Anda di halaman 1dari 7

Makalah Fitoterapi

Daun Teh (Camellia sinensis L.)

Disusun oleh :

1) Riski A. Dwi Lestari (4161032)

2) Roisul Umah Fatmawati (4161033)

3) Saras Oktavianty Ayu P. (4161034)

4) Vianitta Hendrawati S. (4161039)

Program Studi S1 Farmasi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional

2019
1. Deskripsi tanaman

Daun tanaman teh (Camellia sinensis) dari familia Theaceae. Pohon berdaun hijau
yang memiliki tinggi 10-15 meter di alam bebas dan tinggi 0,6-1,5 meter jika
dibudayakan sendiri. Daun dari tanaman ini berwarna hijau muda dengan panjang 5-30cm
dan lebar sekitar 4cm. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna putih dengan diameter
2,5-4cm dan biasanya berdiri sendiri atau saling berpasangan dua-dua (Ross, 2005).

Daun teh merupakan daun tunggal. Helai daun berbentuk lanset dengan ujung
meruncing dan bertulang menyirip. Tepi daun lancip atau bergerigi. Daun tua licin di
kedua permukaannya sedangkan pada daun muda bagian bawahnya terdapat bulu tua licin
di kedua permukaannnya sedangkan pada daun muda bagian bawahnya terdapat bulu
halus (Muchtar, 1988).

Dilihat dari warna dan bentuk dari daun-daun kelompok dan daun-daun mahkota
bunga, keduanya hampir sama. Kelompok daun itu akan berjumlah antara 4-5 helai dan
berwarna agak hijau. Sedangkan buah teh mengandung 3 biji dan berwarna putih.
Semakin tua warnanya akan berubah coklat. Buah teh ini berbentuk bulat dan dan
bergaris tengah 1,2 sampai 1,5 cm (Muljana, 1993).

Gambar 1. Daun teh

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, taksonomi teh dapat diklasifikasikan sebagai berikut


(Nazaruddin, 1993):

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone
Ordo : Guttiferales

Famili : Theacceae

Genus : Camellia

Species : Camellia sinensis

2. Kandungan kimia

Komposisi aktif utama yang terkandung dalam daun teh adalah kafein, fenol, tannin,
tehophylline, tehobromine, lemak, saponin, minyak esensial, katekin, karotin, vitamin C,
A, B1, B2, B12, dan P, fluorite, zat besi, magnesium dan kalsium, strontium (Fulder,
2004).

 Green tea
Pada olahan daun teh menjadi green tea/teh hijau mengandung 1-5%
xanthine alkaloids (caffeine, theophylline, xanthine) (Huang, 1999) ; 20-30%
flavonols dan flavones-glycosides; sekitar 5% asam phenolice; 2-
3%proanthocyanidins, 0.59-3.97% free amino acids; dan mineral antara lain
aluminum, magnese, fluoride, dan potassium; polifenol 15- 30% yang
didalamnya mengandung senyawa aktif yaitu catechin antara lain terdiri dari
Epigallocatechin gallate (EGCg) dan Epigallocatechin (EGC).

 Black tea
Pada olahan daun teh menjadi black tea/ teh hitam mengandung
pholyphenol, seperti catechins EGC,EC, EGCG, ECG (Bronner dan beecher,
1998), xanthine alkaloids, (2.6-3.5% caffeine,0.16-0.2% theobromine, 2-3%
flavonols dan flavonoglycosides, 2-4% phenolic acids, sekitar 2%
theaflavine,6-30% thearubigins, 0.66%-2.82% free amino acids, dan mineral
seperti aluminum, manganeseflouride, dan potasium (Meyer-Buchtela, 1999;
Scholz and Beartram, 1995)

3. Mekanisme aksi
 Poliphenon-60 pada daun teh memberikan efek imunostimulan dengan efek protektif
pada hepar dan ginjal
 Meningkatkan plasma antioxidant
 Memproteksi melawan penyakit jantung (ischemia heart disease)
 Mekanisme teh hijau sebagai anti karsinogen di mungkinkan karena efek antioxidant
dan antiproliferatif dari fraksi polyphenol
 Mekanisme teh efek anti-karsinogenik hijau terhadap kanker saluran pencernaan tidak
jelas
 Teh hijau memberikan kontribusi untuk pencegahan penyakit kardiovaskular dengan
meningkatkan kapasitas antioksidan plasma
 Bukti menunjukkan bahwa sinergi total katekin di seluruh daun teh hijau infus lebih
efektif sebagai pencegah kanker dari pada isolasi EGCG
 Teh hijau dapat mengubah flora usus. pengaruhnya terhadap pengurangan dysbiosis
menunjukkan mekanisme untuk pencegahan kanker usus besar
 Teh hijau dan teh hitam memiliki efek antioksidan yang sebanding yang mungkin
berperan dalam menurunkan oksidasi kolesterol LDL, dengan penurunan risiko akibat
penyakit jantung.
 Polifenol dapat menghambat karsinogenesis dengan menghalangi pembentukan
endogen nitrosamin, hidrokarbon aromatik polisiklik, dan amina heterosiklik.
 ECGC dapat melemahkan produksi peroksida dalam sel glial dengan baik
menghambat deaminasi dari monoamina atau bertindak sebagai scavenger radikal
bebas, sehingga mengurangi kerusakan saraf oksidatif dikaitkan dengan berbagai
penyakit neurodegenerative

4. Dosis
 Sebagai Imunomodulator : menurut dokumen hasil penelitian fakultas kedokteran
undip pada uji coba mencit pada dosis 3 mg/hr memberi efek protektif pada mencit
yang diinfeksi L. monocytogenes. Poliphenon-60 dosis 3 mg/hr Berdasarkan basil
penelitian ini disarankan agar sebelum diaplikasikan penggunaannya pada manusia
sebagai imunomodulator pada infeksi, terlebih dahulu dilakukan uji efektifitas dan
tingkat keamanannya pada manusia sekarelawan sehat. (teh hijau)
 Sebagai lipoprotein oxidation : 400ml teh hitam / teh hijau perhari
 Sebagai Energy expenditure and fat oxidation : dua kapsul 250mg ekstrak teh hijau
tiga kali sehari (150mg kafein, 375mg cateching)
 Sebagai Aortic atherosclerosis : 125ml teh hitam 3.0-3.5x/hari
 Sebagai Blood pressure : 400ml teh hitam atau teh hijau 4x/hari
 Sebagai Myocardial infarction : 0 sampai ≥ 1 gelas sehari
 Sebagai Plasma anti oxidant activity : - dewasa 18th sehat = satu gelas teh hijau, teh
hitam, atau teh hitam dengan susu 4x/ sehari; - 29th perokok sehat, laki-laki 13th, dan
wanita 16th = satu gelas (150ml) teh hijau atau teh hitam 6x/hari, atau 3.6gr isolasi
polyphenols teh hijau perhari
 Sebagai Hypocholesterolemia : rata-rata satu gelas teh hijau 3x/hari
 Sebagai Cardio vascular disease and liver disorders : ≤ tiga gelas/ hari sampai ≥10
gelas/hari teh hijau
 Sebagai Coronary heart disease : satu gelas 2-4x/ hari teh hitam
 Sebagai Colon cancer : 0.6, 1.2, atau 1.8gr teh hiijua padat (siap seduh)
 Sebagai Oral mucosa leukoplakia: dua kapsul ekstrak campuran teh 380mg 4x/hari,
ditambah aplikasi topical dari 10% campuran teh dengan glycerol smeard pada
mucosa lesion 3x/hari
 Sebagai Tingkat I, II, dan III kanker payudara : ≤ empat gelas/hari vs. ≥lima
gelas/hari teh hhijau.
 Sebagai Kanker rectal dan colon : < satu ≥ gelas/hariteh hijau
 Sebagai Kanker pancreatic dan colorectal : 1-199g/bulan sampai ≥300g/bulan dau teh
hijau
 Sebagai Kanker prevention (type tidak disebutkan) : berkisar >10 gelas/hari teh hijau
 Sebagai Kanker perut : bermacam-macam
 Sebagai Kanker paru-paru : 1-4 gelas/hari sampai ≥ 10 gelas/hari teh hijau
 Sebagai Esophageal cancer : 0-≥200gr/bulan daun teh hijau
 Sebagai Osteoporosis : ≥1 gelas/hari teh hitam/teh hijau
 Sebagai effect on fecal flora : ekstrak teh hijau 3x/hari dengan makan (300mg total
catechin/hari)
 Sebagai obesitas : delapan kapsul 250mg/ hari bubuk daun teh hijau dengan makan (2
sarapan, 3 makan siang , dan 3 saat makan malam)
 Sebagai antijerawat : masih belum di ketahui
5. Struktur
Struktur kimia golongan fenol

Kafein

Vitamin C

Tannin
Keamanan

6. Farmakologi

Anda mungkin juga menyukai