Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.
Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan
struktur organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari pertumbuhan otak
adalah anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk belajar, mengingat, dan
mempergunakan akalnya. Jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun mental.
Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran panjang (cm, meter) umur tulang, dan tanda-tanda seks sekunder
mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang
8 8
Universitas Sumatera Utara
9
A. Aspek pertumbuhan
badan), lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada (Saputri, 2014).
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan
cairan serebrospinal. (Hidayat, 2011). Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata-rata
B. Aspek Perkembangan
melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan yang memerlukan
2014).
(Hidayat, 2011 )
A. Ciri pertumbuhan
ukuran, terlihat jelas pada pertumbuhan fisik dengan bertambahnya umur anak
terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-lain.
(b) Proporsi tubuh, perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur
anak, proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh
anak ataupun orang dewasa. (c) Hilangnya ciri-ciri lama, selama proses
kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya refleks-refleks primitif. (d)
B. Ciri perkembangan
ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh,
berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan
selanjutnya. Seseorang tidak akan melewati satu tahap perkembangan sebelum dia
melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seorang anak tidak akan bisa berjalan
sebelum dia berdiri. Karena itu perkembangan awal merupakan masa kritis karena
yang berurutan, tahap ini di lalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan, dan tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik. Misalnya, anak
oleh banyak faktor, seperti faktor genetik dan faktor lingkungan bio-fisiko-
mengalami hambatan tertentu. Pola tumbuh kembang secara normal antara anak
yang satu dengan anak yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena
Faktor dari dalam dapat dilihat dari faktor genetik dan hormonal, faktor
seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang, yaitu : perbedaan ras. Etnis atau bangsa, keluarga, umur
sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin beumur 4 bulan. Pada saat itu,
itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
Faktor dari luar dapat dilihat dari : (a) faktor prenatal, antara lain gizi,
anoksiembrio dan psikologi ibu. (b) faktor persalinan, yaitu komplikasi persalinan
pada bayi seperti trauma kepala, afaksia dapat menyebabkan kerusakn jaringan
otak. (c) Faktor pasca salin, yaitu gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital,
A. Pertumbuhan
1) Berat badan
menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, dan lingkar kepala anak.
Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150-250
Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua kali
lipat dari berat lahir pada anak usia 4-7 bulan (Wong, 2008). Berat badan lahir
normal bayi sekitar 2.500-3.500 gram, apabila kurang dari 2.500 gram dikatakan
bayi memiliki berat lahir rendah (BBLR), sedangkan bila lebih dari 3.500 gram
2) Panjang badan
ketika anak terlentang (Wong, 2008). Pengukuran panjang badan digunakan untuk
menilai status perbaikan gizi. Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang
baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk perbandingan
terhadap perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas
bayi baru lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva yang ditentukan
oleh National Center for Health Statistics (NCHS), bayi akan mengalami
hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia 18-20 tahun
(Nursalam, 2008).
standar (Chamidah, 2009). Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata adalah 34-35
cm dan lingkar kepala ini lebih besar daripada lingkar dada. Pada anak umur 6
bulan, lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm,
dan dewasa 54 cm. Jadi, pertambaha lingkar kepala pada 6 bulan pertama adalah
10 cm, atau sekitar 50% pertambahan lingkar kepala sejak lahir sampai dewasa
B. Perkembangan
dan postur (posisi tubuh). Pada usia 6 bulan, bila bayi didudukkan di lantai, bayi
bisa duduk sendiri tanpa disokong tetapi punggung masih membungkuk, bayi
mampu berguling sebagai aktivitas yang disadari sehingga untuk mencapai benda
dengan jarak dekat, bayi dapat berguling-guling. Kontrol kepala bayi muncul
lebih dulu pada posisi tengkurap, sehingga bayi lebih dahulu berguling dari posisi
terlentang.
matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual
yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal. Pada usia 6 bulan bayi mampu
memindahkan objek dari tangan satu ke tangan lainnya, bayi juga mampu meraih
dan mengambil benda dengan baik, tanpa disertai gerakan simultan pada tangan
yang lain, bayi juga mampu memasukkan balok ke dalam gelas tapi tidak bisa
mengambil kembali
berinteraksi, tetapi sifat bawaan tersebut dimodifikasi oleh gaya orangtua dan
lingkungan sosial, bayi akan merasa nyaman disekitar orang-orang akrab dan
timbul kecemasan di sekitar orang asing. Pada usia ini bayi senang bermain
dengan bayi lainnya, dan sekali- kali ia akan tersenyum dan meniru suara masing-
Abdul Rajab, 2013) bila grafik berat badan naik lebih dari 120% kemungkinan
anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan apabila grafik berat
penyakit kronis atau atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah
satu parameter yang penting. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala
termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal
dapat dijumpai pada anak yang menderita hidroseflus, megaensefali, tumor otak.
Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak
Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot
atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat
anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan
terlambat. Selain itu, gangguan perkembangan bicara dapat juga disebabkan oleh
kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral pasli ( Nur, 2009 dalam Rajab,
2013).
dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar konsentrasi, dan nafsu
A. Antopometri
fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan
anak adalah berat badan, badan panjang, lingkar kepala dan lingkar lengan atas.
B. Indeks antopometri
lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur, TB/U (Tinggi Badan
batas dapat disajikan kedalam tiga cara, yaitu persen terhadap median, persentil,
dan standar deviasi unit. WHO menyarankan menggunakan standar deviasi unit
untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Standar Deviasi Unit (SD) disebut
juga Z-skor.
Hasil seorang penemu pakar gizi Indonesia Mei 2000 di Semarang, standar
2008).
2.3.1 Defenisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bernutrisi bernergi tinggi yang mudah
untuk dicerna yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses
laktasi (Munasir, 2008). ASI merupakan makanan cair yang secara khusus
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi yang
kebutuhan bayi akan energi. Hanya dengan diberi ASI saja tanpa makanan lain,
bayi mampu tumbuh dan berkembang dengan baik sampai usia 6 bulan (Moehji,
2008).
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu pada bayi tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat sampai dengan usia 6 bulan (Depkes RI, 2010). Pemberian ASI
yang dianjurkan adalah ASI eksklusif selama 6 bulan yang diartikan bahwa bayi
hanya mendapatkan ASI saja tanpa makanan atau mainuman lain termasuk air
ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan
lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Yanti, 2011).
lemak, mineral, air dan vitamin. Zat karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa
yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi untuk
proses pertumbuhan gigi dan perkembangan tulang (Purwanti, 2004). ASI juga
terdiri dari 88% air yang berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat
didalamnya. ASI sebagai sumber air yang relatif tinggi dapat meredakan
rangsangan haus dari bayi. Vitamin yang terdapat dalam ASI cukup lengkap yaitu
Menurut Damayanti (2010) manfaat ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai
nutrisi, yang merupakan sumber gizi yang sangat ideal bagi bayi karena komposisi
ASI seimbang dan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan bayi, ASI juga dapat
sayang antara bayi dan ibunya, bayi juga akan merasa aman dan tenteram,
terutama bayi dapat mendengar detak jantung ibunya yang dikenal sejak dalam
kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan
payudara dan ovarium ibu. Selama enam bulan pertama setelah kelahiran, jika
98% terhadap kehamilan lainnya. Semakin lama durasi menyusui, semakin lama
durasi dari amenorea postpartum, yang mengarah pada interval kelahiran yang
lebih panjang.
Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali
dalam 24 jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI, anjurkan ibu untuk memberikan
ASInya pada bayi setidaknya setiap 4 jam. Namun, selama dua hari pertama
sesudah lahir, bebrapa bayi tidur panjang selama 6-8 jam. Untuk memberikan ASI
pada bayi setiap atau sesudah empat jam, yang paling baik adalah
kemauan bayi, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
memberikan ASI kepada bayinya bila bayinya menangis bukan karena penyebab
lainnya (bayi buang air kecil, dan lain-lain) atau ibu sudah merasa perlu menyusui
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit
dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu dua jam. Menyusui yang
dijadwalkan akan berakibat kurang baik bagi bayi, karena isapan sangat
terjadwal atau sesuai kebutuhan bayi akan mencegah banyak masalah yang
berpotensi muncul.
bayi (Griselia, 2014). Ada beberapa masalah menyusi terkait dengan ibu yaitu :
1) Pembengkakan payudara
laktasi dan adanya air susu. Payudara membengkak dan menekan saluran air susu,
sehingga bayi tidak memperoleh air susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila.
air susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat aerola menjadi lunak.
Puting susu dapat terasa nyeri pada beberapa hari pertama. Puting yang
luka dapat dicegah atau dibatasi dengan mengambil posisi yang benar dan dengan
2014).
diantaranya adalah bayi tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria. Kelainan
sumbing bibir atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut sehingga bayi tidak
faktor, salah satunya adalah gizi. Unsur gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan
pemberian ASI, bahkan sampai umur enam bulan sesuai rekomendasi WHO tahun
2001 diberikan ASI eksklusif (Fitri DI, dkk, 2014). Bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif umumnya akan mengalami pertumbuhan yang pesat pada umur 2-3
bulan, namun lebih lambat dibandingkan bayi yang mendapat ASI non eksklusif.
yang optimal, ASI eksklusif mendukung pertumbuhan bay i selama enam bulan
pertama sehingga status gizi mencapai normal (Fitri DI, dkk, 2014).
pemberian ASI eksklusifdan ASI non eksklusif dengan pertumbuhan berat badan
pada bayi 0-6 bulan. Pemberian ASI Non Eksklusif meningkatkan pertumbuhan
berat badan yang tidak baik 15 kali lipat daripada bayi yang mendapat ASI
eksklusif.
perkembangan bayi. Selain itu, dalam hal kognitif, bayi yang mendapat ASI
eksklusif memiliki aspek kognitif yang lebih baik daripada yang tidak mendapat
ASI eksklusif. Ini ditunjukkan oleh Novita dkk (2007) dilingkungan Puskesmas
Cigondewah Bandung, yang menyimpulkan bahwa aspek kognitif pada bayi yang
bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Rata-rata IQ bayi ASI eksklusif
128,3 dengan rentang IQ 112-142 sedangkan bayi ASI non eksklusif rata-rata
untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur
gizi dan perkembangan melalui Tes Denver II, dengan jumlah sampel 50 bayi.
mengalami pertumbuhan normal 1,62 kali lebih besar dibandingkan bayi ASI non
eksklusif dan perkembangan sesuai umur 5,474 kali lebih besar dibandingkan bayi
tumbuh kembang bayi umur enam bulan di Puskesmas Nanggalo kota Padang.
kemungkinan disebabkan oleh kuantitas dan kualitas ASI yang diberikan ibu yang
masih kurang dan belum memenuhi kebutuhan bayi sehingga penambahan berat
badan dan panjang badan bayi menjadi tidak optimal. Selain itu faktor gizi pada
ibu saat hamil dan menyusui, cara menyusui yang belum tepat dan benar sehingga
bayi mungkin disebabkan oleh adanya pengaruh lain seperti kualitas dan kuantitas
ASI yang belum tercapai dengan baik sehingga mempengaruhi pertumbuhan otak
bayi dan berdampak pada terlambatnya perkembangan bayi. Selain itu faktor
2.4.1 Defenisi
Menurut Roesli (2004) susu formula adalah cairan yang berisi zat yang
mati didalamnya, tidak ada sel yang hidup seperti sel darah putih, zat pembunuh
mengandung faktor pertumbuhan. Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk
dengan formula tertentu yang diberikan kepada bayi dan berfungsi sebagai
pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan penting dalam makanan bayi
2002). Menurut WHO (2004) susu formula adalah susu yang sesuai dan bisa
diterima sistem tubuh bayi. Susu formula yang baik tidak menimbulkan gangguan
saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Gangguan
kepada bayi sebagai pelengkap atau pengganti ASI dalam keadaan seperti : (a) Air
susu ibu tidak keluar sama sekali, sehingga satu-satunya makanan yang dapat
diberikan sebagai pengganti ASI adalah susu formula, (b) Kondisi ibu yang
dilarang dokter untuk menyusui, baik untuk kepentingan ibu maupun bayi, (c)
Bay dilahirkan dengan kelainan metabolik bawaan yang akan bereaksi jelek jika
bayi tersebut mendapat ASI, (d) Ibu meninggal sewaktu melahirkan atau bayi
asih memerlukan ASI, (e) Ibu sedang dirawat dirumah sakit dan dipisahkan dari
bayinya.