Anda di halaman 1dari 12

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Spesies Aquilaria sp atau yang lebih dikenal dengan nama daerah
“enkaras”. Tumbuhan ini termasuk dalam vegetasi pohon dengan ciri-ciri
tinggi hingga 30 m, kulit batang kasar, berwarna coklat abu-abu, daun
berseling, elips, tepi daun bergelombang, ujung daun lancip, buahnya kecil
berwaran hijau berbentuk telur terbalik dan bersifat rekalsitran. Status
perlindungan spesies ini berada pada apendix II artinya spesies ini sudah
dibatasi dalam perdagangan ekspor. Umumnya spesies Aquilaria spp.
merupakan penghasil gubal gaharu atau di pasar Internasional dikenal
dengan Eaglewood. Gaharu merupakan hasil interaksi tumbuhan Aquilaria
sp. dan mikroba patogen sehingga dihasilkan akumulasi resin yang
mengubah warna dan struktur gubal kayu menjadi kehitaman dan
beraroma wangi. Karena peningkatan permintaan gaharu sehingga
dibudidayakan dan dibuat rekayasa khusus dengan menyuntikkan miroba
sebagai starternya.
Harga gaharu di tingkat ekspor sangat tinggi, contoh untuk produk
kerajinan tasbih satu unitnya dihargai pada kisaran diatas 1 juta rupiah di
situs jual beli ebay. Peminat gaharu berasal dari negara-negara timur
tengah, Asia timur seperti Jepang dan bahkan di negara-negara eropa.
Pemanfaatan utama gaharu adalah sebagai bahan wewangian, minyak
essensial dan kelengkapan peribadahan. Aquilaria sp juga telah
dimanfaatkan sebagai tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat
tradisional. Contohnya suku Dayak Iban di Kalimantan Barat
memanfaatkan bagian rebusan kulit batang tumbuhan ini sebagai obat
TBC (Yusro, et al, 2014).
Usaha produksi gubal gaharu terkendala dengan sering gagalnya
starter untuk mengiduksi munculnya resin pada gubal gaharu dan lamanya
masa tunggu panen. Mensiasati hal tersebut pembudidaya perlu diberikan
alternatif dengan cara mengolah daun gaharu sebagai teh herbal yang
layak jual. Sehingga mereka tetap memperoleh pendapatan selama masa
tunggu panen. Salah satu produk di Pontianak yang pernah penulis
temukan dihargai Rp. 100 ribu/ pack isi 50 sachet.
Penelitian yang dilakukan Normagiat (2016) membuktikan bahwa
kandungan senyawa fitokimia dalam ekstrak daun gaharu memiliki
rendemen yang sangat tinggi. Apridamayanti (2016) membandingkan
Analisis laboratorium yang menunjukkan bahwa pada 1 kg simplisia daun
gaharu rendemen zat fitokimianya lebih besar dari 3 kg daun sangsang
dengan metoda ekstraksi yang sama. Selanjutnya pada uji organoleptik
yang meliputi penampilan, rasa dan aroma teh herbal gaharu dibanding teh
bermerek yang ada di pasaran maka didapatkan hasil bahwa dari segi
2

tampilan responden memberikan nilai yang baik, rasa netral (tidak kelat)
seperti teh pada umumnya, namun rendah dari segi aroma. Hal tersebut
diduga karena responden tidak familiar dengan aroma yang dihasilkan dari
seduhan .

1.2 Luaran Kegiatan


Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut maka
dalam proposal ini dibuat inovasi dengan menambahkan beberapa aroma
pada agar masyarakat dapat memilih aroma yang sesuai selera. Luaran
dari kegiatan ini adalah adanya inovasi produk teh herbal daun gaharu
dengan berbagai varian aroma sehingga dapat meningkatkan minat
masyarakat dan mempopulerkan konsumsi teh herbal daun gaharu.

1.3 Manfaat kegiatan


Adapun manfaat yang diharapkan adalah melalui inovasi produk
teh herbal daun gaharu dapat memberikan andil dalam program
peningkatan masyarakat melalui pemanfaatan herbal alami yang aman dan
tanpa efek samping. Sedangkan bagi pengusaha dan pedagang teh daun
gaharu hasil inovasi ini akan menambah nilai jual produk dan keuntungan
usaha yang didapat.
3

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Kondisi umum lingkungan dan potensi sumber daya

Hutan Kalimantan merupakan penghasil kayu gaharu (Aquilaria


malaccensis) kualitas terbaik dunia. Bahkan spesies tebaik dari gaharu
Kalimantan harganya mencapai miliaran rupiah perkilogramnya.

Ketua Asosiasi Gaharu Indonesia Mashur Elias menyatakan ada beberapa


jenis gaharu yang tumbuh di Indonesia, yaitu gaharu yang tumbuh di
Kalimantan, Papua, di wilayah Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara Timur. Dari semua spesies besar tersebut, yang paling bagus dan
diminati pasar adalah gaharu yang tumbuh di Kalimantan.

Indonesia sendiri merupakan Negara pegekspor kayu gaharu terbesar di


dunia. Nilai ekspor tahun 2013 mencapai 758 ton ke Timur Tengah dan china.
Karena tumbuhan ini tidak bisa dipanen berkala membuat harga gaharu sangat
tinggi di pasar global. Akan tetapi kualitas kayu gaharu terbaik membutuhkan
waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai ratusan tahun. Hal itu menjadi
kendala bagi petani untuk mengembangkan tanaman tersebut. Oleh karena hal
tersebut diatas peyusun melihat peluang usaha yang sangat besar sehingga
penggunaan daun tanaman gaharu sebagai teh herbal dengan berbagai varian
rasa dan aroma merupakan alternative lain yang sangat menjanjikan dalam
masa tunggu panen tanaman gaharu sehingga mereka tetap akan memperoleh
pendapatan selama masa tunggu panen, selain itu program ini dapat
menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri mahasiswa.

2.2 Sekilas tentang produk inovasi aneka aroma


Produk inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma ini merupakan Teh herbal
berbahan dasar daun gaharu yang diberi varian rasa dan aroma berupa melati,
vanilla, lemon, dan beberapa varian rasa lainnya.

Inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma juga bukan hanya terdiri dari teh
hitam akan tetapi juga terdiri atas teh putih, teh merah serta teh hijau yang
dikemas dalam wadah berbentuk jar guna menambah nilai jual dan untuk
menjaga kualitas produk, karna produk inovasi teh herbal Gaharu aneka
aroma ini sama sekali tidak berikan beri bahan pengawet mengingat pangsa
pasar lebih menyukai semua produk berbahan dasar organik, selain itu tidak
diberikannya bahan pengawet pada produk ini akan menarik minat pembeli.

2.3 Prospek pengembangan usaha


Prospek pengembangan Inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma dengan
pemanfaatan daun tumbuhan gaharu sebagai bahan utama ini dikaji
4

berlandaskan pada analisi SWOT (strength, weakness, opportunity, tehreat)


sebagai berikut:

1. Kekuatan (strength)
1) Belum adanya teh gaharu dengan varian rasa dan aroma
Belum adanya produsen yang memproduksi dengan berbagai varian
tentu menjadi nilai plus dalam pemasaran inovasi teh herbal Gaharu
aneka aroma, hal ini dikarenakan yang selama ini beredar merupakan
dengan aroma yang tidak terlalu disukai masyarakat. yang beredar saat
ini cenderung memeiliki aroma yang terlalu pekat dan terkesan
beraroma pahit. Dalam hal ini produk inovasi teh herbal Gaharu aneka
aroma tentulah merupakan terobosan mutakhir untuk mengatasi masalah
tersebut.
2) Variasi aroma dan rasa
Dengan memberikan varian aroma dan rasa pada hal ini tentu
membuat produk inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma menjadi
terobosan baru yang akan sangat diminati masyarakat
3) Harga yang terjangkau
Selama ini harga produk yang beredar dipasaran sangat mahal dan
susah untuk dijangkau masyarakat dari kalangan bawah, untuk itu
produk inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma ini tidak hanya
menawarkan teh dengan berbagai varian rasa tapi juga menawarkan
harga yang terjangkau untuk semua kalangan sehingga memungkinkan
semua lapisan bisa mendapatkan teh yang memiliki khasia kesehatan
yang sangat baik tetapi juga mendapatkan teh herbal dengan harga yang
tejangkau.
4) Khasiat yang sangat baik bagi kesehatan
Diantara khasiat dari teh daun gaharu adalah sebagai berikut:
a. Daun gaharu sebgaai anti depresi
Pada ekstrak benzene dalam manfaat daun gaharu, memiliki
kegunaan untuk sistem saraf pusat sebagai anti depresi pada sarap.
Hal ini disebabkan gaharu mengandung senyawa aktif agarospirol,
dimana memiliki kegunaan sebagai anti depresi yang mampu
menekan sistem saraf pusat yang menyebabkan ketenangan dan
dapat mengembalikan kebugaran tubuh.
b. Sebagai anti penuaan
Daun gaharu yang dibuat dari daun pohon gaharu dalam
penelitian terbaru, menunjukan penemuan jika daun gaharu ini kaya
akan genkwanin yang merupakan glikosida alami yang secara luas
dikenal bermanfaat untuk kecantikan. Menjaga berat badan.
5

c. Menambah enargi
Selain itu manfaat daun gaharu juga bisa meningkatkan energi
membuat lebih ringan beraktivitas fisik. Awal sementara setelah
mengonsumsi secara teratur akan meningkatkan jumlah kuantitas
untuk buang air kecil. Hal ini menunjukkan kerja sama nya dengan
tubuh. Pembilasan saat detoksifikasi yang terjadi sebagai akibat dari
meminum teh gaharu adalah melumasi perut.
d. Menenangkan tubuh
Selama berabad-abad, telah digunakan untuk menenangkan
gangguan kecemasan dan tidur. Aroma yang dihasilkan dari daun
memiliki efek menenangkan alami yang mengurangi gejala stres,
sehingga memungkinkan orang untuk mencapai tidur yang lebih
panjang dan lebih tenang. Nutrisi yang ditemukan dalam daun juga
telah digunakan untuk kesehatan paru. Tentu, daun Gaharu
meningkatkan sirkulasi darah di tubuh yang penting untuk
metabolisme tubuh.
Selama berabad-abad, telah digunakan untuk menenangkan
gangguan kecemasan dan tidur. Aroma yang dihasilkan dari daun
memiliki efek menenangkan alami yang mengurangi gejala stres,
sehingga memungkinkan orang untuk mencapai tidur yang lebih
panjang dan lebih tenang. Nutrisi yang ditemukan dalam daun juga
telah digunakan untuk kesehatan paru. Tentu, daun Gaharu
meningkatkan sirkulasi darah di tubuh yang penting untuk
metabolisme tubuh.
2. Kekurangan (weakness)
Skala produksi yang masih terbatas sehingga terkendalanya proses
produksi dalam memenuhi permintaan pasar. Akan tetapi hal ini dapat
diminimalisir dengan penambahan anggota kerja. Selain kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap kegunaan dari daun gaharu ini
mengakibatkan rendahnya minat konsumsi masyarakat terhadap teh gaharu
ini.
3. Peluang (opportunity)
1. Produk ini cukup diminati banyak kalangan karna khasiatnya
2. Dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan dengan rentang usia 6-60
tahun
3. belum adanya produsen yang memproduksi dengan berbagai macam
varian
4. Threat (ancaman)
1. Munculnya pesaing baru yang mengikuti ide dan kosep ini, aakan
tetapi hal ini dapat diantisipasi dengan pengembangan pola produk
yang bervariatif sesuai dengan permintaan pasar serta akan
ditingkatkan dalam skala yang lebih besar dan memperluas jaringan.
6

2. susahnya menemukan varian rasa yang akan di berikan pada produk


ini
2.4 Analisis ekonomi usaha
1. sasaran usaha
Target khusus dari kegiatan ini adalah memasarkan Teh Herbal daun
gaharu dalam berbagai varian rasa kepada masyarakat lokal maupun luar
sebagai sebuah upaya peningkatan kesejahteraan serta menjadi salah satu
usaha kreatif mahasiswa yang nantinya dapat membuka lapangan kerja
baru serta memperoleh profit yang sebesar-besarnya.
2. Strategi promosi dan pemasaran
Strategi romosi dan pemasaran inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma
pada tahap awal dilakukan dengan cara menyebarkan brosur, melalui
spanduk yang ditempatkan di tempat-tempat strategis, melalui sosial
media, poster, facebook, blog, dan website, menerapkan metode
partnership untuk membidik pesanan dalam jumlah besar dalam event-
event nasional atau internasional serta mebuka stan-stan ditempat
strategis.
2.5 Harga
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh tim kami harga teh herbal gaharu
dibeberapa toko dan apotek adalah Rp. 80.000/pack bahkan ada yang
mencapai Rp. 300.000/pack. Sedangkan untuk harga teh herbal gaharu inovasi
teh herbal Gaharu aneka aroma yang kami tawarkan adalah Rp. 25.000/pack
sehingga produk yang kami tawarkan lebih terjangkau dan berkhasiat sama,
selain itu juga memiliki varian yang lebih beragam.
2.6 Tempat
Selain mempunyai harga terjangkau rasa dan aroma yang beragam
tempat juga merupakan salah satu halyang penting untuk pemasaran (inovasi
teh herbal Gaharu aneka aroma). Tim kami memilih beberapa tempat salah
satunya yaitu Borneo Business Icon yang berlokasi di Jl. Ayani II Sui.
Ambawang yang mana tempat ini memiliki potensi yang sangat besar untuk
pemasaran produk karena Borneo Business Icon merupakan kawasan
perdagangan modern terbesar di Kalimantan Barat.
Sedangkan untuk pemasaran keliling akan dilakukan disekitar Gedung
Olahraga karena tempat ini merupakan tempat yang paling banyak di kunjungi
oleh masyarakat Pontianak. Selain itu promosi juga akan dilakukan melalui
jejaring sosial untuk pemasaran diwilayah interlokal dan internasional.

2.7 Analisis biaya


Hasil dari 1 Kg daun gaharu adalah 8 jar berisi 100 gr . Jika dalam 1 bulan
dapat membuat 15 kg maka dalam 1 bulan dapat memproduksi 120 jar .
Sehingga dalam 5 bulan dapat menghasilkan 600 jar. Harga teh herbal aneka
aroma (inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma) yang kami tawarkan adalah
7

Rp.25.000 maka hasil penjualan per 5 bulan adalah : 600 x Rp. 25.000
sehingga akan mendapatkan keuntungan Rp.15.000.000 per 5 bulan Biaya
Operasional= Rp.15.000.000 – Rp. 4.014.000 = Rp. 10.986.000
8

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Terdapat delapan metode yang digunakan pada program ini, yaitu metode
persiapan dan survey pasar, pengadaan alat dan bahan, pembuatan produk,
promosi, penjualan produk, evaluasi perkembangan usaha, evaluasi kegiatan dan
laporan pertanggung jawaban. Selanjutnya akan kami paparkan sebagai berikut:

3.1 tahap persiapan dan survei


Tahap persiapan dan survey pasar diawali dengan mempersiapkan tempat
mengingat saat ini teh herbal berbahan dasar gaharu masih minim dikenal
oleh masyarakat luas, maka kami dapat mempromosikan produk ini dan
keunggulannya dengan mudah dan maksimal serta mengamati target yang
akan menjadi sasaran penjualan.
3.2 Pengadaan alat dan bahan
Pada tahap ini pembelian alat penunjang serta bahan dilakukan. Pemilihan
kualitas alat maupun bahan demi kualitas produk merupakan hal yang sangat
penting.
Pada tahapan ini juga kami mempersiapkan alat dan bahan yang akan
diperlukan dalam proses produksi inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma.
Alat dan bahan yang diperlukan diantaranya ialah: oven, jar, serta daun
gaharu.
3.3 Pembuatan produk
Pembuatan produk dilakukan dengan memperhatikan kualitas barang
sehingga pembeli tidak akan kecewa dengan barang yang akan dibeli.
The gaharu aneka aroma ini dibuat dengan melalui beberapa tahap.
Tahapan itu diantaranya adalah:
1) Tahap pelayuan
Daun segar yang telah dipetik mengalami proses pelayuan. Pada
tahap ini daun teh dilayukan dengan melakukan pemanasan sehingga
kadar airnya berkurang hingga 65-70%. Pemanasan dilakukan dengan
mengalirkan udara panas. Hal ini dilakukan agar daun teh dapat digiling
dengan baik.
2) Tahap penggilingan
Selanjutnya, daun teh yang sudah dilayukan masuk pada tahap
penggilingan. Pada tahap ini daun gaharu di giling untuk memecah sel-sel
daun. Pemecahan daun gaharu disesuaikan dengan kebutuhan atau
permintaan pasar. Daun gaharu ada yang digiling kasar ada yang digiling
sampai menjadi serbuk.
3) Tahap oksidasi
Daun gaharu yang telah digiling disimpan pada tempat atau ruangan
khusus yang bersih dan bebas bau. Pada tahap ini, daun gaharu dibiarkan
mengalami oksidasi. Enzim dalam daun gaharu akan bekerja dan
9

membentuk warna, rasa, dan aroma gaharu yang unik. Pada tahapan inilah
kita bisa menambahkan varian rasa dan aroma.
4) tahap pengemasan
Pada tahapan ini teh yang telah dioksidasi akan dikemas
menggunakan jar dengan berat 100 gr/jar.
3.4 Tahap promosi
Untuk promosi kami menyebarkan brosur, melalui spanduk yang
ditempatkan di tempat-tempat strategis, melalui sosial media,
poster, facebook, blog, dan website, menerapkan metode partnership untuk
membidik pesanan dalam jumlah besar dalam event-event nasional serta
mebuka stan-stan ditempat strategis.
3.5 Tahap penjualan produk
Pada tahap ini dilakukan dengan direnc selling yaitu konsumen dapat
membeli produk yang kami tawarkan di stand-stand yang tersedia. Selain itu,
dipergunakan juga mekanisme pemesanan. Diawali dengan memberikan
contoh produk yang kami jual, melalui tahap promosi yang telah dilakukan
sebelumnya, kemudian barang akan dibuat setelah konsumen melakukan
pemasaran.
3.6 Tahap evaluasi perkembangan usaha
Pada tahap ini dilakukan penghitungan pengeluaran dan pemasukan
dari produksi inovasi teh herbal Gaharu aneka aroma. Pada tahap ini pula
kami menganalisis apakah stategi pemasaran sudah mengahasilkan untung
maksimal atau belum. Selain itu, dilakukan pula evaluasi terhadap modal yang
ada, evaluasi terhadap jaringan dan mitra kerja.
3.7 Evaluasi kegiatan
Evaluasi didakan untuk mengetahui secara keseluruhan sejauh mana
usaha ini berjalan, kekurangan dan kelebihan serta rincian secara keseluruhan.
3.8 Laporan pertanggungjawaban
Laporan ini dilaksanakan pada akhir periode kegiatan.
10

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya


1. Peralatan Penunjang Rp 6.245.000,00
2. Bahan Habis Pakai Rp 4.014.000,00
3. Biaya Perjalanan Rp 850.000
4. Biaya Lainnya Rp 1.391.000
Jumlah Rp 12.50.000

Tabel 1. Anggaran Biaya

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan Ke
Jenis 1 2 3 4 5
No.
Kegiatan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
1. alat dan
bahan
survey bahan
baku dan
2. pelatihan
pembuatan
teh
publikasi
3. promosi
Produksi dan
4.
pemasaran
Produksi dan
5.
pemasaran
Produksi dan
6.
pemasaran
Produksi dan
7.
pemasaran
Produksi dan
8.
pemasaran
Evaluasi dan
9. penyusunan
laporan
11

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang

Justifikasi
Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Keterangan
pemakaian
Baskom 3 Rp 10.000,00 Rp 30.000,00
Oven 1 Rp 800.000,00 Rp 800.000,00
Kompor 1 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Saringan 2 Rp 5.000,00 Rp 10.000,00
Selang Regulator 1 Rp 85.000,00 Rp 85.000,00
Karung 4 Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
Jar 600 Rp 8.000,00 Rp 4.800.000,00
Jumlah Rp 6.245.000,00

2. Bahan Habis Pakai

Justifikasi
Material Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Pemakaian
Daun Gaharu 120 Rp 30.000 Rp 3.600.000
Gas 12 kg 2 Rp 120.000 Rp 240.000
Melati 3 Rp 10.000 Rp 30.000
essence vanilla 3 Rp 40.000 Rp 120.000
essence jeruk 3 Rp 8.000 Rp 24.000
Jumlah Rp 4.014.000

3. Perjalanan

Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Keterangan
Satuan
BBM 4 motor
untuk survey harga dan
untuk produksi Rp7.000 Rp 500.000
bahan dasar
selama 5 bulan
untuk membawa
barang dari lokasi
sewa mobil Rp 350.000
menuju tempat
penjualan
Jumlah Rp 850.000

4. Lain-Lain

Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan


12

pemakaian Satuan (Rp)


Administrasi Sewa Tempat 5 bulan Rp 855.000
Promosi Pemasaran, membuat banner, Rp
brosur, serta melalui media sosial 536.000
Rp
Jumlah
1.391.000

5. Analisis BEP (Break Event Point)


Analisis BEP pada produk Teh Herbal Berbagai Aroma yaitu sebagai berikut:
a. Biaya tetap Per Produksi = Rp. 1.500.000
b. Biaya Operasional per Produksi = Rp. 4.014.000
c. Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP)
HPP = Total Biaya Operasional
Jumlah Produk
= Rp 6.250.000
600
= Rp 10. 416,6
d. Harga Jual
Keuntungan yang diinginkan sebanyak 95%
95% x Rp 10.416,6 = Rp 9.895,83
Harga Jual = Harga Pokok + Keuntungan Yang diinginkan
= Rp 10. 416,6 + Rp 9.895,83
= Rp 20. 312,43
e. BEP Produksi
A x B = (A x C) + D
A = Jumlah Produksi Pada Keaaan BEP
B = Harga Jual per Kemasan
C = Biaya Variabel per Kemasan (Rp 10. 416,6)
D = Biaya Operasional per Produksi
A x Rp 20. 312,43 = ( A x Rp10. 416,6) + Rp 6.250.000
Rp. 20.312,43A = Rp 10.416,6A + Rp 6.250.000
Rp 20.312,43A - Rp 10.416,6A = Rp 6.250.000

A= Rp 6.250.000

Rp 9.895,76
=6,315

Maka titik impas dari penjualan produk adalah 6-7 jar,Maka dari itu
keuntungan akan diperoleh setelah mejual 6-7 jar.

Anda mungkin juga menyukai