Anda di halaman 1dari 5

12 Fungsi Masjid Dalam Islam Bagi Umat Muslim

written by Carina Kinksy October 23, 2018

Allah berfirman, Hanyalah yang memakmurkan Masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain
kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS At-Taubah 9:18)
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam yang memiliki banyak fungsi. Bukan hanya sekedar menjadi tempat ibadah
sebagai keutamaan membangun masjid dalam Islam, tapi juga beberapa fungsi lain yang membuat bangunan ini
menjadi begitu istimewa. Berikut adalah beberapa fungsi masjid dalam Islam:

1. Tempat shalat
Fungsi utama masjid memang sebagai tempat ibadah. Disinilah tempat umat Islam melaksanakan shalat, baik shalat
wajib atau shalat fardhu serta shalat Sunnah. Kata masjid sendiri berasal dari bahasa Arab “sajada, yasjudu,
sujûdan”, yang berarti “sujud.”

Allah berfirman dalam al-Quran surat al-Jin (72): 18 : “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan
Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.”
Dari riwayat Jabir bin Abdullah, Rasulullah Saw. bersabda: “Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku) bumi
sebagai masjid dan sarana penyucian diri.”

2. Tempat ibadah lainnya


Allah berfirman dalam surat an-Nur (24): 36-37, yang artinya:

“Bertasbih kepada Allah dimasjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di
dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) membayarkan zakat.
Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan
yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada
siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.”

3. Tempat pendidikan
Masjid bukan hanya sekedar tempat melaksanakan ibadah, tapi juga sebagai tempat penyebaran pendidikan atau
ilmu. Di masjid, banyak dilakukan kegiatan menambah ilmu seperti dakwah atau pengajian.

Dari Abdullah bin Umar bahwasannya seseorang sedang berdiri di masjid lalu ia bertanya, “Hai Rasulullah, dari
arah manakah engkau memerintahkan kami untuk mulai membaca talbiyah dengan suara keras?” Rasulullah SAW
menjawab.
“Penduduk Madinah membaca talbiyah dengan keras dari daerah Dzul Khulaifah, penduduk Syam dari arah
Juhfah, dan penduduk Najd dari Qorn. Abdullah berkata
“Telah sampai berita kepadaku bahwa rasulullah bersabda, “Penduduk Yaman membaca talbiyah dengan keras
dari arah Yalamlam”. (Hadits dikeluarkan oleh Bukhari, Al-Lu’lu’wal Majan, no. 735)

4. Tempat musyawarah
Masjid merupakan tempat yang penuh dengan ketenangan sehingga sangat cocok dijadikan sebagai tempat
musyawarah. Umat Islam bisa melakukan musyawarah di masjid tentang berbagai perkara dengan lebih tenang
karena masjid jauh dari setan yang dapat menimbulkan gangguan saat bermusyawarah.

5. Tempat pengadilan
Masjid yang jauh dari setan merupakan tempat yang tepat untuk mengadakan pengadilan dalam berbagai perkara. Di
dalam masjid, masyarakat dapat mengambil keputusan dengan lebih tenang.

Malik berkata (Dep. Agama DIY, 2003: 9):

“Pelaksanaan qadha (peradilan) di dalam masjid merupakan kebiasaan yang telah lama dijalani, dan dalam
mengadili apapun.
Halaman masjidnya pun dapat digunakan sebagai tempat duduk agar orang-orang yang lemah, orang-orang
musyrik atau wanita yang sedang haidh bisa hadir dan mengikuti acara yang digelar di masjid. Adapun
pelaksanaan hudud (hukuman) tidak boleh dilaksanakan di dalam masjid”.

6. Tempat penyambutan utusan


Di jaman Rasulullah, masjid juga menjadi tempat menyambut utusan. Salah satunya adalah ketika Rasulullah
menyambut utusan dari Nasrani Najran. Ketika itu, jumlah rombongan adalah 60 orang dengan 14 pembesar Nasrani
di dalamnya.

Mereka dipersilakan masuk ke dalam masjid dengan menggunakan jubah kenasranian mereka dan berdialog dengan
Rasul mengenai Nabi Isa as.

7. Tempat penjagaan dan kehidupan sosial


Dari Utsman bin Yaman, ia berkata, “Ketika para Muhajirin membanjiri kota Madinah tanpa memiliki rumah dan
tempat tinggal, maka Rasulullah SAW menempatkan mereka di masjid dan beliau menamai mereka dengan
Ashabush Shuffah. Beliau juga duduk bersama mereka dengan sikap yang sangat ramah”. (HR. Baihaqi)

8. Tempat akad nikah


Sebagaimana kita ketahui bahwa masjid juga sering digunakan sebagai tempat pelaksanaan akad nikah. Banyak
pasangan yang memilih untuk melakukan akad nikah di masjid karena kesucian tempat ini.
Aisyah RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Beritakanlah pernikahan ini dan selenggarakanlah ia di
dalam masjid, lalu pukullah rebana-rebana”. (HR. Tirmidzi, Al Misykah, juz. II, no. 3152)

9. Tempat latihan perang


Dari Aisyah RA, ia berkata: “Aku melihat Nabi SAW menghalangi (pandangan)ku dengan serbannya, padahal aku
sedang memperhatikan orang-orang Habsyi yang sedang bermain-main di masjid, sehingga aku keluar (hendak
melihat mereka lagi). Aku perkirakan masih suka bermain.” (Shahih Bukhari dengan syarah Ibnu Hajar, juz IX, no.
5236).
Ibnu Hajar Al Asqalani mengomentari hadits tersebut bahwa yang dimaksud bermain-main di dalam hadits itu
adalah “latihan perang”, bukan semata-mata bermain. Tetapi di dalamnya adalah melatih keberanian di medan-
medan pertempuran dan keberanian menghadapi musuh”.

Sementara itu Ibnu Mahlab berkata, “Masjid merupakan tempat untuk memberi rasa aman kepada kaum muslimin.
Perbuatan apa saja yang membuahkan kemanfaatan bagi agama dan bagi keluarganya boleh dilakukan di masjid.
(Fathul Bari, Ibnu Hajar, juz. II, hlm. 96).

10. Tempat pengobatan


Aisyah RA berkata, “Pada hari terjadinya perang Khandaq, Sa’ad bin Mu’adz mengalami luka-luka karena dipanah
oleh seseorang dari kafir Quraisy. Kata Khabban bin Araqah, orang itu memanah Sa’ad pada bagian lehernya.
Maka, Nabi SAW membuatkan tenda di masjid agar beliau bisa pulang (istirahat) dari jarak yang dekat.”

11. Tempat perlindungan


Masjid juga menjadi tempat paling baik untuk berlindung, baik dari bencana maupun serangan. Ketika musibah
datang, masjid yang bangunannya lebih kokoh dibandingkan bangunan lain menjadi tempat perlindungan yang
paling aman. Masjid juga akan selalu dilindungi oleh Allah SWT.

12. Tempat pembelaan agama


Masjid adalah wadah umat Islam dimana di dalamnya berisikan orang-orang yang akan selalu membela agama
Allah. Masjid menjadi tempat pusat penyebaran agama Islam yang tidak akan pernah sepi.

Itulah 12 fungsi masjid dalam Islam. Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi (5/12 dan 277), Ibnu Majah (no. 802),
Ahmad (3/68 dan 76) dan al-Hakim (1/322 dan 2/363) dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu’anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Jika engkau melihat seorang hamba yang selalu mengunjungi
masjid maka persaksikanlah keimanannya”.
Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Selama bulan Ramadhan, masjid ramai didatangi jamaah untuk beribadah. Berbagai kegiatan ibadah seperti shalat wajib,
tarawih, witir, pengajian, diskusi keagamaan, tadarus, penggalangan dana (ziswaf), buka bersama dan itikaf sepuluh
malam terakhir dilakukan dalam rangka menghidupkan malam-malam Ramadhan. Namun sayang, pada penghujung
Ramadhan, jamaah masjid semakin berkurang. Kaum muslimin disibukkan dengan persiapan lebaran dan kegiatan lainnya
yang bernuansa duniawi. Pasar murah dan mall lebih menarik perhatiannya, karena diskon besar yang sangat menggiurkan.
Bahkan di malam takbiran, masjid hanya diisi oleh beberapa orang jamaah saja yang masih setia sementara yang lain asyik
mendandani rumah dan persiapan menghadapi lebaran atau melakukan takbiran keliling.
Sangat ironis, malam pertama di bulan Syawal yang seharusnya masjid tetap ramai sebagai perwujudan dari keberhasilan
pembinaan iman dan ibadah selama Ramadhan, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Selepas Ramadhan masjid
semakin lengang dengan jamaah dan sepi dari kegiatan ibadah. Senandung adzan indah yang bertalu-talu di udara tidak
mengugah hati umat untuk segera menyahutnya dan menarik perhatiannya menuju masjid meraih kemenangan hakiki.
Aktivitas duniawi masih tetap dilakoninya seakan-akan tidak mendengar seruan Allah Swt padahal seruan inilah yang akan
menyelamatkan dirinya di dunia sampai ke akhirat sana.
Fenomena ini merupakan masalah besar yang harus segera dicarikan solusi nyata. Ulama dan umarah bertanggung jawab
dan harus berpikir keras dalam menyelesaikan masalah ini. Salah satu solusinya, adalah dengan menghidupkan kembali
fungsi dan peran masjid sebagai sarana pembinaan umat dan pusat peradaban Islam. Dengan demikian keberadaan masjid
sangat dibutuhkan dan dirasakan manfaatnya dalam kehidupan umat.
Masjid Pada Masa Rasulullah Saw
Ketika Rasulullah Saw, sampai di kota Madinah dalam perjalanan hijrah yang panjang. Beliau bukannya mendirikan
istana, sebagai tempat kediamannya atau mendirikan benteng untuk pertahanan dari serangan kafir Quraisy atau
membangun pasar guna menghidupkan perekonomian umat. Namun yang pertama didirikan Rasulullah Saw adalah masjid
yaitu Masjid Nabawi yang berfungsi sebagai pusat kegiatan umat. Hal ini memberi sinyal betapa besarnya keberadaan dan
keutamaan masjid bagi Rasulullah Saw, dalam membina umat dan memajukan dakwah Islam.
Pada masa Rasulullah Saw, masjid tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah khusus seperti melaksanakan shalat,
membaca Al-Quran atau berzikir akan tetapi masjid dijadikan sebagai pusat aktifitas umat Islam. Di masjid Rasulullah
Saw, membicarakan persoalan umat dan solusinya, membina keimanan dan keislaman sahabat (sarana dakwah),
menggagas dan merancang pengembangan ekonomi dengan mendirikan baitul maal. Masjid dijadikan sebagai sarana
pendidikan dan pembinaan umat. Di masjid Rasulullah Saw juga menerima tamu negara lain bahkan juga mengatur
strategi perang. Pokoknya semua kegiatan pembinaan berawal dari masjid dan berakhir juga dari masjid sehingga sangat
terasa kesemarakan dan keaktifan masjid sebagai pusat kegiatan umat.
Usaha Menghidupkan fungsi dan peran masjid
Di era modern ini, masjid harus dapat mengambil fungsi dan peran penting dalam membangun peradaban umat. Masjid
hendaknya dapat dijadikan sebagai “Islamic Centre” yang memberikan pengaruh signifikan bagi masyarakat yang ada di
sekitarnya. Makanya masjid tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah tetapi juga dapat dijadikan sebagai sarana
dakwah dan pusat informasi Islam, pendidikan dan pembinaan, pengembangan ekonomi umat, seni dan budaya Islam dan
kegiatan sosial lainnya. Semua kegiatan tersebut hendaknya dapat menarik perhatian umat untuk memakmurkan masjid
dan menjadikan masjid dalam memenuhi dahaga spiritual atau kebutuhan rohaninya.
Dalam menghidupkan fungsi dan peran masjid secara maksimal seperti masa Rasulullah Saw, maka perlu ada beberapa
usaha dan peran yang harus kita lakukan:
Pertama, berusaha melahirkan umat yang cinta dengan masjid. Kecintaan umat pada masjid merupakan perwujudan
keimanannya pada Allah Swt. Karena sesungguhnya orang yang mampu meramaikan masjid adalah orang yang benar
keimanannya. Makanya disinilah peran ulama, agar bersungguh-sungguh membina keimanan umat sehingga mereka
mencintai masjid. Kegiatan dakwah dan pendidikan yang dikelola masjid ( TK – SMA ) harus mampu melahirkan generasi
yang mencintai masjid dan menjadikan masjid sebagai sarana yang nyaman dan enak baginya dalam beribadah atau
beraktivitas kebaikan.
Kedua, Kita harus selektif dalam memilih pengurus masjid karena besar dan pentingnya peran ini dalam memakmurkan
masjid. Pengarus masjid yang diamanahkan adalah orang yang memang rajin datang ke masjid dan rela berjuang plus
berkorban untuk memakmurkan masjid. Untuk itu mereka harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan ikhlas karena Allah
Swt. Jangan sampai menjadi pengurus masjid dijadikan sebagai sebuah kebanggaan apalagi sampai mengambil
keuntungan politik dan ekonomi. Pengurus masjid harus dibekali dengan ilmu dan keterampilan mengurus dan mengelola
masjid. Banyak potensi masjid yang dapat dikembangkan seperti pendanaan. Bantuan umat berupa wakaf, sedekah dan
infaq harus dapat dimanfaatkan secara baik dengan manajemen terbuka serta perlu perencanaan yang matang sehingga
dana tersebut tidak sia-sia. Oleh karena itu dana yang masuk tidak hanya untuk pembangunan fisik semata tetapi juga
untuk membangun jamaah dengan berbagai kegiatan keislaman.
Ketiga, Peran pemerintah juga sangat penting untuk menghidupkan kembali fungsi dan peran masjid dalam membangun
peradaban umat. Pemerintah harus membuat program yang akan memotivasi masyarakat untuk memakmurkan masjid.
Disamping itu Pemimpin atau pejabat harus memberikan teladan yang nyata bagi masyarakat dan juga bawahannya untuk
meramaikan masjid. Jangan sampai rakyat diajak meramaikan masjid sementara pemimpinnya mengatur jarak dari masjid
alias jarang beribadah di masjid. Kehadiran pemimpin atau pejabat dalam memakmurkan masjid akan memberikan
pengaruh besar bagi masyarakat karena pemimpinnya telah memberikan teladan yang baik pada rakyatnya sebagaimana
yang pernah dilakukan Rasulullah dalam masa kepemimpinan. Kita berharap hadir pemimpin yang mencintai masjid dan
mampu menjadi pemimpin atau imam shalat berjamaah di masjid tersebut. Semoga
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/08/14/55776/menghidupkan-kembali-fungsi-masjid/#ixzz656yS36on
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai