Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KEGIATAN

PROPOSAL TERAPI BERMAIN TENTANG WALKIE TALKIE PADA ANAK


USIA 3-6 TAHUN DI RUANG RAWAT INAP BOUGENVILLE
RSD dr. HARYOTO LUMAJANG

Oleh :
Kelompok II
1. Imelda Fitrah Dewi., S.Kep. (082311101033)
2. Siti Zumrotul Mina., S.Kep. (122311101005)
3. Putri Mareta Hertika., S.Kep (122311101014)
4. Desi Rahmawati., S.Kep. (122311101021)
5. Sungging Pandu W., S.Kep. (122311101024)
6. Alifia Rizqi P.D., S.Kep. (122311101025)
7. Lina Nur Khumairoh., S.Kep (122311101029)
8. Aris Kurniawan., S.Kep. (122311101033)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
PRAKATA

Puji syukur dan sembah sujud kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal terapi bermain di Ruang
Anak (Bougenvile) Rumah Sakit Daerah dr. Haryoto Lumajang. Penulis menyadari
bahwa penulisan proposal ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan
sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada:
1. Pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga
proposal ini dapat tersusun dengan baik;
2. Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan bimbingan
sehingga proposal ini dapat tersusun dengan baik;
3. Jajaran perawat dan karyawan Ruang Anak (Bougenvile) Rumah Sakit Daerah dr.
Haryoto Lumajang;
4. teman-teman Program Pendidikan Profesi Ners PSIK Unej, yang selalu kompak
dan membantu kami.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap, semoga proposal ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Amin.

Lumajang, Oktober 2016

Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi anak yang sakit dan tidak memungkinkan menjalani perawatan di


rumah menyebabkan anak harus menjalani perawatan di rumah sakit. Hospitalisasi
menyebabkan anak mengalami perpisahan dengan keluarga, harus beradaptasi dengan
lingkungan baru, nyeri di tubuh karena perlukaan, dan otonomi berkurang. Hal ini
membuat seorang anak akan merasakan ketakutan, merasa terancam, sepi, gelisah,
dan cemas. Cemas dan stres yang dialami anak disebabkan oleh karena adanya
perubahan status kesehatan dan perbedaan lingkungan dan kebiasaan kegiatan pada
saat sehat maupun saat sakit, atau adanya perpisahan dengan keluarga saat masa
perawatan (Wong, 2008). Hospitalisasi sering diartikan oleh anak prasekolah sebagai
sebuah hukuman, kemudian muncul perasaan malu, takut, hal ini menjadikan anak
bersikap agresif, marah, berontak, sering bertanya, tidak mau makan, tidak kooperatif
hingga kehilangan kontrol dan terbatasnya aktifitas yang membuat perawatan di
rumah sakit bisa terhambat.
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya
sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan
menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.
1.2 Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya

1.3 Macam Bermain


1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan serta menyusun puzzle.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton
televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk
aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

1.4 Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio,
tape, TV, berkomunikasi dengan walkie talkie, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle,
boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi
ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, berkomunikasi dengan walkie talkie, dll.

1.5 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

1.6 Bentuk-Bentuk Permainan


1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a.Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c.Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-
balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-
coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a.Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c.Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal
dan membedakan warna).
e.Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c.Kertas berwarna warni untuk dapat dibentuk permainan
d. Pasel (puzzel) sederhana.
e.Manik-manik ukuran besar.
f. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
g. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, puzzle, majalah
anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting,
air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
2. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut dsb
3. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
4. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
5. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

1.7 Ketika Anak Masuk Rawat Inap


Tujuan kegiatan :
1. Memberi informasi.
2. Memicu normalisasi.
3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
4. Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
1. Mendesain tanda selamat datang.
2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.
3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.
4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
5. Proaktif melakukan permainan.
BAB 2. TERAPI BERMAIN
(BERMAIN WALKIE TALKIE)

2.1 Pengertian
Terapi bermain walkie talkie adalah permainan yang menggunakan
kalengkaleng bekas serta benang nilon sebagai perantaranya. Walkie talkie dapat
dibuat secara mudah dan mandiri oleh anak serta tidak membutuhkan biaya.
Permainan ini dapat menumbuhkan kemampuan sosial untuk berinteraksi dengan
teman sebaya atau orang lain, anak juga telah dapat menggunting dan merangkai
untuk mengembangkan bakat dan potensi anak (Nur, 2013). Anak-anak yang di rawat
di rumah sakit akan kehilangan waktunya untuk bersosialisasi dan bermain bebas
seperti anak sehat umumnya (Wong, 2008; Rachmaniah, 2012). Dengan walkie talkie
dapat mengasah keberanian anak untuk berkomunikasi dan kemampuan berbahasa,
mereka mampu berkomunikasi dan melakukan percakapan dengan dua orang atau
lebih sehingga nantinya dapat menyusun kalimat yang lebih kompleks (Suciwati,
2014).
2.2 Tujuan
2.2.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan terapi bermain diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh
kembangnya, melanjutkan aktivitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain dan
berdaptasi efektif terhadap kecemasan maupun stress karena penyakit maupun
perawatan yang didapatkan.
2.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan hubungan perawat dengan anak
b. Anak dapat beradaptasi terhadap stresor
c. Mengurangi rasa traumatic (cemas) selama haspitalisasi
d. Mengetahui pencapaian terhadap perkembangan pada anak

2.3 Setting
a. Kriteria klien yang mengikuti terapi bermain di ruang Boegenvile (ruang anak)
RSD dr. Haryoto Lumajang:
- Anak berusia 3-6 Tahun yang dirawat di ruang anak RSD dr. Haryoto
Lumajang
- Kesadaran anak kompos mentis (sadar penuh)
- Anak yang tidak memiliki penyakit menular

b. Masalah Keperawatan
- Anxietas

c. Persiapan
1. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2015
Waktu : Pk.07.00 – 08.00 WIB
Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Permainan (20 menit)
Penutup (5 menit)
2. Jumlah Perawat
Mahasiswa PSIK : 8 Orang
CI Ruangan : 1 orang

2.4 Proposal Terapi Bermain


a. Pokok bahasan : Keperawatan anak
b. Sub pokok bahasan : Terapi bermain
c. Waktu : 30 menit
d. Hari/Tanggal : Senin/ 17 Oktober 2016
e. Tempat : Ruang Bougenville
f. Sasaran : Anak usia prasekolah (3-6 tahun)
g. Pelaksana : Leader : Aris Kurniawan, S.Kep
Co Leader :
1. Putri Mareta Hertika, S.Kep
2. Sungging Pandu Wijaya, S.Kep
Fasilitator :
1. Siti Zumrotul Mina, S.Kep
2. Alifia Rizqi P.D, S.Kep
Evaluator :
1. Desi Rahmawati, S.Kep
2. Lina Nur Khumairah, S.Kep
3. Imelda Fitrah Dewi, S.Kep
h. Biodata pasien :
i. Riwayat keperawatan :
j. Tujuan terapi bermain

1. Tujuan Umum
Setelah diberikan terapi bermain tentang menebak gambar hewan pada anak
usia 3-6 tahun selama 30 menit diharapkan anak dapat membuat an
menggunakan walkie talkie dengan baik.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu membuat walkie talkie
b) Mampu menggunakan walkie talkie

k. Metode : Bermain sesuai dengan tahap perkembangan anak dengan


skill play

l. Media dan Alat : Gelas plastic, benang wol, kertas hias, gunting

m. Strategi terapi bermain

NO WAKTU KEGIATAN

PERAWAT ANAK

1 5 menit Pembukan :
1. Terapis memberikan salam kepada Menjawab
klien
2. Terapis memperkenalkan nama dan Mendengarkan
panggilan terapis
3. Terapis menanyakan perasaan klien Menjawab
saat ini
4. Terapis melakukan kontrak program Mendengarkan
dengan klien:
a. Menjelaskan tujuan kegiatan.
b. Menjelaskan aturan main yaitu
dilakukan selama 30 menit.
2 20 menit 1. Terapis membagikan bahan-bahan Mendapatkan
yang digunakan untuk membuat bahan yang akan
walkie talkie digunakan
2. Terapis memperagakan cara Memperhatikan
membuat walkie talkie. terapis
3. Klien membuat walkie talkie Membuat walkie
dengan mengikuti petunjuk dari talkie
terapis. Terapis melakukan
pendampingan terhadap klien.
4. Terapis memperagakan cara Memperhatikan
menggunakan walkie talkie kepada terapis
klien
5. Klien mengikuti terapis tentang Menggunakan
menggunakan walkie talkie. walkie talkie
6. Terapis mengajak klien untuk Mendapat reward
bermain walkie talkie dan
memberikan reward kepada klien
7. Lanjutkan terapi bermain sampai Bermain
selesi
3 5 menit Penutup :
1. Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan Menjawab
klien setelah mengikuti terapi
bermain.
b. Terapis memberi pujian atas Mendengarkan
perilaku yang positif.
2. Rencana tindak lanjut Mendengarkan
Terapis menganjurkan keluarga
untuk melatih anak lagi untuk
lebih berani dan aktif supaya tidak
jadi pemalu dalam aktivitas
bermain walkie talkie
3. Salam penutup

m. Evaluasi : a. Evaluasi Struktur


Mahasiswa mamupu mengarahkan anak sesuai
instruksi dan anak mampu mengikuti.
b. Evaluasi Proses
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Evaluasi Hasil
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orangtua mengungkapkan manfaat yang dirasakan
dengan aktivitas bermain
DAFTAR PUSTAKA

Harsono. Y. 2005. Pengaruh Terapi Bermain terhadap Perilaku Kooperatif Anak


selama Menjalani Perawatan di RS. Dr. Sardjito. Yogyakarta: Proposal
penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan UGM.
Hurlock. E. B. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Markum.A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan).
Jakarta: Salemba Medika.
Sacharin. R. M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi I. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. 1988. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta.
Standart Operasional Prosedur (SOP)
TERAPI BERMAIN
Prosedur Tetap PENJELASAN
1 Pengertian 1. Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik
dirinya yang tidak disadari (Wong, 1991)
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkannya tanpa
mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock, 1978)
3. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
dalam mengatasi konflik dari dalam dirinya yang tidak
disadari serta dengan keinginan sendiri untuk
memperoleh kesenangan (Roster, 1987).
2 Tujuan 1. Meminimalisir tindakan keperawatan yang traumatis
2. Mengurangi kecemasan
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Sebagai fasilitas komunikasi
5. Persiapan untuk hospitalisasi atau surgery
6. Sarana untuk mengespresikan perasaan
3 Indikasi Dilakukan diruang rawat inap, poli tumbuh kembang, poli
rawat jalan dan tempat penitipan anak.
4 Kontra indikasi -
5 Persiapan a. Pasien dan keluarga diberitahu tujuan bermain
Pasien b. Melakukan kontrak wakyu
c. Tidak ngantuk
d. Tidak rewel
e. Keadaan umum mulai membaik
f. Pasien bisa dengan tiduran atau duduk sesuai dengan
kondisi pasien
6 Alat a. Rancangan program beramain yang lengkap dan
sistematis
b. Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin dan
tujuan
7 Persiapan a. Lakukan pengkajian : umur, baca catatan keperawatan
Perawat dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain
membantu jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat
8 Cara Kerja A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel,
Standart Operasional Prosedur (SOP)
TERAPI BERMAIN
Prosedur Tetap PENJELASAN
keadaan umum membaik/kondisi yang memungkinkan)
B. Tahap Orientasi
1. Membreikan salam kepada pasien dan menyapa nama
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesipan pasien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan
sendiri atau dibantu
3. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
4. Memberi pujian pada anak apabila dapat melakukan
5. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal,
psikomotor anak saat bermain
6. Meminta anak menceritakan anak apa yang dilakukan/
dibuatnya
7. Menanyakan perasaan anak saat bermain
8. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang
permainan
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi kegiatan sesuai tujuan
9 Evaluasi 1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcemen positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
10 Dokumentasi a. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan pada catatan keperawatan
b. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
c. Dokumentasi evaluasi tindakan : SOAP
BERITA ACARA

Pada hari ini, Senin tanggal 17 bulan Oktober tahun 2016 pukul 08.00 WIB
s/d selesai bertempat di Ruang Rawat Inap Anak Bougenville RSUD dr. Haryoto
Lumajang Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan
terapi bermain pada anak usia sekolah melalui permainan walkie talkie. Kegiatan ini
diikuti oleh orang (daftar telah terlampir).

Lumajang, 17 Oktober 2016

Mengetahui,
Pembimbing Klinik Mahasiswa Profesi

Aris Kurniawan, S.Kep


DAFTAR HADIR
Terapi Bermain pada anak usia sekolah: Hari Senin, Tanggal 17 Bulan Oktober Tahun
2016 pukul 08.00 WIB Tempat: di Ruang Anak Bougenville RSUD dr. Haryoto
Lumajang Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

No. Nama Alamat Tanda Tangan


1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.

Lumajang, 17 Oktober 2016


Mengetahui,
Pembimbing Klinik

Anda mungkin juga menyukai