Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi :

Esterifikasi

Kelompok : 2 / Kamis

Anggota : Anisa Nurul Latifah 21030115120014


Dina Riyanti 21030115130108
Rastra Patria D. 21030115140172
Vanesa Julian Nababan 21030115120007

LABORATORIUM PROSES KIMIA

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan resmi praktikum proses yang disusun oleh:

Nama : 1. Anisa Nurul Latifah 21030115120014


2. Dina Riyanti 21030115130108
3. Rastra Patria D. 21030115140172
4. Vanesa Julian Nababan 21030115120007
Kelompok : 2 / Kamis

Materi : Esterifikasi
Telah disahkan pada,
Hari :

Tanggal :

Semarang, 2017

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Asisten Pengampu

Dr. Ir. Ratnawati, M.T. Fatma Tsaniya


NIP.196004121986032001 NIM. 21030114120055

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 ii


RINGKASAN
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester. Tujuan dari percobaan
esterifikasi adalah untuk mengetahui pengaruh suhu reaksi terhadap konversi yang
didapat, menghitung konstanta laju reaksi. Dalam industri, metil asetat merupakan
pelarut untuk senyawa: cellulose acetate butyrate, nitrocellulose, vinyl copolymers,
acrylics, epoxies, polyamides, phenolics, alkyds, dan polyesters.
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol dengan
hasil ester dan air. Reaksi esterifikasi berjalan lambat sehingga dibutuhkan katalis untuk
dapat mempercepat reaksi. Variabel yang dapat mempercepat reaksi esterifikasi adalah
perubahan konsentrasi, katalis, kecepatan pengadukan, waktu serta suhu reaksi.
Bahan yang digunakan dalam proses esterifikasi adalah etanol 96%, asam
asetat, HCl, NaOH , indikator PP dan aquadest. Langkah kerja dalam praktikum ini
adalah merangkai alat, kemudian mencampurkan asam asetat dengan katalis HCl,
panaskan hingga suhu 50°C, kemudian campurkan etanol 50°C yang disertai
pengadukan lalu dilakukan proses esterifikasi. Setelah dicampurkan ambil 5 ml sampel
mulai dari t = 0 menit sampai dengan waktu pengambilan 5 kali setiap 10 menit,
tambahkan 3 tetes indikator PP lalu titrasi dengan NaOH hingga warna merah muda.
Langkah tersebut diulangi untuk variabel suhu reaksi 60°C
Dari hasil percobaan, konversi pada suhu reaksi 58°C adalah 0,780. Hasil ini
lebih besar daripada konversi pada suhu reaksi 50°C yaitu 0,622. Hal ini menunjukkan
semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula konversi ester yang terbentuk karena
konstanta laju reaksinya besar. Qc pada suhu 58°C lebih besar bila dibandingkan
dengan Qc pada suhu 50°C. Pada percobaan didapt nilai Qc lebih kecil dari K hal ini
menunjukkan bahwa reaksi masih mengarah ke arah kanan sampai akhirnya mencapai
keadaan setimbang
Saran yang diberikan dalam percobaan ini adalah suhu operasi dijaga konstan.
Selain itu diperlukan juga percobaan lebih lanjut tentang variabel berubah yang lain
pada reaksi esterifikasi supaya diperoleh konversi pembentukan etil asetat yang lebih
baik selain itu diperlukan juga waktu yang lebih lama agar reaksi lebih baik dan
konversi semakin besar dan juga diperlukan excess dari etanol agar dihasilkan konversi
yang besar juga.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 iii


SUMMARY
Esterification reaction is the formation of ester. The goal of the
experiment is to find out when the influence of the temperature of the reaction to
the conversion of the reaction rate constants. In the industry, Methyl acetate is a
solvent for cellulose acetate butyrate: compounds, nitrocellulose, vinyl
copolymers, acrylics, epoxies, phenolics, polyamides, alkyds and polyesters.
Esterification is the reaction of carboxylic acids with alcohol with the
results of ester and water. Esterification reaction to run slowly so that it takes a
catalyst to can accelerate the reaction. That variables can accelerate the reaction
of esterification is a change in concentration, the catalyst, the stirring speed, time
and temperature of the reaction. Esterification reaction is the reaction of
endotermis and is a reversible reaction.
The materials are used in the process of esterification is 96% ethanol,
acetic acid, HCl, NaOH, PP indicator and aquadest. Work steps in this lab course
is stringing tools, then mixing acetic acid with catalyst HCl, heat up to a
temperature of 50 ° C, then mix the ethanol 50 ° C accompanied stirring then
conducted the process of esterification. After a fine take 5 ml samples starting
from t = 0 seconds up to 5 times the retrieval time every 10 seconds, add 3 drops
of indicator PP with NaOH then titration until pink. The step is repeated for
variable temperature 60 ° C reaction
From the results of the experiment, the conversion reaction at a
temperature of 58 ° C is 0.780. This result is greater than the conversion at a
temperature of 50 ° C reaction i.e. 0.622. This shows the higher the temperature
the higher the conversion of esters formed due to reaction rate constant is large.
QC at a temperature of 58 ° C is larger when compared with the Qc at a
temperature of 50 ° c. Experiment obtained a value of Qc smaller than K this
indicates that reaction still leads towards the right until it reaches equilibrium
The advice given in this experiment is the operating temperature is kept
constant. In addition to the experiment also required more about changing other
variables on reaction of esterification so retrieved conversion formation of ethyl
acetate are better in addition needed is also longer in order for the reaction to
better and higher conversion and also necessary excess of ethanol so that
generated a huge conversion as well.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 iv


PRAKATA

Puji syukur senantiasa terucapkan kepada Allah SWT, karena atas


rahmat dan hidayah-Nya, dapat menyelesaikan praktikum proses dengan baik.
Tidak lupa ucapan terima kasih diberikan kepada:
1. Penanggung jawab laboratorium proses kimia, Ir. Didi Dwi
Anggoro, M. Eng., Ph.D. yang membuat terlaksananya praktikum
proses ini.
2. Dr. Ir. Ratnawati, M. T. selaku dosen pembimbing materi Esterifikasi.
3. Laboran yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum proses
sehingga berjalan lancar sampai terselesaikanya laporan ini.
4. Koordinator asisten, Rinda Ameliya Firdhaus yang juga telah
membantu kami dalam rangkaian kegiatan sebelum praktikum
proses dilaksanakan maupun setelah praktikum tersebut dilakukan.
5. Asisten Fatma Tsaniya, sebagai asisten pengampu praktikum
Esterifikasi dan semua asisten yang telah membimbing sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
6. Serta kepada teman-teman yang telah membantu baik dalam segi
waktu maupun motivasi.
Laporan resmi ini berisi tentang proses esterifikasi dengan variabel suhu
yaitu 50˚ C dan 58˚ C. Berdasarkan data hasil percobaan dapat diketahui pengaruh
suhu reaksi terhadap konversi yang didapat, pengaruh variabel waktu terhadap
konversi yang didapat, pengaruh suhu terhadap konstanta laju reaksi, dan
pengaruh suhu terhadap arah reaksi.
Laporan resmi ini merupakan laporan terbaik yang saat ini dapat diajukan,
namun disadari pasti ada kekurangan yang perlu kami perbaiki. Maka dari itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

Semarang, 2017

Penyusun

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 v


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................ii
RINGKASAN ............................................................................................................... iii
SUMMARY ................................................................................................................... iv
PRAKATA ...................................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3. Tujuan Percobaan ............................................................................................. 1
1.4. Manfaat Percobaan........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
2.1. Kinetika Reaksi ................................................................................................ 3
2.2. Tinjauan Termodinamika ................................................................................ 4
2.3. Mekanisme Reaksi ........................................................................................... 6
2.4. Variabel yang Berpengaruh ............................................................................. 9
BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN ............................................................ 11
3.1. Rancangan Percobaan .................................................................................... 11
3.1.1. Skema Rancangan Percobaan ............................................................ 11
3.1.2. Variabel Operasi .................................................................................. 11
3.2. Bahan dan Alat yang digunakan ................................................................... 11
3.2.1. Bahan .................................................................................................... 11
3.2.2. Alat ........................................................................................................ 12
3.3. Gambar Rangkaian Alat ................................................................................ 12
3.4. Respon Uji Hasil ............................................................................................ 13
3.5. Prosedur Analisa ............................................................................................ 13
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 15
4.1. Pengaruh Variabel Suhu terhadap Konversi pada Proses Esterifikasi ............... 15

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 vi


4.2. Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Konversi pada Proses Esterifikasi................ 17
4.3. Pengaruh Variabel suhu terhadap Konstanta Laju Reaksi ................................. 19
4.4. Pengaruh Variabel suhu terhadap Arah Reaksi pada Proses Esterifikasi. 20
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 23
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 23
5.2 Saran ................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 24

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 vii


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Nilai konversi pada suhu 50°C ..............................................................15


Tabel 4.2. Nilai konversi pada suhu 58°C ..............................................................15
Tabel 4.3. Nilai konversi pada suhu 50°C ..............................................................17
Tabel 4.4. Nilai konversi pada suhu 58°C ..............................................................17
Tabel 4.5. Pengaruh Variabel Suhu terhadap laju reaksi (k) pada esterifikasi .......19

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 viii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Mekanisme katalis asam pada reaksi esterifikasi................................8


Gambar 3.1. Rangkaian alat Hidrolisa ...................................................................12
Gambar 3.2. Rangkaian Alat Titrasi ......................................................................13
Gambar 4.1. Hubungan waktu terhadap nilai Xa ..................................................15
Gambar 4.2. Hubungan waktu terhadap nilai Xa ..................................................18
Gambar 4.3. Pengaruh Variabel Suhu terhadap laju reaksi (k) pada esterifikasi .19
Gambar 4.4. Hubungan suhu operasi terhadap nilai konstanta kesetimbangan
reaksi .................................................................................................21

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 ix


DAFTAR LAMPIRAN

Laporan Sementara.............................................................................................. A-1


Lembar Perhitungan Reagen ................................................................................B-1
Lembar Perhitungan .............................................................................................C-1
Referensi ............................................................................................................. D-1
Prosedur Analisa .................................................................................................. E-1
Lembar Asistensi

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017 x


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring sedang berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan


teknologi pada bidang perindustrian di Indonesia, beragam industri terus
melakukan inovasi dan perkembangan salah satunya adalah industri kimia.
Perkembangan tersebut memacu kebutuhan produksi industri kimia yang
terus meningkat, baik itu kebutuhan baku maupun bahan penunjang lainnya.
Bahan baku maupun bahan penunjang di industri kimia sangatlah beragam.
Salah satu bahan yang digunakan adalah etil asetat yang merupakan salah satu
jenis pelarut yang memiliki rumus molekul CH3COOC2H5 (Haritsah, 2013).
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dari asam karboksilat
dan alkohol. Produk reaksi berupa ester dan air. Persamaan umum reaksi ini
dapat ditentukan sebagai berikut: R-COOH + HO-R* ↔ R-COOR* + H2O
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi eksotermis, bersifat reversibel dan
umumnya berjalan sangat lambat sehingga memerlukan katalis agar diperoleh
ester yang maksimal sehingga perlu dipelajari faktor-faktor menurut berbagai
tinjauan dan melakukan berbagai percobaan guna mengetahui berbagai
variabel proses yang berpengaruh terhadap proses esterifikasi tersebut
(Haritsah, 2013).

1.2. Rumusan Masalah

Pada percobaan proses esterifikasi banyak hal yang bisa kita amati dan
ketahui dari percobaan tersebut. Seperti halnya pengaruh variabel suhu
terhadap konversi, pengaruh variabel waktu terhadap konversi, pengaruh
variabel suhu terhadap kontanta laju reaksi, dan pengaruh suhu terhadap
konstanta keseimbangan pada proses esterifikasi.

1.3. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konversi pada proses


esterifikasi.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


2

2. Mengetahui pengaruh variabel waktu terhadap konversi pada proses


esterifikasi.
3. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi (k) pada
proses esterifikasi.
4. Mengetahui pengaruh suhu terhadap arah reaksi pada proses esterifikasi.

1.4. Manfaat Percobaan

1. Dapat memahami pengaruh variabel suhu terhadap konversi ester yang


terbentuk.

2. Dapat mengetahui pengaruh variabel waktu terhadap konversi pada proses


esterifikasi.

3. Dapat mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi


(k) pada proses esterifikasi.

4. Dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap arah reaksi pada proses


esterifikasi.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinetika Reaksi

Esterifikasi atau pembuatan ester merupakan reaksi antara asam


karboksilat dan alkohol dengan hasil reaksi ester dan air. Contohnya yaitu
reaksi antara asam asetat dan metanol. Reaksi esterifikasi antara lain sebagai
berikut:

CH3COOH + C2H5OH → CH3COOC2H5 + H2O

A B C D

Persamaan kecepatan reaksi kimia:

[ ][ ] [ ][ ]

Keterangan: rC = kecepatan reaksi pembentukan ester

[A] = konsentrasi asam asetat [CH3COOH]


[B] = konsentrasi etanol [C2H5OH]
[C] = konsentrasi etil asetat [CH3COOC2H5]
[D] = konsentrasi air [H2O]
k1 = konstanta kecepatan reaksi ke kanan (arah produk)
k2 = konstanta kecepatan reaksi ke kiri (arah reaktan)
t = waktu reaksi
Ditinjau dari kinetika reaksi, kecepatan reaksi pembentukan ester akan
makin besar dengan kenaikan suhu, adanya pengadukan dan ditambahakan
katalis. Hal ini dapat dijelaskan oleh persamaan Arrhenius yaitu:

dengan : k = kontanta laju reaksi


A = faktor frekuensi tumbukan

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


4

T = suhu
EA = energi aktivasi
R = konstanta gas ideal
Berdasarkan persamaaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju
reaksi dipengaruhi oleh nilai A, E A, dan T, semakin besar faktor tumbukan
(A) maka konstanta laju reaksinya semakin besar. Nilai energi aktivasi (EA)
dipengaruhi oleh penggunaan katalis, adanya katalis akan menurunkan energi
aktivasi sehingga nilai k semakin besar. Semakin tinggi suhu (T) maka nilai k
juga semakin besar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirbaskar dkk
(2001) untuk reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol menggunakan
katalis asam dengan ion exchange resin diperoleh bahwa untuk reaksi ke arah
pembentukan produk (k1) memiliki nilai EA = 104129 kJ/kmol dan A =
2,6.1014 (m3)2 kmol -2 s-1.

2.2. Tinjauan Thermodinamika

Berdasarkan tinjauan thermodinamika kita dapat mengetahui apakah


reaksi tersebut searah atau bolak-balik dengan meninjau memalui perubahan
energi Gibbs (ΔG°). Reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol terjadi
menurut reaksi berikut :
CH3COOH + CH3OH ↔ CH3COOCH3 + H2O

ΔG°f reaksi = ΔG°f produk - ΔG°f reaktan

Diketahui data ΔG°f standar (Perry, 2008)


ΔG°f 298 CH3COOH = - 389900 J/mol
ΔG°f 298 CH3OH = - 166270 J/mol
ΔG°f 298 CH3COOCH3 = - 324200 J/mol
ΔG°f 298 H2O = - 237129 J/mol
maka :

ΔG° 298 = (ΔG°f 298 CH3COOCH3 + ΔG°f 298 H2O) - ( ΔG°f 298

CH3COOH + ΔG°f 298 CH3OH )

= (-324200 - 237129) - (-389900 - 166270)

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


5

= -5159 J/mol

ΔH°f reaksi = ΔH°f produk - ΔH°f reaktan

Diketahui data ΔH°f standar(Perry, 2008) :


ΔH°f 298 CH3COOH = - 484300J/mol
ΔH°f 298 CH3OH = - 238660J/mol
ΔH°f 298 CH3COOCH3 = - 411900J/mol
ΔH°f 298 H2O = - 285830J/mol
maka :

ΔH° 298 = (ΔH°f 298 CH3COOCH3 + ΔH°f 298 H2O) - ( ΔH°f 298
CH3COOH + ΔH°f 298 CH3OH )
= (- 484300- 285830) - (- 411900- 238660J/mol

= -25430 J/mol (eksotermis)

Dari persamaan van’t Hoff (Levenspiel, 1999) :

ΔG° 298 = - RT ln K

-5159 J/mol = - (8,314 J/mol K).(298 K).ln K298


ln K298 = 2,082
K298 = 8,02

• harga K pada suhu 50oC (323 K ) yang sesuai dengan variabel tetap
percobaan dapat dihitung :

ln (K2/K1) = [ ]

ln (K323/K298) = [ ]

ln (K323/K298) = -0,7944
K323/8,02 = 0,451
K323 = 3,625

• harga K pada suhu 58oC (331 K ) yang sesuai dengan variabel tetap
percobaan dapat dihitung :

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


6

ln (K2/K1) = [ ]

ln (K323/K298) = [ ]

ln (K323/K298) = -1,078
K323/8,02 = 0,340
K331 = 2,88
Dari perhitungan energy Gibbs di dapat nilai K pada asumsi suhu 50oC
didapat nilai sebesar 3,625, maka dapat disimpulkan reaksi esterifikasi asam
asetat dengan etanol merupakan reaksi reversible.

 Menghitung nilai konversi teoritis

Asumsi suhu 50 oC didapatkan K = 3,625 dan 60 oC didapatkan K = 2,88

) dengan

) ) )

Pada saat kesetimbangan, , sehingga

) )
K= ))
)

K= ) )

Diselesaikan dengan rumus ABC

) √ ) ) )
)

Pada suhu 50 oC nilai K = 3,625 dengan nilai Xae = 0,7308 dan pada suhu 58
o
C nilai K = 2,88 dengan nilai Xae = 0,758

2.3. Mekanisme Reaksi

Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan


alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam
karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung
gugus -CO2R dengan R dapat berbentuk alkil ataupun aril (Pratiwi, 2011).

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


7

Katalis yang digunakan dalam esterifikasi dapat berupa katalis asam


atau katalis basa dan berlangsung secara reversible (Supardjan, 2004). Pada
percobaan ini, menggunakan asam karboksilat berupa asam asetat yang
direaksikan dengan sebuah alkohol berupa etanol menggunakan katalis asam.
Untuk pembuatan etil asetat, reaksi esterifikasi yang terjadi dalam percobaan
ini dan mekanisme katalis asam pada hidrolisa ester adalah sebagai berikut:

Mekanisme reaksi esterifikasi merupakan reaksi substitusi antara asil


nukleofil dengan katalisator asam (biasanya HCl atau H2SO4). Gugus
karbonil dari asam kaboksilat tidak cukup kuat sebagai elektrofil untuk
diserang oleh alkohol. Katalisator asam akan memprotonasi gugus karbonil
dan mengaktivasinya ke arah penyerangan nukleofil. Pelepasan proton akan
menghasilkan hidrat dari ester, kemudian terjadi transfer proton.

Gambar 2.1 Mekanisme katalis asam pada esterifikasi

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


8

Mekanisme esterifikasi dengan katalis asam, meliputi :

1. Pada tahap pertama, gugus karbonil akan terprotonasi oleh asam. Transfer
proton dari katalis asam menuju ke atom oksigen karbonil, sehingga
terjadi peningkatan elektrofisilitas pada atom karbon karbonil.
2. Tahap kedua, melibatkan adisi nukleofil yakni gugus OH pada alkohol
menyerang karbon karbonil yang telah terprotonasi. Sehingga ikatan C-O
yang baru (ikatan ester) terbentuk.
3. Tahap ketiga adalah tahap kesetimbangan dimana terjadi penghilangan
gugus H+ pada ikatan ester yang baru. Deprotonasi dilakukan untuk
membentuk ikatan C-O yang stabil.
4. Pada tahap ke empat, salah satu gugus hidroksil harus terprotonasi,
karena kedua gugus hidroksilnya identik.
5. Tahap ke lima, melibatkan pemutusan ikatan C-O dan lepasnya air. Agar
peristiwa ini dapat terjadi, gugus hidroksil harus diprotonasi agar
kemampuannya sebagai gugus bebas/lepas lebih baik.
6. Tahap terakhir, ester yang berproton melepaskan protonnya.

2.4. Variabel yang Berpengaruh

Reaksi esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa variabel. Variabel-


variabel yang dimaksud antara lain (Hakim dan Irawan, 2010):

1. Waktu reaksi

Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat


semakin besar sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Jika
kesetimbangan reaksi sudah tercapai maka dengan bertambahnya waktu
reaksi tidak akan menguntungkan karena tidak memperbesar hasil.
2. Perbandingan zat pereaksi

Dikarenakan sifatnya yang reversibel, maka salah satu reaktan harus


dibuat berlebih agar optimal dalam pembentukan produk ester yang ingin
dihasilkan. Pada penelitian ini, salah satu reaktan yang harus dibuat
berlebih adalah etanol

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


9

3. Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat
pereaksi dengan zat yang bereaksi semakin baik sehingga mempercepat
reaksi dan reaksi terjadi sempurna. Hal ini sesuai dengan persamaan
Arrhenius :
k = A . e (-Ea/RT)

Keterangan:
k = konstanta laju reaksi
A = faktor frekuensi atau faktor pre eksponensial
Ea = energi aktivasi (kJ/mol)
R = tetapan gas universal (0,0821 atm/mol.K atau 8,314 J/mol.K)
T = temperatur atau suhu (K)
Semakin besar tumbukan, maka semakin besar pula harga konstanta
kecepatan reaksi, sehingga reaksi dapat berjalan lebih optimal.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak
konversi yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan persamaan Arrhenius, bila
suhu naik maka harga k semakin besar, sehingga reaksi berjalan cepat dan
hasil konversi makin besar.
5. Katalisator
Sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalisator agar
berjalan lebih cepat. Katalisator berfungsi untuk mengurangi energi
aktivasi pada suatu reaksi, sehingga pada suhu tertentu harga konstanta
kecepatan reaksi semakin besar.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


10

BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN

3.1. Rancangan Percobaan


3.1.1. Skema Rancangan Percobaan
Mencampurkan Asam
Membuat perhitungan Merangkai Alat asetat, methanol, dan
volume reagen seperti gambar katalis secara bersamaan
pada suhu ruang

Mencampurkan asam
asetat dan katalis ke
Panaskan methanol Ambil 5 ml + 3 tetes
labu leher tiga,
hingga suhu 50 C dan PP dan analisa
panaskan hingga suhu
58 C dengan NaOH
50 C dan 58 C

Campur kedua Amati suhu sampai Ambil sampel 5 ml ,


reaktan setelah mencapai 50 C dan mulai dari t0 sampai t4
mencapai suhu yang 58 C setiap 10 menit
sama

Ambil 5 ml + 3 tetes PP dan di


titrasi NaOH 0,43 N hingga warna
merah muda hampir hilang

3.1.2. Variabel Operasi’


a. Variabel tetap

Jenis alkohol : metanol


Volume total : 250 ml
Volume sampel diambil : 5 ml
Waktu pengambilan sampel : 40 menit
Jenis Katalis : HCl
Mol asam asetat:etanol : 1:3
b. Variabel berubah
Suhu : 50 C dan 58 C

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


11

3.2. Bahan dan Alat yang digunakan


3.2.1. Bahan
1. Asam asetat
2. Metanol
3. Katalis HCl 0,25N
4. NaOH 0,42N
5. Indikator PP
3.2.2. Alat
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Kompor listrik
4. Magnetic stirrer
5. Thermometer
6. Pengaduk
7. Buret
8. Pipet
9. Statif dan klem
10. Erlenmeyer

3.3. Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian alat hidrolisa

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


12

Keterangan:

1. Magnetic stirer + heater


2. Waterbatch
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif

Keterangan :

1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. 4. Erlenmeyer

Gambar 3.2 Rangkaian alat titrasi

3.4. Respon Uji Hasil

Mengamati konsentrasi asam asetat (CH3COOH) dengan titrasi menggunakan


NaOH.

3.5. Prosedur Percobaan

1. Merangkai alat seperti pada gambar.


2. Mencampurkan asam asetat 76,75 ml dan katalis HCl 7,9 ml, panaskan
sampai suhu 50 oC
3. Panaskan metanol 165,35 ml sampai suhu 50oC
4. Setelah suhu kedua reaktan sama campurkan kedua reaktan tersebut
kedalam labu leher tiga.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


13

5. Amati suhu campuran. Setelah tercapai suhu 50 oC kembali, sampel


diambil 5 ml mulai dari to dengan waktu pengambilan setiap 10 menit
hingga waktu mencapai 40 menit.
6. Metode analisis
Mengambil 5 ml sampel lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP, kemudian
sampel dititrasi dengan NaOH 0,42N. Amati perubahan warna yang
terjadi yaitu dari tidak berwarna menjadi warna merah muda hampir
hilang. Catat kebutuhan titran.
Menghentikan pengambilan sampel setelah mencapai waktu 40 menit.
7. Ulangi langkah di atas untuk variabel kedua dengan volume asam asetat
76,75 ml, volume metanol 165,35 ml, dan volume HCl 7,9 ml.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


14

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Variabel Suhu terhadap Konversi pada Proses Esterifikasi

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, didapatkan data


konversi pada masing-masing variabel suhu yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1. Nilai konversi pada suhu 50°C

t Xa

0 0

10 0,5602

20 0,6677

30 0,7151

40 0,7309

Tabel 4.2. Nilai konversi pada suhu 58°C

t Xa

0 0

10 0,666

20 0,712

30 0,753

40 0,758

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


15

Dari data di atas diperoleh grafik sebagai berikut :

0.8
0.7
0.6
0.5
Xa

0.4
0.3 Suhu 50°C
0.2 suhu 58°C
0.1
0
0 10 20 30 40 50
t {menit}

Gambar 4.1. Hubungan waktu terhadap nilai Xa

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa konversi pada suhu


58°C lebih besar daripada konversi pada suhu 50°C selama waktu reaksi
40 menit. Selama waktu 40 menit bereaksi, pada suhu 50°C menghasilkan
konversi 0,7309, sedangkan pada suhu 58°C konversi yang dihasilkan
sebesar 0,758.

Berdasarkan teori, menurut persamaan Arhenius yaitu


semakin tinggi suhu maka konversi yang dihasilkan juga semakin besar.
Hal ini terjadi karena peningkatan suhu akan menyebabkan tumbukan
antar partikel semakin besar, sehingga reaksi berjalan lebih cepat dan
konstanta reaksinya akan semakin besar. Peningkatan laju reaksi ini
disebabkan oleh meningkatnya konstanta laju reaksi yang merupakan
fungsi dari temperatur. Semakin tinggi temperaturnya, maka semakin
besar pula konstanta laju reaksinya. Sehingga dari persamaan tersebut
dapat disimpulkan bahwa suhu dapat mempercepat kecepatan reaksi untuk
membentuk produk ester yaitu metil asetat. Semakin banyak metil asetat
yang terbentuk menunjukkan bahwa konversi esterifikasinya juga semakin
besar (Hikmah, 2012)
Hasil praktikum yang kamu dapatkan menunjukkan bahwa
konversi semakin besar pada suhu yang lebih tinggi. Oleh sebab itu dapat

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


16

disimpulkan bahwa hasil praktikum yang dilakukan telah sesuai dengan


teori.

4.2. Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Konversi pada Proses Esterifikasi

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, didapatkan data


konversi pada masing-masing variabel suhu yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3. Nilai konversi pada suhu 50°C

t Xa

0 0

10 0,5602

20 0,6677

30 0,7151

40 0,7309

Tabel 4.4. Nilai konversi pada suhu 58°C

t Xa

0 0

10 0,666

20 0,712

30 0,753

40 0,758

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


17

Dari data di atas diperoleh grafik sebagai berikut :

0.8
0.7
0.6
0.5

Xa
0.4
Suhu 50°C
0.3
0.2 suhu 58°C
0.1
0
0 10 20 30 40 50
t {menit}

Gambar 4.2. Hubungan waktu terhadap nilai Xa

Pada grafik di atas, semakin lama waktu reaksi akan menghasilkan


konversi esterifikasi yang terus meningkat, baik itu pada suhu 50°C
maupun pada suhu 58°C. Selain itu pada grafik diatas, dapat dilihat bahwa
selama waktu 40 menit bereaksi, konversi esterifikasinya naik pada suhu
50°C yaitu 0,7309 menjadi 0,758 pada suhu 58°C.
Konversi ester yang terbentuk semakin besar seiring dengan
bertambahnya waktu karena semakin lama waktu reaksi yang diberikan
maka jumlah tumbukan yang terjadi antar zat reaktan yaitu asam asetat dan
metanol semakin banyak sehingga mengakibatkan reaktan yang bereaksi
semakin banyak pula yang tentunya akan menghasilkan konversi yang
lebih besar pula. semakin lama waktu reaksi, molekul akan memperoleh
tambahan kesempatan untuk bisa bergerak lebih dan meningkatkan energi
kinetik yang dihasilkan. Karena kesempatan untuk bergerak lebih, maka
kesempatan untuk bertumbukan antarpartikel juga semakin besar, sehingga
konversi untuk menghasilkan metil asetat juga semakin besar.
Kenaikan konversi selama reaksi esterifikasi dapat dibuktikan
dengan jumlah titran NaOH pada percobaan yang semakin menurun.
Titran NaOH digunakan untuk mengamati konsentrasi sisa asam asetat .
titrasi ini berdasarkan reaksi acidi-alkalimetri (asam-basa), NaOH sebagai
basa akan bereaksi dengan asam asetat sisa. Apabila jumlah kebutuhan

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


18

NaOH semakin sedikit karena asam asetat yang tersisa juga sedikit karena
telah bereaksi dengan metanol membentuk ester (Hikmah, 2012).

4.3. Pengaruh Variabel suhu terhadap konstanta Laju Reaksi

Dari percobaan dengan menggunakan suhu 50 C dan 58 C


didapatkan k laju reaksi yang berbeda terhadap suhu. Hasil percobaan
yang didapatkan sebagai berikut :

Tabel 4.5 Pengaruh Variabel Suhu terhadap laju reaksi (k) pada
esterifikasi
T (0C) k1 (mol/menit) k2 (mol/menit)
50 1,815x10-3 5x10-4

58 1,8196x10-3 6,318x10-4

0.002

0.0015

0.001
k

k1

0.0005 k2

0
Suhu 50°C suhu 58°C
suhu

Gambar 4.3 Pengaruh Variabel Suhu terhadap laju reaksi (k) pada
esterifikasi
Berdasarkan grafik hubungan suhu reaksi dan nilai konstanta laju
reaksi terlihat bahwa reaksi dengan suhu 58˚C memiliki nilai k1 yang lebih
tinggi daripada reaksi dengan suhu 50˚C. Reaksi dengan suhu 58˚C
memiliki harga k1 sebesar 1,8196x10-3mol/menit dan k2 sebesar 6,318x10-
4
mol/menit. Sementara pada suhu 50˚C didapat harga k1 dan k2 adalah
1,815x10-3dan 5x10-4.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


19

Hal ini sesuai dengan teori Arhenius yaitu k=Ae-E/RT yang


mengatakan bahwa konstanta laju reaksi bertambah besar seiring dengan
naiknya suhu operasi. Peningkatan suhu menyebabkan tumbukan antar
partikel makin besar, sehingga reaksi berjalan semakin cepat. Peningkatan
laju reaksi ini disebabkan oleh meningkatnya konstanta laju reaksi yang
merupakan fungsi suhu. Semakin tinggi suhu, konstanta laju reaksinya
semakin besar. Peningkatan suhu akan menyebabkan reaksi pembentukan
produk akan berjalan lebih cepat. Akhirnya reaksinya akan cenderung
berjalan ke kanan atau ke arah produk (k1). Dengan demikian reaksi yang
berjalan ke kiri atau reaksi penguraian produk (k2) akan berjalan lebih
lambat. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan meningkatnya suhu,
reaksi ke kanan antara asam asetat dengan metanol akan semakin cepat
(k1) dan reaksi ke kiri antara senyawa ester dan air akan semakin lambat
(k2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu dapat mempercepat laju
reaksi pembentukan produk dan memperlambat laju reaksi penguraian
produk (Hikmah dan Zuliyana; 2010).

4.4. Pengaruh Variabel Suhu terhadap Arah Reaksi pada Proses Esterifikasi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.4. nilai K dan Kc pada masing-masing variabel suhu
Suhu operasi K Kc
50°C 3,625 0,87526
58°C 2,88 1,05945

Pada tabel di atas menunjukkan nilai antara K dan Kc. Nilai K


didapat dari perhitungan secara teoritis dan berlaku untuk semua jenis
konsentrasi pada kondisi apa saja bukan hanya konsentrasi pada saat
kesetimbangan sedangkan nilai Kc didapat dari perbandingan konsentrasi
produk dan reaktan pada saat kesetimbangan. Nilai Kc pada suhu operasi
50°C adalah 0,87526 sedangkan saat suhu operasinya 58°C nilai Kc
sebesar 1,05945. Sedangkan berdasarkan teoritis, nilai K pada suhu 50°C
adalah 3,625 dan nilai K pada suhu 58°C adalah 2,88. sehingga dapat

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


20

diketahui bahwa Kc dari masing masing variabel suhu nilainya lebih kecil
dibandingkan dengan K secara teoritis. Seperti yang kita ketahui bahwa
jika Kc < K, yang berarti sistem kekurangan produk dan kelebihan reaktan,
sehingga untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah reaktan harus diubah
menjadi produk. Akibatnya, proses reaksi cenderung bergeser ke arah
produk sampai di dapatkan kesetimbangan K=Kc (Anita Sumaryani, 2014)

Kesimpulannya, hasil praktikum menunjukkan bahwa nilai Kc<K.


Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan belum cukup untuk
mencapai kesetimbangan dan proses esterifikasi yang dilakukan hingga 40
menit belum mencapai kesetimbangan secara teoritis. Sehingga masih
dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk mengkonversi asam asetat
sisa menjadi metil asetat.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


21

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Konversi pada suhu reaksi 58˚C lebih besar bila dibandingkan dengan
konversi pada suhu reaksi 50˚C . Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi suhu maka semakin tinggi pula konversi ester yang terbentuk
karena konstanta laju reaksinya semakin besar.

2. Konversi ester yang terbentuk semakin besar seiring dengan


bertambahnya waktu karena semakin lama waktu reaksi yang diberikan
maka jumlah tumbukan yang terjadi antar zat reaktan yaitu asam asetat
dan metanol semakin banyak sehingga mengakibatkan reaktan yang
bereaksi semakin banyak pula yang tentunya akan menghasilkan
konversi yang lebih besar pula.

3. Laju reaksi pada suhu 58˚C lebih besar bila dibandingkan dengan laju
reaksi pada suhu 50˚C. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
konstanta laju reaksinya karena molekul yang bertumbukan semakin
banyak.
4. Konstanta kesetimbangan pada suhu 58˚C lebih besar bila dibandingkan
dengan konstanta kesetimbangan pada suhu 50˚C. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi suhu maka konstanta kesetimbangan reaksinya
akan meningkat karena konstanta laju reaksinya semakin besar.

5.2. Saran
1. Teliti dalam menentukan titik akhir titrasi.
2. Memperhatikan kebersihan alat agar tidak terkontaminasi.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


22

3. Tutup wadah etanol dengan aluminium foil untuk mengurangi


kehilangan massa akibat volatilitas reagen.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Arif Rahman dan Irawan S.. 2010. Kajian Awal Sintesis Biodiesel dari
Minyak Dedak Padi Proses Esterifikasi. Skripsi. Semarang : Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip.
Haritsah, Iftironi., 2013. Regenerasi Katalis Pt/Zeolit dan H-Zeolit Serta Uji
Aktivitasnya dalam Reaksi Esterifikasi Asam Asetat dan Etanol.
Yogyakarta : Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Gadjah Mada.
Hikmah, Maharani Nurul dan Zuliyana. 2012. Pembuatan Metil Ester (Biodiesel)
dari Minyak Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan
Transesterifikasi. Semarang : Universitas Diponegoro.
Kusmiyati. 2008. Reaksi Katalitis Esterifikasi Asam Oleat dan Metanol Menjadi
Biodiesel dengan Metode Distilasi Reaktif. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah
Nuryoto, dkk. 2011. Kinetika Reaksi Esterifikasi Gliserol dengan Asam Asetat
Menggunakan Katalisator Indion 225 Na. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada.
Pratiwi, Dini Novalia. 2011. Optimalisasi reaksi Esterifikasi Asam Asetat dengan
1Heksena, Sebagai Salah Satu Tahapan Pada Proses Pembuatan
Etanol. Skripsi.
Jakarta : Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Smith, JM, dkk. 2001. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics,
Sixth Edition. Mc Graw Hill

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


23

Sumaryani, Anita. 2014. Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning)


Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kesetimbangan
Kimia. Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Supardjan. 2004. Sintesis Diasetil Heksagamavunon-1 dengan Katalis Basa. J.
Pharmacon. Vol. 5, No. 2, h.48-55

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2017


LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi :

Esterifikasi

Disusun Oleh :

Kelompok : 2 / Kamis

Anggota : 1. Anisa Nurul Latifah 21030115120014


2. Dina Riyanti 21030115130108
3. Rastra Patria D. 21030115140172
4. Vanesa Julian Nababan 21030115120007

LABORATORIUM PROSES KIMIA

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017

A-1
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
2. Mengetahui pengaruh variabel waktu terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
3. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi (k) pada
proses esterifikasi.
4. Mengetahui pengaruh suhu terhadap arah reaksi pada proses esterifikasi.
II. PERCOBAAN
2.1. Bahan Yang Digunakan
1. Asam asetat
2. Etanol
3. Katalis HCl 0,25N
4. NaOH 0,42N
5. Indikator PP
2.2. Alat Yang Dipakai
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Kompor listrik
4. Magnetic stirrer
5. Thermometer
6. Pengaduk
7. Buret
8. Pipet
9. Statif dan klem
10. Erlenmeyer
2.3. Cara Kerja
1. Merangkai alat seperti pada gambar.
2. Mencampurkan asam asetat 76,75 ml dan katalis HCl 7,9 ml,
panaskan sampai suhu 50 oC
3. Panaskan metanol 165,35 ml sampai suhu 50oC
4. Setelah suhu kedua reaktan sama campurkan kedua reaktan tersebut
kedalam labu leher tiga.

A-2
5. Amati suhu campuran. Setelah tercapai suhu 50 oC kembali, sampel
diambil 5 ml mulai dari to dengan waktu pengambilan setiap 10
menit hingga waktu mencapai 40 menit.
6. Metode analisis
Mengambil 5 ml sampel lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP,
kemudian sampel dititrasi dengan NaOH 0,42N. Amati perubahan
warna yang terjadi yaitu dari tidak berwarna menjadi warna merah
muda hampir hilang. Catat kebutuhan titran. Menghentikan
pengambilan sampel setelah mencapai waktu 40 menit.
7. Ulangi langkah di atas untuk variabel kedua dengan volume asam
asetat 76,75 ml, volume metanol 165,35 ml, dan volume HCl 7,9
ml.
2.4. Cara Kerja
Variabel 1 (50 C) Variabel 2 (58 C)

T V T V

0 65 0 65

10 30,8 10 24,1

20 24 20 21,1

30 21 30 18,6

40 20 40 18,3

Tanggal, 21 April 2017

PRAKTIKAN MENGETAHUI
ASISTEN

Anisa Dina Rastra Vanesa Fatma Tsaniya

A-3
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

 Perhitungan Densitas :
M picno = 15,344
M picno+aquades = 40, 014

ρaq =

0,998 =

V = 24,719 ml
- Densitas Metanol
M picno+metanol = 34,8

ρmetanol =

ρmetanol =

- Densitas Asam Asetat


M picno+as.asetat = 41,542
ρasam asetat =
ρasam asetat =
- Densitas HCl
M picno+HCl = 43,856
ρHCl =
ρHCl =

 Perhitungan kebutuhan NaOH, HCl, Metanol, dan asam asetat

- NaOH 0,42 N 500 mL kadar 98%

Massa NaOH = 8,57 gram


- HCl 0,25 N kadar 25%
V HCl =
ρ

B-1
Volume HCl = 7,9 mL
- Asam asetat 98% dan metanol 98%
Volume total = Volume asam asetat + Volume metanol + Volume HCl
250 = Volume asam asetat + volume metanol + 7,9
Volume metanol = 242,1-volume asam asetat
Mol asam asetat : mol metanol = 1 : 3

B-2
LEMBAR PERHITUNGAN

A. Variabel 1 (Suhu 50°C)


Massa asam asetat = V x ρ x % kadar
= 76,75 x 1, 0598 x 0,98
Massa asam asetat = 79,72 gram

Massa metanol = V x ρ x % kadar


= 165,35 x 0,787 x 0,98
Massa metanol = 127,528

) )

Diketahui data ΔG° f standar (Perry, 2008)


∆G CH3COOH = -389900 J/mol
∆G CH3OH = - 166270 J/mol
∆G CH3COOCH3 = -324200 J/mol
∆G H2O = - 237129 J/mol

Maka didapatkan :
ΔG° 298 = (ΔG°f 298 CH3COOC2H5 + ΔG°f 298 H2O) - ( ΔG°f 298
CH3COOH + ΔG°f 298 C2H5OH )
= -5159 J/mol
Diketahui data ΔH°f standar(Perry, 2008) :
∆Hf CH3COOH = -484300 J/mol
∆Hf CH3OH = - 238660 J/mol
∆Hf CH3COOCH3 = -411900 J/mol
∆Hf H2O = - 285830 J/mol

C-1
Maka didapatkan :
∆Hf298 = {∆Hf CH3COOCH3 + ∆Hf H2O}-{∆Hf CH3COOH + ∆Hf
CH3OH}
= 25430 J/mol
Dari persamaan van’t Hoff (Levenspiel, 1999) :
∆G298 = -RT ln K
-5159 = -8.314 x 298 x ln K
K 298 = 8,023
• harga K pada suhu 50oC (323 K ) yang sesuai dengan variabel tetap
percobaan dapat dihitung :

ln { }

ln

K323 = 3,625
Volume NaOH XA
t CA
(mL)
0 65 5,21 0

10 30,8 2,3372 0,5602

20 24 1,766 0,6677

30 21 1,514 0,7151

40 20 1,43 0,7309

Menentukan konstanta kecepatan reaksi


CH3COOH + CH3OH CH3COOCH3 + H2O
(A) (B) (C) (D)

∆G298 = -5159 J/mol

∆G298 = -RT ln K
-5159 = -8.314 x 298 x ln K
K 298 = 8,023

∆Hf CH3COOH = -484300 J/mol


∆Hf CH3OH = - 238660 J/mol
∆Hf CH3COOCH3 = -411900 J/mol

C-2
∆Hf H2O = - 285830 J/mol

∆Hf298 = {∆Hf CH3COOCH3 + ∆Hf H2O}-{∆Hf CH3COOH + ∆Hf


CH3OH}
= 25430 J/mol

ln { }

K323 = 3,625

) )

-rA = k1.CACB – k2.CCCD

-rA = k1.CACB – k2.CCCD

Dimana K = sehingga :
)
-rA =

= ) )

= ) )

= ) )

Pada saat setimbang

) ) ) )

) )

Kc = 0,87526

C-3
) )

= ) )

= )

= )

∫ ∫

Dengan rumus A,B,C diperoleh faktor dari

= (XA-4,628)(XA -0,895)

0,18816 ∫ ∫
) )

) ) ) )

) )
= ) )

= ) )

)
= ) )

A+B = 0 sehingga B = -A
=1
=1
A = 0,268
B = -0,268

0,18816∫ ∫
)

0,18816 x 0,268{ln (XA-4,628)⌊ – ln (XA-0,895)⌊ } = k.t


) )
0, 05 {ln )
= k.t y = mx
)

C-4
Menghitung laju reaksi dan konstanta kesetimbangan reaksi :
t {x} XA y xy X2
0 0 0 0 0
10 0,5602 0,0427 0,427 100
20 0,6677 0, 0607 1,214 400
30 0,7151 0, 0718 2,154 900
40 0,7309 0, 0762 3, 048 1600
∑x = ∑x2 =
∑y = 0,2514 ∑xy = 6,843
100 3000

B. Variabel 2 (Suhu 58°C)


Massa asam asetat = V x ρ x % kadar
= 76,75 x 1, 0598 x 0,98
Massa asam asetat = 79,72 gram

Massa metanol = V x ρ x % kadar


= 165,35 x 0,787 x 0,98
Massa metanol = 127,528

) )

C-5
Volume NaOH XA
t CA
(mL)
0 65 5,21 0

10 24,1 1,7744 0,666

20 21,2 1,5308 0,712

30 18,6 1,3124 0,753

40 18,3 1,2872 0,758

Menentukan konstanta kecepatan reaksi


CH3COOH + CH3OH CH3COOCH3 + H2O
(A) (B) (C) (D)

 Diketahui data ΔG°f standar (Perry, 2008)


∆G CH3COOH = -389900 J/mol
∆G CH3OH = - 166270 J/mol
∆G CH3COOCH3 = -324200 J/mol
∆G H2O = - 237129 J/mol

Maka didapatkan :
ΔG° 298 = (ΔG°f 298 CH3COOC2H5 + ΔG°f 298 H2O) - ( ΔG°f 298
CH3COOH + ΔG°f 298 C2H5OH )
= -5159 J/mol
 Diketahui data ΔH°f standar(Perry, 2008) :
∆Hf CH3COOH = -484300 J/mol
∆Hf CH3OH = - 238660 J/mol
∆Hf CH3COOCH3 = -411900 J/mol
∆Hf H2O = - 285830 J/mol

Maka didapatkan :
∆Hf298 = {∆Hf CH3COOCH3 + ∆Hf H2O}-{∆Hf CH3COOH + ∆Hf
CH3OH}
= 25430 J/mol

C-6
Dari persamaan van’t Hoff (Levenspiel, 1999) :
∆G298 = -RT ln K
-5159 = -8.314 x 298 x ln K
K 298 = 8,023

• harga K pada suhu 50oC (323 K ) yang sesuai dengan variabel tetap
percobaan dapat dihitung :

ln { }

ln

) )

-rA = k1.CACB – k2.CCCD

-rA = k1.CACB – k2.CCCD

Dimana K = sehingga :
)
-rA =

= ) )

= ) )

= ) )

C-7
Pada saat setimbang,

) ) ) )

= ) )

Kc = 1,05945

) )

= ) )

= )

= )

∫ ∫

Dengan rumus A,B,C diperoleh faktor dari

= (XA-5,249)(XA -0,875)

0,18816 ∫ ∫
) )

) ) ) )

) )
= ) )

= ) )

)
= ) )

A+B = 0 sehingga B = -A
=1
=1
A = 0,229
B = -0,229

C-8
0,18816∫ ∫
)

0,18816 x 0,229{ln (XA-5,249)⌊ – ln (XA-0,875)⌊ } = k.t


) )
0, 043{ln )
= k.t y = mx
)

t{x} XA y xy X2

0 0 0 0 0

10 0,666 0, 0557 0,557 100

20 0,712 0, 06599 1,3198 400

30 0,753 0, 07806 2,3418 900

40 0,758 0, 0798 3,192 1600


∑x = ∑y = ∑xy = ∑x2=3000
100 0,27955 7,4106

C-9
REFERENSI

D-1
D-2
D-3
D-4
D-5
Data Kc yang diketahui dapat digunakan untuk
memprediksi arah reaksi. Semakin kecil Kc maka
semakin sedikit pereaksi yang membentuk produk reaksi.
Posisi kesetimbangan ada di sbelah kiri. Sebaliknya
semakin besar Kc semakin banyak produk reaksi yang
terbentuk. Posisi kesetimbangan ada di kanan reaksi atau
reaksi berlangsung sampai tuntas, berikut tabel
menganai sebarapa jauh
reaksi berlangsung berdasarkan data Kc:57

Tabel 2.3 Prediksi Arah Kesetimbangan


Berdasarkan Data Kc

Nilai Kc Seberapa Jauh reaksi berlangsung


Kc sangat kecil Posisi kesetimbangan ada di kiri
(<10-3) Reaksi hanya membetuk sedikit sekali produk
reaksi
Kc sangat besar Posisi kesetimbangan ada di kanan
(>103) Reaksi berlangsung hampir tuntas
Kc = 1 Posisi kesetimbangan kurang lebuh ada di tengah
Reaksi berimbang

Selain berdasarkan data Kc, kita juga bisa meramalkan


arah pergeseran kesetimbangan berdasarkan
perbandingannya dengan Qc. Qc (reaction quotient)
adalah kuantitas yang diperoleh dengan cara
mensubstitusikan konsentrasi awal ke
persamaan konstanta kesetimbangan, atau disebut hasil
bagi. Berikut kemungkinan tiga kasus yang dapat terjadi:

a. Qc < Kc, perbandingan konsentrasi awal produk


terhadap reakttan terlalu kecil. Untuk mencapai
kesetimbangan, reaktan hasus diubah menjadi
D-6
produk. Sistem bergeser dari kiri ke kanan
membentuk produk.
b. Qc = Kc, hal ini berarti bahwa konsentrasi awal
adalah konsentrasi kesetimbangan. Sistem berada
pada kesetimbangan.
c. Qc > Kc Perbandingan konsentrasi awal produk
terhadap reaktan terlalu besar. Untuk mencapai
kesetimbangan produk harus diubah menjadi
reaktan. Sistem bergeser dari kanan ke kiri
membentuk reaktan.58

Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan


kesetimbangan dapat dinyatakan dengan tekanan parsial
gas dalam campurannya. Hal ini didapat dari Hukum gas
ideal dimana pada suhu tetap, tekanan suatu gas
berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per liter
gas tersebut, artinya P= (n/V)RT.

D-7
PROSEDUR ANALISA

1. Prosedur Perhitungan ρ dalam Praktikum


a. Lakukan kalibrasi volume piknometer dengan aquadest, dengan cara
menimbang massa piknometer kosong dan piknometer yang berisi
aquadest, dan menghitung selisinya sebagai massa aquadest
b. Hitung volume piknometer dengan rumus densitas ρ = , maka akan

didapat volume asli pikno


c. Lakukan kembali langkah pertama, akan tetapi cairan yang dimasukkan ke
dalam piknometer adalah larutan sampel. Maka akan didapatkan massa
sampel
d. Hitung densitas sampel dengan rumus densitas
2. Prosedur Pembuatan larutan NaOH
a. Siapkan labu takar 250 ml
b. Timbang NaOH 0,42N sebanyak 8,57 gr
c. Masukkan NaOH ke dalam labu takar
d. Isi labu takar dengan aquadest sampai tanda batas
3. Prosedur Titrasi Asam Basa
a. Siapkan larutan 5 ml yang akan dititrasi dalam erlenmeyer
b. Siapkan larutan titran yaitu NaOH 0,42 N sebanyak 8,57 gr dalam buret
c. Tambahkan PP sebanyak 3 tetes ke dalam erlenmeyer
d. Lakukan titrasi sampai warna pink hampir hilang
e. Catat volume titran

E-1
LEMBAR ASISTENSI

Diperiksa
Keterangan Tanda Tangan
No Tanggal

1. 11-5-2017 Daftar Isi


Nomor Halaman
Halaman Judul

Perbaiki Format
2. 17-5-2017
Halaman Judul

3. 18-5-2017 ACC

Anda mungkin juga menyukai