Anda di halaman 1dari 9

Nama : Umar Maksum

NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

1. Masalah resiko audit adalah masalah resiko informasi, Informasi tersebut bisa berupa
asersi dari manajemen terhadap salah saji material. Bahwa kerentanan asersi terhadap
salah saji sangat berpengaruh pada penilaian Resiko Bawahan(Inherent Risk).
Jawaban:

Penilaian Resiko Penilaian Resiko Merancang Audit untuk


Bawaan (Inherent Risk) Pengendalian (Control Risk) Mencapai Resiko = Risiko Audit

Deteksi

Prosedur Laporan Keuangan


Auditor dengan keyakinan
Kerentanan asersi
Internal Salah Saji Marterial untuk
Individual Salah Saji yang memadai
Control yang tidak melakukan
terhadap salah saji yang bahwa laporan
terdeteksi Oleh verifikasi tersebut bebas dari
Material tidak
Internal Control Asersi salah saji material
terdeteksi

Salah Saji Yang Salah Saji


terdeteksi dan Dideteksi oleh
dicegah oleh Prosedur Audit
Internal
Control

Gambar 1 Iktisar Komponen Resiko Audit.

Resiko Audit adalah resiko auditor tanpa sadar tidak melakukan modifikasi pendapat
sebagaimana mestinya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Komponen resiko audit ada 3 yaitu:
a. Resiko Bawaan / Inherent Risk
Resiko Bawaan adalah kerentanan semua asersi terhadap kemungkinan salah saji
yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian internal yang terkait.
b. Resiko Pengendalian / Control Risk
Resiko Pengendalian adalah Resiko terjadinya salah saji yang material dalam
suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
struktur pengendalian internal entitas.
Nama : Umar Maksum
NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

c. Resiko Deteksi / Detection Risk


Resiko yang timbul karena auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material
yang terdapat dalam suatu asersi.
Dari Gambar 1 diatas dapat diketahui bahwa tujuan menyeluruh dari audit Laporan
Keuangan adalah informasi yang berupa pernyataan pendapat apakah laporan
keuangan klien telah dinyatakan secara wajar dalam semua hal yang material. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka dilakukan identifikasi sejumlah tujuan audit yang
spesifik bagi setiap akun yang dilaporkan dalam laporan keuangan.Tujuan yang spesifik
ini diambil dari asersi yang dibuat oleh manajemen dan dimuat dalam laporan
keuangan. Laporan Keuangan terdiri dari asersi manajemen yang eksplisit dan implisit,
Asersi merupakan hal penting karena menjadi pedoman auditor dalam pengumpulan
bukti. Ada lima kategori asersi laporan keuangan yaitu:
 Keberadaan atau keterjadian
 Kelengkapan
 Hak dan Kewajiban
 Penilaian atau alokasi
 Penyajian dan pengungkapan
Dari Gambar 1 dapat diambil kesimpulan Apabila Salah saji material dari asersi pada
penilaian Resiko bawaan (Inherent Risk) tidak dapat dideteksi oleh pengendalian
internal dan prosedur audit maka akan timbuk resiko audit.

2. Penerapan audit sampling, terutama jika berbasiskan statistik, menggabungkan


berbagai konsep sekaligus seperti konsep resiko, materialitas maupun konsep internal
control bahkan juga konsep tentang kompetensi teknis auditor. Tunjukkan dimana
konsep-konsep tersebut tampak dengan jelas terkait satu dengan yang lain? Ilustrasikan
juga bagaimana hubungan yang terjadi antara tingkat resiko audit deteksi dengan
jumlah sampel. Lakukan hal yang sama untuk hubungan antara tingkat materialitas
dengan jumlah sampel.
Nama : Umar Maksum
NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

Jawaban:
Diagram pada Gambar 2 menunjukkan hubungan timbal balik antara ketiga konsep
bukti audit/Sampel, Resiko Audit dan Materialitas.

Konsep Hubungan Timbal Balik

Materialitas Bukti /Sampel Bukti Audit


Resiko Audit
Resiko Audit Materialitas

Gambar 2 Konsep Hubungan Timbal Balik Materialitas, Bukti/Sampel Audit dan resiko Audit

Dari Gambar 2 dapat dibuat ilustrasi misalkan resiko audit konstan dan mengurangi
tingkat materialitas maka bukti audit/jumlah sampel harus ditingkatkan. Begitu juga bila
Materialitas dibuat konstan dan mengurangi resiko audit maka bukti audit/sampel
harus ditingkatkan.
Jadi hubungan antara resiko audit dengan bukti audit/sampel terdapat hubungan
terbalik Semakin rendah tingkat resiko audit yang ingin dicapai maka semakin besar
jumlah bukti yang diperlukan. Hubungan terbalik ini juga berlaku bagi komponen
Materialitas dan bukti audit/sampel.

3. Meskipun evaluasi tingkat kesehatan / keefektifan sistem pengendalian interen yang


dilakukan oleh auditor lebih dikenal dengan compliance test, akan tetapi pada dasarnya
evaluasi tersebut bertumpu pada keinginan auditor untuk memastikan lebih dari
sekedar masalah compliance atau kepatuhan. Sebutkan secara lengkap hal-hal apa saja
yang ingin dipastikan oleh auditor melalui langkah-langkah pangujiannya dan
ilustrasikan bagaimana hal-hal tersebut saling berkait dalam meyakinkan auditor atas
kualitas pengendalian interen? Jelaskan juga bagaimanan Test Of Control maupun
hasilnya berpengaruh terhadap Substantive Test?
Nama : Umar Maksum
NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

Jawaban:
Auditor memiliki lima jenis pengujian (testing) yang dapat digunakan untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pengujian tersebut
meliputi:
a. Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman atas Internal Control
Auditor harus memahami efektivitas aspek rancangan dan operasional dari
pengendalian intern. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan
pemahaman auditor terhadap pengendalian intern yaitu:
 Memperbaharui dan mengevaluasi pengalaman auditor terdahulu
 Meminta keterangan dari personil klien
 Membaca manual sistem dan kebijakan klien
 Menguji dokumen dan arsip
 Mengamati aktivitas dan operasional entitas
b. Tests of Controls (Uji Pengendalian)
Pengujian pengandalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk
menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern
atau prosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko
pengendalian). Pengujian tersebut meliputi jenis prosedur audit sebagai berikut:
 Meminta keterangan dari personil klien
 Menguji dokumen, arsip, dan laporan
 Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian
 Melaksanakan kembali prosedur klien
c. Substantive Test of Trans actions (Uji Substantif atas Transaksi)
Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk
menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung
mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering
disebut dengan salah saji moneter (dalam satuan mata uang) yang merupakan
indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam saldo laporan keuangan.
Nama : Umar Maksum
NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

Tujuan pengujian substantive atas transaksi adalah untuk menentukan apakah


transaksi akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan
diiktisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku
tambahan dengan benar. Pengujian ini tersebut bagian deskriptif yang
mendokumentasikan pemahaman memperoleh sekitar pengendalian internal
dan menyertakan uraian tentang prosedur dan risiko pengendalian yang dinilai.

d. Analitycal Procedure (Prosedur Analitis)


Prosedur ini meliputi perbandingan dari jumlah yang tercatat dengan dengan
angka tertentu yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur ini biasanya
menggunakan kalkulasi rasio yang dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya
atau rasio perusahaan sejenis atau rasio average industry. Tujuan utama dari
prosedur analitis dalam tahap perencanaan ini adalah :
 Menunjukkan kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan
 Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci
e. Detail Test of Balances (Pengujian Terinci atas Saldo)
Pengujian Terinci atas Saldo merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji
salah saji moneter (monetary misstatement) untuk menentukan apakah 9
balance-related audit objective (tujuan audit terkait dengan saldo) telah
terpenuhi. Sembilan Balance-related audit objective (tujuan audit terkait dengan
saldo) terdiri dari: Existence, Completeness, Accuracy, Classification, Cut -off ,
Detail tie- in, Realizable value, Right &obligations, Presentation &disclosure.
Contoh: meliputi konfirmasi saldo kepada pelanggan untuk piutang dagang,
pengujian fisik persediaan.

Hubungan antara Pengujian Pengendalian (Test Of Control) dan Pengujian Substantif


a. Pengecualian dalam pengujian pengendalian, Merupakan suatu indikasi
kemungkinan salah saji yang mempengaruhi laporan keuangan.
b. Pengecualian dalam pengujian substantif dari transaksi atau pengujian rincian
saldo, merupakan deviasi pengujian pengendalian.
Nama : Umar Maksum
NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

c. Pengujian substantif transaksi atau pengujian rinciansaldo, harus dilakukan


untuk menentukan apakah salah saji sudah benar-benar terjadi

4. Berikan Pengertian dan ilustrasikan mengenai bukti audit ? Bagaiman Bukti audit
berhubungan dengan asersi manajeman atas Laporan Keuangan, Prosedur Audit dan
Kertas Kerja Audit?
Jawaban:
Bukti Audit adalah informasi yang digunakan oleh Auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan criteria yang ditetapkan.
Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan Auditor bahwa
laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Pendekatan Auditor biasanya datang dari dua arah secara simultan yaitu:

 Bukti Audit Top-Down, yaitu berfokus pada upaya auditor dalam memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industry, sasaran dan tujuan manajemen,
bagaimana manajemen menggunakan sumber dayanya untuk mencapai sasaran,
keunggulan kompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti, serta laba dan
arus kas yang dihasilkan. Prosedur audit Top-Down memberikan bukti tentang
risiko bisnis strategis yang dihadapi klien, bagaimana klien menanggapi risiko
tersebut , dan kelangsungan hidup entitas.
 Bukti Audit Bottom-UP, yaitu berfokus pada pengujian secara langsung atas
transaksi, saldo akun, serta sistem yang mencatat transaksi tersebut yang pada
akhirnya menghasilkan saldo akun. Bukti Bottom-UP meliputi beberapa bentuk
penarikan sampel transaksi, atau penarikan sampel terinci yang mendukung
saldo akun (misalnya, setiap item-item dalam persediaan atau piutang usaha)
dan mengevaluasi kewajaran penyajian dari setiap rincian yang terakumulasi
dalam laporan keuangan.
Nama : Umar Maksum
NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

Kertas Kerja (working papers) sebagai catatan yang di simpan oleh auditor tentang
prosedur audit yang diterapkan, pengujian yang dilaksanakan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan tentang masalah yang dicapai dalam audit. Kertas kerja
memberikan :

 Dukungan utama bagi laporan audit


 Cara untuk melakukan koordinasi dan supervisi audit
 Bukti bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS

Hubungan antara asersi manajemen atas laporan keuangan dengan bukti audit
adalah Asersi manajemen merupakan hal penting karena menjadi pedoman auditor
dalam pengumpulan bukti –bukti audit. Prosedur audit dilakukan untuk
mengevaluasi bukti audit yang didapatkan. Bukti audit dan prosedur audit dicatat
dalam Kertas kerja Audit.

5. Standar auditing mengatur kualifikasi umum seorang auditor, pelaksanaan pekerjaan


audit serta pelaporan pekerjaan audit. Dalam hal pelaksanaan audit, auditor
melaksanaan pengumpulan dan penilaian atas bukti audit untuk menilai kecukupannya
dan kompetensinya. Berikan pengertian saudara tentang kecukupan audit dan
kompetensi audit? Jelaskan kriteria bukti audit yang manakah yang berkait dengan
sampling audit?
Jawaban:
Kecukupan bukti audit meliputi :
a. Materialitas dan Resiko Audit
Auditor harus menentukan tingkat materialitas laporan keuangan. Karena
tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit memiliki hubungan terbalik, maka
semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang
diperlukan. Begitu pula sebaliknya, jika tingkat materialitas tinggi, maka
kuantitas bukti yang diperlukan pun akan semakin sedikit.
Nama : Umar Maksum
NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

Risiko audit dengan jumlah bukti juga memilki hubungan yang terbalik.
Rendahnya resiko audit berarti tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai
ketepatan pendapatnya adalah tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut
menuntut auditor untuk menghimpun bukti audit yang lebih banyak.
b. Faktor-faktor Ekonomi
Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya ketika menghimpun
bukti audit. Auditor memiliki keterbatasan sumber daya yang akan digunakan
untuk memperoleh bukti yang diperlukan sebagai acuan dalam memberikan
pendapat atas laporan keuangan entitas. Auditor harus memperhitungkan
apabila setiap tambahan waktu dan biaya untuk mengumpulkan bukti audit
memberikan manfaat terhadap kuantitas dan kualitas bukti yang dikumpulkan.
c. Ukuran dan Karakteristik Populasi
Sedangkan ukuran populasi dan jumlah sampling bukti audit memiliki hubungan
yang searah. Semakin besar populasi, semakin besar jumlah sampel bukti audit
yang harus diambil dari populasi. Sebaiknya, semakin kecil ukuran populasi,
semakin kecil pula jumlah sampel bukti audit yang diambil dari populasi.
Karakteristik populasi berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas unsur
individu yang menjadi anggota populasi. Auditor memerlukan lebih banyak
sampel bukti audit dan informasi yang lebih kuat atau mendukung tentang
populasi yang bervariasi anggotanya daripada populasi yang seragam.
Kompetensi Bukti Audit
Bukti disebut kompeten sepanjang bukti tersebut konsisten dengan fakta, yaitu sah atau
valid. Berikut adalah hal-hal untuk menilai kompeten tidaknya suatu bukti:
a. Bukti yang diperoleh dari pihak ketiga yang dapat dipercaya lebih kompeten
dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari pihak yang diaudit.
b. Bukti yang dikembangkan dari sistem pengendalian yang efektif lebih kompeten
dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari pengendalian yang lemah atau
yang tidak ada pengendaliannya.
Nama : Umar Maksum
NIM: 146020306111013
Tugas TakeHome Auditing

c. Bukti yang diperoleh secara langsung melalui audit fisik, pengamatan,


perhitungan, dan inspeksi lebih kompeten dibandingkan dengan bukti yang
diperoleh secara tidak langsung.
d. Dokumen asli dianggap lebih kompeten dibandingkan dengan fotokopi atau
tembusannya.
e. Bukti kesaksian yang diperoleh dalam kondisi yang memungkinkan orang
berbicara dengan bebas lebih kompeten dibandingkan dengan bukti kesaksian
yang diperoleh dalam kondisi yang tidak bebas.
f. Bukti kesaksian yang diperoleh dari individu yang indepenen atau pakar
mengenai bidang tersebut lebih kompeten dibandingkan dengan bukti kesaksian
yang diperoleh dari individu yang memihak atau yang hanya memiliki
pengetahuan awam mengenai bidang tersebut.
Kompetensi bukti audit yang berupa informasi penguat tergantung pada faktor berikut:
a. Relevansi Bukti
Bukti audit yang relevan jika bukti tersebut jelas, memiliki hubungan yang logis
dan masuk akal dengan tujuan dan criteria audit, serta dapat dimengerti dengan
temuan audit tersebut.
b. Sumber Informasi Bukti
Sumber informasi sangat berpengaruh terhadap kompetensi bukti audit. Bukti
yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar entitas yang independen
merupakan bukti yang paling tepat dipercaya. Bukti semacam ini memberikan
tingkat keyakinan atas keandalan yang lebih besar daripada bukti yang diperoleh
dari internal entitas.
c. Ketepatan Waktu.
Kriteria ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti audit.
d. Objektivitas
Bukti audit harus bersifat objektif agar dapat dipercaya atau reliabel dan
kompeten.

Anda mungkin juga menyukai