
yang sama yaitu bidang ABFE. Keduanya
Pernyataan (iv) salah.
mempunyai titik persekutuan yaitu titik F.
Jadi, pernyataan yang benar adalah (ii) dan (iii).
Dengan demikian, ruas garis BF berpotongan
dengan ruas garis EF.
5. Jawaban: a 3) KO = QK 2 − QO 2 = (6 5) 2 − (6 2) 2
Limas beraturan T.KLMN disajikan seperti 180 − 72 = 108 = 6 3 cm
=
berikut.
T Jadi, jarak titik K terhadap garis QS adalah 6 3 cm.
7. Jawaban: c
Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti
berikut.
T
10 cm
N M
P
K O 6 cm
8 cm L
20 cm
Jarak titik T terhadap titik K yaitu panjang ruas D C
garis TK. Pada ΔKOT siku-siku di O dengan 12 cm
panjang TO = 10 cm. A 16 cm B
= 64 + 36 = 100 = 10 cm 20 cm
2) Panjang AK = EK = 10 cm sehingga ΔAKE
merupakan segitiga sama kaki.
Pada ΔAKE berlaku: D C
EP × AK = KM × AE 9 cm
⇔ EP × 10 = 8 × 12 A 12 cm B
⇔ EP × 10 = 96
Garis BF dan garis CE saling bersilangan. Garis
⇔ EP = 9,6 cm
BF terletak pada bidang ABFE, sedangkan garis
Jadi, jarak garis EH terhadap bidang AKLD adalah
CE menembus bidang ABFE di titik E. Pilih garis
9,6 cm.
yang sejajar BF dan memotong ruas garis CE yaitu
12. Jawaban: b AE. Sudut antara garis BF dan CE yaitu ∠AEC.
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. Pada ΔACE siku-siku di A dengan panjang AE =
H G 20 cm.
P 2 2
E
F
1) AC = AB2 + BC2 = 12 + 9
T
= 144 + 81 = 225 = 15 cm
D C 2) CE = AE 2 + AC2 = 202 + 152
O
A 12 cm B
= 400 + 225 = 625 = 25 cm
Dengan demikian:
Jarak garis FH terhadap bidang BDG sama dengan AE 20 4
jarak titik P terhadap garis OG yaitu panjang ruas cos ∠AEC = CE = 25 = 5
garis PT. Pada ΔPOG siku-siku di P dengan Jadi, nilai kosinus sudut antara garis BF dan garis
panjang PO = 12 cm.
4
1 1 CE adalah 5 .
1) PG = 2
× EG = 2
× 12 2 = 6 2 cm
14. Jawaban: c
2) OG = PO2 + PG 2 = 122 + (6 2) 2 Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
berikut.
= 144 + 72 = 216 = 6 6 cm H G
Pada ΔPOG berlaku:
PT × OG = PO × PG E
F
⇔ PT × 6 6 = 12 × 6 6
D
⇔ PT × 6 6 = 72 2 C
P
72 2 12 A 6 cm B
⇔ PT = = = 4 3 cm
6 6 3
Sudut antara ruas garis HP dan bidang ABCD
Jadi, jarak garis FH terhadap bidang BDG adalah
yaitu ∠DPH = α. Pada ΔDPH siku-siku di D
4 3 cm. dengan panjang DH = 6 cm.
36 × 100%
3 5 cm ⇔ y= 20%
= 36 × 5 = 180 siswa
D C Jadi, banyak siswa seluruhnya adalah 180 siswa.
M N
19. Jawaban: b
A 6 cm B
Jumlah siswa = 12 + 8 + 6 + 5 + 9 = 40.
Tinggi badan tidak kurang dari 160 cm yang
Sudut antara bidang TBC dan bidang ABCD yaitu memenuhi adalah 160 – 164 dan 165 – 169.
∠TNM. Pada ΔTMN dengan panjang MN = 6 cm. Banyak siswa yang memiliki tinggi badan 160 – 164
ada 5 orang.
1) TN = TC2 − NC2 = (3 5) 2 − 32
Banyak siswa yang memiliki tinggi badan 165 – 169
= 45 − 9 = 36 = 6 cm ada 9 orang.
2) Panjang TM = TN = 6 cm dan MN = 6 cm Banyak siswa yang memiliki tinggi badan tidak
sehingga ΔTMN merupakan segitiga sama sisi. kurang dari 160 = 5 + 9 = 14.
Akibatnya besar ∠TNM = 60°. Persentase banyaknya siswa yang memiliki tinggi
Jadi, besar sudut antara bidang TBC dan bidang badan tidak kurang dari 160 cm
ABCD adalah 60°. 14
= 40 × 100%
16. Jawaban: e
= 35%
Nilai kurang dari 75 yang memenuhi adalah nilai
Jadi, persentase siswa yang memiliki tinggi badan
60, 65, dan 70.
tidak kurang dari 160 cm sebesar 35%.
Banyak siswa yang mendapat nilai 60 ada 5 orang.
Banyak siswa yang mendapat nilai 65 ada 7 orang. 20. Jawaban: e
Banyak siswa yang mendapat nilai 70 ada 3 orang.
Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi × x i
Banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari 75
4 3 12
= 5 + 7 + 3 = 15 orang. 5 6 30
Jadi, siswa yang mengikuti remedi sebanyak 6 12 72
15 orang. 7 9 63
8 7 56
17. Jawaban: d 9 3 27
Persentase siswa yang gemar sepak bola 40 260
= 100% – 25% – 15% – 20%
Modus = data yang memiliki frekuensi terbanyak
= 40%
=6
a −7
–x = 2n + 2n + 1 + 3n − 2 + n + 1
⎛ ⎞
⇔ 9,75 = 8,5 + ⎜ (a − 7) + (a − 5) ⎟ × 3 4
⎝ ⎠ 8n
⇔ 8= 4
⎛ a −7 ⎞
⇔ 9,75 – 8,5 = ⎜ ⎟ ×3
⎝ 2a − 12 ⎠ ⇔ 8n = 32
⇔ 1,25 × (2a – 12) = (a – 7) × 3 ⇔ n=4
⇔ 2,5a – 15 = 3a – 21 Data menjadi: 8, 9, 10, 5
⇔ 2,5a – 3a = –21 + 15 Σ(xi – –x)2 = (8 – 8)2 + (9 – 8)2 + (10 – 8)2 + (5 – 8)2
⇔ –0,5a = –6 = 0 + 1 + 4 + 9 = 14
⇔ a = 12
Σ(x i − x) 2 14
Jadi, nilai a yang memenuhi adalah 12. Variansi: s2 = = 4 = 3,5
n
27. Jawaban: b Jadi, variansi data tersebut adalah 3,5.
Kelas Ke- Data f fk ≤ 30. Jawaban: c
1 20–25 5 5
2 26–31 6 11 Data f xi fixi xi – x fi(xi – x )2
3 32–37 6 17
51–55 6 53 318 –10 600
4 38–43 10 27
56–60 4 58 232 –5 100
5 44–49 12 39 61–65 8 63 504 0 0
66–70 4 68 272 5 100
6 50–55 7 46 10 600
71–75 6 73 438
7 56–61 4 50
28 1.764 1.400
Jumlah 50
1.400
=
28
12 cm
= 50 = 5 2
D C
Jadi, simpangan baku data tersebut adalah 5 2 . 12 cm
L O L K
A K B O
B . Uraian
Jarak titik T terhadap ruas garis KL yaitu panjang
1. a. Kedudukan titik A terhadap garis BE ruas garis TO. Pada ΔKTL diketahui panjang:
Garis BE melalui titik B dan titik E, tetapi tidak
1) KL = AK 2 + AL2 = 62 + 62
melalui titik A. Dengan demikian, titik A
terletak di luar garis BE. = 36 + 36
b. Kedudukan titik B terhadap bidang ABGH
Bidang ABGH melalui titik A, titik B, titik G, = 72 = 6 2 cm
dan titik H. Dengan demikian, titik B terletak
2) TK = TA 2 − AK 2 = 122 − 62
pada bidang ABGH.
c. Kedudukan garis BG terhadap bidang ACGE = 144 − 36
Garis BG menembus bidang ACGE di titik G.
d. Kedudukan garis AD terhadap bidang BCHE = 108 = 6 3 cm
Garis AD sejajar garis EH, sedangkan garis 3) Panjang TL = TK sehingga ΔKTL merupakan
EH terletak pada bidang BCHE. Dengan segitiga sama kaki. Akibatnya titik O di tengah
demikian, garis AD sejajar dengan bidang ruas garis KL.
BCHE.
4) TO = TK 2 − KO2 = (6 3) 2 − (3 2) 2
2. Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
berikut. = 108 − 18 = 90 = 3 10 cm
H
G Jadi, jarak titik T terhadap ruas garis KL adalah
E F 3 10 cm.
6 cm
4. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
D C
2 cm H G O
P
4 cm O
A 12 cm B
E
F
Jarak titik E terhadap titik P yaitu panjang ruas P
garis EP. Oleh karena BP : PC = 2 : 1 maka P
2 D
panjang BP = 3 × 6 = 4 cm. Pada ΔEBP siku- C
1) EB = AB2 + AE 2 = 122 + 62
= 8 + 64 = 32–41 7
72 = 6 2 cm
Dengan demikian: 42–51 9
52–61 11
AO 2 2 1
sin α = TA = = 3 62–71 9
6 2
72–81 8
1
Jadi, nilai sin α adalah 3
. 82–91 1
12
fkM = 13
e
10 fMe = 13
8 p = 10
6 ⎛ 1n−f
k Me
⎞
Me = LMe + ⎜⎜ f ⎟
2
4 ⎟ ×p
⎝ M e ⎠
2
⎛ 25 − 13 ⎞
0 = 52,5 + ⎜ ⎟ × 10
22 – 31 32 – 41 42 – 51 52 – 61 62 – 71 72 – 81 82 – 91
⎝ 13 ⎠
Nilai = 52,5 + 9,23 = 61,73
7. a. Tabel distribusi berkelompok Jadi, rata-rata data 63,3, modus data 57,05, dan
median data 61,73.
Nilai Frekuensi
33–42 5 8. Berat Badan Frekuensi fk
43–52 8
53–62 13 45–49 4 4
63–72 7 50–54 12 16
73–82 11 55–59 15 31
83–92 6 60–64 18 49
65–69 6 55
70–74 5 60
b. Mean, modus, dan median
Nilai f fk x fx
33–42 5 5 37,5 187,5
Kuartil bawah = Q1
43–52 8 13 47,5 380 1
53–62 13 26 57,5 747,5 Letak Q1 = data ke- × 60
4
63–72 7 33 67,5 472,5
73–82 11 44 77,5 852,5 = data ke-15
83–92 6 50 87,5 525
Data ke-15 terletak di kelas interval 50–54.
50 3.165
L1 = 49,5
Mean fkQ = 4
Mean/rata-rata: 1
fQ1 = 12
3.165
x= = 63,3 p =5
50
⎛ 1 n − fk ⎞
Modus ⎜4 Q1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜ fQ ⎟ ×p
Mo terletak di kelas interval 53–62. ⎝ 1 ⎠
L = 52,5 ⎛ 15 − 4 ⎞
d1 = 13 – 8 = 5 = 49,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ 12 ⎠
d2 = 13 – 7 = 6
= 49,5 + 4,58 = 54,08
p = 10
⎛ d1 ⎞ Kuartil atas = Q3
Mo = L + ⎜ d + d ⎟ × p
⎝ 1 2⎠ 3
Letak Q3 = data ke- × 60 = data ke-45
4
⎛ 5 ⎞
= 52,5 + ⎜ ⎟ × 10 Data ke-45 terletak di kelas interval 60–64.
⎝5+6⎠
= 52,5 + 4,55 = 57,05 L3 = 59,5
Median fkQ = 31
3
1 fQ3 = 18
Median = nilai data ke- 2 × 50
p=5
= nilai data ke-25
Kaidah Pencacahan
mempelajari
Faktorial
Aturan Penjumlahan
Kombinasi
• Percobaan • Faktorial
• Diagram Pohon • Permutasi
• Aturan Penjumlahan • Permutasi Siklis
• Aturan Perkalian • Kombinasi
82 Kaidah Pencacahan
A. Pilihan Ganda dapat dibentuk dari keempat huruf tersebut ada
24 dengan perincian sebagai berikut.
1. Jawaban: e Kata dengan huruf pertama A ada 6 pada urutan
Banyak buku = 8 1–6.
Banyak catatan = 2 Kata dengan huruf pertama D ada 6 pada urutan
Banyak teks = 8 – 2 = 6 7–12.
Dari 2 buku catatan dan 6 buku teks dipilih 4 buku. Kata dengan huruf pertama K ada 6 pada urutan
Hasil pemilihan yang mungkin adalah: 13–18.
– 2 buku catatan dan 2 buku teks Kata dengan huruf pertama U ada 6 pada urutan
– 1 buku catatan dan 3 buku teks 19–24.
– 4 buku teks Kata dengan huruf pertama K ada 6 pada urutan
Jadi, jawaban yang benar adalah pilihan e. 13–18 dapat dituliskan sebagai berikut.
2. Jawaban: c Urutan ke 13 14 15 16 17 18
Sebuah bilangan disusun dengan syarat-syarat
Kata KADU KAUD KDAU KDUA KUAD KUDA
berikut.
1) Terdiri atas angka-angka 1, 2, 4, 5, dan 6. Jadi, berdasarkan urutan alfabetik kata KUDA
2) Bilangan ratusan berarti terdiri atas 3 angka. pada urutan ke-18.
3) Bilangan ganjil berarti angka terakhirnya 1 5. Jawaban: b
atau 5. Banyak pilihan baju ada 4.
4) Bernilai kurang dari 400 berarti angka Banyak pilihan kaus ada 5.
pertamanya 1 atau 2. Banyak pilihan baju atau kaus ada 4 + 5 = 9.
Bilangan 105 tidak memenuhi syarat pertama. Jadi, banyak pilihan baju atau kaus yang dapat
Bilangan 214 tidak memenuhi syarat ketiga. dipakai Rini adalah 9.
Bilangan 245 memenuhi semua syarat.
Bilangan 315 tidak memenuhi syarat pertama. 6. Jawaban: d
Bilangan 421 tidak memenuhi syarat keempat. Banyak pasangan sepatu ada 2 pilihan.
Jadi, salah satu bilangan yang mungkin adalah Banyak pasangan kaus kaki ada 5 pilihan.
245. Banyak pasangan sepatu dan kaus kaki ada 2 × 5
= 10 pilihan.
3. Jawaban: b Jadi, banyak pasangan sepatu dan kaus kaki yang
Banyak roti yang dibeli adalah 20. dapat dipakai Firman ada 10 pilihan.
Ada 3 pilihan rasa roti, masing-masing rasa
minimal dibeli 6 roti. 7. Jawaban: e
Sisa pilihan = 20 – 3 × 6 = 2 Jumlah anggota tim ada 6 + 4 = 10.
Komposisi pilihan 2 rasa roti yang mungkin Banyak pilihan ketua ada 10.
disajikan dalam tabel berikut. Banyak pilihan sekretaris ada 10 – 1 = 9.
Banyak pilihan ketua dan sekretaris ada 10 × 9 = 90.
No. Moka Cokelat Keju
Jadi, banyak pilihan untuk menjadi ketua dan
1. 2 0 0 sekretaris ada 90.
2. 1 1 0
3. 1 0 1 8. Jawaban: d
4. 0 2 0
5. 0 1 1 Banyak jalan yang menghubungkan kota A dan
6. 0 0 2 kota B ada 5.
Jadi, banyak komposisi roti yang mungkin adalah Banyak pilihan jalan untuk berangkat ada 5.
6. Banyak pilihan jalan untuk pulang ada 5 – 1 = 4.
Banyak pilihan jalan = 5 × 4 = 20
4. Jawaban: d Jadi, pilihan jalan yang dapat dilalui Dita sebanyak
Urutan huruf penyusun kata berdasarkan urutan 20.
alfabetik adalah A, D, K, dan U. Banyak kata yang
84 Kaidah Pencacahan
B. Uraian No. I II III Komposisi Hadiah
1. Banyak anggota laki-laki ada 4 anak yaitu Anto, 1. 9 1 0 (19, 11, 10)
Budi, Gani, dan Endro. 2. 8 2 0 (18, 12, 10)
Banyak anggota perempuan ada 3 anak yaitu Siti, 3. 7 3 0 (17, 13, 10)
Dita, dan Erna. 4. 7 2 1 (17, 12, 11)
Banyak pasangan laki-laki dan perempuan yang 5. 6 4 0 (16, 14, 10)
dapat mewakili tim adalah 4 × 3 = 12. 6. 6 3 1 (16, 13, 11)
a. Daftar pasangan laki-laki dan perempuan 7. 5 4 1 (15, 14, 11)
dalam bentuk tabel sebagai berikut. 8. 5 3 2 (15, 13, 12)
86 Kaidah Pencacahan
4. Jawaban: b 8. Jawaban: c
Akan dipilih 3 orang sebagai ketua, sekretaris, dan Posisi duduk berselang-seling:
bendahara. ahli gizi - dokter - ahli gizi - dokter - ahli gizi -
Pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara dokter - ahli gizi
merupakan pemilihan yang memperhatikan urutan Banyak kemungkinan susunan ahli gizi adalah 4P4.
(permutasi). Banyak kemungkinan susunan dokter adalah 3P3.
Banyak cara memilih 3 pengurus dari 6 pengurus Banyak kemungkinan susunan ahli gizi dan
= permutasi 3 unsur dari 6 unsur dokter:
= 6P3 4P4 × 3P3 = 4! × 3!
6! = 24 × 6
= (6 − 3)! = 144
6 × 5 × 4 × 3! Jadi, banyak kemungkinan posisi duduk ada 144.
= 3! 9. Jawaban: a
= 6 × 5 × 4 = 120 B, C, dan D selalu berdampingan berarti dianggap
Jadi, banyak hasil yang mungkin dari pemilihan 1 kelompok atau 1 unsur yaitu BCD.
pengurus adalah 120 cara. Banyak unsur yang disusun ada 4 yaitu A, BCD,
5. Jawaban: c E, dan F, berarti banyak cara menyusun ke-4 unsur
Peserta yang tersisa = 36 – 28 = 8 = 4P4 = 4!.
8! 8! Banyak cara menyusun B, C, dan D = 3P3 = 3!.
Banyak susunan juara = 8P5 = = 3! Banyak cara berfoto = 4P4 × 3P3
(8 − 5)!
8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3! = 4! × 3!
= 3! = 24 × 6 = 144
= 6.720 Jadi, cara berfoto ada 144.
Jadi, banyak susunan juara ada 6.720.
10. Jawaban: d
6. Jawaban: a Banyak susunan ketiga jenis buku ada 3P3 = 3!.
n + 1P3 = 8 × nP2 Banyak susunan 4 buku Matematika ada 4P4 = 4!.
(n + 1)! n! Banyak susunan 3 buku pengetahuan umum ada
⇔ (n + 1 − 3)! = 8 × (n − 2)!
3P3 = 3!.
(n + 1)! n! Banyak susunan 2 buku ensiklopedia ada 2P2 =
⇔ (n − 2)!
= 8 × (n − 2)!
2!.
(n + 1)! (n − 2)! Banyak susunan buku
⇔ (n − 2)! × =8 = 3! × 4! × 3! × 2!
n!
(n + 1) × n! = 6 × 24 × 6 × 2
⇔ n!
=8 = 1.728
⇔ n+1=8 Jadi, banyak susunan buku adalah 1.728.
⇔ n=7 11. Jawaban: a
Jadi, nilai n yang memenuhi adalah 8. Banyak susunan huruf yang dapat dibentuk dari
7. Jawaban: d kata ARJUNA
Masuk Keluar
= permutasi 6 elemen dengan 2 elemen sama
6!
3P1 3P2
= 2!
88 Kaidah Pencacahan
Banyak cara penempatan peserta ekspedisi Jadi, banyak susunan berfoto dengan dua
7C3 × 4C2 × 2C2 anak perempuan berdiri di ujung adalah 36.
7! 4! 2! 2. a. 10 × 9Cn = 3! × 10Cn + 1
= 3! × (7 − 3)! × 2!× (4 − 2)! × 2!× (2 − 2)!
10 × 9! 10!
7 × 6 × 5 × 4! 4 × 3 × 2! 2 ×1 ⇔ n! × (9 − n)! = 6 × (n + 1)!× (10 − n −1)!
= 3 × 2 × 1 × 4!
× 2 × 1 × 2!
× 2 × 1 × 0!
= 21 × 6 × 1 10! 6 10!
⇔ n! × (9 − n)! = n + 1 × n! × (9 − n)!
= 126
Jadi, banyak cara penempatan peserta ekspedisi 6
⇔ 1 = n +1
ada 126.
⇔ n+1=6
20. Jawaban: c ⇔ n=5
Banyak huruf ada 26. Jadi, nilai n = 5.
Banyak cara memilih 4 huruf dari 26 huruf ada
b. 2n + 1C2 = 3 × nP2
26C4.
Banyak angka ada 10. (2n + 1)! 3 × n!
Banyak cara memilih 4 angka dari 10 angka ada ⇔ 2! × (2n + 1 − 2)!
= (n − 2)!
10C4. (2n + 1)(2n)(2n − 1)! 3n(n − 1)(n − 2)!
Banyak cara menyusun 4 angka dan 4 huruf yang ⇔ 2(2n − 1)!
= (n − 2)!
sudah terpilih ada 8P8 = 8!. ⇔ (2n + 1) × n = 3n(n – 1)
Jadi, banyak kata sandi yang dapat disusun adalah ⇔ 2n + 1 = 3(n – 1)
26C4 × 10C4 × 8!. ⇔ 2n + 1 = 3n – 3
⇔ n=4
B. Uraian Jadi, nilai n = 4.
1. a. Menentukan banyak susunan dari lima anak 3. a. Bola merah ada 9 buah.
berdiri merupakan permasalahan permutasi. Banyak cara pengambilan tiga bola merah
Banyak susunan = 5P5 = 5! = kombinasi 3 dari 9
=5×4×3×2×1 = 9C3
= 120 9!
= 3! × (9 − 3)!
Jadi, banyak susunan berfoto yang mungkin
adalah 120. 9 × 8 × 7 × 6!
= 3 × 2 × 1 × 6!
b. Menentukan banyak susunan dari 2 anak laki-
laki di ujung dan 3 anak perempuan di antara- = 84
nya merupakan permasalahan permutasi. Jadi, banyak cara pengambilan ketiga bola
Banyak susunan = 2P2 × 3P3 merah adalah 84.
= 2! × 3! b. Dari tiga bola yang diambil, terambil 2 bola
=2×6 biru. Artinya, bola yang terambil 2 bola biru
= 12 dan 1 bola merah.
Jadi, banyak susunan berfoto dengan dua Banyak cara pengambilan 2 bola biru dan
anak laki-laki berdiri di ujung adalah 12. 1 bola merah
c. Menentukan banyak susunan dari 2 anak = 5C2 × 9C1
perempuan di ujung dan 3 anak lainnya di 5! 9!
= 2! × 3! × 1! × 8!
antara kedua anak perempuan tersebut
merupakan permasalahan permutasi. 5 × 4 × 3! 9 × 8!
Banyak susunan = 3P2 × 3P3 = 2 × 1 × 3! × 1 × 8!
3! = 10 × 9 = 90
= (3 − 2)! × 3!
Jadi, banyak cara pengambilan 2 bola biru
6 adalah 90.
= 1 ×6
= 36
90 Kaidah Pencacahan
Menentukan semua hasil menggunakan
tabel dan diagram pohon
Kaidah Pencacahan
Faktorial: n! = n × (n – 1) × (n – 2) × . . . × 3 × 2 × 1
n!
Permutasi, dirumuskan nPr =
(n − r)!
Permutasi dan Kombinasi
n!
Kombinasi, dirumuskan nCr =
r ! × (n − r)!
92 Kaidah Pencacahan
Banyak cara menyusun nomor lebih dari 500 Banyak cara mengadakan perjalanan dari A ke C
= 5 × 10 × 9 melalui B = 4 × 5 = 20.
= 450 cara Banyak cara mengadakan perjalanan dari C ke A
Jadi, ada 450 peserta ujian yang bernomor lebih melalui B dengan jalur yang berbeda = 4 × 3 =
dari 500. 12.
Banyak cara pulang–pergi dari A ke C melalui B
8. Jawaban: d
dengan jalur bus yang berbeda = 20 × 12 = 240.
Susunan kode kupon sebagai berikut.
Jadi, banyak pilihan jalan adalah 240.
Kode urutan ke-1 sampai ke-6.
11. Jawaban: d
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
13 × 12 × 11 × 10 × 3 × 2 × 1
2 3
13 × 12 × 11 × 10 × 9 × × 3 × 2 × 1
3P3 = 6 cara = 9 × × 3 × 2 ×1
×3×2×1
Kode urutan ke-7 sampai ke-9. 13!
= 9! × 3!
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
13! × 3!
2 5 = 9!
3! = 3 cara 13! × 3!
2!
Jadi, 13 × 12 × 11 × 10 × 3 × 2 × 1 = 9!
.
Kode urutan ke-10 sampai ke-12. 12. Jawaban: c
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 1 4 10 4
– = –
2 8 9! 10! 10 × 9! 10!
3! 10 4
2!
= 3 cara
= 10! – 10!
6
Kode urutan ke-13 sampai ke-36. = 10!
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 3 × 2 ×1
= 10!
3
3!
4P4 = 24 cara = 10!
1 4 3!
Kode urutan ke-37 sampai ke-39. Jadi, – = 10! .
9! 10!
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 13. Jawaban: d
5 2 Banyak cara menempatkan tamu ke dalam kamar
3! = 3 cara merupakan permasalahan permutasi yaitu
2!
permutasi 3 tamu dari 8 kamar yang tersedia.
Kode urutan ke-40 adalah 53238. Banyak cara menempatkan tamu:
Kode urutan ke-41 adalah 53283. 8!
Jadi, kode 53283 pada urutan ke-41. 8P 3 = (8 − 3)!
8 × 7 × 6 × 5!
9. Jawaban: d = 5!
Juara I dapat dipilih dari 10 finalis. =8×7×6
Juara II dapat dipilih dari 9 finalis.
= 336
Juara III dapat dipilih dari 8 finalis.
Jadi, banyak cara menempatkan tamu ada 336.
Banyak susunan juara = 10 × 9 × 8 = 720
Jadi, banyak susunan juara yang mungkin terjadi 14. Jawaban: c
adalah 720. Banyak cara duduk berjajar pada bangku panjang
merupakan permasalahan permutasi.
10. Jawaban: c
Banyak cara duduk 2 laki-laki di ujung kiri dan
A ⎯→ B ⎯→ C kanan bangku adalah 2P2 = 2!.
Banyak cara duduk 4 perempuan di antara kedua
A ←⎯ B ←⎯ C
laki-laki adalah 4P4 = 4!.
94 Kaidah Pencacahan
21. Jawaban: d 3 7×6×5
= 1 × 3×2×1
Ketua dan sekretaris dipandang sebagai 1 unsur
sehingga permasalahan menjadi permutasi siklis = 3 × 35 = 105
dari 5 unsur. Jadi, banyak tim yang dapat dibentuk ada 105.
Banyak susunan duduk ketua dan sekretaris = 2P2
26. Pelat nomor kendaraan di suatu kota terdiri atas
= 2!.
4 huruf dan 4 angka. Setiap nomor kendaraan
Banyak susunan duduk dari keenam pengurus:
diawali huruf AD dan diakhiri dua huruf lain yang
= 2P2 × (5 – 1)! = 2! × 4!
berlainan. Jika angka setiap pelat nomor berlainan,
= 2 × 24 = 48 cara banyak cara menyusun pelat nomor ada . . . .
Jadi, banyak cara duduk ada 48 cara. a. 225 × 10C4 cara
22. Jawaban: b b. 552 × 10C4 cara
Banyak warna = 7 c. 225 × 10P4 cara
7! 7×6
Banyak warna baru = 7C2 = = 2× 5
= 21 d. 525 × 10P4 cara
2! × 5!
Jadi, banyak warna baru yang dapat dibuat adalah e. 552 × 10P4 cara
21. 27. Diketahui 5 buku yang berbeda. Dari 5 buku
23. Jawaban: d tersebut diambil 3 buku dan diletakkan secara
Banyak cara memilih 3 orang dari 10 orang yang berderetan. Banyak cara mengambil dan
ada merupakan masalah kombinasi. meletakkan buku tersebut adalah . . . .
10! a. 10 d. 60
Banyak cara = 10C3 = 3! × 7! b. 20 e. 120
c. 40
10 × 9 × 8 × 7!
= 3 × 2 × 1 × 7! = 120
28. Jawaban: a
Jadi, banyak cara memilih ada 120. 8 orang dipilih untuk menempati kamar I, II, dan
24. Jawaban: b III secara berurutan.
Dari 14 soal sebanyak 4 soal terakhir harus Kamar I Kamar II Kamar III
dikerjakan, artinya tersisa 10 pilihan soal. Oleh (2 orang) (3 orang) (3 orang)
karena harus mengerjakan 10 soal maka masih 8C2 cara 6C3 cara 3C3 cara
harus memilih 6 soal untuk dikerjakan.
Banyak pilihan 6 soal dari 10 soal tersisa adalah Banyak cara penempatan peserta wisata
= 8C2 × 6C3 × 3C3
10!
10C6 = 6! × (10 − 6)! 8! 6! 3!
= 2! × 6! × 3! × 3! × 3! × 0!
10!
= 8×7 6×5× 4 1
6! × 4! = 2 ×1 × 3 × 2 ×1 × 1
10 × 9 × 8 × 7 × 6!
= 6!× 4 × 3 × 2 × 1 = 28 × 20 × 1
= 10 × 3 × 7 = 210 = 560
Jadi, banyak kemungkinan komposisi soal yang Jadi, banyak cara penempatan peserta wisata ada
dikerjakan Radit adalah 210. 560.
25. Jawaban: a 29. Jawaban: e
Ada 10 siswa (7 putra dan 3 putri). Mobil pertama mampu menampung 5 orang,
Tim yang terbentuk beranggotakan 2 siswa putri sedangkan mobil kedua 6 orang.
dan 3 siswa putra. Ada dua pilihan pembagian penumpang yaitu
Banyak cara memilih 2 siswa putri dan 3 siswa mobil pertama 5 orang dan mobil kedua 5 orang
putra. atau mobil pertama 4 orang dan mobil kedua 6
= 3C2 × 7C3 orang.
3! 7! Banyak cara memlih 5 orang untuk mobil pertama
= × 3! × 4! dan 5 orang untuk mobil kedua adalah 10C5 × 5C5.
2! × 1!
96 Kaidah Pencacahan
d. Bernilai antara 4.000 dan 6.000, maka banyak 6. Orang-orang dari 4 negara duduk secara
pilihan angka pertama ada 2 yaitu 4 atau 5. melingkar dengan (4 – 1)! = 3!.
Tidak ada angka yang sama, maka banyak 3 orang dari Amerika dapat duduk dengan 3! cara.
pilihan angka kedua, ketiga, dan keempat 2 orang dari Irlandia dapat duduk dengan 2! cara.
berturut-turut 5, 4, dan 3. 4 orang dari Korea dapat duduk dengan 4! cara.
Banyak bilangan = 2 × 5 × 4 × 3 2 orang dari Filipina dapat duduk dengan 2! cara.
= 180 Banyak cara duduk 11 orang
Jadi, banyak bilangan yang dapat dibuat = 3! × 3! × 2! × 4! × 2!
adalah 180. = 6 × 6 × 2 × 24 × 2
= 3.456 cara
4. a. Novi dan Tyas berdekatan dianggap sebagai
Jadi, banyak cara peserta duduk adalah 3.456.
1 unsur.
Permasalahan menjadi permutasi dari 6 – 1 7. a. Banyak cara memilih 6 orang dari 9 orang
= 5 unsur yaitu ada 5P5 cara. yang ada:
Penyusunan Novi dan Tyas yang berdekatan 9! 9×8×7
ada 2P2 cara. 9C6 = 6!× 3! = 3 × 2 × 1 = 84
Banyak cara menyusun Jadi, banyak cara menunjuk anggota ada 84
= 2P2 × 5P5 cara.
= 2! × 5! b. Banyak cara menunjuk (6 – 2) orang dari
= 2 × 1 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 240 (9 – 2) orang yang ada:
Jadi, banyak susunan duduk dengan Novi 7! 7×6×5
7C4 = 4!× 3! = 3 × 2 × 1 = 35
dan Tyas selalu berdekatan ada 240.
Jadi, banyak cara menunjuk anggota dengan
b. Banyak susunan duduk 6 orang
dua sudah pasti ditunjuk ada 35 cara.
= 6P6
c. Banyak cara menunjuk 6 orang dari (9 – 1)
= 6!
orang yang ada:
=6×5×4×3×2×1
8! 8×7
= 720 8C6 = 6! × 2! = 2 × 1 = 28
Banyak susunan 6 orang dengan Dewi dan Jadi, banyak cara menunjuk anggota dengan
Heni tidak berdekatan satu orang tidak ditunjuk ada 28 cara.
= 2P2 × 5P5
8. a. 3 × nC3 = n + 1P2
= 2! × 5!
=2×1×5×4×3×2×1 3 × n! (n + 1)!
⇔ 3! × (n − 3)!
=
= 240 (n + 1 − 2)!
Jadi, banyak susunan duduk 6 orang dengan 3 × n! (n + 1)!
Dewi dan Heni tidak berdekatan ada 720 – 240 ⇔ = (n − 1)!
6(n − 3)!
= 480 cara. n! (n + 1)n!
⇔ = (n − 1)(n − 2)(n − 3)!
2(n − 3)!
5. Susunan balon
dipandang 1 unsur karena ⇔ (n – 1)(n – 2) = 2(n + 1)
saling berdekatan
⇔ n2 – 3n + 2 = 2n + 2
K MMKMKMM 3B K ⇔ n2 – 5n = 0
8 unsur ⇔ n(n – 5) = 0
⇔ n = 0 atau n = 5
Banyak cara menyusun balon merupakan
permutasi 8 unsur dengan 5 unsur sama dan nC 3 mempunyai syarat n ≥ 3 dan n + 1 P 2
2 unsur sama. mempunyai syarat n + 1 ≥ 2 atau n ≥ 1
Banyak cara menyusun balon sehingga nilai n = 5.
8! n! (n − 1)!
= b. Nilai + .
5! × 2! 3! × (n − 1)! n! × 2!
8 × 7 × 6 × 5! n! (n − 1)! 5! (5 − 1)!
= = 168 + = + 5! × 2!
5! × 2 × 1 3! × (n − 1)! n! × 2! 3! × (5 − 1)!
Jadi, banyak cara menyusun balon ada 168 cara.
98 Kaidah Pencacahan
A. Pilihan Ganda Oleh karena terdapat 10 komposisi toping 3 donat
1. Jawaban: c tambahan yang akan dibeli maka komposisi banyak
Sebuah bilangan disusun dengan syarat-syarat donat yang mungkin dibeli Mira ada 10.
berikut. Jadi, terdapat 10 komposisi donat yang mungkin
1) Terdiri atas empat angka berbeda. dibeli Mira.
2) Bilangan genap. 3. Jawaban: e
3) Bernilai kurang dari 4.000. Menu makanan ada 6 pilihan.
Bilangan 2.845 tidak memenuhi syarat kedua. Menu minuman ada 8 pilihan.
Bilangan 2.582 tidak memenuhi syarat pertama. Banyak pasangan menu makanan dan minuman
Bilangan 3.814 memenuhi ketiga syarat di atas. = 6 × 8 = 48
Bilangan 3.749 tidak memenuhi syarat kedua. Jadi, terdapat 48 pasang menu makanan dan
Bilangan 4.258 tidak memenuhi syarat ketiga. minuman yang dapat dipilih pelanggan.
Jadi, salah satu bilangan yang mungkin adalah
4. Jawaban: a
3.814.
Perjalanan pergi:
2. Jawaban: a Dari kota A–kota C ada 4 jalur bus
Jumlah donat yang dibeli Mira = 18 Dari kota C–kota B ada 5 jalur bus
Mira membeli paling sedikit 5 buah untuk setiap jenis Perjalanan pulang:
toping sehingga sebanyak 15 donat yang terdiri atas Dari kota B–kota C ada 4 jalur bus
5 donat toping keju, 5 donat toping cokelat, dan Dari kota C–kota A ada 3 jalur bus
5 donat toping misis sudah pasti dibeli Mira. Banyak jalur bus = 4 × 5 × 4 × 3 = 240
Dengan demikian, sebanyak 3 donat belum Jadi, terdapat 240 pilihan jalur bus dari kota A ke
diketahui komposisi masing-masing toping yang kota B pergi pulang dengan tidak menggunakan
akan dibeli Mira. jalur bus yang sama lebih dari sekali.
Komposisi toping 3 donat tambahan tersebut
5. Jawaban: c
dapat dicari menggunakan cara berikut.
Bendahara harus perempuan maka banyak pilihan
Keju (k) Cokelat (c) Misis (m) Komposisi Toping
bendahara ada 5.
0 3 ⎯
⎯
⎯→ (0k, 0c, 3m) Banyak pilihan ketua setelah pemilihan bendahara
1 2 ⎯
⎯
⎯→ (0k, 1c, 2m) ada 4 + 5 – 1 = 8.
0
2 1 ⎯
⎯
⎯→ (0k, 2c, 1m) Banyak pilihan bendahara dan ketua ada 5 × 8 =
3 0 ⎯
⎯
⎯→ (0k, 3c, 0m)
40.
⎯
⎯
⎯→
Jadi, banyak hasil pemilihan yang mungkin ada 40.
0 2 (1k, 0c, 2m)
1 1 1 ⎯
⎯
⎯→ (1k, 1c, 1m) 6. Jawaban: b
2 0 ⎯
⎯
⎯→ (1k, 2c, 0m)
Dari 8 angka yang tersedia akan dibuat bilangan
⎯
⎯
⎯→
terdiri atas tiga angka berlainan yang bernilai
0 1 (2k, 0c, 1m)
2 antara 300 dan 700.
1 0 ⎯
⎯
⎯→ (2k, 1c, 0m)
Angka pertama (ratusan) adalah 3, 4, atau 6, berarti
3 0 0 ⎯
⎯
⎯→ (3k, 0c, 0m) ada 3 pilihan.
Peluang Kejadian
mempelajari
mencakup mencakup
terdiri atas
Frekuensi Relatif Saling Lepas
terdiri atas
Frekuensi Harapan
Saling Bebas
Bersyarat
4 × 3 × 2! 6 × 5 × 4!
= 2 ×1× 2! = 2 × 1 × 4!
=6 = 15
Ruang sampel S = kejadian terambil 2 kartu dari Ruang sampel (S) = kejadian pengambilan 2 huruf
12 kartu. dari 9 huruf yang tersedia
n(S) = 12C2 n(S) = banyak cara mengambil 2 huruf dari 9 huruf
n(S) = 9C2
12!
= 2!(12 − 2)! 9!
= 2!(9 − 2)!
12 × 11 × 10!
= 2 × 1 × 10! 9 × 8 × 7!
= 2 × 1 × 7!
= 66
Peluang terpilihnya 2 kartu kelipatan 3 dari 12 = 36
kartu yang tersedia: Peluang terambil 2 huruf konsonan:
n(A) 6 1 n(K) 15 5
P(A) = = 66 = 11 P(K) = n(S) = 36 = 12
n(S)
Jadi, peluang terambil 2 kartu kelipatan 3 adalah Frekuensi harapan terambil 3 huruf konsonan:
Fh(K) = n × P(K)
1
11
. 5
⇔ 25 = n × 12
11. Jawaban: a 12
A = kejadian terpilih dua orang merupakan suami ⇔ n = 25 × 5 = 60
istri Jadi, pengambilan 2 huruf tersebut dilakukan
= kejadian terpilih 1 pasangan suami istri dari sebanyak 60 kali.
6 pasang suami istri
13. Jawaban: b
n(A) = 6C1 = 6
Jumlah orang = 4 + 3 + 5 = 12
n(S) = banyak cara memilih dua orang dari 6 Ruang sampel S = kejadian terpilih 6 orang dari
pasangan suami istri (12 orang) 12 orang ahli.
= 12C2 = 66 n(S)= banyak cara memilih 6 orang dari 12 orang.
n(A) 6 1 = 12C6
P(A) = = 66 = 11
n(S) 12!
= 6!(12 − 6)!
Jadi, peluang terpilih dua orang merupakan suami
1 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6!
istri adalah 11 . = 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 6!
= 2 × 11 × 2 × 3 × 7
= 924
Mata Uang
Kejadian terambil satu kelereng merah pada kotak I
tidak akan mempengaruhi peluang terambil satu A (A, 1) (A, 2) (A, 3) (A, 4) (A, 5) (A, 6)
kelereng biru pada kotak II, begitu sebaliknya. G (G, 1) (G, 2) (G, 3) (G, 4) (G, 5) (G, 6)
Dengan demikian, dua kejadian tersebut
merupakan dua kejadian saling bebas. n(S) = 12
P(A ∩ B) = P(A) × P(B) Misalkan:
3 1 A = kejadian muncul gambar pada uang logam
= 5 × 2 A = {(G, 1), (G, 2), (G, 3), (G, 4), (G, 5), (G, 6)}
3 n(A) = 6
= 10 B = kejadian muncul bilangan ganjil pada dadu
Jadi, peluang terambil kelereng merah dari kotak B = {(A, 1), (G, 1), (A, 3), (G, 3), (A, 5), (G, 5)}
3 n(B) = 6
I dan kelereng biru dari kotak II adalah 10 . P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
n(A) n(B)
4. Jawaban: d = ×
n(S) n(S)
Banyak lampu = 30
6 6
n(S) = 30 = × 12
12
Banyak bohlam lampu mati = 4
1
n(A) = 4 = 4
Misalkan: Jadi, peluang muncul sebuah gambar pada uang
K1 = kejadian terambil bohlam lampu pertama logam dan bilangan ganjil pada sebuah dadu
mati 1
K2 = kejadian terambil bohlam lampu kedua mati adalah 4 .
setelah bohlam lampu mati pertama terambil 6. Jawaban: e
P(K1) = peluang terambil bohlam lampu pertama Misalkan:
mati S = jumlah peserta didik dalam satu kelas
n(A) 4 2 n(S) = 36
= = 30 = 15
n(S) A = peserta didik yang menyukai matematika
P(K2|K1) = peluang terambil bohlam lampu n(A) = 20
kedua mati setelah bohlam lampu B = peserta didik yang menyukai biologi
pertama mati terambil n(B) = 25
n(A) − 1 3
A ∩ B = peserta didik yang menyukai matematika
= n(S) − 1 = 29 dan biologi
n(A ∩ B) = 12
Peluang kedua-duanya terambil bohlam lampu
(A ∪ B)′ = peserta didik yang tidak menyukai
mati:
keduanya
P(K1 ∩ K2) = P(K1) × P(K2|K1)
n(A ∪ B)′ = n(S) – [n(A) + n(B) – n(A ∩ B)]
2 3 = 36 – (20 + 25 – 12)
= 15 × 29
= 36 – 33
2 =3
= 145
n(A∪ B)′
Jadi, peluang kedua-duanya terambil bohlam P(A ∪ B)′ = n(S)
2 3 1
lampu mati adalah 145 . = = 12
36
Jadi, peluang peserta didik yang tidak menyukai
1
keduanya adalah 12 .
12. Jawaban: b 2 2 2 6 2
= 27 + 27 + 27 = 27 = 9
Misalkan:
A = kejadian Rika lulus SBMPTN 2
Jadi, peluang terambil satu kartu merah adalah 9 .
P(A) = 0,34
Banyak kejadian A
Frekuensi Relatif: Fr = Banyak percobaan
n(A)
Peluang Suatu Kejadian: P(A) = n(S)
Peluang Suatu
Kejadian
Peluang Kejadian
Peluang Kejadian
Majemuk
117
P(A | B) = P(B)
A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: a
1. Jawaban: d S = ruang sampel → n(S) = 36
A → AAAA Misalnya A = kejadian muncul dua mata dadu
A berjumlah kurang dari 5
G → AAAG
A A = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (1, 3), (3, 1), (2, 2)}
A → AAGA
G n(A) = 6
G → AAGG
n(A) 6 1
A A → AGAA P(A) = = 36 = 6
n(S)
A
G → AGAG Banyak percobaan (n) = 480
G A → AGGA
G Fh(A) = P(A) × n
G → AGGG 1
= 6 × 480
A → GAAA
A = 80 kali
G → GAAG
A Jadi, frekuensi harapan muncul dua mata dadu
A → GAGA
G berjumlah kurang dari 5 adalah 80 kali.
G → GAGG
G A → GGAA
4. Jawaban: e
A Misalkan:
G → GGAG
A = ayam broiler yang sudah siap potong dalam
G A → GGGA waktu 5–6 minggu.
G
G → GGGG n = 4.000
n(S) = 16 86 43
Misalkan: P(A) = 86% = 100 = 50
A = kejadian muncul paling sedikit 3 angka. Fh(A) = P(A) × n
A = {AAAA, AAAG, AAGA, AGAA, GAAA}
n(A) = 5 = × 4.000
n(A) 5 = 3.440
P(A) = = 16
n(S) Ayam yang belum siap potong usia 5–6 minggu
Jadi, peluang muncul paling sedikit 3 angka = 4.000 – 3.440 = 560 ekor
5 Jadi, banyak ayam yang belum siap potong usia
adalah 16 . 5–6 minggu adalah 560 ekor.
2. Jawaban: c 5. Jawaban: c
Satu set lengkap kartu brigde terdiri atas 52 kartu, Ruang sampel urutan dua anak dengan satu anak
dan 4 di antaranya adalah kartu AS. laki-laki
Misalnya A = kejadian terambil kartu AS S = {LP, PL, LL} ⇒ n(S) = 3
n(A) = 4 A = kejadian 2 anak berjenis kelamin laki-laki
n(S) = 52 = {LL}
n(A) 4 n(A) = 1
P(A) = = 52
n(S) n(A) 1
Peluang kartu yang terambil bukan kartu AS = P(A) = = 3
n(S)
P(A′). 1
Jadi, peluang semuanya anak laki-laki 3 .
4 48 12
P(A′) = 1 – P(A) = 1 – 52
= 52
= 13
Jadi, peluang kartu yang terambil bukan kartu AS
12
adalah 13 .
6 × 5 × 4! 5 × 4 × 3! 4 × 3!
= 2! × 4! = 3! × 2!
× 3! × 1!
3 5× 4
6 ×5 = 2 ×1 × 4
= = 15
2 ×1
= 10 × 4 = 40
n(C) 15
P(C) = n(S) = 330 n(B) 40
P(B) = n(S) = 455
Peluang terpilih paling banyak 2 wanita: C = kejadian terambil 3 buku Sejarah
P = P(A) + P(B) + P(C) n(C) = 5C3
150 100 15
= 330 + 330 + 330 5!
= (5 − 3)! × 3!
265 53
= 330 = 66 5 × 4 × 3!
= 2! × 3!
Jadi, peluang terpilih paling banyak 2 wanita
2
53 5× 4
sebesar 66 . =
2 ×1
= 10
23. Jawaban: b
Jumlah buku = 6 + 4 + 5 = 15 n(C) 10
P(C) = n(S) = 455
Dari 15 buku diambil 3 buku secara acak.
n(S) = 15C3 Peluang terambil paling sedikit 2 buku Sejarah:
P = P(A) + P(B) + P(C)
15!
= (15 − 3)! × 3! 60 40 10
= 455 + 455 + 455
15 × 14 × 13 × 12! 110
= 12! × 3! = 455
5
15 × 7 14 × 13 22
= = 91
3 × 2 ×1
= 5 × 7 × 13 = 455 Jadi, peluang terambil paling sedikit 2 buku
22
Sejarah sebesar 91 .
Misalkan:
3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6)
A = kejadian terambil kedua manik-manik
4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6) bewarna merah
5 (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6) n(A) = banyak cara mengambil 2 manik-
6 (6, 1) (6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6) manik merah dari 5 manik-manik
merah
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), n(A) = 5C2
(1, 6), (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), 5!
(2, 6), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), = 2! × (5 − 2)!
(3, 6), (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5),
5 × 4 × 3!
(4, 6), (5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), = 2 × 1 × 3!
(5, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), = 10
(6, 6)}
n(A) 10 1
n(S) = 36 P(A) = n(S) = 190 = 19
b. Misalkan:
Jadi, peluang terambil kedua-duanya manik-
A = kejadian muncul jumlah kedua mata dadu
1
lebih besar dari 10 manik bewarna merah adalah 19 .
A = {(6, 5), (5, 6), (6, 6)} b. Misalkan:
n(A) = 3 B = kejadian terambil 1 manik-manik
n(A) 3 1 warna biru dan 1 manik-manik warna
P(A) = n(S) = 36 = 12
kuning
Jadi, peluang muncul jumlah kedua mata n(B) = banyak cara mengambil 1 dari 8
1 manik-manik biru dan 1 dari 7
dadu lebih besar dari 10 adalah 12 . manik-manik kuning.
n(B) = 8C1 × 7C1
c. Frekuensi harapan muncul jumlah kedua
mata dadu lebih besar dari 10 adalah 24 =8×7
Fh(A) = n × P(A) = 56
2. Jawaban: c c 3
pq = a = 1 = 3
Menentukan invers f(x). Misalkan y = f(x) maka:
3x − 1 Persamaan kuadrat baru yang dicari akar-akarnya
y= 2x + 1 1 1
dan q .
⇔ y(2x + 1) = 3x – 1 p
⇔ 2xy + y = 3x – 1 1 1 q p p+q 6
+ q = pq + pq = pq = 3 = 2
⇔ 2xy – 3x = –y – 1 p
⇔ x(2y – 3) = –y – 1 1 1 1 1
× q = pq = 3
−y − 1 p
⇔ x = 2y − 3 Persamaan kuadrat baru:
y +1 1 1 1 1
⇔ x = 3 − 2y x2 – ( p + q )x + ( p × q ) = 0
1
y +1 ⇔ x2 – 2x + 3 = 0
⇔ f –1(y) = 3 − 2y
⇔ 3x2 – 6x + 1 = 0
x +1 Jadi, persamaan kuadrat barunya adalah 3x2 – 6x
⇔ f –1(x) = 3 − 2x
+ 1 = 0.
x +1 3
Jadi, bentuk f –1(x) adalah 3 − 2x ; x ≠ . 5. Jawaban: c
2
Pada fungsi kuadrat f(x) = –x2 + 2x + 6 diketahui
3. Jawaban: b a = –1, b = 2, dan c = 6.
Pada persamaan kuadrat –x2 + 4x – 1 = 0 diketahui Koordinat titik puncak (xP, yP) dengan:
a = –1, b = 4, dan c = –1. b 2 2
Akar-akar persamaan kuadrat –x2 + 4x – 1 = 0 xP = – = – 2( −1) = – =1
2a −2
adalah α dan β maka: yP = f(1) = –(1)2 + 2(1) + 6 = –1 + 2 + 6 = 7
b 4 c −1
α+β= –a = – −1 = 4 dan αβ = = =1 Jadi, koordinat titik puncaknya (1, 7).
a −1
B
4
DP B 3
A 2 C
0 9 X A
0 X
8 9 12
Titik pojok DP adalah A(9, 0), B, dan C(0, 20). Dari gambar tersebut disimpulkan bahwa ketiga
Titik B merupakan perpotongan antara garis garis berpotongan di satu titik. Dengan demikian,
4x + 2y = 40 dan 36x + 9y = 324. cukup dicari titik potong antara garis x + 2y = 8
Koordinat titik B dicari dengan cara berikut. dan x + 6y = 12 saja.
4x + 2y = 40 × 9 36x + 18y = 360 x + 2y = 8
36x + 9y = 324 × 1 36x + 9y = 324 x + 6y = 12
–––––––––––––– – ––––––––––– –
–4y = –4
9y = 36
⇔ y=1
⇔ y=4
y = 1 sehingga:
Substitusikan y = 4 ke dalam persamaan 4x + 2y = 40.
x + 2y = 8
4x + 2y = 40
⇔ x+2=8
⇔ 4x + 2 × 4 = 40
⇔ x=6
⇔ 4x + 8 = 40
Diperoleh titik potong (6, 1).
⇔ 4x = 32
Uji titik-titik pojok ke dalam fungsi f(x, y) =
⇔ x=8
7.000x + 15.000y.
Diperoleh koordinat titik B(8, 4).
Uji titik pojok ke fungsi objektif f(x, y) = 6x + 2y. Titik Pojok f(x, y) = 7.000x + 15.000y
A(12, 0) 7.000 × 12 + 15.000 × 0 = 84.000
Titik Pojok f(x, y) = 6x + 2y B(0, 4) 7.000 × 0 + 15.000 × 4 = 60.000
O(0, 0) 6×0+2×0=0 C(6, 1) 7.000 × 6 + 15.000 × 1 = 57.000
A(9, 0) 6 × 9 + 2 × 0 = 54
B(8, 4) 6 × 8 + 2 × 4 = 56 Nilai paling kecil adalah Rp57.000,00.
C(0, 20) 6 × 0 + 2 × 20 = 40 Jadi, biaya minimum yang harus dikeluarkan Pak
Diperoleh nilai maksimum 56. Rifan adalah Rp57.000,00.
Jadi, nilai maksimum fungsi objektif tersebut 12. Jawaban: c
adalah 56.
⎛ y −4 ⎞ ⎛ y 0⎞
11. Jawaban: e B= ⎜ ⎟ maka BT = ⎜ −4 x ⎟
Misalkan: x = berat pakan jenis A ⎝0 x ⎠ ⎝ ⎠
y = berat pakan jenis B 2A – BT = C
Dari permasalahan tersebut diperoleh hubungan ⎛ 5x − 2 3 ⎞ ⎛ y 0 ⎞ ⎛ 13 6 ⎞
berikut. ⇔ 2⎜
2y ⎟⎠ ⎜⎝ −4 x ⎟⎠ ⎜⎝ 12 10 ⎟⎠
– =
⎝ 4
Jenis Pakan Protein Karbohidrat Lemak Harga
A 1x 1x 1x 7.000x ⎛ 10x − 4 6 ⎞ ⎛ y 0 ⎞ ⎛ 13 6 ⎞
⇔ ⎜ 8 4y ⎟⎠ ⎜⎝ −4 x ⎟⎠ ⎜⎝ 12 10 ⎟⎠
B 2y 6y 3y 15.000y – =
Batasan 8 12 9 ⎝
Menentukan nilai limit fungsi menuju ke tak Jadi, nilai lim ( 4x 2 − 16x − 3 − 2x − 1) = –5.
x → ∞
hingga:
lim ( 4x 2 − 16x − 3 − 2x − 1) 20. Jawaban: a
x → ∞ 2x − 3
g(x) = 4x + 1
2
= lim ( 4x − 16x − 3 − (2x + 1)) u(x)
x → ∞ Fungsi g dapat dituliskan g(x) = v(x) dengan
4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1) u(x) = 2x – 3 dan v(x) = 4x + 1.
× 2
4x − 16x − 3+ (2x + 1) Turunan u(x) = 2x – 3 adalah u′(x) = 2.
Turunan v(x) = 4x + 1 adalah v′(x) = 4.
( 4x 2 − 16x − 3) 2 − (2x + 1)2 Diperoleh:
= lim ← Ingat (a + b)(a – b) = a2 – b2
x → ∞ ( 4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1))
u ′(x) × v(x) − u(x) × v ′(x)
g′(x) = (v(x))2
(4x 2 − 16x − 3) − (4x 2 + 4x + 1)
= lim
x → ∞ ( 4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1)) 2 × (4x + 1) − (2x − 3) × 4
= (4x + 1) 2
2 2
4x − 16x − 3 − 4x − 4x − 1
= lim 8x + 2 − 8x + 12
x → ∞ ( 4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1)) = (4x + 1) 2
1 14
−20x − 4 x = (4x + 1)2
= lim × 1
x → ∞ ( 4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1))
x
Jadi, turunan pertama fungsi g(x) adalah g′(x) =
−20 − 4 × 1 14
x
(4x + 1) 2
.
= lim
x → ∞ 1 1 1 1
4x 2 × − 16x × − 3× + (2 + 1 × ) 21. Jawaban: e
x2 x 2
x 2 x
f(x) = x2 + 4x – 5
−20 − 4× lim
1 Turunan fungsi f(x):
x →∞ x f′(x) = 2x + 4
= 1 1 1
4 − 16x × lim 2 − 3× lim 2 + (2 + 1× lim ) Garis y = 2x – 4 bergradien 2. Oleh karena garis
x →∞x x →∞x x →∞x
singgung sejajar garis tersebut, maka gradien garis
−20 − 4 × 0 singgung adalah m = 2.
= 4 − 16x × 0 − 3 × 0 + (2 + 1× 0) m = f′(x) ⇔ 2 = 2x + 4
⇔ –2x = 2
−20
= = –5 ⇔ x = –1
4 +2
f(–1) = (–1)2 + 4 × (–1) – 5
Alternatif penyelesaian = 1 – 4 – 5 = –8
lim ( 4x 2 − 16x − 3 − 2x − 1) Garis singgung melalui titik (–1, –8) dan ber-
x → ∞ gradien m = 2.
Persamaan garis singgung:
⇔ lim 4x 2 − 16x − 3 − (2x + 1)2 y – y1 = m(x – x1)
x → ∞
⇔ y – (–8) = 2(x – (–1))
⇔ lim 4x 2 − 16x − 3 − 4x 2 + 3x + 1 ⇔ y + 8 = 2(x + 1)
x → ∞ ⇔ y + 8 = 2x + 2
Diketahui a = p = 4, b = –16, dan q = 4. ⇔ y = 2x – 6
Jadi, persamaan garis singgungnya y = 2x – 6.
A B A B
(3) (4)
298 Silabus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/1
Alokasi Waktu : 16 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
3.1 Mendeskripsikan jarak dalam Dimensi Tiga • Mengamati permasa- • Sikap • Observasi/ • Lembar 16 JP 1. Buku Matematika
ruang (antartitik, titik ke • Kedudukan Titik, lahan sehari-hari yang • Pengetahuan Pengamatan Pengamatan SMA/MA Kelas XII,
garis, dan titik ke bidang). Garis, dan Bidang berkaitan dengan dimensi • Keterampilan • Tertulis • Ulangan Kementerian
4.1 Menentukan jarak dalam • Jarak Titik, Garis, tiga. • Praktik • Penugasan Pendidikan dan
ruang (antartitik, titik ke dan Bidang • Mengamati posisi bol- • Produk Kebudayaan
garis, dan titik ke bidang). • Sudut Garis dan poin di atas keyboard • Proyek Republik Indonesia
Bidang laptop dan kedudukan 2. Buku Guru Mate-
bolpoin terhadap salah matika SMA/MA
satu tombol keyboard, Kelas XII, Kemen-
papan keyboard dan terian Pendidikan
layar monitor. dan Kebudayaan
• Menjelaskan kedudukan Republik Indonesia
titik terhadap garis. 3. Buku PR Matematika
• Menjelaskan kedudukan Wajib Kelas XII,
titik terhadap bidang. PT Penerbit Intan
Pariwara
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
300 Silabus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/1
Alokasi Waktu : 16 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
3.2 Menentukan dan meng- Statistika • Mengamati pengguna- • Sikap • Observasi/ • Lembar 16 JP 1. Buku Matematika
analisis ukuran pemusatan • Tabel Distribusi an statistika dalam • Pengetahuan Pengamatan Pengamatan SMA/MA Kelas XII,
dan penyebaran data yang Frekuensi dan kehidupan sehari-hari. • Keterampilan • Tertulis • Ulangan Kementerian
disajikan dalam bentuk tabel Histogram • Membaca data jumlah • Praktik • Penugasan Pendidikan dan
distribusi frekuensi dan his- • Ukuran Pemusatan Penduduk Kabupaten • Produk Kebudayaan
togram. dan Letak Data Klaten berdasarkan • Proyek Republik Indonesia
4.2 Menyelesaikan masalah yang • Ukuran Penyebaran kelompok umur pada 2. Buku Guru Mate-
berkaitan dengan penyajian tahun 2015 yang disaji- matika SMA/MA
data hasil pengukuran dan kan dalam bentuk tabel Kelas XII, Kemen-
pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi. terian Pendidikan
distribusi frekuensi dan his- • Mencermati sajian dan Kebudayaan
togram. data dalam bentuk tabel Republik Indonesia
distribusi frekuensi 3. Buku PR Matematika
biasa, tabel distribusi Wajib Kelas XII,
frekuensi relatif, tabel PT Penerbit Intan
distribusi frekuensi Pariwara
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
301
Penilaian
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Alokasi Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
• Menjelaskan pengertian
302 Silabus
dan rumus kuartil,
desil, dan persentil.
• Menghitung nilai kuartil,
desil, dan persentil data
tunggal.
• Menghitung nilai kuartil,
desil, dan persentil data
berkelompok dalam
bentuk tabel distribusi
frekuensi biasa, tabel
distribusi frekuensi
relatif, tabel distribusi
frekuensi kumulatif,
histogram, dan poligon
frekuensi.
• Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
ukuran pemusatan data
dan ukuran letak data
hasil pengukuran.
• Menjelaskan pengertian
jangkauan, jangkauan
antarkuartil, simpangan
kuartil, simpangan rata-
rata, ragam, dan sim-
pangan baku.
• Menghitung nilai jang-
kauan, jangkauan antar-
kuartil, simpangan
kuartil, simpangan rata-
rata, ragam, dan sim-
pangan baku data
tunggal.
• Menghitung nilai jang-
kauan, jangkauan antar-
kuartil, simpangan kuartil,
simpangan rata-rata,
ragam, dan simpangan
baku data berkelompok
Penilaian
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Alokasi Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
304 Silabus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/2
Alokasi Waktu : 20 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
3.3 Menganalisis aturan pen- Aturan Pencacahan • Mengamati aktivitas • Sikap • Observasi/ • Lembar 20 JP 1. Buku Matematika
cacahan (aturan penjumlahan, • Aturan Penjumlahan yang berkaitan dengan • Pengetahuan Pengamatan Pengamatan SMA/MA Kelas XII,
aturan perkalian, permutasi, dan Aturan Perkalian aturan pencacahan. • Keterampilan • Tertulis • Ulangan Kementerian
dan kombinasi) melalui • Permutasi dan Kom- • Menjelaskan konsep • Praktik • Penugasan Pendidikan dan
masalah kontekstual. binasi percobaan dan hasil • Produk Kebudayaan
4.3 Menyelesaikan masalah yang mungkin dari • Proyek Republik Indonesia
kontekstual yang berkaitan suatu percobaan. • Presentasi 2. Buku Guru Mate-
dengan kaidah pencacahan • Menjelaskan cara matika SMA/MA
(aturan penjumlahan, aturan menentukan hasil yang Kelas XII, Kemen-
perkalian, permutasi, dan mungkin dari suatu terian Pendidikan
kombinasi). percobaan mengguna- dan Kebudayaan
kan tabel dan diagram Republik Indonesia
pohon. 3. Buku PR Matematika
• Menjelaskan konsep Wajib Kelas XII,
aturan penjumlahan PT Penerbit Intan
dan pemakaiannya. Pariwara
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
306 Silabus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/2
Alokasi Waktu : 20 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
3.4 Mendeskripsikan dan me- Peluang Kejadian • Mengamati permasa- • Sikap • Observasi/ • Lembar 20 JP 1. Buku Matematika
nentukan peluang kejadian • Peluang Kejadian lahan sehari-hari yang • Pengetahuan Pengamatan Pengamatan SMA/MA Kelas XII,
majemuk (peluang kejadian- • Peluang Kejadian berkaitan dengan pe- • Keterampilan • Tertulis • Ulangan Kementerian
kejadian saling bebas, saling Majemuk luang kejadian. • Praktik • Penugasan Pendidikan dan
lepas, dan kejadian bersyarat) • Mengamati ilustrasi • Produk Kebudayaan
dari suatu percobaan acak. masalah dalam kehi- • Proyek Republik Indonesia
4.4 Menyelesaikan masalah dupan sehari-hari yang • Presentasi 2. Buku Guru Mate-
yang berkaitan dengan berkaitan dengan ruang matika SMA/MA
peluang kejadian majemuk sampel dan titik sampel. Kelas XII, Kemen-
(peluang, kejadian-kejadian • Menjelaskan pengertian terian Pendidikan
saling bebas, saling lepas, percobaan, ruang sampel, dan Kebudayaan
titik sampel, dan kejadian. Republik Indonesia
dan kejadian bersyarat).
• Menentukan ruang
3. Buku PR Matematika
sampel dan banyaknya
Wajib Kelas XII,
titik sampel dari suatu
PT Penerbit Intan
percobaan dengan pohon
Pariwara
faktor dan tabel.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu
307
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kaidah Pencacahan
Sekolah : ....
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/2
Alokasi Waktu : 20 × 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menganalisis aturan pencacahan (aturan • Menentukan hasil yang mungkin dari suatu percobaan.
penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, • Menentukan banyak hasil percobaan menggunakan aturan penjumlahan.
dan kombinasi) melalui masalah • Menentukan banyak hasil percobaan menggunakan aturan perkalian.
kontekstual. • Menentukan banyak hasil percobaan menggunakan permutasi.
• Menentukan banyak hasil percobaan menggunakan kombinasi.
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan aturan
yang berkaitan dengan kaidah pen- penjumlahan dan aturan perkalian.
cacahan (aturan penjumlahan, aturan • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan permutasi dan
perkalian, permutasi, dan kombinasi). kombinasi.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mendeskripsikan kaidah pencacahan dengan benar setelah menyimak materi dan
contoh soal.
2. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah menggunakan aturan penjumlahan dengan tepat setelah
menyimak contoh soal dan melakukan kegiatan pada Pemantapan, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.
3. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah menggunakan aturan perkalian dengan tepat setelah
menyimak contoh soal dan melakukan kegiatan pada Pemantapan, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.
4. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah permutasi dengan tepat setelah menyimak contoh soal
dan melakukan kegiatan pada Pemantapan, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.
5. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah kombinasi dengan tepat setelah menyimak contoh soal
dan melakukan kegiatan pada Pemantapan, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.
Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Selanjutnya, guru memberikan penjelasan pentingnya berdoa
sebelum beraktivitas. Selain menunjukkan bahwa manusia makhluk lemah di
hadapan Tuhan, doa merupakan rasa syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat
yang telah diberikan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu nasional ”Garuda Pancasila”.
Kegiatan ini untuk membangkitkan sifat nasionalis peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mencermati wacana yang terdapat dalam
apersepsi. Guru mengenalkan kepada peserta didik mengenai konsep
matematika yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam
wacana tersebut.
Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik memperhatikan variasi seragam tim 160 menit
nasional Indonesia.
2. Guru menjelaskan konsep percobaan dan hasil dari percobaan tersebut.
3. Guru menjelaskan cara menentukan semua hasil percobaan yang mungkin
diperoleh menggunakan tabel dan diagram pohon.
4. Guru menjelaskan aturan penjumlahan dan penggunaannya melalui contoh.
5. Guru menjelaskan aturan perkalian dan penggunaannya melalui contoh.
6. Peserta didik mencoba menyelesaikan permasalahan menggunakan aturan
penjumlahan dan aturan perkalian dengan melengkapi isian. Kegiatan ini dapat
dilakukan secara mandiri atau kelompok dan bertujuan untuk membangun
integritas dan mengembangkan kemampuan 4C.
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan terkait materi yang telah dipelajari. 10 menit
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu langkah-langkah menyelesaikan soal aturan penjumlahan
dan aturan perkalian.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan mengajak siswa berdoa
sesuai dengan agamanya.
Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu nasional. Kegiatan ini
bertujuan menumbuhkan sikap nasionalis.
3. Guru memberikan pretest kepada peserta didik sebelum mempelajari tentang
langkah-langkah menyelesaikan soal aturan penjumlahan dan aturan perkalian.
Pretest bertujuan untuk menggali pengetahuan peserta didik terkait materi
yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik mengingat kembali aturan penjumlahan dan 160 menit
aturan perkalian.
2. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal aturan
penjumlahan dan aturan perkalian melalui contoh.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 1.
Pengerjaan soal-soal dapat dilakukan secara mandiri atau kelompok. Kegiatan
ini untuk membangun integritas, mengasah kemampuan HOTS, dan
mengembangkan kemampuan 4C.
Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan. 10 menit
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu permutasi dan kombinasi.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memotivasi peserta didik agar
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan mengajak peserta didik
berdoa sesuai dengan agamanya.
Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru memberikan teka-teki atau tebakan berkaitan dengan matematika.
Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan sikap kritis.
3. Guru memberikan pretest kepada peserta didik sebelum mempelajari tentang
permutasi dan kombinasi. Pretest bertujuan untuk menggali pengetahuan
peserta didik terkait materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik mengingat kembali aturan penjumlahan dan 160 menit
aturan perkalian.
2. Guru mengajak peserta didik memperhatikan permasalahan yang berkaitan
dengan aturan pencacahan khususnya kombinasi.
3. Guru menjelaskan cara menentukan hasil faktorial dari suatu bilangan.
4. Guru menjelaskan konsep permutasi dan rumus yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan permutasi.
5. Guru menjelaskan konsep permutasi khusus yang terdiri atas permutasi dengan
unsur yang sama dan permutasi siklis.
6. Guru menjelaskan konsep kombinasi dan rumus yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan kombinasi.
7. Peserta didik mencoba menyelesaikan permasalahan permutasi dan kombinasi
dengan melengkapi isian. Kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri atau
kelompok dan bertujuan untuk membangun integritas dan mengembangkan
kemampuan 4C.
Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan. 10 menit
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memotivasi peserta didik agar
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan mengajak peserta didik
berdoa sesuai dengan agamanya.
Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu nasional. Kegiatan ini
bertujuan menumbuhkan sikap nasionalis.
Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik mengingat kembali materi permutasi dan 160 menit
kombinasi.
2. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal permutasi dan
kombinasi melalui contoh.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 2.
Pengerjaan soal-soal dapat dilakukan secara mandiri atau kelompok. Kegiatan
ini untuk membangun integritas, mengasah kemampuan HOTS, dan
mengembangkan kemampuan 4C.
Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan. 10 menit
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
Guru menginformasikan kepada peserta didik bahwa pertemuan selanjutnya
akan diadakan Penilaian Harian terkait materi kaidah pencacahan sehingga
peserta didik diminta mempelajari seluruh materi kaidah pencacahan.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memotivasi peserta didik agar
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan mengajak peserta didik
berdoa sesuai dengan agamanya.
5. Pertemuan V: 4 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru memberikan penjelasan mengenai sistematika Penilaian Harian.
Kegiatan Inti 1. Guru meminta siswa mengerjakan soal Penilaian Harian dengan teliti dan 160 menit
jujur.
2. Guru meminta peserta didik mengumpulkan hasil pengerjaan siswa.
Selanjutnya, guru meminta peserta didik untuk mencermati proyek Aktivitas
Peserta Didik. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati waktu
pengerjaan proyek tersebut.
Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan penjelasan bahwa hasil ulangan merupakan indikator tingkat 10 menit
penguasaan peserta didik terhadap materi kaidah pencacahan.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari bab
selanjutnya.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya.
H. Penilaian
1. Aspek, Mekanisme, dan Bentuk Penilaian
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen
1. Mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan 3 : Selalu mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan
keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan. keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2 : Jarang mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan
keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
1 : Tidak pernah mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan
keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2. Berpikir logis, memiliki rasa ingin tahu, dan 3 : Menunjukkan sikap logis dan rasa ingin tahu dengan
berkomunikasi. antusias, berani bertanya, dan mengemukakan pendapat.
2 : Menunjukkan sikap logis dan rasa ingin tahu dengan
antusias, tetapi kurang berani bertanya dan mengemukakan
pendapat.
1 : Tidak menunjukkan sikap logis dan rasa ingin tahu, serta
tidak berani bertanya dan mengemukakan pendapat.
3. Bertanggung jawab dan saling menghargai 3 : Selalu bertanggung jawab dan menunjukkan sikap saling
terhadap proses penyelesaian yang berbeda. menghargai terhadap proses penyelesaian yang berbeda.
2 : Selalu bertanggung jawab tetapi kurang menunjukkan sikap
saling menghargai terhadap proses penyelesaian yang
berbeda.
1 : Tidak bertanggung jawab dan tidak menunjukkan sikap
saling menghargai terhadap proses penyelesaian yang
berbeda.
Refleksi Guru:
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
Mengetahui, . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
...................... ......................
–––––––––––––––––––––– ––––––––––––––––––––––
NIP: __________________ NIP: __________________
Sekolah : ....
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/2
Alokasi Waktu : 20 × 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Mendeskripsikan dan menentukan • Menentukan ruang sampel dan banyaknya titik sampel dari suatu percobaan.
peluang kejadian majemuk (peluang • Menentukan frekuensi relatif suatu kejadian.
kejadian-kejadian saling bebas, saling • Menentukan nilai peluang suatu kejadian.
lepas, dan kejadian bersyarat) dari suatu • Menyebutkan nilai kisaran peluang suatu kejadian yang mustahil terjadi dan
percobaan acak. kejadian yang pasti terjadi.
• Menentukan nilai peluang komplemen suatu kejadian.
• Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian.
• Menentukan nilai peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling
lepas).
• Menentukan nilai peluang irisan dua kejadian (saling bebas dan tidak saling
bebas/bersyarat).
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan peluang suatu
dengan peluang kejadian majemuk kejadian tunggal.
(peluang, kejadian-kejadian saling • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan peluang gabungan
bebas, saling lepas, dan kejadian dua kejadian saling lepas dan tidak saling lepas
bersyarat). • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan peluang irisan
dua kejadian saling bebas dan tidak saling bebas (bersyarat).
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian percobaan, ruang sampel, titik sampel, dan kejadian
dengan benar setelah menyimak Pendalaman Materi.
2. Peserta didik mampu menentukan ruang sampel dan banyaknya titik sampel dari suatu percobaan
dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
3. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian frekuensi relatif, peluang suatu kejadian, frekuensi harapan
dan peluang komplemen suatu kejadian dengan benar setelah menyimak Pendalaman Materi.
4. Peserta didik mampu menentukan frekuensi relatif suatu kejadian dengan tepat melalui kegiatan
Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
Kegiatan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajakpeserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
3. Guru memberikan pretest kepada peserta didik sebelum mempelajari materi
peluang kejadian. Pretest bertujuan untuk menggali pengetahuan peserta didik
terkait materi yang akan dipelajari yaitu peluang kejadian.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan deskripsi mengenai fenomena kontekstual di lingkungan 150 menit
sekitar yang berkaitan dengan materi peluang kejadian.
2. Guru menguji pemahaman peserta didik mengenai pengertian peluang dan
penerapan peluang dalam kehidupan sehari-hari. Pengujian dapat dilakukan
dengan tanya jawab yang bertujuan menggali pengetahuan awal peserta didik.
3. Guru menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel, percobaan, kejadian
dan cara menentukan ruang sampel dari suatu percobaan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk menentukan ruang sampel dari suatu
percobaan yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga berupa dadu,
koin atau kartu.
5. Guru memberikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan ruang sampel dan titik sampel.
6. Peserta didik berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun sikap kerja sama antara peserta
didik dan mengembangkan kemampuan 4C.
7. Peserta didik menjelaskan penyelesaian dari permasalahan yang diberikan
guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya diri.
8. Guru membantu merumuskan jawaban dengan konsep yang benar terkait
soal yang diselesaikan peserta didik.
9. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan ruang sampel dan titik
sampel.
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan terkait materi yang 15 menit
telah dipelajari.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada
perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang dirasakan siswa selama
mengikuti pembelajaran.
4. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu frekuensi relatif, peluang suatu kejadian, frekuensi harapan
dan peluang komplemen suatu kejadian.
5. Guru memberikan motivasi agar peserta didik mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari.
6. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.
Kegiatan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajak peserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
3. Guru mereview materi pada pertemuan sebelumnya.
4. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta topik
materi yang akan dipelajari yaitu frekuensi relatif, peluang suatu kejadian,
frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian.
Kegiatan Inti 1. Guru menguji pemahaman peserta didik mengenai pengertian frekuensi relatif, 150 menit
peluang suatu kejadian, frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu
kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Pengujian dapat dilakukan dengan tanya
jawab menggali pengetahuan awal peserta didik, dan menumbuhkan sikap kritis.
2. Guru menjelaskan pengertian frekuensi relatif, peluang suatu kejadian,
frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian.
3. Guru mengajak peserta didik untuk menentukan nilai frekuensi relatif, peluang
suatu kejadian, frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian
dari soal yang diberikan.
4. Guru memberikan Tugas yang berkaitan dengan frekuensi relatif, peluang
suatu kejadian, frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian.
5. Peserta didik berdiskusi menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Kegiatan
ini bertujuan untuk membangun sikap kerja sama antarpeserta didik dan
mengembangkan kemampuan 4C.
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan terkait materi yang 15 menit
telah dipelajari.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada
perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang dirasakan peserta
didik selama mengikuti pembelajaran.
4. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 1
dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Pengerjaan soal-soal dapat
dilakukan secara individu atau kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk
membangun integritas, mengasah kemampuan HOTS, dan
mengembangkan kemampuan 4C.
5. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu peluang gabungan dua kejadian.
6. Guru memberikan motivasi agar peserta didikmempelajari kembali materi yang
telah dipelajari.
7. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.
Kegiatan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajak peserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
3. Guru mempersilahkan peserta didik mengumpulkan tugas pada pertemuan
sebelumnya.
4. Guru mereview peserta didik pada pertemuan sebelumnya.
5. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta topik
materi yang akan dipelajari yaitu peluang gabungan dua kejadian.
Kegiatan Inti 1. Guru menguji pemahaman peserta didik mengenai pengertian peluang 150 menit
majemuk dan peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling
lepas). Pengujian dapat dilakukan dengan tanya jawab menggali pengetahuan
awal siswa dan menumbuhkan sikap kritis.
2. Guru menjelaskan pengertian peluang majemuk dan peluang gabungan dua
kejadian (saling lepas dan tidak saling lepas).
3. Guru mengajak peserta didik untuk menentukan peluang dua kejadian saling
lepas dan tidak saling lepas.
4. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan peluang majemuk
dan peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling lepas).
5. Peserta didikberdiskusi menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun sikap kerja sama antarpeserta didik
dan mengembangkan kemampuan 4C.
6. Peserta didikmenjelaskan penyelesaian dari permasalahan yang diberikan
guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya diri.
7. Guru membantu merumuskan jawaban dengan konsep yang benar terkait
soal yang diselesaikan peserta didik.
8. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan peluang majemuk dan
peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling lepas).
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan terkait materi yang 15 menit
telah dipelajari.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
Kegiatan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajak peserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
4. Guru mereview materi pada pertemuan sebelumnya.
5. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta topik
materi yang akan dipelajari yaitu peluang irisan dua kejadian.
Kegiatan Inti 1. Guru menguji pemahaman peserta didik mengenai pengertian peluang irisan 150 menit
dua kejadian (saling bebas dan bersyarat). Pengujian dapat dilakukan dengan
tanya jawab menggali pengetahuan awal siswa.
2. Guru menjelaskan pengertian peluang irisan dua kejadian (saling bebas dan
bersyarat).
3. Guru mengajak peserta didik untuk menentukan peluang dua kejadian saling
bebas dan tidak saling bebas/bersyarat.
4. Guru meminta peserta didik mengerjakan Tugas secara kelompok dan
dipresentasikan di depan kelas.
5. Siswa berdiskusi menyelesaikan Tugas yang diberikan guru. Kegiatan ini
bertujuan untuk membangun sikap kerja sama antarpeserta didik dan
mengembangkan kemampuan 4C.
6. Peserta didik mempresentasikan penyelesaian soal-soal pada Tugas yang
diberikan oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya
diri.
7. Guru membantu merumuskan jawaban dengan konsep yang benar terkait
soal yang diselesaikan peserta didik.
8. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan peluang irisan dua
kejadian (saling bebas dan tidak saling bebas).
9. Guru meminta peserta didik mengisi titik-titik pada Pemantapan yang berkaitan
dengan materi peluang majemuk.
Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan terkait materi yang 15 menit
telah dipelajari.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada
perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang dirasakan peserta
didik selama mengikuti pembelajaran.
4. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 2
dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Pengerjaan soal-soal dapat
dilakukan secara individu atau kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk
membangun integritas, mengasah kemampuan HOTS, dan mengembangkan
kemampuan 4C.
5. Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan
Penilaian Harian terkait materi peluang kejadian sehingga peserta didik
diminta mempelajari seluruh materi peluang kejadian.
6. Guru memberikan motivasi agar peserta didik mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari.
7. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.
Kegiatan 1. Guru memberi salam dan menanyakan kabar peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajak peserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
4. Guru mempersilahkan siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum mengadakan Penilaian
Harian.
6. Guru memberikan penjelasan mengenai sistematika Penilaian Harian.
Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik mengerjakan Penilaian Harian secara individu, 150 menit
teliti, dan jujur.
2. Peserta didik mengerjakan soal Penilaian Harian.
3. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik dan meminta
peserta didik mengamati Aktivitas Peserta Didik.
4. Guru menjelaskan mekanisme tugas proyek (Aktivitas Peserta Didik). Guru
dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesepakatan waktu
pengumpulan tugas proyek tersebut.
Kegiatan Penutup 1. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada 15 menit
perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang di rasakan peserta
didik selama mengikuti Penilaian Harian.
2. Guru memberikan motivasi agar peserta didik mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari selama satu semester.
3. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.
H. Penilaian
1. Aspek, Mekanisme, dan Bentuk Penilaian
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen
2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
No. Aspek yang Dinilai 3 2 1 Keterangan
1. Mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan 3 : rajin beribadah sebagai rasa syukur dan kagum atas
keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan. keteraturan dan keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2 : kurang rajin beribadah sebagai rasa syukur dan kagum atas
keteraturan dan keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
1 : tidak beribadah sebagai rasa syukur dan kagum atas
keteraturan dan keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. 3 : menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dengan banyak
bertanya, antusias, terlibat aktif dalam kegiatan kelompok,
berani mengemukakan pendapat, dan tidak takut salah.
2 : menunjukkan rasa ingin tahu, tetapi tidak terlalu antusias,
terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh, dan
masih takut untuk mengemukakan pendapat.
1 : tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, tidak ikut
terlibat aktif dalam kegiatan berkelompok meskipun sudah
didorong untuk terlibat, dan tidak pernah mengemukakan
pendapat atau bertanya.
3. Bersikap ilmiah, bertanggung jawab, dan 3 : menunjukkan sikap ilmiah dan bertanggung jawab saat
berani mengemukakan pendapat dengan melakukan kegiatan kelompok serta berani mengemukakan
sopan. pendapat dengan sopan pada saat berdiskusi.
2 : menunjukkan sikap ilmiah dan berani mengemukakan
pendapat, tetapi tidak memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi, misalnya mengerjakan tugas tepat waktu.
1 : tidak berupaya sungguh-sungguh selama kegiatan
kelompok berlangsung.
4. Bertanggung jawab terhadap alat-alat yang 3 : berhati-hati dalam menggunakan alat dan mengembalikan
digunakan dalam percobaan. peralatan yang digunakan ke tempat semula.
2 : kurang berhati-hati dalam menggunakan alat dan
mengembalikan peralatan yang digunakan ke tempat
semula.
1 : tidak berhati-hati dalam menggunakan alat, belum menjaga
kebersihan alat, dan tidak mengembalikan peralatan yang
digunakan ke tempat semula.
Refleksi Guru:
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
Mengetahui, . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
...................... ......................
–––––––––––––––––––––– ––––––––––––––––––––––
NIP: __________________ NIP: __________________
1. e 11. d 21. b
2. a 12. c 22. e
3. d 13. a 23. a
4. c 14. e 24. e
5. e 15. b 25. b
6. b 16. d 26. a
7. a 17. a 27. d
8. a 18. c 28. b
9. e 19. c 29. c
10. d 20. c 30. c
Semester 2
1. d 11. b 21. d
2. b 12. c 22. c
3. d 13. b 23. a
4. b 14. a 24. d
5. d 15. d 25. b
6. a 16. c 26. e
7. c 17. a 27. b
8. d 18. b 28. c
9. e 19. e 29. a
10. a 20. e 30. d
320 Rencana
Lampiran Pelaksanaan
Kunci Jawaban
Pembelajaran
PR Online