Anda di halaman 1dari 175

Matematika Kelas XII i

1. Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan suatu unsur ruang (titik, garis, dan bidang) dengan benar melalui Pendalaman
Materi dan Contoh Soal.
2. Peserta didik mampu menentukan jarak antara dua unsur ruang dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman Materi dan
Contoh Soal.
3. Peserta didik mampu menentukan sudut yang dibentuk oleh dua unsur ruang dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman
Materi dan Contoh Soal.
4. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan dimensi tiga setelah mengerjakan soal-
soal pada Uji Kompetensi dan Penilaian Harian.

Titik

terdiri atas
Dimensi Tiga Garis

Bidang
mempelajari

Kedudukan Jarak Sudut

mencakup mencakup mencakup

Titik terhadap Garis Titik dan Titik Garis dan Garis

Titik terhadap Bidang Titik terhadap Garis Garis dan Bidang

Garis terhadap Garis Titik terhadap Bidang Bidang dan Bidang

Garis terhadap Bidang Garis dan Garis

Bidang terhadap Bidang Garis terhadap Bidang

Bidang dan Bidang

• Titik • Sudut • Tegak Lurus


• Garis • Sejajar • Proyeksi
• Bidang • Berpotongan • Siku-Siku
• Jarak • Bersilangan • Bangun Ruang

Matematika Kelas XII 1


A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: d
1) Garis DT dan garis AB tidak terletak pada
1. Jawaban: e
bidang yang sama. Keduanya tidak
1) Garis BC tidak melalui titik O maka titik O
mempunyai titik persekutuan. Dengan
terletak di luar garis BC.
demikian, garis DT bersilangan dengan garis
2) Garis AD tidak melalui titik O maka titik O
AB. Pernyataan (i) salah.
terletak di luar garis AD.
2) Garis CD dan garis BT tidak terletak pada
3) Garis AC melalui titik A, titik O, dan titik C
bidang yang sama. Keduanya tidak
maka titik O terletak pada garis AC.
mempunyai titik persekutuan. Dengan
4) Garis BD melalui titik B, titik O, dan titik D
demikian, garis CD bersilangan dengan
maka titik O terletak pada garis BD.
garis BT. Pernyataan (ii) benar.
5) Garis AB tidak melalui titik O maka titik O
3) Garis BT dan garis DT terletak pada bidang
terletak di luar garis AB.
yang sama yaitu bidang TBD. Keduanya
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan e.
mempunyai titik persekutuan di titik T.
2. Jawaban: c Dengan demikian, garis BT berpotongan
Kedudukan titik P pada kubus ABCD.EFGH dengan garis DT. Pernyataan (iii) salah.
sebagai berikut. 4) Garis AB dan garis CT tidak terletak pada
H G bidang yang sama. Keduanya tidak mempunyai
E F
titik persekutuan. Dengan demikian garis AB
bersilangan dengan garis CT. Pernyataan (iv)
P
salah.
5) Garis AT dan garis CT terletak pada bidang
yang sama yaitu bidang TAC. Keduanya
D C
mempunyai titik persekutuan di titik T.
A B
Dengan demikian, garis AT berpotongan
(i) Titik P terletak pada garis CF, sedangkan garis dengan garis CT. Pernyataan (v) benar.
CF terletak pada bidang CDEF. Dengan Jadi, pernyataan yang benar adalah (ii) dan (v).
demikian titik P terletak pada bidang CDEF. 5. Jawaban: c
(ii) Titik P terletak pada garis BG, sedangkan 1) Garis AB dan garis EF terletak pada bidang
garis BG terletak pada bidang ABGH. yang sama yaitu bidang ABFE. Kedua garis
Dengan demikian titik P terletak pada bidang tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
ABGH. demikian, garis AB sejajar dengan garis EF.
(iii) Titik P terletak pada garis CF dan garis BG, 2) Garis BF dan garis EF terletak pada bidang
sedangkan kedua garis itu terletak pada yang sama yaitu bidang ABFE. Kedua garis
bidang BCGF. Dengan demikian titik P mempunyai titik persekutuan yaitu titik F.
terletak pada bidang BCGH. Dengan demikian, garis BF berpotongan
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c. dengan garis EF.
3. Jawaban: e 3) Garis DH dan garis EF tidak terletak pada
Bangun tersebut merupakan limas T.PQRS. bidang yang sama. Kedua garis tidak
Bidang alasnya yaitu bidang PQRS yang melalui mempunyai titik persekutuan. Dengan
titik P, Q, R, dan S. Bidang alas PQRS tidak melalui demikian, garis DH bersilangan dengan garis
titik T, berarti titik T terletak di luar bidang PQRS. EF.
Jadi, titik yang terletak di luar bidang alas limas 4) Garis EH dan garis EF terletak pada bidang
adalah titik T. yang sama yaitu bidang EFGH. Kedua garis
mempunyai titik persekutuan yaitu titik E.
Dengan demikian, garis EH berpotongan
dengan garis EF.

2 Dimensi Tiga
5) Garis CD dan garis EF terletak pada bidang 9. Jawaban: c
yang sama yaitu bidang CDEF. Kedua garis 1) Garis g merupakan perpotongan antara
tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan bidang U dan bidang V, berarti garis g terletak
demikian, garis CD sejajar dengan garis EF. pada bidang U dan pada bidang V.
Jadi, garis yang bersilangan dengan garis EF adalah 2) Garis h merupakan perpotongan antara
garis DH. bidang U dan bidang W, berarti garis h terletak
6. Jawaban: e pada bidang U dan bidang W.
1) Bidang EFGH melalui titik E, F, G, dan H. 3) Bidang V sejajar dengan bidang W sehingga
Garis BG melalui titik B dan titik G. Oleh garis g dan garis h tidak berpotongan.
karena titik B terletak di luar bidang EFGH 4) Garis g dan garis h pada bidang U sehingga
maka garis BG memotong/menembus bidang garis g dan garis h tidak bersilangan.
EFGH. Oleh karena garis g dan garis h tidak berpotongan
2) Bidang CDHG melalui titik C, D, H, dan G. dan tidak bersilangan berarti kedua garis itu sejajar.
Garis AC melalui titik A dan titik C. Oleh Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c.
karena titik A terletak di luar bidang CDHG 10. Jawaban: a
maka garis AC memotong/menembus bidang Garis k merupakan perpotongan antara bidang α
CDHG. dan bidang β, berarti garis k terletak pada bidang α
3) Garis AD memotong/menembus bidang dan bidang β.
CDHG di titik D. 1) Garis k terletak pada bidang α, sedangkan
4) Garis AE memotong/menembus bidang EFGH garis h sejajar dengan bidang α. Dengan
di titik E. demikian, garis k sejajar dengan garis h.
5) Bidang ABFE dan bidang CDHG saling 2) Garis k sejajar dengan garis h, sedangkan garis g
sejajar. Oleh karena garis AB terletak pada tidak sejajar dengan garis h. Dengan demikian,
bidang ABFE maka garis AB sejajar dengan garis k tidak sejajar dengan garis g.
bidang CDHG. 3) Garis k tidak sejajar dengan garis g, sedangkan
Jadi, pasangan garis dan bidang yang saling sejajar garis k dan garis g terletak pada bidang α.
adalah garis AB dan bidang CDHG. Dengan demikian, garis k memotong garis g.
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan a.
7. Jawaban: d
Bidang AFH melalui titik A, F, dan H. Bidang AFH B. Uraian
dibatasi oleh garis AF, FH, dan AH. Garis AF 1. a. Titik yang terletak pada garis TM
sejajar dengan garis DG, garis FH sejajar dengan Garis TM melalui titik T dan titik M. Dengan
garis BG, dan garis AH sejajar dengan garis BG. demikian, titik sudut yang terletak pada garis
Dengan demikian bidang AFH sejajar dengan TM adalah titik T dan titik M.
bidang BDG. b. Titik yang terletak di luar garis KL
Jadi, bidang yang sejajar dengan bidang AFH Garis KL melalui titik K dan titik L. Titik-titik
adalah bidang BDG. selain itu terletak di luar garis KL. Dengan
8. Jawaban: d demikian, titik sudut yang terletak di luar garis
G
KL adalah titik T, titik M, titik N, dan titik O.
c. Titik yang terletak pada bidang TMN
E
F Bidang TMN melalui titik T, titik M, dan titik N.
D Dengan demikian, titik sudut yang terletak
C pada bidang TMN adalah titik T, titik M, dan
A B titik N.
Bidang ABGH melalui titik A, B, G, dan H. Bidang d. Titik yang terletak di luar bidang TKN
ABFE melalui titik A, B, F, dan E. Kedua bidang Bidang TKN melalui titik T, titik K, dan titik N.
itu melalui titik A dan titik B, berarti kedua bidang Titik-titik selain itu terletak di luar bidang
tersebut berpotongan pada garis AB. TKN. Dengan demikian, titik sudut yang
Jadi, perpotongan antara bidang ABGH dan bidang terletak di luar bidang TKN adalah titik L,
ABFE adalah garis AB. titik M, dan titik O.

Matematika Kelas XII 3


2. Titik P dan titik Q pada balok ABCD.EFGH 1) Garis CD sejajar dengan garis GH.
disajikan seperti berikut. Dengan demikian, garis CD sejajar
H Q G
dengan bidang ABGH.
2) Garis EF sejajar dengan garis AB.
E
P F Dengan demikian, garis EF sejajar
dengan bidang ABGH.
C
Jadi, garis yang sejajar dengan bidang CDEF
D
adalah garis CD dan EF.
A B

a. Titik P terhadap bidang ABFE 4. Perhatikan gambar berikut.


Titik P terletak pada garis EF, sedangkan garis R

EF terletak pada bidang ABFE. Dengan g Q


demikian, titik P terletak pada bidang ABFE.
b. Titik Q terhadap bidang ADHE h
Titik Q terletak pada garis GH, sedangkan
garis GH memotong bidang ADHE di titik H. k V
Dengan demikian, titik Q terletak di luar
bidang ADHE. P
c. Garis AD terhadap garis PQ
Garis AD terletak pada bidang ADHE, a. Oleh karena garis g tegak lurus dengan bidang
sedangkan garis PQ sejajar dengan bidang V maka garis g tegak lurus dengan semua
ADHE. Dengan demikian, garis AD sejajar garis pada bidang V. Dengan demikian, garis
dengan bidang PQ. g tegak lurus dengan garis h dan garis g tegak
d. Garis DH terhadap garis BC lurus dengan garis k.
Garis DH dan garis BC tidak terletak pada Jadi, pernyataannya bernilai benar.
bidang yang sama. Kedua garis juga tidak b. Misalkan bidang PQR melalui garis g. Garis
mempunyai titik persekutuan. Dengan PQ terletak pada bidang PQR dan garis PQ
demikian, garis DH bersilangan dengan sejajar dengan garis h. Dengan demikian,
garis BC. bidang PQR sejajar dengan garis h.
e. Garis PQ terhadap garis EF Jadi, pernyataannya bernilai benar.
Garis PQ dan garis EF terletak pada bidang c. Misalkan garis m terletak di luar bidang V
yang sama yaitu bidang EFGH. Keduanya memotong garis g. Garis m sejajar dengan garis
mempunyai titik persekutuan di titik P. Dengan k maka garis m tegak lurus dengan garis h.
demikian, garis PQ berpotongan dengan Jadi, pernyataannya bernilai benar.
garis EF. d. Bidang yang tegak lurus dengan garis g akan
sejajar dengan bidang V. Oleh karena garis h
3. a. Kedudukan garis CE terhadap garis DF pada bidang V maka bidang tersebut akan
Garis CE dan DF terletak pada bidang yang sejajar dengan garis h.
sama yaitu bidang CDEF. Kedua garis Jadi, pernyataannya bernilai salah.
mempunyai titik persekutuan. Dengan demikian,
garis CE berpotongan dengan garis DF. 5. a. Perhatikan gambar berikut.
g
b. Bidang yang melalui garis AE dan CG α
Garis AE dan CG saling sejajar. Dengan
menghubungkan titik A dengan titik C dan titik E P
dengan titik G diperoleh bidang ACGE. A

Jadi, bidang yang melalui garis AE dan CG


adalah bidang ACGE. h β
c. Garis yang sejajar dengan bidang ABGH
Garis AB dan garis GH terletak pada bidang Titik P terletak pada garis g, berarti semua
ABGH. garis yang melalui titik P pasti memotong garis g.

4 Dimensi Tiga
Titik P terletak pada garis g, sedangkan garis g 2) Titik P tidak terletak pada garis h, berarti
dan garis h saling bersilangan sehingga titik P hanya dapat dibuat satu bidang β yang
tidak terletak pada garis h. Dengan demikian, melalui titik P dan garis h.
dapat dibuat sebuah Fbidang α yang melalui 3) Garis g dan garis h bersilangan, berarti
titik P dan garis h. hanya terdapat sebuah garis A yang
Pada bidang α terdapat tak hingga banyak merupakan perpotongan bidang α dan
garis yang melalui P dan memotong garis h. bidang β serta tidak sejajar dengan garis g
b. Perhatikan gambar berikut. dan garis h.
g
4) Titik P terletak pada bidang α dan bidang β.
h Dengan demikian, titik P terletak pada
α garis A.
5) Garis g dan garis A terletak pada bidang α
P
dan garis g tidak sejajar dengan garis A,
berarti garis g memotong garis A.
6) Garis h dan garis A terletak pada bidang β
dan garis h tidak sejajar dengan garis A,
1) Titik P tidak terletak pada garis g, berarti berarti garis h memotong garis A.
hanya dapat dibuat satu bidang α yang Jadi, terdapat tepat satu garis melalui titik P
melalui titik P dan garis g. yang memotong garis g dan garis h.

Matematika Kelas XII 5


A. Pilihan Ganda 3
panjang AL = × 8 = 6 cm. Pada ΔALQ siku-
4
1. Jawaban: d siku di L dengan panjang AL = 6 cm dan LQ = 8
Titik X pada balok PQRS.TUVW disajikan seperti cm.
berikut.
QA = AL2 + LQ2
W V
T U
= 62 + 82
3 cm

S X = 36 + 64
R
4 cm = 100
P 6 cm Q
= 10 cm
Jarak antara titik P dan titik X yaitu panjang ruas
Jadi, jarak antara titik Q dan titik A adalah 10 cm.
garis PX.
Perhatikan ΔQRV siku-siku di R maka: 3. Jawaban: d
Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
QV = QR 2 + RV 2
T
= 2
4 +3 2

= 16 + 9

4 cm
N
= 25 M
O 8 cm
= 5 cm K L
1 1 Jarak antara titik T dan titik M yaitu panjang ruas
Panjang QX = 2
QV = 2
× 5 = 2,5 cm.
garis TM. Bidang alas berbentuk persegi dengan
Perhatikan ΔPQX siku-siku di Q maka: panjang KL = LM = 8 cm sehingga panjang
1 1
PX = PQ2 + QX 2 KM = 8 2 cm. Panjang OM = 2 KM = 2 × 8 2
= 4 2 cm. Perhatikan ΔTOM siku-siku di O maka:
= 62 + (2,5)2
TM = TO2 + OM 2
= 36 + 6,25
= 42 + (4 2)2
= 42, 25
= 6,5 cm = 16 + 32
Jadi, jarak antara titik P dan titik X adalah 6,5 cm.
= 48
2. Jawaban: c
Titik A pada kubus KLMN.PQRS disajikan seperti = 4 3 cm
berikut. Jadi, jarak antara titik T dan titik M adalah 4 3 cm.
S R 4. Jawaban: e
P
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
Q
8 cm W V
O
T U
N
M

K A L S R
Jarak antara titik Q dan titik A yaitu panjang ruas P 4 cm
Q
garis QA. Oleh karena KA : AL = 1 : 3 maka

6 Dimensi Tiga
Jarak titik P terhadap diagonal UW yaitu panjang 6. Jawaban: c
ruas garis PO. Pada segitiga PUW diperoleh Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti
panjang PU = UW = PW = 4 2 cm. Titik O berikut.
1 T T
terletak di tengah UW sehingga panjang UO = 2 UW
1
= 2 × 4 2 = 2 2 cm. Perhatikan ΔPUO siku- 10 cm P P
siku di O maka: D C
PO = PU − UO
2 2
A 12 cm B A O B
= (4 2)2 − (2 2)2
Jarak titik A terhadap rusuk TB yaitu panjang ruas
= 32 − 8 garis AP. Pada ΔAOT siku-siku di O dengan
panjang AO = 6 cm dan TA = 10 cm.
= 24
TO = TA2 − AO2
= 2 6 cm
Jadi, jarak titik P terhadap diagonal UW adalah = 102 − 62
2 6 cm. = 100 − 36
5. Jawaban: a = 64
Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
= 8 cm
berikut.
H G
Pada ΔABT berlaku:
E AP × TB = AB × TO
F
⇔ AP × 10 = 12 × 8
P O ⇔ AP × 10 = 96
D ⇔ AP = 9,6 cm
C
Jadi, jarak titik A terhadap rusuk TB adalah
A B
9,6 cm.
Jarak titik E terhadap garis PG yaitu panjang ruas
7. Jawaban: a
garis EO. Pada ΔEPG siku-siku di E dengan Balok KLMN.PQRS disajikan seperti berikut.
panjang EP = 6 cm dan EG = 12 2 cm. S R
P Q P R
PG = EP2 + EG 2

= 62 + (12 2 )2 T T
12 cm
= 36 + 288
= 324
N M
= 18 cm
4 cm M
K 3 cm L
Pada ΔEPG berlaku:
EO × PG = EP × EG Jarak titik R terhadap diagonal PM yaitu panjang
ruas garis RT. Perhatikan ΔPMR siku-siku di R
⇔ EO × 18 = 6 × 12 2 dengan:
⇔ EO × 18 = 72 2 1) Panjang PR

⇔ EO = 4 2 cm PR = PQ2 + QR 2
Jadi, jarak titik E terhadap garis PG adalah = 32 + 42
4 2 cm.
= 9 + 16

Matematika Kelas XII 7


= 25 Perhatikan ΔANM siku-siku di N maka:
= 5 cm MN = AM 2 − AN 2
2) Panjang RM = 12 cm
3) Panjang PM = (4 5)2 − (4 3)2

PR = PR 2 + RM 2 = 80 − 48

= 52 +122 = 32

= 25 + 144 = 4 2 cm
Jadi, jarak antara titik M dan diagonal AG adalah
= 169
4 2 cm.
= 13 cm
Pada ΔPMR berlaku: 9. Jawaban: b
PR × RM= PM × RT Titik O dan titik E pada limas segi empat beraturan
⇔ 5 × 12 = 13 × RT T.ABCD disajikan seperti berikut.
⇔ 60 = 13 × RT T T
60
⇔ RT = cm

12 cm
13
Jadi, jarak titik R terhadap diagonal PM adalah P
C P
D
60 O E
13
cm. O E
A 18 cm B

8. Jawaban: b Jarak titik O terhadap garis TE yaitu panjang ruas


Titik M pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti garis OP. Pada ΔTOE siku-siku di O dengan
berikut. panjang TO = 12 cm dan OE = 9 cm.
H G
M TE = TO2 + OE 2
E F
= 122 + 92
N
= 144 + 81
D C
A 8 cm B = 225
= 15 cm
Jarak titik M terhadap diagonal AG yaitu panjang
ruas garis MN. Perhatikan segitiga AMG dengan: Pada ΔTOE berlaku:
1) Panjang AM OP × TE = TO × OE
⇔ OP × 15 = 12 × 9
AM = AE 2 + EM 2 ⇔ OP × 15 = 108
⇔ OP = 7,2 cm
= 82 + 42
Jadi, jarak titik O terhadap garis TE adalah 7,2 cm.
= 64 + 16 10. Jawaban: e
= Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti
80
berikut.
= 4 5 cm T
2) Panjang MG = AM = 4 5 cm
3) Panjang AG = 8 3 cm (diagonal ruang) 26 cm
Segitiga AMG merupakan segitiga sama kaki
C
D
sehingga titik N terletak di tengah AG maka panjang O 12 cm
1 1 A 16 cm B
AN = 2 AG = 2 × 8 3 = 4 3 cm.

8 Dimensi Tiga
Jarak titik T terhadap bidang alas yaitu panjang 3) Panjang AR = PA = 6 6 cm.
ruas garis TO.
1) Pada ΔABC siku-siku di B dengan panjang Pada ΔPAR berlaku:
AB = 16 cm dan BC = 12 cm. PO × AR = PR × AB
AC = AB2 + BC2 ⇔ PO × 6 6 = 12 2 × 12
⇔ PO × 6 6 = 144 2
= 162 + 122
144 2 24
= 256 + 144 ⇔ PO = = 3
= 8 3 cm
6 6

= 400 Jadi, jarak titik P terhadap bidang LRN adalah


= 20 cm 8 3 cm.
2) Pada ΔAOT siku-siku di O dengan panjang 12. Jawaban: b
AO = 10 cm dan TA = 26 cm. T

TO = TA 2 − AO2

= 6 cm
262 − 102 E

= 676 − 100
A C
= 576 6 cm F
= 24 cm B

Jadi, jarak titik T terhadap bidang alas limas adalah Jarak titik A terhadap bidang TBC sama dengan
24 cm. jarak titik A terhadap garis TF yaitu panjang ruas
11. Jawaban: c garis AE.
Kubus KLMN.PQRS disajikan seperti berikut. 1) Segitiga ABC siku-siku di A
S R BC = AB2 + AC2
Q B
P P R
= 62 + 62
O
N O = 36 + 36
M
A A
K 12 cm L = 72 = 6 2 cm
Jaraktitik P terhadap bidang LRN yaitu panjang 2) Titik F terletak di tengah BC sehingga panjang
ruas garis PO. 1 1
BF = 2 BC = 2 × 6 2 = 3 2 cm.
1) Panjang PR = 12 2 cm.
2) Pada ΔPKA siku-siku di K degan panjang AF = AB2 − BF2
PK = 12 cm dan KA = 6 2 cm.
= 62 − (3 2)2
PA = PK 2 + KA 2
= 36 − 18
( )
2
= 122 + 6 2 = 18 = 3 2 cm
3) Perhatikan segitiga TAF siku-siku di A maka
= 144 + 72
= TF = TA 2 + AF2
216
= 6 6 cm = 62 + (3 2)2

Matematika Kelas XII 9


= 36 + 18
14. Jawaban: c
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
=
54 = 3 6 cm H 8 cm G
4 cm
Pada ΔTAF berlaku:
P
TA × AF = TF × AE
6 cm T
D
⇔ 6 × 3 2 = 3 6 × AE C
E
Q F
⇔ 6 2 = 6 × AE 10 cm
O
6 2 6
⇔ AE = = 3
= 2 3 cm
6 A 8 cm B
Jadi, jarak titik A terhadap bidang TBC adalah
Panjang EH = 10 cm. Oleh karena EP : PH = 3 : 2
2 3 cm. maka panjang EP = 6 cm dan PH = 4 cm. Panjang
13. Jawaban: b AD = 10 cm. Oleh karena AQ : AD = 3 : 5 maka
Jarak rusuk LM terhadap rusuk OR disajikan panjang AQ = 6 cm dan QD = 4 cm.
seperti berikut. Rusuk CG dan bidang BFPQ saling sejajar. Untuk
R Q menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang
O
terletak pada rusuk CG, misalkan titik G. Tarik garis
P dari titik G sehingga tegak lurus dengan bidang
BFPQ. Titik potongnya di titik T. Dengan demikian,
N M jarak rusuk CG terhadap bidang BFPQ yaitu
K 12 cm L
9 cm panjang ruas garis GT. Perhatikan ΔPFG dengan:
1) Panjang FG = BC = 10 cm
Oleh karena volume balok 540 cm3 maka:
2) Panjang PF
V=p×A×t
⇔ 540 = 12 × 9 × t PF = EP 2 + EF2
⇔ 540 = 108 × t
⇔ t=5 = 6 2 + 82
Tinggi balok = t = 5 cm
Rusuk LM dan rusuk OR saling sejajar. Untuk = 36 + 64
menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang = 100 = 10 cm
terletak pada rusuk LM, misalkan titik L. Tarik
garis dari titik L sehingga tegak lurus dengan rusuk 3) Panjang PG
OR. Titik potongnya di titik O. Dengan demikian, PG = PH 2 + GH 2
jarak rusuk LM terhadap rusuk OR yaitu panjang
ruas garis LO. Perhatikan ΔOKL siku-siku di K = 4 2 + 82
maka:
= 16 + 64
LO = KO2 + KL2
= 80
= 2
5 + 12 2
= 4 5 cm
= 25 + 144 Perhatikan segitiga PFG berikut.
Oleh karena panjang PF = P O G
= 169
FG = 10 cm maka ΔPFG
= 13 cm sama kaki. Titik O terletak
di tengah PG sehingga T
Jadi, jarak rusuk LM terhadap rusuk OR adalah
13 cm. panjang PO = 2 5 cm. F

10 Dimensi Tiga
Segitiga POF siku-siku di O Pada ΔQRL berlaku:
maka: LR × AR = QR × LO
⇔ 12 × 8 = 10 × LO
OF = PF2 − PO2 ⇔ 96 = 10 × LO
= 102 − (2 5)2 ⇔ LO = 9,6 cm
Jadi, jarak antara bidang PQRS dan bidang KLMN
= 100 − 20 adalah 9,6 cm.
= 80 B. Uraian
= 4 5 cm 1. a. Jarak antara titik A dan titik G
H G
Pada ΔPFG berlaku:
PG × OF = PF × GT E
F
⇔ 4 5 × 4 5 = 10 × GT
⇔ 80 = 10 × GT
D
⇔ GT = 8 cm
C
Jadi, jarak garis CG terhadap bidang BFPQ adalah A 12 cm B
8 cm.
Jarak antara titik A dan titik G yaitu panjang
15. Jawaban: d ruas garis AG. Oleh karena AG merupakan
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. diagonal ruang kubus maka panjang AG =
H K G
D L C
6 3 cm.
P
E
S N Jadi, jarak antara titik A dan titik G adalah
F 10 cm 6 cm

Q 12 cm M
6 3 cm.
D L C O
Q
M
6 cm 6 cm b. Jarak antara titik C dan titik P
6 cm
A 8 cm R 8 cm B A 8 cm R 8 cm B H G
P
E
Bidang PQRS dan bidang KLMN saling sejajar. F
Untuk menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik
yang terletak pada bidang KLMN, misalkan titik K.
Tarik garis dari titik K sehingga tegak lurus dengan D
C
bidang PQRS. Titik potongnya di titik O. Jarak
A B
antara bidang KNRO dan bidang LMQP yaitu
panjang ruas garis LO. Jarak antara titik C dan titik P yaitu panjang
Perhatikan ΔQRL dengan: ruas garis CP. Pada ΔPCH siku-siku di H
1) Panjang QR dengan panjang PH = 3 cm dan CH =

QR = 6 2 cm.
AQ 2 + AR 2
CP = PH 2 + CH 2
= 6 2 + 82

( )
2
= 36 + 64 = 32 + 6 2

= 100 = 9 + 72
= 10 cm = 81
= 9 cm
2) Panjang QL = QR = 10 cm
3) Panjang RL = BC = 12 cm Jadi, jarak antara titik C dan titik P adalah
9 cm.
Dengan demikian ΔQRL merupakan segitiga sama
kaki.

Matematika Kelas XII 11


c. Jarak antara titik B dan titik Q Jadi, jarak antara titik A dan titik P adalah 13 cm.
H G
3. a. Jarak titik Q terhadap rusuk VW
E Q
F W V
6 cm T
U
D 12 cm
C

A B S
R
Jarak antara titik B dan titik Q yaitu panjang
P Q
ruas garis BQ. Pada ΔBFQ siku-siku di F
dengan panjang BF = 6 cm dan CH = Jarak titik Q terhadap rusuk VW yaitu
panjang ruas garis QV. Oleh karena QV
3 2 cm.
merupakan diagonal sisi kubus maka panjang
BQ = BF2 + FQ2 QV = 12 2 cm.
Jadi, jarak titik Q terhadap rusuk VW
( )
2
= 62 + 3 2 adalah 12 2 cm.

= 36 + 18 b. Jarak titik P terhadap rusuk UW


W V
= 54 A
T
U
= 3 6 cm
Jadi, jarak antara titik B dan titik Q adalah
3 6 cm. S
R
2. Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
P Q
berikut.
Jarak titik P terhadap diagonal UW yaitu
H P G
panjang ruas garis PA. Pada ΔTPA siku-siku
di T dengan panjang TP = 12 cm dan TA =
E 3 cm
F 6 2 cm.
D
C PA = TP2 + TA2
4 cm

( )
A 16 cm B 2
Jarak antara titik A dan titik P yaitu panjang ruas = 122 + 6 2
garis AP. Pada DAPH siku-siku di H dengan: = 144 + 72
1) AH = 2
AD + DH 2
= 216
= 42 + 32 = 6 6 cm
Jadi, jarak titik P terhadap diagonal UW
= 16 + 9
adalah 6 6 cm.
= 25
= 5 cm c. Jarak titik R terhadap rusuk PV
W V
3
2) HP = × 16 = 12 cm T U
4
A
3) AP = AH 2 + PH 2 12 cm

= 52 + 122 S
R
= 25 + 144 P Q

= 169 = 13 cm

12 Dimensi Tiga
Jarak titik R terhadap diagonal PV yaitu 5. Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
panjang ruas garis RA. Pada ΔPRV siku-siku berikut.
H G
di R dengan panjang PR = 12 2 cm, RV =
Q
12 cm, dan PV = 12 3 cm. E F
R
Pada ΔPRV berlaku:
4 cm D
RA × PV = PR × RV C
P 6 cm
⇔ RA × 12 3 = 12 2 × 12 A 8 cm B

12 2 12 6 Jarak titik F terhadap garis HP yaitu panjang ruas


⇔ RA = = = 4 6 cm
3 3 garis FR. Perhatikan ΔABD siku-siku di A maka:
Jadi, jarak titik R terhadap diagonal PV BD = AB2 + AD 2
adalah 4 6 cm.
= 82 + 6 2
4. Limas beraturan T.PQRS disajikan seperti
berikut. = 64 + 36
T
= 100
= 10 cm
A
10 cm Oleh karena BP : PD = 4 : 1 diperoleh:
1 1
S
R PD = 1 + 4 × 10 = 5 × 10 = 2 cm
6 cm
P 8 cm Q Perhatikan ΔPFH dengan:
1) Panjang FH = BD = 10 cm
Jarak titik P terhadap rusuk TR yaitu panjang 2) Panjang PH
ruas garis PA. Pada ΔPQR siku-siku di Q dengan
panjang PQ = 8 cm dan QR = 6 cm. PH = DH 2 + PD2
PR = PQ2 + QR 2 = 42 + 22
= 82 + 62 = 16 + 4
= 64 + 36 = 20
= 100
= 2 5 cm
= 10 cm
Pada ΔPFH berlaku:
Pada ΔTPQ dengan panjang TP = 10 cm, FH × PQ= PH × FR
TR = 10 cm, dan PR = 10 cm sehingga ΔTPQ
merupakan segitiga sama sisi. Akibatnya titik A ⇔ 10 × 4 = 2 5 × FR
terletak di pertengahan rusuk TR. Pada ΔPAR ⇔ 10 × 2 = 5 × FR
siku-siku di A dengan panjang PR = 10 cm dan 20
RA = 5 cm. ⇔ FR = 5
= 4 5 cm
PA = PR 2 − RA 2 Jadi, jarak titik F terhadap garis HP adalah
4 5 cm.
= 102 − 52
6. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
= 100 − 25
H
P G
= 75 P
E
F
= 5 3 cm L R O
Q M
Jadi, jarak titik P terhadap rusuk TR adalah D L
M
K
C
5 3 cm. A
K
4 cm B

Matematika Kelas XII 13


Jarak titik P terhadap bidang BCRQ sama dengan 7. Titik P pada limas T.ABCD disajikan seperti
jarak titik P terhadap garis KL yaitu panjang ruas berikut.
garis PM. Perhatikan segitiga LKP dengan: T
T
1) Panjang KL = BQ

12 cm
BQ = AB2 + AQ 2 R
R
D
= 4 +22 2
C
P Q P O Q
= 16 + 4 A 18 cm B

= 20 Jarak titik P terhadap bidang TBC sama dengan


jarak titik P terhadap garis TQ yaitu panjang ruas
= 2 5 cm garis PR. Pada ΔTOQ siku-siku di O dengan
2) Panjang PK = KL = 2 5 cm panjang TO = 12 cm dan OQ = 9 cm.
3) Panjang PL TQ = TO2 − OQ2
PL = PL2 + PO2
= 122 + 92
= 22 + 22 = 144 + 81
= 4+4 =225 = 15 cm
= 8 = 2 2 cm Pada ΔTPQ berlaku:
Oleh karena panjang PK = KL maka ΔLKP PR × TQ = PQ × TO
sama kaki sehingga titik O terletak di tengah ⇔ PR × 15 = 18 × 12
1 ⇔ PR × 15 = 216
PL maka panjang LO = 2 PL = 2 cm. ⇔ PR = 14,4 cm
Perhatikan ΔKOL siku-siku di O maka: Jadi, jarak titik P terhadap bidang TBC adalah
14,4 cm.
KO = KL2 − LO 2
8. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
= (2 5) − ( 2)
2 2
H G
P R
E S F
= 20 − 2 Q
T
= 18 = 3 2 cm
D C
Pada ΔLKP berlaku: O
A
LP × KO = KL × PM 8 cm B

⇔ 2 2 × 3 2 = 2 5 × PM Ruas garis PQ dan bidang DBG saling sejajar.


⇔ 12 = 2 5 × PM Pilih titik yang terletak pada PQ, misalkan titik S.
Tarik garis dari titik S sehingga tegak lurus ruas
⇔ 6= 5 × PM garis OG. Jarak ruas garis PQ terhadap bidang
6 6 DBG yaitu panjang ruas garis ST. Perhatikan
⇔ PM = = 5 5 cm
5 ΔSOG dengan:
Jadi, jarak titik P terhadap bidang BCRQ adalah 1) Panjang OG
6
5 cm. Panjang AC = 8 2 cm (diagonal sisi)
5
sehingga panjang OC = 4 2 cm.

14 Dimensi Tiga
Perhatikan ΔABQ siku-siku di B dengan:
OG = OC2 + CG 2
1) Panjang AB = MQ = 12 cm
= (4 2)2 + 82 2) Panjang BQ
Panjang OQ = 12 2 cm (diagonal sisi)
= 32 + 64 1 1
sehingga panjang BQ = 2 OQ = 2 × 12 2
= 96
= 6 2 cm.
= 4 6 cm 3) Panjang AQ
3 3
2) Panjang SG = 4
EG = 4
× 8 2 = 6 2 cm AQ = AB2 + BQ2
3) Panjang SO
= 122 + (6 2)2
SO = SR 2 + RO2
= 144 + 72
= (2 2) + 8 2 2
= 216
= 8 + 64 = 6 6 cm
72= Pada ΔABQ berlaku:
AB × BQ = AQ × BT
= 6 2 cm
Oleh karena panjang SG = SO maka ΔSOG ⇔ 12 × 6 2 = 6 6 × BT
merupakan segitiga sama kaki. Dengan demikian, ⇔ 12 × 2 = 6 × BT
titik T terletak di tengah OG sehingga panjang OT
12 2 12
1 1 ⇔ BT = = = 4 3 cm
= 2 OG = 2 × 4 6 = 2 6 cm. 6 3
Jadi, jarak antara bidang KPR dan bidang LQN
Perhatikan ΔSTO siku-siku di T maka:
adalah 4 3 cm.
ST = SO 2 − OT 2
10. Kerangka kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
= (6 2) − (2 6)2 2 berikut.
G
= 72 − 24
H G
4
= 48 F
4
= 4 3 cm E C P C
Jadi, jarak ruas garis PQ terhadap bidang DBG
D
4
adalah 4 3 cm. B 4
4
9. Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti berikut. A C′ A G′ C′
R Q
B
O P Tinggi titik G dari permukaan meja yaitu panjang
T ruas garis GG′. Berdasarkan gambar di atas
diperoleh:
N M 1) Panjang CC′ = 4 cm
K A
12 cm L 2) Panjang AC = 4 2 cm (diagonal sisi)
Bidang KPR dan bidang LQN saling sejajar. Pilih Perhatikan ΔAC′C siku-siku di C′ maka:
titik yang terletak pada bidang KPQ, misalkan titik B.
AC′ = AC2 − CC′ 2
Tarik garis dari titik B sehingga tegak lurus dengan
ruas garis AG. Jarak antara bidang KPR dan = (4 2)2 − 42
bidang LQN yaitu panjang ruas garis BT.

Matematika Kelas XII 15


= 32 − 16 PG
⇔ sin 45° = 4
= 16 `
2 PG
= 4 cm ⇔ 2
= 4
Oleh karena panjang AC′ = CC′ maka ΔACC′
merupakan segitiga siku-siku sama kaki sehingga ⇔ PG = 2 2 cm
∠CAC′ = 45°. Besar ∠PCA = ∠CAC′ = 45° Dengan demikian:
(pasangan sudut dalam berseberangan). Pada GG′ = PG + PG′
kubus ABCD.EGH diketahui besar ∠ACG = 90°
=2 2 +4
maka besar ∠PCG = 45°. Pada ΔPCG berlaku:
Jadi, ketinggian titik G dari permukaan meja adalah
PG
sin ∠PCG = CG (2 2 + 4) cm.

16 Dimensi Tiga
A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: c
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
1. Jawaban: c
H G
Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
E F
berikut.
H G

E 4 cm D
F C
D 6 cm
C A B
6 cm Ruas garis BD dan DG berpotongan di titik D.
A 12 cm B
Sudut antara ruas garis BD dan DG yaitu ∠BDG.
Ruas garis PF dan PB berpotongan di titik P. Sudut Ruas garis BD, DG, dan BG merupakan diagonal
antara ruas garis PF dan PB yaitu ∠BPF. Oleh sisi kubus sehingga ketiganya sama panjang.
karena perbandingan AP : PB = 2 : 1 maka panjang Akibatnya ΔBDG merupakan segitiga sama sisi.
1
PB = 3 × 12 = 4 cm. Pada ΔPBF siku-siku di B Besar setiap sudut pada segitiga sama sisi yaitu
dengan panjang PB = 4 cm dan BF = 4 cm sehingga 60°.
ΔPBF merupakan segitiga siku-siku sama kaki. Jadi, besar sudut antara ruas garis BD dan DG
Akibatnya besar ∠BPF = ∠PFB = 45°. adalah 60°.
Jadi, besar sudut antara ruas garis PF dan PB 4. Jawaban: b
adalah 45°. Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
2. Jawaban: b W V
Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
T 3 cm
T U
S
R
α 2 cm
12 cm 6 cm Q
P

Ruas garis PR dan PV berpotongan di titik P.


S
R Sudut antara ruas garis PR dan PV yaitu ∠RPV
O = α. Perhatikan ΔPRV siku-siku di R dengan
P
12 cm Q panjang RV = 3 cm.
Ruas garis TR dan PR berpotongan di titik R. 1) BE = PQ 2 + QR 2
Sudut antara ruas garis TR dan PR yaitu ∠TRO.
Bidang alas limas berbentuk persegi dengan = 62 + 22
panjang PQ = 12 cm sehingga panjang PR =
= 36 + 4
12 2 cm. Titik O terletak di tengah ruas garis
1 1 = 40
PR sehingga panjang OR = 2 PR = 2 × 12 2
= 2 10 cm
= 6 2 cm.
Perhatikan ΔTOR siku-siku di O maka: 2) PV = PR 2 + RV 2
OR 6 2 1
cos ∠TRO = TR = 12 = 2 2
( 2 10 )
2
= + 32
1
Oleh karena nilai cos ∠TRO = 2 2 maka besar = 40 + 9
∠TRO = 45°.
= 49
Jadi, besar sudut antara ruas garis TR dan PR
adalah 45°. = 7 cm

Matematika Kelas XII 17


Dengan demikian: 6. Jawaban: a
RV 3 Sudut antara ruas garis CH dan AE disajikan
sin α = = seperti berikut.
PV 7
3
Jadi, nilai sin α adalah . H G
7
E
5. Jawaban: d F
Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti 9 cm
berikut.
H G D C
A 8 cm
E F 12 cm B

Ruas garis CH dan AE saling bersilangan. Ruas


D P garis AE terletak pada bidang ADHE dan ruas
C
garis CH menembus bidang ADHE di titik H. Pilih
A
8 cm B ruas garis yang sejajar AE dan memotong CH di
Ruas garis EP dan GH saling bersilangan. Ruas titik H yaitu ruas garis DH. Sudut antara ruas garis
garis GH terletak pada bidang DCHG dan ruas CH dan AE yaitu ∠DHC. Perhatikan ΔDHC siku-
garis EP menembus bidang DCHG di titik P. Pilih siku di D dengan:
ruas garis sejajar GH dan memotong EP di titik P 1) Panjang DH = 9 cm
yaitu ruas garis CD. Sudut antara ruas garis EP 2) Panjang DC = 12 cm
dan GH yaitu ∠DPE. Perhatikan ΔDPE siku-siku 3) Panjang CH
di D dengan: 2
CH = DH + DC2
1 1
1) Panjang DP = 2
CD = 2
× 8 = 4 cm
= 92 + 122
2) Panjang DE = 8 2 cm (diagonal sisi kubus)
3) Panjang EP = 81 + 144
= 225
EP = DE 2 + DP 2
= 15 cm
= Dengan demikian:
(8 2)2 + 42
DH
cos ∠DHC = CH
= 128 + 16
9
= 144 = 15
= 12 cm 3
Dengan demikian: = 5

DE Jadi, nilai kosinus sudut antara ruas garis CH dan


sin ∠DPE = EP 3
AE adalah 5 .
8 2 7. Jawaban: d
= 12
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
2 T
= 2
3
Jadi, nilai sinus sudut antara ruas garis EP dan 8 2 cm
2
GH adalah 2.
3 D C

O
A 8 cm B

18 Dimensi Tiga
Sudut antara ruas garis TA dan bidang ABCD 1
yaitu ∠TAO. Perhatikan ΔTAO siku-siku di O Jadi, nilai cos α adalah 6.
3
dengan:
1) Panjang TA = 8 2 cm 9. Jawaban: a
2) Panjang AO Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H G
Panjang AC = 8 2 cm sehingga panjang AO
1 1 E
F
= AC = × 8 2 = 4 2 cm.
2 2
Dengan demikian: Q
10 cm
AO 4 2 1
cos ∠TAO = TA
= =
8 2 2 D
1 C
P α
Oleh karena nilai cos ∠TAO = maka besar A 12 cm B
8 cm
2
∠TAO = 60°. Sudut yang dibentuk oleh ruas garis PQ dan bidang
Cara lain: alas yaitu ∠CPQ = α.
Perhatikan ΔTAC dengan panjang AC = 8 2 cm. Perhatikan ΔPBC siku-siku di B dengan:
Oleh karena panjang AC = TA = TC maka ΔTAC 1 1
1) Panjang PB = 2 AB = 2 × 12 = 6 cm
sama sisi sehingga besar setiap sudutnya 60°.
Jadi, besar sudut antara ruas garis TA dan bidang 2) Panjang BC = 8 cm
ABCD adalah 60°. 3) Panjang PC
8. Jawaban: b PC = PB2 + BC2
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
W V = 6 2 + 82
O
T = 36 + 64
U

= 100
S
α R = 10 cm
P 4 cm Q Perhatikan ΔCPQ siku-siku di C dengan:
1 1
Sudut antara ruas garis PT dan bidang PUW yaitu 1) Panjang CQ = 2 CG = 2 × 10 = 5 cm
∠TPO = α. Perhatikan ΔTPO siku-siku di P
2) Panjang PQ
dengan panjang TP = 4 cm.
1) Panjang TV = 4 2 cm sehingga panjang TO PQ = PC2 + CQ2

= 2 2 cm. = 102 + 52
2) EP = PT 2 + TO2 = 100 + 25

( ) = 125
2
= 42 + 2 2
= 5 5 cm
= 16 + 8
Dengan demikian:
= 24 2
PC 10 2
cos α = PQ = 5 5 = = 5 5
= 2 6 cm 5
Dengan demikian: Jadi, nilai kosinus sudut yang dibentuk oleh ruas
PT 4 2 1 2
cos α = PO = 2 6 = 6 = 6 garis PQ dan bidang alas balok adalah 5 5 .
3

Matematika Kelas XII 19


10. Jawaban: a Sudut antara ruas garis PQ dan bidang BCGF
Limas T.ABCDEF disajikan seperti berikut. yaitu ∠PQO. Perhatikan ΔPQO siku-siku di O
T dengan:
2
1) Panjang PO = HQ = 3 × 12 3 = 8 3 cm
1
2) Panjang QO = HP = × 16 = 8 cm
2
F E Dengan demikian:
PO
α tan α = QO
A O D
8 3
= 8
B 12 cm C
= 3
Salah satu rusuk tegak yaitu TA. Sudut antara
Oleh karena tan α = 3 maka besar α = 60°.
rusuk tegak dan bidang alas limas yaitu ∠TAO = α.
Jadi, besar sudut antara ruas garis PQ dan bidang
Perhatikan ΔΤAO siku-siku di O dengan:
BCGF adalah 60°.
1) Panjang TO = 12 3 cm (tinggi limas)
2) Panjang AO 12. Jawaban: c
360° Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
Pada ΔABO diketahui besar ∠AOB = 6
H G
= 60°. Berarti ΔABO sama sisi sehingga
F
panjang AO = AB = 12 cm. E

3) Panjang TA
TA = TO2 + AO2 D C
A O
(12 3 )
2 6 cm B
= + 122
Sudut antara bidang BDG dan bidang ABCD yaitu
= 432 + 144 ∠COG. Perhatikan ΔOCG siku-siku di C dengan:
1) Panjang CG = 6 cm (rusuk)
= 576 2) Panjang OC
= 24 cm
Panjang AC = 6 2 cm (diagonal sisi)
Dengan demikian:
1 1
AO 12 1 sehingga panjang OC = AC = ×6 2
cos α = TA = 24 = 2 2
2
1 = 3 2 cm.
Jadi, nilai cos α adalah .
2 3) Panjang OG
11. Jawaban: c
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. OG = OC2 + CG 2
H Q G 2
P =
E
(3 2) + 62
F

10 cm = 18 + 36
= 54
D
C = 3 6 cm
16 cm
A
12 3 cm B Dengan demikian:
CG 6 2
H Q G tan ∠COG = OC = 3 2 = = 2
2
α
P Jadi, nilai tangen sudut antara bidang BDG dan
O
bidang ABCD adalah 2.
E F′ F

20 Dimensi Tiga
13. Jawaban: c Sudut antara bidang AQS dan bidang PQRS yaitu
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. ∠AOR. Perhatikan ΔAOR siku-siku di R dengan:
1 1
T 1) Panjang AR = RV = × 10 = 5 cm
2 2
2) Panjang OR
5 cm Panjang PR = 10 2 cm sehingga panjang
1 1
OR = PR = × 10 2 = 5 2 cm.
2 2
D C 3) Panjang OA
α
O P
A
OA = OR 2 + AR 2
6 cm B

Sudut antara bidang TBC dan bidang ABCD yaitu = (5 2)2 + 52


∠TPO = α. Titik P terletak di tengah BC sehingga
1 1 = 50 + 25
panjang PC = BC = × 6 = 3 cm. Perhatikan
2 2 =
ΔTOP siku-siku di O dengan: 75
1) Panjang TP = 5 3 cm
TP = TC2 − PC2 Dengan demikian:
AR 5 1 1
sin ∠AOR = OA = 5 3 = = 3
= 5 −3
2 2 3 3
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang AQS dan
= 25 − 9 1
bidang PQRS adalah 3.
3
= 16
15. Jawaban: b
= 4 cm
1 1
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
2) Panjang OP = AB = × 6 = 3 cm H G
2 2 E G
3) Panjang TO F
E
TO = TP − OP
2 2

= 42 − 32 D C
O
A O
8 cm B
= 16 − 9
Sudut antara bidang BDE dan bidang BDG yaitu
=
7 cm ∠EOG. Perhatikan ΔEOG dengan:
Dengan demikian: 1) Panjang EG = 8 2 cm (diagonal sisi)
OP 3
cos α = TP
= 2) Panjang EO
4
Jadi, nilai cos α adalah
3
. Panjang AC = EG = 8 2 cm sehingga
4 1 1
panjang AO = AC = × 8 2 = 4 2 cm.
14. Jawaban: d 2 2
Titik A pada kubus PQRS.TUVW disajikan seperti EO = AE 2 + AO 2 = 82 + (4 2) 2
berikut.
W V = 64 + 32 = 96 = 4 6 cm
T 3) Panjang OG = EO = 4 6 cm
U
A Pada ΔEOG berlaku aturan kosinus:
EO2 + OG 2 − EG 2
cos ∠EOG = 2 × EO × OG
S
R
O
P (4 6)2 + (4 6)2 − (8 2)2
10 cm Q = 2× 4 6 × 4 6

Matematika Kelas XII 21


96 + 96 − 128 b. Panjang AP
= 192
AP = AB2 − BP 2
64
= 192 = 42 − 22
1
= 3 = 16 − 4
Jadi, nilai kosinus sudut antara bidang BDE
1 = 12
dan bidang BDG adalah 3 .
= 2 3 cm
B. Uraian
c. Panjang TP = AP = 2 3 cm
1. Titik O pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
Oleh karena panjang TP = AP maka ΔTAP sama
berikut.
H G kaki. Titik O di tengah AT maka:
E F OP = AP 2 − AO2
5 cm

(2 3)
D 2
O C = − 22
6 cm
A 8 cm B
= 12 − 4
Ruas garis OG dan OC berpotongan di titik O.
= 8
Sudut antara ruas garis OG dan OC yaitu ∠COG.
Pada ΔOCG siku-siku di C dengan panjang CG = 2 2 cm
= 5 cm. Dengan demikian:
a. AC = AE 2 +EO 2 2 1
OP 2 2
sin α = AP = = = 3 6
2 3 3
( )
2
= 8 + 2 2
2
1
Jadi, nilai sin α = 3 6.
= 64 + 36
= 100 3. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
= 10 cm H G
F
E
1 1
b. OC = × AC = × 10 = 5 cm
2 2 O
Oleh karena panjang OC = CG = 5 cm maka
C
ΔOCG merupakan segitiga siku-siku sama kaki. D
A
Akibatnya besar ∠COG = ∠CGO = 45°. 4 cm B
Jadi, besar besar sudut antara ruas garis OG dan Hasil proyeksi ruas garis AF pada bidang ABGH
OC adalah 45°. yaitu AO. Sudut antara diagonal AF dan bidang
2. Limas T.ABC disajikan seperti berikut. ABGH yaitu ∠FAO. Perhatikan ΔAFO siku-siku
di O dengan:
T
O
O 4 cm A O T a. Panjang AF = 4 2 cm (diagonal sisi)
A α C b. Panjang FO
Panjang CF = AF = 4 2 cm sehingga panjang
4 cm P
1 1
OF = 2 CF = 2 × 4 2 = 2 2 cm
P
B
Dengan demikian:
Sudut antara rusuk TA dan bidang ABC yaitu
FO 2 2 1
∠TAP = α. Perhatikan ΔTAP dengan: sin ∠FAO = AF = = 2
4 2
a. Panjang TA = 4 cm

22 Dimensi Tiga
1 5. Titik K dan titik L pada kubus ABCD.EFGH
Oleh karena nilai sin ∠FAO = 2 maka besar
disajikan seperti berikut.
∠FAO = 30°.
H G
Jadi, besar sudut antara diagonal AF dan bidang
O
ABGH adalah 30°. E
F
8 cm
4. Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
T D
C
A B

Sudut antara bidang AKL dan bidang EFGH yaitu


∠AOE. Pada ΔAOE siku-siku di E dengan panjang
S R
AE = 8 cm. Oleh karena panjang EG = 8 2 cm
O C B
P 1
A Q panjang EO = × 8 2 = 2 2 cm.
12 cm 4

Sudut antara bidang TAB dan bidang TPR yaitu AO = AE 2 + EO2


∠CTO. Perhatikan ΔCTO siku-siku di O dengan:
( )
2
a. Panjang TO = 15 cm (tinggi limas) = 82 + 2 2
b. Panjang OC
Panjang SQ = 12 2 cm sehingga panjang = 64 + 8
1 1 = 72
OC = 4 SQ = 4 × 12 2 = 3 2 cm
= 6 2 cm
c. Panjang TC
Dengan demikian:
TC = TO2 + OC2
EO 2 2 1
cos α = AO = = 3
6 2
= 15 + (3 2)
2 2

1
= 225 + 18 Jadi, nilai cos α adalah 3 .

= 243
= 9 3 cm
Dengan demikian:
OC 3 2 2 1
sin ∠CTO = TC = = = 9 6
9 3 3 3
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang TAB dan
bidang TPR adalah 1 6 .
9

Matematika Kelas XII 23


24
Dua Garis Bersilangan

Dimensi Tiga
Titik Terletak pada Garis

Titik Terletak di Luar Garis Garis Terletak pada Bidang

Titik Terletak pada Bidang Garis Sejajar Bidang


Keududukan Titik,
Titik Terletak di Luar Bidang Garis, dan Bidang Garis Menembus Bidang

Dua Garis Berpotongan Dua Bidang Sejajar

Dua Garis Sejajar Dua Bidang Berpotongan

Dimensi Tiga

Jarak Dua Titik

Sudut Dua Garis Berpotongan


Jarak Titik terhadap Garis

Sudut Dua Garis Bersilangan


Jarak Titik terhadap Bidang
Jarak Titik, Garis, Sudut Garis dan
dan Bidang Bidang Sudut Garis dan Bidang
Jarak Dua Garis Sejajar

Jarak Garis terhadap Bidang Sudut Dua Bidang

Jarak Dua Bidang Sejajar


A. Pilihan Ganda Dengan demikian, rusuk KN dan rusuk LM
1. Jawaban: e saling sejajar.
Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti 3) Rusuk TK dan rusuk TM terletak pada bidang
berikut. satu bidang yaitu bidang TKM. Kedua rusuk
H
mempunyai titik persekutuan yaitu titik T.
G
Dengan demikian, rusuk TK dan rusuk TM
E F
saling berpotongan.
4) Rusuk TL dan rusuk MN tidak terletak pada
D C bidang yang sama. Kedua rusuk tidak mempunyai
A B titik persekutuan. Dengan demikian, rusuk TL
dan rusuk MN bersilangan.
1) Titik P terhadap bidang ADHE
5) Rusuk TN dan rusuk KN terletak pada bidang
Titik P terletak pada ruas garis DE, sedangkan
satu bidang yaitu bidang TKN. Kedua rusuk
ruas garis DE terletak pada bidang ADHE.
mempunyai titik persekutuan yaitu titik N.
Dengan demikian, titik P terletak pada bidang
Dengan demikian, rusuk TN dan rusuk KN
ADHE. Pernyataan (i) salah.
saling berpotongan.
2) Titik P terhadap bidang ACGE
Jadi, salah satu pasangan rusuk saling bersilangan
Bidang ACGE melalui ruas garis AC, CG, EG,
adalah rusuk TL dan rusuk MN.
dan AE. Oleh karena titik P terletak di luar
keempat ruas garis itu maka titik P terletak di 3. Jawaban: c
luar bidang ACGE. Pernyataan (ii) salah. 1) Ruas garis CF dan bidang ABCD
3) Titik P terhadap bidang ABGH Ruas garis CF berpotongan dengan bidang
Titik P terletak pada ruas garis AH, ABCD di titik C. Dengan demikian, ruas garis
sedangkan ruas garis AH terletak pada bidang CF menembus dengan bidang ABCD.
ABGH. Dengan demikian, titik P terletak 2) Ruas garis BC dan bidang EFGH
pada bidang ABGH. Pernyataan (iii) benar. Ruas garis BC sejajar dengan ruas garis FG,
4) Titik P terhadap bidang BCHE sedangkan ruas garis FG terletak pada bidang
Bidang
P BCHE melalui ruas garis BC, CH, EFGH. Dengan demikian, ruas garis BC
HE, dan BE. Oleh karena titik P terletak di sejajar dengan bidang EFGH.
luar keempat ruas garis itu maka titik P 3) Ruas garis BG dan bidang ADHE
terletak di luar bidang BCHE. Pernyataan (iv) Ruas garis BG sejajar dengan ruas garis AH,
benar. sedangkan ruas garis AH terletak pada bidang
5) Titik P terhadap bidang CDEF ADHE. Dengan demikian, ruas garis BG
Titik P terletak pada ruas garis DE, sejajar dengan bidang ADHE.
sedangkan ruas garis DE terletak pada 4) Ruas garis BE dan bidang ABFE
bidang CDEF. Dengan demikian, titik P Ruas garis BE terletak pada bidang ABFE.
terletak pada bidang CDEF. Pernyataan (v) 5) Ruas garis BF dan bidang BCHE
salah. Ruas garis BF berpotongan dengan bidang
Jadi, pernyataan yang benar adalah (iii) dan (iv). BCHE di titik B. Dengan demikian, ruas garis
BF menembus dengan bidang BCHE.
2. Jawaban: d
Jadi, pernyataan yang benar ada pada pilihan c.
1) Rusuk KL dan rusuk TK terletak pada bidang
satu bidang yaitu bidang TKL. Kedua rusuk 4. Jawaban: c
mempunyai titik persekutuan yaitu titik K. 1) Kedudukan BC terhadap TAB
Dengan demikian, rusuk KL dan rusuk TK Ruas garis BC berpotongan dengan bidang
saling berpotongan. TAB di titik B. Dengan demikian, ruas garis
2) Rusuk KN dan rusuk LM terletak pada bidang BC berpotongan dengan bidang TAB.
satu bidang yaitu bidang KLMN. Kedua Pernyataan (i) benar.
rusuk tidak mempunyai titik persekutuan.

Matematika Kelas XII 25


2) Kedudukan AB terhadap TCD Jarak antara titik A dan titik V yaitu panjang ruas
Ruas garis AB sejajar ruas garis CD, garis AV. Pada ΔAQV siku-siku di Q dengan
sedangkan ruas garis CD terletak pada bidang panjang AP = 4 cm dan 8 2 cm.
TCD. Dengan demikian, ruas garis AB sejajar
dengan bidang TCD. Pernyataan (ii) salah. AV = AQ2 + QV 2
3) Kedudukan TC terhadap ABCD
Ruas garis TC memotong bidang ABCD di = 42 + (8 2 )2
titik C. Ruas garis TC berpotongan dengan
= 16 + 128
bidang ABCD. Pernyataan (iii) salah.
4) Kedudukan BC terhadap TAD = 144
Ruas garis BC sejajar ruas garis AD, sedangkan = 12 cm
ruas garis AD terletak pada bidang TAD. Jadi, jarak antara titik A dan titik V adalah 12 cm.
Dengan demikian, ruas garis BC sejajar
8. Jawaban: d
dengan bidang TAD. Pernyataan (iv) benar.
Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
Jadi, pernyataan yang benar adalah (i) dan (iv).
berikut.
5. Jawaban: a
H P G
Hasil perpotongan kedua bidang disajikan seperti
berikut. E E F 2 cm
W V
U D C
T 2 cm
A 4 cm B
S R Jarak antara titik A dan titik P yaitu panjang ruas
P Q
garis AP. Perhatikan ΔAHP siku-siku di H dengan:
1) Panjang AH
Bidang PQVW dan bidang QRWT pada garis QW.
Jadi, hasil perpotongannya adalah garis QW. AH = AD2 + DH 2
6. Jawaban: c = 22 + 22 = 4+4
Bidang α dan bidang β disajikan seperti berikut.
h
= 8 = 2 2 cm
1 1
2) Panjang HP = CH = × 4 = 2 cm
2 2
β g 3) Panjang AP
A

α
AP = AH 2 + HP 2

Berdasarkan gambar di atas diperoleh: = (2 2)2 + 22


1) Titik A terletak pada bidang α.
2) Titik A terletak pada bidang β. = 8+4
3) Garis g terletak pada bidang β. = 12
Jadi, pernyataan yang benar adalah (i), (ii), dan (iv).
= 2 3 cm
7. Jawaban: c
Titik A pada kubus PQRS.TUVW disajikan Jadi, jarak antara titik A dan titik P adalah 2 3 cm.
seperti berikut.
9. Jawaban: b
W V Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
U T
T
8 cm
4 cm

S
R M
N O
P A Q 8 cm
K 8 cm L

26 Dimensi Tiga
Jarak antara titik T dan titik L yaitu panjang ruas Jadi, jarak titik B terhadap ruas garis PG adalah
garis TL. Perhatikan ΔTOL siku-siku di O dengan: 7,2 cm.
1) Panjang TO = 4 cm (tinggi limas)
11. Jawaban: a
2) Panjang OL
Titik A pada kubus PQRS.TUVW disajikan seperti
Bidang alas limas berbentuk persegi dengan
berikut.
panjang KL = 8 cm maka panjang LN = W V
8 2 cm. Titik O terletak di tengah LN T U
1 1
sehingga panjang OL = LN = × 8 2 = O A
2 2
4 2 cm. S R
3) Panjang TL 6 cm
P Q
TL = 2
TO + OL 2
Jarak titik V terhadap ruas garis TA yaitu panjang
ruas garis OV. Perhatikan ΔTAV siku-siku di V
= 42 + (4 2)2 dengan panjang AV = 3 cm dan TV = 6 2 cm.
= 16 + 32 TA = TV 2 + AV2
= 48 = (6 2) 2 + 32
= 4 3 cm
= 72 + 9
Jadi, jarak antara titik T dan titik L adalah 4 3 cm.
= 81
10. Jawaban: a = 9 cm
Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti Pada ΔTAV berlaku:
berikut. OV × ΤΑ = TV × AV
H G G
O ⇔ OV × 9 = 6 2 × 3
E P F
⇔ OV × 9 = 18 2
O
D ⇔ OV = 2 2 cm
C
A 12 cm B
P F Jadi, jarak titik V terhadap garis TA adalah
Jarak titik B terhadap ruas garis PG yaitu panjang 2 2 cm.
ruas garis FO. Perhatikan ΔPFG siku-siku di F 12. Jawaban: e
dengan: Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti gambar
1) Panjang FG = 12 cm berikut.
3 3
2) Panjang PF = 1 + 3 × EF = 4 × 12 = 9 cm H G
P
3) Panjang PG F
E
PG = 2
PF + FG 2

= 92 + 122 D C

= 81 + 144 A 4 cm B

= 225 Jarak titik B terhadap diagonal EG yaitu panjang


= 15 cm ruas garis BP. Segitiga BEG mempunyai panjang
Pada ΔPFG berlaku: BE = BG = EG = 4 2 cm. Berarti ΔBEG sama
PF × FG = PG × FO sisi sehingga titik P terletak di tengah EG. Panjang
⇔ 9 × 12 = 15 × FO
1 1
⇔ 108 = 15 × FO PG = 2 EG = 2 × 4 2 = 2 2 cm.
⇔ FO = 7,2 cm

Matematika Kelas XII 27


Segitiga BPG siku-siku di P maka: 14. Jawaban: d
Titik T pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
BP = BG 2 − PG 2 berikut.
H G T
= (4 2)2 − (2 2)2 T
E F P
= 32 − 8 P
= 24
C
= 2 6 cm D
A A C
Jadi, jarak titik B terhadap diagonal EG adalah 12 cm B Q

2 6 cm. Jarak titik A terhadap ruas garis CT yaitu panjang


ruas garis AP. Perhatikan ΔTAC dengan:
13. Jawaban: a
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. 1) Panjang AC = 12 2 cm (diagonal sisi kubus)
T 2) Panjang AT
AT = AE 2 + ET 2
8 2 cm T
P = 122 + (6 2)2
P
C = 144 + 72
D
A C
= 216
A 8 cm B
= 6 6 cm
Jarak titik C terhadap rusuk TA yaitu panjang ruas
garis CP. Perhatikan ΔTAC dengan: 3) Panjang TC = AT = 6 6 cm
1) Panjang TA = TC = 8 2 cm Pada ΔATC berlaku:
2) Panjang AC AC × TQ = TC × AP
Bidang alas limas ABCD berbentuk persegi. ⇔ 12 2 × 12 = 6 6 × AP
Oleh karena panjang AB = 8 cm maka panjang
⇔ 24 2 = 6 × AP
AC = 8 2 cm. 24 2
Pada ΔATC diketahui panjang TA = TC = AC = ⇔ AP =
6
8 2 cm berarti ΔTAC sama sisi. Titik P terletak 24
⇔ AP = 3
1 1
di tengah AT sehingga AP = AT = ×8 2
2 2 ⇔ AP = 8 3 cm
= 4 2 cm. Perhatikan ΔAPC siku-siku di P maka: Jadi, jarak titik A terhadap ruas garis CT adalah
8 3 cm.
CP = AC2 − AP 2
15. Jawaban: b
= (8 2) − (4 2)
2 2 Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
T T
= 128 − 32

= 96
Q
Q
= 4 6 cm D
C
Jadi, jarak titik C terhadap rusuk TA adalah O P
A O P
12 cm B
4 6 cm.

28 Dimensi Tiga
Jarak titik O terhadap bidang TBC yaitu panjang ruas 17. Jawaban: d
garis OQ. Perhatikan ΔTOP siku-siku di O dengan: Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
1) Panjang TO = 8 cm H G
1 1 E E
2) Panjang OP = 2
AB = 2
× 12 = 6 cm F 6 cm

3) Panjang TP D C
5 cm
TP = TO + OP2 2
A 8 cm B

= 82 + 6 2 Ruas garis BC dan EH saling sejajar. Untuk


menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang
= 64 + 36 terletak pada ruas garis BC, misalkan titik B. Tarik
garis dari titik B yang tegak lurus dengan ruas
= 100
garis EH. Titik potongnya di titik E. Dengan
= 10 cm demikian, jarak antara ruas garis BC dan EH yaitu
Pada ΔTOP berlaku: panjang ruas garis BE. Pada ΔABE siku-siku di A
TO × OP = TP × OQ dengan panjang AB = 8 cm dan AE = 6 cm.
⇔ 8 × 6 = 10 × OQ
BE = AB2 + AE 2
⇔ 48 = 10 × OQ
⇔ OQ = 4,8 cm = 82 + 62
Jadi, jarak titik O terhadap bidang TBC adalah
4,8 cm. = 64 + 36
= 100
16. Jawaban: a
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. = 10 cm
Jadi, jarak antara ruas garis BC dan EH adalah
H G D 10 cm.
E F 18. Jawaban: d
O Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti gambar
D C
berikut.
A B
A 12 cm K W V
K B B
U
T
Jarak titik K terhadap bidang BDHF yaitu panjang
ruas garis KO. Perhatikan ΔKBD dengan: C

1) Panjang BD = 8 2 cm S R
2) Panjang KD P A
Q
6 cm
Perbandingan KA : KD = 1 : 3 maka
perbandingan KA : AD = 1 : 2. Oleh karena Jarak antara bidang PUW dan bidang QVS yaitu
panjang AD = 8 cm maka panjang KA = 4 cm. panjang ruas garis BC. Perhatikan ΔABV siku-siku
KD = KA + AD = 4 + 8 = 12 cm di B dengan:
1) Panjang AB = 6 cm
Pada ΔKBD berlaku:
2) Panjang BV
KD × AB = BD × KO
Panjang TV = 6 2 cm sehingga panjang
⇔ 12 × 8 = 8 2 × KO 1 1
BV = 2 TV = 2 × 6 2 = 3 2 cm.
⇔ 12 = 2 × KO 3) Panjang AV
⇔ KO = 6 2 cm AV = AB2 + BV 2
Jadi, jarak titik K terhadap bidang BDHF adalah
6 2 cm. = 62 + (3 2)2

Matematika Kelas XII 29


20. Jawaban: b
= 36 + 18
Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
= 54 W V

= 3 6 cm
U
Pada ΔABV berlaku: T
R
S
AB × BV = AV × BC 9 cm
α 20 cm
⇔ 6 × 3 2 = 3 6 × BC P
Q
12 cm
⇔ 6 2 = 6 × BC Sudut antara ruas garis TQ dan ruas garis QW
6 2 6 yaitu ∠TQW = α. Perhatikan ΔTWQ siku-siku di
⇔ BC = = 3
= 2 3 cm T dengan:
6
Jadi, jarak antara bidang PUW dan bidang QVS 1) Panjang TW = 20 cm
adalah 2 3 cm. 2) Panjang TQ

19. Jawaban: d TQ = TP 2 + PQ2


Limas T.ABCD disajikan seperti gambar berikut.
= 92 + 122
T
= 81 + 144
6 cm
= 225
D C = 15 cm
3) Panjang QW
A 6 cm B
QW= TQ2 + TW 2
Sudut antara ruas garis TA dan TC yaitu ∠ATC.
Perhatikan ΔATC dengan: = 152 + 202
1) Panjang TA = TC = 6 cm
2) Panjang AC = 6 2 cm = 225 + 400
Pada ∠ATC berlaku aturan kosinus: = 625
AT 2 + TC2 − AC2 = 25 cm
cos ∠ATC = 2 × AT × TC Dengan demikian:
62 + 62 − (6 2)2 TQ
= cos α = QW
2×6×6
15
36 + 36 − 72 = 25
= 2×6×6
3
0 = 5
= 2×6×6
3
Jadi, nilai cos α adalah 5 .
=0
Oleh karena nilai cos ∠ATC = 0 maka besar 21. Jawaban: d
∠ATC = 90°. Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti gambar
Cara lain: berikut.
Perhatikan pada ΔATC berlaku AT2 + TC2 = AC2 R Q
maka ΔATC siku-siku di T. P
O
Jadi, besar sudut antara ruas garis TA dan TC
adalah 90°.
N M

K 2 cm L

30 Dimensi Tiga
Diagonal LQ dan diagonal PR saling bersilangan. Sudut antara rusuk TC dan bidang ABC yaitu
Diagonal LQ terletak pada bidang LMQP. Buat ∠TCD = α. Perhatikan ΔTCD dengan:
ruas garis sejajar PR dan memotong LQ yaitu ruas 1) Panjang TC = 6 3 cm
garis LN. Ruas garis LN dan LP berpotongan di 2) Panjang CD
titik P. Sudut antara diagonal LQ dan diagonal PR
yaitu ∠QLN. Pada ΔQLN diketahui panjang LQ CD = BC2 − BD2
= LN = QN sehingga ΔQLN sama sisi. Dengan
= 62 − 32
demikian, besar ∠QLN = 60°.
Jadi, besar sudut antara diagonal LQ dan diagonal = 36 − 9
PR adalah 60°.
= 27
22. Jawaban: b
H G = 3 3 cm
E E 3) Panjang TD
F 4 cm
D C TD = TB2 − BD2
6 cm
A 12 cm B = (6 3)2 − 32
Ruas garis EH dan BD saling bersilangan. Ruas = 108 − 9
garis EH terletak pada bidang ADHE, sedangkan
ruas garis BD menembus bidang ADHE. Pilih = 99
ruas garis yang sejajar EH dan berpotongan
= 3 11 cm
dengan ruas garis BD yaitu AD. Sudut antara
ruas garis EH dan BD yaitu ∠ADB = α. Pada Pada ΔTCD berlaku aturan kosinus:
ΔABD siku-siku di A dengan panjang AB = 12 cm TC2 + CD2 − TD2
dan AD = 6 cm. cos α = 2 × TC × CD
BD = AB2 + AD2 (6 3)2 + (3 3)2 − (3 11)2
= 2×6 3 ×3 3
= 122 + 62
108 + 27 − 99
= 144 + 36 = 108

= 180 36 1
= 108 = 3
1
= 6 5 cm Jadi, nilai cos α adalah 3 .
Dengan demikian: 24. Jawaban: d
AB 12 2 2
5 Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
sin α = AD
= 6 5
= 5
= 5 T

2
Jadi, nilai sin α adalah 5 5 . 4 2 cm

23. Jawaban: a N
M
Limas T.ABC disajikan seperti berikut.
T K 4 cm L
T
Sudut antara rusuk TK dan bidang KLMN yaitu
∠TKM. Perhatikan ΔTKM dengan:
6 3 1) Panjang TK = TM = 4 2 cm
6 3
2) Panjang KM
Bidang KLMN berbentuk persegi dengan
A C
D
α
C panjang KL = 4 cm sehingga panjang
3
D 6 KM = 4 2 cm.
3
B

Matematika Kelas XII 31


Oleh karena ΔTKM mempunyai tiga sisi sama 3) Panjang BP
panjang sehingga ΔTKM sama sisi. Dengan
BP = BF2 + PF2
demikian, besar ∠TKM = 60°.
Jadi, besar sudut antara rusuk TK dan bidang
( )
2
KLMN adalah 60°. = 42 + 2 2

25. Jawaban: c = 16 + 8
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H G = 24
O
E
F′ F = 2 6 cm
8 cm Dengan demikian:
PF 2 2 1 1
D sin α = BP = = 3
= 3 3
C 2 6
A 4 cm 4 cm B 1
P Jadi, nilai sin α = 3 3 .
Sudut antara ruas garis PF dan bidang ACGE yaitu
∠OAF′. Perhatikan ΔOAF′ siku-siku di O dengan: 27. Jawaban: e
1) Panjang AO Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
1 1 T
Panjang EO = 4 EG = 4 × 8 2 = 2 2 cm
θ

AO = AE 2 + EO2 5 cm

2 D
= 8 + (2 2)2 C

P Q
= 64 + 8 A
2 cm B
= 72 Sudut antara bidang TAD dan bidang TBC yaitu
= 6 2 cm ∠PTQ = θ. Perhatikan ΔTPQ dengan:
1 1 1) Panjang TP
2) Panjang OF′ = 4 FH = 4 × 8 2 = 2 2 cm
TP = TA 2 − AP 2
Dengan demikian:
OF′ 2 2 1 = 52 − 12
tan ∠OAF′ = AO = = 3
6 2
Jadi, nilai tangen sudut antara ruas garis PF dan = 25 − 1
1 = 24
bidang ACGE adalah 3 .
= 2 6 cm
26. Jawaban: b 2) Panjang PQ = 2 cm
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
3) Panjang TQ = TP = 2 6 cm
H G
P Pada ΔTPQ berlaku aturan kosinus:
E F
TP2 + TQ2 − PQ2
cos θ = 2 × TP × TQ
α
D C (2 6)2 + (2 6)2 − 22
= 2× 2 6 × 2 6
A B

Sudut antara rusuk BF dan bidang BEG yaitu 24 + 24 − 4


= 48
∠PBF = α. Perhatikan ΔPBF siku-siku di F dengan:
44 11
1) Panjang BF = 4 cm = 48 = 12
1 1 11
2) Panjang PF = 2 FH = 2 × 4 2 = 2 2 cm Jadi, nilai cos θ = 12 .

32 Dimensi Tiga
28. Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. Sudut antara bidang PQXY dengan bidang PQUT
yaitu ∠OQX. Perhatikan ΔOQX siku-siku di O
T
dengan:
1) Panjang OX = QR = 4 cm
P P 3
2) Panjang QO = RX = 3 + 2 × 5 = 3 cm
C 3) Panjang QX
D
O C
O Q QX = QO2 + OX 2
A 12 cm B

Sudut antara bidang BPD dan bidang ABCD yaitu = 32 + 42


∠POC. Perhatikan ΔPOC dengan:
= 9 + 16
1 1
1) Panjang PC = TC = × 12 = 6 cm
2 2 = 25
1 1 = 5 cm
2) Panjang OC = 2 AC = 2 × 12 2 = 6 2 cm Dengan demikian:
3) Panjang OP OX 4
ΔPOC sebangun ΔTAC sehingga berlaku: sin ∠OQX = QX = 5
PC PO Jadi, nilai sinus sudut antara bidang PQXY dengan
TC
= TA 4
bidang PQUT adalah 5 .
6 PO
⇔ = 12
12 30. Jawaban: b
⇔ PO = 6 cm Limas T.ABCDEF disajikan seperti berikut.
T
Pada ΔPOC diketahui panjang PO = PC sehingga
ΔPOC sama kaki. Titik Q terletak di tengah OC
sehingga:
OQ
cos ∠POC = PO F E

3 2 A O D
= 6 α
P
1
= 2 B 8 cm C
2
Oleh karena nilai cos ∠POC maka besar ∠POC Sudut antara bidang TAB dan bidang alas yaitu
= 45°. ∠TPO = α. Perhatikan ΔTOP siku-siku di O dengan:
Jadi, besar sudut antara bidang BPD dan bidang 1) Panjang TO = 8 3 cm
ABCD adalah 45°. 2) Panjang PO
Besar ∠AOB = 60° sehingga segitiga ABO
29. Jawaban: c sama sisi maka panjang AO = AB = BO = 8 cm.
Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut. PO = AO2 − AP 2
W V

U 2 cm = 82 − 42
T

Y
X = 64 − 16
O 3 cm
= 48
S
R
4 cm = 4 3 cm
P 8 cm Q

Matematika Kelas XII 33


3) Panjang TP 3. Cermati gambar berikut.
H G
TP = TO2 + PO2 8 cm
F
E 6 cm
2 2
= (8 3) + (4 3)
T
8 cm O P
= 192 + 48
D
= 240 C
A 5 cm B
= 4 15 cm
Jarak antara titik A dan titik T yaitu panjang ruas
Dengan demikian:
garis AT. Perhatikan ΔAOT siku-siku di O dengan:
TO 8 3 2 2 a. Panjang AO
sin α = TP = = 5
= 5 5
4 15 Panjang AE = 8 cm dan EH = 8 cm maka
2 panjang AH = 8 2 cm. Titik O di tengah AH
Jadi, nilai sin α = 5 5 . 1
sehingga panjang AO = 2 AH = 4 2 cm.
B. Uraian b. Panjang OT
1. a. Kedudukan titik C terhadap garis AH Segitiga BPT siku-siku di P dengan panjang
Garis AH tidak melalui titi C. Dengan BP = AO = 4 2 cm dan panjang TB = 6 cm.
demikian, titik C terletak di luar garis AH.
PT = TB2 − BP 2
b. Kedudukan titik B terhadap bidang ABFE
Bidang ABFE melaui titik A, B, F, dan E. Oleh = 62 − (4 2)2
karena titik B dilalui bidang ABFE maka
titik B terletak pada bidang ABFE. = 36 − 32
c. Kedudukan garis CE terhadap garis BG
Garis CE dan garis BG tidak terletak pada = 4
bidang yang sama. Kedua garis tidak = 2 cm
mempunyai titik persekutuan. Dengan demikian, Panjang OT = OP + PT
garis CE bersilangan dengan garis BG. =5+2
d. Kedudukan garis CE terhadap bidang ABGH = 7 cm
Bidang ABGH melalui titik A, B, G, dan H c. Panjang AT
akibatnya garis BH terletak pada bidang
ABGH. Garis CE berpotongan dengan garis AT = AO2 + OT 2
BH. Dengan demikian, garis CE menembus
= (4 2)2 + 7 2
bidang ABGH.
2. Bidang α dan bidang β disajikan seperti berikut. = 32 + 49
= 81
r q
= 9 cm
T p Jadi, jarak antara titik A dan titik T adalah 9 cm.
β α
4. Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
a. Kedudukan titik T terhadap bidang β T
Berdasarkan gambar di atas, titik T terletak
di luar bidang β.
b. Kedudukan garis p terhadap garis r 9 cm
Berdasarkan gambar di atas, garis p dan garis r O
saling bersilangan.
C
D 3 cm
P
3 cm
A B
6 cm

34 Dimensi Tiga
Jarak titik P terhadap rusuk TA yaitu panjang ruas
(3 2 )
2
garis PO. Perhatikan ΔTAP dengan: = + 32
a. Panjang TA = 9 cm
b. Panjang AP = 18 + 9

AP = AB2 + BP 2 = 27
= 3 3 cm
= 62 + 32
Pada ΔOCK berlaku:
= 36 + 9 CP × ΟΚ = ΟC × CΚ
= 45 ⇔ CP × 3 3 = 3 × 3 2
= 3 5 cm ⇔ CP × 3 3 = 9 2
c. Panjang TP 9 2 9 6
⇔ CP = = = 6 cm
3 3 9
TP = TC − PC
2 2
Jadi, jarak titik C terhadap bidang BDK adalah
= 9 −3
2 2
6 cm.
= 81 − 9 6. Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
= 72 Q
H
X T
G
X
T G
F
E P
= 6 2 cm 10 cm
Untuk menentukan panjang OP dapat digunakan Y Y
pemisalan panjang TO = x cm sehingga panjang D C
O
AO = (9 – x) cm. Pada ΔTAP berlaku: A
16 cm
O
B
12 cm

AP2 – AO2 = TP2 – TO2


Jarak titik G terhadap bidang OPQ yaitu panjang
⇔ (3 5 )2 – (9 – x)2 = (6 2 )2 – x2 ruas garis GY. Perhatikan ΔXOG dengan:
⇔ 45 – (81 – 18x + x2) = 72 – x2 a. Panjang OG
⇔ –36 + 18x – x2 = 72 – x2
⇔ –36 + 18x = 72 AC = AB2 + BC2
⇔ 18x = 108
⇔ x=6 = 162 + 122
Dengan demikian:
= 256 + 144
OP = TP 2 − TO 2
= 400
= (6 2) − 6
2 2 = 20 cm

= 72 − 36 OG = OC2 + CG 2

= 36 = 102 + 102
= 6 cm = 100 + 100
Jadi, jarak titik P terhadap rusuk TA adalah 6 cm.
= 200
5. Titik K pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
berikut. = 10 2 cm
Jarak titik C terhadap bidang BDK yaitu panjang 3 3
ruas garis CP. Pada ΔOCK siku-siku di C dengan b. Panjang XG = 4 EG = 4 × 20 = 15 cm

panjang CK = 3 cm dan OC = 3 2 cm. c. Panjang OX

OK = OX = OT 2 + TX 2
OC2 + CK 2

Matematika Kelas XII 35


Sudut antara rusuk TA dan TC yaitu ∠ATC = α.
= 102 + 52
Perhatikan ΔTAC dengan:
= 100 + 25 a. AC = 4 2 cm
= 125 b. TC = TO2 + OC2
= 5 5 cm = 42 + (2 2)2
Pada ΔXOG berlaku:
XG × OT = OX × GY = 16 + 8
⇔ 15 × 10 = 5 5 × GY = 24
⇔ 150 = 5 5 × GY = 2 6 cm
⇔ 30 = 5 × GY Pada ΔTAC berlaku aturan kosinus:
30
cos α = TA2 ×+TA
TC2 − AC2
2
⇔ GY = = 6 5 cm
5 × TC

Jadi, jarak titik G terhadap bidang OPQ adalah (2 6)2 + (2 6)2 − (4 2)2
=
2×2 6×2 6
6 5 cm.
= 24 + 48
24 − 32 1
= 16 = 3
7. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. 48
1
P
H G H G Jadi, nilai cos α adalah 3 .
E F
9. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
P
Sudut antara ruas garis CP dan bidang EFGH yaitu
D R ∠GEC′ = α. Perhatikan ΔGEC′ siku-siku di G
C E F
dengan:
A 12 cm B
1 1
a. Panjang GC′ = 2 CG = 2 × 6 = 3 cm
Jarak titik P terhadap bidang ACGE yaitu panjang
ruas garis PR. Perhatikan ΔPEG dengan: b. Panjang EG = 6 2 cm
1 1
a. Panjang PE = 2 EH = 2 × 12 = 6 cm c. Panjang EC′
b. Panjang EG = 12 2 cm (diagonal sisi kubus) EC′ = EG 2 + GC′ 2 = (6 2)2 + 32
Pada ΔPEG berlaku:
= 72 + 9 = 81 = 9 cm
PE × HG = EG × PR
⇔ 6 × 12 = 12 2 × PR Dengan demikian:
GC′ 3 1
⇔ 6= 2 × PR sin α = EC′ = 9 = 3
6
⇔ PR = = 3 2 cm 1
2 Jadi, nilai sin α adalah 3 .
Jadi, jarak titik P terhadap bidang ACGE adalah
3 2 cm. 10. Titik P, titik Q, dan titik R pada kubus
ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
8. Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti
H G
berikut.
T E F
R

D
4 cm

P C
O
C A 12 cm
D Q B

A 4 cm B

36 Dimensi Tiga
Sudut antara bidang PQR dan bidang ABCD yaitu Dengan demikian:
∠COR = α. Perhatikan ΔCOR siku-siku di C CR 6 6
tan α = OC = 9 = 18 2 =1 2
dengan ukuran: 2 3
1
a.
1
CR = 2 × 12 = 6 cm Jadi, nilai tan α adalah 3 2.
3
b. OC = 4 × 12 2 = 9 2 cm

Matematika Kelas XII 37


2. Jawaban: c
1) Kedudukan garis TK dan garis TM
A. Pilihan Ganda Garis TK dan garis TM terletak pada bidang
1. Jawaban: d yang sama yaitu bidang TKM. Keduanya
Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti mempunyai titik persekutuan di titik T.
berikut. Dengan demikian, garis TK berpotongan
dengan garis TM.
H G
2) Kedudukan garis TM dan garis KN
E F Garis TM dan garis KN tidak terletak pada
bidang yang sama. Keduanya tidak mem-
P
punyai titik persekutuan. Dengan demikian,
D C garis TM bersilangan dengan garis KN.
A B
3) Kedudukan garis TL dan garis MN
Garis TL dan garis MN tidak terletak pada
1) Kedudukan titik P terhadap bidang ACGE bidang yang sama. Keduanya tidak mem-
Bidang ACGE tidak melalui titik P, berarti titik P punyai titik persekutuan. Dengan demikian,
terletak di luar bidang ACGE. Pernyataan (i) garis TL bersilangan dengan garis MN.
salah. 4) Kedudukan garis KN dan garis LM
2) Kedudukan titik P terhadap bidang BCHE Garis KN dan garis LM terletak pada bidang
Bidang BCHE tidak melalui titik P, berarti titik P yang sama yaitu bidang KLMN. Keduanya
terletak di luar bidang BCHE. Pernyataan (ii) tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
benar. demikian, garis KN sejajar dengan garis LM.
3) Kedudukan titik P terhadap bidang CDEF 5) Kedudukan garis TK dan garis MN
Titik P terletak pada garis CF, sedangkan garis Garis TK dan garis MN tidak terletak pada
CF terletak pada bidang CDEF. Dengan bidang yang sama. Keduanya tidak mem-
demikian, titik P terletak pada bidang CDEF. punyai titik persekutuan. Dengan demikian,
Pernyataan (iii) benar. garis TK bersilangan dengan garis MN.
4) Kedudukan titik P terhadap bidang BCGF Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c.
Titik P terletak pada garis CF dan garis BG,
sedangkan kedua garis itu terletak pada 3. Jawaban: e
bidang BCGF. Dengan demikian, titik P 1) Garis BG dan bidang EFGH
terletak pada bidang BCGF. Pernyataan (iv) Bidang EFGH melalui titik E, F, G, dan H.
benar. Garis BG melalui titik B dan titik G. Oleh
5) Kedudukan titik P terhadap bidang ABGH karena titik B terletak di luar bidang EFGH
Titik P terletak pada garis BG, sedangkan maka garis BG memotong/menembus bidang
garis BG terletak pada bidang ABGH. EFGH.
Dengan demikian, titik P terletak pada bidang 2) Garis AC dan bidang ABCD
ABGH. Pernyataan (v) salah. Bidang ABCD melalui titik A, B, C, dan D.
Jadi, pernyataan yang benar yaitu (ii), (iii), dan
(iv).

38 Penilaian Tengah Semester 1


Garis AC melalui titik A dan titik C. Oleh 5. Jawaban: c
karena titik A dan titik C terletak pada bidang Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
ABCD maka garis AC terletak pada bidang H G
ABCD. O
E F
3) Garis AD dan bidang CDHG
Garis AD memotong/menembus bidang
CDHG di titik D.
4) Garis AE dan bidang ACGE D C
Garis AE terletak pada bidang ACGE. A 8 cm B
5) Garis BE dan bidang CDHG
Jarak antara titik B dan diagonal EG yaitu panjang
Bidang ABFE dan bidang CDHG saling
ruas garis BO. Pada segitiga BGE diperoleh
sejajar. Oleh karena garis BE terletak pada
bidang ABFE maka garis BE sejajar dengan panjang BE = BG = EG = 8 2 cm. Titik O
bidang CDHG. 1
terletak di tengah EG sehingga panjang EO = 2 EG
Jadi, pasangan garis dan bidang yang saling sejajar
adalah garis BE dan bidang CDHG. 1
= 2 × 8 2 = 4 2 cm. Perhatikan ΔBOE siku-
4. Jawaban: b
siku di O maka:
Balok KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
R Q
BO = BE 2 − EO2
O P
10 cm
= (8 2) 2 − (4 2) 2
= 128 − 32
N M
12 cm =
K
96
16 cm L
= 4 6 cm
Jarak antara titik P dan titik N yaitu panjang ruas
Jadi, jarak antara titik B dan diagonal EG adalah
garis PN. Perhatikan ΔLPN siku-siku di L dengan:
1) Panjang LP = MQ = 10 cm 4 6 cm.
2) Panjang LN
6. Jawaban: a
LN = KL2 + KN 2 Limas beraturan T.KLMN disajikan seperti
berikut.
= 162 + 122
T
= T
256 + 144
= 400
4 cm O
= 20 cm O

3) Panjang PN N
M
K K M
PN = LP 2 + LN 2 2 cm L P

= Jarak antara titik K dan rusuk TM yaitu panjang


202 + 102 ruas garis KO. Perhatikan ΔTKM dengan:
= 400 + 100 1) Panjang KM = 2 2 cm
= 500 2) Panjang TK = TM = 4 cm
1
= 10 5 cm 3) Panjang PM = 2 KM = 2 cm

Jadi, jarak antara titik P dan titik N adalah 10 5 cm.

Matematika Kelas XII 39


4) Panjang TP Pada ΔACE berlaku:
AC × AE = CE × AO
TP = TM 2 − PM 2 ⇔ 15 × 20 = 25 × AO
= 42 − ( 2) 2
⇔ 300 = 25 × AO
⇔ AO = 12 cm
= 16 − 2 Jadi, jarak antara titik A dan diagonal CE adalah
12 cm.
=
14 cm
8. Jawaban: e
Pada ΔTKM berlaku:
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
KM × TP = TM × KO
⇔ 2 2 × 14 = 4 × KO H
P
G P G
E F
⇔ 2 28 = 4 × KO O
O
⇔ 4 7 = 4 × KO
D
⇔ KO = 7 cm C K
K
A 12 cm B
Jadi, jarak antara titik K dan rusuk TM adalah
7 cm. Jarak antara titik P dan bidang BDG yaitu panjang
ruas garis PO. Perhatikan ΔPKG siku-siku di P
7. Jawaban: b dengan:
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. 1) Panjang PK = AE = 12 cm
H G 1 1
E F 2) Panjang PG = 2 EG = 2 × 12 2 = 6 2 cm
3) Panjang KG
O 20 cm
KG = PK 2 + PG 2
D = 122 + (6 2) 2
C
9 cm
A 12 cm B
= 144 + 72
Jarak antara titik A dan diagonal CE yaitu panjang
= 216
ruas garis AO. Perhatikan ΔACE siku-siku di A
dengan: = 6 6 cm
1) Panjang AE = CG = 20 cm
Pada ΔPKG berlaku:
2) Panjang AC
PK × PG = KG × PO
AC = AB2 − BC2
⇔ 12 × 6 2 = 6 6 × PO
= 122 + 92 ⇔ 12 2 = 6 × PO
= 144 + 81 12 2
⇔ PO =
6
= 225 = 15 cm 12
3) Panjang CE ⇔ PO = 3

CE = AC2 − AE 2 ⇔ PO = 4 3 cm
Jadi, jarak antara titik P dan bidang BDG adalah
= 152 − 202
4 3 cm.
= 225 + 400
= 625 = 25 cm

40 Penilaian Tengah Semester 1


9. Jawaban: a
LO = LP 2 + PO 2
Titik O pada limas T.PQRS disajikan seperti
berikut. =
T 92 + 122
= 81 + 144
= 225 = 15 cm
4 cm

V
S Pada ΔLPO berlaku:
R
O U LP × OP = LO × PT
P 6 cm Q ⇔ 9 × 12 = 15 × PT
Jarak antara titik O dan bidang TQR yaitu panjang ⇔ 108 = 15 × PT
ruas garis OV. Perhatikan ΔTOU siku-siku di O ⇔ PT = 7,2 cm
dengan: Jadi, jarak antara rusuk PQ dan bidang LMRO
1) Panjang TO = 4 cm adalah 7,2 cm.
1 1 11. Jawaban: e
2) Panjang OU = 2 PQ = 2 × 6 = 3 cm Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
3) Panjang TU H G

TU = TO2 + OU 2 E F
2 cm
α
D
= 4 2 + 32 C
3 cm
= A
16 + 9 6 cm B

= 25 = 5 cm Ruas garis AE dan CE berpotongan di titik E.


Sudut antara ruas garis AE dan CE yaitu ∠AEC
Pada ΔTOU berlaku: = α. Perhatikan ΔAEC siku-siku di E dengan:
TO × OU = TU × OV 1) Panjang AE = CG = 2 cm
⇔ 4 × 3 = 5 × OV 2) Panjang AC
⇔ 12 = 5 × OV
⇔ OV = 2,4 cm AC = AB2 + BC2
Jadi, jarak antara titik O dan bidang TQR adalah
= 6 2 + 32
2,4 cm.
10. Jawaban: d = 36 + 9
Balok KLMN.OPQR disajikan seperti berikut. =
45 = 3 5 cm
R Q 3) Panjang CE
O P
9 cm CE = AC2 + AE 2
N
T M
6 cm
= (3 5) 2 + 2 2
K 12 cm L
= 45 + 4
Rusuk PQ dan bidang LMRO saling sejajar. Untuk = 49 = 7 cm
menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik
Dengan demikian:
yang terletak pada rusuk PQ, misalkan titik P.
Tarik garis dari titik P sehingga tegak lurus dengan AC 3 5
sin α = CE =
bidang LMRO. Titik potongnya di titik T. Dengan 7
demikian, jarak antara rusuk PQ dan bidang 3
LMRO yaitu panjang ruas garis PT. Perhatikan Jadi, nilai sin α = 7 5.
ΔLPO siku-siku di P maka:

Matematika Kelas XII 41


12. Jawaban: a UW yaitu ∠VQS. Pada ΔQVS diketahui panjang
Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
QS = QV = SV = 4 2 cm sehingga ΔQVS sama
berikut.
sisi. Dengan demikian, besar ∠VQS = 60°.
H P G Jadi, besar sudut antara diagonal QV dan diago-
E F nal UW adalah 60°.
14. Jawaban: b
D Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
C
A 4 cm R Q
B
O P α
Ruas garis AP dan EF saling bersilangan. Ruas
garis EF terletak pada bidang EFGH dan ruas garis
AP menembus bidang EFGH di titik P. Buat ruas N
T M
garis sejajar EF dan memotong AP di titik P yaitu
ruas garis GH. Sudut antara ruas garis AP dan K 12 cm L
EF yaitu ∠APH. Perhatikan ΔAPH siku-siku di
H dengan: Sudut antara ruas garis MQ dan bidang LQN yaitu
1 1
∠MQT = α. Perhatikan ΔMQT siku-siku di M
1) Panjang PH = 2 GH = 2 × 4 = 2 cm dengan:
1) Panjang MQ = 12 cm
2) Panjang AH = 4 2 cm 2) Panjang TM
3) Panjang AP
Panjang KM = 12 2 cm sehingga panjang
AP = AH 2 + PH 2
1
= (4 2) 2 + 22 TM = 2
KM
= 32 + 4 =
1
× 12 2 = 6 2 cm.
2
= 36 = 6 cm 3) Panjang TQ
Dengan demikian:
PH 2 1
TQ = TM 2 + MQ 2
cos ∠APH = AP
= 6
= 3
= (6 2) 2 + 122
Jadi, nilai kosinus sudut antara ruas garis AP dan
EF adalah 3 .
1 = 72 + 144
= 216 = 6 6 cm
13. Jawaban: d
Dengan demikian:
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
W
TM
V sin α = TQ
T U
6 2
=
6 6
S
R
1 1
P Q = 3
= 3 3
Diagonal QV dan diagonal UW saling bersilangan. 1
Jadi, nilai sin α = 3 3.
Diagonal QV terletak pada bidang QUWS. Buat
ruas garis sejajar UW dan memotong QV yaitu
ruas garis QS. Ruas garis QS dan QV berpotongan
di titik Q. Sudut antara diagonal QV dan diagonal

42 Penilaian Tengah Semester 1


15. Jawaban: c c. Kedudukan garis AB terhadap garis PQ
Limas T.ABCDEF disajikan seperti berikut. Garis AB terletak pada bidang ABFE,
T sedangkan garis PQ sejajar dengan bidang
ABFE. Dengan demikian, garis AB sejajar
dengan garis PQ.
d. Kedudukan garis DH terhadap garis EF
F E
Garis DH dan garis EF tidak terletak pada
A O D bidang yang sama. Kedua garis juga tidak
mempunyai titik persekutuan. Dengan
B 12 cm C demikian, garis DH bersilangan dengan garis EF.
2. Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
Salah satu rusuk tegak yaitu TA. Sudut antara
berikut.
rusuk tegak dan bidang alas limas yaitu ∠TAO =
H G
α. Perhatikan ΔTAO siku-siku di O dengan:
E F
5 cm
1) Panjang TO = 12 3 cm
O
2) Panjang AO D C
P 12 cm
360° A 16 cm B
Pada ΔABO diketahui besar ∠AOB = 6
= 60°. Berarti ΔABO sama sisi sehingga Jarak antara titik F dan garis PH yaitu panjang
panjang AO = BO = AB = 12 cm. ruas garis FO. Perhatikan ΔABD siku-siku di A
maka:
TO 12 3
Dengan demikian tan α = AO = = 3
12 BD = AB2 + AD 2
Oleh karena nilai tan α = 3 maka besar α = 60°. = 162 + 122
Jadi, besar sudut antara rusuk tegak dan bidang
= 256 + 144
alas limas adalah 60°. = 400 = 20 cm
Oleh karena titik P di tengah diagonal BD maka
B . Uraian
panjang PB = PD = 10 cm.
1. Titik P dan titik Q pada balok ABCD.EFGH Perhatikan ΔPFH dengan:
disajikan seperti berikut. a. Panjang FH = BD = 20 cm
H G b. Panjang PH
P
Q PH =
E F DH 2 + PD 2

D C
= 52 + 102
A B = 25 + 100
a. Kedudukan titik P terhadap bidang ADHE = 125 = 5 5 cm
Titik P terletak pada garis EH, sedangkan Pada ΔPFH berlaku:
garis EH terletak pada bidang ADHE. FH × PQ = PH × FO
Dengan demikian, titik P terletak pada bidang
ADHE. ⇔ 20 × 5 = 5 5 × FO
b. Kedudukan titik Q terhadap bidang ABFE ⇔ 100 = 5 5 × FO
Titik Q terletak pada garis FG, sedangkan
100
garis FG memotong bidang ABFE di titik F. ⇔ FO = 5 5 = 4 5 cm
Dengan demikian, titik Q terletak di luar
bidang ABFE. Jadi, jarak antara titik F dan garis PH adalah
4 5 cm.

Matematika Kelas XII 43


3. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. 144
SO =
H G 5
O
V V W
E F 12 12
= = 5 5
O U 5
W Jadi, jarak antara titik S dan bidang ETUH adalah
T S
D 12
C
5
5 cm.
S
A 8 cm B 4. Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
Jarak antara titik S dan bidang ETUH sama W V
dengan jarak antara titik S dan garis VW yaitu T U
panjang ruas garis SO. Perhatikan segitiga SVW
dengan: O
a. Panjang VW = ET S
R
ET = 2
EF + FT 2
P 2 cm Q
= 82 + 4 2
Hasil proyeksi ruas garis PU pada bidang PQVW
= 64 + 16 yaitu PO. Sudut antara diagonal PU dan bidang
PQVW yaitu ∠UPO. Perhatikan ΔUPO siku-siku
= 80 di O dengan:
= 4 5 cm a. Panjang PU = 2 2 cm
b. Panjang SV = VW = 4 5 cm 1 1
b. Panjang UO = 2
UR = 2
×2 2 = 2 cm
c. Panjang SW
Dengan demikian:
SW = 42 + 42
UO 2 1
sin ∠UPO = PU = =
= 16 + 16 2 2 2

= 32 1
Oleh karena nilai sin ∠UPO = 2
maka besar
= 4 2 cm ∠UPO = 30°.
Misalkan panjang OW = x cm maka panjang Jadi, besar sudut antara diagonal PU dan bidang
PQVW adalah 30°.
OV = (4 5 – x) cm. Pada ΔSVW berlaku:
SW2 – OW2 = SV2 – OV2 5. Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
⇔ (4 2 )2 – x2 = (4 5 )2 – (4 5 – x)2 T

⇔ 32 – x2 = 80 – (80 – 8 5 x + x2)
17 cm
⇔ 32 – x2 = 8 5 x – x2
⇔ 32 = 8 5 x S
α R
4 O
U
⇔ x= 5 5 P 16 cm Q

Dengan demikian: Sudut antara bidang TQR dan bidang alas yaitu
SO2 = SW2 – OW2 ∠TUO = α. Titik U terletak di tengah QR sehingga
4 1
= (4 2 )2 – ( 5 5 )2 panjang RU = QR = × 16 = 8 cm. Perhatikan
2
16 144 ΔTOU siku-siku di O dengan panjang sisi-sisi
= 32 – 5 = 5 sebagai berikut.

44 Penilaian Tengah Semester 1


a. Panjang TU c. Panjang TO
TU = TR 2 − RU 2 TO = TU 2 − OU 2
= 17 2 − 82 = 152 − 82
= 289 − 64 = 225 − 64
= 225 = 15 cm = 161
1 1 Dengan demikian:
b. Panjang OU = 2
PQ = 2
× 16 = 8 cm
OU 8
cos α = TU = 15

8
Jadi, nilai cos α = 15 .

Matematika Kelas XII 45


1. Peserta didik mampu membaca dan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, histogram dan poligon setelah
melakukan kegiatan Pemantapan.
2. Peserta didik mampu mendeskripsikan dan menghitung berbagai ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran
data setelah menyelesaikan soal-soal latihan Uji Kompetensi.
3. Peserta didik mampu menerapkan konsep ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran dalam menyelesaikan
masalah setelah melakukan kegiatan Aktivitas Peserta Didik.

Statistika

mempelajari

Tabel Distribusi Frekuensi, Ukuran Pemusatan Data dan


Ukuran Penyebaran Data
Histogram, dan Poligon Letak Data

mencakup mencakup mencakup


Ukuran Pemusatan Data Jangkauan
Membaca Data dalam
Bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi, Histogram, Mean/Rataan Jangkauan Antarkuartil
dan Poligon
Simpangan Kuartil
Modus
Penyajian Data dalam
Bentuk Tabel Distribusi Simpangan Rata-Rata
Frekuensi Median

Variansi/Ragam
Ukuran Letak Data
Penyajian Data dalam
Bentuk Histogram dan Simpangan Baku
Poligon Kuartil

Desil

Persentil

• Data • Mean • Kuartil


• Tabel • Modus • Simpangan Baku
• Histogram • Median

46 Statistika
A. Pilihan Ganda 7. Jawaban: e
1. Jawaban: c Perbandingan banyak benda yang berusia antara
Panjang interval = batas atas – batas bawah + 1 8–10 tahun dan 14–16 tahun adalah 1:5.
= 47 – 42 + 1 Misalkan banyak benda yang berusia 8–10 tahun
=6 = x, maka banyak benda yang berusia 14–16 tahun
= 5x
Jadi, panjang interval kelas adalah 6.
Jumlah benda = 10 + 20 + x + 15 + 5x + 5x
2. Jawaban: b ⇔ 100 = 45 + 11x
Banyak siswa yang nilai ulangannya di bawah 60 ⇔ 11x = 55
= 8 + 6 + 3 = 17 ⇔ x= 5
Jadi, siswa yang nilainya di bawah 60 ada 17 orang. Banyak benda yang berusia 14–16 tahun = 5x
3. Jawaban: d = 5 × 5 = 25
Banyak siswa yang nilai ulangannya kurang dari 67 Banyak benda yang berusia 17–19 tahun = banyak
= 8 + 6 + 3 + 7 = 24 benda yang berusia 14–16 tahun = 25
Banyak siswa yang nilai ulangannya lebih dari 72 Jadi, benda yang berusia antara 17–19 tahun
= 9 + 5 = 14 sebanyak 25 buah.
Selisihnya = 24 – 14 = 10 orang 8. Jawaban: d
Jadi, selisih banyak siswa yang nilai ulangannya Nilai siswa yang lebih dari 66 berada di kelas
kurang dari 67 dan lebih dari 72 adalah 10 orang. interval 67–75, 76–84, dan 85–93.
4. Jawaban: a Frekuensi kelas interval 67–75 = p + 4
Interval kelas keempat adalah 56–62. Frekuensi kelas interval 76–84 = p – 3
Pada kelas tersebut diperoleh Frekuensi kelas interval 85–93 = 2
Tepi bawah = 56 – 0,5 = 55,5 Banyak siswa yang memiliki nilai lebih dari 66 ada
Tepi atas = 62 + 0,5 = 62,5 19 orang, maka:
Jadi, tepi bawah dan tepi atas pada kelas keempat (p + 4) + (p – 3) + 2 = 19
adalah 55,5 dan 62,5. ⇔ 2p + 3 = 19
⇔ 2p = 16
5. Jawaban: e
⇔ p=8
Jumlah siswa = 3 + 8 + 6 + 12 + 9 + 2 = 40
Banyak data pada kelas interval 40–48
Banyak siswa yang memiliki berat badan lebih dari
= 2p – 1 = 2(8) – 1 = 15
62 kg.
Jadi, banyak siswa pada kelas interval 40–48 ada
= 9 + 2 = 11 15 orang.
Persentase banyak siswa yang memiliki berat
badan lebih dari 62 kg. 9. Jawaban: e
11 Poligon frekuensi merupakan diagram yang
= 40 × 100% = 27,5% menyajikan titik-titik tengah nilai data.
Jadi, persentase banyak siswa yang memiliki berat 1
Titik tengah kelas interval 152–157 = 2 (152 + 157)
badan lebih dari 62 kg adalah 27,5%.
= 154,5
6. Jawaban: c
Titik tengah 154,5 mempunyai frekuensi 6.
Kelas interval yang memiliki batang tertinggi me-
Jadi, banyak siswa yang mempunyai tinggi badan
nunjukkan nilai yang paling banyak diperoleh siswa.
152–157 cm ada 6 anak.
Batang tertinggi berada di kelas interval yang
memiliki tepi bawah 60,5 dan tepi atas 70,5, maka: 10. Jawaban: e
batas bawah kelas interval = 60,5 + 0,5 = 61 Titik tengah kelas interval yang mempunyai
batas atas kelas interval = 70,5 – 0,5 = 70 frekuensi 9 adalah 160,5.
Dengan demikian, diperoleh kelas interval 61–70. Titik tengah 160,5 berada pada kelas interval keempat.
Jadi, nilai yang paling banyak diperoleh siswa
adalah 61–70.

Matematika Kelas XII 47


Titik tengah kelas 154,5 dan 160,5 saling berurutan, Dari kelas interval pada tabel di atas diperoleh
maka panjang kelas: tabel distribusi frekuensi relatif sebagai berikut.
p = 160,5 – 154,5 = 6. Nilai Frekuensi
Letak tepi bawah, titik tengah, dan tepi atas kelas 52–58 14%
interval keempat dapat digambarkan pada diagram 59–65 6%
berikut. 66–72 16%
73–79 20%
p=6 80–86 30%
Tb4 = 157,5 x4 = 160,5 Ta4 = 163,5 87–93 10%
94–100 4%
3 3
3. Data setelah diurutkan sebagai berikut.
Dari diagram di atas diperoleh tepi bawah Tb4 = 157,5 48 57 57 62 64 65 68 68 68 71
dan tepi atas Ta4 = 163,5, maka: 71 71 72 74 75 75 75 75 75 79
batas bawah = Tb4 + 0,5 = 157,5 + 0,5 = 158 80 80 81 82 82 84 88 88 89 89
batas atas = Ta4 – 0,5 = 163,5 – 0,5 = 163. Banyak data = n = 30
Dengan demikian, diperoleh kelas interval keempat Nilai data terkecil = 48
yaitu 157–163. Nilai data terbesar = 89
Jadi, sebanyak 9 siswa mempunyai tinggi badan Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil
158–163 cm. = 89 – 48 = 41
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
B . Uraian = 1 + 3,3 log 30
1. a. Bambu yang panjangnya tidak kurang dari = 1 + 3,3 × 1,477
6,7 meter berada di kelas interval 6,7–8,0 dan = 1 + 4,8741
8,1–9,4. = 5,8741 ≈ 6
Frekuensi kelas interval 6,7–8,0 = 15 Jangkauan 41
Frekuensi kelas interval 8,1–9,4 = 20 Panjang kelas: p = Banyak kelas = 6 = 6,833 ≈ 7
Banyak bambu yang panjangnya tidak kurang Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
dari 6,7 meter = 15 + 20 = 35 interval pertama.
Jadi, banyak bambu yang dapat digunakan Pak Bb1 = data terkecil = 48
Ahmad untuk membuat kepang 35 batang Ba1 = Bb1 + (p – 1) = 71+ (7 – 1) = 54
b. Bambu yang panjangnya tidak lebih dari 5,2 Diperoleh kelas interval pertama : 48–54
meter berada di kelas interval 2,5–3,8 dan Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
3,9–5,2. interval pertama.
Frekuensi kelas interval 2,5–3,8 = 12 Bb2 = Ba1 + 1 = 54 + 1 = 55
Frekuensi kelas interval 3,9–5,2 = 16 Ba2 = Bb2 + (p – 1) = 55 + (7 – 1) = 61
Banyak bambu yang panjangnya tidak lebih Diperoleh kelas interval kedua : 55–61
dari 5,2 meter = 12 + 26 = 28 Dengan cara yang sama diperoleh:
Jadi, banyak bambu yang dapat digunakan Kelas interval ketiga : 62 – 68
Pak Ahmad untuk membuat pagar adalah Kelas interval keempat : 69 – 75
28 batang. Kelas interval kelima : 76 – 82
Kelas interval keenam : 83 – 89
2. Dari histogram diperoleh batas bawah, batas atas,
Tabel distribusi frekuensi skor ujian penerimaan
dan kelas interval sebagai berikut.
siswa baru SMA Angkasa Jaya sebagai berikut.
Kelas
Batas Bawah Batas Atas Frekuensi Skor Frekuensi
Interval
51,5 + 0,5 = 52 58,5–0,5 = 58 52 – 58 7 48–54 1
58,5 + 0,5 = 59 65,5–0,5 = 65 59 – 65 3 55–61 2
65,5 + 0,5 = 66 72,5–0,5 = 72 66 – 72 8 62–68 6
72,5 + 0,5 = 73 79,5–0,5 = 79 73 – 79 10 69–75 10
79,5 + 0,5 = 80 86,5–0,5 = 86 80 – 86 15 76–82 6
86,5 + 0,5 = 87 93,5–0,5 = 93 87 – 93 5 83–89 5
93,5 + 0,5 = 94 100,5–0,5 = 100 94 – 100 2
Jumlah 50

48 Statistika
Histogram data skor ujian penerimaan siswa baru 5. Berdasarkan data di atas, diketahui panjang kelas
SMA Angkasa Jaya sebagai berikut. (p) adalah selisih nilai tengah = 45 – 40 = 5 atau
Frekuensi 50 – 45 = 5.
12
Menentukan interval kelas yang memiliki titik
10 tengah 14.
8 (p – 1)
Batas bawah = 40 –
2
6
= 40 – 2
4 = 38
2 (p – 1)
Batas atas = 14 +
2
0
48–54 55–61 62–68 69–75 76–82 83–89 = 40 + 2
Skor = 42
Sehingga interval kelas pertama adalah 38 – 42.
4. Jumlah apel = 22, maka:
Dengan cara yang sama diperoleh tabel distribusi
n + (n + 2) + 3 + 2 + (n + 1) + 5 = 22
frekuensi sebagai berikut:
⇔ 3n + 13 = 22
⇔ 3n = 9 Skor Frekuensi

⇔ n=3 38–42 8
43–47 12
Tabel distribusi frekuensi berat apel secara 48–52 15
lengkap sebagai berikut. 53–57 9
58–62 6
Berat Apel (gram) Frekuensi 63–67 10
200–204 3
205–209 5
210–214 3
215–219 2
220–224 4
225–229 5

Histogram berat apel sebagai berikut.


Frekuensi
6
5
4
3
2
1
0
Berat Apel
4

9
20

20

21

21

22

22

(gram)
0–

5–

0–

5–

0–

5–
20

20

21

21

22

22

Matematika Kelas XII 49


A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: b
Nilai
xi fi fk fi ⋅ x i
1. Jawaban: b
Rata-rata: 5 8 40
8 40
10 6 60
14 60
8 + 3 + 5 + 4 + 6 + 5 + 8 + 7 +1+ 5 15 10 150
24 150
x = 20 5 100
29 100
10
25 4 100
33 100
52 30 7 210
40 210
= 10 = 5,2 n
∑ 40 660 660
Modus = data yang sering muncul i=1

=5 Mean/rata-rata:
n
Jadi, mean/rata-rata dan modus data tersebut ∑ fi x i
i =1 660
berturut-turut adalah 5,2 dan 5. x = n = 40 = 16,5
∑ fi
2. Jawaban: c i =1

Nilai f fk Modus = data yang memiliki frekuensi tertinggi


5 4 4 = 15
6 5 9 Kuartil atas (Q3):
7 1 10
8 7 17 3 × (40 + 1)
9 3 20 Q3 = data ke- 4
n = 4 + 5 + 1 + 7 + 3 = 20 3
= data ke-30 4
nilai data ke-10 + nilai data ke-11
Me = 3
2 = data ke-30 + 4 (data ke-31 – data ke-30)
7+8 3
= 2 = 25 + 4 (25 – 25)
15 = 25 + 0
= 2 = 25
= 7,5
Persentil ke-20:
Jadi, median dari data di atas adalah 7,5.
20 × (40 + 1)
3. Jawaban: e P20 = data ke- 100
Data urut: 3, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 9 1
Desil ke-8 (D8) = data ke-8 5
8 × (12 + 1) 1
D8 = data ke- = data ke-8 5 (data ke-9 – data ke-8)
10
2 1
= data ke-10 5 = 5 + 5 (10 – 5)
2
= data ke-10 + 5 (data ke-11 – data ke-10) =5+1=6
2 Jadi, pernyataan yang benar adalah i dan iv.
= 8 + 5 (9 – 8)
= 8 + 0,4 5. Jawaban: a
= 8,4 Tabel di atas dapat dilengkapi sebagai berikut.
Jadi, nilai desil ke-8 adalah 8,4. Berat Badan (kg) fi xi fi x i
40–44 3 42 126
45–49 5 47 235
50–54 7 52 364
55–59 2 57 114
60–64 3 62 186
Jumlah 20 1.025

50 Statistika
Rata-rata berat badan setiap siswa adalah 8. Jawaban: a
5
∑ fi x i 1) Menentukan rata-rata
– i =1 1.025 Tabel frekuensi dapat di lengkapi sebagai berikut.
x= 5 = 20 = 51,25
∑ fi Nilai fi fk fi x i
i =1
50–59 5 54,5 272,5
Jadi, rata-rata berat badan siswa 51,25 kg.
60–69 8 64,5 516
6. Jawaban: b 70–79 11 74,5 819,5 ← Kelas M e
80–89 4 84,5 338 dan Mo
Kelas interval yang mempunyai frekuensi paling
90–99 2 94,5 189
banyak adalah kelas interval 25–29, berarti kelas
modus di kelas interval 25–29. Rata-rata nilai setiap siswa.
Lo = 25 – 0,5 = 24,5 5
∑ fi x i
d1 = 11 – 7 = 4 – i =1 2.135 1
x= = 30 = 71 6
d2 = 11 – 10 = 1 5
∑ fi
p = 29 – 25 + 1 = 5 i =1

⎛ d1 ⎞ Jadi, rata-rata berat badan adalah 71,166 kg.


Modus = Mo = L + ⎜ ⎟ ×p
⎝ 1 + d2 ⎠
d 2) Menentukan median
⎛ 4 ⎞ ⎛ n −f ⎞
= 24,5 + ⎜ ⎟× 5 ⎜ 2 k Me ⎟
⎝ 4 +1⎠ Median= L + ⎜ f ⎟ ×p
⎝ Me

= 24,5 + 4 = 28,5
Jadi, modus dari data tersebut 28,5. ⎛ 15 − 13 ⎞
= 69,5 + ⎜ ⎟ × 10
⎝ 11 ⎠
7. Jawaban: d 20
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai = 69,5 + 11
berikut. = 69,5 + 1,82 = 71,32
Nilai fi fk Jadi, mediannya adalah 71,32 meter.
41–50 4 4
fk
Me 3) Menentukan modus
51–60 5 9 ←
← Kelas Me ⎛ d ⎞
61–70 3 12 Modus = L + ⎜ 1 ⎟ × p
71–80 2 14 ⎝ d1 + d 2 ⎠
81–90 6 20 ⎛ 3 ⎞
Banyak data = n = 20 = 69,5 + ⎜ ⎟ × 10
⎝ 7 + 3⎠
1 30
Median= nilai data ke- 2 (20 + 1) = 69,5 + 10
1
= nilai data ke-10 2 = 69,5 + 3 = 72,5
1 Jadi, modusnya adalah 72,5.
Median adalah nilai data ke-10 2 di kelas interval
Kesimpulannya adalah rata-rata < median < modus.
61–70.
L = 61 – 0,5 = 60,5 9. Jawaban: e
fk = 9 Titik Tengah (xi) fi fi xi
Me

fM = 3 1
2
(19,5 + 24,5) = 22 6 132
e
p = 70 – 61 + 1 = 10 1
(24,5 + 29,5) = 27 8 216
2
⎛ 1n−f ⎞ 1
(29,5 + 34,5) = 32
⎜2 k Me ⎟ 2
9 288
Median = L + ⎜ f ⎟ ×p 1
⎝ Me ⎠ 2
(34,5 + 39,5) = 37 18 666
1
⎛1
⋅ 20 − 9 ⎟ ⎞ 2
(39,5 + 44,5) = 42 13 546
= 60,5 + ⎜⎜ 2 ⎟ × 10 1
(44,5 + 49,5) = 47
⎝ 3 ⎠ 2
6 282
10 6 6
= 60,5 + ≈ 60,5 + 3,33 = 63,83 ∑ fi = 60 ∑ fx
i i = 2.130
3 i=1 i=1

Jadi, median dari data tersebut adalah 63,83.

Matematika Kelas XII 51


Rata-rata usia karyawan bagian produksi: L = 28 – 0,5 = 27,5
6
∑ f i xi d1 = 15 – 10 = 5
– i =1 2.130
d2 = 15 – 10 = 5
x= 6 = 60 = 35,5 tahun
∑ fi p = 17 – 13 + 1 = 5
i =1

Jadi, rata-rata usia karyawan bagian produksi ⎛ d ⎞


Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
adalah 35,5 tahun. ⎝ d1 + d 2 ⎠
⎛ 5 ⎞
10. Jawaban: b = 27,5 + ⎜ ⎟ ×p
⎝5+5⎠
Histogram di atas dapat dibuat tabel distribusi 25
frekuensi berikut. = 27,5 + 10
Perhatikan data tentang berat badan 20 siswa = 27,5 + 2,5 = 30
berikut. Jadi, mean dan modus dari data di atas adalah
Panjang Tali (m) Frekuensi fk 27,2 dan 30.
1–3 3 3
4–6 4 7
12. Jawaban: e
7–9 11 18 Data Frekuensi fk
10–12 4 22 ← Kelas Me
13–15 8 30 45–49 2 2
16–18 5 35 50–54 3 5 ← Kelas Q1
19–21 5 40
55–59 3 8
Median terletak di tengah-tengah data. 60–64 6 15
65–69 4 18
Median data terletak pada interval 10–12. 70–74 2 20
L = 10 – 0,5 = 9,5
fkM = 3 + 4 + 11 = 18 Banyak data = n = 20
fMee = 4 Kuartil bawah = Q1
p =3 1
n = 40 Q1 = nilai data ke- 4 × 20
⎛ n −f ⎞ = nilai data ke-5
⎜ 2 k Me ⎟
Median = L + ⎜ f ⎟ ×p Data ke-5 di kelas interval 50–54.
⎝ Me
⎠ L1 = 49,5
⎛ 20 − 18 ⎞ fkQ = 2
= 9,5 + ⎜ ⎟ ×3
⎝ 4 ⎠ fQ1 = 3
1

⎛2⎞ p =5
= 9,5 + ⎜ ⎟ × 3
⎝4⎠ ⎛1 ⎞
= 9,5 + 1,5 ⎜ 4 n – f k Q1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜ ⎟ ×p
= 11,0 ⎜ f Q1 ⎟
⎝ ⎠
Jadi, mediannya adalah 11,0 meter.
⎛5−2⎞
= 49,5 + ⎜ ⎟ ×5
11. Jawaban: a ⎝ 3 ⎠
Nilai fi fk fixi = 49,5 + 5
13–17 6 15 90 = 54,5
18–22 7 20 140 Jadi, nilai kuartil tengah adalah 54,5.
23–27 10 25 250
28–32 15 30 450 ← Kelas Mo 13. Jawaban: a
33–37 10 35 350
38–42 2 40 80 Data Frekuensi fk
50 1.360 1–15 1 1
– ∑ fi x i 1.360 16–20 4 5
x = ∑ f = 50 = 27,2 21–25 8 13
i
26–30 10 23 ← Kelas D4
Modus terletak di kelas interval yang memiliki 31–35 9 32
frekuensi terbanyak. 36–40 6 38
Modus data terletak pada kelas interval 28 – 32. 41–45 2 40

52 Statistika
Banyak data = n = 40 Kuartil bawah (Q1)
4 1
Letak D4 = data ke- × 40 Q1 = nilai data ke- 4 × 40
10
= data ke-16 = nilai data ke-10
Nilai data ke-16 terletak di kelas interval 26–30. Nilai data ke-10 terletak di kelas interval 41–60
L4 = 25,5 L = 41 – 0,5 = 40,5
fk = 13 fk = 9
Q1
D
fD 4 = 10 fQ = 10
4 1
p =5 p = 20 – 1 + 1 = 20
⎛ 4
n − f kD ⎞ ⎛1 ⎞
D4 = L4 + ⎜⎜
10 4 ⎟
×p ⎜ 4 n – f k Q1 ⎟
fD4 ⎟ Q1 = L + ⎜⎜ ⎟⎟ ×p
⎝ ⎠ ⎝ f Q1 ⎠
⎛ 16 − 13 ⎞ ⎛ 30 – 19 ⎞
= 25,5 + ⎜ ⎟ ×5 = 40,5 + ⎜ ⎟ × 20
⎝ 10 ⎠ ⎝ 10 ⎠
= 25,5 + 1,5
= 40,5 + 2 = 42,5
= 27,0
Jadi, nilai desil ke-4 adalah 27,0. 3
Q3 = nilai data ke- 4 × 40
14. Jawaban: d = nilai data ke-30
Nilai f fk Nilai data ke-30 terletak di kelas interval 61–80
40–45 2 2 L = 61 – 0,5 =60,5
46–51 4 6
fk = 19
52–57 6 12 Q3
58–63 12 24 ← Kelas P45
fQ = 16
64–69 10 34 3
⎛1 ⎞
70–75 4 38 ⎜ 4 n – f k Q3 ⎟
76–81 2 40 Q3 = L + ⎜⎜ f ⎟⎟ ×p
⎝ Q3 ⎠
45
P45 = nilai data ke- 100 × 40 ⎛ 30 – 19 ⎞
= 60,5 + ⎜ ⎟ × 20
⎝ 16 ⎠
= nilai data ke – 18 220
Nilai data ke-18 terletak di kelas interval 58– 63 = 60,5 + 16
L = 58 – 0,5 = 57,5 = 74,25
fk = 2 + 4 + 6 = 12 Jadi, kuartil bawah dan kuartil atas adalah 42,5
P45
fP = 12 dan 74,25.
45
p = 45 – 40 + 1 = 6 B . Uraian
⎛ 45 ⎞
⎜ 100 n – f k P45 ⎟ 1. a. Mean/rata-rata
P45 = L + ⎜⎜ ⎟⎟ ×p
⎝ f P45 ⎠ xi fi fk fi ⋅ xi

⎛ 18 – 12 ⎞ 5 2 2 10
= 57,5 + ⎜ ⎟ ×6 10 8 10 80
⎝ 12 ⎠
15 9 19 135
= 57,5 + 3 = 60,5 20 13 32 260
Jadi, persentil ke-45 adalah 60,5. 25 11 45 275
30 7 50 210
15. Jawaban: c 6
∑ 50 970
Skor Frekuensi fk i=1

1–20 5 5 6
21–40 4 9 ∑ f i xi
← Kelas Q1 – i =1 970
41–60 10 19 x= 6 = 50 = 19,4
61–80 16 35 ∑ fi
81–100 5 40 i =1

Jadi, mean di atas adalah 32,6.

Matematika Kelas XII 53


b. Median
⎛ d ⎞
nilai data ke-25 + nilai data ke-26
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
Me = ⎝ d1 + d 2 ⎠
2
⎛ 2 ⎞
20 + 20 = 31,5 + ⎜ ⎟ ×5
= = 20 ⎝ 2+5⎠
2
10
c. Desil ke-2 = 31,5 + 7
2 × (50 + 1)
D2 = data ke- = 31,5 + 1,43
10
1 = 32,93
= data ke-10 5 Jadi, modus data di atas adalah 30 tahun.
1 c. Median
= data ke-10 + 5 (data ke-11 – data ke-10)
1 1
1 Median terletak di data ke- 2 × n = 2 × 50 = 25
= 10 + 5 (15 – 10)
Data ke-25 berada pada interval kelas 32 – 36.
= 10 + 1 = 11 L = 32 – 0,5 = 31,5
Jadi, nilai desil ke-2 adalah 11. fk = 5 + 7 + 10 = 22
d. Persentil ke-70 Me
70 × (50 + 1) fM = 12
P70 = data ke- e
100 p = 42 – 34 + 1 = 9
7
= data ke-35 10 ⎛ 1 n – fk ⎞
⎜2 Me ⎟
7 Me = L + ⎜ fM ⎟ ×p
= data ke-35 + 10 (data ke-36 – ⎝ 3e ⎠
⎛ 25 – 22 ⎞
data ke–35) = 31,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ 12 ⎠
1
= 25 + (25
– 25) = 25 15
5 = 31,5 + 12
Jadi, persentil ke-70 adalah 25.
= 31,5 + 1,25
2. a. Mean/rata-rata = 32,75
Interval fi xi fi ⋅ xi Jadi, median data di atas adalah 32,75 tahun.
17–21 5 19 95 3. Skor Frekuensi fk
22–26 7 24 168
27–31 10 29 290 63–67 3 3
32–36 12 34 408 ← Kelas Mo 68–72 5 8
37–41 7 39 273 dan Me 73–77 10 18 ← Kelas Q1
42–46 9 44 396 78–82 9 27 ← Kelas P60
83–87 8 35 ← Kelas D7
6
∑ 50 1.630 88–92 5 40
i=1

6 a. Kuartil bawah (Q1)


∑ f i xi
– i =1 1.630 1
x= 6 = 50 = 32,6 Q1 = nilai data ke- 4 × 40
∑ fi
i =1 = nilai data ke-10
Jadi, mean data di atas adalah 32,6 tahun. Nilai data ke-10 terletak di kelas interval 73–77
b. Modus L = 73 – 0,5 = 72,5
Modus terletak di kelas interval yang memiliki fk = 8
Q1
frekuensi terbanyak. fQ = 10
1
Modus data terletak pada kelas interval 32–36. p = 77 – 73 + 1 = 5
L = 32 – 0,5 = 31,5 ⎛ 1 n – fk ⎞
d1 = 12 – 10 = 2 ⎜4 Q1 ⎟
Q1 = L + ⎜ fQ ⎟ ×p
d2 = 12 – 7 = 5 ⎝ 1 ⎠
p = 21 – 17 + 1 = 5 ⎛ 10 – 8 ⎞
= 72,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ 10 ⎠
= 72,5 + 1
= 73,5
Jadi, kuartil bawah dari data di atas adalah 73,5.

54 Statistika
b. Menentukan Desil ke-7 Rata-rata diameter pohon:
6
7 ∑ f i xi
D7 = nilai data ke- 10 × 40 – i =1 2.390
x = 6 = 100 = 23,9 cm
= nilai data ke-28 ∑ fi
i =1
Nilai data ke-28 terletak di kelas interval 83–87 Jadi, rata-rata diameter pohon di hutan kota
L = 83 – 0,5 = 82,5 tersebut 23,9 cm.
fk = 27
D7 5. a. Diketahui jumlah data (n) = 100
f =8 Median = 36,25 yaitu pada kelas interval 35–39.
D7
⎛ 7 n – fk ⎞ L = 34,5
⎜ 10 D7 ⎟
D7 = L + ⎜ f ⎟ ×p fkM = 28 + a
⎝ D7 ⎠ e
fMe = 20
⎛ 28 – 27 ⎞
= 82,5 + ⎜ ⎟ ×5 p =5
⎝ 8 ⎠
5 ⎛ 1 n − fk ⎞
= 82,5 + ⎜2 Me ⎟
8 Median = L + ⎜ fM ⎟ ×p
= 82,5 + 0,625 ⎝ e ⎠
= 83,125
⎛ 50 − (28 + a) ⎞
Jadi, desil ke-7 adalah 83,125. 36,25 = 34,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ 20 ⎠
c. Persentil ke-60
60 22 − a
P60 = nilai data ke- 100 × 40 ⇔ 36,25 – 34,5 = 4
= nilai data ke-24 22 − a
Nilai data ke-24 terletak di kelas interval ⇔ 1,75 = 4
78–82.
⇔ 7 = 22 – a
L = 78 – 0,5 = 77,5
fk = 18 ⇔ a = 15
P60 Menentukan nilai b
fP =9 Jumlah nilai data = 100
60
⎛ 60 n – f k ⎞ 12 + 16 + a + 20 + 13 + 11 + 8 + b = 100
P60 = L + ⎜ 100 P32 ⎟
×p ⇔ 12 + 16 + 15 + 20 + 13 + 11 + 8 + b = 100
⎜ f ⎟
⎝ P32 ⎠ ⇔ 95 + b = 100
⎛ 24 – 18 ⎞ b=5
= 77,5 + ⎜ ⎟ ×5 Jadi, nilai a dan b adalah 15 dan 5.
⎝ 9 ⎠
30 b. Jumlah karyawan yang usiannya di atas
= 77,5 + 9
50 tahun
= 77,5 + 3,33 = 80,83 =8+b
Jadi, persentil ke-60 adalah 80,83. =8+b
= 8 + 5 = 13.
4. Titik Tengah (xi) fi fi x i
Jadi, sebanyak 13 orang yang usianya di atas
1
(9,5 + 14,5) = 12 15 180 59 tahun.
2
1
2
(14,5 + 19,5) = 17 17 289
1
2
(19,5 + 24,5) = 22 21 462
1
2
(24,5 + 29,5) = 27 20 540
1
2
(29,5 + 34,5) = 32 16 512
1
2
(34,5 + 39,5) = 37 11 407
6 6
∑ fi = 100 ∑ fx
i i = 2.390
i=1 i=1

Matematika Kelas XII 55


A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: e
1. Jawaban: c Banyak data = n = 8
Data urut : 1, 3, 3, 4, 4, 5, 7, 7, 8, 8. 11 + 12 + 9 + 8 + 11 + 12 + 9 + 8 80
x= = 8 = 10
↑ ↑ ↑ 8
Q1 Q2 Q3 n
∑ fi (x i − x)2
Simpangan kuartil: Qd i =1
= 2(11 – 10)2 + 2(12 – 10)2 + 2(9 – 10)2 + 2(8 – 10)2
1
Qd = 2
(Q3 – Q1) = 2 × 12 + 2 × 22 + 2 × (–1)2 + 2 × (–2)2
1
=2+8+2+8
= 2
(7 – 3) = 20
1
Simpangan baku:
= 2
×4 n 2
∑ fi (x i − x)
=2 s = s 2 = i =1

Jadi, simpangan kuartilnya adalah 2. n

2. Jawaban: a =
20
Banyak data = n = 8 8

6+5+5+2+5+6+7+4 40 10 1
x = = 8 =5 = = 2 10
8 4
Simpangan rata-rata:
1
n Jadi, simpangan bakunya adalah 2 10 .
∑ fi x i – x
SR = i=1 5. Jawaban: d
n
Kelas fi xi fi × x i xi –x fi xi –x
| 7 – 5| + 2| 6 – 5| + 3|5 – 5| + | 4 – 5| + | 2 – 5|
= 8 50–54 3 52 156 13 39
55–59 4 57 228 8 32
2 + 2 + 0 +1+ 3 8
= = 8 =1 60–64 5 62 310 3 15
8 65–69 2 67 134 2 4
Jadi, simpangan rata-ratanya adalah 1. 70–74 2 72 144 7 14
75–79 4 77 308 12 48
3. Jawaban: b 6
∑ 20 1.300 152
( xi – x ) fi ( xi – x )
2 2
xi fi fi × xi xi –x i=1

4 2 8 –3 9 18
∑ fi x i 1.300
5 2 10 –2 4 8 x =
6 4 24 –1 1 4 ∑ fi = 20 = 65
7 2 14 0 0 0 Simpangan rata-rata:
8 6 48 1 1 6
6
9 4 36 2 4 16
∑ fi x i – x
6 i=1
∑ 40 140 52 SR = 6
i=1
∑ fi
i=1
∑ fi x i 140
x = 152
∑ fi = 20 = 69,6 = 20
Variansi data:
= 7,6
6
∑ fi (x i – x) 2
52 Jadi, simpangan rata-ratanya adalah 7,6 kg.
i=1
S2 = 6 = 20 = 2,6
∑ fi
i=1
Jadi, variansi datanya adalah 2,6.

56 Statistika
6. Jawaban: e L3 = 100 – 0,5 = 99,5
fk
Q3 = 33
2 2
Interval fi xi xi –x fi xi –x
f =4
50–54 3 52 169 507 Q3
55–59 4 57 64 256 ⎛ 3n −f ⎞
⎜4 kQ3

60–64 5 62 9 45 Q3 = L3 + ⎜ fQ ⎟ ×p
65–69 2 67 4 8 ⎝ 3 ⎠
70–74 2 72 49 98
75–79 4 77 144 576
⎛ 141 − 33 ⎞
= 99,5 + ⎜⎜ 4 ⎟
⎟ ×4
6
⎝ 4 ⎠
∑ 20 1.490
i=1
⎛ 35, 25 − 33 ⎞
= 99,5 + ⎜ ⎟ ×4
6 ⎝ 4 ⎠
∑ fi (x i – x) 2
i=1 1.490 = 99,5 + 2,25 = 101,75
S= 6 = = 74,5 = 8,63 Jangkauan antarkuartil:
∑ fi 20
i=1
H = Q3 – Q1
Jadi, simpangan baku datanya adalah 8,63 kg. = 101,75 – 88,25
= 13,5
7. Jawaban: d Jadi, jangkauan antarkuartil data tersebut adalah
Nilai fi fk 13,5.
80–83 5 5
84–87 6 11
8. Jawaban: c
88–91 4 15 ← Kelas Q1 xi fi fk
92–95 8 23 ← Kelas P45 8 8 8
96–99 10 33 ← Kelas Q3 13 6 14 ← Kelas Q1
100–103 4 37 18 5 19
104–107 10 47 23 4 23
28 9 32 ← Kelas Q3
Banyak data = n = 47 33 8 40
1
Q1 = nilai data ke- 4 × 47 Banyak data = n = 40
1
= nilai data ke-11,75 Q1 = nilai data ke- 4 × 40
Q1 adalah nilai data ke-11,75 terletak di kelas = nilai data ke-10
interval 88–91.
L1 = 88 – 0,5 = 87,5 Q1 adalah nilai data ke-10 terletak di kelas
fk = 11 interval yang memuat titik tengah 13.
Q 1
f 1= 4 L1 = 2 (8 + 13) = 10,5
Q1
p = 91 – 88 + 1 = 4 fk =8
Q
⎛ 1n −f ⎞ f 1 =6
⎜4 kQ1
⎟ Q
Q1 = L1 + ⎜ fQ ⎟ ×p p1 = 13 – 8 = 5
⎝ 1 ⎠
⎛ 47 − 11 ⎞ ⎛ 1 n − fk ⎞
⎜ 4 ⎟ Q1 = L1 + ⎜4 Q1 ⎟ ×p
= 87,5 + ⎜ 4 ⎟ ×4 ⎜ fQ ⎟
⎝ ⎠ ⎝ 1 ⎠

⎛ 11,75 − 11 ⎞ ⎛ 1 × 40 − 8 ⎞
= 87,5 + ⎜ ⎟ ×4 = 10,5 + ⎜⎜ 4 ⎟ ×5

⎝ 4 ⎠ 6
⎝ ⎠
= 87,5 + 0,75 = 88,25 1
= 10,5 + 3
× 5 ≈ 10,5 + 1,67
3
Q3 = nilai data ke- 4 × 47 = 12,17
3
= nilai data ke-35,25 Q3 = nilai data ke- 4 × 40
Nilai data ke-35,25 terletak di kelas interval = nilai data ke-30
100–103.

Matematika Kelas XII 57


Q3 adalah nilai data ke-30 terletak di kelas 10. Jawaban: d
interval yang memuat titik tengah 28. 6 2
∑ f i (x i − x) = 8(8 – 21)2 + 6(13 – 21)2 + 5(18 –
1 i =1
L3 = 2 (23 + 28) = 25,5
21)2 + 4(23 – 21)2 + 9(28 – 21)2 +
fk 8 + 6 + 5 + 4 = 23 8(33 – 21)2
Q3 =
f =9 = 8 × (–13)2 + 6 × (–8)2 + 5 × (–3)2
Q3
⎛ 3 n − fk ⎞
+ 4 × 22 + 9 × 72 + 8 × 122
Q3 = L3 + ⎜4 Q3 ⎟ ×p = 1.352 + 384 + 45 + 16 + 441 +
⎜ fQ ⎟
⎝ 3 ⎠ 1.152
= 3.390
⎛ 3 × 40 − 23 ⎞
= 25,5 + ⎜4 ⎟ ×5 Ragam:
⎜ 9 ⎟ 6
⎝ ⎠ ∑ f i (x i − x)
2

7 i =1 3.390
= 25,5 + ×5 s2 = 6 = 40 = 84,75
9 ∑ fi
≈ 25,5 + 3,89 i =1

= 29,39 Jadi, ragam data adalah 84,75.


Simpangan kuartil:
1 B . Uraian
Qd = 2 (Q3 – Q1)
1. a. Jangkauan antarkuartil
1 Data urut : 3, 4, 5, 5, 6, 6, 6, 8, 8, 9.
= 2
(29,39 – 12,17)
↑ ↑ ↑
1
= (17,22) Q1 Q2 Q3
2
Jangkauan antarkuartil = H
= 8,61
H= (Q3 – Q1)
Jadi, simpangan kuartilnya adalah 8,61.
=8–5=3
9. Jawaban: a Jangkauan antarkuartil data adalah 3.
xi fi fi x i b. Banyak data = n = 10
8 8 64 3+ 4+5+5+6+6+6+8+8+9 60
x = = 10 = 6
13 6 78 10
18 5 90
23 4 92
Ragam data:
28 9 252 n
∑ fi ( x i – x )
2
33 8 264
8 s2 = i=1

∑ 40 840 n
i=1
(3 – 6) 2 + 2(5 – 6)2 + 3(6 – 6) 2 + 2(8 – 6) 2 + (9 – 6) 2
= 10
6
∑ fi x i
–x = r =1 840 9+2+0+8+9 28
6 = 40 = 21 = = 10 = 2,8
∑ fi 10
i =1
Jadi, ragam datanya adalah 2,8.
6
∑ fi | xi − x | 2. Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.
i =1
Banyak Pengunjung (xi) fi fixi
= 8|8 – 21| + 6|13 – 21| + 5|18 – 21| + 4|23 – 21|
+ 9|28 – 21| + 8|33 – 21| 15 8 120
18 5 90
= 8 × 13 + 6 × 8 + 5 × 3 + 4 × 2 + 9 × 7 + 8 × 12 20 3 60
= 104 + 48 + 15 + 8 + 63 + 96 24 5 120
25 6 150
= 334 30 3 90
6
∑ fi | x i − x | 6
i =1 334 ∑ 30 630
SR = 6 = 40 = 8,35 i=1
∑ fi
i =1

Jadi, simpangan rata-rata data adalah 8,35.

58 Statistika
6
∑ fi x i
b. Simpangan baku
–x = i =1 630
a. 6 = 30
= 21 Interval fi xi xi –x
2
fi xi –x
2
∑ fi
i =1
50–54 4 52 169 676
6
∑ fi | x i − x | 55–59 8 57 64 512
i =1
= 8|15 – 21| + 5|18 – 21| + 3|20 – 21| 60–64 10 62 9 90
65–69 15 67 4 60
+ 5|24 – 21| + 6|25 – 21| + 3|30 – 21| 70–74 8 72 49 392
= 8×6+5×3+3×1+5×3 75–79 5 77 144 720
+6×4+ 3 × 9 6

= 48 + 15 + 3 + 15 + 24 + 27 ∑ 50 2.450
i=1

= 132
6
∑ fi ( x i − x )
2
6
∑ fi | x i − x | i =1 2.450
r =1 132 s = 6 = = 49 = 7
SR = 6 = 40
= 3,3 ∑ fi 50
∑ fi i =1
i =1
Jadi, simpangan rata-rata data adalah 3,3. Jadi, simpangan bakunya adalah 7.
6 4. a. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data
b. ∑ f i (x i − x) 2 = 8(15 – 21)2 + 5(18 – 21)2
i =1 sebagai berikut.
+ 3(20 – 21)2 + 5(24 – 21)2 Panjang (cm) fi fk
+ 6(25 – 21)2 + 3(30 – 21)2 45–54 2 2
= 8 × (–6)2 + 5 × (–3)2 + 3 × (–1)2 55–64 2 4
65–74 3 7 ← Kelas Q1
+ 5 × 32 + 6 × 42 + 3 × 92
75–84 4 11
= 288 + 45 + 3 + 45 + 96 + 243
85–94 3 14 ← Kelas Q3
= 720
95–104 4 18
6 105–114 2 20
2
∑ fi | x i − x |
i =1
s = 6
Banyak data n = 20
∑ fi
i =1 1
Q1 = nilai data ke- × 20
4
720
= = nilai data ke-5
40
Q1 adalah nilai data ke-5 terletak di kelas
= 18
interval 65–74.
= 9× 2 = 3 2 L1 = 65 – 0,5 = 64,5
fk = 4
Jadi, simpangan baku data adalah 3 2 . Q1
fQ = 3
1
3. Selang fi xi fi × x i p = 74 – 65 + 1 = 10
xi –x fi xi –x
Waktu
31–35 4 33 132 13 52 ⎛ 1 n − fk ⎞
36–40 8 38 304 8 64 Q1 = L1 + ⎜ 4 Q1 ⎟ ×p
41–45 10 43 430 3 30 ⎜ fQ1 ⎟
⎝ ⎠
46–50 15 48 720 2 30
51–55 8 53 424 7 56 ⎛ 1 × 20 − 4 ⎞
56–60 5 58 290 12 60 = 64,5 + ⎜⎜ 4 ⎟

×5
3
6 ⎝ ⎠
∑ 50 2.300 292
1
i=1
= 64,5 + 3 × 5
∑ fi x i 2.300
–x = = 50 = 46 ≈ 64,5 + 1,67 = 66,17
∑ fi
3
a. Simpangan rata-rata: Q3 = nilai data ke- × 20
4
6 = nilai data ke-15
∑ fi | x i − x |
r =1 292 Q3 adalah nilai data ke-15 terletak di kelas
SR = 6 = 50 = 5,84
∑ fi interval 95–104.
i =1
Jadi, simpangan rata-ratanya adalah 5,84.

Matematika Kelas XII 59


L3 = 95 – 0,5 = 94,5 5. a. Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.
fk = 14 xi fi fi · xi
Q3
fQ = 4 37 6 222
3
38 8 114
⎛ 3
n − f kQ ⎞ 39 6 234
Q3 = L3 + ⎜ 4 3 ⎟
×p 40 8 320
⎜ fQ 3 ⎟
⎝ ⎠ 41 6 246
42 9 348
⎛ 3 × 20 − 14 ⎞ 43 2 86
= 94,5 + ⎜⎜ 4 ⎟

× 10
4 7
⎝ ⎠ ∑ 40 1.600
i=1
1
= 94,5 + × 10 4 7
= 94,5 + 2,5 = 97 ∑ f i ⋅ xi
i =1 1.600
Simpangan kuartil: x = 7 = 40 = 40
∑ fi
1 1 i =1
Qd = 2 (Q3 – Q1) = 2 (97 – 66,17)
1 Jadi, rata-rata data adalah 40.
= 2 (30,83) = 15,415
b. Ragam data
Jadi, simpangan kuartil data tersebut adalah
15,415. xi fi xi – x fi(xi – x )2

b. Panjang (cm) fi xi fi xi xi − x 37 6 –3 54
38 8 –2 32
45–54 2 49,5 99 32 39 6 –1 6
55–64 2 59,5 119 22 40 8 0 0
65–74 3 69,5 208,5 12 41 6 1 6
75–84 4 79,5 318 2 42 9 2 36
85–94 3 89,5 268,5 8 43 2 3 18
95–104 4 99,5 398 18
7
105–114 2 109,5 219 28
∑ 40 152
7 i=1
∑ 20 1.630 122
i=1
7
7 ∑ f i (x i − x)2
∑ f i xi i =1 152
i =1 1.630 s2 = 7 = 40 = 3,8
x = 7 = = 81,5 ∑ fi
20 i =1
∑ fi
i =1
Simpangan rata-rata: Jadi, ragam data adalah 3,8.
7
∑ f i xi − x
i =1 122
SR = 7 = 20 = 6,1
∑ fi
i =1
Jadi, simpangan rata-rata data tersebut adalah
6,1.

60 Statistika
Membaca Data dalam
Bentuk Tabel Distribusi k
∑ fi xi
Frekuensi, Histogram, dan Mean/Rata-rata i =1
Poligon x = k
∑ fi
i =1

Langkah-langkah:
1. Menentukan Range (Interval)
2. Menentukan Banyak Kelas Tabel Distribusi Frekuensi Tabel, Distribusi Frekuensi, Modus ⎛ d1 ⎞
3. Menentukan Panjang Kelas Histogram, dan Poligon Ukuran Pemusatan Data Mo = L + ⎜ ⎟ ×p
d
⎝ 1 + d2 ⎠
4. Menentukan Interval Kelas
5. Membuat Tabel Distribusi
Frekuensi

Median ⎞
Histogram dan Poligon ⎛ 1 n – fk
2 Me
Me = L + ⎜ ⎟×p
⎜ fMe ⎟
⎝ ⎠

Statistika
Jangkauan
J = Xterbesar – Xterkecil

Jangkauan Antarkuartil
H = Q3 – Q1 Kuartil ⎛ i n – fk ⎞
Qi ⎟× p
Q1 = L + ⎜⎜ 4 ⎟
⎝ fQi ⎠
1 Simpangan Kuartil
Qd = (Q3 – Q1)
2

Desil ⎛ i n – fk ⎞
k Ukuran Penyebaran Data Ukuran Letak Data Di ⎟× p
∑ fi | xi − x | Simpangan Rata-Rata Di = L + ⎜⎜ 10 ⎟
i=1 ⎝ fDi ⎠
SR = k
∑ fi
i=1

Persentil ⎛ i n – fk ⎞
Pi
k Variansi/Ragam Pi = L + ⎜ 100 ⎟× p
2 ⎜ ⎟
∑ fi (xi − x) fPi
i=1 ⎝ ⎠
s2 = k
∑ fi
i=1

k
Simpangan Baku
∑ fi (xi − x)2

Matematika Kelas XII


i=1
s=
k
∑ fi
i=1

61
A. Pilihan Ganda Banyak siswa yang memperoleh nilai kurang dari
61 = (10% + 20%) × 120 = 36
1. Jawaban: a
Jadi, banyak siswa yang memperoleh nilai kurang
Batas bawah = Bb = 48,5
dari 61 adalah 36 siswa.
Panjang kelas = p = 5
Batas atas = Ba 6. Jawaban: d
Ba = Bb + p – 1 Banyak siswa yang memperoleh nilai 41–50 =
= 48,5 + 5 – 1 10% × 120 = 12
= 52,5 Banyak siswa yang memperoleh nilai 51–60 =
1 20% × 120 = 24
Titik tengah = 2 (Bb + Ba)
Banyak siswa yang memperoleh nilai 71–80 =
1 15% × 120 = 18
= 2 (48,5 + 52,5)
Banyak siswa yang memperoleh nilai 81–90 =
1
= 2 × 101 = 50,5 12,5% × 120 = 15
Jadi, titik tengahya adalah 50,5. Jadi, sebanyak 15 siswa memperoleh nilai 81–90.

2. Jawaban: d 7. Jawaban: c
Tabel distribusi frekuensi relatif data sebagai berikut. Data tinggi tanaman dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Berat Badan (kg) Frekuensi frelatif
35–39 5 8,33% Tinggi Tanaman (cm) fi fk
40–44 20 33,33%
10–13 3 3 Tinggi

45–49 12 20%
50–54 8 13,33% 14–17 6 9 tanaman
55–59 9 15% 18–21 5 14 kurang
60–64 6 10% 22–25 7 21 dari 26 cm
––––––––––––––––––––––––––
26–29 9 30
Dari tabel distribusi frekuensi relatif di atas:
Sebanyak 33,33 % siswa memiliki berat badan Banyak tanaman yang mempunyai tinggi kurang
40–44 kg. dari 26 cm adalah 21.
Sebanyak 20% siswa memiliki berat badan 21
Presentase = 30 × 100% = 70%.
45–49 kg.
Jadi, persentase banyak tanaman tersebut adalah 70%.
Dengan demikian, persentase banyak siswa yang
memiliki berat badan 40–49 adalah 33,33% + 20% 8. Jawaban: d
= 53,33%. Banyak tanaman yang memiliki tinggi 10–17 =
3+6=9
3. Jawaban: c
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 14–21 =
Dari tabel frekuensi relatif di atas, diperoleh sebanyak
6 + 5 = 11
13,33% siswa memiliki berat badan 50–54 kg.
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–21 = 5
4. Jawaban: b Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–25 =
Berat badan tidak kurang dari 55 kg, maka kelas 5 + 7 = 12
interval yang memenuhi 55–59 dan 60–64. Jadi, sebanyak 12 tanaman memiliki tinggi
Persentase siswa yang memiliki berat badan tidak 18–25 cm.
kurang dari 55 kg = 15% + 10% = 25%.
9. Jawaban: e
Jadi, siswa yang dapat berpartisipasi dalam
Rata-rata:
kegiatan donor darah sebanyak 25 %.
4+6+6+5+7+9+5+6+8+4 60
5. Jawaban: d x = = 10 = 6
10
Kelas interval yang memiliki nilai kurang dari 61 Modus = data yang sering muncul
adalah 41–50 dan 51–60. =5
Sebanyak 10% siswa memperoleh nilai 41–40 dan Jadi, rata-rata dan modus data tersebut adalah 6
sebanyak 20% siswa memperoleh nilai 51–60. dan 5.

62 Statistika
10. Jawaban: c 13. Jawaban: a
3+5+9+5+6+a + 4+3+8+6+3+8 Banyak siswa di kelas A = nA = 15
x =
12 Banyak siswa di kelas B = nB = 10
60 + a Banyak siswa di kelas C = nC = 25
⇔ 5,5 = 12
Rata-rata nilai gabungan = x = 58,6
⇔ 60 + a = 66
Rata-rata nilai di kelas A = x A = 62
⇔ a = 66 – 60
Rata-rata nilai di kelas C = x C = 60
⇔ a=6
Jadi, nilai a adalah 6. n A × x A + n B × x B + nC × xC
x =
n A + n B + nC
11. Jawaban: d 15 × 62 + 10 × x B + 25 × 60
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai ⇔ 58,6 = 15 + 10 + 25
berikut.
Data fi fk 10x B + 2.430
⇔ 58,6 =
15 9 9 50
16 15 24 ⇔ 2.930 = 10x B + 2.430
17 6 30
18 8 38 ⇔ 10x B = 500
19 12 50
20 10 60 ⇔ x B = 50
Oleh karena banyak data genap, nilai median: Jadi, rata-rata nilai di kelas B adalah 50.
nilai data ke-30 + nilai data ke-31 14. Jawaban: e
Me = 2 Misalnya: banyak siswa laki-laki = nA
17 + 18 32 Banyak siswa perempuan = nB
= = 2 = 17,5
2 Rata-rata nilai siswa laki-laki = x A = 5
Jadi, median data adalah 17,5. Rata-rata nilai siswa perempuan = x B = 8
12. Jawaban: c Rata-rata nilai gabungan = x gab = 7,5
Sumbangan kelompok I: nA ⋅ xA + nB ⋅ xB
x1 = 6 × Rp5.000,00 x gab =
nA + nB
= Rp30.000,00
nA ⋅ 5 + nB ⋅ 8
Sumbangan kelompok II: ⇔ 7,5 = nA + nB
x2 = 8 × Rp4.500,00
= Rp36.000,00 ⇔ 7,5nA + 7,5nB = 5nA + 8nB
Sumbangan kelompok III: ⇔ 7,5nA – 5nA = 8nB –7,5nB
x3 = 10 × Rp3.500,00 ⇔ 2,5nA = 0,5nB
= Rp35.000,00 ⇔ 5nA = 1nB
Sumbangan kelompok IV: nA 1
x4 = 11 × Rp4.000,00 ⇔ = 5
nB
= Rp44.000,00 nA: nB = 1 : 5
Sumbangan kelompok V: Jadi, perbandingan banyaknya siswa laki-laki dan
x5 = 15 × Rp2.000,00 perempuan adalah 1 : 5.
= Rp30.000,00
15. Jawaban: c
Rata-rata sumbangan setiap anggota:
Data fi fk fi × xi
x1 + x 2 + x 3 + x 4 + x 5
x= 1–3 10 2 2
6 + 8 + 10 + 11 + 15 4–6 5 5 5
30.000 + 36.000 + 35.000 + 44.000 + 30.000 7–9 9 8 8
= 50
10–12 6 11 11
13–15 8 14 14
175.000 16–18 2 17 17
= 50
= 3.500
6
40 329
Jadi, rata-rata sumbangan setiap anggota sebesar ∑
i=1
Rp3.500,00.

Matematika Kelas XII 63


∑ fi x i 329 18. Jawaban: e
x =
∑ fi = 40 = 8,225 Mo terletak pada kelas interval yang memuat titik
tengah 93–95.
Jadi, rata-rata gol yang dicetak pemain adalah 8,225. L = 93 – 0,5 = 92,5
16. Jawaban: d d1 = 10 – 7 = 3
Gol fi fk d2 = 10 – 5 = 5
1–3 10 10
p = 95 – 93 + 1 = 3
4–6 5 15 ⎛ d1 ⎞
7–9 9 24 Mo = L + ⎜ ⎟ ×p
10–12 6 30 ⎝ d1 + d 2 ⎠
13–15 8 38 ⎛ 3 ⎞
16–18 2 40 = 92,5 + ⎜ ⎟ ×3
⎝3+ 5⎠
1 9
Data yang berada di tengah adalah data ke- 2 × n = 92,5 + 8
= 92,5 + 1,125
1
= 2 × 40 = 20 = 93,625
Jadi, modus berat pasir dalam karung 93,625 kg.
Data ke-20 berada pada interval kelas 7 – 9.
L = 7 – 0,5 = 6,5 19. Jawaban: b
fk = 10 + 5 = 15 Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
Me
Berat Pasir (kg) fi fk
fM = 9
e
84–86 4 4
p =3–1+1=3
87–89 6 10
⎛ 1n–f
k Me
⎞ 90–92 7 17
Me = L + ⎜⎜ 2 f ⎟ ×p
⎟ 93–95 10 27
⎝ Me ⎠ 96–98 5 32
99–101 8 40
⎛ 20 – 15 ⎞
= 6,5 + ⎜ ⎟ ×3 Banyak data = n = 40
⎝ 9 ⎠
40 + 1
15 Median = nilai data ke-
= 6,5 + 9
2
= nilai data ke-20,5
= 6,5 + 1,67 Median adalah nilai data ke-20,5 terletak di kelas
= 8,17 interval 93–95.
Jadi, mediannya adalah 8,17. L = 93 – 0,5 = 92,5
17. Jawaban: c fk = 17
Me
Data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi fM = 10
e
sebagai berikut. p =3
Berat Pasir (kg) fi xi fi xi
⎛ 1n −f ⎞
Me = L + ⎜⎜ 2 ⎟ ×p
kM e
84–86 4 85 340
87–89 6 88 528 f Me ⎟
⎝ ⎠
90–92 7 91 637
93–95 10 94 940 ⎛ 20 − 17 ⎞
= 92,5 + ⎜⎝ ⎟ ×3
96–98 5 97 485 10 ⎠
99–101 8 100 800
= 92,5 + 0,9
6
∑ 40 3.730 = 93,4
i=1
Jadi, median berat pasir dalam karung 93,4 kg.
6
∑ f i xi
i =1 3.730
x = 6 = 40 = 93,25
∑ fi
i =1
Jadi, rata-rata berat pasir dalam karung 93,25 kg.

64 Statistika
20. Jawaban: d Banyak data = n = 100
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut. 1
Median = nilai data ke- 2 × 100

Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi · xi
= nilai data ke-50
1
2
(30,5 + 40,5) = 35,5 4 142 Data ke-50 terletak di kelas interval 61–70.
1
(40,5 + 50,5) = 45,5 6 273
LM = 60,5
2 e
1
(50,5 + 60,5) = 55,5 20 1.110
fkM = 302
2 e

1 fM = 45
(60,5 + 70,5) = 65,5 45 2.947,5 e
2
1
p =10
(70,5 + 80,5) = 75,5 18 1.359
2 ⎛ 1n −f ⎞
1
(80,5 + 90,5) = 85,5 7 498,5 Me = LMe + ⎜2 kM e
⎟ ×p
2 ⎜ fM ⎟
7 ⎝ e ⎠
∑ 100 6.430 ⎛ 50 − 35 ⎞
i=1
= 60,5 + ⎜
⎝ 45 ⎠
⎟ × 10
6
∑ f i ⋅ xi ≈ 60,5 + 3,33
i =1 6.430
x= 7 = = 64,3 = 63,83
∑ fi 100
i =1 Jadi, median data tersebut adalah 63,83.
Jadi, rata-rata data tersebut adalah 64,3. 23. Jawaban: e
21. Jawaban: d Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut.
Nilai Frekuensi
31–40 4 Titik Tengah fi fk fk
Me

41–50 6 5 8 8 ←
51–60 20 8 16 24 ← Kelas Me
61–70 45 ← Kelas Mo 11 6 30
71–80 18 14 7 37
81–90 7 17 4 41
20 3 44
Mo terletak di kelas interval 61–70.
L = 60,5 Banyak data = n = 44
d1 = 45 – 20 = 25 1
Median= nilai data ke- 2 (44 + 1)
d2 = 45 – 18 = 27
p = 10 1
= nilai data ke-22 2
⎛ d1 ⎞
Mo = L + ⎜ ⎟ ×p 1
⎝ 1 + d2 ⎠
d Median adalah nilai data ke-22 2 di kelas interval
⎛ 25 ⎞ yang mempunyai titik tengah 8.
= 60,5 + ⎜ ⎟ × 10
⎝ 25 + 27 ⎠ 5+8
L= 2
= 6,5; fkMe = 8; fMe = 16; p = 8 – 5 = 3
≈ 60,5 + 4,81
⎛ 1 n − fk ⎞
= 65,31 Median = L + ⎜2 Me ⎟ ×p
⎜ fM ⎟
Jadi, modus data tersebut adalah 65,31. ⎝ e ⎠
⎛ 1 × 44 − 8 ⎞
22. Jawaban: a = 6,5 + ⎜⎜ 2 ⎟ ×3
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut. 16 ⎟
⎝ ⎠
14
Nilai Frekuensi fk = 6,5 + ×3
16
31–40 4 4 ≈ 6,5 + 2,63
41–50 6 10
51–60 20 30
= 9,13
61–70 45 75 ← Kelas Me Jadi, median data adalah 9,13 cm.
71–80 18 93
81–90 7 100

Matematika Kelas XII 65


24. Jawaban: c Kuartil bawah:
Data setelah diurutkan:
⎛1 ⎞
5 6 7 7 9 9 10 10 ⎜ n − f k Q1 ⎟
11 12 12 15 18 18 21 21 Q1 = L1 + ⎜ 4 ⎟ ×p
⎜ f Q1 ⎟
⎝ ⎠
16 + 1
Q1 = nilai data ke- ⎛1 ⎞
4 ⎜ 4 × 40 − 4 ⎟
= nilai data ke-4,25 = 154,5 + ⎜⎜ 10 ⎟⎟ × 5
⎝ ⎠
= x4 + 0,25(x5 – x4) = 7 + 0,25(9 – 7)
= 7 + 0,5 = 154,5 + 3
= 7,5 = 157,5
3(16 + 1) Jadi, kuartil bawah dari data tinggi badan adalah
Q3 = nilai data ke-
4 157,5 cm.
= nilai data ke-12,75
= x12 + 0,75(x13 – x12) = 15 + 0,75(18 – 15) 26. Jawaban: c
= 15 + 2,25 = 17,25 Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
1 berikut.
Simpangan kuartil = 2 (Q3 – Q1) Nilai Frekuensi fk
1 60–64 4 4
= 2
(17,25 – 7,5)
65–69 12 16
1 70–74 15 31
= 2
(9,75) 75–79 10 41
80–84 4 45
= 4,875 85–89 5 50

Jadi, simpangan kuartil data tersebut 4,875. Banyak data = n = 50


4
25. Jawaban: c D4 = nilai data ke- 10 × 50
Jumlah siswa = n = 40 = nilai data ke-20
1
Kuartil bawah (Q1)= nilai data ke- 4 (40 + 1) D4 adalah nilai data ke-20 terletak pada kelas
1
interval 70–74.
= nilai data ke-10 4 L4 = 69,5
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai fkD = 16
fD = 15
4
berikut.
4
Tinggi Badan fi fk
p =5
(cm) fk ⎛ n − f kD ⎞
4

D4 = L4 + ⎜⎜ 4 ⎟
Q1 10
150–154 4 4 ←

×p
f D4
155–159 10 14 ← Kelas Q1 ⎝ ⎠
160–164 6 20 ⎛ 20 − 16 ⎞
165–169 8 28
= 69,5 + ⎜ 15 ⎟ × 5
⎝ ⎠
170–174 4 32
175–179 8 40 = 69,5 + 1,33 = 70,83
Jadi, desil ke-4 adalah 70,83.
1
Kuartil bawah adalah data ke-10 4 pada kelas 27. Jawaban: e
interval 155–159. 80
P80 = nilai data ke- 100 × 50
L1 = 155 – 0,5 = 154,5
fQ = 10 = nilai data ke-40
1 P80 adalah nilai data ke-40 terletak pada kelas
fkQ = 4
1 interval 75–79.
p = 159 – 155 + 1 = 5 L80 = 74,5
fkP = 31
fP = 10
80

80
p =5

66 Statistika
⎛ 8 n−f ⎞ 5
⎜ 100 k P80 ⎟ ∑ fi x i
P80 = L80 + ⎜ ⎟ ×p i =1 1.380
⎝ f P80 ⎠ x= 5 = 60 = 23
∑ fi
⎛ 40 − 31 ⎞ i =1
= 74,5 + ⎜ ⎟ ×5 5
⎝ 10 ⎠ ∑ fi | x i − x | = 15|12 – 23| + 6|17 – 23| + 9|22 –
i =1
= 74,5 + 4,5
= 79 23| + 12|27 – 23| + 18|32 – 23|
Jadi, nilai persentil ke-8 adalah 79. = 15 × 11 + 6 × 6 + 9 × 1 + 12 × 4
+ 18 × 9
28. Jawaban: e = 165 + 36 + 9 + 48 + 162
8+7+5+4+6+6+7+5 48 = 420
x= = 8 =6
8 Simpangan rata-rata:
n 5
∑ fi (x i – x)2 ∑ fi | x i − x |
s = i =1 i =1 420
n SR = 5 = 60 = 7
∑ fi
i =1
(4 – 6) 2 + 2(5 – 6) 2 + 2(6 – 6)2 + 2(7 – 6) 2 + (8 – 6) 2
= Jadi, simpangan rata-rata data adalah 7.
8
4+2+0+2+4 12 1
= = = 6 B . Uraian
8 8 2
1 1. Tabel distribusi frekuensi data di atas.
Jadi, simpangan bakunya adalah 2 6.
Tinggi Badan
Frekuensi
29. Jawaban: d (cm)

Tinggi (meter) fi xi fi xi xi – –
x fi(xi – –
x)2 140–144 3
145–149 2
19–21 9 20 180 –3 81 150–154 12
22–24 4 23 92 0 0 155–159 10
25–27 5 26 130 3 45 160–164 7
28–30 2 29 58 6 72 165–169 18
4 170–174 8
∑ 20 460 198
i=1
Jumlah siswa = 3+2+12+10+7+18+8 = 60
4 a. Persentase banyak siswa yang memiliki tinggi
∑ f i xi badan 155 – 159
i =1 460
x = 4 = 20 = 23 10
∑ fi = 60 × 100 = 16,67%
i =1
4 Jadi, persentase banyak siswa yang memiliki
∑ f i (x i − x)2 tinggi badan 155 – 159 adalah 16,67%.
i =1 198
s2 = 4 = 20 = 9,9 b. Banyak siswa yang memiliki tinggi badan
∑ fi 165–169 ada 18 siswa.
i =1
Jadi, ragam data adalah 9,9 m. Banyak siswa yang memiliki tinggi badan
150–154 ada 10 siswa.
30. Jawaban: c Selisih antara siswa yang memiliki tinggi badan
xi fi fixi 165–169 dan 150–154 = 18 – 10 = 8 siswa.
1
Jadi, selisih antara siswa yang memiliki tinggi
(9,5 + 14,5) = 12 15 180
2 badan 165–169 dan 150–154 ada 8 siswa.
1
2
(14,5 + 19,5) = 17 6 102 c. Tinggi badan lebih dari 159 cm, maka kelas
1 interval yang memenuhi adalah 160–164,
(19,5 + 24,5) = 22 9 198
2
165–169, dan 170–174.
1
2
(24,5 + 29,5) = 27 12 324 Banyak siswa yang memiliki tinggi badan lebih
1
(39,5 + 34,5) = 32 18 576 dari 159 cm = 7 + 18 + 8 = 31 siswa.
2

5
Jadi, siswa yang diperbolehkan mengikuti
∑ 60 1.380 seleksi tim basket ada 31 siswa.
i=1

Matematika Kelas XII 67


2. Data setelah diurutkan sebagai berikut. 3. Tabel distribusi frekuensi data di atas sebagai
1 2 3 4 6 6 6 7 7 7 berikut.
8 8 8 9 9 10 10 11 11 12 xi fi fi × x i
12 13 13 14 15 16 16 17 17 18 5 8 40
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 6 10 60
Banyak data = n = 40 7 5 35
8 6 48
Nilai data terkecil = 1 9 4 36
Nilai data terbesar = 28 10 7 70
Jangkauan = nilai data terbesar – nilai data terkecil 40 289
= 28 – 1 = 27
a. Mean/rata-rata:
Banyak kelas = k
= 1 + 3,3 log n ∑ fi x i 289
x =
= 1 + 3,3 log 40 ∑ fi = 40 = 7,225
= 1 + 3,3 × 1,602 Jadi, mean data adalah 7,225.
= 1 + 5,2866 b. Median
= 6,2866 xi fi fi × xi
≈6
5 8 8
jangkauan 6 10 18
Panjang kelas (p) = banyak kelas 7 5 23
8 6 29
27
= 6 9 4 33
10 7 40
= 4,5 ≈ 5
Menentukan batas atas dan batas bawah kelas nilai data ke − 20 + nilai data ke − 21
Me = 2
interval pertama.
Bb1 = nilai data terkecil = 1 7+7
=
Ba1 = Bb1 + p –1 = 1 + 5 – 1 = 5 2
Diperoleh kelas interval pertama = 1–5 =7
Menentukan batas atas dan batas bawah kelas Jadi, mediannya adalah 7.
interval kedua. c. Modus
Bb2 = Ba1 + 1 = 5 + 1 = 6 Modus adalah data yang sering muncul atau
Ba2 = Bb2 + p – 1 = 6 + 5 – 1 = 10 frekuensinya terbanyak.
Diperoleh kelas interval kedua = 6–10 Jadi, modus data usia anak-anak di Desa Asri
Dengan cara yang sama diperoleh: adalah 6.
Kelas interval ketiga : 11–15
Kelas interval keempat : 16–20 4. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Kelas interval kelima : 21–25 berikut.
Kelas interval keenam : 26–30 Nilai (xi) fi fk
Tabel distribusi frekuensi data pemakaian air 2 5 5
PDAM per keluarga dalam sebulan di Kampung 4 2 7
7 8 15
Palapa sebagai berikut. 10 3 18
13 2 20
Volume Air (m 3) fi
1–5 4 Banyak data = n = 20
6–10 13
11–15 8 1
16–20 7
Q1 = nilai data ke- 4 (20 + 1)
21–25 5
26–30 3
= nilai data ke-5,25
= x5 + 0,25(x6 – x5) = 2 + 0,25(4 – 2)
= 2 + 0,5
= 2,5

68 Statistika
3 ⎛ d ⎞
Q3 = nilai data ke- 4 (20 + 1) Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d 2 ⎠
= nilai data ke-15,75 ⎛ 6 ⎞
= x15 + 0,75(x16 – x15) = 7 + 0,75(10 – 7) = 29,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝6+4⎠
= 7 + 2,25 30
= 9,25 = 29,5 + 10
1 = 29,5 + 3
Simpangan kuartil = 2 (Q3 – Q1)
= 32,5
1 Jadi, modus data adalah 32,5.
= 2 (9,25 – 2,5)
1
7. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
= 2 (6,75) berikut.
= 3,375 Tinggi Badan (cm) fi fk
Jadi, simpangan kuartil data tersebut 3,375. 145–148 15 15
149–152 20 35 ← Kelas Q1
5. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
153–156 18 53
berikut.
157–160 14 67 ← Kelas Q3
Tinggi Badan 161–164 8 75
Balita (cm) fi fk
165–168 5 80
50–54 4 3
55–59 3 7 1
60–64 9 16
Q1 = nilai data ke- 4 × 80
65–69 6 22 ← Kelas Me = nilai data ke-20
70–74 2 24
75–79 5 29 Q1 adalah nilai data ke-20 terletak di kelas
80–84 5 34 interval 149–152.
34 + 1
L1 = 149 – 0,5 = 148,5
Me = nilai data ke- 2 fk = 15
Q1
= nilai data ke-17,5 f = 20
Q1
Median adalah nilai data ke-17,5 terletak di kelas ⎛ 1 n − fk ⎞
Q1 = L1 + ⎜⎜
4 Q1 ⎟
interval 65–69. ⎟ ×p
f Q1
L = 65 – 0,5 = 64,5 ⎝ ⎠
p = 69 – 65 + 1 = 5 ⎛ 1 ⋅ 80 − 15 ⎞
fk = 16 = 148,5 + ⎜⎜ 4 ⎟ ×4

Me ⎝ 20 ⎠
fMe = 6 5
= 148,5 + 20 × 4
⎛ n −f ⎞
Me = L + ⎜2 k Me

×p = 148,5 + 1
⎜ fM ⎟
⎝ e ⎠ = 149,5
3
⎛ 34 − 6 ⎞ Q3 = nilai data ke- 4 × 80
= 64,5 + ⎜ 2 ⎟ ×5
⎜ 10 ⎟ = nilai data ke-60
⎝ ⎠
= 64,5 + 0,5 Q3 adalah nilai data ke-60 terletak di kelas
= 65 interval 157–160.
Jadi, median data di atas adalah 65 cm. L3 = 157 – 0,5 = 156,5
6. Titik tengah yang frekuensinya paling banyak fk = 53
Q3
adalah 32. Berarti modus data terletak di kelas f = 14
Q3
interval yang memuat titik tengah 28.
1
Tepi bawah kelas modus L = 2 (27 + 32) = 29,5
p = 32 – 27 = 5
d1 = 9 – 3 = 6
d2 = 9 – 5 = 4

Matematika Kelas XII 69


9. Banyak data = n = 35 + p
⎛ 3 n − fk ⎞
Q3 = L3 + ⎜4 Q3 ⎟ ×p P30 terletak di kelas interval 105–109.
⎜ fQ ⎟ L30 = 105 – 0,5 = 104,5
⎝ 3 ⎠
fkM = 8
e
⎛ 3 × 80 − 53 ⎞ fMe = p
= 156,5 + ⎜4 ⎟ ×4
⎜ 14 ⎟ p = 109 – 105 + 1 = 5
⎝ ⎠
7 ⎛ 30 n − f k ⎞
= 156,5 + 14 × 4 ⎜ 100 P30 ⎟
P30 = L30 + ⎜⎜ ⎟⎟ ×p
f P30
= 156,5 + 2 ⎝ ⎠
= 158,5
⎛ 0,3 ( 35 + p ) − 8 ⎞
Jangkauan antarkuartil: ⇔ 108,5 = 104,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ p ⎠
H = Q3 – Q1
= 158,5 – 149,5 ⎛ 10,5 + 0,3p − 8 ⎞
=9 ⇔ 4= ⎜ ⎟ ×5
⎝ p ⎠
Jadi, jangkauan antarkuartil tinggi siswa putri 9 cm.
2,5 + 0,3p
8. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai ⇔ 0,8 = p
berikut. ⇔ 0,8p = 2,5 + 0,3p
Nilai fi fk ⇔ 0,5p = 2,5
12–16 10 10 ⇔ p=5
17–21 5 15
22–26 8 23 Banyak potongan logam yang beratnya kurang
27–31 6 29 dari 110 gram = 8 + p = 8 + 5 = 13.
32–36 18 47
10. – –
37–41 10 57 ← Kelas D7 Data fi xi fi · x i fi · x fi · (xi – x)2
42–46 13 70 51–55 6 53 318 –10 600
56–60 4 58 232 –5 100
Banyak data = n = 70 61–65 8 63 504 0 0
7 66–70 4 68 272 5 100
D7 = nilai data ke- 10 × 70 71–75 6 73 438 10 600
5
= nilai data ke-49 ∑ 28 1.765 1.400
i=1
D7 adalah nilai data ke-49 terletak di kelas interval
37–41. Banyak data = n = 28
L7 = 37 – 0,5 = 36,5 a. rata-rata data:
fD = 10 7
∑ f i ⋅ xi
7 1.764
fk = 47 i =1
D x = 7 = 28 = 63
p 7 = 41 – 37 + 1 = 5 ∑ fi
i =1
⎛ 7
n−f ⎞
k D7 Jadi, rata-rata data adalah 63.
D7 = L7 + ⎜⎜ f ⎟ ×p
10

D7
⎟ b. Variansi data:
⎝ ⎠
⎛ 7 × 70 – 47 ⎞ 5 2
⎜ 10 ⎟ ∑ f i (x i − x)
= 36,5 + ⎜ 10 ⎟ ×5 i =1 1.400
⎝ ⎠ s2 = 5 = 28 = 50
∑ fi
⎛2⎞ i =1
= 36,5 + ⎜ 10 ⎟ × 5
⎝ ⎠ Jadi, variansi data adalah 50.
= 36,5 + 1
= 37,5
Jadi, nilai desil ke-7 data tersebut 37,5.

70 Statistika
A. Pilihan Ganda 3) Ruas garis CD terhadap EF
Ruas garis CD dan EF terletak pada bidang
1. Jawaban: e
yang sama yaitu bidang CDEF. Keduanya
1) Titik A terhadap garis BC
tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
Garis BC melalui titik B dan titik C, tetapi
demikian, ruas garis CD sejajar dengan ruas
tidak melalui titik A. Dengan demikian, titik A
garis EF.
terletak di luar garis BC.
4) Ruas garis DH terhadap EF
2) Titik T terhadap garis TC
Ruas garis DH dan EF tidak terletak pada
Garis TC melalui titik T dan titik C. Dengan
bidang yang sama. Dengan demikian, ruas
demikian, titik T terletak pada garis TC.
garis DH bersilangan dengan ruas garis EF.
3) Titik D terhadap bidang TCD
5) Ruas garis EH terhadap EF
Bidang TCD melalui titik T, titik C, dan titik D.
Ruas garis EH dan EF terletak pada bidang
Dengan demikian, titik D terletak pada bidang
yang sama yaitu bidang EFGH. Keduanya
TCD.
mempunyai titik persekutuan yaitu titik E.
4) Titik T terhadap bidang ABCD
Dengan demikian, ruas garis EH berpotongan
Bidang ABCD melalui titik A, titik B, titik C,
dengan ruas garis EF.
dan titik D, tetapi tidak melalui titik T. Dengan
Jadi, ruas garis yang bersilangan dengan ruas garis
demikian, titik T terletak di luar bidang ABCD.
EF adalah DH.
5) Titik C terhadap bidang TAD
Bidang TAD melalui titik T, titik A, dan titik D, 3. Jawaban: d
tetapi tidak melalui titik C. Dengan demikian, 1) Garis AB terhadap bidang BCGF
titik C terletak di luar bidang TAD. Garis AB menembus bidang BCGF di titik B.
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan e. Pernyataan (i) salah.
2) Garis CD terhadap bidang ABGH
2. Jawaban: d
Garis CD sejajar dengan garis GH, sedangkan
1) Ruas garis AB terhadap EF
garis GH terletak pada bidang ABGH.
Ruas garis AB dan EF terletak pada bidang
Dengan demikian, garis CD sejajar dengan
yang sama yaitu bidang ABFE. Keduanya
bidang ABGH. Pernyataan (ii) benar.
tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
3) Garis EF terhadap bidang ACGE
demikian, ruas garis AB sejajar dengan ruas
Garis EF menembus bidang ACGE di titik E.
garis EF.
Pernyataan (iii) benar.
2) Ruas garis BF terhadap EF
4) Garis AD terhadap bidang BDHF
Ruas garis BF dan EF terletak pada bidang
Garis AD menembus bidang BDHF di titik D.
yang sama yaitu bidang ABFE. Keduanya
Pernyataan (iv) salah.
mempunyai titik persekutuan yaitu titik F.
Jadi, pernyataan yang benar adalah (ii) dan (iii).
Dengan demikian, ruas garis BF berpotongan
dengan ruas garis EF.

Matematika Kelas XII 71


4. Jawaban: b 6. Jawaban: b
Titik A pada balok PQRS.TUVW disajikan seperti Titik K pada kubus PQRS.TUVW disajikan seperti
berikut. berikut.
W A V W
V
T
T 8 cm U
U K
R
S O
12 cm S R
P 18 cm Q O
P 12 cm Q
Jarak titik P terhadap titik A yaitu panjang ruas
garis PA. Pada ΔPOA siku-siku di O dengan Jarak titik K terhadap garis QS yaitu panjang ruas
panjang AO = RV = 8 cm. garis KO. Pada ΔQKS dengan panjang QS =

1) PO = PS2 + SO2 = 122 + 92 12 2 cm.

= 144 + 81 = 225 = 15 cm 1) QK = QR 2 + RK 2 = 122 + 62

2) PA = PO2 + AO2 = 152 + 82 = 144 + 36 = 180 = 6 5 cm

= 225 + 64 = 289 = 17 cm 2) Panjang SK = QK = 6 5 cm sehingga titik O


Jadi, jarak titik P terhadap titik A adalah 17 cm. di tengah garis QS.

5. Jawaban: a 3) KO = QK 2 − QO 2 = (6 5) 2 − (6 2) 2
Limas beraturan T.KLMN disajikan seperti 180 − 72 = 108 = 6 3 cm
=
berikut.
T Jadi, jarak titik K terhadap garis QS adalah 6 3 cm.
7. Jawaban: c
Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti
berikut.
T
10 cm

N M
P
K O 6 cm
8 cm L
20 cm
Jarak titik T terhadap titik K yaitu panjang ruas D C
garis TK. Pada ΔKOT siku-siku di O dengan 12 cm
panjang TO = 10 cm. A 16 cm B

1) KM = KL2 + LM 2 = 82 + 62 Jarak titik T terhadap rusuk TC yaitu panjang ruas


garis AP. Pada ΔACT dengan panjang TA = TC
= 64 + 36 = 100 = 10 cm = 20 cm.
1 1
2) KO = 2 × KM = 2 × 10 = 5 cm 1) AC = AB2 + BC2 = 162 + 122

3) TK = KO2 + TO2 = 52 + 102 = 256 + 144 = 400 = 20 cm


2) Oleh karena panjang AC = TA = TC = 20 cm
= 25 + 100 = 125 = 5 5 cm maka ΔACT merupakan segitiga sama sisi.
Jadi, jarak titik T terhadap titik K adalah 5 5 cm. Akibatnya titik P terletak di tengah rusuk TC.

72 Penilaian Akhir Semester 1


202 − 102
1) TN = TO2 + ON 2 = 122 + 92
3) AP = AC2 − PC2 =
= 144 + 81 = 225 = 15 cm
= 400 − 100 = 300 = 10 3 cm
2) Panjang TM = TN = 15 cm sehingga ΔTMN
Jadi, jarak titik T terhadap rusuk TC adalah 10 3 cm. merupakan segitiga sama kaki.
Pada ΔTMN berlaku:
8. Jawaban: d
MP × TN = MN × TO
Titik K, titik L, dan titik P pada kubus
⇔ MP × 15 = 18 × 12
ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
⇔ MP × 15 = 216
H
G P ⇔ MP = 14,4 cm
P F Jadi, jarak titik M terhadap bidang TBC adalah
E
14,4 cm.
L K
N
R N 10. Jawaban: d
O
Titik M dan titik N pada kubus ABCD.EFGH
D C O disajikan seperti berikut.
10 cm M H
A M B N G
P
E M
Jarak titik P terhadap bidang ABKL sama dengan F
jarak titik P terhadap garis MN yaitu panjang ruas 12 cm
garis PO. Pada ΔPMN dengan panjang PM = 10 cm. D
C
2 2 2 2 O
1) MN = BK = BC + CK = 10 + 5 K
A B
= 100 + 25 = 125 = 5 5 cm
Jarak garis MN terhadap garis BD yaitu panjang
2) Panjang PN = MN = 5 5 cm sehingga ruas PO. Pada ΔPKO siku-siku di K dengan
ΔPMN merupakan segitiga sama kaki. panjang PK = 12 cm.
Pada ΔPMN berlaku: 2 2
PO × MN = PM × RN
1) AC = AB2 + BC2 = 12 + 12

⇔ PO × 5 5 = 10 × 10 = 144 + 144 = 288 = 12 2 cm


1 1
⇔ PO × 5 5 = 100 2) KO = 4 × AC = 4 × 12 2 = 3 2 cm
100 20
⇔ PO = 5 5 = 5 = 4 5 cm 2 2
3) PO = PK 2 + KO2 = 12 + (3 2)
Jadi, jarak titik P terhadap bidang ABKL adalah
= 144 + 18 = 162 = 9 2 cm
4 5 cm. Jadi, jarak garis MN terhadap garis BD adalah
9. Jawaban: a 9 2 cm.
Titik M pada limas T.ABCD disajikan seperti
berikut. 11. Jawaban: c
T T Titik K dan titik L pada balok ABCD.EFGH
disajikan seperti berikut.
H E
G
P
P
E
F
D
C
L
M O N M O N 12 cm M K
K
A B P
Jarak titik M terhadap bidang TBC sama dengan D P
C
jarak titik M terhadap garis TN yaitu panjang ruas A
9 cm
garis MP. Pada ΔTMN dengan panjang MN = 18 A 8 cm B
cm dan TO = 12 cm.

Matematika Kelas XII 73


Jarak garis EH terhadap bidang AKLD yaitu 13. Jawaban: e
panjang ruas garis EP. Pada ΔAKE dengan Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
panjnag AE = 12 cm. H G
F
1) AK = AB2 + BK 2 = 82 + 62 E

= 64 + 36 = 100 = 10 cm 20 cm
2) Panjang AK = EK = 10 cm sehingga ΔAKE
merupakan segitiga sama kaki.
Pada ΔAKE berlaku: D C
EP × AK = KM × AE 9 cm
⇔ EP × 10 = 8 × 12 A 12 cm B
⇔ EP × 10 = 96
Garis BF dan garis CE saling bersilangan. Garis
⇔ EP = 9,6 cm
BF terletak pada bidang ABFE, sedangkan garis
Jadi, jarak garis EH terhadap bidang AKLD adalah
CE menembus bidang ABFE di titik E. Pilih garis
9,6 cm.
yang sejajar BF dan memotong ruas garis CE yaitu
12. Jawaban: b AE. Sudut antara garis BF dan CE yaitu ∠AEC.
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. Pada ΔACE siku-siku di A dengan panjang AE =
H G 20 cm.
P 2 2
E
F
1) AC = AB2 + BC2 = 12 + 9
T
= 144 + 81 = 225 = 15 cm
D C 2) CE = AE 2 + AC2 = 202 + 152
O
A 12 cm B
= 400 + 225 = 625 = 25 cm
Dengan demikian:
Jarak garis FH terhadap bidang BDG sama dengan AE 20 4
jarak titik P terhadap garis OG yaitu panjang ruas cos ∠AEC = CE = 25 = 5
garis PT. Pada ΔPOG siku-siku di P dengan Jadi, nilai kosinus sudut antara garis BF dan garis
panjang PO = 12 cm.
4
1 1 CE adalah 5 .
1) PG = 2
× EG = 2
× 12 2 = 6 2 cm
14. Jawaban: c
2) OG = PO2 + PG 2 = 122 + (6 2) 2 Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
berikut.
= 144 + 72 = 216 = 6 6 cm H G
Pada ΔPOG berlaku:
PT × OG = PO × PG E
F

⇔ PT × 6 6 = 12 × 6 6
D
⇔ PT × 6 6 = 72 2 C
P
72 2 12 A 6 cm B
⇔ PT = = = 4 3 cm
6 6 3
Sudut antara ruas garis HP dan bidang ABCD
Jadi, jarak garis FH terhadap bidang BDG adalah
yaitu ∠DPH = α. Pada ΔDPH siku-siku di D
4 3 cm. dengan panjang DH = 6 cm.

74 Penilaian Akhir Semester 1


Misalkan:
1) DP = DC2 + CP 2 = 62 + 32 x = banyak siswa gemar sepak bola
= 36 + 9 = 45 = 3 5 cm 20% 36
40%
= x
2 2
2) HP = DH 2 + DP 2 = 6 + (3 5)
36 × 40%
= 36 + 45 = 81 = 9 cm ⇔ x= 20%
Dengan demikian:
= 36 × 2 = 72
DH 6 2
sin α = = = Jadi, siswa yang gemar olahraga sepak bola
HP 9 3
sebanyak 72 siswa.
2
Jadi, nilai sin α adalah 3 .
18. Jawaban: c
15. Jawaban: c Misalkan:
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. y = banyak siswa seluruhnya
20% 36
T = y
100%

36 × 100%
3 5 cm ⇔ y= 20%
= 36 × 5 = 180 siswa
D C Jadi, banyak siswa seluruhnya adalah 180 siswa.
M N
19. Jawaban: b
A 6 cm B
Jumlah siswa = 12 + 8 + 6 + 5 + 9 = 40.
Tinggi badan tidak kurang dari 160 cm yang
Sudut antara bidang TBC dan bidang ABCD yaitu memenuhi adalah 160 – 164 dan 165 – 169.
∠TNM. Pada ΔTMN dengan panjang MN = 6 cm. Banyak siswa yang memiliki tinggi badan 160 – 164
ada 5 orang.
1) TN = TC2 − NC2 = (3 5) 2 − 32
Banyak siswa yang memiliki tinggi badan 165 – 169
= 45 − 9 = 36 = 6 cm ada 9 orang.
2) Panjang TM = TN = 6 cm dan MN = 6 cm Banyak siswa yang memiliki tinggi badan tidak
sehingga ΔTMN merupakan segitiga sama sisi. kurang dari 160 = 5 + 9 = 14.
Akibatnya besar ∠TNM = 60°. Persentase banyaknya siswa yang memiliki tinggi
Jadi, besar sudut antara bidang TBC dan bidang badan tidak kurang dari 160 cm
ABCD adalah 60°. 14
= 40 × 100%
16. Jawaban: e
= 35%
Nilai kurang dari 75 yang memenuhi adalah nilai
Jadi, persentase siswa yang memiliki tinggi badan
60, 65, dan 70.
tidak kurang dari 160 cm sebesar 35%.
Banyak siswa yang mendapat nilai 60 ada 5 orang.
Banyak siswa yang mendapat nilai 65 ada 7 orang. 20. Jawaban: e
Banyak siswa yang mendapat nilai 70 ada 3 orang.
Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi × x i
Banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari 75
4 3 12
= 5 + 7 + 3 = 15 orang. 5 6 30
Jadi, siswa yang mengikuti remedi sebanyak 6 12 72
15 orang. 7 9 63
8 7 56
17. Jawaban: d 9 3 27
Persentase siswa yang gemar sepak bola 40 260
= 100% – 25% – 15% – 20%
Modus = data yang memiliki frekuensi terbanyak
= 40%
=6

Matematika Kelas XII 75


Rata-rata data tersebut: 23. Jawaban: b
n
Data disajikan dalam tabel berikut.
∑ fi x i
i =1 260 Data Frekuensi fk
x= n = 40
∑ fi 25 20 20
i =1 26 14 34
27 21 55
= 6,5 28 30 85
Jadi, modus dan rata-rata data tersebut berturut- 29 6 91
30 9 100
turut adalah 6 dan 6,5.
Jumlah 100
21. Jawaban: a
Banyak siswa perempuan = nA 50 + 51
Banyak siswa laki-laki = nB Me = Nilai data ke- 2
Tinggi rata-rata siswa perempuan = x A = 158 1
= Nilai data ke-50 2
Tinggi rata-rata siswa laki-laki = x B = 168 = 27
Tinggi rata-rata keseluruhan siswa = x gab = 165 Jadi, median data tersebut adalah 27.
nA + nB = 30 24. Jawaban: d
⇔ nB = 30 – nA
nA × xA + nB × xB Data fi xi fi x i
x gab =
nA + nB 21–25 9 23 207

n A × 158 + (30 − n A ) × 168 26–30 12 28 336


⇔ 165 = 30 31–35 8 33 264
⇔ 4.950 = 158nA + 5.040 – 168nA 36–40 10 38 380
⇔ 4.950 – 5.040 = 158nA – 168nA 41–45 5 43 215
⇔ –90 = –10nA 46–50 6 48 288
⇔ nA = 9
Jumlah 50 1690
Jadi, banyak siswa perempuan adalah 9 orang.
∑f x
i i 1.690
22. Jawaban: a x = = 50 = 33,8
∑ fi
Nilai (x) 6 7 8 9 10 Jumlah Jadi, rata-ratanya adalah 33,8.
Frekuensi (f) 7 8 9 5 p p + 29 25. Jawaban: c
f×x 42 56 72 45 10p 215 + 10p
Data fi fk

215 + 10p 21–25 9 9


x = p + 29 26–30 12 21

215 + 10p 31–35 8 29


⇔ 7,5 = p + 29 36–40 10 39

⇔ 7,5(p + 29) = 215 + 10p 41–45 5 44


⇔ 7,5p + 217,5 = 215 + 10p 46–50 6 50
⇔ 7,5p – 10p = 215 – 217,5 1 1
Median terletak di data ke- 2 × n = 2 × 50 = 25.
⇔ –2,5p = –2,5
⇔ p=1 Data ke-25 berada pada interval kelas 31-35.
Jadi, nilai p yang memenuhi adalah 1. L = 31 – 0,5 = 30,5
fk = 9 + 12 = 21
Me
fMe = 8

76 Penilaian Akhir Semester 1


p = 35 – 31 + 1 = 5 3
Q3 terletak pada data ke- 4 × 50 = 37,5.
⎛ 1n−f
k Me

Me = 30,5 + ⎜⎜ 2 f ⎟ ×p

Q3 terletak pada kelas interval 44–49.
⎝ Me ⎠
Tb = 43,5, p = 6, fQ = 12, fk = 27
3
25 − 21
= 30,5 + ×5 ⎛ 3 n − fk ⎞
8 ⎜4 ⎟
Q3 = Tb + ⎜ fQ 3 ⎟ ×p
5 ⎝ ⎠
= 30,5 + 2
⎛ 37,5 − 27 ⎞
= 30,5 + 2,5 = 43,5 + ⎜ ⎟ ×6
⎝ 12 ⎠
= 33
Jadi, mediannya adalah 33. = 43,5 + 5,25 = 48,75
Jadi, kuartil atas dari data tersebut adalah 48,75.
26. Jawaban: a
Data tersebut disajikan dalam tabel distribusi 28. Jawaban: d
frekuensi berikut. x1 + x 2 + . . . + x n
x =
n
Data Frekuensi 12 + 3 + 11 + 3 + 4 + 7 + 5 + 11
3–5 2
= 8
6–8 7 56
9–11 a ← Kelas Mo = 8
=7
12–14 5
15–17 4 | 12 − 7 | + | 3 − 7 | + | 11 − 7 | + | 3 − 7 | + | 4 − 7 | + | 7 − 7 | + | 5 − 7 | + | 11 − 7 |
SR = 8

Nilai modus 9,75 terletak pada interval 9–11. 5+4+4+4+3+0+2+4


= 8
L = 8,5
d1 = a – 7 26
= 8
= 3,25
d2 = a – 5
p =3 Jadi, simpangan rata-rata data adalah 3,25.
⎛ d1 ⎞ 29. Jawaban: c
Mo = L + ⎜ d + d ⎟ × p
⎝ 1 2⎠ 3–5 6–8 9–11 12–14 15–17

a −7
–x = 2n + 2n + 1 + 3n − 2 + n + 1
⎛ ⎞
⇔ 9,75 = 8,5 + ⎜ (a − 7) + (a − 5) ⎟ × 3 4
⎝ ⎠ 8n
⇔ 8= 4
⎛ a −7 ⎞
⇔ 9,75 – 8,5 = ⎜ ⎟ ×3
⎝ 2a − 12 ⎠ ⇔ 8n = 32
⇔ 1,25 × (2a – 12) = (a – 7) × 3 ⇔ n=4
⇔ 2,5a – 15 = 3a – 21 Data menjadi: 8, 9, 10, 5
⇔ 2,5a – 3a = –21 + 15 Σ(xi – –x)2 = (8 – 8)2 + (9 – 8)2 + (10 – 8)2 + (5 – 8)2
⇔ –0,5a = –6 = 0 + 1 + 4 + 9 = 14
⇔ a = 12
Σ(x i − x) 2 14
Jadi, nilai a yang memenuhi adalah 12. Variansi: s2 = = 4 = 3,5
n
27. Jawaban: b Jadi, variansi data tersebut adalah 3,5.
Kelas Ke- Data f fk ≤ 30. Jawaban: c
1 20–25 5 5
2 26–31 6 11 Data f xi fixi xi – x fi(xi – x )2
3 32–37 6 17
51–55 6 53 318 –10 600
4 38–43 10 27
56–60 4 58 232 –5 100
5 44–49 12 39 61–65 8 63 504 0 0
66–70 4 68 272 5 100
6 50–55 7 46 10 600
71–75 6 73 438
7 56–61 4 50
28 1.764 1.400
Jumlah 50

Kuartil atas = Q3 dan n = 50.

Matematika Kelas XII 77


1.764 = 144 + 36 = 180 = 6 5 cm
x=
28
= 63 2) EP = EB2 + BP 2 = (6 5) 2 + 42
Simpangan baku data tersebut: = 180 + 16 = 196 = 14 cm
5 Jadi, jarak titik E terhadap titik P adalah 14 cm.
∑ f i (x i − x)2
i =1 3. Titik K dan titik L pada limas T.ABCD disajikan
s = 5
seperti berikut.
∑ fi
i =1 T
T

1.400
=
28
12 cm
= 50 = 5 2
D C
Jadi, simpangan baku data tersebut adalah 5 2 . 12 cm
L O L K
A K B O
B . Uraian
Jarak titik T terhadap ruas garis KL yaitu panjang
1. a. Kedudukan titik A terhadap garis BE ruas garis TO. Pada ΔKTL diketahui panjang:
Garis BE melalui titik B dan titik E, tetapi tidak
1) KL = AK 2 + AL2 = 62 + 62
melalui titik A. Dengan demikian, titik A
terletak di luar garis BE. = 36 + 36
b. Kedudukan titik B terhadap bidang ABGH
Bidang ABGH melalui titik A, titik B, titik G, = 72 = 6 2 cm
dan titik H. Dengan demikian, titik B terletak
2) TK = TA 2 − AK 2 = 122 − 62
pada bidang ABGH.
c. Kedudukan garis BG terhadap bidang ACGE = 144 − 36
Garis BG menembus bidang ACGE di titik G.
d. Kedudukan garis AD terhadap bidang BCHE = 108 = 6 3 cm
Garis AD sejajar garis EH, sedangkan garis 3) Panjang TL = TK sehingga ΔKTL merupakan
EH terletak pada bidang BCHE. Dengan segitiga sama kaki. Akibatnya titik O di tengah
demikian, garis AD sejajar dengan bidang ruas garis KL.
BCHE.
4) TO = TK 2 − KO2 = (6 3) 2 − (3 2) 2
2. Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
berikut. = 108 − 18 = 90 = 3 10 cm
H
G Jadi, jarak titik T terhadap ruas garis KL adalah
E F 3 10 cm.
6 cm
4. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
D C
2 cm H G O
P
4 cm O
A 12 cm B
E
F
Jarak titik E terhadap titik P yaitu panjang ruas P
garis EP. Oleh karena BP : PC = 2 : 1 maka P

2 D
panjang BP = 3 × 6 = 4 cm. Pada ΔEBP siku- C

siku di B dengan panjang BP = 4 cm. A 18 cm B A T C

1) EB = AB2 + AE 2 = 122 + 62

78 Penilaian Akhir Semester 1


Jarak titik C terhadap bidang AFH sama dengan 6. Data setelah diurutkan sebagai berikut.
jarak titik C terhadap garis AO yaitu panjang ruas 22 25 25 27 30 32 32 34 35 37
garis CP. Pada ΔACT diketahui panjang: 38 41 42 44 45 47 47 48 49 51
51 52 53 54 54 55 57 57 58 59
1) AC = AB2 + BC2 = 182 + 182 59 60 63 64 64 66 67 68 68 69
= 18 2 cm 71 72 73 73 75 76 76 78 80 86
Banyak data = n = 50
2) AO = AE 2 + EO2 = 182 + (9 2) 2 Nilai data terkecil = 22
Nilai data terbesar = 86
= 324 + 162 = 486 = 9 6 cm Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil
3) Panjang AO = CO = 9 6 cm sehingga = 86 – 22 = 64
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
ΔACT merupakan segitiga sama kaki.
= 1 + 3,3 log 50
Pada ΔACT berlaku:
= 1 + 3,3 × 1,699
CP × AO = AC × OT
= 1 + 5,6
⇔ CP × 9 6 = 18 2 × 18 = 6,6
≈7
⇔ CP × 6 = 36 2
Jangkauan
36 2 36 Panjang kelas: p = Banyak kelas
⇔ CP = = 3
= 12 3 cm
6 64
Jadi, jarak titik C terhadap bidang AFH adalah = 7
= 9,142 ≈ 10
12 3 cm.
Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
5. Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. interval pertama.
T Bb1 = data terkecil = 22
Ba1 = Bb1 + (p – 1) = 22 + (10 – 1) = 31
α Diperoleh kelas interval pertama: 22 – 31
Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
interval kedua.
Bb2 = Ba1 + 1 = 31 + 1 = 32
Ba2 = Bb2 + (p – 1) = 32 + (10 – 1) = 41
8 cm

Diperoleh kelas interval kedua: 32 – 41


Dengan cara yang sama diperoleh:
D C Kelas interval ketiga : 42 – 51
O Kelas interval keempat : 52 – 61
A 4 cm B
Kelas interval kelima : 62 – 71
Sudut antara ruas garis TA dan bidang TBD yaitu Kelas interval keenam : 72 – 81
∠ATO = α. Pada ΔAOT siku-siku di O dengan Kelas interval ketujuh : 82 – 91
panjang TO = 8 cm. Tabel distribusi frekuensi data nilai ulangan
1 1 matematika kelas XII IPS sebagai berikut.
1) AO = 2 × AC = 2 × 4 2 = 2 2 cm
Nilai Frekuensi
2) TA = 2
AO + TO 2 = (2 2) 2 + 82 22–31 5

= 8 + 64 = 32–41 7
72 = 6 2 cm
Dengan demikian: 42–51 9
52–61 11
AO 2 2 1
sin α = TA = = 3 62–71 9
6 2
72–81 8
1
Jadi, nilai sin α adalah 3
. 82–91 1

Matematika Kelas XII 79


Histogram data nilai ulangan matematika kelas XII Data ke-25 terletak di kelas interval 53–62.
IPS.
LMe = 52,5
Frekuensi

12
fkM = 13
e

10 fMe = 13
8 p = 10
6 ⎛ 1n−f
k Me

Me = LMe + ⎜⎜ f ⎟
2
4 ⎟ ×p
⎝ M e ⎠
2
⎛ 25 − 13 ⎞
0 = 52,5 + ⎜ ⎟ × 10
22 – 31 32 – 41 42 – 51 52 – 61 62 – 71 72 – 81 82 – 91
⎝ 13 ⎠
Nilai = 52,5 + 9,23 = 61,73
7. a. Tabel distribusi berkelompok Jadi, rata-rata data 63,3, modus data 57,05, dan
median data 61,73.
Nilai Frekuensi
33–42 5 8. Berat Badan Frekuensi fk
43–52 8
53–62 13 45–49 4 4
63–72 7 50–54 12 16
73–82 11 55–59 15 31
83–92 6 60–64 18 49
65–69 6 55
70–74 5 60
b. Mean, modus, dan median
Nilai f fk x fx
33–42 5 5 37,5 187,5
Kuartil bawah = Q1
43–52 8 13 47,5 380 1
53–62 13 26 57,5 747,5 Letak Q1 = data ke- × 60
4
63–72 7 33 67,5 472,5
73–82 11 44 77,5 852,5 = data ke-15
83–92 6 50 87,5 525
Data ke-15 terletak di kelas interval 50–54.
50 3.165
L1 = 49,5
Mean fkQ = 4
Mean/rata-rata: 1

fQ1 = 12
3.165
x= = 63,3 p =5
50
⎛ 1 n − fk ⎞
Modus ⎜4 Q1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜ fQ ⎟ ×p
Mo terletak di kelas interval 53–62. ⎝ 1 ⎠
L = 52,5 ⎛ 15 − 4 ⎞
d1 = 13 – 8 = 5 = 49,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ 12 ⎠
d2 = 13 – 7 = 6
= 49,5 + 4,58 = 54,08
p = 10
⎛ d1 ⎞ Kuartil atas = Q3
Mo = L + ⎜ d + d ⎟ × p
⎝ 1 2⎠ 3
Letak Q3 = data ke- × 60 = data ke-45
4
⎛ 5 ⎞
= 52,5 + ⎜ ⎟ × 10 Data ke-45 terletak di kelas interval 60–64.
⎝5+6⎠
= 52,5 + 4,55 = 57,05 L3 = 59,5
Median fkQ = 31
3

1 fQ3 = 18
Median = nilai data ke- 2 × 50
p=5
= nilai data ke-25

80 Penilaian Akhir Semester 1


⎛ 3 n − fk ⎞
c. Variansi
⎜4 Q3 ⎟
Q3 = L3 + ⎜ fQ ⎟ ×p xi fi xi – x f(xi – x )2
⎝ 3 ⎠
5 6 –2 24
⎛ 45 − 31 ⎞ 6 8 –1 8
= 59,5 + ⎜ ⎟ ×5 7 10 0 0
⎝ 18 ⎠ 1 12
8 12
= 59,5 + 3,89 9 4 2 16
Jumlah 40 60
= 63,39
Simpangan kuartil: Variansi:
1 n
Qd = 2
(Q3 – Q1) ∑ fi (x i − x)2
i =1
s2 = n
1
= (63,39 – 54,08) ∑ fi
2 i =1
60
1 = = 1,5
= 2 (9,31) 40
Jadi, variansi data tersebut adalah 1,5.
= 4,655
Jadi, simpangan kuartil data tersebut adalah 10. Misalnya:
4,655 kg. Banyak siswa laki-laki = nA = nB + 8
Banyak siswa perempuan = nB
9. a. Rata-rata
Rata-rata nilai siswa laki-laki = x A = 7
xi fi fix i
Rata-rata nilai siswa perempuan = x B = 8
5 6 30
6 8 48 Rata-rata nilai gabungan = x gab = 7,4
7 10 70
8 12 96 nA × xA + nB × xB
x gab =
9 4 36 nA + nB
Jumlah 40 280
(n B + 8) × 7 + n B × 8
⇔ 7,4 = (n B + 8) + n B
x= ∑ i i =
fx 280
=7
∑ fi 40 7n B + 56 + 8n B
Jadi, rata-rata data adalah 7. ⇔ 7,4 = 2n B + 8

b. Simpangan rata-rata ⇔ 7,4 × (2nB + 8) = 15nB + 56


⇔ 14,8nB + 59,2 = 15nB + 56
xi fi xi – x f|xi – x |
⇔ 14,8nB – 15nB = 56 – 59,2
5 6 –2 12
6 8 –1 8 ⇔ –0,2nB = –3,2
7 10 0 0
−3,2
8 12 1 12 ⇔ nB = −0,2
9 4 2 8
Jumlah 40 40 ⇔ nB = 16
Simpangan rata-rata: nB = 16 substitusi ke persamaan nA = nB + 8
nA = nB + 8
n
∑ fi | x i − x |
= 16 + 8 = 24
i =1
SR = n
Banyaknya siswa seluruhnya di kelas tersebut
∑ fi = nA + nB
i =1
= 24 + 16
40 = 40
= 40 = 1
Jadi, banyak seluruh siswa di kelas tersebut adalah
Jadi, simpangan rata-rata data adalah 1. 40 siswa.

Matematika Kelas XII 81


1. Peserta didik mampu mendeskripsikan kaidah pencacahan dengan benar setelah menyimak Pendalaman Materi dan Contoh Soal;
2. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah menggunakan aturan penjumlahan dengan benar setelah mengerjakan soal-soal
Uji Kompetensi;
3. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah menggunakan aturan perkalian dengan benar setelah mengerjakan soal-soal Uji
Kompetensi;
4. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah permutasi dengan benar setelah mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi;
5. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah kombinasi dengan benar setelah mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi.

Kaidah Pencacahan

mempelajari

Aturan Penjumlahan dan


Aturan Perkalian

meliputi Permutasi dan Kombinasi

Percobaan dan Hasil Percobaan meliputi

Faktorial
Aturan Penjumlahan

Aturan Perkalian Permutasi

Kombinasi

• Percobaan • Faktorial
• Diagram Pohon • Permutasi
• Aturan Penjumlahan • Permutasi Siklis
• Aturan Perkalian • Kombinasi

82 Kaidah Pencacahan
A. Pilihan Ganda dapat dibentuk dari keempat huruf tersebut ada
24 dengan perincian sebagai berikut.
1. Jawaban: e Kata dengan huruf pertama A ada 6 pada urutan
Banyak buku = 8 1–6.
Banyak catatan = 2 Kata dengan huruf pertama D ada 6 pada urutan
Banyak teks = 8 – 2 = 6 7–12.
Dari 2 buku catatan dan 6 buku teks dipilih 4 buku. Kata dengan huruf pertama K ada 6 pada urutan
Hasil pemilihan yang mungkin adalah: 13–18.
– 2 buku catatan dan 2 buku teks Kata dengan huruf pertama U ada 6 pada urutan
– 1 buku catatan dan 3 buku teks 19–24.
– 4 buku teks Kata dengan huruf pertama K ada 6 pada urutan
Jadi, jawaban yang benar adalah pilihan e. 13–18 dapat dituliskan sebagai berikut.
2. Jawaban: c Urutan ke 13 14 15 16 17 18
Sebuah bilangan disusun dengan syarat-syarat
Kata KADU KAUD KDAU KDUA KUAD KUDA
berikut.
1) Terdiri atas angka-angka 1, 2, 4, 5, dan 6. Jadi, berdasarkan urutan alfabetik kata KUDA
2) Bilangan ratusan berarti terdiri atas 3 angka. pada urutan ke-18.
3) Bilangan ganjil berarti angka terakhirnya 1 5. Jawaban: b
atau 5. Banyak pilihan baju ada 4.
4) Bernilai kurang dari 400 berarti angka Banyak pilihan kaus ada 5.
pertamanya 1 atau 2. Banyak pilihan baju atau kaus ada 4 + 5 = 9.
Bilangan 105 tidak memenuhi syarat pertama. Jadi, banyak pilihan baju atau kaus yang dapat
Bilangan 214 tidak memenuhi syarat ketiga. dipakai Rini adalah 9.
Bilangan 245 memenuhi semua syarat.
Bilangan 315 tidak memenuhi syarat pertama. 6. Jawaban: d
Bilangan 421 tidak memenuhi syarat keempat. Banyak pasangan sepatu ada 2 pilihan.
Jadi, salah satu bilangan yang mungkin adalah Banyak pasangan kaus kaki ada 5 pilihan.
245. Banyak pasangan sepatu dan kaus kaki ada 2 × 5
= 10 pilihan.
3. Jawaban: b Jadi, banyak pasangan sepatu dan kaus kaki yang
Banyak roti yang dibeli adalah 20. dapat dipakai Firman ada 10 pilihan.
Ada 3 pilihan rasa roti, masing-masing rasa
minimal dibeli 6 roti. 7. Jawaban: e
Sisa pilihan = 20 – 3 × 6 = 2 Jumlah anggota tim ada 6 + 4 = 10.
Komposisi pilihan 2 rasa roti yang mungkin Banyak pilihan ketua ada 10.
disajikan dalam tabel berikut. Banyak pilihan sekretaris ada 10 – 1 = 9.
Banyak pilihan ketua dan sekretaris ada 10 × 9 = 90.
No. Moka Cokelat Keju
Jadi, banyak pilihan untuk menjadi ketua dan
1. 2 0 0 sekretaris ada 90.
2. 1 1 0
3. 1 0 1 8. Jawaban: d
4. 0 2 0
5. 0 1 1 Banyak jalan yang menghubungkan kota A dan
6. 0 0 2 kota B ada 5.
Jadi, banyak komposisi roti yang mungkin adalah Banyak pilihan jalan untuk berangkat ada 5.
6. Banyak pilihan jalan untuk pulang ada 5 – 1 = 4.
Banyak pilihan jalan = 5 × 4 = 20
4. Jawaban: d Jadi, pilihan jalan yang dapat dilalui Dita sebanyak
Urutan huruf penyusun kata berdasarkan urutan 20.
alfabetik adalah A, D, K, dan U. Banyak kata yang

Matematika Kelas XII 83


9. Jawaban: d 12. Jawaban: e
Perlengkapan skateboard: Huruf konsonan yang tersedia = 21 huruf
Papan ada 3 pilihan. Angka yang tersedia = 10 angka
Set roda ada 2 pilihan. Angka kedua hanya dapat diisi oleh angka prima
Set sumbu ada 1 pilihan. 2, 3, 5, dan 7 sehingga ada 4 cara. Sebuah angka
Set perlengkapan kecil ada 2 pilihan. sudah digunakan pada angka kedua sehingga
Jadi, banyak skateboard berbeda yang dapat dibuat angka pertama hanya dapat diisi 10 – 1 = 9 angka.
= 3 × 2 × 1 × 2 = 12 huruf angka I angka II
10. Jawaban: c 21 cara 9 cara 4 cara
Bilangan tiga angka memiliki nilai tempat ratusan,
Banyak nomor undian = 21 × 9 × 4 = 756.
puluhan, dan satuan. Bilangan yang dibentuk
Jadi, nomor undian yang dapat dibuat sebanyak 756.
nilainya lebih dari 200 maka angka yang
menempati nilai tempat ratusan adalah 2, 3, 4, 13. Jawaban: b
atau 5. Berarti terdapat 4 cara untuk menempati Banyak pilihan celana panjang ada 4.
nilai tempat ratusan. Banyak pilihan baju atau kaus ada 3 + 5 = 8.
Angka yang dapat menempati nilai tempat Banyak pilihan pakaian ada 4 × 8 = 32.
puluhan adalah 1, 2, 3, 4, atau 5 ada 5 angka. Oleh Jadi, banyak variasi pakaian yang dapat digunakan
karena angka dalam setiap bilangan berbeda, Amir ada 32.
terdapat (5 – 1) angka yang dapat menempati nilai 14. Jawaban: d
tempat puluhan. Dari kota A ke kota C lewat jalur utara:
Berarti ada (5 – 1) = 4 cara untuk menempati nilai Kota A ke kota B ada 3 jalur.
tempat puluhan. Begitu juga dengan nilai tempat Kota B ke kota C ada 2 jalur.
satuan, terdapat (4 – 1) = 3 cara untuk menempati Dari kota A ke kota C melalui B = 3 × 2 = 6 jalur.
nilai tempat satuan. Dengan demikian, banyak Dari kota A ke kota C lewat jalur selatan:
bilangan lebih dari 200 yang dapat dibentuk Kota A ke kota D ada 2 jalur.
adalah 4 × 4 × 3 = 48. Kota D ke kota C ada 4 jalur.
Jadi, banyak bilangan ada 48. Dari kota A ke kota C melalui D = 2 × 4 = 8 jalur.
11. Jawaban: b Banyak jalur dari kota A ke kota C ada:
Bilangan tiga angka terdiri atas ratusan, puluhan, 6 + 8 = 14 jalur.
dan satuan. Jadi, banyak pilihan jalur yang dapat dilalui ada 14.
Angka-angka penyusun bilangan ada 10, yaitu 0, 15. Jawaban: c
1, 2, 3, ..., 9. Dony hanya boleh meminjam dua buku dan satu
Bilangan kelipatan 5 maka angka satuannya hanya buku untuk setiap jenis yang diinginkannya, maka
mempunyai 2 pilihan yaitu 0 atau 5. pilihannya ekonomi dan sosiologi, ekonomi dan
Jika angka satuannya 0 maka angka tersisa untuk geografi, atau sosiologi dan geografi.
ratusan dan puluhan ada 9 yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, Banyak pilihan buku ekonomi ada 4.
8, 9. Angka untuk ratusan mempunyai 9 pilihan Banyak pilihan buku sosiologi ada 3.
dan angka untuk puluhan mempunyai 8 pilihan. Banyak pilihan buku geografi ada 5.
Banyak bilangan yang dapat disusun adalah 9 × 8 Banyak pilihan buku ekonomi dan sosiologi ada
= 72. 4 × 3 = 12.
Jika angka satuannya 5, maka angka tersisa untuk Banyak pilihan buku ekonomi dan geografi ada
ratusan dan puluhan ada 9 yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 6, 7, 4 × 5 = 20.
8, 9. Angka untuk ratusan tidak 0 maka Banyak pilihan buku sosiologi dan geografi ada
mempunyai 8 pilihan. Angka untuk puluhan 3 × 5 = 15.
mempunyai 8 pilihan. Banyak bilangan yang Banyak pilihan buku yang dipinjam Dony ada
dapat disusun adalah 8 × 8 = 64. 12 + 20 + 15 = 47.
Banyak bilangan = 72 + 64 = 136 Jadi, Dony mempunyai 47 pilihan untuk buku
Jadi, banyak bilangan yang dapat disusun adalah yang dipinjam.
136.

84 Kaidah Pencacahan
B. Uraian No. I II III Komposisi Hadiah
1. Banyak anggota laki-laki ada 4 anak yaitu Anto, 1. 9 1 0 (19, 11, 10)
Budi, Gani, dan Endro. 2. 8 2 0 (18, 12, 10)
Banyak anggota perempuan ada 3 anak yaitu Siti, 3. 7 3 0 (17, 13, 10)
Dita, dan Erna. 4. 7 2 1 (17, 12, 11)
Banyak pasangan laki-laki dan perempuan yang 5. 6 4 0 (16, 14, 10)
dapat mewakili tim adalah 4 × 3 = 12. 6. 6 3 1 (16, 13, 11)
a. Daftar pasangan laki-laki dan perempuan 7. 5 4 1 (15, 14, 11)
dalam bentuk tabel sebagai berikut. 8. 5 3 2 (15, 13, 12)

Siti Dita Erna


Jadi, banyak komposisi hadiah yang mungkin
adalah 8.
Anto (Anto, Siti) (Anto, Dita) (Anto, Erna)
Budi (Budi, Siti) (Budi, Dita) (Budi, Erna) 3. Bilangan ribuan yang terdiri atas empat angka
Gani (Gani, Siti) (Gani, Dita) (Gani, Erna) dengan nilai tempat dari depan berturut-turut
Endro (Endro, Siti) (Endro, Dita) (Endro, Erna)
ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.
b. Daftar pasangan laki-laki dan perempuan a. Bilangan terkecil diperoleh jika angka
dalam bentuk diagram pohon sebagai berikut. ribuannya terkecil adalah 2.
Oleh karena angka 2 telah digunakan, maka
angka ratusan terkecil adalah 3.
Siti (Anto, Siti) Oleh karena angka 2 dan 3 telah digunakan,
Anto Dita (Anto, Dita) maka angka puluhan terkecil adalah 5.
Oleh karena angka 2, 3, dan 5 telah diguna-
Erna (Anto, Erna)
kan, maka angka satuan terkecil adalah 7.
Siti (Budi, Siti) Jadi, bilangan terkecil adalah 2.357.
Dita (Budi, Dita)
b. Bilangan terbesar diperoleh jika angka
Budi
ribuannya terbesar yaitu 8.
Erna (Budi, Erna) Oleh karena angka 8 telah digunakan, maka
Siti (Gani, Siti) angka ratusan terbesar adalah 7.
Oleh karena angka 8 dan 7 telah digunakan,
Gani Dita (Gani, Dita)
maka angka puluhan terbesar adalah 5.
Erna (Gani, Erna) Angka yang belum digunakan adalah 2 dan
Siti (Endro, Siti)
3. Oleh karena bilangan yang diinginkan
genap, maka angka satunnya 2.
Endro Dita (Endro, Dita) Jadi, bilangan genap terbesar adalah 8.752.
Erna (Endro, Erna) c. Angka satuan pada bilangan ganjil adalah 3,
5, atau 7 yaitu 3 pilihan.
Angka ribuan, ratusan, dan puluhan berturut-
turut mempunyai 4 pilihan, 3 pilihan, dan 2
2. Ada 3 peserta penerima hadiah dan masing- pilihan.
masing minimal menerima 10 buku tulis, berarti Banyak bilangan = 3 × 4 × 3 × 2 = 72
ada 30 buku tulis digunakan dan tersisa 10 buku Jadi, banyak bilangan ganjil ada 72.
tulis sebagai tambahan hadiah. 10 buku tulis d. Angka ribuan pada bilangan yang bernilai
tersebut dibagikan dengan ketentuan peserta kurang dari 5.000 adalah 2 atau 3 yaitu 2
berperingkat lebih tinggi harus menerima buku pilihan.
lebih banyak. Komposisi pembagian 10 buku tulis Angka ratusan, puluhan, dan satuan berturut-
yang mungkin disajikan dalam tabel berikut. turut mempunyai 4 pilihan, 3 pilihan, dan 2
pilihan.
Banyak bilangan = 2 × 4 × 3 × 2 = 48
Jadi, banyak bilangan bernilai kurang dari
5.000 ada 48.

Matematika Kelas XII 85


4. Banyak pilihan buku Matematika ada 4. b. Pasangan ganda campuran terdiri atas pemain
Banyak pilihan buku Bahasa Indonesia ada 3. putra dari kelompok anak dan pemain putri
Banyak pilihan buku Bahasa Inggris atau Biologi dari kelompok remaja atau sebaliknya.
ada 3 + 2 = 5. Banyak pilihan pemain putra dari kelompok
Banyak pilihan yang dibeli adalah 4 × 3 × 5 = 60. anak adalah 8.
Jadi, Azka mempunyai 60 pilihan variasi buku Banyak pilihan pemain putri dari kelompok
yang dapat dibelinya. remaja adalah 3.
Banyak ganda campuran terdiri atas pemain
5. Tabel anggota klub bulu tangkis Tangkas sebagai
putra dari kelompok anak dan pemain putri
berikut.
dari kelompok remaja adalah 8 × 3 = 24.
Pemain Pemain
Putra Putri Jumlah Banyak pilihan pemain putri dari kelompok
Kelompok anak 8 7 15
anak adalah 7.
Kelompok remaja 6 3 9 Banyak pilihan pemain putra dari kelompok
Jumlah 14 10 24 remaja adalah 6.
Banyak ganda campuran terdiri atas pemain
a. Banyak pilihan pemain putra dari kelompok putri dari kelompok anak dan pemain putra
remaja ada 6. dari kelompok remaja adalah 7 × 6 = 42.
Banyak pilihan pemain putri dari kelompok Banyak ganda campuran = 24 + 42 = 66.
remaja ada 3. Jadi, banyak ganda campuran dengan satu
Banyak pilihan ganda campuran dari pemain dari masing-masing kelompok adalah
kelompok remaja ada 6 × 3 = 18. 66 pasangan.
Jadi, banyak ganda campuran yang dapat
dibentuk dari kelompok remaja adalah 18
pasangan.

A. Pilihan Ganda 15 × 14! × 8


= 14!
1. Jawaban: d
12 × 11 × 10 × 9 × 8 = 15 × 8
7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 ×1
= 120
= 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 15! × 4! − 16!
Jadi, 14!
= 120.
12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
= 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 ×1 3. Jawaban: c
12! (n + 2) × (n + 1) (n + 2) × (n + 1) 1
= 7! = × (n − 1) × (n − 2)
(n − 2) × (n − 1) 1
12!
Jadi, 12 × 11 × 10 × 9 × 8 = 7! . (n + 2) × (n + 1) × n × ... × 2 × 1
=
n × ... × 2 × 1
2. Jawaban: a (n − 3) × ... × 2 × 1
15! × 4! − 16! 15! × 4 × 3 × 2 × 1 − 16 × 15! ×
= (n − 1) × (n − 2) × (n − 3) × ... × 2 × 1
14! 14!
(n + 2)! (n − 3)!
15! × 24 − 16 × 15! = × (n − 1)!
= 14!
n!

15!× (24 − 16) (n + 2)! × (n − 3)!


= = n! × (n − 1)!
14!
15! × 8 (n + 2) × (n + 1) (n + 2)! × (n − 3)!
= 14! Jadi, = n! × (n − 1)! .
(n − 2) × (n − 1)

86 Kaidah Pencacahan
4. Jawaban: b 8. Jawaban: c
Akan dipilih 3 orang sebagai ketua, sekretaris, dan Posisi duduk berselang-seling:
bendahara. ahli gizi - dokter - ahli gizi - dokter - ahli gizi -
Pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara dokter - ahli gizi
merupakan pemilihan yang memperhatikan urutan Banyak kemungkinan susunan ahli gizi adalah 4P4.
(permutasi). Banyak kemungkinan susunan dokter adalah 3P3.
Banyak cara memilih 3 pengurus dari 6 pengurus Banyak kemungkinan susunan ahli gizi dan
= permutasi 3 unsur dari 6 unsur dokter:
= 6P3 4P4 × 3P3 = 4! × 3!
6! = 24 × 6
= (6 − 3)! = 144
6 × 5 × 4 × 3! Jadi, banyak kemungkinan posisi duduk ada 144.
= 3! 9. Jawaban: a
= 6 × 5 × 4 = 120 B, C, dan D selalu berdampingan berarti dianggap
Jadi, banyak hasil yang mungkin dari pemilihan 1 kelompok atau 1 unsur yaitu BCD.
pengurus adalah 120 cara. Banyak unsur yang disusun ada 4 yaitu A, BCD,
5. Jawaban: c E, dan F, berarti banyak cara menyusun ke-4 unsur
Peserta yang tersisa = 36 – 28 = 8 = 4P4 = 4!.
8! 8! Banyak cara menyusun B, C, dan D = 3P3 = 3!.
Banyak susunan juara = 8P5 = = 3! Banyak cara berfoto = 4P4 × 3P3
(8 − 5)!
8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3! = 4! × 3!
= 3! = 24 × 6 = 144
= 6.720 Jadi, cara berfoto ada 144.
Jadi, banyak susunan juara ada 6.720.
10. Jawaban: d
6. Jawaban: a Banyak susunan ketiga jenis buku ada 3P3 = 3!.
n + 1P3 = 8 × nP2 Banyak susunan 4 buku Matematika ada 4P4 = 4!.
(n + 1)! n! Banyak susunan 3 buku pengetahuan umum ada
⇔ (n + 1 − 3)! = 8 × (n − 2)!
3P3 = 3!.
(n + 1)! n! Banyak susunan 2 buku ensiklopedia ada 2P2 =
⇔ (n − 2)!
= 8 × (n − 2)!
2!.
(n + 1)! (n − 2)! Banyak susunan buku
⇔ (n − 2)! × =8 = 3! × 4! × 3! × 2!
n!
(n + 1) × n! = 6 × 24 × 6 × 2
⇔ n!
=8 = 1.728
⇔ n+1=8 Jadi, banyak susunan buku adalah 1.728.
⇔ n=7 11. Jawaban: a
Jadi, nilai n yang memenuhi adalah 8. Banyak susunan huruf yang dapat dibentuk dari
7. Jawaban: d kata ARJUNA
Masuk Keluar
= permutasi 6 elemen dengan 2 elemen sama
6!
3P1 3P2
= 2!

Banyak cara masuk dan keluar pintu GOR 6 × 5 × 4 × 3 × 2!


= 2!
= 3P1 × 3P2
= 360
3! 3!
= × Jadi, banyak kata yang dapat dibentuk ada 360.
2! 1!
= 3 × 6 = 18 12. Jawaban: c
Jadi, banyak cara mereka masuk dan keluar ada Banyak angka penyusun bilangan ada 8.
18. Angka pertama bilangan adalah 3, maka banyak
angka penyusunnya tersisa tujuh terdiri atas dua

Matematika Kelas XII 87


angka 2 dan tiga diantara angka 4. Banyak 16. Jawaban: d
bilangan berbeda yang diperoleh merupakan Jumlah soal yang harus dikerjakan 5. Dua soal
permutasi 7 unsur dengan 2 dan 3 unsur sama. (nomor 1 dan 2) wajib dikerjakan, berarti ada 3
Banyak susunan: soal yang harus dipilih siswa.
7! Tiga soal tersebut dapat dipilih dari 6 soal, yaitu
P = 2! × 3! nomor 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Banyak pilihan soal
7 × 6 × 5 × 4 × 3! yang mungkin dikerjakan siswa
= 2 × 1 × 3! = memilih 3 soal dari 6 soal
= 7× 6 × 5 × 2 = 6C3
= 420 6! 6 × 5 × 4 × 3!
= 3! × (6 − 3)! = 3 × 2 × 1 × 3! = 5 × 4 = 20
Jadi, banyak bilangan berbeda yang diperoleh
adalah 420. Jadi, banyak pilihan soal yang mungkin dikerjakan
ada 20.
13. Jawaban: b
Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan 3 anggota 17. Jawaban: d
dewan akan duduk melingkar. 2 × n + 1C4 = 3 × nC3
Ketua, wakil ketua, dan sekretaris dipandang (n + 1)! n!
sebagai 1 unsur sehingga permasalahan menjadi ⇔ 2× =3×
4! × (n − 3)! 3! × (n − 3)!
permutasi siklis dari 1 + 3 = 4 unsur. (n + 1) × n!
Banyak susunan duduk ketua di antara wakil ketua ⇔2× × 3! × (n − 3)! = 3
4 × 3! × (n − 3)! n!
dan sekretaris = 2!
1
Banyak susunan duduk dari ketujuh anggota ⇔ 2
(n + 1) = 3
DPRD
⇔ n+1=6
= (4 – 1)! × 2!
⇔ n=5
= 3! × 2!
Jadi, nilai n = 5.
= 6 × 2 = 12
Jadi, banyak cara duduk dalam rapat tersebut ada 18. Jawaban: e
12 cara. Banyak cara memilih 1 dari 4 pria yang tersedia
14. Jawaban: a adalah 4C1.
Kelompok matematika dan bahasa dipandang Banyak cara memilih 2 dari 6 wanita yang tersedia
sebagai 1 unsur sehingga banyak cara duduk adalah 6C2.
merupakan permutasi siklis dari 6. Pada kelompok Banyak cara memilih 1 pria dan 2 wanita
matematika dapat duduk dalam 3! cara dan pada = 4C1 × 6C2
kelompok bahasa 2! cara. 4! 6!
Banyak cara duduk seluruhnya ada = 3! × 1! × 4! × 2! = 4 × 15 = 60
= (6 – 1)! × 3! × 2! = 1.440 cara Jadi, banyak cara memilih 1 pria dan 2 wanita
Jadi, banyak cara duduk ada 1.440. adalah 60.
15. Jawaban: b 19. Jawaban: e
Setiap tim yang terbentuk terdiri atas 3 orang dan Dari 7 orang peserta dipilih 3 orang untuk
urutan pemilihan ketiga orang tersebut tidak menempati kamar pertama, banyak cara ada 7C3.
diperhatikan. Oleh karena itu, soal ini merupakan Tersisa 7 – 3 = 4 orang.
permasalahan kombinasi. Dari 4 orang peserta yang tersisa dipilih 2 orang
Banyak susunan tim yang dapat dibentuk: untuk menempati kamar berikutnya, banyak cara
8! ada 4C2.
8C3 = 3! × (8 − 3)!
Tersisa 4 – 2 = 2 orang.
8 × 7 × 6 × 5! Dari 2 orang peserta yang tersisa dipilih 2 orang
= 3 × 2 × 1 × 5!
untuk menempati kamar terakhir, banyak cara ada
=8×7
2C2.
= 56
Jadi, banyak tim yang dapat dibentuk ada 56.

88 Kaidah Pencacahan
Banyak cara penempatan peserta ekspedisi Jadi, banyak susunan berfoto dengan dua
7C3 × 4C2 × 2C2 anak perempuan berdiri di ujung adalah 36.
7! 4! 2! 2. a. 10 × 9Cn = 3! × 10Cn + 1
= 3! × (7 − 3)! × 2!× (4 − 2)! × 2!× (2 − 2)!
10 × 9! 10!
7 × 6 × 5 × 4! 4 × 3 × 2! 2 ×1 ⇔ n! × (9 − n)! = 6 × (n + 1)!× (10 − n −1)!
= 3 × 2 × 1 × 4!
× 2 × 1 × 2!
× 2 × 1 × 0!
= 21 × 6 × 1 10! 6 10!
⇔ n! × (9 − n)! = n + 1 × n! × (9 − n)!
= 126
Jadi, banyak cara penempatan peserta ekspedisi 6
⇔ 1 = n +1
ada 126.
⇔ n+1=6
20. Jawaban: c ⇔ n=5
Banyak huruf ada 26. Jadi, nilai n = 5.
Banyak cara memilih 4 huruf dari 26 huruf ada
b. 2n + 1C2 = 3 × nP2
26C4.
Banyak angka ada 10. (2n + 1)! 3 × n!
Banyak cara memilih 4 angka dari 10 angka ada ⇔ 2! × (2n + 1 − 2)!
= (n − 2)!
10C4. (2n + 1)(2n)(2n − 1)! 3n(n − 1)(n − 2)!
Banyak cara menyusun 4 angka dan 4 huruf yang ⇔ 2(2n − 1)!
= (n − 2)!
sudah terpilih ada 8P8 = 8!. ⇔ (2n + 1) × n = 3n(n – 1)
Jadi, banyak kata sandi yang dapat disusun adalah ⇔ 2n + 1 = 3(n – 1)
26C4 × 10C4 × 8!. ⇔ 2n + 1 = 3n – 3
⇔ n=4
B. Uraian Jadi, nilai n = 4.
1. a. Menentukan banyak susunan dari lima anak 3. a. Bola merah ada 9 buah.
berdiri merupakan permasalahan permutasi. Banyak cara pengambilan tiga bola merah
Banyak susunan = 5P5 = 5! = kombinasi 3 dari 9
=5×4×3×2×1 = 9C3
= 120 9!
= 3! × (9 − 3)!
Jadi, banyak susunan berfoto yang mungkin
adalah 120. 9 × 8 × 7 × 6!
= 3 × 2 × 1 × 6!
b. Menentukan banyak susunan dari 2 anak laki-
laki di ujung dan 3 anak perempuan di antara- = 84
nya merupakan permasalahan permutasi. Jadi, banyak cara pengambilan ketiga bola
Banyak susunan = 2P2 × 3P3 merah adalah 84.
= 2! × 3! b. Dari tiga bola yang diambil, terambil 2 bola
=2×6 biru. Artinya, bola yang terambil 2 bola biru
= 12 dan 1 bola merah.
Jadi, banyak susunan berfoto dengan dua Banyak cara pengambilan 2 bola biru dan
anak laki-laki berdiri di ujung adalah 12. 1 bola merah
c. Menentukan banyak susunan dari 2 anak = 5C2 × 9C1
perempuan di ujung dan 3 anak lainnya di 5! 9!
= 2! × 3! × 1! × 8!
antara kedua anak perempuan tersebut
merupakan permasalahan permutasi. 5 × 4 × 3! 9 × 8!
Banyak susunan = 3P2 × 3P3 = 2 × 1 × 3! × 1 × 8!
3! = 10 × 9 = 90
= (3 − 2)! × 3!
Jadi, banyak cara pengambilan 2 bola biru
6 adalah 90.
= 1 ×6
= 36

Matematika Kelas XII 89


4. Banyak cara memilih 3 huruf konsonan dari 5 n2 = banyak kemungkinan anggota tim 1 putra
huruf konsonan dan 2 putri
5! 5 × 4 × 3! = memilih 1 putra dari 5 putra dan memilih
5C3= 3! × 2! = 2 × 1 × 3! = 10 cara 2 putri dari 6 putri
Banyak cara memilih 2 huruf vokal dari 3 huruf = 5C1 × 6C2
vokal 5! 6!
= 4! × 1! ×
3! 3 × 2! 4! × 2!
3C2 = 2! × 1! = 2! × 1 = 3 cara = 5 × 15
= 75
Banyak cara menyusun 5 huruf
n3 = banyak kemungkinan anggota tim 3 putri
5P5 = 5! = 120 cara = memlih 3 putri dari 6 putri
Banyak password yang terbentuk = 6C3
= 5C3 × 3C2 × 5P5
6!
= 10 × 3 × 120 = 3! × 3!
= 3.600 = 20
Jadi, banyak password yang terbentuk ada 3.600. Banyak cara memilih anggota tim
5. Jawaban: = n1 + n2 + n3
Kemungkinan tim yang terbentuk paling sedikit = 60 + 75 + 20
1 putri yaitu terdiri atas (2 putra dan 1 putri), = 155
(1 putra dan 2 putri), atau (3 putri). Jadi, banyak cara memilih anggota tim ada 155.
n1 = banyak kemungkinan anggota tim 2 putra
dan 1 putri
= memilih 2 putra dari 5 putra dan memilih
1 putri dari 6 putri
= 5C2 × 6C1
5! 6!
= 2! × 3! × 1! × 5!
= 10 × 6
= 60

90 Kaidah Pencacahan
Menentukan semua hasil menggunakan
tabel dan diagram pohon

Aturan penjumlahan, kejadian 1 (n1 cara)


atau kejadian 2 (n2 cara) terjadi dengan
Aturan Penjumlahan dan n1 + n2 cara
Aturan Perkalian

Aturan perkalian, kejadian 1 (n1 cara) dan


kejadian 2 (n2 cara) terjadi dengan n1 × n2
cara

Kaidah Pencacahan

Faktorial: n! = n × (n – 1) × (n – 2) × . . . × 3 × 2 × 1

n!
Permutasi, dirumuskan nPr =
(n − r)!
Permutasi dan Kombinasi

n!
Kombinasi, dirumuskan nCr =
r ! × (n − r)!

Matematika Kelas XII


91
A. Pilihan Ganda Oleh karena terdapat 10 komposisi 3 buah yang
akan dibeli, komposisi banyak buah yang
1. Jawaban: c
mungkin dibeli Andi ada 10.
Sebuah bialangan disusun dengan syarat-syarat
berikut. 3. Jawaban: a
1) Angka-angka penyusun adalah 2, 3, 5, 6, dan Banyak kaus polos = 3
7. Banyak kaus bergambar = 6
2) Terdiri atas 3 angka berbeda. Doni dapat memilih kaus polos atau kaus
3) Bilangan genap. bergambar.
4) Bernilai kurang dari 500. Banyak pilihan kaus = 3 + 6 = 9
Bilangan 234 tidak memenuhi syarat pertama. Jadi, Doni mempunyai 9 pilihan.
Bilangan 235 tidak memenuhi syarat ketiga.
4. Jawaban: e
Bilangan 376 memenuhi semua syarat di atas.
Banyak model mug = 4
Bilangan 432 tidak memenuhi syarat pertama.
Banyak pilihan gambar = 8
Bilangan 532 tidak memenuhi syarat keempat.
Pembeli dapat memilih model mug dan memilih
Jadi, salah satu bilangan yang mungkin adalah
gambar pada mug.
376.
Banyak pilihan mug bergambar = 4 × 8 = 32
2. Jawaban: c Jadi, banyak pilihan mug bergambar adalah 32.
Jumlah buah yang dibeli Andi = 18
5. Jawaban: d
Andi membeli paling sedikit 5 buah untuk setiap
Jumlah anggota kelompok ada 4 + 6 = 10.
jenis buah, maka sebanyak 15 buah yang terdiri
Banyak pilihan ketua ada 10.
atas 5 apel, 5 jeruk, dan 5 mangga sudah pasti
Banyak pilihan wakil ketua ada 10 – 1 = 9.
dibeli Andi.
Banyak pilihan ketua dan wakil ketua ada 10 × 9 = 90.
Dengan demikian, sebanyak 3 buah belum
Jadi, banyak pilihan untuk menjadi ketua dan
diketahui komposisi masing-masing jenis buah
wakilnya ada 90.
yang akan dibeli Andi.
Komposisi 3 jenis buah tersebut dapat dicari 6. Jawaban: c
menggunakan cara berikut. Terdapat 6 angka, yaitu 3, 5, 6, 7, 8, dan 9, disusun
Apel (a) Jeruk (j) Mangga (m) Komposisi Buah 3 angka berbeda.
0 3 ⎯

⎯→ (0a, 0j, 3m) Bilangan genap jika angka ketiga 6 atau 8 yaitu
1 2 ⎯

⎯→ (0a, 1j, 2m) ada 2 pilihan.
0
2 1 ⎯

⎯→ (0a, 2j, 1m)
Satu angka telah digunakan maka angka pertama


⎯→
ada 5 pilihan.
3 0 (0a, 3j, 0m)
Dua angka telah digunakan maka angka kedua ada
0 2 ⎯

⎯→ (1a, 0j, 2m)
4 pilihan.
1 ⎯

⎯→
1 1 (1a, 1j, 1m) Banyak bilangan = 2 × 5 × 4 = 40
2 0 ⎯

⎯→ (1a, 2j, 0m) Jadi, banyak bilangan ada 40.
0 1 ⎯

⎯→ (2a, 0j, 1m)
2 7. Jawaban: c
1 0 ⎯

⎯→ (2a, 1j, 0m) Angka I dapat ditempati angka 5, 6, 7, 8, 9
3 0 0 ⎯

⎯→ (3a, 0j, 0m) sehingga ada 5 cara.
Angka II dapat ditempati semua angka sehingga
(0a, 0j, 3m) berarti membeli 5 apel, 5 jeruk, dan ada 10 cara.
8 mangga. Angka III dapat ditempati semua angka kecuali 0
(0a, 1j, 2m) berarti membeli 5 apel, 6 jeruk, dan sehingga ada 9 cara.
7 mangga. Angka I Angka II Angka III
(0a, 2j, 1m) berarti membeli 5 apel, 7 jeruk, dan
6 mangga, dan seterusnya. 5 cara 10 cara 9 cara

92 Kaidah Pencacahan
Banyak cara menyusun nomor lebih dari 500 Banyak cara mengadakan perjalanan dari A ke C
= 5 × 10 × 9 melalui B = 4 × 5 = 20.
= 450 cara Banyak cara mengadakan perjalanan dari C ke A
Jadi, ada 450 peserta ujian yang bernomor lebih melalui B dengan jalur yang berbeda = 4 × 3 =
dari 500. 12.
Banyak cara pulang–pergi dari A ke C melalui B
8. Jawaban: d
dengan jalur bus yang berbeda = 20 × 12 = 240.
Susunan kode kupon sebagai berikut.
Jadi, banyak pilihan jalan adalah 240.
Kode urutan ke-1 sampai ke-6.
11. Jawaban: d
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
13 × 12 × 11 × 10 × 3 × 2 × 1
2 3
13 × 12 × 11 × 10 × 9 × × 3 × 2 × 1
3P3 = 6 cara = 9 × × 3 × 2 ×1
×3×2×1
Kode urutan ke-7 sampai ke-9. 13!
= 9! × 3!
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
13! × 3!
2 5 = 9!
3! = 3 cara 13! × 3!
2!
Jadi, 13 × 12 × 11 × 10 × 3 × 2 × 1 = 9!
.
Kode urutan ke-10 sampai ke-12. 12. Jawaban: c
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 1 4 10 4
– = –
2 8 9! 10! 10 × 9! 10!
3! 10 4
2!
= 3 cara
= 10! – 10!
6
Kode urutan ke-13 sampai ke-36. = 10!
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 3 × 2 ×1
= 10!
3
3!
4P4 = 24 cara = 10!
1 4 3!
Kode urutan ke-37 sampai ke-39. Jadi, – = 10! .
9! 10!
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 13. Jawaban: d
5 2 Banyak cara menempatkan tamu ke dalam kamar
3! = 3 cara merupakan permasalahan permutasi yaitu
2!
permutasi 3 tamu dari 8 kamar yang tersedia.
Kode urutan ke-40 adalah 53238. Banyak cara menempatkan tamu:
Kode urutan ke-41 adalah 53283. 8!
Jadi, kode 53283 pada urutan ke-41. 8P 3 = (8 − 3)!
8 × 7 × 6 × 5!
9. Jawaban: d = 5!
Juara I dapat dipilih dari 10 finalis. =8×7×6
Juara II dapat dipilih dari 9 finalis.
= 336
Juara III dapat dipilih dari 8 finalis.
Jadi, banyak cara menempatkan tamu ada 336.
Banyak susunan juara = 10 × 9 × 8 = 720
Jadi, banyak susunan juara yang mungkin terjadi 14. Jawaban: c
adalah 720. Banyak cara duduk berjajar pada bangku panjang
merupakan permasalahan permutasi.
10. Jawaban: c
Banyak cara duduk 2 laki-laki di ujung kiri dan
A ⎯→ B ⎯→ C kanan bangku adalah 2P2 = 2!.
Banyak cara duduk 4 perempuan di antara kedua
A ←⎯ B ←⎯ C
laki-laki adalah 4P4 = 4!.

Matematika Kelas XII 93


Banyak cara duduk = 2! × 4! Banyak bilangan kurang dari 1.000 dengan jumlah
= (2 × 1) × (4 × 3 × 2 × 1) angka penyusunnya 6
= 2 × 24 = 3 + 6 + 6 + 3 + 6 + 3 + 1 = 28
= 48 Jadi, banyak bilangan ada 28.
Jadi, banyak cara duduk mereka adalah 48.
18. Jawaban: a
15. Jawaban: b Susunan yang diinginkan:
2nP2 + n = n + 1P3 K V K V K V K
(2n)! (n + 1)!
⇔ +n= (n + 1 − 3)!
Oleh karena ada 2 huruf S, gunakan permutasi
(2n − 2)!
dengan elemen sama untuk menyusun huruf
2n(2n − 1)(2n − 2)! (n + 1)n(n − 1)(n − 2)!
⇔ +n= konsonan.
(2n − 2)! (n − 2)!
Banyak cara menyusun konsonan (K):
⇔ 2n(2n – 1) + n = n(n + 1)(n – 1) 4! 4 × 3 × 2 ×1
⇔ 2(2n – 1) + 1 = (n +1)(n – 1) PK = 2! = 2 ×1 = 12
⇔ 4n – 2 + 1 = n2 – 1
Oleh karena ada 2 huruf U, gunakan permutasi
⇔ n2 – 4n = 0
dengan elemen sama untuk menyusun huruf
⇔ n(n – 4) = 0
vokal.
⇔ n = 0 atau n = 4
Banyak cara menyusun vokal (V):
2n P 2 mempunyai syarat 2n ≥ 2 atau n ≥ 1,
sedangkan n + 1P3 mempunyai syarat n + 1 ≥ 3 3! 3× 2×1
PV = 2! = 2 × 1 = 3
atau n ≥ 2.
Jadi, nilai n yang memenuhi adalah 4. P = P K × PV
= 12 × 3
16. Jawaban: b
Jadi, banyak cara menyusun huruf ada 36 cara.
Terdapat 3 kelas. Banyak susunan duduk berdasar-
kan kelasnya ada 3! cara. 19. Jawaban: b
Wakil kelas XI IPA 1 dapat duduk dengan 4! cara. Banyak uang logam = 4 + 3 + 1 = 8 keping karena
Wakil kelas XI IPA 2 dapat duduk dengan 2! cara. uang logam 200-an saling berdekatan dianggap 1
Wakil kelas XI IPA 3 dapat duduk dengan 3! cara. unsur. Banyak cara menyusun 2 uang logam
Banyak cara mereka duduk 200-an = 2!
= 3! × 4! × 2! × 3! Penyusunan uang logam tersebut merupakan
= 6 × 24 × 2 × 6 permutasi dengan beberapa elemen sama.
= 1.728 Banyak cara menyusun kesembilan mata uang:
Jadi, banyak cara duduk ada 1.728. 8!
= 4! × 3! × 2!
17. Jawaban: d 8 × 7 × 6 × 5 × 4!
Bilangan yang kurang dari 1.000 terdiri atas = 4! × 3 × 2! × 2!
3 angka dengan urutan diperhatikan sehingga = 560
digunakan permutasi. Jadi, banyak cara menyusun uang logam ada 560.
Banyak bilangan yang dapat disusun sebagai
berikut. 20. Jawaban: e
3! Banyak susunan huruf pembentuk kata ”Razan”
a. 0, 0, dan 6 ada 2! × 1! = 3 bilangan yang terdiri atas 5 huruf dengan 2 di antaranya
b. 0, 1, dan 5 ada 3! = 6 bilangan 5!
sama adalah 2! .
c. 0, 2, dan 4 ada 3! = 6 bilangan Banyak susunan 2 angka berbeda adalah 10P2.
3! 5!
d. 0, 3, dan 3 ada 2! × 1! = 3 bilangan Banyak password = 2! × 10P2
e. 1, 2, dan 3 ada 3! = 6 bilangan = 60 × 10 × 9
3! = 5.400
f. 1, 4, dan 1 ada 2! × 1! = 3 bilangan
Jadi, password yang dapat dibuat sebanyak 5.400.
3!
g. 2, 2, dan 2 ada 3! = 1 bilangan

94 Kaidah Pencacahan
21. Jawaban: d 3 7×6×5
= 1 × 3×2×1
Ketua dan sekretaris dipandang sebagai 1 unsur
sehingga permasalahan menjadi permutasi siklis = 3 × 35 = 105
dari 5 unsur. Jadi, banyak tim yang dapat dibentuk ada 105.
Banyak susunan duduk ketua dan sekretaris = 2P2
26. Pelat nomor kendaraan di suatu kota terdiri atas
= 2!.
4 huruf dan 4 angka. Setiap nomor kendaraan
Banyak susunan duduk dari keenam pengurus:
diawali huruf AD dan diakhiri dua huruf lain yang
= 2P2 × (5 – 1)! = 2! × 4!
berlainan. Jika angka setiap pelat nomor berlainan,
= 2 × 24 = 48 cara banyak cara menyusun pelat nomor ada . . . .
Jadi, banyak cara duduk ada 48 cara. a. 225 × 10C4 cara
22. Jawaban: b b. 552 × 10C4 cara
Banyak warna = 7 c. 225 × 10P4 cara
7! 7×6
Banyak warna baru = 7C2 = = 2× 5
= 21 d. 525 × 10P4 cara
2! × 5!
Jadi, banyak warna baru yang dapat dibuat adalah e. 552 × 10P4 cara
21. 27. Diketahui 5 buku yang berbeda. Dari 5 buku
23. Jawaban: d tersebut diambil 3 buku dan diletakkan secara
Banyak cara memilih 3 orang dari 10 orang yang berderetan. Banyak cara mengambil dan
ada merupakan masalah kombinasi. meletakkan buku tersebut adalah . . . .
10! a. 10 d. 60
Banyak cara = 10C3 = 3! × 7! b. 20 e. 120
c. 40
10 × 9 × 8 × 7!
= 3 × 2 × 1 × 7! = 120
28. Jawaban: a
Jadi, banyak cara memilih ada 120. 8 orang dipilih untuk menempati kamar I, II, dan
24. Jawaban: b III secara berurutan.
Dari 14 soal sebanyak 4 soal terakhir harus Kamar I Kamar II Kamar III
dikerjakan, artinya tersisa 10 pilihan soal. Oleh (2 orang) (3 orang) (3 orang)

karena harus mengerjakan 10 soal maka masih 8C2 cara 6C3 cara 3C3 cara
harus memilih 6 soal untuk dikerjakan.
Banyak pilihan 6 soal dari 10 soal tersisa adalah Banyak cara penempatan peserta wisata
= 8C2 × 6C3 × 3C3
10!
10C6 = 6! × (10 − 6)! 8! 6! 3!
= 2! × 6! × 3! × 3! × 3! × 0!
10!
= 8×7 6×5× 4 1
6! × 4! = 2 ×1 × 3 × 2 ×1 × 1
10 × 9 × 8 × 7 × 6!
= 6!× 4 × 3 × 2 × 1 = 28 × 20 × 1
= 10 × 3 × 7 = 210 = 560
Jadi, banyak kemungkinan komposisi soal yang Jadi, banyak cara penempatan peserta wisata ada
dikerjakan Radit adalah 210. 560.
25. Jawaban: a 29. Jawaban: e
Ada 10 siswa (7 putra dan 3 putri). Mobil pertama mampu menampung 5 orang,
Tim yang terbentuk beranggotakan 2 siswa putri sedangkan mobil kedua 6 orang.
dan 3 siswa putra. Ada dua pilihan pembagian penumpang yaitu
Banyak cara memilih 2 siswa putri dan 3 siswa mobil pertama 5 orang dan mobil kedua 5 orang
putra. atau mobil pertama 4 orang dan mobil kedua 6
= 3C2 × 7C3 orang.
3! 7! Banyak cara memlih 5 orang untuk mobil pertama
= × 3! × 4! dan 5 orang untuk mobil kedua adalah 10C5 × 5C5.
2! × 1!

Matematika Kelas XII 95


Banyak cara memlih 4 orang untuk mobil pertama b. Daftar variasi pakaian yang dapat dipakai
dan 6 orang untuk mobil kedua adalah 10C4 × 6C6. Toni dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Banyak cara pembagian peserta Baju 1 Baju 2 Baju 3 Kaus 1 Kaus 2 Kaus 3 Kaus 4
= 10C5 × 5C5 + 10C4 × 6C6 Celana 1 (C1, B1) (C1, B2) (C1, B3) (C1, K1) (C1, K2) (C1, K3) (C1, K4)
Celana 2 (C2, B1) (C2, B2) (C2, B3) (C2, K1) (C2, K2) (C2, K3) (C2, K4)
10! 5! 10! 6!
= 5! × 5! × 5! × 0! + 4! × 6! × 6! × 0!
2. Martabak manis terdapat 3 pilihan rasa dan
10 × 9 × 8 × 7 × 6 1 10 × 9 × 8 × 7 1
= × + + 3 pilihan ukuran.
5×4×3×2×1 1 4×3×2×1 1
Banyak pilihan martabak manis ada 3 × 3 = 9.
= 252 + 210 Martabak telur terdapat 2 pilihan rasa dan 3 pilihan
= 462 ukuran.
Jadi, banyak cara pembagian peserta tour ke dalam Banyak pilihan martabak telur ada 2 × 3 = 6.
kedua mobil adalah 462. a. Dina membeli satu martabak, yaitu martabak
30. Jawaban: c manis atau martabak telur.
1) Banyak jabat tangan antarsiswa sekolah A = 78 Banyak pilihan = 9 + 6 = 15
nC2 = 78
Jadi, banyak pilihan martabak yang dapat
n! dibeli Dina ada 15.
⇔ = 78 b. Doni membeli dua martabak, yaitu martabak
2!(n − 2)!
n(n − 1)(n − 2)! manis dan martabak telur.
⇔ 2(n − 2)!
= 78 Banyak pilihan = 9 × 6 = 54
⇔ n(n – 1) = 156 Jadi, banyak pilihan martabak yang dapat
⇔ n2 – n – 156 = 0 dibeli Doni ada 54.
⇔ (n + 12)(n – 13) = 0 3. Bilangan 4 angka disusun dari angka-angka 6
⇔ n = –12 atau n = 13 pilihan angka yaitu 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
Nilai n yang memenuhi adalah 13. a. Boleh ada angka yang sama, maka banyak
Banyak siswa sekolah A = 13 orang. pilihan untuk angka pertama, kedua, ketiga,
2) Banyak jabat tangan antarsiswa sekolah B = 105 dan keempat masing-masing ada 6.
nC2 = 105
Banyak bilangan = 6 × 6 × 6 × 6
n! = 1.296
⇔ = 105 Jadi, banyak bilangan yang dapat dibuat
2!(n − 2)!
n(n − 1)(n − 2)! adalah 1.296.
⇔ = 105 b. Hanya angka kedua dan keempat yang sama.
2(n − 2)!
⇔ n(n – 1) = 210 Banyak pilihan untuk angka pertama, kedua,
⇔ n2 – n – 210 = 0 dan ketiga berturut-turut 6, 5, dan 4, sedang-
⇔(n – 15)(n + 14) = 0 kan angka keempat sama dengan angka
⇔ n = 15 atau n = –14 kedua.
Nilai n yang memenuhi adalah 15. Banyak bilangan = 6 × 5 × 4
Banyak siswa sekolah A = 15 orang. = 120
Jadi, banyak bilangan yang dapat dibuat
Jumlah siswa = 13 + 15 = 28 orang
adalah 120.
Banyak jabat tangan dari 28 orang c. Tidak ada angka yang sama, maka banyak
28! 28 × 27 × 26!
= 28C2 = 2! × 26! = 2 × 26! = 14 × 27 = 378 pilihan untuk angka pertama, kedua, ketiga,
dan keempat berturut-turut 6, 5, 4, dan 3.
Jadi, banyak jabat tangan ada 378. Banyak bilangan = 6 × 5 × 4 × 3
= 360
B. Uraian Jadi, banyak bilangan yang dapat dibuat
1. a. Banyak pilihan kemeja atau kaus ada 3 + 4 adalah 360.
= 7.
Banyak pilihan celana ada 2.
Banyak fariasi pakaian adalah 7 × 2 = 14.

96 Kaidah Pencacahan
d. Bernilai antara 4.000 dan 6.000, maka banyak 6. Orang-orang dari 4 negara duduk secara
pilihan angka pertama ada 2 yaitu 4 atau 5. melingkar dengan (4 – 1)! = 3!.
Tidak ada angka yang sama, maka banyak 3 orang dari Amerika dapat duduk dengan 3! cara.
pilihan angka kedua, ketiga, dan keempat 2 orang dari Irlandia dapat duduk dengan 2! cara.
berturut-turut 5, 4, dan 3. 4 orang dari Korea dapat duduk dengan 4! cara.
Banyak bilangan = 2 × 5 × 4 × 3 2 orang dari Filipina dapat duduk dengan 2! cara.
= 180 Banyak cara duduk 11 orang
Jadi, banyak bilangan yang dapat dibuat = 3! × 3! × 2! × 4! × 2!
adalah 180. = 6 × 6 × 2 × 24 × 2
= 3.456 cara
4. a. Novi dan Tyas berdekatan dianggap sebagai
Jadi, banyak cara peserta duduk adalah 3.456.
1 unsur.
Permasalahan menjadi permutasi dari 6 – 1 7. a. Banyak cara memilih 6 orang dari 9 orang
= 5 unsur yaitu ada 5P5 cara. yang ada:
Penyusunan Novi dan Tyas yang berdekatan 9! 9×8×7
ada 2P2 cara. 9C6 = 6!× 3! = 3 × 2 × 1 = 84
Banyak cara menyusun Jadi, banyak cara menunjuk anggota ada 84
= 2P2 × 5P5 cara.
= 2! × 5! b. Banyak cara menunjuk (6 – 2) orang dari
= 2 × 1 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 240 (9 – 2) orang yang ada:
Jadi, banyak susunan duduk dengan Novi 7! 7×6×5
7C4 = 4!× 3! = 3 × 2 × 1 = 35
dan Tyas selalu berdekatan ada 240.
Jadi, banyak cara menunjuk anggota dengan
b. Banyak susunan duduk 6 orang
dua sudah pasti ditunjuk ada 35 cara.
= 6P6
c. Banyak cara menunjuk 6 orang dari (9 – 1)
= 6!
orang yang ada:
=6×5×4×3×2×1
8! 8×7
= 720 8C6 = 6! × 2! = 2 × 1 = 28
Banyak susunan 6 orang dengan Dewi dan Jadi, banyak cara menunjuk anggota dengan
Heni tidak berdekatan satu orang tidak ditunjuk ada 28 cara.
= 2P2 × 5P5
8. a. 3 × nC3 = n + 1P2
= 2! × 5!
=2×1×5×4×3×2×1 3 × n! (n + 1)!
⇔ 3! × (n − 3)!
=
= 240 (n + 1 − 2)!
Jadi, banyak susunan duduk 6 orang dengan 3 × n! (n + 1)!
Dewi dan Heni tidak berdekatan ada 720 – 240 ⇔ = (n − 1)!
6(n − 3)!
= 480 cara. n! (n + 1)n!
⇔ = (n − 1)(n − 2)(n − 3)!
2(n − 3)!
5. Susunan balon
dipandang 1 unsur karena ⇔ (n – 1)(n – 2) = 2(n + 1)
saling berdekatan
⇔ n2 – 3n + 2 = 2n + 2
K MMKMKMM 3B K ⇔ n2 – 5n = 0
8 unsur ⇔ n(n – 5) = 0
⇔ n = 0 atau n = 5
Banyak cara menyusun balon merupakan
permutasi 8 unsur dengan 5 unsur sama dan nC 3 mempunyai syarat n ≥ 3 dan n + 1 P 2
2 unsur sama. mempunyai syarat n + 1 ≥ 2 atau n ≥ 1
Banyak cara menyusun balon sehingga nilai n = 5.
8! n! (n − 1)!
= b. Nilai + .
5! × 2! 3! × (n − 1)! n! × 2!
8 × 7 × 6 × 5! n! (n − 1)! 5! (5 − 1)!
= = 168 + = + 5! × 2!
5! × 2 × 1 3! × (n − 1)! n! × 2! 3! × (5 − 1)!
Jadi, banyak cara menyusun balon ada 168 cara.

Matematika Kelas XII 97


5! 4! 10. a. Banyak cara membentuk kelompok
= 3! × 4! + 5! × 2!
= banyak cara memilih 7 siswa dari 12 siswa
5 × 4! 4! = 12C7
= +
3 × 2 × 1 × 4! 5 × 4! × 2 × 1 12!
=
7! × (12 − 7)!
5 1
= 6 + 10 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7!
=
7! × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
25 + 3
= = 12 × 11 × 2 × 3 = 792
30
Jadi, banyak cara membentuk kelompok ada
28
= 30 792.
b. Kemungkinan anggota tim yang terpilih
14
= adalah 6 siswa putra dan 1 siswa putri atau 7
15
siswa putra.
n! (n − 1)! 14
Jadi, nilai + = 15 . n1 = banyak cara membentuk kelompok
3! × (n − 1)! n! × 2!
beranggotakan 6 putra dan 1 putri
9. Password terdiri atas 4 huruf. Huruf pertama = 8C6 × 4C1
diawali dengan huruf s. Ketiga huruf lain dapat 8! 4!
dipilih dari huruf p, q, r, t, u, dan v. = 6! × (8 − 6)! × 1! × (4 − 1)!
Banyak cara memilih 3 huruf dari 6 huruf 8 × 7 × 6! 4 × 3!
= 6C3 = × 1 × 3!
6! × 2 × 1
6! =4×7×4
= 3! × 3!
= 112
6 × 5 × 4 × 3!
= 3! × 3 × 2 × 1 = 20 cara n2 = banyak cara membentuk kelompok
beranggotakan 7 siswa putra
Angka prima kurang dari 10 ada 4 yaitu 2, 3, 5, = 8C7
dan 7. 8!
Banyak cara memilih 2 angka dari 4 angka = 7! × (8 − 7)!
= 4C2 8 × 7!
4! = =8
7 × 1!
= 2! × 2! Banyak cara membentuk kelompok dengan
4 × 3 × 2! anggota paling sedikit enam siswa putra
= 2! × 2 = n1 + n2
= 6 cara = 112 + 8
Banyak susunan 3 huruf dan 2 angka yang terpilih = 120
= 5P5 = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120 cara. Jadi, banyak cara membentuk kelompok ada
Banyak password yang dapat disusun 120.
= 20 × 6 × 120
= 14.400 cara
Jadi, banyak password yang dapat disusun ada
14.400 cara.

98 Kaidah Pencacahan
A. Pilihan Ganda Oleh karena terdapat 10 komposisi toping 3 donat
1. Jawaban: c tambahan yang akan dibeli maka komposisi banyak
Sebuah bilangan disusun dengan syarat-syarat donat yang mungkin dibeli Mira ada 10.
berikut. Jadi, terdapat 10 komposisi donat yang mungkin
1) Terdiri atas empat angka berbeda. dibeli Mira.
2) Bilangan genap. 3. Jawaban: e
3) Bernilai kurang dari 4.000. Menu makanan ada 6 pilihan.
Bilangan 2.845 tidak memenuhi syarat kedua. Menu minuman ada 8 pilihan.
Bilangan 2.582 tidak memenuhi syarat pertama. Banyak pasangan menu makanan dan minuman
Bilangan 3.814 memenuhi ketiga syarat di atas. = 6 × 8 = 48
Bilangan 3.749 tidak memenuhi syarat kedua. Jadi, terdapat 48 pasang menu makanan dan
Bilangan 4.258 tidak memenuhi syarat ketiga. minuman yang dapat dipilih pelanggan.
Jadi, salah satu bilangan yang mungkin adalah
4. Jawaban: a
3.814.
Perjalanan pergi:
2. Jawaban: a Dari kota A–kota C ada 4 jalur bus
Jumlah donat yang dibeli Mira = 18 Dari kota C–kota B ada 5 jalur bus
Mira membeli paling sedikit 5 buah untuk setiap jenis Perjalanan pulang:
toping sehingga sebanyak 15 donat yang terdiri atas Dari kota B–kota C ada 4 jalur bus
5 donat toping keju, 5 donat toping cokelat, dan Dari kota C–kota A ada 3 jalur bus
5 donat toping misis sudah pasti dibeli Mira. Banyak jalur bus = 4 × 5 × 4 × 3 = 240
Dengan demikian, sebanyak 3 donat belum Jadi, terdapat 240 pilihan jalur bus dari kota A ke
diketahui komposisi masing-masing toping yang kota B pergi pulang dengan tidak menggunakan
akan dibeli Mira. jalur bus yang sama lebih dari sekali.
Komposisi toping 3 donat tambahan tersebut
5. Jawaban: c
dapat dicari menggunakan cara berikut.
Bendahara harus perempuan maka banyak pilihan
Keju (k) Cokelat (c) Misis (m) Komposisi Toping
bendahara ada 5.
0 3 ⎯

⎯→ (0k, 0c, 3m) Banyak pilihan ketua setelah pemilihan bendahara
1 2 ⎯

⎯→ (0k, 1c, 2m) ada 4 + 5 – 1 = 8.
0
2 1 ⎯

⎯→ (0k, 2c, 1m) Banyak pilihan bendahara dan ketua ada 5 × 8 =
3 0 ⎯

⎯→ (0k, 3c, 0m)
40.


⎯→
Jadi, banyak hasil pemilihan yang mungkin ada 40.
0 2 (1k, 0c, 2m)
1 1 1 ⎯

⎯→ (1k, 1c, 1m) 6. Jawaban: b
2 0 ⎯

⎯→ (1k, 2c, 0m)
Dari 8 angka yang tersedia akan dibuat bilangan


⎯→
terdiri atas tiga angka berlainan yang bernilai
0 1 (2k, 0c, 1m)
2 antara 300 dan 700.
1 0 ⎯

⎯→ (2k, 1c, 0m)
Angka pertama (ratusan) adalah 3, 4, atau 6, berarti
3 0 0 ⎯

⎯→ (3k, 0c, 0m) ada 3 pilihan.

Matematika Kelas XII 99


Angka kedua (puluhan) diisi setelah angka 11. Jawaban: c
pertama, berarti ada 7 pilihan. Pemilihan pengurus memerhatikan urutan sehingga
Angka ketiga (satuan) diisi setelah angka pertama diselesaikan dengan permutasi.
dan kedua, berarti ada 6 pilihan. Banyak cara pemilihan pengurus
Banyak bilangan = 3 × 7 × 6 = 126
8! 8 × 7 × 6 × 5 × 4!
Jadi, banyak bilangan ada 126. = 8P4 = =
(8 − 4)! 4!
7. Jawaban: a =8×7×6×5
Tersedia 6 angka terdiri atas 3 angka genap dan = 1.680
3 angka ganjil. Jadi, terdapat 1.680 cara pemilihan pengurus.
Dari angka-angka tersebut disusun sebuah
bilangan genap yang terdiri atas empat angka 12. Jawaban: e
berbeda. Kata ”APRIL” terdiri atas 5 huruf berbeda.
Angka keempat (satuan) harus genap, berarti ada Dari huruf-huruf tersebut disusun 4 huruf.
3 pilihan. Banyak susunan 4 dari 5 huruf berbeda adalah
Angka pertama (ribuan) ada 6 – 1 = 5 pilihan. 5P 4 .
Angka kedua (ratusan) ada 5 – 1 = 4 pilihan. Banyak susunan huruf:
Angka ketiga (puluhan) ada 4 – 1 = 3 pilihan. 5! 5!
Banyak bilangan = 3 × 5 × 4 × 3 = 180 5P 4 = (5 − 4)! = 1!
Jadi, banyak bilangan ada 180. =5×4×3×2
8. Jawaban: b = 120
Jadi, banyak susunan 4 huruf ada 120 susunan.
12 × 11 × ... × 1
13 × 14 × 15 = 15 × 14 × 13 × 12 × 11 × ... × 1
13. Jawaban: c
15 × 14 × 13 × 12 × 11 × ... × 1 Banyak posisi 3 laki-laki dan 3 wanita dalam satu
= 12 × 11 × ... × 1 barisan merupakan permasalahan permutasi.
15! Banyak cara menyusun 2 laki-laki di ujung kiri dan
= 12! kanan barisan ada 3P2 cara.
15! Banyak cara menyusun 4 anak tersisa pada
Jadi, 13 × 14 × 15 = 12! . barisan ada 4P4 cara.
Banyak posisi berfoto
9. Jawaban: a = 3P2 × 4P4
(n + 1)! 3!
= 30 = × 4!
(n − 1)! (3 − 2)!
(n + 1) × n × (n − 1)!
⇔ = 30 = (3 × 2) × (4 × 3 × 2 × 1)
(n − 1)!
= 6 × 24
⇔ (n + 1) × n = 30
= 144
⇔ n2 + n – 30 = 0
Jadi, banyak posisi berfoto berbeda adalah 144.
⇔ (n + 6)(n – 5) = 0
⇔ n + 6 = 0 atau n – 5 = 0 14. Jawaban: d
⇔ n = –6 atau n =5 Jumlah buku n = 9.
Nilai n > 0, maka nilai n yang memenuhi adalah 5. Banyak buku bersampul merah m = 3.
Jadi, nilai n = 5. Banyak buku bersampul kuning k = 2.
Banyak buku bersampul biru b = 4.
10. Jawaban: d
Banyak cara menyusun buku
Banyak cara menyusun berjajar dari 4 bendera
n! 9!
merupakan permasalahan perutasi dari 4 unsur = m! × k! × b! =
3! × 2! × 4!
berbeda.
9 × 8 4 × 7 × 6 × 5 × 4!
Banyak susunan bendera: = 3 × 2 × 1 × 2 × 1 × 4!
4P4 = 4! = 4 × 3 × 2 × 1 = 24
Jadi, banyak susunan berbeda dari bendera- = 9 × 4 × 7 × 5 = 1.260
bendera ada 24. Jadi, terdapat 1.260 cara yang dapat dilakukan Rini
untuk menyusun buku-buku tersebut.

100 Penilaian Tengah Semester 2


15. Jawaban: b 18. Jawaban: c
Sie humas yang selalu duduk berdampingan Banyak pilihan penari tidak memeperhatikan
dianggap 1 unsur sehingga terdapat 4 orang yang urutan, maka banyak pilihan penari merupakan
duduk berkeliling. permasalahan kombinasi.
Banyak cara 4 orang duduk berkeliling = (4 – 1)! Dari 8 penari dipastikan 2 orang akan tampil, maka
Banyak cara 3 orang sie humas duduk berkeliling = 3! banyak pilihan penari tersisa 6.
Banyak cara duduk pengurus = (4 – 1)! × 3! Dari 6 tempat bagi penari dipastikan 2 tempat sudah
= 3! × 3! = 6 × 6 = 36 terisi, maka sisa tempat ada 4.
Jadi, terdapat 36 cara duduk yang dapat mereka Banyak kemungkinan penari
lakukan. 6! 6 × 5 × 4! 6×5
= 6C4 = 4! × (6 − 4)! = 4! × 2! = 2 × 1 = 15
16. Jawaban: b
n! Jadi, banyak kemungkinan penari yang ditampilkan
1) nPr = (n − r)! adalah 15.
n! n! n!
nPn – r = = (n − n + r)! = r! 19. Jawaban: c
(n − (n − r))!
Banyak cara memilih 2 siswa putra dari 5 siswa
Diperoleh nPr ≠ nPn – r.
putra = 5C2.
Pernyataan (i) salah. Banyak cara memilih 3 siswa putri dari 4 siswa
n!
2) putri = 4C3.
nCr = r! × (n − r)!
Banyak cara pemilihan siswa yang mengikuti
n!
rapat OSIS = 5C2 × 4C3
nCn – r = (n − r)! × (n − (n − r))!
5! 4!
n! = 2! × (5 − 2)! ×
= (n − r)! × (n − n + r)!
3! × (4 − 3)!
2
n! n! 5 × 4 × 3! 4 × 3!
= = = × 3! × 1!
(n − r)! × r! r! × (n − r)! 2 × 1 × 3!
Diperoleh nCr = nCn – r. =5×2×4
Pernyataan (ii) benar. = 40
n! Jadi, terdapat 40 cara yang dapat dilakukan untuk
3) nPr = (n − r)!
memilih siswa yang mengikuti rapat OSIS.
n!
r × nCr = r × r! × (n − r)! 20. Jawaban: a
n! Kemungkinan Susi akan membeli 2 buku tulis dan
= r × r × (r − 1)! × (n − r)!
3 bolpoin atau 3 buku tulis dan 2 bolpoin.
n!
= Banyak cara memilih 2 buku tulis dan 3 bolpoin
(r − 1)! × (n − r)!
= 5C2 × 8C3.
Diperoleh nPr ≠ r × nCr.
Banyak cara memilih 3 buku tulis dan 2 bolpoin
Pernyataan (iii) salah. = 5C3 × 8C2.
Jadi, pernyataan yang benar adalah pernyataan Banyak cara Susi memilih alat tulis
(ii) saja. = 5C2 × 8C3 + 5C3 × 8C2
17. Jawaban: d 5! 8! 5! 8!
= × + ×
Banyak cara memilih 5 orang dari 12 orang 2! × (5 − 2)! 3! × (8 − 3)! 3! × (5 − 3)! 2! × (8 − 2)!
2 2
merupakan masalah kombinasi. 5 × 4 × 3! 8 × 7 × 6 × 5! 5 × 4 × 3!
Banyak cara memilih anggota tim bertanding = × 3 × 2 × 1 × 5! + ×
2 × 1 × 3! 3! × 2 × 1
= 12C5 4
8 × 7 × 6!
12! 2 × 1 × 6!
= 5! × (12 − 5)!
3 2
=5×2×8×7+5×2×4×7
12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7! = 560 + 280
=
5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 7! = 840
= 12 × 11 × 3 × 2 = 792 Jadi, ada 840 cara yang dapat dilakukan Susi untuk
Jadi, terdapat 792 cara yang dapat dilakukan untuk memilih alat tulis.
memilih anggota tim bertanding.

Matematika Kelas XII 101


B . Uraian b. n + 1Cn – 2 =6 + 1C6 – 2 = 7C4
7! 7 × 6 × 5 × 4!
1. a. Jumlah buku = 3 + 6 + 2 + 8 = 19 = 4! × (7 − 4)! = 4! × 3!
Banyak pilihan buku pertama ada 19.
Banyak pilihan buku kedua ada 19 – 1 = 18. 7×6×5
= 3 × 2 × 1 = 35
Banyak pilihan buku = 19 × 18 = 342
Jadi, banyak pilihan buku yang dapat dibawa Jadi, nilai n + 1Cn – 2 = 35.
Rinda adalah 342. 4. Andi dan dua temannya menonton pertandingan
b. Jumlah buku selain buku pelajaran basket sehingga ada 3 orang yang masuk dan
= 3 + 6 + 2 = 11 keluar lewat pintu GOR.
Banyak pilihan buku pertama ada 11. Saat masuk mereka lewat pintu yang sama
Banyak pilihan buku kedua ada 11 – 1 = 10. sehingga 3 orang tersebut dianggap 1 orang.
Banyak pilihan buku = 11 × 10 = 110 Ada 5 pilihan pintu yang dapat dipilih 1 orang
Jadi, banyak pilihan buku yang dapat dibawa sehingga banyak cara mereka masuk lewat pintu
Rinda adalah 110. GOR = 5P1.
c. Banyak pilihan buku pelajaran ada 8. Saat keluar mereka lewat pintu yang berlainan.
Banyak pilihan buku selain buku pelajaran ada Ada 5 pilihan pintu yang dapat dipilih 3 orang
3 + 6 + 2 = 11. sehingga banyak cara mereka keluar lewat pintu
Banyak pilihan buku = 8 × 11 = 88 GOR = 5P3.
Jadi, banyak pilihan buku yang dapat dibawa Banyak cara masuk dan keluar lewat pintu GOR
Rinda adalah 88. = 5P1 × 5P3
2. Susunan lampu sebagai berikut. 5! 5! 5 × 4! 5 × 4 × 3 × 2!
——— 6 merah —— 5 kuning —— 3 hijau ———
= (5 − 1)! × (5 − 3)! = 4! × 2!
↑ ↑
Lampu biru Lampu biru = 5 × 5 × 4 × 3 = 300
Letak lampu biru meskipun ditukar tidak meng- Jadi, terdapat 300 cara yang dapat mereka lakukan
hasilkan urutan yang berbeda sehingga letak lampu untuk masuk dan keluar lewat pintu GOR.
biru diabaikan. 5. Banyak hasil pemilihan tidak memperhatikan
Banyak lampu yang berada di antara lampu biru urutan sehingga banyak hasil pemilihan merupakan
= 6 + 5 + 3 = 14 permasalahan kombinasi.
Banyak cara memasang lampu hias a. Banyak hasil pemilihan 3 dari 5 + 8 = 13
14! anggota tim adalah 13C3.
= 6! × 5! × 3!
13! 13 × 12 × 11 × 10!
14 × 13 × 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6! 13C3 = 3! × (13 − 3)! = 3 × 2 × 1 × 10!
= 6! × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 3 × 2 × 1
= 13 × 2 × 11 = 286
= 14 × 13 × 12 × 11 × 7 = 168.168
Jadi, banyak hasil pemilihan yang mungkin
Jadi, terdapat 168.168 cara yang dapat dilakukan
adalah 286.
Umar untuk memasang lampu hias tersebut.
b. Banyak hasil pemilihan 3 dari 8 perempuan
3. a. n + 1P3 = 14 × nC2 adalah 8C3.
(n + 1)! n! 8! 8 × 7 × 6 × 10!
⇔ = 14 × 2! × (n − 2)!
(n + 1 − 3)! 8C3 = 3! × (8 − 3)! = 3 × 2 × 1 × 10!
(n + 1)! n! = 8 × 7 = 56
⇔ (n − 2)! = 14 × 2 × (n − 2)!
Hasil pemilihan paling sedikit terpilih satu laki-
(n + 1) × n! n! laki sama dengan hasil pemilihan tidak
⇔ = 7 × (n − 2)!
(n − 2)! semuanya perempuan.
(n + 1) × n! (n − 2)! Banyak hasil pemilihan = 286 – 56 = 230.
⇔ × =7 Jadi, banyak hasil pemilihan paling sedikit
(n − 2)! n!
⇔ n+1=7 terpilih satu laki-laki adalah 230.
⇔ n=6
Jadi, nilai n = 6.

102 Penilaian Tengah Semester 2


1. Peserta didik mampu menentukan ruang sampel dari suatu percobaan dengan benar melalui Pendalaman Materi dan Contoh
Soal.
2. Peserta didik mampu menentukan peluang suatu kejadian, peluang komplemen, dan frekuensi harapan dari suatu kejadian
dengan benar melalui Pemantapan dan Contoh Soal.
3. Peserta didik mampu menentukan peluang gabungan dan irisan dari suatu kejadian dengan benar melalui Pendalaman Materi,
Pemantapan dan Contoh Soal.
4. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah konstekstual yang berkaitan dengan peluang dengan benar melalui Pemantapan,
Contoh Soal, Pendalaman Materi, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.
5. Peserta didik mampu menafsirkan peluang kejadian untuk berbagai situasi dengan benar melalui Pendalaman Materi, Uji
Kompetensi, dan Penilaian Harian.

Peluang Kejadian

mempelajari

Peluang Suatu Kejadian Peluang Kejadian Majemuk

mencakup mencakup

Ruang Sampel Peluang Gabungan

terdiri atas
Frekuensi Relatif Saling Lepas

Peluang Suatu Kejadian Tidak Saling Lepas

Komplemen Suatu Kejadian Peluang Irisan

terdiri atas
Frekuensi Harapan
Saling Bebas

Bersyarat

• Percobaan • Kejadian Saling Lepas


• Ruang Sampel • Kejadian Tidak Saling Lepas
• Peluang Kejadian • Kejadian Saling Bebas
• Peluang Komplemen • Kejadian Bersyarat
• Frekuensi Harapan

Matematika Kelas XII 103


A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: c
1. Jawaban: c Jumlah bola = 3 + 5 + 2 = 10
Misalkan A adalah percobaan pelemparan dua Ruang sampel S = kejadian terambil 3 bola dari
keping uang logam dan sebuah dadu. 10 bola.
n(A) = 22 × 6 =24 n(S) = banyak cara mengambil 3 bola dari 10 bola.
Jadi, banyaknya titik sampel pada pelemparan dua = 10C3
keping uang logam dan sebuah dadu adalah 24. 10!
= 3!(10 − 3)!
2. Jawaban: b
Misalkan A adalah kejadian muncul kedua mata 10!
= 3! × 7!
dadu bilangan prima.
n(A) = {(2, 2), (2, 3), (2, 5), (3, 2), (3, 3), (3, 5), 10 × 9 × 8 × 7!
(5, 2), (5, 3), (5, 5)} = 9 = 3 × 2 × 1 × 7!
n(S) = 36 = 120
n(A) 9 1 Misalkan A = kejadian terambil 2 bola putih dan
P(A) = = 36 = 4 1 bola hijau.
n(S)
Jadi, peluang muncul kedua dadu bilangan prima n(A) = banyak cara mengambil 2 bola putih dari
1
5 bola putih dan 1 bola hijau dari 2 bola
adalah 4 . hijau
= 5C2 × 2C1
3. Jawaban: e
5! 2!
Misalkan A adalah kejadian muncul mata dadu = 2!(5 − 2)! × 1!(2 − 1)!
faktor dari 6.
n(A) = {1, 2, 3, 6}= 4 5 × 4 × 3! 2 × 1!
= 2 × 1 × 3! × 1 × 1!
n(S) = 6
n(A) 4 2 = 10 × 2 = 20
P(A) = = 6 = 3 Peluang terambil 2 bola putih dan 1 bola hijau:
n(S)
n(A) 20 1
Fh(A) = n × P(A) P(A) = = 120 = 6
n(S)
2 Jadi, peluang terambil 2 bola putih dan 1 bola
= 600 × 3 1
hijau adalah 6 .
= 400
Jadi, frekuensi harapan muncul mata dadu faktor 6. Jawaban: a
dari 6 adalah 400 kali. Jumlah kartu bridge = 52.
4. Jawaban: b Ruang sampel S = kejadian terambil 2 kartu bridge.
Misalkan K adalah kejadian muncul 3 angka dan n(S) = banyak cara mengambil 2 kartu dari 52 kartu
1 gambar pada pelemparan empat keping uang = 52C2
logam.
52!
K = {AAAG, AAGA, AGAA, GAAA} = 2!(52 − 2)!
n(K) = 4
n(S) = 24 = 16 52 × 51 × 50!
= 2 × 1 × 50!
n(K) 4 1
P(K) = n(S) = 16 = 4 = 26 × 51
Jadi, peluang muncul 3 angka dan 1 gambar = 1.326
1 Banyak kartu King = 4.
adalah 4 .
Misalkan A = kejadian terambil dua kartu King.

104 Peluang Kejadian


n(A) = banyak cara mengambil 2 kartu King dari Misalkan A = kejadian terambil 2 bohlam dalam
4 kartu King kondisi baik dari 31 bohlam dalam kondisi baik
= 4 C2 n(A) = banyak cara mengambil 2 bohlam dari
4!
31 bohlam
= 2!(4 − 2)! = 31C2
31!
4 × 3 × 2! = 2!(31 − 2)!
= 2 × 1 × 2!
31 × 30 × 29!
= 2× 3 = 2 × 1 × 29!
=6
= 31 × 15 = 465
Peluang terambil dua kartu King: Peluang terambil kedua bohlam dalam kondisi
n(A) 6 1
P(A) = = 1.326 = n(A) 465 31
n(S) 221 baik: P(A) = = 630 = 42
n(S)
Peluang terambil bukan kartu King: Jadi, peluang terambil kedua bohlam dalam
1 220 31
P(A′) = 1 – P(A) = 1 – = 221 kondisi baik adalah 42 .
221
Jadi, peluang terambil bukan kartu King adalah 9. Jawaban: a
220 Ruang sampel S = kejadian 6 anak duduk melingkar.
221
.
n(S) = permutasi siklis 6 unsur
7. Jawaban: e = (6 – 1)!
Misalkan: = 5!
A adalah kejadian seorang anak terkena polio di =5×4×3×2×1
suatu daerah. = 120
P(A) = 0,2% = 0,002 Misalkan A = kejadian Tera duduk bersebelahan
Fh(A) = n × P(A) dengan Wisnu dan Lisa duduk
= 6.500 × 0,002 bersebelahan dengan Rina.
= 13 Tera dan Wisnu dipandang sebagai 1 unsur, Lisa
Banyak anak yang tidak terkena polio = 6.500 – 13 dan Rina dipandang sebagai 1 unsur sehingga
= 6.487 anak. permasalahan menjadi permutasi siklis 4 unsur.
Jadi, banyak anak yang tidak terkena polio adalah Cara duduk Tera dan Wisnu ada 2! dan cara duduk
6.487 anak. Lisa dan Rina ada 2!.
8. Jawaban: c n(A) = 2! × 2! × permutasi siklis 4 unsur
Jumlah bohlam = 3 × 12 = 36 = 2! × 2! × (4 – 1)!
Banyak bohlam dalam kondisi baik = 36 – 5 = 31 = 2! × 2! × 3!
Ruang sampel S = kejadian pengambilan 2 bohlam =2×1×2×1×3×2×1
dari 36 bohlam. = 24
n(S) = banyak cara mengambil 2 bohlam dari Peluang Tera duduk bersebelahan dengan Wisnu
36 bohlam dan Lisa duduk bersebelahan dengan Rina:
= 36C2 n(A) 24 1
P(A) = = 120 = 5
n(S)
36!
= 2!(36 − 2)!
Jadi, peluang Tera duduk bersebelahan dengan
36 × 35 × 34!
Wisnu dan Lisa duduk bersebelahan dengan Rina
= 2 × 1 × 34! 1
adalah 5 .
= 18 × 35
= 630

Matematika Kelas XII 105


10. Jawaban: d 12. Jawaban: d
12 kartu diberi nomor 1, 2, 3, 4, · · · , 12 Pengambilan 2 huruf dilakukan sebanyak n kali.
Kartu kelipatan 3 ada 4 yaitu 3, 6, 9, dan 12. Jumlah huruf = 9 huruf
Misalkan A adalah kejadian terambil 2 kartu Huruf konsonan = 6 huruf
kelipatan 3 Misalkan K = kejadian terambil 2 huruf konsonan
n(A) = 4C2 n(K) = banyak cara mengambil 2 huruf konsonan
4! dari 6 huruf yang tersedia.
= 2!(4 − 2)! n(K) = 6C2
6!
4! = 2!(6 − 2)!
= 2!2!

4 × 3 × 2! 6 × 5 × 4!
= 2 ×1× 2! = 2 × 1 × 4!

=6 = 15
Ruang sampel S = kejadian terambil 2 kartu dari Ruang sampel (S) = kejadian pengambilan 2 huruf
12 kartu. dari 9 huruf yang tersedia
n(S) = 12C2 n(S) = banyak cara mengambil 2 huruf dari 9 huruf
n(S) = 9C2
12!
= 2!(12 − 2)! 9!
= 2!(9 − 2)!
12 × 11 × 10!
= 2 × 1 × 10! 9 × 8 × 7!
= 2 × 1 × 7!
= 66
Peluang terpilihnya 2 kartu kelipatan 3 dari 12 = 36
kartu yang tersedia: Peluang terambil 2 huruf konsonan:
n(A) 6 1 n(K) 15 5
P(A) = = 66 = 11 P(K) = n(S) = 36 = 12
n(S)
Jadi, peluang terambil 2 kartu kelipatan 3 adalah Frekuensi harapan terambil 3 huruf konsonan:
Fh(K) = n × P(K)
1
11
. 5
⇔ 25 = n × 12
11. Jawaban: a 12
A = kejadian terpilih dua orang merupakan suami ⇔ n = 25 × 5 = 60
istri Jadi, pengambilan 2 huruf tersebut dilakukan
= kejadian terpilih 1 pasangan suami istri dari sebanyak 60 kali.
6 pasang suami istri
13. Jawaban: b
n(A) = 6C1 = 6
Jumlah orang = 4 + 3 + 5 = 12
n(S) = banyak cara memilih dua orang dari 6 Ruang sampel S = kejadian terpilih 6 orang dari
pasangan suami istri (12 orang) 12 orang ahli.
= 12C2 = 66 n(S)= banyak cara memilih 6 orang dari 12 orang.
n(A) 6 1 = 12C6
P(A) = = 66 = 11
n(S) 12!
= 6!(12 − 6)!
Jadi, peluang terpilih dua orang merupakan suami
1 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6!
istri adalah 11 . = 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 6!
= 2 × 11 × 2 × 3 × 7
= 924

106 Peluang Kejadian


Misalkan K adalah kejadian terpilih 2 orang dari Misalkan K = kejadian terambil 6 koin yang me-
masing-masing keahlian. miliki jumlah minimal Rp5.000,00.
n(K) = banyak cara memilih 2 orang dari 4 or- Kemungkinan kejadian 6 koin yang terambil
ang ahli komputer, 2 orang dari 3 orang sebagai berikut.
ahli matematika, dan 2 orang dari 5 or- a. K1 = kejadian terambil 4 koin Rp1.000,00
ang ahli bahasa dan 2 koin Rp500,00.
= 4C2 × 3C2 × 5C2 n(K1)= banyak cara mengambil 4 koin
4! 3! 5! Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00
= 2!(4 − 2)! × 2!(3 − 2)! × 2!(5 − 2)! dan 2 koin Rp500,00 dari 4 koin
4 × 3 × 2! 3 × 2 × 1! 5 × 4 × 3!
Rp500,00
= 2 × 1 × 2! × 2 × 1 × 1! × 2 × 1 × 3! = 6C4 × 4C2
= 6 × 3 × 10 6! 4!
= 4! (6 − 4)! × 2! (4 − 2!
= 180
Peluang terpilih 2 orang dari masing-masing 6 × 5 × 4! 4 × 3 × 2!
keahlian: = × 2 × 1 × 2!
4! × 2 × 1
n(K) 180 15
P(K) = n(S) = 924 = 77 = 3 × 5× 2× 3
Jadi, peluang terbentuk panitia dengan cara = 90
memilih 2 orang dari masing-masing keahlian b. K2 = kejadian terambil 5 koin Rp1.000,00
15 dan 1 koin Rp200,00.
adalah 77 . n(K2) = banyak cara mengambil 5 koin
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00
14. Jawaban: a
dan 1 koin Rp200,00 dari 2 koin
Jumlah pelari = 6
Rp200,00
Misalkan A = kejadian pelari nomer 3, 5, dan 6
berturut-turut sebagai juara 1, 2, dan 3. = 6C5 × 2C1
n(A) = 1 6! 2!
= 5! (6 − 5)! × 1! (2 − 1)!
Ruang sampel S = banyak cara menentukan
3 juara dari 6 peserta. 6 × 5! 2 ×1
6!
= 5! × 1 × 1 × 1
6 × 5 × 4 × 3!
n(S) = 6P3 = (6 − 3)! = = 120
3! =6 ×2
n(A) 1 = 12
P(A) = = 120
n(S) c. K3 = terambil 5 koin Rp1.000,00 dan 1 koin
Jadi, peluang pelari nomer 3, 5, dan 6 berturut- Rp500,00.
1
n(K3)= banyak cara mengambil 5 koin
turut sebagai juara 1, 2, dan 3 adalah 120 . Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00
dan 1 koin Rp500,00 dari 4 koin
15. Jawaban: c Rp500,00
Jumlah koin = 2 + 4 + 6 = 12 = 6C5 × 4C1
Ruang sampel S = kejadian terambil 6 koin dari 6! 4!
12 koin. = 5! (6 − 5)! × 1! (4 − 1)!
n(S) = banyak cara mengambil 6 koin dari 12 koin
= 12C6 6 × 5! 4 × 3!
= 5! × 1 × 1 × 3!
12!
= 6!(12 − 6)! =6 ×4
12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6!
= 24
= 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 6!
= 11 × 2 × 3 × 2 × 7
= 924

Matematika Kelas XII 107


d. K4 = terambil 6 koin Rp1.000,00 2 kelereng dari 6 kelereng merah, 1 kelereng
n(K4)= banyak cara mengambil 6 koin dari 4 kelereng kuning, dan 1 kelereng dari
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00 4 kelereng biru.
n(B) = 6C2 × 4C1 × 4C1
6!
= 6C6 = 6! (6 − 6)! = 1 6! 4! 4!
= 2!(6 − 2)! × 1!(4 − 1)! × 1!(4 − 1)!
n(K)= n(K1) + n(K2) + n(K3) + n(K4)
6 × 5 × 4! 4 × 3! 4 × 3!
= 90 + 12 + 24 +1 = 2 × 1 × 4! × 1 × 3! × 1 × 3!
= 127
= 15 × 4 × 4 = 240
Jadi, peluang enam koin yang terambil memiliki Peluang terambil 2 kelereng merah, 1
n(K)
jumlah minimal Rp5.000,00 adalah P(K) = n(S) = kelereng kuning, dan 1 kelereng biru:
127 n(B) 240 120
. P(B) = n(S) = 2.002 = 1.001
924
B. Uraian Jadi, peluang terambil 2 kelereng merah,
1. Jumlah kelereng = 14 butir 1 kelereng kuning, dan 1 kelereng biru adalah
Kelereng merah = 6 120
1.001
.
Kelereng kuning = 4
Kelereng biru = 14 – (6 + 4) = 4 butir 2. Doni membagikan seperangkat kartu bridge secara
Ruang sampel S = kejadian terambil acak kepada 4 temannya yaitu K, L, M, dan N.
5 kelereng dari 14 butir kelereng Setiap teman Doni menerima 13 kartu. Tentukan
n(S) = 14C5 peluang K memperoleh 4 kartu As.
14! Jawaban:
= 5!(14 − 5)! Jumlah seperangkat kartu bridge = 52 kartu
Ruang sampel S = kejadian K memperoleh 13
14!
= 5!×9! kartu dari 52 kartu.
52! 52!
14 × 13 × 12 × 11 × 10 × 9! n(S) = 52C13 = 13!(52 − 13)! = 13!×39!
= 5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 9!
A = kejadian K memperoleh 4 kartu As
= 14 × 13 × 11 = 2.002
= kejadian K memperoleh 4 kartu As dan
a. Misalkan A = kejadian terambil
9 kartu sembarang dari 48 kartu selain As
3 kelereng dari 6 kelereng merah dan dua
n(A) = 4C4 × 48C9
kelereng dari 4 kelereng kuning.
48!
n(A) = 6C3 × 4C2 = 1 × 9!(48 − 9)!
6!
= 3!(6 − 3)! 48! 48!
= 1 × 9!×39! = 9!×39!
6!
= 3! × 3! 48!
n(A) 9! × 39!
6 × 5 × 4 × 3! P(A) = = 52!
n(S)
= 3 × 2 × 1 × 3! 13! × 39!

= 20 48! 13! × 39! 48! × 13! × 39!


Peluang terambil 3 kelereng merah dan dua = 9!×39! × =
52! 9! × 52! × 39!
kelereng kuning: 48!×13 ×12 ×11×10 × 9!
n(A) 20 10 = 9!× 52 × 51× 50 × 49 × 48!
P(A) = = 2.002
= 1.001
n(S) 11 11
= 13 × 17 × 5 × 3 = 4.165
Jadi, peluang terambil 3 kelereng merah dan
10 Jadi, peluang K memperoleh 4 kartu As adalah
dua kelereng kuning adalah 1.001 . 11
4.165
.
b. Misalkan B = kejadian terambil
3. Ruang sampel S = kejadian terambil 4 huruf dari

108 Peluang Kejadian


13 huruf Peluang terambil keempatnya bukan huruf
n(S) = banyak cara mengambil 4 huruf dari 13 vokal.
huruf P(B′) = 1 – P(B)
13! 13 × 12 × 11 × 10 × 9! 35 680 136
= =1– = 715 = 143
13C4 = 4! (13 − 4)! = 4 × 3 × 2 × 1 × 9! = 715
715 Jadi, peluang terambil keempatnya bukan
136
a. Banyak huruf vokal = 7 huruf vokal adalah 143 .
Banyak huruf konsonan = 6
Misalkan: 4. Bilangan ratusan terdiri atas 3 angka yaitu angka
yang menempati ratusan, puluhan, dan satuan.
A = kejadian terambil 1 huruf vokal dan
Ruang sampel S = himpunan bilangan terdiri atas
3 huruf konsonan
3 angka yang boleh berulang yang dapat disusun
n(A) = banyak cara mengambil 1 huruf vokal dari angka-angka 0, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Dari angka
dari 7 huruf vokal dan 3 huruf tersebut, angka 0 tidak dapat menempati ratusan.
konsonan dari 6 huruf konsonan Sebagai contoh bilangan 035.
= 7C1 × 6C3 n(S) = banyak cara menyusun bilangan yang
7! 6! terdiri atas 3 angka dari 7 angka yang tersedia.
= 1! (7 − 1)! × 3! (6 − 3!)
Banyak anggota ruang sampel dapat ditentukan
7 × 6! 6 × 5 × 4 × 3! sebagai berikut.
= 1 × 6! × 3! × 3 × 2 × 1 Angka yang dapat menempati nilai tempat ratusan
yaitu 3, 4, 5, 6, 7, dan 8, sehingga ada 6 cara untuk
= 7 × 20
mengisi tempat ratusan.
= 140 Angka yang dapat menempati nilai tempat
Peluang terambil 1 huruf vokal dan 3 huruf puluhan yaitu 0, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8, sehingga ada
konsonan: 7 cara untuk mengisi tempat puluhan.
n(A) 140 28 Angka yang dapat menempati nilai tempat satuan
P(A) = = 715 = 143 yaitu 0, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8, sehingga ada 7 cara
n(S)
Jadi, peluang terambil 1 huruf vokal dan untuk mengisi tempat ratusan.
28 Ratusan Puluhan Satuan
3 huruf konsonan adalah 143 .
6 7 7

b. Banyak huruf vokal = 7 Dengan demikian n(S) = 6 × 7 × 7 = 294


Misalkan Misalkan A = kejadian terpilihnya bilangan genap.
B = kejadian terambil keempatnya huruf n(A) = banyak cara menyusun bilangan ratusan
vokal genap yang tersusun dari angka-angka 0,
B′ = kejadian terambil keempatnya bukan 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 dan boleh berulang
huruf vokal Bilangan genap merupakan bilangan yang
n(B) = banyak cara mengambil 4 huruf vokal satuannya merupakan angka genap.
dari 7 huruf vokal Angka yang dapat menempati nilai tempat satuan
yaitu 0, 4, 6, dan 8, sehingga ada 4 cara untuk
= 7C4
mengisi tempat satuan.
7! Angka yang dapat menempati nilai tempat
=
4! (7 − 4)! puluhan yaitu 0, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8, sehingga ada
7 × 6 × 5 × 4! 7 cara untuk mengisi nilai tempat puluhan.
= 4! × 3 × 2 × 1 = 35 Angka yang dapat menempati nilai tempat ratusan
yaitu 3, 4, 5, 6, 7, dan 8, sehingga ada 6 cara untuk
Peluang terambil keempatnya huruf vokal:
mengisi nilai tempat ratusan.
n(B) 35
P(B) = n(S) = 715 Ratusan Puluhan Satuan
6 7 4

Matematika Kelas XII 109


Dengan demikian n(A) = 6 × 7 × 4 = 168 b. Biaya yang harus disediakan dalam satu
Peluang terpilih bilangan genap: tahun = 24 × Rp1.925.000,00
n(A) 168 2 = Rp46.200.000,00
P(A) = = 924 = 11
n(S) Dalam 2 tahun, biaya yang harus disediakan
2
Jadi, peluang terpilih bilangan genap adalah 11 . = 2 × Rp 46.200.000,00
= Rp92.400.000,00
5. a. A = kejadian seorang karyawan mengalami Jadi, biaya yang harus disediakan perusahaan
kecelakaan kerja dalam satu tahun tersebut selama 2 tahun adalah Rp92.400.000,00.
P(A) = 0,0002
Fh(A) = n × P(A) = 12.000 × 0,002 = 24
Jadi, jumlah karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja dalam satu tahun adalah
24 orang.

A. Pilihan Ganda 1 king, 1 queen, 1 jack, 1 As, dan 9 kartu bernomor


2 sampai 10.
1. Jawaban: c Misalkan:
Dua dadu dilambungkan bersama-sama A = kejadian terambil kartu bewarna
n(S) = 62 = 36 merah (hati dan wajik)
Misalkan: n(A) = 13 + 13 = 26
A = kejadian muncul jumlah kedua mata dadu 5 B = kejadian terambil kartu As
= {(1, 4), (2, 3), (3, 2), (4, 1)} → n(A) = 4 n(B) =4
B = kejadian muncul jumlah kedua mata dadu 9 A ∩ B = {As kartu hati, As kartu wajik}
= {(3, 6), (4, 5), (5, 4), (6, 3)} → n(B) = 4 n(A ∩ B) = 2
Kejadian muncul jumlah kedua mata dadu 5 atau Peluang terambil kartu bewarna merah atau kartu
9 merupakan dua kejadian saling lepas. As:
Peluang muncul jumlah kedua mata dadu 5 atau P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
9: n(A) n(B) n(A ∩ B)
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) =
n(S)
+
n(S)

n(S)
n(A) n(B)
= + 26 4 2
n(S) n(S) = 52 + 52 – 52
4 4
= 36
+ 36
28 7
= 52 = 13
8 2
= =
36 9 Jadi, peluang terambil kartu bewarna merah atau
Jadi, peluang muncul kedua mata dadu berjumlah 7
2 kartu As adalah 13 .
5 atau 9 adalah 9
.
3. Jawaban: c
2. Jawaban: d
Pada kotak I terdapat 3 kelereng merah dari
Ruang sampel S = seperangkat kartu bridge
5 kelereng.
n(S) = 52
A = kejadian terambil kelereng merah dari kotak I
Seperangkat kartu bridge terdiri dari kartu hati
(H), kartu wajik (W), kartu Keriting (K), kartu n(A) 3
P(A) = = 5
n(S)
sekop (S). Kartu hati dan wajik bewarna merah,
sedangkan kartu keriting dan sekop bewarna Pada kotak II terdapat 4 kelereng biru dari
hitam. Masing-masing kartu mempunyai 8 kelereng.

110 Peluang Kejadian


B = kejadian terambil kelereng biru dari kotak II 5. Jawaban: c
n(B) 4 1 Dadu
P(B) = = 8
= 2
n(S) 1 2 3 4 5 6

Mata Uang
Kejadian terambil satu kelereng merah pada kotak I
tidak akan mempengaruhi peluang terambil satu A (A, 1) (A, 2) (A, 3) (A, 4) (A, 5) (A, 6)
kelereng biru pada kotak II, begitu sebaliknya. G (G, 1) (G, 2) (G, 3) (G, 4) (G, 5) (G, 6)
Dengan demikian, dua kejadian tersebut
merupakan dua kejadian saling bebas. n(S) = 12
P(A ∩ B) = P(A) × P(B) Misalkan:
3 1 A = kejadian muncul gambar pada uang logam
= 5 × 2 A = {(G, 1), (G, 2), (G, 3), (G, 4), (G, 5), (G, 6)}
3 n(A) = 6
= 10 B = kejadian muncul bilangan ganjil pada dadu
Jadi, peluang terambil kelereng merah dari kotak B = {(A, 1), (G, 1), (A, 3), (G, 3), (A, 5), (G, 5)}
3 n(B) = 6
I dan kelereng biru dari kotak II adalah 10 . P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
n(A) n(B)
4. Jawaban: d = ×
n(S) n(S)
Banyak lampu = 30
6 6
n(S) = 30 = × 12
12
Banyak bohlam lampu mati = 4
1
n(A) = 4 = 4
Misalkan: Jadi, peluang muncul sebuah gambar pada uang
K1 = kejadian terambil bohlam lampu pertama logam dan bilangan ganjil pada sebuah dadu
mati 1
K2 = kejadian terambil bohlam lampu kedua mati adalah 4 .
setelah bohlam lampu mati pertama terambil 6. Jawaban: e
P(K1) = peluang terambil bohlam lampu pertama Misalkan:
mati S = jumlah peserta didik dalam satu kelas
n(A) 4 2 n(S) = 36
= = 30 = 15
n(S) A = peserta didik yang menyukai matematika
P(K2|K1) = peluang terambil bohlam lampu n(A) = 20
kedua mati setelah bohlam lampu B = peserta didik yang menyukai biologi
pertama mati terambil n(B) = 25
n(A) − 1 3
A ∩ B = peserta didik yang menyukai matematika
= n(S) − 1 = 29 dan biologi
n(A ∩ B) = 12
Peluang kedua-duanya terambil bohlam lampu
(A ∪ B)′ = peserta didik yang tidak menyukai
mati:
keduanya
P(K1 ∩ K2) = P(K1) × P(K2|K1)
n(A ∪ B)′ = n(S) – [n(A) + n(B) – n(A ∩ B)]
2 3 = 36 – (20 + 25 – 12)
= 15 × 29
= 36 – 33
2 =3
= 145
n(A∪ B)′
Jadi, peluang kedua-duanya terambil bohlam P(A ∪ B)′ = n(S)
2 3 1
lampu mati adalah 145 . = = 12
36
Jadi, peluang peserta didik yang tidak menyukai
1
keduanya adalah 12 .

Matematika Kelas XII 111


7. Jawaban: e 9. Jawaban: a
Banyak bolpoin merah = 5 sehingga n(M) = 5 Ruang sampel S adalah kejadian terpilih 3 orang
Banyak bolpoin hitam = 4 sehingga n(H) = 4 dari 12 orang
Jumlah bolpoin dalam kotak = 5 + 4 = 9 sehingga n(S) = banyak cara memilih 3 orang dari 12 or-
n(S) = 9 ang
Misalkan: n(S) = 12C3
K1 = kejadian Rina mengambil 1 bolpoin merah 12!
K2 = kejadian Budi mengambil 1 bolpoin merah = 3!(12 − 3)!
P(K1) = peluang Rina mengambil 1 bolpoin merah
12 × 11 × 10 × 9!
n(M) 5 = 3 × 2 × 1 × 9!
= n(S)
= 9
= 220
P(K2|K1) = peluang Budi mengambil 1 bolpoin Kemungkinan terbentuk tim dengan sekurang-
merah setelah Rina mengambil kurangnya 2 putra
1 bolpoin merah
Kejadian Putra Putri
n(M) − 1
= n(S) − 1 K1 2 1
K2 3 0
4 1
= 8 = 2 K1 = kejadian terpilih 2 orang dari 7 orang putra
dan 1 orang dari 5 orang putri
Peluang Rina dan Budi mengambil bolpoin
n(K1) = 7C2 × 5C1
merah:
P(K1 ∩ K2) = P(K1) × P(K2|K1) 7! 5!
= 2!(7 − 2)! × 1!(5 − 1)!
5 1
= 9 × 2
7 × 6 × 5! 5 × 4!
= 2 × 1 × 5! × 1 × 4!
5
= 18 = 21 × 5 = 105
Jadi, peluang Rina dan Budi mengambil bolpoin n(K1 ) 105 21
5 P(K1) = n(S) = 220 = 44
merah adalah 18
.
K2 = kejadian terpilih 3 orang dari 7 orang putra
8. Jawaban: d
Sekeping uang logam dan sebuah dadu n(K2) = 7C3
dilambungkan bersama-sama. 7!
Banyak percobaan n = 240 kali = 3!(7 − 3)!
A = kejadian terlihat sisi angka pada uang logam
7 × 6 × 5 × 4!
B = kejadian terlihat mata dadu prima = 3 × 2 × 1 × 4!
1 1
P(A) = 2 dan P(B) = 2 = 35
n(K 2 ) 35 7
Kejadian A dan B saling bebas. P(K2) = n(S) = 220 = 44
Peluang terlihat sisi angka pada uang logam dan
mata dadu prima: Peluang terbentuk tim dengan sekurang
kurangnya 3 orang putra:
1 1 1
P(A ∩ B) = P(A) × P(B) = 2 × 2 = 4 = P(K1) + P(K2)
21 7
Frekuensi harapan terlihat sisi angka pada uang = 44 + 44
logam dan mata dadu prima:
28 7
1 = 44 = 11
Fh(A ∩ B) = P(A ∩ B) × n = 4
× 240 = 60 kali
Jadi, peluang terbentuk tim dengan sekurang-
Jadi, frekuensi harapan terlihat sisi angka pada 7
logam dan mata dadu prima adalah 60 kali. kurangnya 2 orang putra adalah 11 .

112 Peluang Kejadian


10. Jawaban: d P(A′) = 1 – 0,34 = 0,66
Misalkan A = kejadian atlet panahan memanah B = kejadian Doni lulus SBMPTN
dengan tepat P(B) = 0,26
80 4 P(B′) = 0,74
P(A) = 80% = 100 = 5 Peluang Rika tidak lulus dan Doni lulus:
= P(A′) × P(B)
4 1
P(A′) = 1 – 5 = 5 = 0,66 × 0,26
= 0,1716
Peluang memanah pertama kali meleset dan 3 kali
=17,16%
berikutnya tepat sasaran:
Jadi, peluang Rika tidak lulus, sedangkan Doni
= P(A′) × P(A) × P(A) × P(A)
lulus adalah 17,16%.
1 4 4 4
= 5 × 5 × 5 × 5 13. Jawaban: e
Banyak kartu kuning = n(K) = 2
64
= 625 = 0,1024 Banyak kartu merah = n(M) = 4
Banyak anggota ruang sampel = n(S) = 6
Jadi, peluang memanah dengan hasil pertama Kemungkinan kartu yang terambil M 1K2K3,
meleset dan 3 berikutnya tepat sasaran adalah K1M2K3, atau K1K2M3.
0,1024.
M1K2K3= kejadian terambil pertama kartu merah,
11. Jawaban: b kedua kartu kuning, ketiga kartu kuning
Misalkan: P(M1K2K3)= P(M1) × P(K2) × P(K3)
A = kejadian laptop gagal uji coba bagian keyboard n(M) n(K) n(K)
1 = n(S) × n(S) × n(S)
P(A) = 8 4 2 2
1 7 = 6 × 6 × 6
P(A′) = 1 – 8
= 8 2
B = kejadian laptop gagal uji coba bagian baterai = 27
1 K1M2K3= kejadian terambil pertama kartu
P(B) = 5
kuning, kedua kartu merah, ketiga kartu
1 4 kuning
P(B′) = 1 – 5 = 5
P(K1M2K3)= P(K1) × P(M2) × P(K3)
C = kejadian laptop gagal uji coba bagian moni-
n(K) n(M) n(K)
tor = n(S) × n(S) × n(S)
2
P(C) = 5 2 4 2 2
= 6 × 6 × 6 = 27
2 3
P(C′) = 1 – 5 = 5 K1K2M3= kejadian terambil pertama kartu
Peluang laptop lulus uji coba: kuning, kedua kartu kuning, ketiga
= P(A′) × P(B′) × P(C′) kartu merah
7 4 3 P(K1K2M3)= P(K1) × P(K2) × P(M3)
= 8 × 5 × 5 n(K) n(K) n(M)
= n(S) × n(S) × n(S)
21
= 50 2 2 4 2
= 6 × 6 × 6 = 27
Jadi, peluang laptop tersebut lulus uji coba adalah
21 Peluang terambil satu kartu merah:
50
. P = P(M1K2K3) + P(K1M2K3) + P(K1K2M3)

12. Jawaban: b 2 2 2 6 2
= 27 + 27 + 27 = 27 = 9
Misalkan:
A = kejadian Rika lulus SBMPTN 2
Jadi, peluang terambil satu kartu merah adalah 9 .
P(A) = 0,34

Matematika Kelas XII 113


14. Jawaban: c Peluang seorang penjaga gawang mampu
Misalkan: menahan 3 kali tendangan dan 1 kali tidak mampu
A = kejadian seorang penjaga gawang mampu menahan tendangan.
menahan tendangan penalti = (P(A))3 × P(B) × 4P(3,1)
2
P(A) = 5 ⎛2⎞
3
3 4!
= ⎜ ⎟ × 5 × 3!1!
B = kejadian seorang penjanga gawang tidak ⎝5⎠
mampu menahan tendangan penalti. 8 3 4 × 3!
2 3 = 125 × 5 × 3!
P(B) = 1 – = 5 5
Cara I 24
= 625 × 4
Kemungkinan kejadian seorang penjaga gawang
96
mampu menahan 3 kali tendangan dari 4 tendangan = 625
penalti:
Jadi, peluang seorang penjaga gawang mampu
Kejadian 1 2 3 4 menahan 3 kali tendangan dari 4 kali tendangan
96
K1 A A A B penalti adalah 625 .
K2 A A B A
15. Jawaban: d
K3 A B A A
Dari 10 soal mampu menjawab dengan benar
K4 B A A A
6 soal dan sisanya menjawab secara acak.
P(K1) = P(A) × P(A) × P(A) × P(B) Sisa soal = 10 – 7 = 3
2 2 2 3 24 Terdapat 5 pilihan jawaban pada tiap soal.
= 5 × 5 × 5 × 5 = 625 Setiap soal hanya memiliki satu jawaban yang
P(K2) = P(A) × P(A) × P(B) × P(A) benar dari 5 pilihan yang disediakan.
n(S) = 5
2 2 3 2
= 5 × 5 × 5 × 5 Misalkan:
R = pilihan jawaban yang benar
24
= 625 n(R) = 1
n(R) 1
P(K3) = P(A) × P(B) × P(A) × P(A) P(R) = = 5
n(S)
2 3 2 2 F = pilihan jawaban yang salah
= 5 × 5 × 5 × 5
P(F) = 1 – P(R)
24
= 625 1 4
=1– 5 = 5
P(K4) = P(B) × P(A) × P(A) × P(A)
Cara I
3 2 2 2
= 5 × 5 × 5 × 5 Kemungkinan menjawab 2 soal dengan benar dari
3 soal.
24
= 625 Kejadian 1 2 3
Peluang seorang penjaga gawang mampu menahan K1 R R F
3 kali tendangan: K2 R F R
= P(K1) + P(K2) + P(K3) + P(K3) K3 F R R
24 24 24 24
= 625
+ 625
+ 625
+ 625 P(K1) = P(R) × P(R) × P(F)
96 1 1 4 4
= 625 = 5 × 5 × 5 = 125
Cara II P(K2) = P(R) × P(F) × P(R)
Kejadian seorang penjaga gawang mampu 1 4 1 4
menahan 3 kali tendangan dari 4 kali tendangan = 5 × 5 × 5 = 125
= K1 = {A, A, A, G}

114 Peluang Kejadian


P(K3) = P(F) × P(R) × P(R) Fh(K ∪ M) = n × P(K ∪ M)
4 1 1 4 4
= 5 × 5 × 5 = 125 = 300 × 5
Peluang Rendi menjawab tepat 2 soal benar dari = 240
3 soal: Jadi, frekuensi harapan terambil kartu kuning atau
= P(K1) + P(K2) + P(K3) merah adalah 240.
4 4 4 12 2. Dua buah dadu dilambungkan bersama
= 125 + 125 + 125 = 125 n(S) = 36
Jadi, peluang Rendi menjawab tepat 2 soal benar K1 = kejadian muncul kedua mata dadu berjumlah 7
dari soal yang ia acak jawabannya adalah . K1 = {(1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2), (6,1)}
Cara II n(K1) = 6
Kejadian Rendi menjawab tepat 2 soal benar dari n(K1 ) 6 1
P(K1) = n(S) = 36 = 6
sisa soal yang ia acak jawabannya = K1 = {R, R, F}
Rendi menjawab 2 soal benar dan 1 soal salah K2 = kejadian muncul angka 3 pada dadu pertama.
= (P(R))2 × P(F) × 3P(2,1) K2 = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)}
2 n(K2) = 6
⎛1⎞ 4 3!
= ⎜5⎟ × 5 × 2!1! n(K 2 ) 6 1
⎝ ⎠ P(K2) = n(S) = 36 = 6
1 4 3 × 2! K1 ∩ K2 = {(3,4)}
= 25 × 5 × 1 × 2!
n(K1 ∩ K2) = 1
4 12 n(K1 ∩ K 2 ) 1
= 125 × 3 = 125 P(K1 ∩ K2) = = 36 . . . (i)
n(S)
Jadi, peluang Rendi menjawab tepat 2 soal benar Pada dua kejadian saling bebas berlaku:
12 P(K1 ∩ K2) = P(K1) × P(K2)
dari soal yang ia acak jawabannya adalah 125 .
1 1
= 6 × 6
B. Uraian
1
n 1. Jumlah kartu seluruhnya n(S) = 25 + 15 + 10 = 50 = 36 . . . (ii)
K = kejadian terambil kartu kuning Hasil P(K1 ∩ K2) pada persamaan (i) dan (ii)
n(K) = 25 sama, sehingga terbukti bahwa dua kejadian
n(K) 25 1 tersebut saling bebas.
P(K) = = 50 = 2
n(S)
3. Jumlah baterai = 20
M = kejadian terambil kartu merah n(S) = 20
n(M) = 15 Baterai yang rusak = 5
n(M) 15 3 Baterai yang tidak rusak = 15
P(M) = = 50 = 10
n(S) n(T) = 15
K ∩ M = ∅ , sehingga kejadian terambil kartu Misalkan:
kuning atau merah merupakan dua kejadian saling A = kejadian baterai pertama tidak rusak
lepas. B = kejadian baterai kedua tidak rusak
Peluang terambil kartu kuning atau merah: Peluang terambil kedua-duanya tidak rusak:
P(K ∪ M) = P(K) + P(M) P(A ∩ B) = P(A) × P(B|A)
n(T) n(T) − 1
n(K) n(M) = n(S) × n(S) − 1
= n(S) +
n(S)
15 14 21
1 3 = 20 × 19 = 38
= 2
+ 10
Jadi, peluang terambil baterai kedua-duanya tidak
8 4
= 10
= 5 21
rusak adalah 38 .

Matematika Kelas XII 115


4. Misalkan: Jumlah siswa perempuan dan mengikuti
A = kejadian pelamar kerja diterima di pramuka = 14
perusahaan A n(Pr ∩ C) = 14
3 Jumlah semua siswa = 65
P(A) = 10 n(S) = 65
3 7 Peluang terpilih siswa perempuan atau siswa
P(A′) = 1 – 10 = 10 dari organisasi pramuka
B = kejadian pelamar kerja diterima di P(Pr ∪ C) = P(Pr) + P(C) – P(Pr ∩ C)
perusahaan B n(Pr) n(C) n(Pr ∩ C)
2 = + –
P(B) = n(S) n(S) n(S)
5
2 3 32 20 14
P(B′) = 1 – 5 = 5 = 65 + 65 – 65
C = kejadian pelamar kerja diterima di 38
perusahaan C = 65
1 Jadi, peluang terpilih seorang siswa
P(C) = 3
perempuan atau siswa dari organisasi
1 2 38
P(C′) = 1 – 3 = 3 pramuka adalah 65 .
Kemungkinan seorang tersebut diterima di salah
b. Jumlah siswa laki-laki = 33
satu perusahaan sebagai berikut.
n(Lk) = 33
I. Diterima di perusahaan A dan tidak diterima
Jumlah siswa perempuan = 32
di perusahaan B dan C.
n(Pr) = 32
= P(A) × P(B′) × P(C′)
Jumlah semua siswa = 65
3 3 2 3 n(S) = 65
= 10 × 5 × 3 = 25
Peluang terpilih siswa laki-laki dan perempuan
II. Diterima di perusahaan B dan tidak diterima P(Lk ∩ B) = P(Lk) × P(Pr)
di perusahaan A dan C.
n(Lk) n(Pr)
= P(A′) × P(B) × P(C′) = ×
n(S) n(S)
7 2 2 14
= 10 × 5 × 3 = 75 33 32
= 65 × 65
III. Diterima di perusahaan C dan tidak diterima
1.056
di perusahaan A dan B. = 4.225
= P(A′) × P(B′) × P(C)
Jadi, peluang terpilih siswa laki-laki dan
3 3 1 7
= 10 × 5 × 3 = 50 1.056
perempuan adalah 4.225 .
Peluang seorang pelamar diterima di salah satu
perusahaan: c. Peluang terpilih siswa laki-laki pada pilihan
pertama dan siswa perempuan pada pilihan
3 14 7
= 25 + 75 + 50 kedua.
P(Lk ∩ Pr) = P(Lk) × P(Pr|Lk)
18 + 28 + 21 67
= = 150 n(Lk) n(Pr)
150 = × n(S) − 1
n(S)
Jadi, peluang seorang pelamar diterima di salah
33 32
67 = 65 × 64
satu perusahaan adalah 150 .
1.056
5. a. Jumlah siswa perempuan = 32 = 4.160
n(Pr) = 32 Jadi, peluang terpilihnya siswa laki-laki pada
Jumlah siswa organisasi pramuka = 20 pilihan pertama dan siswa perempuan pada
n(C) = 20
1.056
pilihan kedua adalah 4.160 .

116 Peluang Kejadian


Percobaan, Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Kejadian

Banyak kejadian A
Frekuensi Relatif: Fr = Banyak percobaan

n(A)
Peluang Suatu Kejadian: P(A) = n(S)
Peluang Suatu
Kejadian

Peluang Komplemen: P(A′) = 1 – P(A)

Frekuensi Harapan: Fh = P(A) × n

Peluang Kejadian

Dua Kejadian Saling Lepas:


P(A ∪ B) = P(A) + P(B)
Peluang Gabungan

Dua Kejadian Tidak Saling Lepas:


P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)

Peluang Kejadian
Majemuk

Dua Kejadian Saling Bebas:


P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
Peluang Irisan

Matematika Kelas XII


Dua Kejadian Bersyarat:
P(A ∩ B)

117
P(A | B) = P(B)
A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: a
1. Jawaban: d S = ruang sampel → n(S) = 36
A → AAAA Misalnya A = kejadian muncul dua mata dadu
A berjumlah kurang dari 5
G → AAAG
A A = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (1, 3), (3, 1), (2, 2)}
A → AAGA
G n(A) = 6
G → AAGG
n(A) 6 1
A A → AGAA P(A) = = 36 = 6
n(S)
A
G → AGAG Banyak percobaan (n) = 480
G A → AGGA
G Fh(A) = P(A) × n
G → AGGG 1
= 6 × 480
A → GAAA
A = 80 kali
G → GAAG
A Jadi, frekuensi harapan muncul dua mata dadu
A → GAGA
G berjumlah kurang dari 5 adalah 80 kali.
G → GAGG
G A → GGAA
4. Jawaban: e
A Misalkan:
G → GGAG
A = ayam broiler yang sudah siap potong dalam
G A → GGGA waktu 5–6 minggu.
G
G → GGGG n = 4.000
n(S) = 16 86 43
Misalkan: P(A) = 86% = 100 = 50
A = kejadian muncul paling sedikit 3 angka. Fh(A) = P(A) × n
A = {AAAA, AAAG, AAGA, AGAA, GAAA}
n(A) = 5 = × 4.000
n(A) 5 = 3.440
P(A) = = 16
n(S) Ayam yang belum siap potong usia 5–6 minggu
Jadi, peluang muncul paling sedikit 3 angka = 4.000 – 3.440 = 560 ekor
5 Jadi, banyak ayam yang belum siap potong usia
adalah 16 . 5–6 minggu adalah 560 ekor.
2. Jawaban: c 5. Jawaban: c
Satu set lengkap kartu brigde terdiri atas 52 kartu, Ruang sampel urutan dua anak dengan satu anak
dan 4 di antaranya adalah kartu AS. laki-laki
Misalnya A = kejadian terambil kartu AS S = {LP, PL, LL} ⇒ n(S) = 3
n(A) = 4 A = kejadian 2 anak berjenis kelamin laki-laki
n(S) = 52 = {LL}
n(A) 4 n(A) = 1
P(A) = = 52
n(S) n(A) 1
Peluang kartu yang terambil bukan kartu AS = P(A) = = 3
n(S)
P(A′). 1
Jadi, peluang semuanya anak laki-laki 3 .
4 48 12
P(A′) = 1 – P(A) = 1 – 52
= 52
= 13
Jadi, peluang kartu yang terambil bukan kartu AS
12
adalah 13 .

118 Peluang Kejadian


6. Jawaban: b n(A) 420
Banyak kelereng = 10 P(A) = = 1.001
n(S)
Kelereng biru =4
Jadi, peluang terambil 2 kartu merah dan 2 kartu
Ruang sampel S = kejadian terambil 2 kelereng
dari 10 kelereng 420
hijau adalah 1.001 .
n(S) = banyak cara mengambil 2 kelereng dari 10
kelereng 8. Jawaban: e
n(S) = 10C2 Diketahui ada 8 telur baik dan 2 telur retak.
10! Banyak telur = 10
= 2!(10 − 2)!
n(S) = 10C2
10 × 9 × 8! 10!
= 2 × 1 × 8! = (10 − 2)! 2!
= 45 10 × 9 × 8!
A = kejadian terambil 2 kelereng biru dari = 8! × 2!
4 kelereng biru.
n(A) = banyak cara mengambil 2 kelereng biru 10 × 9
= 2 × 1 = 45
dari 4 kelereng biru.
n(A) = 4C2 Misalnya A = kejadian terpilih 2 butir telur baik
4! n(A)= 8C2
= 2!(4 − 2)! 8!
= (8 − 2)! 2!
4 × 3 × 2!
= 2 × 1 × 2! 8 × 7 × 6!
= 6! × 2!
=6
8×7
n(A) 6 2 = 2 × 1 = 28
P(A) = = 45 = 15
n(S)
2 Peluang terpilih 2 butir telur baik
Jadi, peluang terambil 2 kelereng biru adalah 15 . n(A) 28
P(A) = = 45
n(S)
7. Jawaban: b
Banyak kartu = 8 + 6 = 14 Jadi, peluang ibu mendapat 2 butir telur yang baik
Ruang sampel S = kejadian terambil 4 kartu dari 28
14 kartu. adalah 45 .
n(S) = 14C4
9. Jawaban: b
14!
= Banyak ikan = 4 + 3 + 2 = 9
4!(10 − 4)!
Ruang sampel S = kejadian terpancing 3 ikan dari
14 × 13 × 12 × 11 × 10! 9 ikan.
= 4 × 3 × 2 × 1 × 10! n(S) = 9C3
24.024 9!
= 24
= 1.001 = 3!(9 − 3)!
A = kejadian terambil 2 kartu dari 8 kartu merah
9 × 8 × 7 × 6!
dan 2 kartu dari 6 kartu hijau. = 3 × 2 × 1 × 6!
n(A) = 8C2 × 6C2
504
8! 6! = 6 = 84
= 2!(8 − 2)! × 2!(6 − 2)!
A = kejadian terpancing 3 ikan yang berlainan.
8 × 7 × 6! 6 × 5 × 4!
= 2 × 1 × 6! × 2 × 1 × 4! n(A) = 4C1 × 3C1 × 2C1
= 4 × 3 × 2 = 24
= 28 × 15 = 420

Matematika Kelas XII 119


n(A) 24 2 12. Jawaban: a
P(A) = = 84 = 7 Risa, Lulu, dan Farhan dipandang sebagai
n(S)
1 elemen, permasalahan menjadi permutasi siklis
Jadi, peluang terpancing tiga ikan yang berlainan
dari 4 elemen. Adapun cara duduk Risa, Lulu, dan
2
adalah 7 . Farhan ada 3! cara.
K = kejadian Risa, Lulu, dan Farhan duduk
10. Jawaban: c bersebelahan
Meskipun 60% × 5 = 3, kita tidak dapat memastikan n(K) = 3! × permutasi siklis 4 elemen
bahwa 3 tahun lagi gunung berapi akan meletus. = 3! × (4 – 1)!
Dengan demikian, pernyataan pilihan a salah. = 3! × 3!
Meskipun diketahui periode letusan gunung =3×2×1×3×2×1
berapi 5 tahun, kita tidak dapat meyakini bahwa = 36
gunung berapi akan meletus dalam 5 tahun n(S) = permutasi siklis 6 elemen
mendatang. Dengan demikian, pernyataan pilihan n(S) = (6 – 1)! = 5! = 120
b salah. n(K) 36 3
Dalam 5 tahun ke depan, peluang gunung berapi P(K) = n(S) = 120 = 10
meletus 60%. Jadi, peluang Risa, Lulu, dan Farhan duduk
Peluang gunung berapi tidak meletus = 1 – 60% 3
bersebelahan adalah 10 .
= 40%.
60% > 40%, berarti peluang gunung berapi akan 13. Jawaban: a
meletus pada suatu saat dalam 5 tahun ke depan Banyak huruf konsonan = 6
lebih tinggi daripada peluang tidak meletus. Banyak huruf vokal = 3
Dengan demikian, pernyataan pilihan c benar. Ruang sampel S = kejadian terambil 3 huruf dari
Meskipun tidak ada seorang pun dapat 9 huruf.
memperkirakan terjadinya gunung berapi meletus. n(S) = banyak cara mengambil 3 huruf dari 9 huruf
Kita tidak dapat langsung menyimpulkan bahwa n(S) = 9C3
laporan tersebut tidak dapat dipercaya. Dengan 9!
demikian pilihan d salah. = 3!(9 − 3)!
Meskipun 60% lebih besar daripada 50%, kita 9 × 8 × 7 × 6!
tidak dapat meyakini bahwa gunung berapi akan = 3 × 2 × 1 × 6!
meletus pada suatu saat dalam 5 tahun ke depan. = 84
Dengan demikian, pernyataan pilihan e salah. A = kejadian terambil 2 huruf dari 6 huruf
Jadi, pernyataan yang sesuai adalah pernyataan konsonan dan 1 huruf dari 3 huruf vokal.
pada pilihan c. n(A) = banyak cara mengambil 2 huruf dari
11. Jawaban: d 6 huruf konsonan dan 1 huruf dari 3 huruf
Banyak buku = 10 vokal
n(S) = banyak cara menyusun 10 buku n(A) = 6C2 × 3C1
n(S) = 10! 6! 3!
= 2!(6 − 2)! × 1!(3 − 1)!
Misalkan:
K = cara menyusun 6 buku kimia, 2 buku fisika, 6 × 5 × 4! 3 × 2!
= 2 × 1 × 4! × 2!
dan 2 buku matematika
n(K) = banyak cara menyusun 6 buku kimia, 2 = 15 × 3 = 45
buku fisika, dan 2 buku matematika n(A) 45 15
P(A) = = 84 = 28
n(K) = 6! × 2! × 2! n(S)
Fh(A) = n × P(A)
n(K) 6! × 2! × 2!
P(K) = n(S) = 15
10! ⇔ 15 = n × 28
6! × 2 × 1 × 2 × 1 1
= 10 × 9 × 8 × 7 × 6!
= 1.260 15
⇔ n = 15 × 28
Jadi, peluang buku-buku sejenis ditempatkan
⇔ n = 28
1
berdampingan adalah 1.260 . Jadi, percobaan pengambilan 3 huruf tersebut
dilakukan sebanyak 28 kali.

120 Peluang Kejadian


14. Jawaban: d n(B) 15
Kemungkinan panitia yang terbentuk (2 putri, P(A) = = 36
n(S)
2 putra), (1 putri, 3 putra), atau 4 putra. A ∩ B = {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (4, 1), (3, 2), (2, 3),
Jumlah peserta didik = 5 + 5 = 10. (1, 4), (6, 1), (5, 2), (4, 3), (3, 4), (2, 5),
Banyak anggota ruang sampel = n(S) = 10C4 (1, 6)}
P(A) = peluang panitia yang terbentuk 2 putri dan n(A ∩ B) = 13
2 putra n(A ∩ B) 13
P(A ∩ B)= = 36
n(S)
5C2 × 5C 2
= P(A ∪ B)= P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
10 C 4
30 15 13 32 8
10 × 10 10 = 36 + 36 – 36 = 36 = 9
= 210
= 21
Jadi, peluang jumlah mata dadu yang muncul
P(B) = peluang panitia yang terbentuk 1 putri dan 8
kurang dari 10 atau bilangan prima 9 .
3 putra
× 5C3
16. Jawaban: b
5 C1
= Ruang sampel S = seperangkat kartu bridge
10 C 4
n(S) = 52
5 × 10 5 Misalkan:
= 210 = 21
A = kejadian terambil kartu hati
P(C) = peluang panitia yang terbentuk 4 putra n(A) = 13
B = kejadian terambil kartu King
5C 4 5 1
= = 210 = 42 n(B) = 4
10 C 4
A ∩ B = {King-hati}
Peluang panitia yang terbentuk terdiri paling n(A ∩ B) = 1
banyak 2 peserta didik putri Peluang terambil kartu hati atau kartu King:
10 5 1 31 P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
= P(A) + P(B) + P(C) = 21 + 21 + 42 = 42
n(A) n(B) n(A ∩ B)
Jadi, peluang panitia yang terbentuk terdiri = + –
n(S) n(S) n(S)
31 13 4 1
paling banyak 2 peserta didik putri adalah 42 . = 52 + 52 – 52
15. Jawaban: b 16 4
Sebuah dadu dilempar 2 kali, maka n(S) = 36. = 52 = 13
A = kejadian jumlah mata dadu yang muncul Jadi, peluang terambil kartu hati atau kartu King
kurang dari 10 4
= {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (3, 1), (2, 2), (1, 3), adalah 13 .
(4, 1), (3, 2), (2, 3), (1, 4), (5, 1), (4, 2),
(3, 3), (2, 4), (1, 5), (6, 1), (5, 2), (4, 3), 17. Jawaban: e
(3, 4), (2, 5), (1, 6), (6, 2), (5, 3), (4, 4), Banyaknya orang = 100
(3, 5), (2, 6), (6, 3), (5, 4), (4, 5), (3, 6)} n(S) = 100
n(A) = 30 Misalkan:
n(A) 30 A = orang yang memakai topi
P(A) = = 36 n(A) = 55
n(S)
B = kejadian jumlah mata dadu yang muncul B = orang yang memakai kacamata
bilangan prima (2, 3, 5, 7, atau 11) n(B) = 60 orang
= {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (4, 1), (3, 2), (2, 3), A ∩ B = orang yang memakai topi dan kacamata
(1, 4), (6, 1), (5, 2), (4, 3), (3, 4), (2, 5), (A ∪ B)′ = orang yang tidak memakai topi
(1, 6), (6, 5), (5, 6)} maupun kacamata
n(B) = 15

Matematika Kelas XII 121


n(A ∪ B)′ = 15 orang 20. Jawaban: d
n(S) = n(A ∪ B) + n(A ∪ B)′ Pada kotak I terdapat 5 bolpoin merah dan
⇔ 100 = n(A ∪ B) + 15 7 bolpoin biru.
⇔ n(A ∪ B) = 100 – 15 = 85 A = kejadian terambil bolpoin merah dari kotak I
Orang yang memakai topi dan kacamata: n(A) 5
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B) P(A) = = 12
n(S)
⇔ 85 = 55 + 60 – n(A ∩ B) Pada kotak II terdapat 4 bolpoin merah dan 10
⇔ n(A ∩ B) = 55 + 60 – 85 = 30 bolpoin biru.
Peluang terpilih seseorang yang memakai topi dan B = kejadian terambil bolpoin biru dari kotak II
kacamata: n(B) 10 5
n(A ∩ B) 30 3 P(B) = = 14 = 7
n(S)
P(A ∩ B) = = =
n(S) 100 10 Kejadian terambil satu bolpoin merah pada kotak
Jadi, peluang terpilih seseorang yang memakai I tidak akan mempengaruhi peluang terambil satu
3
topi dan kacamata adalah 10 . bolpoin biru pada kotak II, dan sebaliknya.
Dengan demikian, dua kejadian tersebut
18. Jawaban: a merupakan dua kejadian saling bebas.
Banyak kartu = 30 P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
n(S) = 30 5 5
Misalkan: = 12 × 7
A = kejadian terambil kartu bernomor kelipatan 3
25
A = {3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30} = 84
n(S)= 10
Jadi, peluang terambil bolpoin merah dari kotak I
B = kejadian terambil kartu bernomor faktor
25
dari 10 dan bolpoin biru dari kotak II adalah 84 .
B = {1, 2, 5, 10}
n(B) = 4 21. Jawaban: e
A∩B=∅ Jumlah bola = 10
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) n(S) = 10
n(A) n(B) Misalkan:
= + A = kejadian terambil bola bernomor kelipatan 4
n(S) n(S)
10 4 A = {4, 8}
= 30
+ 30 n(A) = 2
14 7 B = kejadian bola bernomor 7
= 30
= 15 n(B) = 1
Jadi, peluang terambil kartu bernomor kelipatan P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
7 n(A) n(B)
3 atau kartu faktor dari 10 adalah 15 . = ×
n(S) n(S)
19. Jawaban: b 2 1
= 10
× 10
P(B) = 1 – P(B′) = 1 – 0,45 = 0,55
2 1
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) = = 50
100
⇔ 0,85 = P(A) + 0,55 – 0,45 Jadi, peluang terambil bola bernomor kelipatan 4
⇔ P(A) = 0,85 – 0,55 + 0,45 1
⇔ P(A) = 0,75 dan nomor 7 adalah 50 .
P(A′) = 1 – P(A) 22. Jawaban: b
= 1 – 0,75 Misalnya A = kejadian Lisa lulus tes
= 0,25 P(A) = 0,98
Jadi, P(A′) = 0,25. Misalnya B = kejadian Bima lulus tes
P(B) = 0,95

122 Peluang Kejadian


Peluang kejadian Bima tidak lulus tes = P(B′) n(H) 8 4
P(H|K) = n(S) − 1 = 38 = 19
P(B′) = 1 – P(B) = 1 – 0,95 = 0,05
Peluang terambil balon biru, kuning, dan hitam
Peluang Lisa lulus tes dan Bima tidak lulus tes
berturut-turut:
= P(A) × P(B′)
1 4 4 8
= 0,98 × 0,05 = 2 × 13 × 19 = 247
= 0,049 Jadi, peluang terambil balon biru, kuning, dan
Jadi, peluang Lisa lulus tes dan Bima tidak lulus 8
hitam berturut-turut adalah 247 .
tes adalah 0,049.
23. Jawaban: c 25. Jawaban: a
Seperangkat kartu bridge = 52 kartu Misalkan:
Misalkan: A = kejadian tembakan A mengenai sasaran
M = kejadian terambil kartu bewarna merah 5
P(A) = 8
n(M) = 26
Pada pengambilan pertama tersedia 26 kartu 5 3
P(A′) = 1 – 8 = 8
bewarna merah dengan jumlah seluruh kartu 52.
B = kejadian tembakan B mengenai sasaran
n(M) 26 1
P(M1) = n(S) = 52 = 2 2
P(B) = 5
kartu pada pengambilan pertama tidak Peluang tembakan A tidak tepat sasaran, sedangkan
dikembalikan, maka pada pengambilan kedua tembakan B mengenai sasaran:
tersedia 25 kartu bewarna merah dengan jumlah = P(A′) × P(B)
seluruh kartu 51. 3 2 3
n(M) − 1 = 8 × 5 = 20
25
P(M2|M1) = n(S) − 1 = 51 Jadi, peluang tembakan A tidak tepat sasaran dan
Peluang terambil keduanya merah: 3
= P(M1) × P(M2|M1) tembakan B mengenai sasaran adalah 20 .
1 25 25 26. Jawaban: d
= 2 × 51 = 102
1
Jadi, peluang terambil dua kartu bewarna merah Peluang terpilih dompet I = 2 .
dari satu set kartu bridge tanpa pengembalian Dompet I berisi 5 keping uang logam lima ratusan
25 dan 2 keping ratusan rupiah.
adalah 102 .
2
24. Jawaban: c Peluang terpilih uang ratusan = 7 .
Jumlah balon = 20 + 12 + 8 = 40 A = kejadian terpilih dompet I dan terpilih uang
Misalkan: B = balon biru ratusan rupiah
K = balon kuning 1 2 1
P(A) = 2 × 7 = 7
H = balon hitam
Pada pengambilan pertama tersedia 20 balon biru 1
Peluang terpilih dompet II = 2 .
dengan jumlah seluruh balon 40.
n(B) 20 1
Dompet II berisi 1 keping lima ratusan dan 3 keping
P(B) = = 40 = 2 ratusan rupiah.
n(S)
Balon pada pengambilan pertama tidak 3
Peluang terpilih uang ratusan = 4 .
dikembalikan sehingga pada pengambilan kedua
tersedia 12 balon kuning dengan jumlah seluruh B = kejadian terpilih dompet II dan terpilih uang
balon 39. ratusan
n(K) 1 3 3
12 4 P(B) = 2 × 4 = 8
P(K|B) = n(S) − 1 = 39 = 13
Balon pada pengambilan kedua tidak dikembalikan,
maka pada pengambilan ketiga tersedia 8 balon
hitam dengan jumlah seluruh balon 38

Matematika Kelas XII 123


Peluang mendapatkan uang logam ratusan rupiah 28. Jawaban: b
= P(A) + P(B) Banyaknya ulangan 3 kali
1 3 8 21 29 Misalkan:
= 7 + 8 = 56 + 56 = 56 L = siswa lulus ulangan
Jadi, peluang mendapatkan uang logam ratusan 70 7
P(L) = 70% = 100 = 10
29
rupiah adalah 56 . TL = siswa tidak lulus ulangan
27. Jawaban: e 7 3
P(TL) = 1 – P(L) = 1 – 10 = 10
Ruang sampel S = kejadian terpilih 2 peserta didik Kemungkinan kejadian seorang siswa lulus 2 kali
dari 9 peserta didik. ulangan:
n(S) = banyak cara memilih 2 peserta didik dari 9
Ulangan Ke-
peserta didik Kejadian
= 9C2 1 2 3
9! K1 L L TL
= 2!(9 − 2)! K2 L TL L
K3 TL L L
9 × 8 × 7!
= 2 × 1 × 7!
P(K1) = P(L) × P(L) × P(TL)
= 9 × 4 = 36 7 7 3 147
Kemungkinan pasangan ketua dan sekretaris yang = 10 × 10 × 10 = 1.000
terpilih sebagai berikut. P(K2) = P(L) × P(TL) × P(L)
Ketua Sekretaris 7 3 7 147
= 10 × 10 × 10 = 1.000
XI X
P(K3) = P(TL) × P(L) × P(L)
Asal Kelas XII X 3 7 7 147
= 10 × 10 × 10 = 1.000
XII XI
Peluang setiap siswa lulus 2 kali ulangan:
Misalkan: = P(K1) + P(K2) + P(K3)
A = kejadian terpilih ketua dari kelas XI dan 147 147 147
sekretaris dari kelas X = 1.000 + 1.000 + 1.000
B = kejadian terpilih ketua dari kelas XII dan 441
sekretaris dari kelas X = 1.000
C = kejadian terpilih ketua dari kelas XII dan Jadi, peluang setiap siswa lulus 2 kali ulangan
sekretaris dari kelas XI 441
adalah 1.000 .
n(A) = 4C1 × 3C1 = 4 × 3 = 12
n(B) = 2C1 × 3C1 = 2 × 3 = 6 29. Jawaban: d
n(B) = 2C1 × 4C1 = 2 × 4 = 8 Banyak lampu = 1 lusin = 12 lampu
Kejadian A, B, dan C saling lepas. n(S) = 12
Peluang terpilih keduanya dari kelas yang berbeda A = lampu yang rusak
dan ketua harus berasal dari kelas yang lebih n(A) = 2
tinggi dari sekretaris: B = lampu yang tidak rusak
n(B) = 10
n(A) n(B) n(C)
P= + + n(S) Permasalahan di atas merupakan pengambilan
n(S) n(S)
tanpa pengembalian, karena lampu yang telah
12 6 8 26 dibeli oleh pembeli tidak dikembalikan.
= 36 + 36 + 36 = 36
Jadi, peluang terpilih keduanya dari kelas yang
berbeda dan ketua harus berasal dari kelas yang
26
lebih tinggi dari sekretaris adalah 36 .

124 Peluang Kejadian


Kemungkinan kejadian seorang pembeli ketiga n(S) = 10
mendapatkan lampu rusak: Misalnya D = kejadian terambil bola merah pada
Ulangan Ke- kotak I dilanjutkan terambil bola
Kejadian
1 2 3 putih pada kotak II
K1 A1 B A2 n(D) 9
K2 B A1 A2 P(D) = = 16
n(S)
K3 B1 B2 A
Misalnya F = kejadian terambil bola putih pada
P(K1) = P(A1) × P(B) × P(A2) kotak I dilanjutkan terambil bola
n(A) n(B) n(A) − 1 putih pada kotak II
= × n(S) − 1 × n(S) − 2 n(F) 10
n(S)
P(F) = = 16
n(S)
2 10 1 1
= 12 × 11 × 10 = 66 Peluang terambil bola putih
P(K2) = P(B) × P(A1) × P(A2) P(P) = P(A) × P(D) + P(B) × P(F)
n(B) n(A) n(A) − 1 8 9 4 10
= n(S) − 1 × n(S) − 1 × n(S) − 2 = 12 × 16 + 12 × 16
72 40
10 2 1 1 = 192 + 192
= 12
× 11
× 10
= 66 112
P(K3) = P(B1) × P(B2) × P(A) = 192
10 2 1 3 7
= 12 × 10 × 10 = 22 = 12
Peluang pembeli ketiga mendapatkan lampu yang 7
Jadi, peluang terambil bola putih adalah 12 .
rusak:
= P(K1) + P(K2) + P(K3) B. Uraian
1 1 3 1. Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama,
= 66 + 66 + 22
maka n(S) = 36
1+1+ 9 a. Misalkan:
= 66 A = kejadian muncul dua mata dadu ber-
jumlah kurang dari 5
11 1
= 66 = 6 A = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 1)}
n(A) = 6
Jadi, peluang pembeli ketiga mendapatkan lampu
n(A) 6 1
1 P(A) = = 36 = 6
rusak adalah . n(S)
6 Jadi, peluang muncul dua mata dadu
1
30. Jawaban: d berjumlah kurang dari 5 adalah 6 .
Kotak A b. Misalkan:
Jumlah bola pada kotak A = 8 + 4 = 12 maka B = kejadian muncul dua mata dadu yang
n(S) = 12. hasil kalinya lebih dari 12
A = kejadian terambil bola merah pada kotak I B = {(3, 5), (3, 6), (4, 4), (4, 5), (4, 6), (5, 3),
n(A) 8 (5, 4), (5, 5), (5, 6), (6, 3), (6, 4), (6, 5),
P(A) = = 12 (6, 6)}
n(S)
B = kejadian terambil bola putih pada kotak I n(B) = 13
n(B) 13
n(B) 4 P(B) = = 36
P(B) = = 12 n(S)
n(S)
13
Kotak B Fh(B) = n × P(B) = 360 × 36 = 130
Jumlah bola pada kotak II setelah ditambah 1 bola Jadi, frekuensi harapan muncul dua mata
dari kotak I adalah 6 + 9 + 1 = 16. dadu yang hasil kalinya lebih dari 12 adalah
130.

Matematika Kelas XII 125


2. a. Jumlah kelereng = 7 + 5 + 4 = 16 Peluang kejadian terambil kelereng berbeda
n(S) = 16C3 warna
16! 16 × 15 × 14 × 13! n(A) 140 1
= (16 − 3)! 3! = P(C) = = 560 = 4
13! × 3! n(S)
16 × 15 × 14
= = 560 Jadi, peluang kejadian terambil kelereng
3 × 2 ×1 1
Misalkan A = kejadian terambil ketiga berbeda warna adalah 4 .
kelereng merah semua 3. Jumlah bola = 12 + 6 + 3 = 21
n(A) = 7C3 n(S) = 21
7! 7 × 6 × 5 × 4! Misalkan:
= (7 − 3)!3! = 4! × 3! P = bola putih
7×6×5 n(P) = 12
= 3 × 2 × 1 = 35 H = bola hijau
Peluang kejadian terambil semua merah n(H) = 6
M = bola merah
n(A) 35 1
P(A) = = 560 = 16 n(M) = 3
n(S)
a. Bola pada pengambilan pertama dikembali-
Jadi, peluang kejadian terambil semua merah kan ke dalam kotak
1 Pada pengambilan pertama tersedia 3 bola
adalah 16 .
merah dengan jumlah seluruh bola 21.
b. Misalkan B =kejadian terambil 2 biru dan n(M) 3 1
1 hijau P(M) = n(S) = 21 = 7
n(B) = 5C2 × 4C1 Pada pengambilan kedua tersedia 6 bola hijau
5! 4! dengan jumlah seluruh bola 21.
= (5 − 2)! 2! × (4 − 1)!1!
n(H) 6 2
5 × 4 × 3! 4 × 3! P(H) = n(S) = 21 = 7
= 3! × 2! × 3! × 1!
Peluang terambil bola merah dan bola hijau:
5× 4 4
= 2 ×1 × 1 1 2 2
P(M ∩ H) = 7 × 7 = 49
= 10 × 4 = 40 Jadi, peluang terambil bola merah dan bola
Peluang terambil 2 biru dan 1 hijau hijau dengan pengambilan pertama bola
2
n(B) 40 1 dikembalikan adalah 49 .
P(B) = = 560 = 14
n(S)
b. Bola pada pengambilan pertama tidak
Jadi, peluang kejadian terambil 2 biru dan dikembalikan ke kotak
1 Pada pengambilan pertama tersedia 3 bola
1 hijau adalah 14 . merah dengan jumlah seluruh bola 21.
n(M) 3 1
c. Misalkan C =kejadian terambil kelereng P(M) = n(S) = 21 = 7
berbeda warna
Bola pertama yang telah diambil tidak
n(C) = 7C1 × 5C1 × 4C1
dikembalikan. Dengan demikian, pada
7! 5! 4!
= (7 − 1)!1! × (5 − 1)!1! × (4 − 1)!1! pengambilan kedua tersedia 6 bola hijau
dengan jumlah seluruh bola 20
7 × 6! 5 × 4! 4 × 3!
= 6! × 1! × 4! × 1! × 3! × 1! n(H) 6 3
P(H|M) = n(S) − 1 = 20 = 10
7 5 4
= 1 × 1 × 1 Peluang terambil bola merah dan bola hijau
dengan syarat terambil bola hijau setelah bola
= 140 merah terambil:

126 Peluang Kejadian


P(M ∩ H) = P(M) × P(H|M) 6. (catatan untuk guru: jawaban peserta didik dapat
1 3 berbeda-beda)
= 7
× 10 A = kejadian bahwa mereka akan menghadapi
3 cuaca yang buruk
= 70 B = kejadian bahwa mereka akan menghadapi
Jadi, peluang terambil bola merah dan bola masalah dengan warga sekitar
hijau dengan pengambilan pertama bola tidak C = kejadian bahwa mereka akan sulit menemukan
3 sumber air
dikembalikan ke kotak adalah 70 .
Kejadian majemuk untuk permasalahan di atas,
4. a. A = kejadian nasabah tidak bermasalah antara lain sebagai berikut.
dalam angsuran kreditnya a. Kejadian bahwa mereka akan menghadapi
A′ = kejadian nasabah yang macet angsuran- cuaca yang buruk dan masalah dengan warga
nya sekitar.
P(A) = 0,82 b. Kejadian bahwa mereka akan menghadapi
P(A′) = 1 – P(A) = 1 – 0,82 = 0,18 cuaca yang buruk dan sulit menemukan
Jadi, peluang kejadian nasabah macet sumber air.
angsurannya 0,18. c. Kejadian bahwa mereka tidak bermasalah
dengan warga sekitar tetapi sulit menemukan
b. Fh(A) = n × P(A) sumber air.
= 20.000 × 0,82
= 16.400 7. Jumlah kartu = 6 + 4 + 8 = 18
S = kejadian terambil 2 kartu dari 18 kartu
Jadi, nasabah yang akan tepat waktu dalam
n(S) = 18C2
membayar angsuran sebanyak 16.400 .
18!
5. Jumlah penduduk = 3.600 = 2!(18 − 2)!
4
Jumlah orang dewasa = 5 jumlah anak-anak. 18 × 17 × 16!
= 2 × 1 × 16!
Jumlah orang dewasa : jumlah anak-anak = 4 : 5
= 153
4 K = kejadian terambil dua kartu yang berlainan
Jumlah orang dewasa = 9 × 3.600 = 1.600
warna
5 Kemungkinan kartu yang terambil adalah (1P, 1U),
Jumlah anak-anak = 9 × 3.600 = 2.000
(1P, 1M), (1U, 1M).
Misalkan: Misalkan:
A = kejadian orang dewasa terjangkit penyakit A = kejadian kartu yang terambil 1 putih dan I
P(A) = 0,2 ungu
Fh(A) = n × P(A) n(A) = 6C1 × 4C1 = 6 × 4 = 24
= 1.600 × 0,2 B = kejadian kartu yang terambil 1 putih dan I
= 320 merah
B = kejadian anak-anak terjangkit penyakit n(A) = 6C1 × 8C1 = 6 × 8 = 48
P(B) = 0,8 C = kejadian kartu yang terambil 1 ungu dan I
Fh(B) = n × P(B) merah
= 2.000 × 0,8 n(A) = 4C1 × 8C1 = 4 × 8 = 32
= 1.600 Kejadian A, B, dan C saling lepas.
Jumlah orang yang terjangkit penyakit Peluang terambil kartu berlainan warna:
= 320 + 1.600 P(K) = P(A) + P(B) + P(C)
= 1.920 n(A) n(B) n(C)
Jadi, jumlah orang yang diperkirakan terjangkit = + + n(S)
n(S) n(S)
penyakit di wilayah tersebut adalah 1.920 orang. 24 48 32 104
= 153 + 153 + 153 = 153

Matematika Kelas XII 127


P(K′) = 1– P(K) 9. Permasalahan di atas dapat digambarkan sebagai
104 berikut.
=1– 153 Mengidap Penyakit Paru-Paru
49 Total
= Ya Tidak
153
Perokok 75 25 100
Fh(K′) = n × P(K′) Bukan perokok 10 40 50
49
= 306 × 153 Total 85 65 150

= 98 Banyak orang = 100


Jadi, frekuensi harapan terambil bukan kartu yang n(S) = 100
berlainan warna adalah 98. Banyak orang yang merokok dan mengidap
1 75
8. Peluang terpilih kotak I = 2 penyakit paru-paru = 100 × 100 = 75
Banyak orang yang merokok tetapi tidak
Kotak I berisi 5 bola merah dan 4 bola putih
mengidap penyakit paru-paru = 100 – 75 = 25
5
Peluang terpilih bola merah = 9 Banyak orang yang tidak merokok dan mengidap
20
A = kejadian terpilih kotak I dan terpilih bola penyakit paru-paru = 100 × 50 = 10
merah Banyak orang yang tidak merokok dan tidak
1 5 5 mengidap paru-paru = 50 – 10 = 40
P(A) = 2 × 9 = 18
Misalkan:
4
Peluang terpilih bola putih = 9 A = orang yang merokok
B = orang yang mengidap paru-paru
B = kejadian terpilih kotak I dan terpilih bola putih
1 4 4
B′|A = orang perokok yang tidak mengidap
P(B) = 2 × 9 = 18 penyakit paru-paru
1 n(A ∩ B′) = 25
Peluang terpilih kotak II = 2 n(A ∩ B′) 25
P(A ∩ B′) = n(S) = 150
Kotak II berisi 3 bola merah dan 6 bola putih
3 n(A) = 100
Peluang terpilih bola merah = 9 n(A) 100
P(A) = = 150
C = kejadian terpilih kotak II dan terpilih bola n(S)
merah P(A ∩ B′)
25
25 1
150
1 3 3 P(B′|A) = P(S) = 100 = 100 = 4
P(C) = 2
× 9
= 18 150

6 Jadi, peluang diperoleh orang perokok yang tidak


Peluang terpilih bola putih = 9
1
mengidap penyakit paru-paru adalah 4 .
D = kejadian terpilih kotak II dan terpilih bola
merah 10. Mesin I:
1 6 6 L1 = mesin I dalam kondisi baik
P(D) = 2 × 9 = 18
8 4
a. Peluang terambil bola merah P(L1) = 0,8 = 10 = 5
= P(A) + P(C) 4 1
5 3 8 4 P(L1′) = 1 – 5 = 5
= 18
+ 18
= 18
= 9 Mesin II:
4 L2 = mesin II dalam kondisi baik
Jadi, peluang terambil bola merah adalah 9 .
8 4
b. Peluang terambil bola putih P(L2) = 0,8 = 10 = 5
= P(B) + P(D) 4 1
4 6 10 5 P(L2′) = 1 – 5 = 5
= 18 + 18 = 18 = 9
5
Jadi, peluang terambil bola putih adalah 9 .

128 Peluang Kejadian


Mesin III: P(A) = P(L1) × P(L2) × P(L3) × P(L4′)
L3 = mesin III dalam kondisi baik 4 4 9 3 108
= 5 × 5 × 10 × 10 = 625
9
P(L3) = 0,9 = 10 P(B) = P(L1) × P(L2) × P(L3′) × P(L4)
9 1 4 4 1 7 28
P(L3′) = 1 – 10 = 10 = 5 × 5 × 10 × 10 = 625
Mesin IV: P(C) = P(L1) × P(L2′) × P(L3) × P(L4)
L4 = mesin IV dalam kondisi baik 4 1 9 7 126
= 5 × 5 × 10 × 10 = 1.250
7
P(L4) = 0,7 = 10
P(A) = P(L1′) × P(L2) × P(L3) × P(L4)
7 3 1 4 9 7 126
P(L4′) = 1 – 10 = 10 = 5 × 5 × 10 × 10 = 1.250
Pesawat tersebut layak diterbangkan jika mini- Peluang pesawat tersebut layak diterbangkan:
mal 3 mesinnya bekerja dengan baik. = P(A) + P(B) + P(C) + P(D)
Kemungkinan pesawat tersebut layak diterbang- 108 28 126 126
kan sebagai berikut. = 625 + 625 + 1.250 + 1.250

Mesin 216 + 56 + 126 + 126


Kejadian = 1.250
I II III IV
A L1 L2 L3 L4 ′ 524
B L1 L2 L3 ′ L4 = 1.250 = 0, 41
C L1 L2′ L3 L4
D L1 ′ L2 L3 L4 Jadi, nilai peluang pesawat tersebut layak
diterbangkan adalah 0,41.

Matematika Kelas XII 129


A. Pilihan Ganda Susunan password sebagai berikut.
Angka 1 Angka 2 Angka 3 Huruf 1 Huruf 2
1. Jawaban: e
Banyak pilihan merek HP adalah 18. 5 cara 5 cara 5 cara 5 cara 5 cara

Banyak pilihan warna HP adalah 4. Banyak password yang dapat dibuat


Banyak pilihan HP adalah 18 × 4 = 72. = 5 × 5 × 5 × 5 × 5 = 3.125
Jadi, banyak pilihan HP yang dapat dibeli Rani Jadi, terdapat 3.125 password yang dapat dibuat
adalah 72. Beni.
2. Jawaban: d 6. Jawaban: e
Banyak pilihan jalan dari rumah ke pasar adalah 4. Banyak pilihan siswa kelas X ada 5.
Banyak pilihan jalan dari pasar ke rumah adalah 4. Banyak pilihan siswa kelas XI ada 8.
Banyak pilihan jalan dari rumah ke pasar, lalu Banyak pilihan siswa kelas XII ada 6.
kembali lagi ke rumah adalah 4 × 4 = 16. Banyak pilihan ketua dari 3 siswa dalam tim kecil
Jadi, banyak pilihan jalan yang dapat dilalui Asti ada 3.
adalah 16. Banyak susunan tim kecil = 5 × 8 × 6 × 3 = 720.
3. Jawaban: d Jadi, susunan tim kecil yang mungkin terbentuk
Jenis alat tulis: sebanyak 720.
Buku tulis ada 9 pilihan. 7. Jawaban: d
Pensil ada 2 pilihan. Umbul-umbul terdiri atas 7 warna berbeda.
Penghapus ada 2 pilihan. Pemasangan umbul-umbul merupakan penyusun-
Bolpoin ada 10 pilihan. an yang memerhatikan urutan sehingga diselesai-
Penggaris ada 2 pilihan. kan dengan permutasi.
Banyak paket alat tulis berbeda yang dapat dibeli Banyak cara memasang 7 umbul-umbul
= 9 × 2 × 2 × 10 × 2 = 720 = 7P7
Jadi, Bunga dapat membeli 720 paket alat tulis = 7!
berbeda. =7×6×5×4×3×2×1
4. Jawaban: d = 5.040
Banyak pilihan tisu kering adalah 3 + 2 = 5. Jadi, terdapat 5.040 cara memasang umbul-umbul
Banyak pilihan tisu basah adalah 3. tersebut.
Banyak pilihan 1 tisu kering dan 1 tisu basah 8. Jawaban: b
adalah 5 × 3 = 15. Bilangan yang disusun dari beberapa angka
Jadi, banyak pilihan tisu yang dapat diambil Ti- merupakan permasalahan permutasi.
ara adalah 15. Permutasi dari angka-angka 2, 2, 3, 4, dan 4
merupakan permutasi dengan unsur yang sama,
5. Jawaban: a
yaitu ada dua angka 2 dan dua angka 4.
Angka ganjil ada 5 pilihan yaitu 1, 3, 5, 7, dan 9.
Banyak bilangan:
Huruf vokal ada 5 pilihan yaitu a, i, u, e, dan o.
5! 5× 4 ×3
Password berupa 3 angka ganjil diikuti 2 huruf P = 2! × 2! = 2 × 1 = 30
vokal.
Jadi, banyak bilangan yang dapat disusun adalah
30.

130 Penilaian Akhir Semester 2


9. Jawaban: e 12. Jawaban: a
Bilangan ratusan memiliki nilai tempat ratusan, Banyak segitiga yang dapat dibentuk sama dengan
puluhan, dan satuan. banyak kelompok tiga titik tanpa memperhatikan
Bilangan yang akan disusun ratusan genap urutan, maka banyak segitiga yang dapat dibentuk
sehingga nilai tempat satuan dapat diisi dengan merupakan permasalahan kombinasi.
angka 2, 4, atau 6. Dengan demikian, angka satuan Banyak segitiga = 10C3
dapat dipilih dengan 3 cara. 10!
Dua angka yang lain (ratusan dan puluhan) dapat = 3!× (10 − 3)!
dipilih dari 5 angka yang tersisa sehingga dua
10 × 9 × 8 × 7!
angka tersebut dapat dipilih dengan 5P2 cara. = 3 × 2 × 1 × 7!
Ratusan Puluhan Satuan
= 10 × 3 × 4

3 cara = 120
5P2 cara
Jadi, banyak segitiga yang dapat dibentuk adalah
Banyak bilangan yang dapat disusun 120.
= 5P2 × 3
13. Jawaban: a
5! 5 × 4 × 3!
= × 3= ×3 Soal nomor 1 sampai 4 harus dikerjakan sehingga
(5 − 2)! 3!
tersisa 8 soal. Dari 8 soal tersebut 4 soal harus
= 5 × 4 × 3 = 60 dikerjakan.
Jadi, terdapat 60 bilangan yang dapat disusun. Banyak komposisi soal yang mungkin dikerjakan
10. Jawaban: c = 8C4
Banyak cara duduk mengelilingi meja bundar 8 × 7 × 6 × 5 × 4!
merupakan permasalahan permutasi siklis. Ketiga = 4! × 4!
pengurus duduk dalam satu kelompok sehingga 2
dianggap satu unsur. 8 ×7× 6 ×5
=
Permutasi siklis dari 5 anggota dan sekelompok 4 × 3 × 2 ×1
pengurus adalah (6 – 1)! = 5! cara. = 2 × 7 × 5 = 70
Permutasi dari 3 pengurus dalam kelompok Jadi, banyak komposisi soal yang mungkin
pengurus adalah 3! cara. dikerjakan siswa ada 70 soal.
Banyak posisi duduk 14. Jawaban: d
= 5! × 3! Banyak cara memilih tidak memperhatikan
= (5 × 4 × 3 × 2 × 1) × (3 × 2 × 1) urutan, maka banyak cara memilih merupakan
= 120 × 6 = 720 permasalahan kombinasi.
Jadi, banyak posisi duduk yang mungkin adalah Banyak cara memilih 2 dari 6 laki-laki adalah 6C2.
720. Banyak cara memilih 2 dari 4 perempuan adalah
4C2.
11. Jawaban: c Banyak cara memilih 2 laki-laki dan 2 perempuan
Banyak jabat tangan sama dengan banyak adalah
pasangan orang tanpa memperhatikan urutan,
6! 4!
maka banyak jabat tangan merupakan permasalah- 6C2 × 4C2 = 2!× (6 − 2)! × 2!× (4 − 2)!
an kombinasi.
6 × 5 × 4! 4 × 3 × 2!
Banyak jabat tangan = 14C2 = 2 × 1 × 4! × 2 × 1 × 2!
14! = 15 × 6 = 90
= 2! × (14 − 2)!
Jadi, banyak cara memilih yang mungkin adalah
14 × 13 × 12! 90.
= 2 × 1 × 12!
15. Jawaban: b
= 7 × 13 Tujuh wisatawan naik becak secara berurutan.
= 91 Misalkan becak I dan becak II muat 2 orang, dan
Jadi, jabat tangan yang terjadi sebanyak 91 kali. becak III muat 3 orang.
Banyak cara 7 wisatawan naik becak I = 7C2.

Matematika Kelas XII 131


Sisa wisatawan setelah naik becak I = 7 – 2 = 17. Jawaban: e
5 orang. Banyak kartu = 52
Banyak cara 5 wisatawan naik becak II = 5C2. Pengambilan secara acak 3 kartu dari 52 kartu
Sisa wisatawan setelah naik becak II = 5 – 2 = bridge.
3 orang. n(S) = 52C3
Banyak cara 3 wisatawan naik becak III = 3C3. 52!
Banyak cara wisatawan naik becak = 3! × (52 − 3)!
= 7C2 × 5C2 × 3C3
52 × 51 × 50 × 49!
7! 5! 3! = 3 × 2 × 1 × 49!
= 2! × (7 − 2)! × 2! × (5 − 2)! × 3! × (3 − 3)!
= 52 × 17 × 25
3 2
7 × 6 × 5! 5 × 4 × 3! 3! = 22.100
= × × 3! × 1 Banyak kartu bergambar sekop = 13
2 × 1 × 5! 2 × 1 × 3!
=7×3×5×2×1 A = kejadian terambil 3 kartu sekop
= 210 n(A) = 13C3
Jadi, terdapat 210 cara yang dapat dilakukan
wisatawan untuk naik becak. =

16. Jawaban: b 13 × 12 × 11 × 10!


=
Hasil yang mungkin diperoleh pada pelemparan 3 × 2 × 1 × 10!
4 koin disajikan dalam diagram pohon berikut. = 13 × 2 × 11
Koin 4 = 286
Koin 3
A → AAAA n(A)
A P(A) = n(S)
Koin 2 G → AAAG
A A → AAGA 286
Koin 1 G G → AAGG = 22.100
A A → AGAA Jadi, peluang terambil 3 kartu bergambar sekop
A G → AGAG 286
G sebesar 22.100 .
A → AGGA
G G → AGGG 18. Jawaban: a
A → GAAA Banyak bola = 6 + 3 + 5 = 14
A G → GAAG Pengambilan 2 bola dari 14 bola.
A n(S) = 14C2
A → GAGA
G G → GAGG 14!
= 2! × (14 − 2)!
G A → GGAA
A G → GGAG 14 × 13 × 12!
= 2 × 1 × 12!
G A → GGGA
G = 7 × 13
G → GGGG
= 91
Banyak anggota ruang sampel = n(S) = 16 Misalkan:
B = kejadian muncul dua sisi gambar dan dua A = kejadian terambil 2 bola hijau dari 5 bola hijau
sisi angka n(A) = 5C2
= {AAGG, AGAG, AGGA, GAAG, GAGA,
GGAA} =
n(B) = 6
n(B) 6 3 5 × 4 × 3!
P(B) = n(S) = 16 = 8 = 2 × 1 × 3!
Jadi, peluang muncul dua sisi gambar dan dua = 10
3
sisi angka sebesar 8 .

132 Penilaian Akhir Semester 2


n(A) Misalkan:
P(A) = n(S) A = kejadian jabat tangan dengan masing-masing
10 orang tidak boleh berjabat tangan dengan
= 91 pasangannya sendiri
Peluang terambil tidak keduanya bola hijau: n(A) = 435 – 15 = 420
10 81 Peluang banyak jabat tangan yang terjadi dengan
P(A) = 1 – 91 = 91 masing-masing orang tidak boleh berjabat tangan
Jadi, peluang terambil tidak keduanya bola hijau dengan pasangannya sendiri adalah:
81 n(A) 420 28
sebesar 91 . P(A) = n(S) = 435 = 29
19. Jawaban: e Jadi, besar peluang banyak jabat tangan yang
Banyak titik sampel = n(S) = 62 = 216 28
terjadi adalah 29 .
Banyak percobaan = n = 72
Misalkan: 21. Jawaban: d
A = kejadian ketiga mata dadu sama Misalkan:
= {(1, 1, 1), (2, 2, 2), (3, 3, 3), (4, 4, 4),(5, 5, 5), A = kejadian Ali mengalahkan Badu dalam
(6, 6, 6)} permainan bulu tangkis
n(A) = 6 P(A) = 0,4
n(A) 6 1 A′ = kejadian Badu mengalahkan Ali dalam
P(A) = = 216 = 36
n(S) permainan bulu tangkis
Peluang tidak ketiga mata dadu sama: P(A′) = 1– 0,4 = 0,6
P(A′) = 1 – P(A) Fh(A′) = n × P(A′)
1 = 20 × 0,6
= 1 – 36 = 12
36 − 1 Jadi, kemungkinan Badu akan memenangkan
= 36 permainan sebanyak 12 kali.
35 22. Jawaban: d
= 36
Jumlah orang = 6 + 5 = 11
Frekuensi harapan tidak ketiga mata dadu sama: Pemilihan 4 orang dari 11 orang sebagai panitia.
Fh(A′) = P(A′) × n n(S) = 11C4
35
= 36 × 72 11!
= (11 − 4)! × 4!
= 70
Jadi, frekuensi harapan diperoleh hasil tidak 11 × 10 × 9 × 8 × 7!
ketiga mata dadu sama sebanyak 70 kali. = 7! × 4!
20. Jawaban: c 3
11 × 10 × 9 × 8
Banyak pasangan = 15 pasang = 30 orang =
4 × 3 × 2 ×1
Banyak jabat tangan: = 11 × 10 × 3
n(S) = 30C2 = 330
30! A = kejadian terpilih 2 wanita dan 2 pria
= (30 − 2)! × 2! n(A) = 5C2 × 6C2
5! 6!
30 × 29 × 28! = (5 − 2)! × 2! × (6 − 2)! × 2!
= 28! × 2!
15
30 × 29 5 × 2 4 × 3! 3
6 × 5 × 4!
= = 3! × 2 × 1 × 4! × 2 × 1
2 ×1
= 15 × 29 = 10 × 15
= 435 = 150

Matematika Kelas XII 133


n(A) 150 A = kejadian terambil 2 buku Sejarah dan 1 buku
P(A) = n(S) = 330 Matematika.
B = kejadian terpilih 1 wanita dan 3 pria n(A) = 5C2 × 6C1
n(B) = 5C1 × 6C3 5! 6!
= (5 − 2)! × 2! × (5 − 1)! × 1!
5! 6!
= (5 − 1)! × 1! × (6 − 3)! × 3!
5 × 4 × 3! 6 × 5!
= 3! × 2!
× 5! × 1!
5 × 4! 6 × 5 × 4 × 3!
= 4! × 1! × 3! × 3! 2
5× 4
= ×6
5 6 ×5×4 2 ×1
= × = 10 × 6 = 60
1 3 × 2 ×1
= 5 × 20 = 100 n(A) 60
P(A) = n(S) = 455
n(B) 100
P(B) = n(S) = 330 B = kejadian terambil 2 buku Sejarah dan 1 buku
C = kejadian terpilih 4 pria Fisika
n(C) = 6C4 n(B) = 5C2 × 4C1
5! 4!
6! = (5 − 2)! × 2! × (4 − 1)! × 1!
= (6 − 4)! × 4!

6 × 5 × 4! 5 × 4 × 3! 4 × 3!
= 2! × 4! = 3! × 2!
× 3! × 1!

3 5× 4
6 ×5 = 2 ×1 × 4
= = 15
2 ×1
= 10 × 4 = 40
n(C) 15
P(C) = n(S) = 330 n(B) 40
P(B) = n(S) = 455
Peluang terpilih paling banyak 2 wanita: C = kejadian terambil 3 buku Sejarah
P = P(A) + P(B) + P(C) n(C) = 5C3
150 100 15
= 330 + 330 + 330 5!
= (5 − 3)! × 3!
265 53
= 330 = 66 5 × 4 × 3!
= 2! × 3!
Jadi, peluang terpilih paling banyak 2 wanita
2
53 5× 4
sebesar 66 . =
2 ×1
= 10
23. Jawaban: b
Jumlah buku = 6 + 4 + 5 = 15 n(C) 10
P(C) = n(S) = 455
Dari 15 buku diambil 3 buku secara acak.
n(S) = 15C3 Peluang terambil paling sedikit 2 buku Sejarah:
P = P(A) + P(B) + P(C)
15!
= (15 − 3)! × 3! 60 40 10
= 455 + 455 + 455
15 × 14 × 13 × 12! 110
= 12! × 3! = 455
5
15 × 7 14 × 13 22
= = 91
3 × 2 ×1
= 5 × 7 × 13 = 455 Jadi, peluang terambil paling sedikit 2 buku
22
Sejarah sebesar 91 .

134 Penilaian Akhir Semester 2


24. Jawaban: d Peluang terambil kelereng merah:
n(S) = 36 n(M) 12 3
Misalkan: P(M) = n(S) = 28 = 7
A = kejadian muncul dua mata dadu berjumlah 6 Kelereng pertama yang telah diambil tidak
A = {(1, 5), (2, 4), (3, 3), (4, 2), (5, 1)} dikembalikan, maka pada pengambilan kedua
n(A) = 5 tersedia 10 kelereng biru dengan jumlah seluruh
B = kejadian muncul dua mata dadu berjumlah 10 kelereng 27.
B = {(4, 6), (5, 5), (6, 4)} Peluang terambil kelereng biru dengan syarat
n(B) = 3 terambil merah pada pengambilan pertama.
A ∩ B = ∅, sehingga:
n(B|M) 10
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) P(B|M) = n(S) − 1 = 27
n(A) n(B) Peluang terambil kelereng merah pada
= n(S) + n(S)
pengambilan pertama dan kelereng biru pada
5 3 pengambilan kedua:
= 36 + 36
P(M ∩ B) = P(M) P(B|M)
8 2 3 10
= 36 = 9 = × 27
7
Jadi, peluang muncul dua mata dadu berjumlah 6
10
2 = 63
atau 10 sebesar 9 .
Jadi, peluang terambil kelereng merah pada
25. Jawaban: d pengambilan pertama dan kelereng biru pada
1 10
Peluang terpilih kotak A = pengambilan kedua sebesar 63 .
2
Kotak A berisi 8 bola merah dan 7 bola putih 27. Jawaban: d
7 Jumlah peserta jalan sehat = 100
Peluang terpilih bola putih = 15 Hadiah mesin cuci diundi setelah hadiah kulkas.
× C = kejadian terpilih kotak I dan terpilih bola putih Pada pengundian kulkas, peluang Era mendapat-
1 7 7 1
P(C) = × 15 = 30 kan hadiah kulkas adalah 100 .
2
1 Peluang Era tidak mendapat hadiah kulkas adalah
Peluang terpilih kotak B = 1 99
2 1 – 100 = 100 .
Kotak B berisi 6 bola merah dan 9 bola putih
9 Selanjutnya Era mengikuti pengundian mesin cuci
Peluang terpilih bola putih = 15 1
dan peluang mendapatkannya 99 . Secara
D = kejadian terpilih kotak II dan terpilih bola
putih keseluruhan, peluang Era mendapat hadiah mesin
99 1 1
1 9 9 cuci adalah 100 × 99 = 100 .
P(D) = × 15 = 30
2
Jadi, pernyataan yang benar sesuai informasi di
Peluang bahwa terambil bola putih
atas adalah pernyataan pada pilihan d.
= P(C) + P(D)
7 9 16 28. Jawaban: a
= 30 + 30 = 30 Jumlah siswa = 36
16 Misalkan:
Jadi, peluang terambil bola putih sebesar 30 . A = himpunan siswa yang menyukai olahraga
26. Jawaban: d renang
Jumlah kelereng = 10 + 12 + 6 = 28 n(A) = 18
Pada pengambilan pertama tersedia 12 kelereng B = himpunan siswa yang menyukai olahraga
merah dengan jumlah seluruh kelereng 28. basket

Matematika Kelas XII 135


n(B) = 15 n(A) 6
(A ∪ B)′ = siswa yang tidak menyukai kedua- P(A) = n(S) = 56
duanya B = kejadian si kembar tidak diundang
n(A ∪ B)′ = 8 Jika si kembar tidak diundang maka Nadia
S = n(A ∪ B) + n(A ∪ B)′ mengundang 3 dari 6 temannya.
⇔ S = [n(A) + n(B) – n(A ∩ B)] + n(A ∪ B)′ n(B) = 6C3
⇔ 36 = [18 + 15 – n(A ∩ B)] + 8
6!
⇔ 36 = 33 – n(A ∩ B) + 8 = (6 − 3)! × 3!
⇔ 36 = 41 – n(A ∩ B)
n(A ∩ B) = 41 – 36 = 5 6 × 5 × 4 × 3!
= 3! × 3!
Diperoleh banyak siswa yang menyukai kedua-
duanya ada 5 siswa. 6 ×5×4
Dari 5 siswa tersebut akan dipilih dua siswa secara =
3 × 2 ×1
acak. = 20
K = kejadian terpilih 2 siswa dari 5 siswa n(B) 20
P(B) = n(S) = 56
5! 5 × 4 × 3!
n(K) = 5C2 = 2! × (5 − 2)! = 2 × 1 × 3! = 10 Peluang Nadia mengundang 3 dari 8 temannya
= P(A) + P(B)
n(S) = banyak cara memilih 2 siswa dari 36 siswa
6 20
n(S) = 36C2 = 56 + 56
36! 26 13
= 2! × (36 − 2)! = 56 = 28
36 × 35 × 34! Jadi, peluang keinginan Nadia terpenuhi sebesar
= 2 × 1 × 34! 13
28
.
= 18 × 35 = 630
n(K) 10 1 30. Jawaban: d
P(K) = n(S) = 630 = 63 Misalkan:
Jadi, peluang terpilih dua siswa menyukai olah- A = kejadian menembak dengan tepat
1 P(A) = 70% = 0,7
raga renang dan basket sebesar 63 .
P(A′) = 1 – P(A)
29. Jawaban: a = 1 – 0,7
n(S) = 8C3 = 0,3
Kemungkinan penembak menembak 3 kali
8!
= (8 − 3)! × 3! dengan 2 kali tepat sasaran:
K1 = kejadian tembakan ke-1 dan ke-2 tepat
8 × 7 × 6 × 5! sasaran, sedangkan tembakan ke-3 meleset
= 5! × 3! P(K1) = P(A) × P(A) × P(A′)
8×7× 6 = 0,7 × 0,7 × 0,3
= = 56 = 0,147
3 × 2 ×1
Misalkan: K2 = kejadian tembakan ke-1 dan ke-3 tepat
A = kejadian si kembar diundang sasaran, sedangkan tembakan ke-2 meleset
Jika si kembar diundang maka Nadia hanya P(K2) = P(A) × P(A′) × P(A)
mengundang 1 dari 6 temannya yang tersisa. = 0,7 × 0,3 × 0,7
n(A) = 6C1 = 0,147
6! K3 = kejadian tembakan ke-2 dan ke-3 tepat
= (6 − 1)! × 1! sasaran, sedangkan tembakan ke-1 meleset
P(K3) = P(A′) × P(A) × P(A)
6 × 5! = 0,3 × 0,7 × 0,7
= 5! × 1! = 6
= 0,147

136 Penilaian Akhir Semester 2


Peluang penembak menembak 3 kali dengan 2 kali 3. a. Menentukan banyak susunan dari enam anak
tepat sasaran duduk berjajar merupakan permasalahan
= P(K1) + P(K2) + P(K3) permutasi.
= 0,147 + 0,147 + 0,147 Banyak susunan = 6P6 = 6!
= 0,441 =6×5×4×3×2×1
Jadi, peluang 3 kali menembak dengan 2 kali tepat = 720
sasaran sebesar 0,441. Jadi, banyak susunan duduk adalah 720.
b. Menentukan banyak susunan duduk ber-
B. Uraian selang-seling antara laki-laki dan perempuan
merupakan permasalahan permutasi.
1. Bilangan ratusan terdiri atas tiga angka dengan
Banyak susunan jika ujung kiri laki-laki
nilai tempat dari depan berturut-turut ratusan,
adalah 3P3 × 3P3.
puluhan, dan satuan.
Banyak susunan jika ujung kiri perempuan
a. Bilangan terbesar diperoleh jika angka ratusan-
adalah 3P3 × 3P3.
nya terbesar yaitu 7.
Banyak susunan = 3P3 × 3P3 + 3P3 × 3P3
Oleh karena angka 7 telah digunakan, sehingga
= 3! × 3! + 3! × 3!
angka puluhan terbesar adalah 5.
=6×6+6×6
Oleh karena angka 7 dan 5 telah digunakan,
= 36 + 36
sehingga angka satuan terbesar adalah 4.
= 72
Jadi, bilangan terbesar adalah 754.
Jadi, banyak susunan duduk berselang-seling
b. Bilangan terkecil diperoleh jika angka ratusan-
antara laki-laki dan perempuan adalah 72.
nya terkecil yaitu 1.
Oleh karena angka 1 telah digunakan, sehingga 4. Susunan tanaman bunga sebagai berikut.
angka puluhan terkecil adalah 2. Mawar Krisan Krisan Mawar
Angka 1 dan 2 telah digunakan sehingga
tersisa 3, 4, 5, dan 7. Oleh karena bilangan Krisan Krisan
Kolam
yang diinginkan genap, sehingga angka Krisan Krisan
satuannya 4.
Jadi, bilangan genap terkecil adalah 124. Krisan Krisan Mawar
Mawar
c. Angka satuan pada bilangan ganjil adalah 1,
3, 5, atau 7 yaitu ada 4 pilihan. Banyak cara menanam tanaman bunga mawar
Angka ratusan dan puluhan berturut-turut = (4 – 1)!
mempunyai 5 pilihan dan 4 pilihan. Banyak cara menanam tanaman bunga krisan
Banyak bilangan = 4 × 5 × 4 = 80 = (8 – 1)!
Jadi, banyak bilangan ganjil ada 80. Banyak cara menanam tanaman bunga
d. Angka ratusan pada bilangan yang bernilai = (4 – 1)! × (8 – 1)!
lebih dari 400 adalah 4, 5, atau 7 yaitu ada 3 = 3! × 7!
pilihan. =3×2×1×7×6×5×4×3×2×1
Angka puluhan dan satuan berturut-turut = 30.240
mempunyai 5 pilihan dan 4 pilihan. Jadi, terdapat 30.240 cara yang dapat dilakukan
Banyak bilangan = 3 × 5 × 4 = 60 untuk menanam tanaman bunga tersebut.
Jadi, banyak bilangan bernilai lebih dari 400
5. Banyak pilihan selai ada 5 rasa.
ada 60.
Roti dibuat dengan isi selai maksimal 3 rasa
2. Kayu pendek ada 4 pilihan warna. sehingga kemungkinan roti diisi dengan selai
Kayu panjang ada 6 pilihan warna. 1 rasa, 2 rasa, atau 3 rasa.
Banyak variasi warna rak buku yang dapat dibuat Banyak cara membuat roti dengan selai 1 rasa
=4×6 = 5C1.
= 24 Banyak cara membuat roti dengan selai 2 rasa
Jadi, terdapat 24 variasi warna rak buku yang = 5C2.
dapat dibuat.

Matematika Kelas XII 137


Banyak cara membuat roti dengan selai 3 rasa 1
= 5C3. ⇔ 24 = n × 12
Banyak variasi roti dengan isi selai yang dapat ⇔ n = 24 × 12
dibuat = 5C1 + 5C2 + 5C3 ⇔ n = 288
5! 5! 5! Jadi, dua dadu dilambungkan sebanyak 288
= 1! × (5 − 1)! + 2! × (5 − 2)! + 3! × (5 − 3)! kali.
2 2
5 × 4! 5 × 4 × 3! 5 × 4 × 3! 7. Jumlah manik-manik = 20
= 1 × 4! + + Manik-manik biru =8
2 × 1 × 3! 3! × 2 × 1
=5+5×2+5×2 Manik-manik kuning = 7
= 5 + 10 + 10 = 25 Manik-manik merah = 5
Jadi, terdapat 25 variasi roti dengan isi selai yang a. Diambil 2 manik-manik dari 20 manik-manik
dapat pilih pembeli. yang tersedia.
n(S) = banyak cara mengambil 2 manik-
6. a. Sebuah dadu merah dan dadu putih di-
manik dari 20 manik-manik yang tersedia
lambungkan bersama-sama.
n(S) = 20C2
Ruang sampel dari pelambungan dua buah
dadu: 20!
= 2! × (20 − 2)!
Dadu Putih
1 2 3 4 5 6 20 × 19 × 18!
= 2 × 1 × 18!
1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6)
= 190
2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6)
Dadu Merah

Misalkan:
3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6)
A = kejadian terambil kedua manik-manik
4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6) bewarna merah
5 (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6) n(A) = banyak cara mengambil 2 manik-
6 (6, 1) (6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6) manik merah dari 5 manik-manik
merah
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), n(A) = 5C2
(1, 6), (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), 5!
(2, 6), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), = 2! × (5 − 2)!
(3, 6), (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5),
5 × 4 × 3!
(4, 6), (5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), = 2 × 1 × 3!
(5, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), = 10
(6, 6)}
n(A) 10 1
n(S) = 36 P(A) = n(S) = 190 = 19
b. Misalkan:
Jadi, peluang terambil kedua-duanya manik-
A = kejadian muncul jumlah kedua mata dadu
1
lebih besar dari 10 manik bewarna merah adalah 19 .
A = {(6, 5), (5, 6), (6, 6)} b. Misalkan:
n(A) = 3 B = kejadian terambil 1 manik-manik
n(A) 3 1 warna biru dan 1 manik-manik warna
P(A) = n(S) = 36 = 12
kuning
Jadi, peluang muncul jumlah kedua mata n(B) = banyak cara mengambil 1 dari 8
1 manik-manik biru dan 1 dari 7
dadu lebih besar dari 10 adalah 12 . manik-manik kuning.
n(B) = 8C1 × 7C1
c. Frekuensi harapan muncul jumlah kedua
mata dadu lebih besar dari 10 adalah 24 =8×7
Fh(A) = n × P(A) = 56

138 Penilaian Akhir Semester 2


n(B) 56 28 b. Misalkan:
P(B) = n(S) = 190 = 95 C = kejadian terambil bola genap kurang
Jadi, peluang terambil 1 manik-manik dari 9.
berwarna biru dan 1 manik-manik berwarna = {2, 4, 6, 8} → n(C) = 4
28 n(C) 4
kuning adalah 95 . P(C) = n(S) = 12
c. Pada pengambilan pertama terdapat 8 manik- B ∩ C = {2} → n(B ∩ C) = 1
manik warna biru dengan jumlah seluruh n(B ∩ C) 1
manik-manik 20. P(B ∩ C) = = 12
n(S)
Manik-manik yang telah diambil pada Peluang terambil bola bernomor prima atau
pengambilan pertama tidak dikembalikan genap kurang dari 9:
sehingga pada pengambilan kedua terdapat P(B ∪ C)= P(B) + P(C) – P(B ∩ C)
5 manik-manik merah dengan jumlah seluruh 5 4 1
manik-manik 19. = 12 + 12 – 12
P(B ∩ M) = P(B) × P(M|B)
8 2
n(B) n(M) = 12 = 3
= n(S)
× n(S) − 1 Jadi, peluang terambil bola bernomor prima
8 5 2
= 20 × 19 atau genap kurang dari 9 adalah 3 .
2
= 19 9. Misalkan:
Jadi, peluang terambil manik-manik biru dan A = kejadian Rama lulus ujian
65
merah secara berurutan jika diambil satu per satu P(A) = 0,65 = 100
2
tanpa pengembalian adalah 19 . A′ = kejadian Rama tidak lulus ujian
P(A′) = 1 – P(A)
8. a. n(S) = 12 65
Misalkan: = 1 – 100
A = kejadian terambil bola bernomor ganjil 35
= 100
= {1, 3, 5, 7, 9, 11} → n(A) = 6
n(A) 6 B = kejadian Sinta lulus ujian
P(A) = n(S) = 12 8
P(B) = 0,8 = 10
B = kejadian terambil bola bernomor prima
= {2, 3, 5, 7, 11} B′ = kejadian Sinta tidak lulus ujian
P(B′) = 1 – P(B)
n(B) 5
P(B) = n(S) = 12 8
= 1 – 10
A ∩ B = {3, 5, 7, 11} → n(A ∩ B) = 4 2
= 10
n(A ∩ B) 4
P(A ∩ B) = n(S)
= 12 a. Peluang Rama lulus ujian, tetapi Sinta tidak
Peluang terambil bola bernomor ganjil atau lulus ujian
prima: = P(A) × P(B′)
65 2
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) = 100 × 10
6 5 4
= 12 + 12 – 12 130
= 1.000
7
= 12 = 0,13
Jadi, peluang terambil bola bernomor ganjil Jadi, peluang Rama lulus ujian, tetapi Sinta
7 tidak lulus ujian adalah 0,13.
atau prima adalah 12 .

Matematika Kelas XII 139


b. Peluang Rama tidak lulus ujian, tetapi Shinta n(A) = 3C2 × 4C2
lulus ujian 3! 4!
= P(A′) × P(B) = n! × (3 − 2)! × 2! × (4 − 2)!
35 8
= 100 × 10 3 × 2! 4 × 3 × 2!
= 2! × 1! × 2 × 1 × 2!
280
= 1.000 =3×6
= 0,28 = 18
Jadi, peluang Rama tidak lulus ujian, tetapi n(A) 18
Sinta lulus ujian adalah 0,28. P(A) = n(S) = 35
c. Peluang keduanya tidak lulus ujian B = kejadian terpilihnya 1 siswa kelas X dan
= P(A′) × P(B′) 3 siswa kelas XI
35 2 n(B) = 3C1 × 4C3
= 100 × 10 =3×4
70 = 12
= 1.000
n(B) 12
= 0,07 P(B) = n(S) = 35
Jadi, peluang keduanya tidak lulus ujian C = kejadian terpilihnya 4 siswa kelas XI
adalah 0,07. n(C) = 4C4
10. Banyak siswa kelas X = 3 =1
Banyak siswa kelas XI = 4 n(C) 1
Jumlah siswa = 3 + 4 = 7 P(C) = n(S) = 35
Satu tim terdiri dari 4 orang, maka akan dipilih 4 Peluang terbentuk paling banyak 2 siswa kelas X
siswa dari 7 siswa. dalam tim tersebut
n(S) = 7C4 = P(A) + P(B) + P(C)
7! 18 12 1
= 4! × (7 − 4)! = 35 + 35 + 35
7 × 6 × 5 × 4! 31
= 3 × 2 × 1 × 4! = 35
= 35 Jadi, peluang terbentuk paling banyak ada 2 siswa
Misalkan:
31
A = kejadian terpilihnya 2 siswa kelas X dan kelas X dalam tim adalah 35 .
2 siswa kelas XI

140 Penilaian Akhir Semester 2


A. Pilihan Ganda Dengan demikian:
α2 + β2 = (α + β)2 – 2αβ
1. Jawaban: b = 42 – 2(1)
g(x) = x2 + x + 2 dan (f D g)(x) = 2x2 + 2x + 1 = 16 – 2
(f D g)(x) = 2x2 + 2x + 1 = 14
⇔ f(g(x)) = 2x2 + 2x + 1 Jadi, hasil α2 + β2 adalah 14.
⇔ f(x + x + 2) = 2x2 + 2x + 1
2
4. Jawaban: a
⇔ f(x2 + x + 2) = 2x2 + 2x + 4 – 3 Pada persamaan kuadrat x 2 – 6x + 3 = 0
⇔ f(x2 + x + 2) = 2(x2 + x + 2) – 3 diketahui a = 1, b = –6, dan c = 3.
Misalkan t = x2 + x + 2, persamaan fungsi menjadi: Akar-akar persamaan kuadrat x2 – 6x + 3 = 0
f(t) = 2t – 3 adalah p dan q maka:
⇔ f(x) = 2x – 3 b −6
Jadi, bentuk fungsi f(x) adalah f(x) = 2x – 3. p+q=–a =– 1 =6

2. Jawaban: c c 3
pq = a = 1 = 3
Menentukan invers f(x). Misalkan y = f(x) maka:
3x − 1 Persamaan kuadrat baru yang dicari akar-akarnya
y= 2x + 1 1 1
dan q .
⇔ y(2x + 1) = 3x – 1 p
⇔ 2xy + y = 3x – 1 1 1 q p p+q 6
+ q = pq + pq = pq = 3 = 2
⇔ 2xy – 3x = –y – 1 p
⇔ x(2y – 3) = –y – 1 1 1 1 1
× q = pq = 3
−y − 1 p
⇔ x = 2y − 3 Persamaan kuadrat baru:
y +1 1 1 1 1
⇔ x = 3 − 2y x2 – ( p + q )x + ( p × q ) = 0
1
y +1 ⇔ x2 – 2x + 3 = 0
⇔ f –1(y) = 3 − 2y
⇔ 3x2 – 6x + 1 = 0
x +1 Jadi, persamaan kuadrat barunya adalah 3x2 – 6x
⇔ f –1(x) = 3 − 2x
+ 1 = 0.
x +1 3
Jadi, bentuk f –1(x) adalah 3 − 2x ; x ≠ . 5. Jawaban: c
2
Pada fungsi kuadrat f(x) = –x2 + 2x + 6 diketahui
3. Jawaban: b a = –1, b = 2, dan c = 6.
Pada persamaan kuadrat –x2 + 4x – 1 = 0 diketahui Koordinat titik puncak (xP, yP) dengan:
a = –1, b = 4, dan c = –1. b 2 2
Akar-akar persamaan kuadrat –x2 + 4x – 1 = 0 xP = – = – 2( −1) = – =1
2a −2
adalah α dan β maka: yP = f(1) = –(1)2 + 2(1) + 6 = –1 + 2 + 6 = 7
b 4 c −1
α+β= –a = – −1 = 4 dan αβ = = =1 Jadi, koordinat titik puncaknya (1, 7).
a −1

Matematika Kelas XII 141


6. Jawaban: d 1
Substitusikan p = ke dalam persamaan (1).
y = mx2 – 6x + 2m + 7 2
Diperoleh a = m, b = –6, c = 2m + 7 2p + 5q = 2
Syarat grafik fungsi kuadrat menyinggung sumbu X 1
⇔ 2× + 5q = 2
apabila D = 0. 2
D=0 ⇔ 1 + 5q = 2
⇔ b2 – 4ac = 0 ⇔ 5q = 1
⇔ (–6) – 4 × m × (2m + 7) = 0
2
1
⇔ 36 – 4m(2m + 7) = 0 ⇔ q= 5
⇔ 36 – 8m2 – 28m = 0
1
⇔ 9 – 2m2 – 7m = 0 p= x
⇔ 2m2 + 7m – 9 = 0
1 1
⇔ (2m + 9)(m – 1) = 0 ⇔ = x
2
9
⇔ m = – 2 atau m = 1 ⇔ x=2
9 1
Jadi, nilai m adalah – 2 atau 1. q= y
1 1
7. Jawaban: e ⇔ 5 = y
Cara membuat skesta grafik f(x) = x2 – 4x + 3.
Pada f(x) = x2 – 4x + 3 diketahui a = 1, b = –4, ⇔ y=5
dan c = 3. y – 2x = 5 – 2 × 2 = 1
a. Bentuk kurva Jadi, nilai y – 2x = 1.
Nilai a = 1 > 0 maka bentuk kurva menghadap 9. Jawaban: b
ke atas. (i) Persamaan garis melalui titik (9, 0) dan (0, 4)
b. Titik puncak (xP, yP) adalah 4x + 9y = 36.
b −4 −4 Ambil titik yang terletak di daerah penyelesaian,
xP = – = – 2(1) = – =2 misalnya titik (1, 4).
2a 2
yP = (2)2 – 4(2) + 3 = 4 – 8 + 3 = –1 Ujikan titik (1, 4) ke dalam persamaan
Titik puncaknya (2, –1) 4x + 9y = 36.
c. Titik potong terhadap sumbu Y 4 × 1 + 9 × 4 = 40 ≥ 36
y = f(0) = (0)2 – 4(0) + 3 = 3 Diperoleh pertidaksamaan 4x + 9y ≥ 36.
Titik potongnya (0, 3) (ii) Persamaan garis melalui titik (8, 0) dan (0, 5)
Jadi, sketsa grafik fungsi ada pada pilihan e. adalah 5x + 8y = 40.
Ambil titik yang terletak di daerah penyelesaian,
8. Jawaban: c misalnya titik (1, 4).
1 Ujikan titik (1, 4) ke dalam persamaan
Misalkan: p = x
5x + 8y = 40.
1 5 × 1 + 8 × 4 = 37 ≤ 40
q= y
Diperoleh pertidaksamaan 5x + 8y ≤ 40.
Sistem persamaan tersebut dapat ditulis menjadi
(iii) Daerah yang diarsir terletak pada dan di
SPLDV berikut.
kanan sumbu Y sehingga pertidaksamaannya
2p + 5q = 2 . . . (1)
adalah x ≥ 0
4p – 5q = 1 . . . (2)
Jadi, sistem pertidaksamaan yang mempunyai
Eliminasi q dari kedua persamaan.
grafik daerah penyelesaian di atas adalah
2p + 5q = 2
4x + 9y ≥ 36, 5x + 8y ≤ 40, dan x ≥ 0.
4p – 5q = 1
–––––––––– +
6p = 3
1
⇔ p=
2

142 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


10. Jawaban: b Diperoleh sistem pertidaksamaan berikut.
Daerah penyelesaian dari pertidaksamaan sebagai x + 2y ≥ 8 . . . (1)
berikut. x + 6y ≥ 12 . . . (2)
Y x + 3y ≥ 9 . . . (3)
36x + 9y = 324
Fungsi objektif: meminimumkan f(x, y) = 7.000x
+ 15.000y
36
Daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan di
4x + 2y = 40 atas sebagai berikut.
Y
20 C

B
4
DP B 3
A 2 C
0 9 X A
0 X
8 9 12
Titik pojok DP adalah A(9, 0), B, dan C(0, 20). Dari gambar tersebut disimpulkan bahwa ketiga
Titik B merupakan perpotongan antara garis garis berpotongan di satu titik. Dengan demikian,
4x + 2y = 40 dan 36x + 9y = 324. cukup dicari titik potong antara garis x + 2y = 8
Koordinat titik B dicari dengan cara berikut. dan x + 6y = 12 saja.
4x + 2y = 40 × 9 36x + 18y = 360 x + 2y = 8
36x + 9y = 324 × 1 36x + 9y = 324 x + 6y = 12
–––––––––––––– – ––––––––––– –
–4y = –4
9y = 36
⇔ y=1
⇔ y=4
y = 1 sehingga:
Substitusikan y = 4 ke dalam persamaan 4x + 2y = 40.
x + 2y = 8
4x + 2y = 40
⇔ x+2=8
⇔ 4x + 2 × 4 = 40
⇔ x=6
⇔ 4x + 8 = 40
Diperoleh titik potong (6, 1).
⇔ 4x = 32
Uji titik-titik pojok ke dalam fungsi f(x, y) =
⇔ x=8
7.000x + 15.000y.
Diperoleh koordinat titik B(8, 4).
Uji titik pojok ke fungsi objektif f(x, y) = 6x + 2y. Titik Pojok f(x, y) = 7.000x + 15.000y
A(12, 0) 7.000 × 12 + 15.000 × 0 = 84.000
Titik Pojok f(x, y) = 6x + 2y B(0, 4) 7.000 × 0 + 15.000 × 4 = 60.000
O(0, 0) 6×0+2×0=0 C(6, 1) 7.000 × 6 + 15.000 × 1 = 57.000
A(9, 0) 6 × 9 + 2 × 0 = 54
B(8, 4) 6 × 8 + 2 × 4 = 56 Nilai paling kecil adalah Rp57.000,00.
C(0, 20) 6 × 0 + 2 × 20 = 40 Jadi, biaya minimum yang harus dikeluarkan Pak
Diperoleh nilai maksimum 56. Rifan adalah Rp57.000,00.
Jadi, nilai maksimum fungsi objektif tersebut 12. Jawaban: c
adalah 56.
⎛ y −4 ⎞ ⎛ y 0⎞
11. Jawaban: e B= ⎜ ⎟ maka BT = ⎜ −4 x ⎟
Misalkan: x = berat pakan jenis A ⎝0 x ⎠ ⎝ ⎠
y = berat pakan jenis B 2A – BT = C
Dari permasalahan tersebut diperoleh hubungan ⎛ 5x − 2 3 ⎞ ⎛ y 0 ⎞ ⎛ 13 6 ⎞
berikut. ⇔ 2⎜
2y ⎟⎠ ⎜⎝ −4 x ⎟⎠ ⎜⎝ 12 10 ⎟⎠
– =
⎝ 4
Jenis Pakan Protein Karbohidrat Lemak Harga

A 1x 1x 1x 7.000x ⎛ 10x − 4 6 ⎞ ⎛ y 0 ⎞ ⎛ 13 6 ⎞
⇔ ⎜ 8 4y ⎟⎠ ⎜⎝ −4 x ⎟⎠ ⎜⎝ 12 10 ⎟⎠
B 2y 6y 3y 15.000y – =
Batasan 8 12 9 ⎝

Matematika Kelas XII 143


Jadi, persamaan matriks yang sesuai dengan
⎛ 10x − 4 − y 6 ⎞ ⎛ 13 6 ⎞
⇔ ⎜ ⎛x⎞
4y − x ⎟⎠ ⎜⎝ 12 10 ⎟⎠
=
⎝ 12 permasalahan tersebut adalah ⎜ y⎟ =
⎝ ⎠
Dari kesamaan matriks diperoleh: 1 ⎛ −2 3 ⎞ ⎛ 27.500 ⎞
10x – 4 – y = 13 ⇔ 10x – y = 17 . . . (1) ⎜ −5 ⎟⎠ ⎜⎝ 21.000 ⎟⎠
.
2 ⎝ 4
4y – x = 10 ⇔ –x + 4y = 10 . . . (2)
14. Jawaban: d
Eliminasi y dari persamaan (1) dan (2).
CA = B
10x – y = 17 × 4 40x – 4y = 68
C = BA–1
–x + 4y = 10 × 1 –x + 4y = 10
C–1 = (BA–1)–1 = AB–1
––––––––––––– +
39x = 78 ⎛4 2 ⎞ 1 ⎛ 1 3⎞
⇔ x=2 =⎜ ⎟ × 11 ⎜ ⎟
⎝ 3 –4 ⎠ ⎝ –2 5 ⎠
Substitusikan x = 2 ke dalam persamaan (2).
4y – x = 10 ⇒ 4y – 2 = 10 1 ⎛4 2 ⎞ ⎛ 1 3⎞
⇔ 4y = 12 = 11 ⎜ ⎟ ⎜ –2 5 ⎟
⎝ 3 –4 ⎠ ⎝ ⎠
⇔ y=3
x – 2y = 2 – 2 × 3 = 2 – 6 = –4
1 ⎛0 22 ⎞
Jadi, nilai x – 2y adalah –4. = 11 ⎜ ⎟
⎝ 11 –11⎠
13. Jawaban: e
Diketahui x = harga sebuah buku tulis dan y = ⎛0 2 ⎞
harga sebuah bolpoin. =⎜ ⎟
⎝ 1 –1⎠
Harga 5 buku tulis dan 3 bolpoin di toko Murah
dengan membayar Rp27.500,00 dapat dimodel- ⎛0 2 ⎞
kan: 5x + 3y = 27.500. Jadi, invers matriks C adalah C–1 = ⎜ ⎟.
⎝ 1 –1⎠
Harga 4 buku tulis dan 2 bolpoin di toko Murah
dengan membayar Rp21.000,00 dapat dimodel- 15. Jawaban: b
kan: 4x + 2y = 21.000 Diketahui deret aritmetika dengan S16 = 1.000
Diperoleh SPDLV: dan U11 = 50.
5x + 3y = 27.500 ⇔ 5 × x + 3 × y = 27.500 Rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika:
4x + 2y = 21.000 ⇔ 4 × x + 2 × y = 21.000 n
SPLDV di atas dapat dinyatakan ke bentuk Sn = 2 (2a + (n – 1)b)
persamaan matriks: S16 = 1.000
⎛ 5 3⎞ ⎛ x ⎞ ⎛ 27.500 ⎞ 16
⎜ 4 2 ⎟ ⎜ y ⎟ = ⎜ 21.000 ⎟ ⇔ 2
(2a + (16 – 1)b) = 1.000
⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠
−1 −1
⇔ 8 × (2a + 15b) = 1.000
⎛ 5 3⎞ ⎛ 5 3⎞ ⎛ x ⎞ ⎛ 5 3 ⎞ ⎛ 27.500 ⎞ ⇔ 2a + 15b = 125 . . . (1)
⇔ ⎜ ⎟ ⎜4 2⎟ ⎜ y⎟ = ⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎝4 2⎠ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ 4 2 ⎠ ⎝ 21.000 ⎠ Rumus suku ke-n deret aritmetika:
Un = a + (n – 1)b
−1
⎛x⎞ ⎛ 5 3⎞ ⎛ 27.500 ⎞ U11 = 50
⇔ ⎜ y⎟ = ⎜ ⎟ ⎜ 21.000 ⎟
⎝ ⎠ ⎝4 2⎠ ⎝ ⎠ ⇔ a + 10b = 50 . . . (2)
Eliminasi a dari persamaan (1) dan (2).
⎛x⎞ 1 ⎛ 2 −3 ⎞ ⎛ 27.500 ⎞ 2a + 15b = 125 × 1 2a + 15b = 125
⇔ ⎜ y ⎟ = 5 × 2 − ( −3) × ( −4) ⎜ −4 5 ⎟⎠ ⎜ 21.000 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎝ ⎠ a + 10b = 50 ×2 2a + 20b = 100
–––––––––––––– –
⎛x⎞ 1 ⎛ 2 −3 ⎞ ⎛ 27.500 ⎞
⇔ ⎜ y⎟ = ⎜ –5b = 25
⎝ ⎠ −2 ⎝ −4 5 ⎟⎠ ⎜ 21.000 ⎟
⎝ ⎠
25
⇔ b = −5 = –5
⎛x⎞ 1 ⎛ −2 3 ⎞ ⎛ 27.500 ⎞
⇔ ⎜ y⎟ = ⎜ 4 −5 ⎟⎠ ⎜⎝ 21.000 ⎟⎠
⎝ ⎠ 2 ⎝

144 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


Substitusikan b = –5 ke dalam persamaan (2). 6
60.000 + 3.000n = × (100.000 + 2.000n)
a + 10b = 50 5
⇔ a + 10 × (–5) = 50 ⇔ 60.000 + 3.000n = 120.000 + 2.400n
⇔ a + (–50) = 50 ⇔ 3.000n – 2.400n = 120.000 – 60.000
⇔ a = 50 + 50 ⇔ 600n = 60.000
⇔ a = 100 60.000
⇔ n= = 100
Suku ke-50 deret aritmetika: 600
Un = a + (n – 1)b Besar sumbangan Farel:
U50 = a + 49b S1 = 60.000 + 3.000n
= 100 + 49 × (–5) = 60.000 + 3.000 × 100
= 100 – 245 = 60.000 + 300.000
= –145 = 360.000
Jadi, suku ke-50 deret tersebut adalah –145. Jadi, besar sumbangan Farel adalah Rp360.000,00.

16. Jawaban: e 18. Jawaban: c


Suku ke-n barisan geometri: Un = arn – 1 lim 2x 2 + 7x + 3 2( −3)2 + 7 × ( −3) + 3
U4 = –24 ⇔ ar3 = –24 . . . (1) x → −3 3x 2 + 7x − 6
= 3( −3)2 + 7 × ( −3) − 6
U7 = 192 ⇔ ar6 = 192 . . . (2)
18 + ( −21) + 3
Eliminasi a dari persamaan (1) dan (2): = 27 − 21 − 6
U7 192 ar 6 192 0
U4 = ⇔ = = 0 (limit tak tentu)
−24 ar 3 −24
⇔ r6 – 3
= –8 Diselesaikan dengan cara mengeliminasi faktor
⇔ r3 = –8 yang sama dari pembilang dan penyebut:
⇔ r = –2 lim 2x 2 + 7x + 3 (2x + 1)(x + 3)
Substitusikan r = –2 ke dalam persamaan (1). x → −3 3x 2 + 7x − 6 = x lim
→ −3 (3x − 2)(x + 3)
ar3 = –24
2x + 1
⇔ a × (–2)3 = –24 = x lim
→ −3 3x − 2
⇔ a × (–8) = –24
⇔ a=3 2 × ( −3) + 1
= 3 × ( −3) − 2
Diperoleh a = 3 dan r = –2.
Nilai suku ke-12: −6 + 1
U12 = ar11 = −9 − 2
= 3 × (–2)11
−5
= 3 × (–2.048) = −11
= –6.144
Jadi, nilai suku ke-12 barisan tersebut adalah 5
= 11
–6.144.
2x 2 + 7x + 3 5
17. Jawaban: c Jadi, nilai lim 2 = 11 .
Misalkan n = lama waktu (hari) Farel dan Kino x → −3 3x + 7x − 6

mengumpulkan uang sumbangan 19. Jawaban: c


Besar sumbangan Farel:
S1 = 60.000 + 3.000n lim ( 4x 2 − 16x − 3 − 2x − 1)
x → ∞
Besar sumbangan Kino:
S2 = 100.000 + 2.000n = lim ( 4x 2 − 16x − 3 − (2x + 1))
6 x → ∞
Sumbangan Farel kali dari sumbungan Kino
5
= lim ( 4x 2 − 16x − 3) – lim (2x + 1)
sehingga berlaku: x → ∞ x → ∞
6 =∞–∞
S1 = S2
5

Matematika Kelas XII 145


Misalnya L = nilai limit
Bentuk sekawan dari ( 4x 2 − 16x − 3 − (2x + 1))
b−q −16 − 4 −20
2 L= = = = –5
adalah ( 4x − 16x − 3 + (2x + 1)) . 2 a 2 4 4

Menentukan nilai limit fungsi menuju ke tak Jadi, nilai lim ( 4x 2 − 16x − 3 − 2x − 1) = –5.
x → ∞
hingga:
lim ( 4x 2 − 16x − 3 − 2x − 1) 20. Jawaban: a
x → ∞ 2x − 3
g(x) = 4x + 1
2
= lim ( 4x − 16x − 3 − (2x + 1)) u(x)
x → ∞ Fungsi g dapat dituliskan g(x) = v(x) dengan
4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1) u(x) = 2x – 3 dan v(x) = 4x + 1.
× 2
4x − 16x − 3+ (2x + 1) Turunan u(x) = 2x – 3 adalah u′(x) = 2.
Turunan v(x) = 4x + 1 adalah v′(x) = 4.
( 4x 2 − 16x − 3) 2 − (2x + 1)2 Diperoleh:
= lim ← Ingat (a + b)(a – b) = a2 – b2
x → ∞ ( 4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1))
u ′(x) × v(x) − u(x) × v ′(x)
g′(x) = (v(x))2
(4x 2 − 16x − 3) − (4x 2 + 4x + 1)
= lim
x → ∞ ( 4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1)) 2 × (4x + 1) − (2x − 3) × 4
= (4x + 1) 2
2 2
4x − 16x − 3 − 4x − 4x − 1
= lim 8x + 2 − 8x + 12
x → ∞ ( 4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1)) = (4x + 1) 2
1 14
−20x − 4 x = (4x + 1)2
= lim × 1
x → ∞ ( 4x 2 − 16x − 3 + (2x + 1))
x
Jadi, turunan pertama fungsi g(x) adalah g′(x) =
−20 − 4 × 1 14
x
(4x + 1) 2
.
= lim
x → ∞ 1 1 1 1
4x 2 × − 16x × − 3× + (2 + 1 × ) 21. Jawaban: e
x2 x 2
x 2 x
f(x) = x2 + 4x – 5
−20 − 4× lim
1 Turunan fungsi f(x):
x →∞ x f′(x) = 2x + 4
= 1 1 1
4 − 16x × lim 2 − 3× lim 2 + (2 + 1× lim ) Garis y = 2x – 4 bergradien 2. Oleh karena garis
x →∞x x →∞x x →∞x
singgung sejajar garis tersebut, maka gradien garis
−20 − 4 × 0 singgung adalah m = 2.
= 4 − 16x × 0 − 3 × 0 + (2 + 1× 0) m = f′(x) ⇔ 2 = 2x + 4
⇔ –2x = 2
−20
= = –5 ⇔ x = –1
4 +2
f(–1) = (–1)2 + 4 × (–1) – 5
Alternatif penyelesaian = 1 – 4 – 5 = –8
lim ( 4x 2 − 16x − 3 − 2x − 1) Garis singgung melalui titik (–1, –8) dan ber-
x → ∞ gradien m = 2.
Persamaan garis singgung:
⇔ lim 4x 2 − 16x − 3 − (2x + 1)2 y – y1 = m(x – x1)
x → ∞
⇔ y – (–8) = 2(x – (–1))
⇔ lim 4x 2 − 16x − 3 − 4x 2 + 3x + 1 ⇔ y + 8 = 2(x + 1)
x → ∞ ⇔ y + 8 = 2x + 2
Diketahui a = p = 4, b = –16, dan q = 4. ⇔ y = 2x – 6
Jadi, persamaan garis singgungnya y = 2x – 6.

146 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


22. Jawaban: d sisi depan sudut 6
tan α = – sisi samping sudut = – =– 2
∫(6 x – 2x3) dx 3
1 Jadi, nilai tan α = – 2 .
= ∫( 6x 2 – 2x3) dx
25. Jawaban: d
1
1 +1 1 4
=6× 1
x2 –2× x +C 2 sin x + 3 =0
2
+1 4
⇔ 2 sin x = – 3
2 23 1 4
1
=6× x – 2
x +C ⇔ sin x = – 3
3 2
1 Sinus bernilai negatif pada kuadran III dan
= 4x x – 2 x4 + C
kuadran IV.
1 1
Jadi, hasil ∫(6 x – 2x3) dx = 4x x – 2 x4 + C. sin x = 3 dipenuhi oleh x = 60° di kuadran I.
2
23. Jawaban: c Nilai x di kuadran III yang memenuhi:
c x = 180° + 60° = 240°
∫ (4x − 5) dx = 15 Nilai x di kuadran IV yang memenuhi:
1 x = 360° – 60° = 300°
c Jadi, himpunan penyelesaiannya {240°, 300°}.
⎡ 4 × 1 x 2 − 5x ⎤
⇔ ⎢⎣ 2 ⎥⎦1 = 15 26. Jawaban: e
Grafik fungsi trigonometri y = f(x) bernilai mini-
c
⇔ ⎡ 2x 2 − 5x ⎤ = 15 mum di x = 0° maka fungsi f(x) merupakan fungsi
⎣ ⎦1 kosinus negatif:
⇔ 2
(2c – 5c) – (2 – 5) = 15 f(x) = a – b cos k(x + α)
⇔ 2c2 – 5c + 3 = 15 Nilai maksimum grafik fungsi f(x) adalah 3 dan
⇔ 2c2 – 5c – 12 = 0 nilai minimumnya –3 maka a = 0 dan b = 3.
⇔ (2c + 3)(c – 4) = 0 Periode grafik fungsi f(x) adalah 180°, maka k =
3 360 : 180° = 2.
⇔ c=– atau c = 4
2 Grafik fungsi kosinus tidak digeser ke kanan
Nilai c yang memenuhi syarat c > 1 adalah c = 4. maupun ke kiri sehingga α = 0.
Jadi, nilai c = 4. Diperoleh:
24. Jawaban: d f(x) = 0 – 3 cos 2(x – 0°) = –3 cos 2x
1 6 sisi depan sudut Jadi, rumus dari grafik fungsi f(x) = –3 cos 2x.
sin α = 3 6 = = .
3 sisi miring 27. Jawaban: a
Panjang sisi depan sudut α adalah 6 satuan dan Perhatikan gambar berikut.
panjang sisi miring segitiga siku-siku adalah 3 H G H G
satuan. Segitiga siku-siku yang dimaksud
E F E F
digambarkan sebagai berikut.
K K
Panjang sisi samping sudut:
D C D C
( 6)
2 2
x= 3 − 6 3
A B A B
(1) (2)
= 9−6 α
x H G H G
= 3 satuan
E E
α merupakan sudut tumpul berarti α di kuadran F F
K K
II. Diperoleh:
D C D C

A B A B
(3) (4)

Matematika Kelas XII 147


Pada gambar (1) terlihat titik K pada garis BH 1 1
dan garis BH pada bidang BDHF sehingga titik × OK × KA = × OA × KB
2 2
K pada bidang BDHF. Dengan demikian, ⇔ OK × KA = OA × KB
pernyataan (1) benar. OK × KA
Pada gambar (2) terlihat titik K pada garis AG ⇔ KB = OA
dan garis AG pada bidang ABGH sehingga titik 2
6 × 3 5
K pada bidang ABGH. Dengan demikian, ⇔ KB = 9
pernyataan (2) benar.
Pada gambar (3) terlihat titik K pada garis CE ⇔ KB = 2 5
dan garis CE pada bidang BCHE sehingga titik Jadi, jarak dari titik K ke garis OA adalah 2 5 cm.
K pada bidang BCHE. Dengan demikian,
pernyataan (3) salah. 29. Jawaban: b
Pada gambar (4) terlihat titik K pada garis CE Juring SD dan TK berupa setengah lingkaran
dan garis CE pada bidang ACGE sehingga titik sehingga persentase juring SD dan TK adalah
K pada bidang ACGE. Dengan demikian, per- 50%.
nyataan (4) salah. Persentase juring SD = 50% – 20%
Jadi, pernyataan yang benar adalah (1) dan (2). = 30%
Gabungan juring SMA dan SMK berupa
28. Jawaban: a seperempat lingkaran sehingga jumlah persentase
Perhatikan berikut. juring SMA dan SMK adalah 25%.
R Q Persentase juring SMK = 25% – 15%
O
P
= 10%
B 6 cm Persentase juring SMK Banyak SMK
N Persentase juring SD = Banyak SD
A M
K 6 cm 10% n
12 cm L ⇔ 30%
= 180
Jarak dari titik K ke garis OA = KB 10%
⇔ n = 30% × 180
KM = KL2 + LM 2
1
2 2
⇔ n = 3 × 180
= 12 + 6
⇔ n = 60
= 144 + 36 Jadi, banyak SMK ada 60.

= 180 30. Jawaban: e


Pada histogram, kelas modus berada pada kelas
= 6 5 cm interval yang memiliki batang tertinggi.
Titik A di tengah-tengah ruas garis KM sehingga: Dari gambar terlihat batang tertinggi memiliki tepi
panjang KA = AM =
1
KM =
1
× 6 5 = 3 5 cm bawah 29,5 dan tepi atas 34,5 sehingga diperoleh:
2 2 Lo = 29,5
ΔKAO siku-siku di K. Frekuensi kelas modus = 11
OA2 = OK2 + KA2 Frekuensi sebelum kelas modus = 7
= 62 + (3 5 )2 Frekuensi setelah kelas modus = 10
= 36 + 9 × 5 d1 = 11 – 7 = 4
= 36 + 45 d2 = 11 – 10 = 1
= 81 p = 34,5 – 29,5 = 5
OA = 81 = 9 cm
Luas ΔKAO dapat dihitung menggunakan rumus
1 1
× OK × KA atau × OA × KB sehingga
2 2
diperoleh:

148 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


Modus: 32. Jawaban: d
4×3+ 5×5+ 6 + 7

1 d ⎞ x i = Σx i = 50
= 10 = 5
Mo = Lo + ⎜ d + d ⎟ × p n 3+ 5+1+1
⎝ 1 2 ⎠
Σfi(xi – xi )2 = 3(4 – 5)2 + 5(5 – 5)2 + (6 – 5)2 + (7 – 5)2
⎛ 4 ⎞
= 29,5 + ⎜ 4 + 1 ⎟ × 5 = 3 × (–1)2 + 5 × 02 + 12 + 22
⎝ ⎠ =3×1+5×0+1+4
4
= 29,5 + 5 × 5 =8
Simpangan baku:
= 29,5 + 4
= 33,5
Jadi, modus data adalah 33,5 tahun. S =
1
Σf i (x i − x)2
Σf
i
31. Jawaban: e
1
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai = 10
×8
berikut.
8 × 10
Tinggi Badan (cm) fi fk =
100
144–148 1 1
149–153 4 5 16
154–158 6 11 = 100
×5
159–163 11 22
164–168 10 32 ← kelas Q3 4
= 10 5
169–173 5 37
174–178 3 40
2
Jumlah data n = 40. = 5 5
Kuartil atas: 2
3 Jadi, standar deviasi dari data adalah 5 5 .
Q3 = nilai data ke- 4 (n + 1)
33. Jawaban: d
3
= nilai data ke- 4 (40 + 1) Ada 12 calon panitia, misalkan A, B, C, D, . . . ,
= nilai data ke-30,75 K, L.
Nilai data ke-30,75 terletak pada kelas interval Hasil pemilihan yang mungkin sebagai ketua,
164–168 sehingga diperoleh: sekretaris, dan bendahara ditulis secara berurutan:
L3 = 164 – 0,5 = 163,5 ABC, ABD, ABE, . . .
Hasil ABC tidak sama dengan BCA, karena ABC
ΣfQ = 22
3 berarti A sebagai ketua sedangkan BCA berarti B
fQ = 10
3 sebagai ketua. Oleh karena itu, dalam per-
p = 168 – 164 + 1 = 5 masalahan ini urutan diperhatikan sehingga untuk
Kuartil atas: menentukan banyaknya susunan panitia
⎛ 3 n − Σf Q ⎞ merupakan permasalahan permutasi yaitu
⎜4 3 ⎟ permutasi 3 calon dari 12 calon yang ada.
Q3 = L3 + ⎜ f Q3 ⎟ ×p
⎝ ⎠ 12!
12P3 = (12 − 3)!
⎛ 3 × 40 − 22 ⎞
⎜4 ⎟ 51 12 ×11×10 × 9!
= 163,5 + ⎜ 10 2 ⎟× =
⎝ ⎠ 9!
= 12 × 11 × 10
30 − 22
= 163,5 + 2
= 1.320
Jadi, banyak cara pemilihan panitia tersebut
8 adalah 1.320 cara.
= 163,5 +
2
= 163,5 + 4 = 167,5
Jadi, nilai kuartil atas tinggi badan siswa adalah
167,5 cm.

Matematika Kelas XII 149


34. Jawaban: a n(A ∩ B) 3
Soal nomor kelipatan 5 terdiri atas 2 soal yaitu P(A ∩ B) = n(S)
= 15
soal nomor 5 dan 10. Peluang terambil bola bernomor kelipatan 3 atau
Setelah siswa mengerjakan 2 soal diperoleh sisa bernomor ganjil:
soal 12 – 2 = 10. P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
Kekurangan pengerjaan soal = 8 – 2 = 6.
5 8 3
Banyak pemilihan soal: = 15 + 15 – 15
10!
10C6 = (10 − 6)!6! 10
= 15
10 × 9 × 8 × 7 × 6! 2
= 4! × 6! = 3
3 Jadi, peluang terambil bola bernomor kelipatan 3
10 × 9 × 8 × 7
= 2
4 × 3 × 2 ×1 atau bernomor ganjil adalah 3 .
= 210
Jadi, pilihan soal yang dapat dikerjakan Rehan B. Uraian
sebanyak 210.
37. Jawaban: 2
35. Jawaban: e 3x2 – 10x + 3 = 0
Jumlah kelereng = n(S) = 6 + 5 + 9 = 20 ⇔ (3x – 1)(x – 3) = 0
Misalkan: A = kejadian terambil kelereng biru ⇔ 3x – 1 = 0 atau x – 3 = 0
n(A) = 9 1
n(A) 9
⇔ x = 3 atau x = 3
P(A) = n(S)
= 20 1
Peluang terambil bukan kelereng biru = P(A′) Oleh karena x1 > x2 maka x1 = 3 dan x2 = 3 .
P(A′) = 1 – P(A) 1
x1 – 3x2 = 3 – 3( 3 ) = 3 – 1 = 2
9
= 1 – 20 Jadi, hasil x1 – 3x2 adalah 2.
11 38. Jawaban: 12
= 20
Jadi, peluang terambil bukan kelereng biru adalah Misalkan: x = banyak sepeda merek A
11 y = banyak sepeda merek B
20
. Dari permasalahan tersebut diperoleh hubungan
berikut.
36. Jawaban: b
S = {1, 2, 3, 4, . . ., 15} Jenis Banyak Modal Keuntungan
Sepeda
n(S) = 15
Misalnya: A x 400.000x 150.000x
B y 300.000y 130.000y
A = Kejadian terambil bola bernomor
Batasan 36 12.000.000
kelipatan 3
= {3, 6, 9, 12, 15} → n(A) = 5 Diperoleh sistem pertidaksamaan berikut.
n(A) 5 x + y ≤ 36 . . . (1)
P(A) = n(S)
= 15 400.000x + 300.000y ≤ 12.000.000
B = Kejadian terambil bola bernomor ganjil ⇔ 4x + 3y ≤ 120 . . . (2)
= {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15} → n(B) = 8 x≥0 . . . (3)
n(B)
y≥0 . . . (4)
8
P(B) = n(S) = 15 Fungsi tujuan: memaksimumkan f(x, y) = 150.000x
+ 130.000y.
A ∩ B = {3, 9, 15} → n(A ∩ B) = 3

150 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


Grafik penyelesaian sistem pertidaksamaan di atas Pak Yuna menabung selama 10 bulan
sebagai berikut. Jumlah n suku pertama deret aritmetika:
Y n
Sn = (2a + (n – 1)b)
2
40 Dengan demikian:
36
n
(12, 24) S10 = (2a + (10 – 1)b)
2
10
= × (2 × 50.000 + 9 × 12.000)
2
) 10
(0,0 = × (100.000 + 108.000)
X 2
0 30 36
x + y = 36 = 5 × 208.000
4x + 3y = 120
= 1.040.000
Titik potong antara garis x + y = 36 dan 4x + 3y = Besar tabungan Pak Yuna Rp1.040.000,00 atau
120 sebagai berikut. 1.040 ribu rupiah
x + y = 36 ⇔ x = 36 – y Jadi, jumlah tabungan Pak Yuna selama 10 bulan
4x + 3y = 120 adalah 1.040 ribu rupiah.
⇔ 4(36 – y) + 3y = 120
⇔ 144 – 4y + 3y = 120 40. Jawaban: 45
⇔ y = 24 Banyak buku sastra = 5
y = 24 sehingga x = 12. Banyak buku biografi = 3
Diperoleh titik potong (12, 24). Siswa hanya boleh meminjam 3 buku dan paling
Uji titik potong ke dalam fungsi f(x, y) = 150.000x banyak 2 buku untuk setiap jenis buku. Berarti
+ 130.000y. dari dua jenis buku tersebut hanya boleh
meminjam 2 buku Sastra dan 1 buku Biografi atau
Titik Pojok f(x, y) = 150.000x + 130.000y 1 buku Sastra dan 2 buku Biografi.
(0, 0) 150.000 × 0 + 130.000 × 0 = 0 Misalnya:
(30, 0) 150.000 × 30 + 130.000 × 0 = 4.500.000 S = buku sastra dan B = buku Biografi
(0, 36) 150.000 × 0 + 130.000 × 36 = 4.680.000
(12, 24) 150.000 × 12 + 130.000 × 24 = 4.920.000 Banyak cara memilih buku
= n(2S, 1B) + n(1S, 2B)
Nilai terbesar adalah 4.920.000.
= 5C2 × 3C1 + 5C1 × 3C2
Dengan demikian, keuntungan maksimum Pak
Amri sebesar Rp4.920.000,00 (dicapai dengan 5! 3! 5! 3!
= (5 − 2)!2! × (3 − 1)!1! + (5 − 1)!1! × (3 − 2)2!!
menjual 12 unit sepeda merek A dan 24 unit
sepeda merek B). 5 × 4 × 3! 3 × 2! 5 × 4! 3 × 2!
Jadi, agar keuntungan maksimum, Pak Amri = 3! × 2! × 2!1! + 4! × 1! × 1!2!
menjual sepeda merek A sebanyak 12 unit.
5×4 3 5 3
39. Jawaban: 1040 = 2 ×1 × 1 + 1 × 1
Besar tabungan Pak Yuna: = 10 × 3 + 5 × 3
Rp50.000,00; Rp62.000,00; Rp74.000,00, . . . = 45
Besar tabungan Pak Yuna membentuk barisan Jadi, banyak cara Nasva memilih buku pada rak
aritmetika dengan a = Rp50.000,00 dan b = tersebut ada 45 cara.
Rp12.000,00.

Matematika Kelas XII 151


SILABUS
Dimensi Tiga
Sekolah : ...

298 Silabus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/1
Alokasi Waktu : 16 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

3.1 Mendeskripsikan jarak dalam Dimensi Tiga • Mengamati permasa- • Sikap • Observasi/ • Lembar 16 JP 1. Buku Matematika
ruang (antartitik, titik ke • Kedudukan Titik, lahan sehari-hari yang • Pengetahuan Pengamatan Pengamatan SMA/MA Kelas XII,
garis, dan titik ke bidang). Garis, dan Bidang berkaitan dengan dimensi • Keterampilan • Tertulis • Ulangan Kementerian
4.1 Menentukan jarak dalam • Jarak Titik, Garis, tiga. • Praktik • Penugasan Pendidikan dan
ruang (antartitik, titik ke dan Bidang • Mengamati posisi bol- • Produk Kebudayaan
garis, dan titik ke bidang). • Sudut Garis dan poin di atas keyboard • Proyek Republik Indonesia
Bidang laptop dan kedudukan 2. Buku Guru Mate-
bolpoin terhadap salah matika SMA/MA
satu tombol keyboard, Kelas XII, Kemen-
papan keyboard dan terian Pendidikan
layar monitor. dan Kebudayaan
• Menjelaskan kedudukan Republik Indonesia
titik terhadap garis. 3. Buku PR Matematika
• Menjelaskan kedudukan Wajib Kelas XII,
titik terhadap bidang. PT Penerbit Intan
Pariwara
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

• Menjelaskan kedudukan garis 4. Buku PG Matematika


terhadap garis lainnya. Wajib Kelas XII,
• Menjelaskan kedudukan garis PT Penerbit Intan
terhadap bidang. Pariwara
• Menjelaskan kedudukan
bidang terhadap bidang
lainnya.
• Menentukan kedudukan
titik, garis, dan bidang pada
kubus.
• Mengamati posisi mata dan
jaraknya dengan layar dan
keyboard laptop.
• Menentukan jarak antara
dua titik.
• Menentukan jarak titik
terhadap garis.
• Menentukan jarak titik
terhadap bidang.
• Menentukan jarak antara
dua garis yang sejajar.
• Menentukan jarak garis
terhadap bidang.
• Menentukan jarak antara
dua bidang yang sejajar.
• Mengamati sudut antara
layar dan keyboard laptop.
• Menentukan sudut antara
dua garis yang berpotongan.
• Menentukan sudut antara
dua garis yang bersilangan.
• Menentukan sudut antara
garis dan bidang.
• Menentukan sudut antara
dua bidang.
• Menyelesaikan permasalahan
yang berkaitan dengan
dimensi tiga.

Matematika Kelas XII


299
SILABUS
Statistika
Sekolah : ...

300 Silabus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/1
Alokasi Waktu : 16 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

3.2 Menentukan dan meng- Statistika • Mengamati pengguna- • Sikap • Observasi/ • Lembar 16 JP 1. Buku Matematika
analisis ukuran pemusatan • Tabel Distribusi an statistika dalam • Pengetahuan Pengamatan Pengamatan SMA/MA Kelas XII,
dan penyebaran data yang Frekuensi dan kehidupan sehari-hari. • Keterampilan • Tertulis • Ulangan Kementerian
disajikan dalam bentuk tabel Histogram • Membaca data jumlah • Praktik • Penugasan Pendidikan dan
distribusi frekuensi dan his- • Ukuran Pemusatan Penduduk Kabupaten • Produk Kebudayaan
togram. dan Letak Data Klaten berdasarkan • Proyek Republik Indonesia
4.2 Menyelesaikan masalah yang • Ukuran Penyebaran kelompok umur pada 2. Buku Guru Mate-
berkaitan dengan penyajian tahun 2015 yang disaji- matika SMA/MA
data hasil pengukuran dan kan dalam bentuk tabel Kelas XII, Kemen-
pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi. terian Pendidikan
distribusi frekuensi dan his- • Mencermati sajian dan Kebudayaan
togram. data dalam bentuk tabel Republik Indonesia
distribusi frekuensi 3. Buku PR Matematika
biasa, tabel distribusi Wajib Kelas XII,
frekuensi relatif, tabel PT Penerbit Intan
distribusi frekuensi Pariwara
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

kumulatif, histogram, 4. Buku PG Matematika


dan poligon frekuensi. Wajib Kelas XII,
• Mendeskripsikan PT Penerbit Intan
unsur-unsur yang ter- Pariwara
dapat dalam tabel distri-
busi frekuensi biasa,
tabel distribusi frekuensi
relatif, tabel distribusi
frekuensi kumulatif,
histogram, dan poligon
frekuensi.
• Menyajikan data dalam
bentuk tabel distribusi
frekuensi biasa, tabel
distribusi frekuensi
relatif, tabel distribusi
frekuensi kumulatif,
histogram, dan poligon
frekuensi.
• Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
penyajian data hasil
pengukuran.
• Menjelaskan pengertian
dan rumus mean, me-
dian, dan modus.
• Menghitung nilai mean,
median, dan modus data
tunggal.
• Menghitung nilai mean,
median, dan modus data
berkelompok dalam
bentuk tabel distribusi
frekuensi biasa, tabel
distribusi frekuensi
relatif, tabel distribusi
frekuensi kumulatif,
histogram, dan poligon

Matematika Kelas XII


frekuensi.

301
Penilaian
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Alokasi Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

• Menjelaskan pengertian

302 Silabus
dan rumus kuartil,
desil, dan persentil.
• Menghitung nilai kuartil,
desil, dan persentil data
tunggal.
• Menghitung nilai kuartil,
desil, dan persentil data
berkelompok dalam
bentuk tabel distribusi
frekuensi biasa, tabel
distribusi frekuensi
relatif, tabel distribusi
frekuensi kumulatif,
histogram, dan poligon
frekuensi.
• Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
ukuran pemusatan data
dan ukuran letak data
hasil pengukuran.
• Menjelaskan pengertian
jangkauan, jangkauan
antarkuartil, simpangan
kuartil, simpangan rata-
rata, ragam, dan sim-
pangan baku.
• Menghitung nilai jang-
kauan, jangkauan antar-
kuartil, simpangan
kuartil, simpangan rata-
rata, ragam, dan sim-
pangan baku data
tunggal.
• Menghitung nilai jang-
kauan, jangkauan antar-
kuartil, simpangan kuartil,
simpangan rata-rata,
ragam, dan simpangan
baku data berkelompok
Penilaian
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Alokasi Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

dalam bentuk tabel


distribusi frekuensi
biasa, tabel distribusi
frekuensi relatif, tabel
distribusi frekuensi
kumulatif, histogram,
dan poligon frekuensi.
• Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
ukuran penyebaran
data hasil pengukuran
dan pencacahan.

Matematika Kelas XII


303
SILABUS
Kaidah Pencacahan
Sekolah : ...

304 Silabus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/2
Alokasi Waktu : 20 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

3.3 Menganalisis aturan pen- Aturan Pencacahan • Mengamati aktivitas • Sikap • Observasi/ • Lembar 20 JP 1. Buku Matematika
cacahan (aturan penjumlahan, • Aturan Penjumlahan yang berkaitan dengan • Pengetahuan Pengamatan Pengamatan SMA/MA Kelas XII,
aturan perkalian, permutasi, dan Aturan Perkalian aturan pencacahan. • Keterampilan • Tertulis • Ulangan Kementerian
dan kombinasi) melalui • Permutasi dan Kom- • Menjelaskan konsep • Praktik • Penugasan Pendidikan dan
masalah kontekstual. binasi percobaan dan hasil • Produk Kebudayaan
4.3 Menyelesaikan masalah yang mungkin dari • Proyek Republik Indonesia
kontekstual yang berkaitan suatu percobaan. • Presentasi 2. Buku Guru Mate-
dengan kaidah pencacahan • Menjelaskan cara matika SMA/MA
(aturan penjumlahan, aturan menentukan hasil yang Kelas XII, Kemen-
perkalian, permutasi, dan mungkin dari suatu terian Pendidikan
kombinasi). percobaan mengguna- dan Kebudayaan
kan tabel dan diagram Republik Indonesia
pohon. 3. Buku PR Matematika
• Menjelaskan konsep Wajib Kelas XII,
aturan penjumlahan PT Penerbit Intan
dan pemakaiannya. Pariwara
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

• Menjelaskan konsep 4. Buku PG Matematika


aturan perkalian dan Wajib Kelas XII,
pemakaiannya. PT Penerbit Intan
• Melakukan kegiatan Pariwara
menyelesaikan per-
masalahan mengguna-
kan aturan penjumlah-
an dan aturan per-
kalian.
• Menyelesaikan soal-
soal menggunakan
aturan penjumlahan dan
aturan perkalian.
• Menjelaskan pengertian
faktorial dari suatu
bilangan cacah.
• Menjelaskan konsep
permutasi dan jenis-
jenis permutasi serta
pemakaiannya.
• Menjelaskan konsep
kombinasi dan pe-
makaiannya.
• Melakukan kegiatan
menyelesaikan per-
masalahan mengguna-
kan permutasi dan
kombinasi.
• Menyelesaikan soal-
soal menggunakan
permutasi dan kom-
binasi.

Matematika Kelas XII


305
SILABUS
Peluang Kejadian
Sekolah : ...

306 Silabus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/2
Alokasi Waktu : 20 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

3.4 Mendeskripsikan dan me- Peluang Kejadian • Mengamati permasa- • Sikap • Observasi/ • Lembar 20 JP 1. Buku Matematika
nentukan peluang kejadian • Peluang Kejadian lahan sehari-hari yang • Pengetahuan Pengamatan Pengamatan SMA/MA Kelas XII,
majemuk (peluang kejadian- • Peluang Kejadian berkaitan dengan pe- • Keterampilan • Tertulis • Ulangan Kementerian
kejadian saling bebas, saling Majemuk luang kejadian. • Praktik • Penugasan Pendidikan dan
lepas, dan kejadian bersyarat) • Mengamati ilustrasi • Produk Kebudayaan
dari suatu percobaan acak. masalah dalam kehi- • Proyek Republik Indonesia
4.4 Menyelesaikan masalah dupan sehari-hari yang • Presentasi 2. Buku Guru Mate-
yang berkaitan dengan berkaitan dengan ruang matika SMA/MA
peluang kejadian majemuk sampel dan titik sampel. Kelas XII, Kemen-
(peluang, kejadian-kejadian • Menjelaskan pengertian terian Pendidikan
saling bebas, saling lepas, percobaan, ruang sampel, dan Kebudayaan
titik sampel, dan kejadian. Republik Indonesia
dan kejadian bersyarat).
• Menentukan ruang
3. Buku PR Matematika
sampel dan banyaknya
Wajib Kelas XII,
titik sampel dari suatu
PT Penerbit Intan
percobaan dengan pohon
Pariwara
faktor dan tabel.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

• Menjelaskan pengertian 4. Buku PG Matematika


frekuensi relatif suatu Wajib Kelas XII,
kejadian. PT Penerbit Intan
• Menentukan frekuensi Pariwara
relatif suatu kejadian.
• Menjelaskan pengertian
peluang suatu kejadian.
• Menentukan nilai peluang
suatu kejadian.
• Menyebutkan nilai kisaran
peluang suatu kejadian
yang mustahil terjadi dan
kejadian yang pasti terjadi.
• Menjelaskan pengertian
peluang komplemen suatu
kejadian.
• Menentukan nilai peluang
komplemen suatu kejadian.
• Menjelaskan pengertian
frekuensi harapan suatu
kejadian.
• Menentukan frekuensi
harapan suatu kejadian.
• Menjelaskan pengertian
kejadian majemuk.
• Menjelaskan pengertian
peluang gabungan dua
kejadian (saling lepas dan
tidak saling lepas).
• Menghitung nilai peluang
gabungan dua kejadian
(saling lepas dan tidak
saling lepas).
• Menjelaskan pengertian
peluang irisan dua kejadian
(saling bebas dan tidak
saling bebas/bersyarat).
• Menghitung nilai peluang

Matematika Kelas XII


irisan dua kejadian (saling
bebas dan tidak saling
bebas/bersyarat).

307
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kaidah Pencacahan

Sekolah : ....
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/2
Alokasi Waktu : 20 × 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3 Menganalisis aturan pencacahan (aturan • Menentukan hasil yang mungkin dari suatu percobaan.
penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, • Menentukan banyak hasil percobaan menggunakan aturan penjumlahan.
dan kombinasi) melalui masalah • Menentukan banyak hasil percobaan menggunakan aturan perkalian.
kontekstual. • Menentukan banyak hasil percobaan menggunakan permutasi.
• Menentukan banyak hasil percobaan menggunakan kombinasi.

4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan aturan
yang berkaitan dengan kaidah pen- penjumlahan dan aturan perkalian.
cacahan (aturan penjumlahan, aturan • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan permutasi dan
perkalian, permutasi, dan kombinasi). kombinasi.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mendeskripsikan kaidah pencacahan dengan benar setelah menyimak materi dan
contoh soal.
2. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah menggunakan aturan penjumlahan dengan tepat setelah
menyimak contoh soal dan melakukan kegiatan pada Pemantapan, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.
3. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah menggunakan aturan perkalian dengan tepat setelah
menyimak contoh soal dan melakukan kegiatan pada Pemantapan, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.
4. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah permutasi dengan tepat setelah menyimak contoh soal
dan melakukan kegiatan pada Pemantapan, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.
5. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah kombinasi dengan tepat setelah menyimak contoh soal
dan melakukan kegiatan pada Pemantapan, Uji Kompetensi, dan Penilaian Harian.

308 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


D. Materi Pembelajaran
1. Aturan Penjumlahan dan Aturan Perkalian
2. Permutasi dan Kombinasi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Model : Problem Based Learning dan Discovery
3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Pemberian Tugas, Latihan
F. Media, Alat dan Bahan, serta Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
a. Microsoft Power Point
b. Internet
2. Alat dan Bahan Pembelajaran
a. Kertas
b. Bolpoin
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku Matematika SMA/MA Kelas XII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
b. Buku Guru Matematika SMA/MA Kelas XII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
c. Buku PR Matematika SMA/MA Kelas XII Wajib, PT Penerbit Intan Pariwara
d. Buku PG Matematika SMA/MA Kelas XII Wajib, PT Penerbit Intan Pariwara
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan I: 4 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Selanjutnya, guru memberikan penjelasan pentingnya berdoa
sebelum beraktivitas. Selain menunjukkan bahwa manusia makhluk lemah di
hadapan Tuhan, doa merupakan rasa syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat
yang telah diberikan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu nasional ”Garuda Pancasila”.
Kegiatan ini untuk membangkitkan sifat nasionalis peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mencermati wacana yang terdapat dalam
apersepsi. Guru mengenalkan kepada peserta didik mengenai konsep
matematika yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam
wacana tersebut.

Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik memperhatikan variasi seragam tim 160 menit
nasional Indonesia.
2. Guru menjelaskan konsep percobaan dan hasil dari percobaan tersebut.
3. Guru menjelaskan cara menentukan semua hasil percobaan yang mungkin
diperoleh menggunakan tabel dan diagram pohon.
4. Guru menjelaskan aturan penjumlahan dan penggunaannya melalui contoh.
5. Guru menjelaskan aturan perkalian dan penggunaannya melalui contoh.
6. Peserta didik mencoba menyelesaikan permasalahan menggunakan aturan
penjumlahan dan aturan perkalian dengan melengkapi isian. Kegiatan ini dapat
dilakukan secara mandiri atau kelompok dan bertujuan untuk membangun
integritas dan mengembangkan kemampuan 4C.

Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan terkait materi yang telah dipelajari. 10 menit
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu langkah-langkah menyelesaikan soal aturan penjumlahan
dan aturan perkalian.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan mengajak siswa berdoa
sesuai dengan agamanya.

Matematika Kelas XII 309


2. Pertemuan II: 4 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu nasional. Kegiatan ini
bertujuan menumbuhkan sikap nasionalis.
3. Guru memberikan pretest kepada peserta didik sebelum mempelajari tentang
langkah-langkah menyelesaikan soal aturan penjumlahan dan aturan perkalian.
Pretest bertujuan untuk menggali pengetahuan peserta didik terkait materi
yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik mengingat kembali aturan penjumlahan dan 160 menit
aturan perkalian.
2. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal aturan
penjumlahan dan aturan perkalian melalui contoh.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 1.
Pengerjaan soal-soal dapat dilakukan secara mandiri atau kelompok. Kegiatan
ini untuk membangun integritas, mengasah kemampuan HOTS, dan
mengembangkan kemampuan 4C.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan. 10 menit
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu permutasi dan kombinasi.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memotivasi peserta didik agar
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan mengajak peserta didik
berdoa sesuai dengan agamanya.

3. Pertemuan III: 4 × 45 menit

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru memberikan teka-teki atau tebakan berkaitan dengan matematika.
Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan sikap kritis.
3. Guru memberikan pretest kepada peserta didik sebelum mempelajari tentang
permutasi dan kombinasi. Pretest bertujuan untuk menggali pengetahuan
peserta didik terkait materi yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik mengingat kembali aturan penjumlahan dan 160 menit
aturan perkalian.
2. Guru mengajak peserta didik memperhatikan permasalahan yang berkaitan
dengan aturan pencacahan khususnya kombinasi.
3. Guru menjelaskan cara menentukan hasil faktorial dari suatu bilangan.
4. Guru menjelaskan konsep permutasi dan rumus yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan permutasi.
5. Guru menjelaskan konsep permutasi khusus yang terdiri atas permutasi dengan
unsur yang sama dan permutasi siklis.
6. Guru menjelaskan konsep kombinasi dan rumus yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan kombinasi.
7. Peserta didik mencoba menyelesaikan permasalahan permutasi dan kombinasi
dengan melengkapi isian. Kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri atau
kelompok dan bertujuan untuk membangun integritas dan mengembangkan
kemampuan 4C.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan. 10 menit
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memotivasi peserta didik agar
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan mengajak peserta didik
berdoa sesuai dengan agamanya.

310 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


4. Pertemuan IV: 4 × 45 menit

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu nasional. Kegiatan ini
bertujuan menumbuhkan sikap nasionalis.

Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik mengingat kembali materi permutasi dan 160 menit
kombinasi.
2. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal permutasi dan
kombinasi melalui contoh.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 2.
Pengerjaan soal-soal dapat dilakukan secara mandiri atau kelompok. Kegiatan
ini untuk membangun integritas, mengasah kemampuan HOTS, dan
mengembangkan kemampuan 4C.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan. 10 menit
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
Guru menginformasikan kepada peserta didik bahwa pertemuan selanjutnya
akan diadakan Penilaian Harian terkait materi kaidah pencacahan sehingga
peserta didik diminta mempelajari seluruh materi kaidah pencacahan.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memotivasi peserta didik agar
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan mengajak peserta didik
berdoa sesuai dengan agamanya.

5. Pertemuan V: 4 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai 10 menit
Pendahuluan agamanya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sikap religius.
2. Guru memberikan penjelasan mengenai sistematika Penilaian Harian.

Kegiatan Inti 1. Guru meminta siswa mengerjakan soal Penilaian Harian dengan teliti dan 160 menit
jujur.
2. Guru meminta peserta didik mengumpulkan hasil pengerjaan siswa.
Selanjutnya, guru meminta peserta didik untuk mencermati proyek Aktivitas
Peserta Didik. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati waktu
pengerjaan proyek tersebut.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan penjelasan bahwa hasil ulangan merupakan indikator tingkat 10 menit
penguasaan peserta didik terhadap materi kaidah pencacahan.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari bab
selanjutnya.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya.

H. Penilaian
1. Aspek, Mekanisme, dan Bentuk Penilaian
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen

Sikap Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan


Pengetahuan Tes Tertulis Uji Kompetensi dan Ulangan Harian
Keterampilan Proyek Penugasan

Matematika Kelas XII 311


2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
No. Aspek yang Dinilai 3 2 1 Keterangan

1. Mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan


keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2. Berpikir logis, memiliki rasa ingin tahu, dan
berkomunikasi
3. Bertanggung jawab dan saling menghargai
terhadap proses penyelesaian yang berbeda.

b. Rubrik Penilaian Sikap


No. Aspek yang Dinilai Rubrik

1. Mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan 3 : Selalu mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan
keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan. keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2 : Jarang mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan
keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
1 : Tidak pernah mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan
keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2. Berpikir logis, memiliki rasa ingin tahu, dan 3 : Menunjukkan sikap logis dan rasa ingin tahu dengan
berkomunikasi. antusias, berani bertanya, dan mengemukakan pendapat.
2 : Menunjukkan sikap logis dan rasa ingin tahu dengan
antusias, tetapi kurang berani bertanya dan mengemukakan
pendapat.
1 : Tidak menunjukkan sikap logis dan rasa ingin tahu, serta
tidak berani bertanya dan mengemukakan pendapat.
3. Bertanggung jawab dan saling menghargai 3 : Selalu bertanggung jawab dan menunjukkan sikap saling
terhadap proses penyelesaian yang berbeda. menghargai terhadap proses penyelesaian yang berbeda.
2 : Selalu bertanggung jawab tetapi kurang menunjukkan sikap
saling menghargai terhadap proses penyelesaian yang
berbeda.
1 : Tidak bertanggung jawab dan tidak menunjukkan sikap
saling menghargai terhadap proses penyelesaian yang
berbeda.

Refleksi Guru:
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________

Mengetahui, . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

...................... ......................
–––––––––––––––––––––– ––––––––––––––––––––––
NIP: __________________ NIP: __________________

312 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Peluang Kejadian

Sekolah : ....
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XII/2
Alokasi Waktu : 20 × 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.4 Mendeskripsikan dan menentukan • Menentukan ruang sampel dan banyaknya titik sampel dari suatu percobaan.
peluang kejadian majemuk (peluang • Menentukan frekuensi relatif suatu kejadian.
kejadian-kejadian saling bebas, saling • Menentukan nilai peluang suatu kejadian.
lepas, dan kejadian bersyarat) dari suatu • Menyebutkan nilai kisaran peluang suatu kejadian yang mustahil terjadi dan
percobaan acak. kejadian yang pasti terjadi.
• Menentukan nilai peluang komplemen suatu kejadian.
• Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian.
• Menentukan nilai peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling
lepas).
• Menentukan nilai peluang irisan dua kejadian (saling bebas dan tidak saling
bebas/bersyarat).

4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan peluang suatu
dengan peluang kejadian majemuk kejadian tunggal.
(peluang, kejadian-kejadian saling • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan peluang gabungan
bebas, saling lepas, dan kejadian dua kejadian saling lepas dan tidak saling lepas
bersyarat). • Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan peluang irisan
dua kejadian saling bebas dan tidak saling bebas (bersyarat).

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian percobaan, ruang sampel, titik sampel, dan kejadian
dengan benar setelah menyimak Pendalaman Materi.
2. Peserta didik mampu menentukan ruang sampel dan banyaknya titik sampel dari suatu percobaan
dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
3. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian frekuensi relatif, peluang suatu kejadian, frekuensi harapan
dan peluang komplemen suatu kejadian dengan benar setelah menyimak Pendalaman Materi.
4. Peserta didik mampu menentukan frekuensi relatif suatu kejadian dengan tepat melalui kegiatan
Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.

Matematika Kelas XII 313


5. Peserta didik mampu menentukan nilai peluang suatu kejadian dengan tepat melalui kegiatan
Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
6. Peserta didik mampu menyebutkan nilai kisaran peluang suatu kejadian yang mustahil terjadi dan
kejadian yang pasti terjadi dengan benar setelah menyimak Pendalaman Materi.
7. Peserta didik mampu menentukan nilai peluang komplemen suatu kejadian dengan tepat melalui kegiatan
Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
8. Peserta didik mampu menentukan frekuensi harapan suatu kejadian dengan tepat melalui kegiatan
Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
9. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian kejadian majemuk, peluang gabungan dua kejadian, dan
peluang irisan dua kejadian dengan benar setelah menyimak Pendalaman Materi.
10. Peserta didik mampu menentukan nilai peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling lepas)
dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
11. Peserta didik mampu menentukan nilai peluang irisan dua kejadian (saling bebas dan tidak saling
bebas/bersyarat) dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
12. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan peluang kejadian
dengan tepat melalui kegiatan Pendalaman Materi dan Uji Kompetensi.
D. Materi Pembelajaran
1. Peluang Suatu Kejadian
2. Peluang Kejadian Majemuk
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Model : Contextual Teaching Learning (CTL) dan Cooperative Learning.
3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Presentasi, Latihan, Penugasan, dan Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
F. Media, Alat dan Bahan, serta Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
a. Microsoft Power Point
b. Internet
2. Alat dan Bahan
a. Kertas karton putih ukuran A3
b. Penggaris
c. Pensil warna/spidol
3. Sumber Belajar
a. Buku Matematika SMA/MA Kelas XII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
b. Buku Guru Matematika SMA/MA Kelas XII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
c. Buku PR Matematika SMA/MA Kelas XII Wajib, PT Penerbit Intan Pariwara
d. Buku PG Matematika SMA/MA Kelas XII Wajib, PT Penerbit Intan Pariwara
e. Internet
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan I: 4 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajakpeserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
3. Guru memberikan pretest kepada peserta didik sebelum mempelajari materi
peluang kejadian. Pretest bertujuan untuk menggali pengetahuan peserta didik
terkait materi yang akan dipelajari yaitu peluang kejadian.

314 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

4. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta topik


materi yang akan dipelajari yaitu ruang sampel dan titik sampel.

Kegiatan Inti 1. Guru memberikan deskripsi mengenai fenomena kontekstual di lingkungan 150 menit
sekitar yang berkaitan dengan materi peluang kejadian.
2. Guru menguji pemahaman peserta didik mengenai pengertian peluang dan
penerapan peluang dalam kehidupan sehari-hari. Pengujian dapat dilakukan
dengan tanya jawab yang bertujuan menggali pengetahuan awal peserta didik.
3. Guru menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel, percobaan, kejadian
dan cara menentukan ruang sampel dari suatu percobaan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk menentukan ruang sampel dari suatu
percobaan yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga berupa dadu,
koin atau kartu.
5. Guru memberikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan ruang sampel dan titik sampel.
6. Peserta didik berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun sikap kerja sama antara peserta
didik dan mengembangkan kemampuan 4C.
7. Peserta didik menjelaskan penyelesaian dari permasalahan yang diberikan
guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya diri.
8. Guru membantu merumuskan jawaban dengan konsep yang benar terkait
soal yang diselesaikan peserta didik.
9. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan ruang sampel dan titik
sampel.

Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan terkait materi yang 15 menit
telah dipelajari.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada
perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang dirasakan siswa selama
mengikuti pembelajaran.
4. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu frekuensi relatif, peluang suatu kejadian, frekuensi harapan
dan peluang komplemen suatu kejadian.
5. Guru memberikan motivasi agar peserta didik mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari.
6. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.

2. Pertemuan II: 4 × 45 menit


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajak peserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
3. Guru mereview materi pada pertemuan sebelumnya.
4. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta topik
materi yang akan dipelajari yaitu frekuensi relatif, peluang suatu kejadian,
frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian.

Kegiatan Inti 1. Guru menguji pemahaman peserta didik mengenai pengertian frekuensi relatif, 150 menit
peluang suatu kejadian, frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu
kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Pengujian dapat dilakukan dengan tanya
jawab menggali pengetahuan awal peserta didik, dan menumbuhkan sikap kritis.
2. Guru menjelaskan pengertian frekuensi relatif, peluang suatu kejadian,
frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian.
3. Guru mengajak peserta didik untuk menentukan nilai frekuensi relatif, peluang
suatu kejadian, frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian
dari soal yang diberikan.
4. Guru memberikan Tugas yang berkaitan dengan frekuensi relatif, peluang
suatu kejadian, frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian.
5. Peserta didik berdiskusi menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Kegiatan
ini bertujuan untuk membangun sikap kerja sama antarpeserta didik dan
mengembangkan kemampuan 4C.

Matematika Kelas XII 315


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

6. Peserta didik menjelaskan penyelesaian dari permasalahan yang dberikan


guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya diri.
7. Guru membantu merumuskan jawaban dengan konsep yang benar terkait
soal yang diselesaikan peserta didik.
8. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan frekuensi relatif, peluang
suatu kejadian, frekuensi harapan dan peluang komplemen suatu kejadian.

Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan terkait materi yang 15 menit
telah dipelajari.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada
perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang dirasakan peserta
didik selama mengikuti pembelajaran.
4. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 1
dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Pengerjaan soal-soal dapat
dilakukan secara individu atau kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk
membangun integritas, mengasah kemampuan HOTS, dan
mengembangkan kemampuan 4C.
5. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu peluang gabungan dua kejadian.
6. Guru memberikan motivasi agar peserta didikmempelajari kembali materi yang
telah dipelajari.
7. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.

3. Pertemuan III: 4 × 45 menit


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajak peserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
3. Guru mempersilahkan peserta didik mengumpulkan tugas pada pertemuan
sebelumnya.
4. Guru mereview peserta didik pada pertemuan sebelumnya.
5. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta topik
materi yang akan dipelajari yaitu peluang gabungan dua kejadian.

Kegiatan Inti 1. Guru menguji pemahaman peserta didik mengenai pengertian peluang 150 menit
majemuk dan peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling
lepas). Pengujian dapat dilakukan dengan tanya jawab menggali pengetahuan
awal siswa dan menumbuhkan sikap kritis.
2. Guru menjelaskan pengertian peluang majemuk dan peluang gabungan dua
kejadian (saling lepas dan tidak saling lepas).
3. Guru mengajak peserta didik untuk menentukan peluang dua kejadian saling
lepas dan tidak saling lepas.
4. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan peluang majemuk
dan peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling lepas).
5. Peserta didikberdiskusi menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun sikap kerja sama antarpeserta didik
dan mengembangkan kemampuan 4C.
6. Peserta didikmenjelaskan penyelesaian dari permasalahan yang diberikan
guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya diri.
7. Guru membantu merumuskan jawaban dengan konsep yang benar terkait
soal yang diselesaikan peserta didik.
8. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan peluang majemuk dan
peluang gabungan dua kejadian (saling lepas dan tidak saling lepas).

Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan terkait materi yang 15 menit
telah dipelajari.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.

316 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

3. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada


perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang dirasakan siswa
selama mengikuti pembelajaran.
4. Peserta didik diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu peluang irisan dua kejadian.
5. Guru memberikan motivasi agar peserta didik mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari.
6. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.

4. Pertemuan IV: 4 × 45 menit

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajak peserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
4. Guru mereview materi pada pertemuan sebelumnya.
5. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta topik
materi yang akan dipelajari yaitu peluang irisan dua kejadian.

Kegiatan Inti 1. Guru menguji pemahaman peserta didik mengenai pengertian peluang irisan 150 menit
dua kejadian (saling bebas dan bersyarat). Pengujian dapat dilakukan dengan
tanya jawab menggali pengetahuan awal siswa.
2. Guru menjelaskan pengertian peluang irisan dua kejadian (saling bebas dan
bersyarat).
3. Guru mengajak peserta didik untuk menentukan peluang dua kejadian saling
bebas dan tidak saling bebas/bersyarat.
4. Guru meminta peserta didik mengerjakan Tugas secara kelompok dan
dipresentasikan di depan kelas.
5. Siswa berdiskusi menyelesaikan Tugas yang diberikan guru. Kegiatan ini
bertujuan untuk membangun sikap kerja sama antarpeserta didik dan
mengembangkan kemampuan 4C.
6. Peserta didik mempresentasikan penyelesaian soal-soal pada Tugas yang
diberikan oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya
diri.
7. Guru membantu merumuskan jawaban dengan konsep yang benar terkait
soal yang diselesaikan peserta didik.
8. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan peluang irisan dua
kejadian (saling bebas dan tidak saling bebas).
9. Guru meminta peserta didik mengisi titik-titik pada Pemantapan yang berkaitan
dengan materi peluang majemuk.

Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan terkait materi yang 15 menit
telah dipelajari.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
3. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada
perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang dirasakan peserta
didik selama mengikuti pembelajaran.
4. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 2
dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Pengerjaan soal-soal dapat
dilakukan secara individu atau kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk
membangun integritas, mengasah kemampuan HOTS, dan mengembangkan
kemampuan 4C.
5. Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan
Penilaian Harian terkait materi peluang kejadian sehingga peserta didik
diminta mempelajari seluruh materi peluang kejadian.
6. Guru memberikan motivasi agar peserta didik mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari.
7. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.

Matematika Kelas XII 317


5. Pertemuan V: 4 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Guru memberi salam dan menanyakan kabar peserta didik. 15 menit
Pendahuluan 2. Guru mengajak peserta didik berdoa sesuai agamanya. Selanjutnya, guru
menjelaskan pentingnya berdoa sebelum beraktivitas. Doa merupakan rasa
syukur manusia kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan sikap religius.
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
4. Guru mempersilahkan siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum mengadakan Penilaian
Harian.
6. Guru memberikan penjelasan mengenai sistematika Penilaian Harian.

Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik mengerjakan Penilaian Harian secara individu, 150 menit
teliti, dan jujur.
2. Peserta didik mengerjakan soal Penilaian Harian.
3. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik dan meminta
peserta didik mengamati Aktivitas Peserta Didik.
4. Guru menjelaskan mekanisme tugas proyek (Aktivitas Peserta Didik). Guru
dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesepakatan waktu
pengumpulan tugas proyek tersebut.

Kegiatan Penutup 1. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi dengan bertanya kepada 15 menit
perwakilan peserta didik untuk mengutarakan apa yang di rasakan peserta
didik selama mengikuti Penilaian Harian.
2. Guru memberikan motivasi agar peserta didik mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari selama satu semester.
3. Guru mengucapkan salam penutup dengan ramah.

H. Penilaian
1. Aspek, Mekanisme, dan Bentuk Penilaian
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen

Sikap Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan


Pengetahuan Tes Tertulis Uji Kompetensi dan Ulangan Harian
Keterampilan Proyek dan Presentasi Penugasan

2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
No. Aspek yang Dinilai 3 2 1 Keterangan

1. Mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan


keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
3. Bersikap ilmiah, bertanggung jawab, dan
berani mengemukakan pendapat dengan
sopan.
4. Bertanggung jawab terhadap alat-alat yang
digunakan dalam percobaan.

b. Rubrik Penilaian Sikap


No. Aspek yang Dinilai Rubrik

1. Mensyukuri dan mengagumi keteraturan dan 3 : rajin beribadah sebagai rasa syukur dan kagum atas
keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan. keteraturan dan keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
2 : kurang rajin beribadah sebagai rasa syukur dan kagum atas
keteraturan dan keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.
1 : tidak beribadah sebagai rasa syukur dan kagum atas
keteraturan dan keanekaragaman bentuk ciptaan Tuhan.

318 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


No. Aspek yang Dinilai Rubrik

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. 3 : menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dengan banyak
bertanya, antusias, terlibat aktif dalam kegiatan kelompok,
berani mengemukakan pendapat, dan tidak takut salah.
2 : menunjukkan rasa ingin tahu, tetapi tidak terlalu antusias,
terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh, dan
masih takut untuk mengemukakan pendapat.
1 : tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, tidak ikut
terlibat aktif dalam kegiatan berkelompok meskipun sudah
didorong untuk terlibat, dan tidak pernah mengemukakan
pendapat atau bertanya.
3. Bersikap ilmiah, bertanggung jawab, dan 3 : menunjukkan sikap ilmiah dan bertanggung jawab saat
berani mengemukakan pendapat dengan melakukan kegiatan kelompok serta berani mengemukakan
sopan. pendapat dengan sopan pada saat berdiskusi.
2 : menunjukkan sikap ilmiah dan berani mengemukakan
pendapat, tetapi tidak memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi, misalnya mengerjakan tugas tepat waktu.
1 : tidak berupaya sungguh-sungguh selama kegiatan
kelompok berlangsung.
4. Bertanggung jawab terhadap alat-alat yang 3 : berhati-hati dalam menggunakan alat dan mengembalikan
digunakan dalam percobaan. peralatan yang digunakan ke tempat semula.
2 : kurang berhati-hati dalam menggunakan alat dan
mengembalikan peralatan yang digunakan ke tempat
semula.
1 : tidak berhati-hati dalam menggunakan alat, belum menjaga
kebersihan alat, dan tidak mengembalikan peralatan yang
digunakan ke tempat semula.

Refleksi Guru:
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________

Mengetahui, . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

...................... ......................
–––––––––––––––––––––– ––––––––––––––––––––––
NIP: __________________ NIP: __________________

Matematika Kelas XII 319


Semester 1

1. e 11. d 21. b
2. a 12. c 22. e
3. d 13. a 23. a
4. c 14. e 24. e
5. e 15. b 25. b
6. b 16. d 26. a
7. a 17. a 27. d
8. a 18. c 28. b
9. e 19. c 29. c
10. d 20. c 30. c

Semester 2

1. d 11. b 21. d
2. b 12. c 22. c
3. d 13. b 23. a
4. b 14. a 24. d
5. d 15. d 25. b
6. a 16. c 26. e
7. c 17. a 27. b
8. d 18. b 28. c
9. e 19. e 29. a
10. a 20. e 30. d

320 Rencana
Lampiran Pelaksanaan
Kunci Jawaban
Pembelajaran
PR Online

Anda mungkin juga menyukai