Isi Makalah Isomer Struktur Dan Konformasi
Isi Makalah Isomer Struktur Dan Konformasi
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2.2 Isomer Posisi
Isomer posisi adalah isomeri yang terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap.
Isomeri ini hanya terjadi pada senyawa hidrokabon tak jenuh (alkena dan alkuna).
Senyawa-senyawa yang merupakan isomer posisi mempunyai rumus molekul dan
gugus fungsi yang sama, namun posisi gugus pada kerangka berbeda.
Contoh:
3
asam alkanoat (asam karboksilat) dengan alkil alkanoat (ester) – rumus umum:
CnH2nO2
4
2. Gausch
Gausch adalah konformasi yang memiliki gugus-gugus yang saling berjauhan. Pada
konformasi gausch gugus-gugus yang ada mengalami rotasi sehingga gugus
prioritasnya saling berjauhan.
Adapun contoh dalam bidang tekstil dari isomer konformasi Gausch ini, yaitu pada
senyama Polivinil Klorida (PVC). PVC adalah polimer termoplastik tidak tahan panas
seperti platik. PVC biasanya digunakan untuk membuat bahan serupa kulit. Berikut
adalah isomer konformasi Gausch dari senyawa polivinil klorida
5
3. Staggered
Staggered adalah konformasi yang gugus-gugus prioritasnya saling bersebrangan dan
konfirmasi ini merupakan konformasi yang paling stabil. Mengapa paling stabil karena
gugus prioritasnya saling berseberangan sehingga memiliki energi tolakan yang kecil.
2.3.1 Isomer konformasi pada senyawa alkana alifatis
Isomer konformasi pada senyawa alkana alifatis di mulai dari senyawa alkana yang
paling sederhana, misalnya etana hingga yang agak komplek seperti, 1,2-dikloro etana,
butana.
a. Konformasi etana. Senyawa etana dengan rumus molekul C2H6 memiliki rumus
struktur CH3 – CH3 dengan hibridisasi karbon sp3. Etana dapat digambarkan dalam
proyeksi Newman maupun kuda-kuda normal, di mana molekul dsepanjang ikatan
antara dua atom karbon Csp3 – Csp3. Ikatan lain yang melekat pada atom depan
direpresentasikan dalam bentuk garis memancar dari pusat lingkaran. Gugus atau
yang terikat pada atom C belakang bergabung dengan garis-garis pendek untuk
keliling lingkaran.
6
Gambar 2. Struktur senyawa etana dalam bentuk kuda-kuda dan proyeksi Newman
Isomer konformasi yang terdapat pada etana disebabkan adanya ikatan sigma (σ)
pada atom C di etana memiliki ikatan dengan hibridisasi Csp3 – Csp3, sehingga bila
ikatan tersebut berputar dengan sudut putar 60o, maka akan diperoleh dua bentuk
yaitu goyang (staggered) dan eklips (eclipsed). Konformasi bentuk goyang
(Staggered) merupakan suatu konformasi yang memiliki energi rendah di mana
ikatan antar atom-atom hidrogen yang berdekatan saling menjauh
(memaksimalkan pemisahan) antara satu sama lain (60o sudut dihedral). Sedangkan
bentuk eklips (eclipsed) merupakan suatu konformasi yang memiliki energi yang
tinggi di mana ikatan pada atom-atom hidrogen yang berdekatan saling selaras (0o
sudut dihedral) lainnya. Dari kedua perbedaan dari kedua bentuk tersebut
mengakibatkan terjadinya perbedaan energi pada senyawa etana, CH3-CH3 seperti
terlihat pada gambar 3 di bawah ini.
7
b. Konformasi propana, propana merupakan senyawa alkana dengan jumlah anggota
atom karbon (C) yang lebih tinggi daripada etana. Rumus molekul propana (CH3 - CH2
- CH3) juga memiliki dua konformasi ekstrim yaitu eklips (eclipsed) dan goyang
(staggered), hambatan energi di propana sebesar 14kJ.mol-1, yang sedikit lebih tinggi
dari etana. Molekul propana memiliki bentuk konformasi seperti pada gambar 4
berikut ini.
8
Dampak perubahan bentuk isomer konformasi dari butana terhadap perubahan energi
pada butana dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini.
Berdasarkan data eksperimen ternyata cincin yang lebih kecil akan lebih kurang stabil,
seperti senyawa siklopropana (cylcopropane) dan siklobutana (cyclobutane) yang
masing-masing senyawa tersebut memiliki sudut ikatan 60o dan 90o. von Baeyer
9
berkesimpulan bahwa kedua senyawa tersebut memiliki perbedaan stabilitas yang
disebabkan adanya ketegangan sudut (angle strain) atau ketegangan cincin (ring
strain). Hal ini disebabkan adanya penyimpangan dari sudut hibridisasi Csp3,
tetrahedral (109.5o). Berdasarkan kajian tersebut disarankan model dari sikloalkana
menjadi bentuk non-planar (bukan bentuk planar) agar bentuk ini memiliki sudut
ikatan sigma lebih mendekati sudut Csp3 tetrahedral yaitu 109.5o.
a. Siklopropana. Senyawa siklopropana memiliki regangan yang paling tinggi sehingga
lebih reaktif disbanding senyawa siklik lainnya. Senyawa siklopropana bila berbentuk
planar dengan sudut 60o, maka semua gugusnya akan mengalami bentuk eklips dan
bentuk ini memerlukan energi yang tinggi dan senyawa tersebut menjadi tidak
stabil, seperti yang terlihat pada gambar 8 di bawah ini.
10
Gambar 9. Isomer 1,2-dimetilsiklopropana.
b. Siklobutana. Senyawa siklobuatana/cyclobutane akan berusaha mengurangi sudut
dan regangan torsi relatif untuk membentuk senyawa yang stabil, dengan cara
melakukan pelipatan /Kerutan sebagian (Puckering partially) mengurangi
ketegangan torsi. Seperti pada gambar 9 di bawah ini.
Gambar 10. Senyawa siklobutana untuk mengurangi ketegangan torsi dengan melakukan
pelipatan (puckering).
Siklobutana tak sereaktif siklopropana, tetapi lebih reaktif daripada siklopentana.
c. Siklopentana (Cyclopentane). Pada bidang datar sudut yang dibentuk antara ikatan
atom Cnya adalah 108°, artinya sangat mendekati sudut tetrahedral. Namun pada
konformasi datar terjadi sedikit regangan dan 10 atom H berada pada posisi eklips
sehingga terjadi efek sterik akibatnya konformasi datar siklopentana tidak stabil.
11
Untuk membentuk struktur yang stabil, siklopentana akan menurunkan regangan
tersebut dengan cara melakukan konformasi yang sedikit terlipat atau berbentuk
amplop (Envelope) dan setengah kursi untuk meringankan konformasi yang
terdapat banyak tegangan (strain) torsional. Seperti yang terlihat pada gambar 10
di bawah ini.
Gambar 12. Bentuk isomer konformasi pada siklopentana di mana (a) bentuk planar; (b)
bentuk amplop; dan (c) setengah kursi yang lebih stabil dari pada bentuk planar.
Pada konformasi amplop ini, empat atom karbon berada dalam satu bidang, sedangkan satu
karbon berada diatas bidang. Akibat pelipatannya tersebut sudut ikatannya kemudian
berkurang menjadi 105° (sehingga rengangan cincin bertambah jika dibandingkan
sebelumnya). Namun jumlah interaksi antara atom H nya berkurang sehingga konformasi
ini lebih stabil dibandingkan konformasi bidang datar. Tunduk pada teori Baeyer, cincin
siklopentana stabil dan jauh kalah reaktif dibandingkan dengan cincin tiga-dan empat-
anggauta.
12
d. Sikloheksana. Siklohesana pada bidang datar membentuk sudut 120° menurut
Baeyer. Namun teori tersebut salah, melainkan siklohesana itu suatu cincin yang
agak terlipat (puckered) dengan sudut ikatan mendekati 109° sehingga besarnya
hampir sama dengan sudut tetrahedral. Maka sikloheksana lebih stabil
dibandingkan dengan siklopentana.
a b
13
Gambar 16. Energy potensial relative dari konformasi-konformasi sikloheksana
Bentuk-bentuk tersebut terjadi karena untuk mengurangi ketegangan torsi, namun
demikian bentuk yang paling disukai yaitu bentuk kursi karena dalam bentuk ini
tidak terjadi atom H-H dalam posisi eklips. Memiliki sudut ikatan-ikatan mendekati
sudut tetra hedral 109,5o (yaitu sudutnya 110,9 °) dan strain torsionalnya relatif
kecil. Dengan demikian bentuk molekul sikloheksana bukan merupakan bentuk
planar.
Pada suhu kamar terjadi perubahan orientasi pada atom Hidrogen yang sangat cepat, yaitu
dari ekuatorial menjadi aksial dan sebaliknya. Seperti pada gambar 19
Jika salah satu atom hidrogen disubtitusi oleh metil atau gugus yang lainnya, maka posisi
gugus ekuatorial lebih stabil dibandingkan dengan aksial. Hal tersebut disebabkan apabila
CH3 dalam posisi aksial, maka gugusnya akan sejajar dengan atom H pada nomer 3 dan 5
sehingga dapat menimbulkan efek sterik.
15
Gambar 20. Sikloheksana terdisubtitusi dengan gugus CH3
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa regangan sikloheksana sama seperti regangan pada rantai
terbuka, sehingga sikloheksana lebih stabil sedangkan yang paling banyak penyimpangan
adalah siklopropana memiliki regangan total yang paling tinggi. Sehingga kalor
pembakaran pada siklopropana lebih tinggi dibandingkan senyawa sikloalkana yang
lainnya. Bila diolah dengan gas hidrogen , siklopentana tak bereaksi, sedangkan
siklopropana mengalami pembukaan cincin.
16
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan
jenis ikatan yang sama), tetapi memiliki susunan atom yang berbeda (dapat diibaratkan
sebagai sebuah anagram). Secara garis besar, isomer terbagi menjadi dua, yaitu isomer
structural dan isomer geometri. Dalam isomer geometri atau isomer ruang terdapat sub
judul lain yaitu isomer konformasi.
Keisomeran struktur terjadi akibat perbedaan susunan ikatan antar atom-
atom ataupun gugus-gugus fungsi dalam suatu molekul. Isomer struktur terbagi menajdi
empat, yaitu isomer rantai, isomer posisi dan isomer gugus fungsi. Isomer rangka adalah
isomeri yang terjadi karena perbedaan rangkanya, biasanya terjadi antara senyawa rantai
lurus dengan senyawa yang memiliki cabang, bisa pula antar senyawa yang memiliki
cabang, namun berbeda pada posisi dan jumlah cabang. Isomer posisi adalah isomeri yang
terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap. Senyawa-senyawa yang merupakan isomer
posisi mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi yang sama, namun posisi gugus pada
kerangka berbeda. Keisomeran gugus fungsi terdapat pada senyawa-senyawa dengan
rumus molekul sama, namun berbeda gugus fungsi.
Konformasi Isomer adalah suatu bentuk stereoisomer dari molekul-molekul dengan
rumus struktural yang sama namun dengan konformasi yang berbeda dikarenakan rotasi
atom pada ikatan kimia. Conformer yang berbeda dapat berubah dengan melakukan rotasi
pada ikatan tunggal tanpa memutuskan ikatan kimia. Konformasi isomer hanya terjadi pada
ikatan tunggal karena ikatan rangkap dua dan rangkap tiga memiliki ikatan pi yang
menghalangi rotasi ikatan. Konformasi dapat dinyatakan dalam bentuk konformasi
Fischer, bola pasak, dan Newman. Terdapat 3 jenis konformasi isomer yaitu Eklips,
Gausch, dan Staggered.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 2006. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
http://anisahidayati25.blogspot.com/2016/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://chem-misteri.blogspot.com/2014/09/jenis-jenis-isomer-pada-senyawa.html
https://www.studiobelajar.com/isomer/
18