OLEH
ILHAM /P00331018065
KELOMPOK 10
DIII TK 2B
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar teori
Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain
tempe, tape, yoghurt, roti, kombucha tea (cider tea), nata de coco. Beberapa produk ini
bahkan berperan penting bagi pemeliharaan kesehatan.
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama jaman
kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah subtrat menjadi produk tertentu
yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Bioteknologi berbasis fermentasi
sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan menerapkan teknologi
fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan
minuman seperti: keju, yoghurt, minuman berakohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap dan lain-
lain (Nurcahyo., 2011).
Semakin lama fermentasi maka semakin banyak glukosa yang dirombak menjadi alcohol
sehingga kadar alcohol yang dihasilakan semakin tinggi. Fermentasi tape ketan hitam selama
3 hari menghasilkan kadar etanol sebesar 1,056%. Meningkatnya kadar alcohol yang
dihasilkan oleh tape ketan hitam berkaitan dengan fase-fase pertumbuhan Sacharomyces
cereviciae, yang dimulai dari fase adaptasi (Lag phase), fake eksponensial (Log phase), fase
stasioner (Stationer phase), dan fase kematian (Death phase) (Setyohadi, 1980).
Tape mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alcohol dan aroma semerbak
yang khas. Tekstur lunak dan berair serta menghasilkan cairan yang merupakan efek dari efek
fermentasi. Rasa manis pada tepe dipengaruhi oleh kadar gula dari tape itu sendiri. Tape
kadang-kadang pada sejenis tape tertentu timbul rasa asam agak menyengat. Hal ini biasanya
disebabkan oleh perlakukan selama proses pembuatan yang kurang teliti, misalnya
penambahan ragi yang terlalu banyak, penutupan yang kurang sempurna selama proses
fermentasi berlangsung, ataupun karena proses fermentasi yang terlalu lama (Suwaryono,
1987 dalam Santoso, 2010).
Diantara bahan dasar pembuatan tape yang sering digunakan adalah beras ketan baik yang
hitam maupun yang putih. Tape dari beras ketan inilah yang paling banyak dijumpai ditoko-
toko makanan maupun di Super Market. Namun demikian juga belum diketahui apakah ada
perpedaan kandungan etanol dalam tape yang dihasilkan pada pembuatan dengan kedua
macam beras ketan tersebut (Sutanto, 2006).
B. Tujuan Praktikkum
Mampu melakukan pengolahan bahan makanan dengan menggunakan mikrobia
atau metode fermentasi
Mengetahui peran mikrobia dalam pengolahan bahan makanan
BAB II
METODE PERCOBAAN
Waktu Pelaksanaan
Hari /tanggal : Kamis, 7 November, 2019
Waktu : 10.00-12.00
Tempat : Laboratorium Pangan jurusan gizi politeknik kesehatan
kendari
A. Alat:
Panic pemanas/ Wajan
Panic kukus
Kompor
Baskom /tapouwer
Spatula/ sendok kayu
Pisau
B. Bahan:
1 kg beras ketan hitam
1 butir ragi tape
Gula pasir secukupnya
Daun pisang untuk membungkus secukupnnya
C. Prosedur Kerja:
Cuci beras ketan sampai bersih, lalu rendam selama kurang lebih 2 jam, setelah
itu tiriskan
Kemudian masak beras ketan hitam dengan air sampai stengah masak
Kukus beras ketan sampai matang, angkat dinginkan
Taburi ragi yang sudah dihancurkan dan diayak halus. Campur sampai benar-
benar rata
Cairkan gula dengan sedikit air
Bentuk beras ketan yang sudah diberi ragi sesuai selera/ bentuk bulat
Diamkan tape yang belum jadi tersebut selama kurang lebih 2 hari. Usahakan
simpan pada tempat yang tertutup.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan tape, diperlukan suatu enzim atau yang dikenal dengan
sebutan ragi. Ragi tape merupakan populasi campuran yang terdiri dari spesies-spesies genus
aspergilus, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacteri. Genus tersebut
hidup bersama-sama secara sinergis. Aspergilus menyederhanakan tepung menjadi glukosa
serta memproduksi enzim glukoamilase yang akan memecah pati dengan mengeluarkan unit-
unit glukosa, sedangkan Saccharomyces, Candida, dan Hansenulla dapat menguraikan gula
menjadi alcohol dan bermacam-macam zat organic lain sementara itu Acetobakter dapat
merombak alcohol menjadi asam.
Kami memilih pembuatan tape yang berasal dari beras ketan hitam hal ini dikarenakan
bahwa beras ketan merupakan salah satu jenis karbohidrat yang dapat menunjang dalam
proses fermentasi, dimana prinsip dasar fermentasi adalah degradasi komponen pati oleh
enzim (Sa,id, 1987 “dalam” Rustriningsih”, 2007).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa beras ketan
yang sudah diberi ragi dan di perama atau di fermentasi selama 2-3 hari mengalami perubahan
rasa dan aroma serta adanya kadar air disekitar beras ketan tersebut. Rasa yang manis dan
memiki aroma alcohol, jika dikaitkan dengan literature sesuai dengan pendapat Setyohadi
bahwa “semakin lama fermentasi maka semakin banyak glukosa yang dirombak menjadi
alcohol sehingga kadar alcohol yang dihasilkan semakin tinggi. Fermentasi tape ketan hitam
selama 2 hari menghasilkan kadar etanol sebesar 1.056%. meningkatnya kadar alcohol yang
dihasilkan oleh tape ketan hitam berkaitan dengan fase-fase pertumbuhan Sacharomyces
cereviciae, yang dimulai dari fase adaptasi (Lag phase), fake eksponensial (Log phase), fase
stasioner (Stationer phase), dan fase kematian (Death phase) (Setyohadi, 1980). Rasa manis
pada tape dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam beras ketan tersebut.
Pada proses pembuatan, kami menggunakan ragi yang bisa disebut dengan khamir dan
kapang. Khamir dan kapang merupakan mikroba yang merubah karbohidrat yang terkandung
dalam bahan menjadi gula. Peranan ragi dalam pembuatan tape adalah mengubah gula
menjadi alcohol. Rasa manis pada tape dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam tape
tersebut. Saat proses fermentasi dilakukan pada suhu ruang dan disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat. Hal ini bertujuan agar bakteri pada ragi tersebut dapat bekerja secara sempurna
dan tidak terkontaminasi dari udara luar.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan.
Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi, di mana terjadi suatu
perombakan bahan-bahan yang tidak sederhana. Zat pati yang ada dalam bahan
makanan diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula, dengan bantuan suatu
mikroorganisme yang disebut ragi atau khamir.
Tape mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alcohol dan aroma semerbak
yang khas. Tekstur lunak dan berair serta menghasilkan cairan yang merupakan efek
dari efek fermentasi. Rasa manis pada tepe dipengaruhi oleh kadar gula dari tape itu
sendiri. Tape kadang-kadang pada sejenis tape tertentu timbul rasa asam agak
menyengat. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlakukan selama proses pembuatan
yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang terlalu banyak, penutupan yang
kurang sempurna selama proses fermentasi berlangsung, ataupun karena proses
fermentasi yang terlalu lama (Suwaryono, 1987 dalam Santoso, 2010).
Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah subtrat menjadi produk tertentu
yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Bioteknologi berbasis
fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan
menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk
memproduksi makanan dan minuman seperti: keju, yoghurt, minuman berakohol,
cuka, sirkol, acar, sosis, kecap dan lain-lain (Nurcahyo., 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Sutanto ., S, d. dan Martono., 2005., jurnal teknik kimia., Studi Kandungan Etanol Dalam
Tape Fermentasi Dari Beras Ketan Hitam Dan Putih. Vol. 2. (1):123125
Chika Rizkia., 2018., Laporan Bioteknologi Pembuatan Tape Ketan Hitam., Jakarta., fakultas
ilmu tarbiah dan keguruan universitas islam negeri syarif hidayatullah.
Sutanto Teja Dwi. Dkk. Jurnal gradient. Studi Kandungan Etanol Dalam Tape Fermentasi
Dari Beras Ketan Hitam Dan Putih. Vol. 2. No. 1
DOKUMENTASI
Diangkat dan
didingikan pada
tampah
Proses fermentasi/
didiamkan selama 2-3
hari
Perendaman selama 2
jam
ditiriskan
Pengukusan ½ matang
selama 30 menit
Pengukusan kembali
selama 20-30 menit