Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 2

TRANSLASI
Team

HALIMATUS ALZENA FIDA AHMAD IRFAN AKBAR


SA'DIYAH FARIHAH JUWARSYAH SURYANA
2108016071 2108016078 2108016083 (2108016090

NUR FAIQOH VANESSA TRI SYAFA PUTRI


AULIA MUTHIA
2108016094 HAPSARI SUCIANI
ALIN 2108016105
2108016096
2108016100
Definisi translasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada
pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein, hanya molekul mRNA yang
ditranslasi sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.
Ekspresi Gen
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat (fenotip) dari suatu organisme
oleh gen. Sifat yang dipunyai oleh suatu organisme merupakan hasil proses
metabolisme yang terjadi di dalam sel. Sel secara tepat mampu mengatur
ekspresi gen.
Tahap Translasi
INISIASI TRANSLASI
Inisiasi dimulai dengan penempelan subunit ribosom kecil ke mRNA. Ribosom memiliki 3
bagian yaitu E, P dan A. Subunit kecil ribosom menempel pada mRNA dengan bagian P tepat
pada kodon awal (AUG) mRNA. Berikutnya adalah tRNA dengan antikodon UAC, yang
berpasangan dengan kodon mRNA AUG. TRNA ini membawa asam amino metionin, yang
merupakan asam amino pertama yang diperlukan untuk translasi. Berikutnya adalah subunit
besar ribosom, yang menyatu dengan ribosom kecil untuk membentuk kompleks ribosom
aktif yang mampu menghasilkan protein. Subunit yang dirakit menempatkan tRNA secara
langsung dalam status P dari ribosom aktif.
Elongasi
Elongasi terminasi merupakan proses penambahan
asam amino baru terhadap rantai asam amino yang
telah sebelumnya terbentuk. Diawali dengan
datangnya tRNA yang memiliki antikodon bersesuaian
dengan kodon dalam ruang A ribosom. tRNA tersebut
datang dengan membawa asam amino tertentu yang
sesuai dengan kodon pada mRNA. tRNA akan masuk
ruang A, kemudian asam amino yang telah
sebelumnya terbentuk (di ruang P)akan
disambungkan/ diikatkan dengan asam amino pada
tRNA yang baru datang (di ruang A). Menyebabkan
tRNA dalam ruang P kehilangan asam mino,
sedangkan dalam ruang A asam aminonya semakin
panjang. Setelah itu ribosom akan bergeser menuju
kodon berikutnya sehingga tRNA yang tadinya berada
dalam ruang P berpindah menuju ruang E, dan tRNA
dalam ruang A berpindah menuju ruang P. tRNA yang
telah kehilangan asam amino dan sekarang berada di
ruang E akan dikeluarkan dari kompleks ribosom. Dan
ruang A yang telah kosong memungkinkan datangnya
tRNA baru yang bersesuaian dengan kodon dalam
ruang tersebut. Proses ini akan terus berulang
sepanjang rantai mRNA hingga semua kodon
diterjemahkan menjadi urutan asam amino.
Terminasi translasi
Terminasi atau akhir dari translasi terjadi saat ruang A sampai pada kodon stop
atau kodon akhir. Kodon ini tidak akan memanggil tRNA tertentu, tapi akan
mengaktifkan faktor pelepas yang menyebabkan ditambahkannya molekul air
pada rantai asam amino yang telah terbentuk. Penambahan molekul air ini
menyebabkan rantai asam amino lepas dari ribosom dan siap dimodifikasi
sehingga menjadi protein yang fungsional.

Setelah itu, kompleks ribosom dan mRNA berpisah dan proses translasi berakhir. Subunit
kecil ribosom, subunit besar, dan mRNA dipisahkan pada akhir proses translasi. Banyak
ribosom yang berbeda dapat menerjemahkan mRNA beberapa kali.
Komponen yang terlibat dalam translasi
Beberapa komponen yang terjadinya proses translasi melibatkan. Secara umum,
komponen yang berperan penting dalam translasi adalah: mrna, irna dan ribosom.

A. Mrna (messenger rna) → molekul mrna merupakan hasil dari transkripsi yang
merupakan transkrips (salinan) urutan dna yang Menyusun Suatu gen. Mrna terdiri atas
urutan nukleotida yang nantinya akan diterjemahkan dalam bentuk kodon (triplet
nukleotida Mrna).
B. tRNA(transfer rna)
→ molekul tRNA merupakan pembawa asam amino yang akan
disambungkan menjadi rantai polipeptida
→ iRNA juga sebagai penterjemah kodon pada mrna dengan membawa
sekuen berupa antikodon.pada manusia terdapat sedikitnya 50 jenis RNA
Karena hanya ada 20 asam amino berbeda yang umumnya dibawa oleh
trna maka beberapa asam amino mempunyai lebih dari satu jenis
molekul trna yang spesifik
→ jadi, tRNA memiliki dua sisi, satu sisi mengkode anti kodon dan satu sisi
lagi membawa asam amino sesuai dengan kodon yang akan
diterjemahkan
c. Ribosom

→Ribosom merupakan tempat terjadinya sintesis protein, artinya proses penterjemahan


mRNA menjadi asam amino (translasi) terjadi di ribosom
→Ribosom disusun oleh molekul rRNA dan beberapa macam protein, serta tersebar di
seluruh bagian sel.
→Ribosom pada sel prokariotik biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan sel eukariotik. Walaupun secara struktural, ribosom pada prokariotik
maupun eukariotik memiliki dua jenis, yaitu ribosom sub unit kecil dan ribosom sub unit
besar.
→ Ribosom pada sel prokariotik biasanya berukuran 70 S, sedangkan pada sel eukariotik
berukuran 80 S. Apabila tidak terjadi proses translas pada saat terjadinya translasi,
ribosom sub unit kecil akan mengikat mRNA dan ribosom sub unit besar akan berikatan
dengan ribosom sub unit kecil hingga membentuk suatu kompleks. Setelah itu, tRNA akan
berikatan ke salah satu bagian dari ribosom sub unit besar, yaitu aminoacyl site (sisi A)
untuk menterjemahkan kodon yang ada pada mRNA dengan membawa asam amino
yang cocok. Kemudian tRNA tersebut akan pindah menempati sisi lainnya, yaitu peptidyl
site (situs P).

Translasi terjadi di dalam ribosom yang terdapat dalam sitoplasm. Untuk translasi
tersebut dilibatkan 2 jenis RNA lain, yaitu: transfer RNA (tRNA) dan ribosomal RNA (rRNA) →
Dengan demikian, dalam sintesis protein melibatkan 3 jenis RNA, yaitu:
mRNA sebanyak 5%
- tRNA sebanyak 20%
- rRNA ebanyak 75%
TRANSLASI PADA SEL PROKARIOT
DAN SEL EUKARIOT
Translasi pada prokariota dan eukariota memiliki langkah dan dasar yang hampir sama.
Proses ini berlangsung dari ujung 5' ke ujung 3', jadi pada dasarnya kodon start ada di ujung 5'
dan kodon stop ada di ujung 3'. Satu untai mRNA dapat melalui beberapa langkah translasi
secara bersamaan, yang berarti beberapa ribosom memproses satu mRNA secara bergantian
dan berurutan. Ini seperti utas dengan banyak kancing, utas itu seharusnya mRNA, sedangkan
kancingnya adalah ribosom yang melakukan pemrosesan. Proses kedatangan ribosom
pertama dan diikuti oleh ribosom yang datang kemudian. Rantai ribosom yang pada gilirannya
memproses translasi ini disebut poliribosom.
PERBEDAAN ANTARA TRANSLASI
PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK
1) Struktur membran Inti sel prokariotik tidak memiliki membran inti, sehingga setelah transkripsi
langsung dapat melakukan translasi. Sedangkan pada cukariotik harus sampai selesai baru diangkut
ke sitoplasma untuk ditranslasi
2) Pengaturan waktu, pada prokariotik transkripsi dan translasi prokariotik terjadi secara simultan,
sedangkan pada eukariotik transkripsi dan translasi prosesnya terputus.
3) Ukuran ribosom, pada prokariotik: 30S dan 508-70S ribosom, sedangkan pada eukariotik: 40$ dan
60S = 80S ribosom. (3)Lokasi, pada prokariotik translasi dilakukan olch 70S ribosom di sitoplasma,
sedangkan pada eukariotik dilakukan oleh ribosom 805 yang melekat pada ER.
4) Inisiasi Terjemahan, pada prokariotik: inisiasi yang mandiri, sedangkan pada eukariotik kedua
inisiasi yang dependent dan cap-independent.
5) Faktor Inisiasi, pada prokariotik terdapat tiga faktor inisiasi terlibat: IFI, IF2 dan IF3, sedangkan pada
eukariotik terdapat sembilan faktor inisiasi terlibat: elF4A, eIF4E dan elF4G
6) Asam Amino Pertama pada prokariotik adalah Nformylmethionine(asam amino pertama yang
ditambahkan ke rantai polipeptida), sedangkan pada eukariotik metionin adalah asam amino
pertama yang ditambahkan ke rantai polipeptida.
7) Faktor Pemanjangan, pada prokariotik terdapat dua faktor perpanjangan terlibat yaitu EFG dan
EFTu, sedangkan pada eukariotik terdapat dua faktor perpanjangan terlibat yaitu eEFI dan eEF2. (8)
Faktor terminasi, pada prokariotik terdapat dua faktor yang terlibat yaitu RFI (untuk UAG dan UAA)
dan RF2 (untuk UAA dan UGA), sedangkan pada eukariotik faktor pelepasan tunggal dilibatkan oleh
eRFI.
Post Translasi
Modifikasi
Post translasi adalah perubahan yang terjadi pada struktur protein setelah
menyelesaikan dan pelepasan polipeptida dari ribosom. Polipeptida
muncul dari ribosom non-aktif, dan sebelum menerima perannya yang
paling fungsional di dalam sel itu harus mengalami sedikitnya satu dari
empat tipe proses post-translational yaitu:
1)Protein Folding (Pelipatan Protein),
2) Proteolyticcleavage (pemotonganproteolitik),
3) Chemical modification (modifikasikimia), dan
4) Intein splicing (pembuanganintein).
a. Protein Folding (Pelipatan Protein)
Polipeptida adalah non-aktif, sampai dilipat ke dalam struktur tersiernya Yang benar.protein folding
menguji empat tingkat struktur protein (primer, sekunder, tersier, dan kuartener) dan semua informasi
suatu polopeptida Memerlukan struktur tiga dimensional yang di dalamnya berisi sekuen asam
Amino.sekuens asam amino pada protein menentukan proses pelipatannya. Banyak protein yang butuh
bantuan untuk mencegah salah pelipatan (misfolding) Sebelum sintesis selesai, dan terlipat secara
tepat

Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa panah yang biru menunjukkan
tahapan lipatan yang benar, pita pada sebelah kiri mewakili lipatan protein yang
salah dan sebelah kanan merupakan protein yang aktif. Panah yang merah
menunjukkan arah satu konformasi lipatan yang salah tetapi konformasi ini tidak
stabil dan protein mampu membentang secara parsial, dan kembali ke lipatan
tahapan yang benar, pada akhirnya dapat meneruskan konformasi yang aktif.
b. Cleavageproteolitik(Pembelahan Proteolitik)

Pembelahan proteolitik mempunyai dua fungsi dalam proses translasi dari protein. Yang
pertama untuk memindahkan potongan pendek dari daerah terminal N dan C
polypeptida, menyisakan molekul tunggal dipendekkan yang terlipat dalam protein aktif.
Kedua digunakan untuk memotong polyproteins ke dalam segmen-segmen, sebagian
atau seluruhnya merupakan protein aktif. Peristiwa ini biasa terjadi pada eukariotik tetapi
jarang terjadi pada bakteri.

Pengolahan protein dengan pembelahan proteolitik. Pada sisi kiri, protein diproses
dengan memindahkan segmen terminal N. Pada beberapa protein juga terjadi pada
terminal C. Pada sisi kanan, polyprotein diproses untuk menghasilkan tiga protein yang
berbeda. Proses proteolitik protein berupa protein matur tunggal. Poses proteolitik
protein berupa protein matur tunggal. Hal ini tidak selalu terjadi. Beberapa protein
pada awalnya disintesis sebagai poliprotein, polipeptida panjang yang terdiri dari
rangkaian protein matur. Pembelahan poliprotein menghasilkan protein tunggal yang
memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain.
c. Modifikasi Kimia
Modifikasi kimia sederhana melibatkan penambahan
kelompok kimia kecil (asetil, metil atau pospat) pada
satu rantai asam amino atau gugus karboksil dari asam
amino terminal di polipeptida (contoh lihat Bradshaw et
al.,1998). Modifikasi kimia mempunyai peran regulator
penting, sebagai contoh terjadinya posporilasi untuk
mengaktifkan beberapa protein yang terlibat dalam
sinyal
tranduksi.

Gambar diatas merupakan post translational modifikasi kimia dari


anak sapi. Terdapat lima modifikasi yang terjadi yaitu tiga metilasi
dan dua asetilasi. Metilasi dan asetilasihiston untuk menentukan
struktur kromatin.
d. Splicing Protein (Intein penyambung)
Jenis terakhir dari proses post-translational yaitu intein penyambung
(splicing protein). Intein penyambung (splicing protein) adalah sebuah
posttranslational proses di mana sebuah intein, polipeptida urutan yang
dikodekan oleh suatu intervensi urutan gen, justru dipotong dari
polipeptida yang baru lahir.

Ikatan intramolekuler peptida reaksi terbentuk antara mengapit terminal amino dan
asam amino terminal karboksi residu. Segmen peptida yang di potong disebut intein,
ikatan peptida yang terbentuk menghubungkan C terminal, N terminal dan residu asam
amino dari peptida mengapit yang disambung bersama membentuk protein matang di
sebut extein. Protein splicing terjadi tanpa bantuan kofaktor, sumber energi metabolik,
atau penunjang enzim.
KODE GENETIK
Kode genetik adalah urutan tiga nukleotida pada mRNA yang
menentukan asam amino atau informasi lain, juga disebut
kodon.
Sifat kode genetik
1. Kode genetik mengalami degenerasi. Sebagian besar asam amino
memiliki lebih dari satu kode genetik, misalnya dalam hal arginin, leusin,
dan asam amino serin yang masing-masing memiliki 6 kodon berbeda.
2. Kode genetik tidak ambigu. Setiap kode hanya memiliki satu arti yaitu kode
hanya satu asam amino. Sebagai contoh, kode genetik AUG hanya satu
asam amino yang metionin. Itu tidak pernah bisa mengkode asam amino
lainnya.
3. Kode genetik memiliki sinyal “mulai” dan “berhenti”. Hanya ada satu kodon
mulai (AUG, inisiasi kodon) yang memulai proses penerjemahan, tetapi
untuk menghentikan proses ini hadir tiga kodon berhenti yaitu: UAA, UGA
dan UAG.
4. Kode genetik memiliki antikodon. Molekul tRNA spesifik mengandung satu
set tiga nukleotida berurutan yang dapat berpasangan dengan kodon
mRNA. Himpunan nukleotida yang dapat membuat pasangan
berpasangan dengan kodon disebut Antikodon. Misalnya untuk kode
genetik UGC pada mRNA, tRNA akan memiliki antikodon ACG.
5. Kode genetik bersifat universal kecuali dalam kasus yang jarang terjadi. Ini
akan mengkode asam amino yang sama di semua organisme, bahkan
mungkin itu hewan tumbuhan jamur
Sesi tanya jawab kak
"MALU BERTANYA, SESAT DI JALAN"
INI DI KELAS, BUKAN DI JALAN. GAPAPA GAK
BERTANYA, GAK BAKAL TERSESAT KOK KAK
MATUR NUWUN NJIH
SEDEREK

Anda mungkin juga menyukai