TRANSLASI
HERI SAPUTRA
143112620120058
B. Proses Translasi
Proses translasi secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
tahapan (sama seperti pada transkripsi), yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang
membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi
dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi
ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip
dengan ATP (Aryulina et al., 2004).
Gambaran penting sintesis protein atau translasi adalah proses ini
berlangsung dengan arah tertentu sebagai berikut:
1. Molekul mRNA ditranslasi dengan arah 5’3’, tetapi tidak dari ujung 5’
hingga ujung 3’.
2. Polipeptida disintesis dari ujung amino ke ujung karboksil dengan
menambahkan asam-asam amino satu demi satu ke ujung karboksil.
3. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi (perhentian perpanjangan
rantai polipeptida). Pemanjangan atau elongasi rantai polipeptida akan
terus berlangsung hingga suatu triplet kodon yang menyandi terminasi
memasuki tapak A. Sebelum suatu rantai polipeptida selesai disintesis
terlebih dahulu terjadi deformilisasi pada f-metionin menjadi metionin.
Terminasi ditandai oleh terlepasnya mRNA, tRNA di tapak P, dan rantai
polipeptida dari ribosom. Selain itu, kedua subunit ribosom pun memisah.
Pada terminasi diperlukan aktivitas dua protein yang berperan sebagai
faktor pelepas atau releasing factors, yaituu RF-1 dan RF-2
(biomol.edublogs.org).
Gambar 7. Proses Terminasi pada translasi
C. Pasca Translasi
Selama proses translasi dan sesudahnya, rantai polipeptida yang
terbentuk mulai menggulung dan melipat secara spontan membentuk
protein fungsional dengan konformasi yang spesifik. Konformasi ini
berupa suatu molekul tiga dimensi dengan struktur sekunder dan tersier.
Pelipatan protein dibantu oleh suatu protein chaperon. Langkah tambahan
yang dilakukan sebelum dikirim ke target adalah memberikan modifikasi
secara kimiawi. Pada asam amino terentu dilakukan penambahan gula,
lipid, gugus fosfat atau penambahan-penambahan lain (Sarmoko, 2011).
D. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah penulis jabarkan di atas mengenai
proses translasi pada ekspresi genetik atau sintesis protein, dapat penulis
tarik kesimpulan bahwa mRNA pada organisme eukariot jauh lebih stabil
dibandingkan pada organisme prokariot. Walaupun demikian, sebenarnya
keseluruhan mekanisme proses translasi yang terjadi pada organisme
eukariot secara gambaran umumnya adalah sama dengan mekanisme
proses translasi pada organisme prokariot. Hanya ada beberapa bagian
tertentu saja yang berbeda. Sehingga, keseluruhan proses translasi baik
pada organisme prokariot maupun di organisme eukariot hanya terdiri dari
3 tahapan, yaitu: inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Daftar Pustaka