Anda di halaman 1dari 26

BAB I

DEFINISI

Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya
(Robbins, 2001). Jenjang karir adalah sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme, sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi.
Jenjang karir tenaga perawatan berbasis kompetensi adalah tingkatan perkembangan dan
kemajuan dalam pekerjaan seorang perawat - bidan yang dicapai dengan memenuhi
standar kompetensi yang dipersyaratkan pada setiap jenjangnya.
Jenjang karir Perawat- Bidan berbasis kompetensi adalah tingkatan perkembangan dan
kemajuan dalam pekerjaan seorang perawat - bidan yang dicapai dengan memenuhi
standar kompetensi yang dipersyaratkan pada setiap jenjangnya. Untuk dapat
mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas diperlukan adanya tenaga
keperawatan yang profesional, memiliki kemampuan intelektual, tehnikal dan
interpersonal, bekerja berdasarkan standar praktek, memperhatikan kaidah etik dan moral
(Hamid, 2000).
Pemilihan karir secara bertahap akan menjamin individu dalam mempraktekan bidang
profesinya, karena karir merupakan investasi dan bukan hanya untuk mendapatkan
penghargaan/imbalan jasa. Komitmen terhadap karir, dapat dilihat dari sikap perawat
terhadap profesinya serta motivasi untuk bekerja sesuai dengan karir yang telah
dipilihnya.
Dalam pengembangan karir, Robbins (2001) menyatakan bahwa perawat mempunyai
tanggung jawab utama terhadap karirnya sendiri. Robbins menguraikan bahwa karir
keperawatan mempunyai tiga komponen utama yaitu jalur karir, perencanaan karir dan
pola karir. Komponen pertama adalah jalur karir, yaitu lintasan yang dapat ditempuh oleh
seorang perawat mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi, yang mungkin
dapat dicapai apabila perawat mampu bekerja secara produktif, loyal kepada organisasi,
menunjukkan perilaku yang profesional, serta mampu untuk tumbuh dan berkembang dan
memberi kesempatan kepada perawat untuk berprestasi dan meniti karir ke jenjang yang
lebih tiinggi, serta berhak mendapat imbalan sesuai jalur yang profesional. Komponen
kedua adalah perencanaan karir, yang merupakan tanggung jawab perawat sendiri untuk
melakukan evaluasi diri atau menseleksi jalur karir tentang pencapaian pengetahuan,
pengalaman, kemampuan dan keterampilan yang berhubungan dengan penyusunan tujuan
karir, dan bagaimana cara untuk mencapai hal tersebut sehingga dapat mengembangkan
profesionalisme. Dalam perencanaan karir dibutuhkan seorang perawat konselor karir/
supervisor/ staf pengembangan yang akan menolong perawat pelaksana mengkaji dan
menganalisa minat, keterampilan, dan pilihannya, sehingga dapat membantu
memudahkan perawat pelaksana mencapai karirnya. Komponen ketiga adalah pola
pengembangan karir, merupakan suatu metoda atau sistem dimana manajer keperawatan
membantu perawat profesional memilih tujuan karir, mengarahkan dalam merencanakan
karir untuk meraih kepuasan karir dan mencapai tujuan karir yang telah ditetapkan sesuai
dengan pengalaman dan keahliannya.

A. TUJUAN
1. Umum
Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan kompetensi yang
dipersyaratkan dan visi misi RS Mitra Keluarga.

2. Khusus
a. Tenaga keperawatan memahami sistem pengembangan karir dan bagaimana
merencanakan pengembangan profesinya.
b. Tenaga keperawatan memahami standar kompetensi yang dipersyaratkan pada
setiap jenjang dan area klinik.
c. Tenaga keperawatan memahami alur proses pengembangan karirnya.
d. Adanya program pengembangan profesional berkelanjutan untuk tenaga
keperawatan.
e. Terlaksananya kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan untuk tenaga
keperawatan.
f. Terlaksananya pengelompokan/pemetaan perawat - bidan sesuai jenjang
karir/kompetensi.
g. Penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta
menyediakan kesempatan yang lebih sesuai dengan kemampuan dari potensi
perawat.
h. Perawat mampu meningkatkan kualitas kerja, merencanakan dan mengontrol
karir pribadi dengan jujur pada diri sendiri, mengelola reputasi diri, mencapai
karir yang lebih baik sehingga terus berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja
i. Terselenggaranya seleksi, rekrutmen, penempatan, pembinaan dan
pengembangan perawat - bidan yang sesuai dengan jenjang karir.
j. Terselenggaranya pengawasan/audit pelayanan dan pengembangan perawat -
bidan di RS Mitra Keluarga Group secara optimal.
k. Sebagai pedoman dalam mengembangkan pola karir perawat-bidan.

B. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup sistem jenjang karier profesional perawat di RS Mitra Keluarga
yaitu :
1. Perawat Klinik (PK) yaitu perawat yang memberikan asuhan keperawatan
langsung pada klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawat Pendidik (PP) yaitu perawat yang melakukan bimbingan pendidikan dan
pelatihan untuk perawat dalam mencapai kompetensi yang harus dicapai dalam
memberikan asuhan keperawatan.
3. Perawat Manajer (PM) yaitu perawat yang mengelola pelayanan keperawatan
disarana kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah, tingkat menengah
maupun tingkat atas.
4. Perawat Perawat Peneliti/Riset (PR) yaitu perawat yang bekerja di bidang
penelitian keperawatan/kesehatan.

C. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang No.8 Tentang Perlindungan Konsumen.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
836/MENKES/SK/VI/2005 Tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja
Perawat dan Bidan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan.
BAB II
PENGORGANISASIAN JENJANG KARIR

A. PIMPINAN/ MANAJEMEN RUMAH SAKIT


Pimpinan rumah sakit merupakan penanggung ajwab utama dalam pelaksanaan jenjang
karir tenaga keperwatan melalui kepala Bidang Keperwatan, Komite Keperawatan dan
Diklat. Peran dan fungsi direktur rumah sakit dalam implementasi jenjang karir menjadi
pengarah dan pembuat kebijakan utam dalam menerbitkan Surat Keputusan tentang
implementasi jenjang karir. Tugas Direktur rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Membuat Surat Keputusan tentang Implementasi jenjang Karir Tenaga Keperawatan di
Rumah Sakit.
2. Memberi arahan kepada Kepala Bidang Keperawatan, Komite Keperawatan dan unit
terkait lainnya dalam rangka implementasi jenjang karir tenaga keperawatan.
3. Menerbitkan Surat Keputusan Penugasan Klinik bagi setiap tenaga keperawatan atas
rekomendasi Komite Keperwatan.
4. Menerbitkan Surat Keputusan Pencabutan Kewenangan Klinis sekaligus Penugasan
Klinik atas rekomendasi Komite Keperawatan.
5. Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi program pengembangan profesional
berkelanjutan bagi tenaga keperawatan yang dilaksanakan oleh RS (sesuai ketentuan
yang berlaku)
6. Mempertimbangkan dan menyetujui pembiayaan implementasi jenjang karir di rumah
sakit.
7. Menerima laporan berkala pelaksanaan implementasi jenjang karir tenaga keperawatan
di rumah sakit.

B. BIDANG KEPERAWATAN
Implementasi jenjang karir tenaga keperawatan merupakan tanggung jawab Bidang
Keperwatan dalam rangka fungsi manajemen keperawatan yaitu ketenagaan (staffing).
Tugas Kepala Bidang Keperwatan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan seleksi tenaga keperawatan baru (sesuai kebijakan RS).
2. Melakukan orientasi tenaga keperawatan baru.
3. Melakukan pemetaan/mapping tenaga keperawatan lama.
4. Melakukan Asesmen kompetensi pada proses seleksi tenaga keperawatan yang baru.
5. Mengelola penugasan kerja bagi setiap tenaga keperawatan setelah memeperoleh
penugasan klinik sebagai hasil kredensialing.
6. Melakukan supervisi klinik hasil kredensialing.
7. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan.
8. Melakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang karir tenaga
keperawatan di rumah sakit.

C. KOMITE KEPERAWATAN
Komite keperawatan bertanggung jawab terhadap profesionalismen tenaga keperawtan
sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang kewenangannya. Tugas
Komite Keperawatan memiliki tugas adalah sebagai berikut :
1. Melakukan proses kredensialing bagi setiap tenaga keperawatan yang megajukan surat
permohonan kredensial.
2. Membuat rekomendasi hasil asesmen kompetensi, review, verifikasi bagi yang berhak
untuk diterbitkan penugasan klinis oleh Direktur RS.
3. Memelihara profesionalisme tenaga keperawatan melalui pembinaan mutu profesi
dengan melakukan audit mutu profesi dan identifikasi kebutuhan pengembangan
profesionalisme berkelanjutan bagi perawat (CPD = Continuing Profesional
Development)
4. Melakukan pembinaan etik-disiplin bagi tenaga keperawatan dalam melaksanakan
tugas pemberian asuhan keperawatan. Jika terjadi pelanggaran terhadap standar dan
merugikan pasien maka dilakukan kredensial dan merekomendasikan untuk
pencabutan kewenangan klinis sehingga penugasan klinik tidak dapat dipergunakan.
5. Melakukan program pembinaan khusus sesuai kebutuhan.
6. Melakukan minitoring evaluasi terhadap proses kredensialing peningkatan mutu
profesi dan pembinaan etik-disiplin.
BAB III
PENGEMBANGAN JENJANG KARIR TENAGA PERAWATAN

A. PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR


Beberapa prinsip dalam pengembangan karir perawat (Direktorat Keperawatan Depkes
RI, 2006) Yaitu:
a. Kualifikasi
Kualifikasi perawat berdasarkan pendidikan yang dimulai dari lulusan DIII
Keperawatan. Untuk perawat lulusan SPK maka perlu dilakukan penanganan khusus
dengan memperhatikan penghargaan terhadap pengalaman kerja, lamanya pengabdian
terhadap profesi, uji kompetensi dan sertifikasi.
b. Penjenjangan
Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang akontabel dan etis sesuai dengan batas kewenangan praktek dan
kompleksitas masalah pasien.
c. Penerapan asuhan keperawatan
Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan keperawatan langsung sesuai
standar praktik dan kode etik.
d. Kesempatan yang sama.
Setiap perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karir
sampai jenjang karir profesional tertinggi, sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Standar profesi
Dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standar praktik keperawatan
dan kode etik keperawatan.
f. Komitmen pimpinan
Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
pengembangan karir perawat, sehingga dapat dijamin kepuasan pasien serta kepuasan
perawat dalam pelayanan keperawatan.

B. JENJANG KARIR PERAWAT DAN BIDAN DI RS MITRA KELUARGA GRUP


Secara umum penjenjangan karir profesional tenaga keperawatan di RS Mitra Keluarga
meliputi :
1. Perawat Mentee
Perawat yang masuk bekerja setelah kegiatan orientasi sampai dengan masa kerja 6
bulan. Pada periode tersebut perawat mentee mendapatkan bimbingan dan
pendampingan oleh seorang Clinical Mentor dalam memberikan asuhan keperawatan
sehari-hari untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Setelah masa
mentoring tersebut makaselanjutnya akan dilakukan proses kredensial awal terhadap
standar kompetensi pada jenjang PK I-A untuk melihat sejauh mana pencapaian
kompetensi yang dipersyaratkan dan penerbitan surat kewenangan klinis sebagai
perawat PK I-A.
2. Jenjang karir Perawat Klinik (PK), meliputi :
a. PK. I : IA dan IB
b. PK. II : IIA dan IIB
c. PK. III : IIIA dan IIIB
d. PK. IV : IVA dan IVB
e. PK. V : VA dan VB
3. Jenjang karir Perawat Pendidik (PP)
a. PP. I : CM
b. PP. II : Koordinator Diklat
c. PP. III : Supervisor Diklat
d. PP. IV : Asmen Diklat
e. PP. V : Manager Diklat
4. Jenjang karir Perawat Manajer (PM)
a. PM. I : Kepala Ruang
b. PM.II : Supervisor Unit
c. PM.III : Asmen Keperawatan
d. PM.IV : Manager Keperawatan
e. PM.V : Senior Manager Keperawatan
5. Perawat Perawat Peneliti/Riset (PR)
Jalur jenjang karir profesional tenaga keperawatan di RS Mitra Keluarga Grup dapat
digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :
PK : Perawat Klinik
Ka. Tim : Ketua Tim
PJ.Shift : Penanggung Jawab Shift
KaRu : Kepala Ruang
PM : Perawat Manajerial
PP : Perawat Pendidik
CM : Clinical Mentor
SPV : Supervisor
Asmen : Asisten Manager
Mgr.Kep : Manager Keperawatan
Keterangan :
BK : Bidan Klinik
Ka. Tim : Ketua Tim
PJ.Shift : Penanggung Jawab Shift
KaRu : Kepala Ruang
PP : Perawat Pendidik
CM : Clinical Mentor

Pengembangan jenjang karir profesional tenaga keperawatan pada setiap bidang harus
berjenjang dimulai dari jenjang I (satu) sampai dengan jenjang V (lima) dan bersifat
terbuka. Artinya perawat profesional dimungkinkan mencapai jenjang karir di semua
bidang. Salah satu persyaratan pengembangan jenjang karir profesional baik sebagai
perawat manajer, perawat pendidik, maupun perawat riset adalah mempunyai
kualifikasi sebagai perawat klinik.

C. KUALIFIKASI/ PERSYARATAN JENJANG KARIR PERAWAT DAN BIDAN


D.1 Perawat Mentee
a) Perawat lulusan DIII / Ners, masa kerja 0 - 6 bulan.
b) Bidan lulusan DIII, masa kerja 0 - 6 bulan.
c) Memiliki sertifikasi pelatihan Keperawatan Dasar.
D.2 Perawat Klinik/ Bidan Klinik
a. Perawat/Bidan Klinik I (PK I /Novice)
a) Perawat/Bidan Klinik I-A
 Perawat lulusan DIII/Ners masa kerja 6 bulan - 2 tahun.
 Bidan lulusan DIII masa kerja 6 bulan -2 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK I-A
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik I-A.
b) Perawat/Bidan Klinik I-B
 Perawat lulusan DIII/Ners telah memiliki pengalaman kerja 2-4 tahun.
 Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 2 - 4 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK I-B
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik I-B.

b. Perawat/Bidan Klinik II (PK II/Advance Biginner)


a) Perawat/Bidan Klinik II-A
 Perawat lulusan DIII/Ners telah memiliki pengalaman kerja 4-6 tahun.
 Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 4-6 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK II-A
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik II-A.
b) Perawat/Bidan Klinik II - B
 Perawat lulusan DIII/Ners telah memiliki pengalaman kerja 6-8 tahun.
 Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 6-8 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK II-B
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik II-B.

c. Perawat/Bidan Klinik III (PK III/Competent)


a) Perawat/Bidan Klinik III-A
 Perawat lulusan DIII/Ners telah memiliki pengalaman kerja 8-10 tahun.
 Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 8-10 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK III-A
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik III-A.
b) Perawat/Bidan Klinik III-B
 Perawat lulusan DIII/Ners telah memiliki pengalaman kerja 10-12 tahun.
 Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 10-12 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK III-B
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik III-B.
c) Perawat/Bidan Klinik III-C
 Perawat/Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 12-14 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK III-C
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik III-C.
d) Perawat/Bidan Klinik III-D
 Perawat/Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 14-16 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK III-D
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik III-D.
e) Perawat/Bidan Klinik III-E
 Perawat/Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 16-18 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK III-E
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik III-E.
Secara umum untuk tenaga perawat dengan lulusan DIII Keperawatan yang tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang Ners (S1 Keperawatan plus pendidikan profesi) tidak
dapat melanjutkan ke jenjang PK-IV, sedangkan untuk tenaga Bidan jenjang maksimal
pada jenjang karirnya adalah BK.III.
d. Perawat/Bidan Klinik IV (PK IV/Proficient).
a) Perawat/Bidan Klinik IV-A.
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 12-14 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK IV-A
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik IV-A.
b) Perawat/Bidan Klinik IV-B.
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 14-16 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK IV-B
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik IV-B.
e. Perawat/Bidan Klinik V (PK V).
a) Perawat/Bidan Klinik V-A.
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 18-20 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK V-A
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik V-A.
b) Perawat/Bidan Klinik V-B.
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 20-22 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK V-B
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik V-B.
c) Perawat/Bidan Klinik V-C.
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 22-24 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK V-C
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik V-C.
d) Perawat/Bidan Klinik V-D.
 Perawat lulusan Ners/Ns-Sp telah memiliki pengalaman kerja 24-26 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK V-D
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik V-D.
e) Perawat/Bidan Klinik V-E.
 Perawat lulusan Ners/Ns-Sp telah memiliki pengalaman kerja 26-28 tahun.
 Memiliki sertifikasi KPIK V-E
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Klinik V-E.

D.3 Perawat/Bidan Pendidik


a. Perawat/Bidan Pendidik I
 Perawat lulusan DIII/Ners telah memiliki pengalaman kerja 8-10 tahun.
 Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 8-10 tahun.
 Memiliki sertifikasi PP I.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat/ Bidan Pendidik I.
b. Perawat Pendidik II
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 12-14 tahun.
 Memiliki sertifikasi PP II.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Pendidik II.
c. Perawat Pendidik III
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 14-16 tahun.
 Memiliki sertifikasi PP III.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Pendidik III.
d. Perawat Pendidik IV
 Perawat lulusan Ners/Ns-Sp telah memiliki pengalaman kerja 18-20 tahun.
 Memiliki sertifikasi PP IV.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Pendidik IV.
e. Perawat Pendidik V
 Perawat lulusan Ners/Ns-Sp telah memiliki pengalaman kerja 20-22 tahun.
 Memiliki sertifikasi PP V.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Pendidik V.

D.4 Perawat/Bidan Manajemen


a. Perawat/Bidan Manajemen I
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 12-14 tahun.
 Bidan lulusan DIII telah memiliki pengalaman kerja 8-10 tahun.
 Memiliki sertifikasi PM I
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat/ Bidan Manajemen I.
b. Perawat Manajemen II
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 14-16 tahun.
 Memiliki sertifikasi PM II.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Manajemen II.
c. Perawat Manajemen III
 Perawat lulusan Ners telah memiliki pengalaman kerja 18-20 tahun.
 Memiliki sertifikasi PM III.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Manajemen III.
d. Perawat Manajemen IV
 Perawat lulusan Ners/Ns-Sp telah memiliki pengalaman kerja 20-22 tahun.
 Memiliki sertifikasi PM IV.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Manajemen IV.
e. Perawat Manajemen V
 Perawat lulusan Ners/Ns-Sp telah memiliki pengalaman kerja >22 tahun.
 Memiliki sertifikasi PM V.
 Memiliki Surat Kewenangan Klinis sebagai Perawat Manajemen V.
BAB IV
STANDAR KOMPETENSI PERAWAT DAN BIDAN

Standar Kompetensi adalah persyaratan-persyaratan fungsional dan teknikal


dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu sehingga memastikan bahwa suatu produk,
pelayanan atau proses telah dilakukan sesuai persyaratan yang ditentukan. Persyaratan
fungsional dan teknikal meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang relevan yang
secara konsisten dilakukan di dalam situasi dan lingkungan kerja yang dipersyaratkan.
Standar kompetensi menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh pekerja, target
pencapaian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bagaimana mengetahui bahwa pekerja telah
berada pada tingkat pelaksanaan yang diharapkan.
Standar kompetensi menjadi acuan pembanding dalam asesmen kompetensi yaitu
kriteria yang akan dipergunakan untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan
perawat. Dengan adanya asesemen kompetensi maka akan dinilai adanya
kesenjangan/gap antara kemampuan perawat-bidan dengan standar kompetensinya.
Ketentuan standar kompetensi dari masing-masing jenjang karir perawat-bidan
yang ada di RS Mitra Keluarga Grup sesuai dengan lampiran.
BAB V
PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN (CPD)

A. PENGERTIAN
Pengembangan profesional berkelanjutan bagi tenaga keperawatan dilaksanakan dalam
rangka mempertahankan dan meningkatkan kompetensi tenaga keperawatan agar tetap
dapat melaksanakan tugas berorientasi pada proses dan keselamatan pasien.
Dalam mencapai karirnya setiap tenaga keperawatan harus mengikuti program
pengembangan profesional berkelanjutan (CPD =Continuing Profesional Development).

B. KETENTUAN UMUM
Pelaksanaan CPD dapat berdasarkan pada :
1. Gap kompetensi karena terjadi perkembangan IPTEK sehingga perlu penyesuaian atau
kompetensi yang belum dikuasai/ dinyatakan kompeten.
2. Perencanaan peningkatan jenjang karir setiap tenaga keperawatan.
Setelah mengikuti CPD tenaga keperawatan memperoleh kompetensi baru dan terhadap
kompetensi baru ini perlu dilakukan kredensial ulang untuk mendapatkan penugasan
klinik. Pencapaian CPD akan menjadi salah satu persyaratan dalam mengajukan
kredensial/ rekredensial.

C. PELAKSANAAN DAN DOKUMENTASI


1. Ketentuan Umum :
a. Pengembangan profesional berkelanjutan untuk perawat - bidan di RS Mitra
Keluarga diselenggarakan secara terpadu oleh Bagian DIKLAT yang secara
langsung dibimbing dan diawasi oleh instruktur dan atau perawat - bidan yang
kompeten di bidangnya.
b. Pengembangan diselenggarakan dengan berorientasi pada keluaran (output dan
outcome) yang pelaksanaannya bergantung pada kecepatan dan keaktifan
masing-masing peserta dalam menyelesaikan unit kompetensi yang menjadi
persyaratan sesuai jenjang karir masing - masing. Metode yang dilakukan
membantu perawat - bidan untuk menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap
sehingga mereka mampu menunjukkan hasil kerja sesuai standar kompetensi.
Dalam proses CPD peranan Instruktur/pembimbing teknis berfungsi sebagai
fasilitator dan supervisor.
c. Bukti pencapaian CPD di dokumentasikan ke dalam Buku Catatan Pencapaian
Pelatihan (Training Record) sebagai alat bukti untuk mengukur pencapaian
program CPD yang harus diikuti oleh perawat dan bidan sesuai target
kompetensi setiap jenjangnya. Catatan Kegiatan Pelatihan berisi dokumentasi
bukti bahwa perawat - bidan telah mengikuti dan dinyatakan kompeten setelah
mengikuti CPD.
d. Setiap perawat - bidan memiliki satu Buku Catatan Pencapaian Pelatihan
(Training Record). Catatan Pencapaian Pelatihan (Training Record) menjadi
milik perawat - bidan selama menjadi karyawan di RS Mitra Keluarga dan
selama proses penilaian kompetensi. Catatan Pencapaian Pelatihan (Training
Record) harus selalu dibawa oleh perawat - bidan pada saat mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan.
e. Periode pencapaian pendidikan dan pelatihan yang dipersyaratkan dilakukan
selama periode evaluasi jenjang karir dan disokumentasikan dalam Catatan
Pencapaian Pelatihan (Training Record).
f. Setiap perawat - bidan perlu merencanakan waktu untuk mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan bersama dengan Kepala Ruang Perawatan. Kemudian
Kepala Ruang akan berkoordinasi dengan bagian DIKLAT untuk pendaftaran
kegiatan pendidikan dan pelatihan.
2. Pelaksanaan dan Penilaian CPD
a. Perawat - bidan mengikuti kegiatan CPD dengan mengikuti ketentuan yang telah
di atur oleh bagian DIKLAT.
b. Setelah perawat - bidan dinyatakan lulus/ kompeten terhadap program CPD yang
telah diikuti, maka bagian DIKLAT akan mendokumentasikan ke dalam Buku
Catatan Pencapaian Pelatihan (Training Record).
c. Selanjutnya setiap perawat - bidan akan melihat hasil pencapaian kegiatan CPD
yang belum tercapai dan berkoordinasi dengan Kepala Ruang Perawatan untuk
perencanaan mengikuti program CPD selanjutnya.
BAB VI
LOG BOOK KOMPETENSI

A. PENGERTIAN
Log Book adalah alat bukti untuk mengukur pelaksanaan dan pencapaian target unit
kompetensi pada setiap jenjang karir perawat dan bidan.

B. KETENTUAN UMUM
1. Setiap perawat - bidan memiliki satu Log Book yang berisi standar target
pencapaian dari setiap unit kompetensi yang menjadi persyaratan sesuai jenjang
karir dan area klinik masing - masing.
2. Log Book menjadi milik perawat - bidan selama menjadi karyawan di RS Mitra
Keluarga dan harus selalu dibawa oleh perawat - bidan pada saat bekerja terutama
pada saat dilakukan penilaian.
3. Log Book berisi dokumentasi bukti penilaian kesesuaian pelaksanaan dan
pencapaian target unit kompetensi pada setiap jenjang karir perawat - bidan.
Penilaian kesesuaian dilakukan berdasarkan hasil observasi konsistensi pelaksanaan
standar prosedur operasional (SPO) yang mendasari setiap unit kompetensi yang
dipersyaratkan.
4. Penilaian Log Book dilakukan oleh Kepala Ruang/ Clinical Mentor / Asesor/ PJ
yang telah ditunjuk.
5. Periode penilaian Log Book dilakukan selama periode evaluasi jenjang karir
(selama 2 tahun).

C. PENILAIAN DAN DOKUMENTASI


1. Setiap perawat - bidan merencanakan waktu penilaian bersama dengan Kepala
Ruang/ Clinical Mentor / Asesor/ PJ yang telah ditunjuk.
2. Pada waktu yang telah ditentukan perawat-bidan mempersiapkan perlengkapan dan
peralatan terkait penilaian log book.
3. Kepala Ruang/ Clinical Mentor/ Asesor/ PJ yang telah ditunjuk melakukan
penilaian kesesuaian pelaksanaan SPO yang dilakukan perawat-bidan.
4. Kepala Ruang/ Clinical Mentor/ Asesor/ PJ yang telah ditunjuk melakukan
dokumentasi hasil nilai ke dalam log book. Nilai yang didokumentasikan hanya jika
perawat-bidan mendapatkan nilai 100% dalam kesesuaian pelaksanaan SPO.
BAB VII
KOMPONEN PENGEMBANGAN JENJANG KARIR

Komponen pengembangan jenjang karir :


1. Tanggung jawab dalam pengembangan jenjang karir.
2. Mekanisme peningkatan jenjang karir.
3. Sertifikasi.
4. Renumerasi.

A. TANGGUNG JAWAB DALAM PENGEMBANGAN KARIR


Pengembangan jenjang karir profesional perawat klinik pada dasarnya menjadi tanggung
jawab berbagai pihak mulai dari individu perwat-bidan, manajemen RS dan organisasi
profesi.
1. Tanggung jawab individu
 Membuat perencanaan karir jangka panjang untuk mengembangkan karir dirinya,
melalui evaluasi kekuatan dan kelemahan diri, penetapan tujuan, kesempatan karir
dan memanfaatkan kegiatan pengembangan.
 Memanfaatkan bantuan dalam pembinaan karir jangka panjang.
 Menjadikan perencanaan karir sebagai suatu proses yang berjalan secara terus
menerus yang dilaksanakan dengan sadar dan teliti.
 Mempunyai komitmen pengembangan pribadi dan pengembangan karir

2. Tanggung jawab manajemen rumah sakit


Manajemen harus menciptakan jenjang karir dan kenaikan pangkat, berupaya
menyesuaikan penempatan kerja dengan orang yang tepat, meliputi mengkaji kinerja
dan potensi karyawan agar dapat memberi bimbingan karir dan pendidikan serta
pelatihan yang tepat.

3. Tanggung jawab profesi


 Menetapkan pola jenjang karir termasuk sistem penghargaan, memberlakukan,
memantau dan menilai pelaksanaannya.
 Menetapkan, memberlakukan, memantau atau menilai program sertifikasi melalui
pendidikan berkelanjutan.
 Memberikan rekomendasi pengembangan karir.
 Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk pengembangan karir.
 Menetapkan, memberlakukan serta memantau dan menilai sistem remunerasi.

B. MEKANISME PENINGKATAN JENJANG KARIR


1. Ketentuan Umum
a. Penilaian kompetensi dimulai dari Perawat - bidan yang berada pada jenjang
Perawat Mentee sampai dengan jenjang selanjutnya sesuai dengan ketentuan
peningkatan jenjang karir yang berlaku di RS Mitra Keluarga. Setelah Perawat -
bidan dinyatakan kompeten pada jenjang Perawat Mentee, maka perawat - bidan
dapat mengikuti persiapan penilaian kenaikan jenjang karir di tingkat berikutnya
yaitu jenjang Perawat Klinik I-A (PK-IA).
b. Selanjutnya mengikuti peningkatan jenjang karir secara berkala setiap 2 tahun
sekali.
c. Sebelum dilakukan asesmen kompetensi, tahapan penilaian kompetensi perawat -
bidan berdasarkan jenjang karir dilakukan dengan melakukan penilaian berkala
yaitu penilaian kompetensi dengan menggunakan sistem log book dan dokumentasi
pencapaian pengembangan profesional berkelanjutan sesuai persyaratan standar
kompetensi.

2. Persyaratan
Peningkatan jenjang karir dilakukan melalui penilaian kompetensi yang dipersyaratkan
pada setiap jenjang karir. Pada saat ini mekanisme penilaian kenaikan jenjang karir
perawat - bidan dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali dengan memperhatikan
persyaratan kenaikan pada setiap jenjang yang terkait, yaitu :
a. Memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.
b. Memiliki pengalaman kerja (masa kerja) di sarana kesehatan.
c. Mengikuti pendidikan formal.
d. Lulus uji kompetensi yang dilaksanakan Tim Kredensial.
e. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi).
f. Penilaian Log Book.
Melampirkan Log Book dengan ketentuan pencapaian Log Book secara
keseluruhan minimal 90 %.

Keterangan pencapaian target pada Log Book adalah sebagai berikut :


Target Persyaratan Asesmen
Target Log Book
Kompetensi (minimal)
2 1
3 2
5 4
10 9

g. Pencapaian pengembangan profesional berkelanjutan.


3. Pengorganisasian
a. Metode penilaian dilakukan dengan metode asesmen kompetensi.
b. Asesmen kompetensi dikelola oleh Sub Komite Kredensial Keperawatan.
c. Sub Komite Kredensial menugaskan Asesor kompetensi untuk pelaksanaan
kredensial atau rekredensial.
4. Pelaksanaan
a. Perawat-bidan mempersiapkan semua persyaratan untuk peningkatan jenjang karir.
b. Setelah persyaratan terpenuhi maka perawat-bidan dapat mengajukan diri untuk
dilakukan kredensial atau rekredensial kepada Sub Komite Kredensial.
c. Kepala Ruang dan Manager Keperawatan melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan Rekredensial dan mengisi rekomendasi asesmen kompetensi.
d. Sub Komite Kredensial melakukan validasi semua berkas persyaratan yang ajukan
bersama dengan Tim Kredensial.
e. Sub Komite Kredensial menugaskan Asesor Kompetensi untuk merencanakan
asesmen kompetensi bersama perawat-bidan.
f. Asesor kompetensi merencanakan waktu pelaksanaan asesmen kompetensi bersama
perawat-bidan.
g. Asesor mengadakan pertemuan dengan perawat-bidan (calon Asesi) untuk
melakukan penilaian mandiri terhadap standar kompetensi yang dipersyaratkan
pada proses kredensial atau Rekredensial.
h. Asesor kompetensi meminta mitra bestari untuk melakukan penilaian terhadap
perawat-bidan yang akan dilakukan asesmen kompetensi.
i. Asesor kompetensi melaksanakan asesmen kompetensi.
j. Asesor kompetensi memberikan penilaian dan rekomendasi hasil asesmen
kompetensi kepada Sub Komite Kredensial.
k. Sub Komite Kredensial melaporkan hasil kredensial atau rekredensial kepada Ketua
Komite Keperawatan.
l. Ketua Komite Keperawatan melaporkan hasil asesmen kompetensi dan
rekomendasi kewenangan klinis yang dapat dilakukan serta rencana pengembangan
berkelanjutan yang akan dilakukan untuk setiap tenaga keperawatan yang telah
dilakukan kredensial atau rekredensial kepad Direktur RS Mitra Keluarga.
m. Direktur RS Mitra Keluarga akan menerbitkan Surat Penugasan Kerja Klinis dan
Rincian Kewenangan klinis dari setiap tenaga keperawatan.

C. SERTIFIKASI
Sertifikasi merupakan proses yang harus ditempuh oleh perawat klinik pada setiap
jenjang. Program sertifikasi dilaksanakan oleh Komite Keperawatan masing-masing RS
Mitra Keluarga.

D. RENUMERASI
1. Setiap kenaikan dari satu jenjang karir ke jenjang yang lebih tinggi diikuti dengan
pemberian renumerasi/reward sesuai dengan kinerja pada setiap jenjang.
2. Pemberian penghargaan/ reward diberikan berkaitan dengan sistem penghargaan yang
dikelola oleh HRD RSMK.
BAB VIII
DOKUMENTASI, PELAPORAN, ANALISA DAN EVALUASI

A. DOKUMENTASI
1. Data pemetaan perawat – bidan sesuai jenjang dan area klinik.
2. Daftar rincian kompetensi dari setiap perawat-bidan sesuai
jenjang karir dan area klinik.
3. Daftar rincian kewenangan klinis setiap perawat-bidan sesuai
jenjang karir dan area klinis.
4. Buku putih setiap perawat-bidan sesuai jenjang karir dan area
klinik.
5. Buku log Book untuk setiap perawat-bidan sesuai jenjang karir
dan area klinik.
6. Buku Traning Record setiap perawat-bidan.

B. PELAPORAN
Sub Komite Kredensial membuat laporan kepada Ketua Komite Keperawatan yaitu :
1. Laporan pemetaan perawat bidan.
2. Laporan rincian kompetensi setiap
perawat-bidan.
3. Laporan pelaksanaan asesmen
kompetensi.
4. Laporan hasil pelaksanaan dan
rekomendasi asesmen kompetensi.

C. ANALISA DAN EVALUASI


Melakukan analisa dan evaluasi terhadap :
1. Pola jenjang karir perawat-bidan.
2. Standar kompetensi sesuai jenjang dan area klinik.
3. Manajemen riset
Analisa dan evaluasi dilakukan setiap dua tahun sekali atau jika terdapat perubahan
kebijakan rumah sakit oleh Tim Sub Komite Kredensial.

BAB IX
MONITORING DAN PENGENDALIAN MUTU

Monitoring bertujuan untuk mengetahui keberhasilan/ pencapaian hasil pelaksanaann


jenjang karir di RS Mitra Keluarga. Hal tersebut mencakup proses implementasi jenjang
karir dan hasilnya.
Monitoring dan pengendalian mutu dilakukan oleh tim Auditor Keperawatan RS Mitra
Keluarga Group, yang meliputi :
1. Adanya pengorganisasian jenjang karir.
2. Terlaksananya pemetaan perawat lama.
3. Terlaksananya asesmen (perawat lama dan baru).
4. Terlaksananya proses kredensialing perawat.
5. Terlaksananya program kenaikan jenjang karir.
BAB X
PENUTUP

Pengembangan sistem jenjang karir profesional perawat dalam konteks sistem


penghargaan diperlukan oleh manajemen sarana kesehatan untuk meningkatkan motivasi
dan karir profesional perawat disamping pada akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit. Pengembangan jenjang karir perawat-bidan diharapkan menjadi
satu kesatuan dengan sistem pelayanan kesehatan.

Untuk menunjang keterlaksanaan penjenjangan ini perlu adanya komitmen manajemen


dan tenaga perawat-bidan guna penerapan jenjang karir ini.

Sebagai tindak lanjut diperlukan beberapa hal untuk segera dikembangkan oleh pihak
terkait meliputi program sertifikasi, standar kompetensi, sistem uji kompetensi, pola
imbal jasa dan mekasisme penataan jenjang karir.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (1996). Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta : Pustaka Sinar Mas

Depkes RI (2003).Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 004/MENKES/SK/I/2003 tentang


Kebijakan dan strategi bidang kesehatan. Jakarta : Depkes RI

Depkes RI (2004).Rancangan pedoman pengembangan sistem jenjang karir profesional


perawat,. Jakarta: Direktorat Keperawatan dan keteknisian Medik Dirjen
Yan Med Depkes RI.

------------ (2005). Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 836/MENKES/SK/VI/2005


tentang Pedoman pengembangan manajemen kinerja perawat dan bidan.
Jakarta : Depkes RI

------------ (2005). Indikator kinerja rumah sakit. Jakarta : Depkes RI

Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan (2006), Pedoman pengembangan jenjang karir


profesional perawat, Jakarta, Depkes RI.
Direktorat Pelayanan Keperawatan dan Keteknisisan Medik, Direktorat Jendral Bina Upaya
Kesehatan,(2011), Standar Pelayanan Keperawatan Neonatus, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Pelayanan Keperawatan dan Keteknisisan Medik Tahun,( 2011),
Standar Pelayanan Kamar Bedah berdasarkan, Jakarta.
Direktorat Pelayanan Keperawatan dan Keteknisisan Medik.(2011), Standar Pelayanan
Keperawatan Gawat Darurat, Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Pelayanan Keperawatan dan Keteknisisan Medik (2011), Standar Pelayanan
Keperawatan ICU, Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Pelayanan Keperawatan dan Keteknisisan Medik (2011), Standar Pelayanan
Kamar Bedah, Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, Direktorat Jendral bina Pelayanan Medik (2006),
Pedoman Pengembangan Jenjang Karir Profrsional Perawat, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Gibson,J.L, Ivancevich, JM & Donnelly, J.H. Alih Bahasa Andriani, N. (1997). Organisasi:
Prilaku, Struktur dan proses. (edisi ke-8). Jakarta:Aksara Binarupa.
(Sumber asli diterbitkan tahun 1995)

Gillies, D.A. (2000). Manajemen keperawatan, suatu pendekatan system edisi kedua (Dika
Sukaman dan Widya Sukaman penerjemah). Philadeplhia : W.B. Saunders
Company.

Hamid.A.Y (2000). Pengenalan konsep Komite Keperawatan dan Kedudukannya di dalam


Rumah Sakit Jiwa: Journal Manajemen & Administrasi Rumah Sakit
Indonesia (79-80).

Hasibuan,H.S.S.P.(2003).Manajemen Sumber daya manusia, Edisi revisi. Jakarta: Bumi


Aksara.

PPNI (1994). Pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di rumah sakit cetakan ke empat.
Jakarta : PPNI
Robbins, S.P. Alih Bahasa Pujaatmaka,H & Molan,B (2001), Perilaku Organisasi: Konsep
kontroversi, aplikasi, Edisi kedelapan.Jakarta.PT Prenlindo (sumber asli
diterbitkan tahun 1998).

Saroso. (2003). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka

PPNI (2005), Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai