Lapres Esterifikasi 2 Kamis PDF
Lapres Esterifikasi 2 Kamis PDF
Materi :
Esterifikasi
Kelompok : 2 / Kamis
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Materi : Esterifikasi
Telah disahkan pada,
Hari :
Tanggal :
Semarang, 2017
Mengetahui,
Semarang, 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pada percobaan proses esterifikasi banyak hal yang bisa kita amati dan
ketahui dari percobaan tersebut. Seperti halnya pengaruh variabel suhu
terhadap konversi, pengaruh variabel waktu terhadap konversi, pengaruh
variabel suhu terhadap kontanta laju reaksi, dan pengaruh suhu terhadap
konstanta keseimbangan pada proses esterifikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A B C D
[ ][ ] [ ][ ]
T = suhu
EA = energi aktivasi
R = konstanta gas ideal
Berdasarkan persamaaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju
reaksi dipengaruhi oleh nilai A, E A, dan T, semakin besar faktor tumbukan
(A) maka konstanta laju reaksinya semakin besar. Nilai energi aktivasi (EA)
dipengaruhi oleh penggunaan katalis, adanya katalis akan menurunkan energi
aktivasi sehingga nilai k semakin besar. Semakin tinggi suhu (T) maka nilai k
juga semakin besar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirbaskar dkk
(2001) untuk reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol menggunakan
katalis asam dengan ion exchange resin diperoleh bahwa untuk reaksi ke arah
pembentukan produk (k1) memiliki nilai EA = 104129 kJ/kmol dan A =
2,6.1014 (m3)2 kmol -2 s-1.
ΔG° 298 = (ΔG°f 298 CH3COOCH3 + ΔG°f 298 H2O) - ( ΔG°f 298
= -5159 J/mol
ΔH° 298 = (ΔH°f 298 CH3COOCH3 + ΔH°f 298 H2O) - ( ΔH°f 298
CH3COOH + ΔH°f 298 CH3OH )
= (- 484300- 285830) - (- 411900- 238660J/mol
ΔG° 298 = - RT ln K
• harga K pada suhu 50oC (323 K ) yang sesuai dengan variabel tetap
percobaan dapat dihitung :
ln (K2/K1) = [ ]
ln (K323/K298) = [ ]
ln (K323/K298) = -0,7944
K323/8,02 = 0,451
K323 = 3,625
• harga K pada suhu 58oC (331 K ) yang sesuai dengan variabel tetap
percobaan dapat dihitung :
ln (K2/K1) = [ ]
ln (K323/K298) = [ ]
ln (K323/K298) = -1,078
K323/8,02 = 0,340
K331 = 2,88
Dari perhitungan energy Gibbs di dapat nilai K pada asumsi suhu 50oC
didapat nilai sebesar 3,625, maka dapat disimpulkan reaksi esterifikasi asam
asetat dengan etanol merupakan reaksi reversible.
) dengan
) ) )
) )
K= ))
)
K= ) )
) √ ) ) )
)
Pada suhu 50 oC nilai K = 3,625 dengan nilai Xae = 0,7308 dan pada suhu 58
o
C nilai K = 2,88 dengan nilai Xae = 0,758
1. Pada tahap pertama, gugus karbonil akan terprotonasi oleh asam. Transfer
proton dari katalis asam menuju ke atom oksigen karbonil, sehingga
terjadi peningkatan elektrofisilitas pada atom karbon karbonil.
2. Tahap kedua, melibatkan adisi nukleofil yakni gugus OH pada alkohol
menyerang karbon karbonil yang telah terprotonasi. Sehingga ikatan C-O
yang baru (ikatan ester) terbentuk.
3. Tahap ketiga adalah tahap kesetimbangan dimana terjadi penghilangan
gugus H+ pada ikatan ester yang baru. Deprotonasi dilakukan untuk
membentuk ikatan C-O yang stabil.
4. Pada tahap ke empat, salah satu gugus hidroksil harus terprotonasi,
karena kedua gugus hidroksilnya identik.
5. Tahap ke lima, melibatkan pemutusan ikatan C-O dan lepasnya air. Agar
peristiwa ini dapat terjadi, gugus hidroksil harus diprotonasi agar
kemampuannya sebagai gugus bebas/lepas lebih baik.
6. Tahap terakhir, ester yang berproton melepaskan protonnya.
1. Waktu reaksi
3. Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat
pereaksi dengan zat yang bereaksi semakin baik sehingga mempercepat
reaksi dan reaksi terjadi sempurna. Hal ini sesuai dengan persamaan
Arrhenius :
k = A . e (-Ea/RT)
Keterangan:
k = konstanta laju reaksi
A = faktor frekuensi atau faktor pre eksponensial
Ea = energi aktivasi (kJ/mol)
R = tetapan gas universal (0,0821 atm/mol.K atau 8,314 J/mol.K)
T = temperatur atau suhu (K)
Semakin besar tumbukan, maka semakin besar pula harga konstanta
kecepatan reaksi, sehingga reaksi dapat berjalan lebih optimal.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak
konversi yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan persamaan Arrhenius, bila
suhu naik maka harga k semakin besar, sehingga reaksi berjalan cepat dan
hasil konversi makin besar.
5. Katalisator
Sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalisator agar
berjalan lebih cepat. Katalisator berfungsi untuk mengurangi energi
aktivasi pada suatu reaksi, sehingga pada suhu tertentu harga konstanta
kecepatan reaksi semakin besar.
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Mencampurkan asam
asetat dan katalis ke
Panaskan methanol Ambil 5 ml + 3 tetes
labu leher tiga,
hingga suhu 50 C dan PP dan analisa
panaskan hingga suhu
58 C dengan NaOH
50 C dan 58 C
Keterangan:
Keterangan :
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. 4. Erlenmeyer
BAB IV
t Xa
0 0
10 0,5602
20 0,6677
30 0,7151
40 0,7309
t Xa
0 0
10 0,666
20 0,712
30 0,753
40 0,758
0.8
0.7
0.6
0.5
Xa
0.4
0.3 Suhu 50°C
0.2 suhu 58°C
0.1
0
0 10 20 30 40 50
t {menit}
t Xa
0 0
10 0,5602
20 0,6677
30 0,7151
40 0,7309
t Xa
0 0
10 0,666
20 0,712
30 0,753
40 0,758
0.8
0.7
0.6
0.5
Xa
0.4
Suhu 50°C
0.3
0.2 suhu 58°C
0.1
0
0 10 20 30 40 50
t {menit}
NaOH semakin sedikit karena asam asetat yang tersisa juga sedikit karena
telah bereaksi dengan metanol membentuk ester (Hikmah, 2012).
Tabel 4.5 Pengaruh Variabel Suhu terhadap laju reaksi (k) pada
esterifikasi
T (0C) k1 (mol/menit) k2 (mol/menit)
50 1,815x10-3 5x10-4
58 1,8196x10-3 6,318x10-4
0.002
0.0015
0.001
k
k1
0.0005 k2
0
Suhu 50°C suhu 58°C
suhu
Gambar 4.3 Pengaruh Variabel Suhu terhadap laju reaksi (k) pada
esterifikasi
Berdasarkan grafik hubungan suhu reaksi dan nilai konstanta laju
reaksi terlihat bahwa reaksi dengan suhu 58˚C memiliki nilai k1 yang lebih
tinggi daripada reaksi dengan suhu 50˚C. Reaksi dengan suhu 58˚C
memiliki harga k1 sebesar 1,8196x10-3mol/menit dan k2 sebesar 6,318x10-
4
mol/menit. Sementara pada suhu 50˚C didapat harga k1 dan k2 adalah
1,815x10-3dan 5x10-4.
4.4. Pengaruh Variabel Suhu terhadap Arah Reaksi pada Proses Esterifikasi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.4. nilai K dan Kc pada masing-masing variabel suhu
Suhu operasi K Kc
50°C 3,625 0,87526
58°C 2,88 1,05945
diketahui bahwa Kc dari masing masing variabel suhu nilainya lebih kecil
dibandingkan dengan K secara teoritis. Seperti yang kita ketahui bahwa
jika Kc < K, yang berarti sistem kekurangan produk dan kelebihan reaktan,
sehingga untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah reaktan harus diubah
menjadi produk. Akibatnya, proses reaksi cenderung bergeser ke arah
produk sampai di dapatkan kesetimbangan K=Kc (Anita Sumaryani, 2014)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Konversi pada suhu reaksi 58˚C lebih besar bila dibandingkan dengan
konversi pada suhu reaksi 50˚C . Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi suhu maka semakin tinggi pula konversi ester yang terbentuk
karena konstanta laju reaksinya semakin besar.
3. Laju reaksi pada suhu 58˚C lebih besar bila dibandingkan dengan laju
reaksi pada suhu 50˚C. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
konstanta laju reaksinya karena molekul yang bertumbukan semakin
banyak.
4. Konstanta kesetimbangan pada suhu 58˚C lebih besar bila dibandingkan
dengan konstanta kesetimbangan pada suhu 50˚C. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi suhu maka konstanta kesetimbangan reaksinya
akan meningkat karena konstanta laju reaksinya semakin besar.
5.2. Saran
1. Teliti dalam menentukan titik akhir titrasi.
2. Memperhatikan kebersihan alat agar tidak terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Arif Rahman dan Irawan S.. 2010. Kajian Awal Sintesis Biodiesel dari
Minyak Dedak Padi Proses Esterifikasi. Skripsi. Semarang : Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip.
Haritsah, Iftironi., 2013. Regenerasi Katalis Pt/Zeolit dan H-Zeolit Serta Uji
Aktivitasnya dalam Reaksi Esterifikasi Asam Asetat dan Etanol.
Yogyakarta : Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Gadjah Mada.
Hikmah, Maharani Nurul dan Zuliyana. 2012. Pembuatan Metil Ester (Biodiesel)
dari Minyak Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan
Transesterifikasi. Semarang : Universitas Diponegoro.
Kusmiyati. 2008. Reaksi Katalitis Esterifikasi Asam Oleat dan Metanol Menjadi
Biodiesel dengan Metode Distilasi Reaktif. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah
Nuryoto, dkk. 2011. Kinetika Reaksi Esterifikasi Gliserol dengan Asam Asetat
Menggunakan Katalisator Indion 225 Na. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada.
Pratiwi, Dini Novalia. 2011. Optimalisasi reaksi Esterifikasi Asam Asetat dengan
1Heksena, Sebagai Salah Satu Tahapan Pada Proses Pembuatan
Etanol. Skripsi.
Jakarta : Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Smith, JM, dkk. 2001. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics,
Sixth Edition. Mc Graw Hill
Materi :
Esterifikasi
Disusun Oleh :
Kelompok : 2 / Kamis
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
A-1
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
2. Mengetahui pengaruh variabel waktu terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
3. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi (k) pada
proses esterifikasi.
4. Mengetahui pengaruh suhu terhadap arah reaksi pada proses esterifikasi.
II. PERCOBAAN
2.1. Bahan Yang Digunakan
1. Asam asetat
2. Etanol
3. Katalis HCl 0,25N
4. NaOH 0,42N
5. Indikator PP
2.2. Alat Yang Dipakai
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Kompor listrik
4. Magnetic stirrer
5. Thermometer
6. Pengaduk
7. Buret
8. Pipet
9. Statif dan klem
10. Erlenmeyer
2.3. Cara Kerja
1. Merangkai alat seperti pada gambar.
2. Mencampurkan asam asetat 76,75 ml dan katalis HCl 7,9 ml,
panaskan sampai suhu 50 oC
3. Panaskan metanol 165,35 ml sampai suhu 50oC
4. Setelah suhu kedua reaktan sama campurkan kedua reaktan tersebut
kedalam labu leher tiga.
A-2
5. Amati suhu campuran. Setelah tercapai suhu 50 oC kembali, sampel
diambil 5 ml mulai dari to dengan waktu pengambilan setiap 10
menit hingga waktu mencapai 40 menit.
6. Metode analisis
Mengambil 5 ml sampel lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP,
kemudian sampel dititrasi dengan NaOH 0,42N. Amati perubahan
warna yang terjadi yaitu dari tidak berwarna menjadi warna merah
muda hampir hilang. Catat kebutuhan titran. Menghentikan
pengambilan sampel setelah mencapai waktu 40 menit.
7. Ulangi langkah di atas untuk variabel kedua dengan volume asam
asetat 76,75 ml, volume metanol 165,35 ml, dan volume HCl 7,9
ml.
2.4. Cara Kerja
Variabel 1 (50 C) Variabel 2 (58 C)
T V T V
0 65 0 65
10 30,8 10 24,1
20 24 20 21,1
30 21 30 18,6
40 20 40 18,3
PRAKTIKAN MENGETAHUI
ASISTEN
A-3
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN
Perhitungan Densitas :
M picno = 15,344
M picno+aquades = 40, 014
ρaq =
0,998 =
V = 24,719 ml
- Densitas Metanol
M picno+metanol = 34,8
ρmetanol =
ρmetanol =
B-1
Volume HCl = 7,9 mL
- Asam asetat 98% dan metanol 98%
Volume total = Volume asam asetat + Volume metanol + Volume HCl
250 = Volume asam asetat + volume metanol + 7,9
Volume metanol = 242,1-volume asam asetat
Mol asam asetat : mol metanol = 1 : 3
B-2
LEMBAR PERHITUNGAN
) )
Maka didapatkan :
ΔG° 298 = (ΔG°f 298 CH3COOC2H5 + ΔG°f 298 H2O) - ( ΔG°f 298
CH3COOH + ΔG°f 298 C2H5OH )
= -5159 J/mol
Diketahui data ΔH°f standar(Perry, 2008) :
∆Hf CH3COOH = -484300 J/mol
∆Hf CH3OH = - 238660 J/mol
∆Hf CH3COOCH3 = -411900 J/mol
∆Hf H2O = - 285830 J/mol
C-1
Maka didapatkan :
∆Hf298 = {∆Hf CH3COOCH3 + ∆Hf H2O}-{∆Hf CH3COOH + ∆Hf
CH3OH}
= 25430 J/mol
Dari persamaan van’t Hoff (Levenspiel, 1999) :
∆G298 = -RT ln K
-5159 = -8.314 x 298 x ln K
K 298 = 8,023
• harga K pada suhu 50oC (323 K ) yang sesuai dengan variabel tetap
percobaan dapat dihitung :
ln { }
ln
K323 = 3,625
Volume NaOH XA
t CA
(mL)
0 65 5,21 0
20 24 1,766 0,6677
30 21 1,514 0,7151
40 20 1,43 0,7309
∆G298 = -RT ln K
-5159 = -8.314 x 298 x ln K
K 298 = 8,023
C-2
∆Hf H2O = - 285830 J/mol
ln { }
K323 = 3,625
) )
Dimana K = sehingga :
)
-rA =
= ) )
= ) )
= ) )
) ) ) )
) )
Kc = 0,87526
C-3
) )
= ) )
= )
= )
∫ ∫
= (XA-4,628)(XA -0,895)
0,18816 ∫ ∫
) )
) ) ) )
) )
= ) )
= ) )
)
= ) )
A+B = 0 sehingga B = -A
=1
=1
A = 0,268
B = -0,268
0,18816∫ ∫
)
C-4
Menghitung laju reaksi dan konstanta kesetimbangan reaksi :
t {x} XA y xy X2
0 0 0 0 0
10 0,5602 0,0427 0,427 100
20 0,6677 0, 0607 1,214 400
30 0,7151 0, 0718 2,154 900
40 0,7309 0, 0762 3, 048 1600
∑x = ∑x2 =
∑y = 0,2514 ∑xy = 6,843
100 3000
) )
C-5
Volume NaOH XA
t CA
(mL)
0 65 5,21 0
Maka didapatkan :
ΔG° 298 = (ΔG°f 298 CH3COOC2H5 + ΔG°f 298 H2O) - ( ΔG°f 298
CH3COOH + ΔG°f 298 C2H5OH )
= -5159 J/mol
Diketahui data ΔH°f standar(Perry, 2008) :
∆Hf CH3COOH = -484300 J/mol
∆Hf CH3OH = - 238660 J/mol
∆Hf CH3COOCH3 = -411900 J/mol
∆Hf H2O = - 285830 J/mol
Maka didapatkan :
∆Hf298 = {∆Hf CH3COOCH3 + ∆Hf H2O}-{∆Hf CH3COOH + ∆Hf
CH3OH}
= 25430 J/mol
C-6
Dari persamaan van’t Hoff (Levenspiel, 1999) :
∆G298 = -RT ln K
-5159 = -8.314 x 298 x ln K
K 298 = 8,023
• harga K pada suhu 50oC (323 K ) yang sesuai dengan variabel tetap
percobaan dapat dihitung :
ln { }
ln
) )
Dimana K = sehingga :
)
-rA =
= ) )
= ) )
= ) )
C-7
Pada saat setimbang,
) ) ) )
= ) )
Kc = 1,05945
) )
= ) )
= )
= )
∫ ∫
= (XA-5,249)(XA -0,875)
0,18816 ∫ ∫
) )
) ) ) )
) )
= ) )
= ) )
)
= ) )
A+B = 0 sehingga B = -A
=1
=1
A = 0,229
B = -0,229
C-8
0,18816∫ ∫
)
t{x} XA y xy X2
0 0 0 0 0
C-9
REFERENSI
D-1
D-2
D-3
D-4
D-5
Data Kc yang diketahui dapat digunakan untuk
memprediksi arah reaksi. Semakin kecil Kc maka
semakin sedikit pereaksi yang membentuk produk reaksi.
Posisi kesetimbangan ada di sbelah kiri. Sebaliknya
semakin besar Kc semakin banyak produk reaksi yang
terbentuk. Posisi kesetimbangan ada di kanan reaksi atau
reaksi berlangsung sampai tuntas, berikut tabel
menganai sebarapa jauh
reaksi berlangsung berdasarkan data Kc:57
D-7
PROSEDUR ANALISA
E-1
LEMBAR ASISTENSI
Diperiksa
Keterangan Tanda Tangan
No Tanggal
Perbaiki Format
2. 17-5-2017
Halaman Judul
3. 18-5-2017 ACC