SUMBER DAYA
MANUSIA
(Diktat Kuliah)
Oleh
Dr. Supriyatin, SY
PROGRAM PASCASARJANA
STIE IPWIJA
JAKARTA
TAHUN 2013
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………...............… i
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...… ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………........… 1
MANUSIA................................................................... 19
MANUSIA................................................................... 20
(SISDM)................................................................................ 28
i
2.5. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN SDM. 39
PERENCANAAN SDM……………………………. 44
MANUSIA………………………………………….. 45
PEKERJAAN............................................................... 52
3.3. REKRUTMEN….........……………………............… 57
3.5. SELEKSI...................................................................... 63
3.7. PENEMPATAN........................................................... 74
PENEMPATAN........................................................... 76
3.9. ORIENTASI................................................................. 77
ii
BAB IV PELATIHAN, PENGEMBANGAN SDM DAN
PENINGKATAN KOMPETENSI………………………… 81
SDM………………………………………………….. 81
SDM…………………………………………………… 88
KOMPETENSI……………………………………….. 94
iii
BAB VI MOTIVASI DAN PEMBERDAYAAN SDM...................... 128
iv
8.5. MANAJEMEN PRESTASI..........…………………… 175
MANUSIA………………………………………….. 181
ORGANISASI....................................................................... 186
v
11.2 SIKAP............................................................….......... 215
PERSEPSI................................................................... 219
vi
BAB XIV PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA/
PEMBERHENTIAN..................................................... 257
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 6.1. Perspektif Manajerial Teori Isi dan Teori Proses.......... 131
Mc Kinsey...................................................................... 233
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Tadjuddin Noer. 1995. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan
Kemiskinan. Cetalam Kedua. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya.
Gibson, J.L., et. al. 2006. Organizations : Behavior, Structure, Processes, Twelft
Edition. International Edition. New York : McGraw-Hill.
Hasibuan, Malayu SP. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci
Keberhasilan. Jakarta : PT. Gunung Agung.
Koontz, Harold, et al. 1984. Management, New York : Mc Graw Hill Book
Company.
x
Lako, Andreas. 2004. Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi. Isu, Teori dan
Solusi. Penerbit Amara Books. Cetakan Pertama. Yogyakarta.
Mathis R.L. and Jackson J.H. 2006. Human Resource Management. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Penerjemah : Diana Angelica. Jakarta : Salemba
Empat.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Cetakan Keenam. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
xi
Robbins Stephen P. and Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi.
Organizational Behavior. Edisi 12. Penerjemah : Diana Angelica, dkk.
Jakarta : Salemba Empat.
Sumarsono, Sonny. 2003. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
Wexley, Kenneth N. dan Yukl, Gary A. 2005. Perilaku Organisasi dan Psikologi
Personalia. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Werther, W.B. dan Keith, Davis. 1996. Human Resources and Personnel
Management. 5th Edition. North America : Mc Graw Hill.
xii
Yukl, Gary, 2007. Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi Kelima. Alih Bahasa :
Budi Supriyanto. Jakarta : Indeks.
xiii
BAB I
terbagi menjadi dua cabang, yaitu manajemen ilmiah dan teori organisasi
klasik, kedua mazhab perilaku dan ketiga mazhab ilmu manajemen. Secara
berikut :
Para pengembang mazhab ini, antara lain Robert Owen, Charles Babbage,
1) Robert Owen
harga yang relatif lebih dari harga pasar. Selain itu bertindak sebagai
1
kerja spesifik yang mampu memberikan dampak meningkatkan
2) Charles Babbage
3) Frederick W. Taylor
2
termahsyur sehingga mendapat sebutan bapak manajemen ilmiah.
ditentukan;
dapat diberi tanggang jawab atas tugas yang paling cocok baginya;
4) Henry L.Gantt
hari ia berhak menerima bonus $50 Sen untuk hari itu. Motivasi kedua,
standar tersebut.
3
Selain dua bentuk motivasi di atas, Gantt berusaha menyempurnakan
pekerjaan bawahan.
5) Pasangan Gilberth
4
Tabel 1.1
Aliran Manajemen SDM Mazhab Manajemen Ilmiah Klasik
5
b. Teori Organisasi Klasik Cabang Mazhab Klasik Kedua
Pengembang teori organisasi klasik adalah Henry Fayol yang hidup pada
yang baik memiliki suatu pola tertentu yang dapat diidentifikasikan dan
manajemen yang tepat serta hasil yang memuaskan, pasti akan diperoleh
menjual produk.
modal.
6
4) Fungsi Keamanan (security), yaitu melindungi para bawahan dan aktiva
perusahaan.
statistic.
pekerjaannya.
tujuan.
dapat diterapkan pada semua jenis kelompok aktivitas apabila hal-hal lain
7
tidak berubah. Sampai saat ini, keterampilan manajemen semakin penting
adalah :
2) Otoritas (authority)
3) Disiplin (discipline)
8) Sentralisasi (centralization)
9) Hierarki (hierarchy)
berikut :
8
Tabel 1.2.
Mazhab Teori Organisasi Klasik
9
3. Mazhab Perilaku
a. Hugo Munsterberg
bawahan.
10
b. Elton Mayo
Elton Mayo hidup pada tahun 1880 – 1949. Mayo pada beberapa
terhadap produktivitas.
11
Mayo mengusulkan perlunya pelatihan yang lebih mendalam mengenai
tempat kerja, serta arti pentingnya pekerjaan bagi tiap individu. Hasil
Tabel 1.3
Mazhab Perilaku
12
2. Elton Mayo 1880-1949 Para pekerja akan bekerja lebih
keras, apabila mereka yakin
bahwa manajemen memikirkan
kesejahteraan mereka. Mayo
mengusulkan perlunya
pelatihan yang mendalam
tentang psikologi, sosiologi,
dan antropologi serta metode
penelitian yang canggih.
Sumber : Siswanto (2008 : hal 38)
ahli Fisika dan ahli lainnya, Inggris mampu mencapai terobosan teknologi
13
beberapa organisasi besar dalam segala motif. Teknik ilmu manajemen
sumber daya manusia adalah “pegawai yang siap, mampu dan siaga dalam
pengetian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi.
Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh
memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu
atau masyarakat.
harus diartikan sebagai sumber dari kekuatan yang berasal dari manusia-
14
pengertian tersebut, istilah sumber daya manusia adalah manusia bersumber
merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia.
kepentingan individu.
seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian
tujuan organisasi. Selain itu sumber daya manusia merupakan salah satu unsur
masukan (input) yang bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin dan
perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan
kemampuan mengelolanya.
15
Pengertian Manajemen Personalia atau MSDM menurut para ahli dalam
a. Edwin B. Flippo
masyarakat).
b. Dale Yoder
c. Andrew F. Sikula
16
latihan dan pendidikan sumber daya manusia (human recources atau man
power)
Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang
perusahaan, maka berbagi pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM
daya manusia.
dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat meja,
17
karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi
lainnay tersebut. Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri
keahlian, sehingga menjadi karyawan yang terampil dan ahli. Apabila dilatih
lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan menjadi
SDM.
Manusia terdiri empat suku kata yaitu manajemen, sumber, daya, manusia,
keempat suku kata terbukti tidak sulit untuk dipahami artinya, dimaksudkan
18
aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen,
tertentu yang ingin dicapai dalam pengelolaan setiap sumber dayanya termasuk
sumber daya manusia. Tujuan MSDM secara tepat sangatlah sulit untuk
meliputi :
19
d. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini
mencapai tujuannya.
e. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pekerja
mencapai tujuannya.
manajemen SDM.
suatu satuan SDM yang merasa puas dan memuaskan. Manajemen SDM
merupakan bagian dari manajemen umum yang mengfokuskan diri pada SDM.
umum, yaitu:
a. Fungsi Manajerial
1) Perencanaan (planning)
2) Pengorganisasian (organizing)
20
3) Pengarahan (directing)
4) Pengendalian (controling)
b. Fungsi Operasional
2) Kompensasi
3) Pengintegrasian
4) Pemeliharaan
dijumpai ada beberapa perbedaan dalam beberapa literatur, hal ini sebagai
akibat sudut pandang, akan tetapi dasar pemikirannya relatif sama. Aspek lain
21
a. Perencanaan
secara efektif serta efisian agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dan efisien dalam membantu
22
d. Pengendalian
e. Pengadaan
tujuan.
f. Pengembangan
g. Kompensasi
dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai
adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak
23
batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal
konsitsensi.
h. Pengintegrasian
i. Pemeliharaan
konsistensi.
j. Kedisiplinan
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan
24
k. Pemberhentian
sebab-sebab lainnya.
GLOBAL
Sifat dan stabilitas sistem politik berbeda antara satu negara dengan negara
yang relatif stabil dan hal yang sama berlaku di banyak negara berkembang
lainnya di Eropa.
b. Faktor Ekonomi
25
mempertahankan dan memperbaiki elemen-elemen penting infrastruktur
c. Faktor Budaya
nasional.
26
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori Ke Praktik. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Werther, William B dan Keith Davis. 1996. Human Resources And Personnel
Management. Fourth Edition. New York : McGraw-Hill International
Edition.
27
BAB II
kerja yang tepat untuk menduduki berbagai posisi, jabatan dan pekerjaan yang
tepat pada waktu yang tepat. Kesemuanya dalam rangka mencapai tujuan dan
Menurut Edy Sutrisno (2009 : hal. 34) ada empat kegiatan yang harus
Sherman dan George W. Bohlander dalam Hadari Nawawi (2005 : hal. 137)
28
yang memenuhi persyaratan/kualifikasi dalam mengisi poisis yang kapan dan
sudah tersedia.
kegiatan penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang
dibutuhkan perusahaan.
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal 56) tujuan perencanaan SDM antara
lain:
b. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,
29
c. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
pensiun karyawan.
rencana perusahaan. Jika jumlah pegawai lebih besar dari pada kebutuhan, itu
30
manusianya dan sebaliknya. Secara lebih luas dapatlah dikatakan bahwa
memungkinkan hal itu terjadi. Hal ini terdapat paling sedikit sembilan
manfaat yang dapat dipertik melalui perencanaan SDM secara mantap yaitu:
2) Berbagai kualifikasinya
31
4) Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, baik pendidikan formal
pekerjanya
telah dimiliki yang meliputi: suasana kerja kondusif, perangkat kerja sesuai
32
lagi bahwa salah satunya melalui produktifitas kerja yang tinggi perlu
dimasa depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi
e. Salah satu segi manajemen SDM yang dewasa ini dirasakan semakin
tempat (baik dalam negri maupun di luar negri). Informasi yang lengkap
dan menyeluruh tentang SDM diperlukan tidak hanya bagi SDM sendiri
akan tetapi bag perusahaan. Dengan adanya informsi ini akan memudahkan
tidak dapat dihindarkan di era perubahan yang serba cepat ini. Informasi
yang dibutuhkan perusahaan mencakup banyak hal tentang SDM yang ada
33
2) Status perkawinan dan jumlah tanggungan
3) Masa kerja
7) Pengalaman jabatan
8) Penghasilan
9) Jumlah keluarga
1) Permintaan pemakai tenaga kerja atas tenaga kerja dilihat dan segi
34
g. Rencana SDM merupakan dasar bagi penyusunan program kerja bagi
saruan kerja yang menangani SDM dalam prusahaan. Salah satu aspek
dapat dijadikan sebagai salah satu sumbangan acuan, tetapi dapat pula
berasal dari sumbar lain. Misalnya dari permintaan pemakai (user) SDM di
35
2.4 PROSES PERENCANAAN SDM
Gambar 2.1
Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia
1. Kegiatan analisis volume dan beban kerja yang terdiri dari dari tiga
36
b) Memilih teknik peramalan (prediksi) yang akan dipergunakan untuk
kualitatif.
persediaan (supply) tenaga kerja, baik dari dalam maupun dari luar
perusahaan.
bisnis dan strategi operasional bisnis (jangka pendek dan jangka panjang)
37
diakhiri dengan melakukan kegiatan untuk memenuhi/mengisi tenaga kerja
a. Indikator Perencanaan SDM, yang terdiri dari indikator waktu, sifat, fokus
Tabel 2.1
Integrasi Perencanaan SDM dengan Perencanaan Bisnis
38
4. Penanggung Top Manajer Manajer Supervisor (antara
Jawab Operasional lain desain dan
pembagian kerja,
menetapkan dan
memerintahkan
keputusan dll).
Sumber : Hadari Nawawi (2005 : hal. 152)
ditetapkan volume dan beban kerja setiap unit kerja. Kemudian dapat
secara efektif dan efisien sesuai dengan waktu dan peralatan (jika
Pada giliran berikutnya diperlukan juga analisis tenaga kerja dilihat dari
39
demikian akan dapat diketahui jika ternyata masih terdapat posisi/jabatan
c. Kualitas
Kegiatan analisis tenaga kerja dari segi kualitasnya untuk diacu dengan
sebagai berikut :
yang bersangkutan.
jurusan atau program studi atau disiplin ilmunya. Demikian pula jika
yang relevan.
40
6) Pelatihan dan program pengembangan yang pernah diikuti
masyarakat.
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal. 57) dalam perencanaan SDM ada
b. Perencanaan untuk keseibangan masa depan, berapa bayak SDM yang ada
antara angka ini dengan angka yang akan dibutuhkan oleh perusahaan
41
Menurut MTE Hariandja (2002 : hal 76) langkah-langkah perencanaan
di atas, dan fokus perhatian sumber daya manusia ditujukan pada proses
menusia.
perusahaan.
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal. 64) beberapa hal penting yang
fungsi SDM.
b. Peran-peran staf baru yang purna waktu yang mulali ada pada perusahaan
42
c. Profesional manajemen SDM mengisi berbagai peran tertanggung pada
manajemen SDM.
besar, misalnya kualitas dan kualitas SDM tidak sesuai dengan kebutuhan
dahulu. Pada teknik ini, data dan informasinya harus akurat, serta analisis yang
43
2.7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN SDM
a. Faktor Eksternal
3) Faktor Teknologi
4) Faktor Pesaing
2) Anggaran/Cost SDM
c. Faktor Ketenagakerjaan
44
keterampilan/keahliannya meningkat, harus diperhitungkan, baik untuk
d. Faktor-Faktor Lain
2) Prestasi kerja
4) Faktor demografi
5) Faktor Supervisi
7) Faktor lokasi
dari :
Menurut Mathis dan Jackson (2006 : hal. 102) sistem informasi sumber
SDM adalah untuk meningkatkan efisiensi, dimana data pada karyawan dan
45
Hadari Nawawi (2005 : hal. 163) menjelaskan sistem informasi Sumber
kembali data yang berkenaan dengan SDM untuk melayani pihak yang
wewenangnya masing-masing).
keakuratannya.
a. Hindarkanlah berlaku curang, suka berahasia, tidak fair atau pilih kasih
46
c. Tunjukkan kepada karyawan bahwa informasi yang dihimpun sungguh-
pekerjaannya.
dan bisnis.
bahwa jika ada yang release sifatnya pasti terbatas dan benar-benar sesuai
dengan maksudnya.
a. Data pribadi mencakup nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
c. Data aktivitas mencakup organisasi serikat pekerja, politik, sosial dan lain-
lain.
47
h. Catatan-catatan yang dinilai penting seperti kemampuan melakukan lobby,
a. Perencanaan SDM.
48
b. Kegunaan Karyawan.
klasifikasi pada pekerjaan tertentu. Juga, moral dari banyak SDM dan para
c. Pengembangan SDM
Banyak manajer dan karyawan merasa bahwa terlalu kecil kemajuan yang
dan mengerti bisnis mereka. Sebagai tambahan, karyawan pada level yang
perusahaan.
49
Sumber : Veithzal Rivai (2008 : h. 527).
Gambar 2.2
Keterkaitan SISDM dengan MSDM
50
DAFTAR PUSTAKA
Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori Ke Praktik. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
51
BAB III
aktivitasnya.
52
d. Analisis pekerjaan adalah pengumpulan, penilaian, penyusunan informasi
dilakukan oleh seorang ahli yang disebut job analyst. Informasi yang
e. Analisis pekerjaan adalah proses, dalam hal ini departemen SDM meninjau
ulang posisi isi tugas. Analisis ini terjadi sebelum penilaian pekerjaan,
klasifikasi ulang, perekrutan untuk posisi baru pada kesempatan lain jika
dibutuhkan.
f. Analisis pekerjaan adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan atau
pekerjaan itu.
53
h. Analisis pekerjaan menyediakan informasi bagi organisasi yang telah
program administasi upah dan gaji dengan gambaran ini dari suatu
o. Rumpun pekerjaan adalah kelompok dari dua atau lebih pekerjaan yang
54
3.2 TUJUAN ANALISIS PEKERJAAN
dipelukan oleh manajemen SDM untuk mencapai tujuan yang didasarkan pada
perusahaan.
ada peraturan yang tidak relevan atau tidak sesuai lagi yang akan
depan.
55
depan memerlukan waktu dan biaya yang cukup sehingga diperoleh SDM
Kaji jumlah lamaran yang masuk dengan lowongan yang tersedia, sehingga
di antara karyawan.
untuk itu tetapkan standar kinerja sebagai tolak ukur dalam penilaian
prestasi kerjanya.
56
i. Penempatan karyawan hendaknya sesuai dengan minatnya.
kepada perusahaan.
3.3 REKRUTMEN
jumlah tertentu sehingga dari mereka mengisi lowongan kerja yang ada. Jadi,
pelamar yang didapat sehingga dikatakan proses itu berhasil adalah sangat
57
relatif, yang jelas lebih baik bila jumlahnya lebih banyak bibandingkan dengan
jabatan yang kosong, karena bilamana semakin banyak berarti dapat dilakukan
manajemen sumber daya manusia sebab sebagai awal dari kegiatan untuk
mendapatkan pegawai yang tepat untuk mengisi jabatan yang kosong, hal ini
sendirinya bersaing untuk menarik calon pegawai yang terbaik dari calon yang
tentunya akan terjadi dalam perusahaan yang kecil atau perusahaan yang besar.
perusahaan kalau perusahaan hanya dapat menjaring calon pegawai yang tidak
baik. Efek yang lebih jauh mungkin perusahaan akan mengeluarkan biaya yang
merupakan proses penentuan dan menarik pelamar yang mampu untuk bekerja
dalam suatu perusahaan. Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan
58
adalah merupakan sekumpulan pelamar calon karyawan baru untuk di seleksi
dan dipilih. Selain itu juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan
sejumlah SDM atau karyawan yang berkualitas untuk menduduki suatu jabatan
sebanyak-banyaknya.
yang tinggi, antara lain untuk proses riset interview, pembayaran fee agen
itu, para karyawan yang diproses dan rekrutmen serta dinyatakan lulus seleksi.
59
1. Overtime (kerja lembur)
tenaga kerja overtime atau kerja lembur. Metode ini dapat menolong baik
pemberi kerja maupun para pekerja itu sendiri. Pemberi kerja dapat
bayaran yang lebih tinggi. Selain memberikan manfaat nyata dari pengguna
banyak dan menerima hasil yang sedikit. Karyawan mungkin menjadi letih
dan kurang energi untuk bekerja pada tingkat normal, terutama apabila
bekerja yang berlebihan itu diminta. Lebih lanjut dikemukakan bahwa ada
lembur yang diperpanjang. Para pegawai mungkin sadar atau tidak, akan
memacu diri sendiri sehingga kerja lembur dapat dijamin. Mereka juga jadi
akan kecewa dan akhirnya akan merefleksi pada penurunan kualitas kerja,
60
2. Subcontracting
3. Temporary Employees
persen diatas totas cost. Ini tidak termasuk antara lain biaya rekrutmen.
4. Employee leasing
Salah satu alternatif terdapat rekrutmen yang sedang populer saat ini adalah
61
secara formal memberhentikan beberapa atau sebagian besar karyawannya.
upah yang sama dan menyewakan (lease) kembali kepada majikan semula,
jabatan atau lowongan yang ada. Dengan demikian, tujuan rekrutmen adalah
62
Sedangkan prinsip-prinsip rekrutmen adalah sebagai berikut :
a. Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang
perlu dibuat:
1) Analisis pekerjaan
2) Deskripsi pekerjaan
3) Spesifikasi pekerjaan
b. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia
e. Fleksibility
f. Pertimbangan-pertimbangan hokum
3.5 SELEKSI
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal. 170) seleksi adalah kegiatan dalam
Hal ini berarti tekah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk
kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu
sebagai sarana yang digunakan dalam pemutudan pelamar mana yang akan
63
diterima. Prosesnya dimulai ketika melamar kerja dan akhirnya dengan
arti yang sangat strategis dan penting bagi perusahaan. Apabila dilaksanakan
kelak memberikan kontribusi yang positif dan baik. Oleh karena itu,
negatif, keluhan pelanggan yang tidak puas, produk yang dihasilkan berkurang
Oleh karena itu, seleksi merupakan kegiatan yang benar-benar harus disiapkan
secara baik melalui proses yang panjang dan karyawan tersebut dapat bekerja
64
memutuska apakah perusahaan beserta tawarannya akan memenuhi kebutuhan
dan tujuan studinya. Dalam keadaan biasa pada umumnya proses seleksi
memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai yang didapat
ini, seperti halnya rekrutmen, merupakan kegiatan yang sangat penting sebab
hasil yang didapat dari perekrutan didak menjamin bahwa seluruh calon yang
direkrut sesuai dengan perusahaan. Disamping itu, seleksi juga tidak hanya
berarti memilih pegawai yang tepat dilihat dari sudut pandang organisasi.
Tetapi juga dari sudut pegawai yang memilih organisasi yang sesuai dengan
keinginannya. Hal ini penting sebab unjuk kerja seseorang tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki, tetapi juga oleh sikapnya terhadap
Seleksi tentu saja dilakukan bukan hanya untuk memilih pegawai baru
untuk menjadi pegawai perusahaan, tetapi dapat juga untuk memilih pegawai
dipindahkan ke bagian lain, atau bahkan untuk pegawai yang akan diputuska
untuk mengisi jabatan yang kosong dapat bersumber dari luar perusahaan,
65
Seleksi menurut Mutiara S Panggabean (2004 : hal. 33) merupakan
dengan harapan agar yang diterima adalah mereka yang layak untuk diterima.
Sedangkan menurut Sadili Samsudin (2005 : hal. 96) kualifikasi yang menjadi
a. Keahlian
1) Technical skill, yaitu keahlian teknik yang harus dimiliki para pegawai
pelaksana.
2) Human skill yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang akan
3) Conceptual skill yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang
b. Pengalaman
c. Usia
Perhatian dalam proses seleksi juga ditujukan pada masalah usia para
pelamar.
66
d. Jenis Kelamin
jabatan tertentu.
e. Pendidikan
f. Kondisi Fisik
g. Tampang
h. Bakat
i. Temperamen
emosi seseorang.
j. Karakter
67
3.6 TUJUAN DAN PROSES SELEKSI
penerimaan karyawan baru. Tujuan dari proses seleksi adalah untuk memilih
karyawan yang cocok dengan pekerjaan dan perusahaan. Pada dasarnya seleksi
a. Tolok Ukur
b. Penyeleksi
c. Pelamar
yang baik saja tentang diirnya sedangkan hal-hal yang kurang baik
disembunyikan.
68
mencapai tujuannya serta menjaga kelangsung hidup perusahaan di masa yang
a. Penerimaan pendahuluan
c. Test pekerjaan
d. Wawancara seleksi
f. Tes kesehatan
i. Keputusan penerimaan
b. Penyaringan Prakerja
69
1) Sebabagai catatan keinginan pelamar untuk mendapatkan sebuah
posisi.
d. Tes Penyeleksian
1) Tes Kemampuan
b) Tes Psikomotor
2) Tes Kepribadian
3) Tes Kejujuran/Integritas
70
Dua jenis tes untuk menilai kejujuran dan integritas dari individu.
Gambar 3.1
Test Penyeleksian
e. Wawancara Penyeleksian
71
1) Wawancara yang terstruktur
a) Wawancara perilaku
b) Wawancara situasional
pekerjaan tertentu.
b) Wawancara stress
72
Sumber : Dimodifikasi dari Mathis dan Jackson (2006 : hal. 280)
Gambar 3.2
Wawancara Penyeleksian
tambahan.
g. Tawaran Pekerjaan
73
Bantuan relokasi ini meliputi biaya perpindahan, biaya perjalanan
Gambar 3.3
Diagram Alir Proses Penyeleksian
3.7 PENEMPATAN
74
mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal khusus terjadi
pada karyawan baru. Kepada para karyawan lama yang menduduki jabatan
a. Promosi
ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab dan
system) atau usaha dan prestasinya di masa lampau, maka akan muncul dua
permasalahan.
yang kuat dan yang lemah secara obyektif. Kalau sistem merit digunakan
kompetensinya.
karyawan dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas lainnya yang
75
dari satu posisi ke posisi lainnya yang lebih rendah tingkatannya, baik
a. Efektivitas
langkah-langkah seleksi.
76
b. Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi
persetujuan.
yang bernilai, maka uang yang ditanam dalam rekrutmen, seleksi, orientasi
dan pelatihan tidak hilang. Uang juga dapat dihemat dengan mengurangi
3.9 ORIENTASI
karyawan baru yang diterima. Menurut Sadili Samsudin (2005 : hal. 104)
membantu para pekerja agar mengenali secara baik dan mampu beradaptasi
organisasi/perusahaan.
Menurut Henry Simamora (2004 : hal. 268) ada tiga masalah khusus
77
b. Harapan yang naif
menerima nilai norma dan keyakinan yang dianut orang lain dalam organisasi
1) Kondisi kerja
4) Program pelayanan
5) Deskripsi pekerjaan
78
8) Dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan penyesuaian diri
berprestasi.
produktif.
79
DAFTAR PUSTAKA
Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori Ke Praktik. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
80
BAB IV
KOMPETENSI
yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih
meliputi pengertian physical skill, intelectual skill, social skill, managerial skill
dan lain-lain.
untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja di masa mendatang. Definisi
pelatihan untuk sumber daya manusia dalam manajemen sumber daya manusia
81
c. Pelatihan adalah sebuah proses di mana orang mendapatkan kapabilitas
pada pekerjaan dan penentuan umpan balik untuk memperbaiki kinerja atau
ini.
umum meliputi :
syarat hukum yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua
82
(misalnya : pengetahuan tentang produk, proses dan prosedur teknis dan
hubungan pelanggan).
pemecahan konflik).
peruahan organisasional).
a. On the job : para peserta latihan bekerja ditempat untuk belajar atau meniru
senior.
83
b. Vestibule : metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel yang
dari bahan, alat-alat dan kondisi yang akan mereka temui dalam situasi
mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja.
84
1) Lecture (ceramah atau kuliah) : metode yang diberikan peserta yang
dihadapinya.
pengembangan. Kasus ini tidak disertai dengan data yang lengkap atau
85
sengaja disembunyikan. Peserta ditugaskan untuk mengidentifikasi
yaitu :
86
f. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara
maksimal.
sebagai berikut :
a. Keefektifan/validasi pelatihan.
selama pelatihan.
b. Keefektifan/validitas intraorganisasional.
Apakah kinerja pekerjaan dari grup baru yang menjalani program pelatihan
grup sebelumnya.
c. Keefektifan/validasi interorganisasional.
87
b. Untuk meningkatkan kuantitas output.
kepuasan kerja.
prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. Pengembangan SDM
menurut I Komang Ardana dkk (2012 : hal 92) dianggap semakin penting
88
semakin besar. Pengembangan ini dilakukan baik bertujuan non karier maupun
karier bagi para karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil
hal 91).
: hal. 251).
89
Pengembangan SDM berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai
sebagai berikut :
a. Metode Pelatihan
b. Understudies
pada masa yang akan datang akan menerima tugas dan bertanggung jawab
understudy tugas tidak dilakukan secara penuh, tetapi tanggung jawab yang
90
mereka harus menelitinya dan membuat rekomendasi secara tertulis
yang tinggi. Sering job rotation dilakukan dalam waktu 3 bulan sampai 2
dievaluasi.
d. Coaching-counseling
bantuan kepada pegawai agar dapat menerima dari, memahami dari dan
91
dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan penyuluhan pegawai
memperbaiki kapasitas produktif dari manusia. Dengan SDM yang baik akan
92
memiliki kekuatan kompetitif dan menjadi lebih sulit untuk ditiru sehingga
dan tanggung jawab karyawan sehingga lebih efektif dan efisien dalam
dalam Sadili Samsudin (2009 : hal. 108) menyebutkan delapan jenis tujuan
93
4.7 MANFAAT PENGEMBANGAN SDM
berikut :
b. Pengurangan pemborosan
j. Memperbaiki komunikasi
94
kemampuan (abilities). Dengan demikian peningkatan kompetensi adalah
Spencer dan Spencer dalam Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2009 : hal.
perilaku yang mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
b. Sifat/Ciri Bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat konsisten
terhadap situasi atau informasi. Contoh, reaksi waktu, luas pandangan yang
c. Konsep Diri (selft concept) adalah sikap, nilai atau self image dari orang-
jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat apakah seseorang
95
e. Keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk mampu melaksanakan
kebijaksanaan/kearifan yang berasal dari luar ego (diri sendiri) atau di luar
pemikiran sadar yang tidak hanyak mengakui keberadaan nilai tetapi juga
96
1) Achievment Orientation (ACH)
pemikiran konseptual.
3) Initiative (INT)
baru.
97
4) Information Seeking (INF)
banyak.
98
Kompetensi ini merupakan kemampuan untuk membujuk
hubungan.
99
1) Developing Others (DEV)
orang lain.
2) Directiveness (DIR)
100
2) Conceptual Thinking (CT)
ketika terdesak atau berhadapan dengan situasi atau kondisi yang tidak
diinginkan.
kesalahan.
101
3) Flexibility (FLX)
102
DAFTAR PUSTAKA
Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
103
BAB V
dalam I Komang Ardana dkk, 2012 : hal. 180). Ada beberapa sebab yang dapat
yang diambil dari kata-kata yang umum dipakai dan merupakan gabungan dari
kata ilmiah yang tidak didefinisikan kembali secara tepat. Maka kata ini
sehingga mempunyai atri yang mendua. Disamping itu juga ada hal-hal yang
104
Menurut Stephen P. Robbbins (2006 : hal 432) kepemimpinan adalah
sasaran.
memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukandan bagaimana tugas
itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu
sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-
105
Menurut George R. Terry (2006 : hal. 152) kepemimpinan dapat
dan memahami keinginan dari bawahannya. Hal tersebut hanya dapat berhasil
106
permasalahan yang bersangkutan. Pimpinan seperti ini bisa bersikap
otoriter sekali misalnya namun tetap otokratis dalam suatu situasi tertentu.
“ekstrim” karena di satu pihak ia akan keras tetapi di waktu lain ia ramah
c. Kepemimpinan yang tugas sentris atau pekerja sentris, sebagai orang dalam
kepemimpinan.
informal.
107
tersebut, ia mengetahui dan akan memutuskan hal-hal yang perlu
dilaksanakan.
anggota-anggota kelompoknya.
contoh atau tindakan nyata, menghasilkan para pahlawan pada semua level
organisasi.
108
5.2 FUNGSI KEPEMIMPINAN
(pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian
kepemimpinan yaitu :
a. Fungsi instruksi
109
b. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi 2 (dua) arah. Pada tahap pertama dalam
c. Fungsi partisipasi
semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama
bukan pelaksana.
110
d. Fungsi delegasi
dan aspirasi.
e. Fungsi pengendalian
111
Menurut Stephen P. Robbins dalam Soekarso, dkk (2010 : hal. 87), teori
dan bukan pemimpin adalah : ambisi dan energi, hasrat untuk memimpin,
dalam Soekarso, dkk (2010 : hal. 87). Teori ini mengemukakan bahwa
112
Terdapat 2 (dua) gaya kepemimimpinan yaitu gaya berorientasi pada tugas
(task oriented) dan gaya berorientasi pada orang (people oriented) dan
113
tergantung dari gaya kepemimpinan, readyness bawahan, dukungan situasi
(dua otokratik, dua konsultatif, dan gabungan keputusan dari pemimpin dan
kelompok).
114
tujuan dengan imbalan dengan menjelaskan hubungan harapan dan
psikologinya.
115
Yang terakhir dalam kepemimpinan situasional yaitu Teori Pertukaran
anaknya yang sama. Graen memperkenalkan teori ini bahwa tidak ada
agak lunak dengan seorang bawahan tetapi mungkin sangat keras terhadap
bawahan lainnya.
1) Kepemimpinan Atribusi
(causal explanations).
2) Kepemimpinan Kharismatik
116
pemimpin karismatik karena merasa terinspirasi, benar dan penting
baginya.
3) Kepemimpinan Transaksional
memuaskan.
4) Kepemimpinan Ttransformasional
5) Kepemimpinan Partisipatif
117
bawahan atau pengikut suatu perasaan ikut memiliki pembuatan
5), gaya kepemimpinan adalah pola sikap dan perilaku yang ditampilkan dalam
hal. 67), menyatakan bahwa ada kaitan antara gaya kepemimpinan dengan
118
situasi tertentu yang dipersyaratkan. Menurut teori ini seseorang pimpinan
akan efektif jika gaya kepemimpinan sesuai situasi yang terjadi. Pendekatan ini
hubungan rendah.
rendah.
(2010 : hal. 154), atau disebut model kepemimpinan 3 (tiga) dimensi yaitu (1)
kelompok gaya dasar, kelompok gaya efektif dan kelompok gaya tidak efektif,
tugas (task oriented) dan orientasi orang (people oriented). Kelompok gaya
119
5.5 KEKUASAAN
hanya menilai perilaku sendiri agar mereka dapat mengerti bagaimana mereka
mempengaruhi orang lain, akan tetapi juga pemimpin harus mau dan mampu
dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara
terhadap A (Dahl).
120
Pfeffer dalam Fred Luthans (2006 : hal. 481) mendefinisikan kekuasaan
sebagai kekuatan potensial dan secara lebih rinci sebagai kemampuan untuk
Kekuasaan adalah suatu sumber yang bisa atau tidak bisa untuk
Menurut Gary Yukl (2007 : hal. 173), hasil dari pengaruh bisa menimbulkan
French dan Raven dalam Gary Yukl (2007 : hal. 174), membuat
121
a. Kekuasaan yang memberi penghargaan (reward power) : para target patuh
agen.
karena mereka percaya bahwa agen memiliki hak untuk memerintah dan
menyelesaikan pekerjaan.
persetujuan agen.
organisasi.
orang lain.
122
c. Kekuasaan memaksa : kekuasaan melalui hukuman yakni menghukum atau
kelompok yaitu :
a. Kekuasaan Formal
123
b. Kekuasaan Personal
124
d. Kekuasaan Ahli (Expert Power)
mereka rendah.
tersebut. Secara luas perilaku politik adalah menahan informasi utama dari
keuntungan timbal balik dan melobi atas nama atau melawan individu atau
aklternative keputusan.
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal 395) terdapat perilaku berorientasi politik :
125
b. Perilaku yang dirancang untuk menguntungkan seseorang atau sub unit
mempertahankan kekuasaan.
b. Perilaku politik tidak sah : perilaku politis ekstrem yang melanggar aturan
126
DAFTAR PUSTAKA
Soekarso, dkk, 2010. Teori Kepemimpinan. Edisi Pertama. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Terry, George R. 2006. Prinsip Prinsip Manajemen. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Yulk, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta : PT.
Indeks.
127
BAB VI
Menurut Berelson dan Steiner (1964) dalam Koontz, dkk (1984, h. 478),
moves (hence ’motivation’), and that directs or channels behavior toward goals.”
drives, desires, needs, wishes, and similar forces. Likewise, to say that managers
motivate their subordinates is to say that they do those things which they hope will
satisfy these drives and desires and induce the subordinates to act in a desired
manner. (Suatu motif adalah kondisi di dalam diri yang memberikan energi,
aktivitas atau gerakan. Motivasi, dan yang mengarahkan atau memberikan jalan
pada perilaku untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, motivasi adalah suatu
semua pekerjaan yang mereka harapkan dapat memberi kepuasan apa yang
128
Kebutuhan Menimbul Keinginan Menyebab Tekanan
kan kan
Mengakibat
Menimbulkan Tindakan kan Kepuasan
Gambar 6.1.
Rantai Kebutuhan-Keinginan-Kepuasan
prestasi adalah dorongan dari orang-orang untuk mengatasi segala tantangan dan
hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Orang yang memiliki dorongan ini ingin
Penyelesaian sesuatu merupakan hal yang penting demi penyelesaian itu sendiri,
perkataan bahasa latin, yakni movere, yang berarti “menggerakan”. (to move).
merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi
129
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2003, h. 248), istilah
motivasi diambil dari istilah Latin movere, berarti “pindah”. Dalam konteks
dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan. Para manajer perlu
memahami proses psikologi ini jika ingin berhasil memandu para karyawan
menuju mencapai sasaran organisasi. Bagian ini oleh karena itu memberikan suatu
kerangka kerja konsep untuk memahami motivasi dan menguji akar sejarah
atau dorongan yang diajukan untuk tujuan atau insentif. Dengan demikian, kunci
insentif.
sebagai proses yang kuat menentukan intensitas, arah, dan ketentuan individu
Tiga unsur definisi kita adalah intensitas, arah, dan berlangsung lama.
Intensitas terkait dengan seberapa keras seseorang berusaha. Ini adalah unsur yang
mendapatkan perhatian paling besar dari kita bila bicara tentang motivasi. Akan
tetapi, intensitas yang tinggi kemungkinan tidak akan menghasilkan kerja yang
diinginkan jika upaya itu tidak disalurkan ke arah yang menguntungkan organisasi.
Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan kualitas upaya itu maupun
130
organisasi adalah hal yang seharusnya kita usahakan. Pada akhirnya, motivasi
memiliki dimensi berlangsung lama. Ini adalah ukuran tentang berapa lama
tetap bertahan dengan pekerjaannya dalam waktu lama untuk mencapai sasaran
mereka.
seseorang.
Tabel 6.1.
Perspektif Manajerial Teori Isi dan Teori Proses
131
perilaku. Ini hanya McClelland : tiga segala hal.
dapat disimpulkan. kebutuhan yang
diperlukan sesuai
budaya yaitu
pencapaian, afiliasi
dan kekuasaan.
Teori Menjabarkan, Vroom : teori Manajer perlu
Motivasi menjelaskan dan harapan dan pilihan. memahami proses
Proses menganalisis Adams : teori motivasi dan
bagaimana perilaku keadilan atas bagaimana
diberi energi, perbandingan individu membuat
didorong, individu. keputusan atas
dilanjutkan dan Skinner : teori dasar preferensi,
dihentikan. penegakkan yang imbalan dan
terjadi sebagai akibat pencapaian
perilaku. sesuatu.
Locke : teori
pencapaian tujuan
yang mana tujuan dan
keinginan sebagai
determinan perilaku.
Sumber : Gibson, et al (2006, h. 135).
Salah satu model teori motivasi isi adalah yang dikemukakan oleh
132
3) Sosial (belongingness, social and love) : kebutuhan akan persahabatan,
Ak.Di
ri
Penghargaan
Sosial
Keamanan
Fisiologi
Gambar 6.2.
Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow
133
b. Teori ERG Alderfer
kondisi kerja.
ektrinsik, job context atau dissatisfiers atau hygiene factors yang meliputi ;
134
yaitu kondisi intrinsik, job content, atau satisfiers atau motivators yang
(need for affiliation n-Aff), kebutuhan kekuasaan (need for power n-Pow).
135
Pada dasarnya teori Vroom adalah mengenai Teori Harapan
outcome) dan seleksi hasil atas dasar bagaimana pilihan dikaitkan dengan
untuk mencapai tingkat kedua dan persepsi hubungan antara hasil tingkat
adalah hasil perilaku yang dikaitkan dengan pekerjaan itu sendiri seperti
yang menyangkut imbalan dan hukuman yang mana hasil dari tingkat
promosi.
berikut :
V1 = S (V2 x I)
M = f (V1 x E)
136
P = f (M x A)
Keterangan :
I = Instrumentalitas
M = Motivasi
A = Kemampuan
P = Kinerja
yang akan dicapai. Harapan ini seperti bonus, kenaikan gaji, promosi dan
P = f (M x A)
Dimana : P = performance
M = motivation
A = ability
137
b. Teori Keadilan Stacey Adams
usaha mereka dan imbalan mereka dengan usaha dan imbalan yang
diterima orang lain dalam iklim kerja yang sama. Dasar dari teori motivasi
memperoleh imbalan.
1) Orang : orang yang secara individu merasa adil atau tidak adil.
138
proses belajar. Individu bertingkah laku tertentu karena di masa lalu
tujuan yang melibatkan atasan dan bawahan yang bekerja sama dalam
macam tujuan yaitu : tujuan spesifik (goal specificity) adalah tingkat presisi
profisiensi atau tingkatan kinerja tujuan yang dicari; tujuan intensitas (goal
139
Teori Penetapan-Sasaran/Tujuan menurut Stephen P. Robbins
dari motivasi kerja. Artinya, sasaran memberitahu karyawan apa yang perlu
dikerjakan dan berapa banyak upaya akan harus dilakukan. Bukti sangat
yang khusus dan sulit akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Teori
140
individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan
melakukan sesuatu yang dipandang perlu, jauh melebih tugasnya sehari-hari (Cool
287) adalah suatu proses kegiatan usaha untuk lebih memberdayakan “daya
sebagaimana diharapkan.
yaitu :
141
c. Permintaan yang tetap atas kualitas yang lebih tinggi dan nilai yang lebih baik
Menurut Sedarmayanti (2010 : hal. 289) aspek atau komponen yang perlu
perilaku.
bersangkutan.
g. Kepemimpinan
h. Motivasi
142
6.6 MANFAAT PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
organisasi.
organisasi.
143
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1985. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Koontz, Harold, et al. 1984. Management, New York : Mc Graw Hill Book
Company.
144
BAB VII
sesuatu yang direrima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada
imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan. Jadi, nilai prestasi kerja
karyawan harus lebih besar dari kompensasi yang dibayar perusahaan, supaya
atau tidak langsung yang diteima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
145
kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari
pelayanan mereka.
kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga atau balas jasa yang telah
optimal.
internal memastikan bahwa jabatan yang lebih menantang atau orang yang
146
penawaran tenaga kerja di pasar kerja karena harus bersaing untuk
c. Memastikan keadilan
e. Mengawasi biaya
kompensasi yang efektif, pekerja dapat dibayar terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
147
f. Mematuhi peraturan
Sistem upah san gaji yang baik mempertimbangkan tantangan legal yang
Program upah dan gaji harus dirancang dapat dikelola secara efisien,
148
b. Mempertahankan karyawan yang ada
Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan
c. Menjamin keadilan
e. Mengendalikan biaya
atas standar.
149
f. Mengikuti aturan hukum
karyawan.
g. Mengfasilitasi pengertian
kompensasi yang umum diterapkan adalah sistem waktu, sistem hasil (output)
karyawan tetap maupun pekerja harian. Sistem waktu biasanya ditetapkan jika
prestasi kerja sulit diukur per unitnya dan bagi karyawan tetap kompendasinya
dibayar atas sistem waktu secara priodik setiap bulannya. Besar kompensasi
150
sistem waktu hanya didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan
Kelamaan sistem waktu ialah pekerja yang malas pun kompensasinya tetap
kesatuan unit yang dihasiljan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan
hasil ini tidak dapat diterapkan kepada karyawan tetap (sistem waktu) dan
balas jasa yang lebih besar. Jadi prinsip keadilan betul-betul diterapkan. Pada
kurang baik dan karyawan yang kurang mampu balas jasanya kecil, sehingga
kurang manusiawi.
151
Sistem borongan adalah suatu cara pengumpulan yang penetapan
Penetapan besarnya balas jasa bedasarkan sistem borongan cukup rumit, lama
Jadi, dalam sistem borongan pekerja bisa mendapat balas jasa besar atau kecil
berikut:
1. Gaji
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai
2. Upah
152
3. Insentif
bentuk lain dari uapah langsung di luar upah dan gaji yang merupakan
konsepsi tetap, yang bisa disebut kompensasi berdasarkan kinerja (pay for
performance paln)
upah dan gaji atau pay for performance, seperti insentif dan Gian sharing.
prestasi, seperti upah dan gaji. Upah adalah kompensasi dalam bentuk uang
153
kepada tenaga kerja yang kurang terampil, sedangkan untuk tenaga terampil
merupakan kontra prestasi di luar upah atau gaji, dan mempunyai hubungan
dengan prestasi sehingga digunakan pula sebagai pay for performance atau
atas standar.
dan rewerd adalah insentif bersifat memberi motivasi agar pekerja lebih
154
Tabel 7.1
Komponen Program Kompensasi
Program Kompensasi
Langsung Tidak Langsung
Gaji Pokok Tunjangan
Upah Asuransi Kesehatan/Jiwa
Gaji Tunjangan Cuti
Penghasilan Tidak Tetap Dana Pensiun, dll
Bonus
Insentif
Opsi Saham
Sumber : R.L. Mathis dan J.H. Jackson (2006 : hal. 419).
c. Gaji adalah imbalan kerja tetap untuk setiap periode tanpa menghiraukan
keanggotaan organisasi.
155
kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup
efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahanan yang jelas tentang apa
prilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan
berasal dari kata job performance atau Actual Performance (prestasi kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenag dan tanggung jawab
bersangkutann secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maipun etika.
evaluasi kinerja merupakan pendapat yang bersifat evaluatif atas sifat, prilaku
pengembangan personil.
156
Sementara itu, Newstrom dan Davis dalam Wibowo (2007 : hal. 352)
Baron) dalam Wibowo (2007 : hal. 352). Evaluasi kinerja dapat dipergunakan
pemberhentian.
tentang siapa yang mendapatkan kenaikan upah dan reward lain yang sering
157
7.6 PENDEKATAN EVALUASI KINERJA
menurut Robbins (2003 : hal. 500) dalam wibowo (2007 : hal. 352) melihat
evaluasi kinerja dalam ukuran hasil pekerjaan individu, prilaku dan sikap.
sebagai berikut:
a. Pendekatan sikap
menguntungkan dirinya.
158
b. Pendekatan perilaku
prilaku kinerja. Dan banyak hal sulit untuk mengidentifikasi hasil spesifik
jelas. Dalam hal seperti ini tidak biasa bagi manajemen mengevaluasi
prilaku pekerja.
Prilaku seorang plant manajer yang dapat digunakan untuk evaluasi kinerja
tunjukan oleh rata-rata julah kontak telepon perhari atau jumalh hari sakit
c. Pendekatan hasil
atau hasil usaha seseorang. Dengan kata lain, adalah apa yang telah
159
Dengan menggunakan kriteria hasil, seoerang plant manajer dapat dinilai
biaya produksi per unit. Demikian pula halnya, seorang tenaga penjualan
d. Pendekatan kontijensi
berkembang.
tetapi tergantung pada situasi, seperti ketika pekerja dengan pekerjaan yang
Menurut Kreither dan Kinicki (2001 : hal. 300) dalam Wibowo (2007 :
a. Administrasi penggajian
160
c. Identifikasi kekuatan dan kelemahan individu
i. Memberhentikan pegawai
yang telah ditetapkan sebelumnya dapat terjadi atau tidak. Apabila tujuan
akan datang.
dasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Apabila tidak dapat dicapai,
161
memenuhi persyaratan SMART? Untuk merangsang prestasi kerja, sasaran
b. Evaluasi rencana
sesuai dengan apa yang direncanakan. Apabila hasil yang diperoleh tidak
seperti yang diharapkan dalam rencana, dicari tau apa yang menyebabkan.
personal contract yang dilakukan para pekerja terlalu tinggi sehingga tidak
tidak terpenuhi?
c. Evaluasi lingkungan
162
hasil kinerja. Dalam hal terjadi demikian, antisipasi tindakan apa yang
hari?
benar, apakah sistem review dan coaching telah berjalan dengan benar serta
dan dilakukan dengan benar oleh seorang penilai yang objektif. Evaluasi
pekerja.
f. Evaluasi hasil
163
terhadap hasil kinerja organisasi dapat diketahui dari seberapa besar tujuan
dan sasaran organisasi telah dapat dicapai. Apabila terdapat deviasi, dicari
dan masalah apa yang dihadapi. Evaluasi terhadap kinerja dapat dijadikan
dalam melakukan evaluasi kinerja pada dasarnya sama dengan metode yang
(2007 : hal. 359) pada dasarnya sama dan bersifat saling melengkapi. Metode
164
e. Penilaian dari sumber lain seperti pelanggan, pemasok, komite para
perlu, berdasarkan waktu secara periodik seperti bulanan, triwulan, atau tengah
Top Management
(Internal Customer)
Manager Suppliers
(Internal Customer) (Ekternal Customer)
Employee
Subordinates Cliens
(Internal Customer) (External Customers)
Gambar 7.1
Evaluasi 360-derajat
165
Menurut Stephen P. Robbins (2003 : hal. 502) dalam Wibowo (2007 :
a. Written Essays
b. Critical Incidents
efektif.
utama dari critikal incident dan graphic ranting scale. Peniali memeringkat
contoh prilau aktual pada pekerjaan tertentu daripada deskripsi umum atau
sifat.
terbaik ke terburuk.
166
f. Individual Rangking
g. Paired Comparison
167
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, S.P. Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Wherther dan Davis. 1996. Human Resources and Personnel Management. 5th
Edition. North America : Mc Graw Hill.
168
BAB VIII
Menurut Edy Sutrisno (2009 : hal. 162) karir adalah suatu pekerjaan
Sedangkan menurut Mathis dan J.H. Jackson, 2006 : hal. 342) karir adalah
Manajemen Karir SDM yang dinyatakan oleh Gary Dessler (1998 : hal.
45), pada dasarnya perencanaan dan Pengembangan Karir yakni proses yang
169
Kegiatan-kegiatan seperti ini perencanaan personalia, penyaringan, dan
Tabel 8.1
Fokus Tradisional dan Fokus Pengembangan Karir
170
a. Suatu rangkaian posisi atau jabatan yang ditempati seseorang selama masa
kehidupan tertentu.
matang.
atau tidak didukung, sangat tergantung pada kebijakan departemen. Titik awal
a. Prestasi Kerja
kerja yang baik, karena hal ini mendasari semua kegiatan pengembangan
karir lainnya. Kemajuan karir tersebut sangat tergantung pada prestasi kerja
(performance).
b. Exposure
Kemajuan karir juga ditentukan oleh exposure, yaitu menjadi dikenal oleh
171
kesempatan karir lainnya. Tanpa exposure, karyawan yang berprestasi baik
c. Permintaan Berhenti
leveraging.
d. Kesetiaan Organisasi
rendah pada umumnya dapat dilihat pada diri para sarjana baru (yang
172
e. Mentor dan Sponsor
promosi, lalu dia akan menjadi sponsor. Sedang spsonsor adalah orang
rencana karir.
yang berbeda-beda, yang saling tergantung satu dengan yang lain yang
173
ingin diwujudkan oleh organisasi adalah mencari keuntungan. Oleh karena itu,
prestasi kerja sebagai berikut : “A general term applied to part or all of the
kerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang, unit
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
diberikan kepadanya.
Lebih lanjut lagi menurut Edy Sutrisno (2009 : hal. 151) prestasi kerja
adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku
174
8.4 MANAJEMEN PRESTASI
Byar dan Rue dalam Edy Sutrisno (2009 : hal. 151) mengemukakan
a. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang
suatu tugas.
c. Role / task perception yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi atau institusi,
yaitu prestasi kerja pada umumnya dikaitkan dengan pencapaian hasil dari
prestasi kerja diarahkan pada enam aspek yang merupakan bidang prestasi
adalah :
a. Hasil kerja. Tingkat kuantutas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan
175
d. Kecekatan mental. Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima
instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang
ada.
tugas pekerjaan.
kehadiran.
176
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketujuh, Alih
Bahasa : Benyamin Molan. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Cetakan Keenam. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
177
BAB IX
dilakukan usaha perlindungan baik jiwa dan raga karyawan dari berbagai
dengan perusahaan.
fisik, mental dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif
a. Sumber daya manusia merupakan modal utama perusahaan yang bila tidak
178
b. Sumber daya manusia adalah manusia biasa yang mempunyai kelebihan,
lingkungan sekitar.
tambah yang diberikan kepada sumber daya manusia dalam pemeliharaan fisik,
a. Program rekreasi
c. Kafetaria (kantin)
d. Perumahan
e. Beasiswa pendidikan
180) adalah :
179
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya
berdasarkan kebijaksanaan.
baik.
produksi barang dan jasa didasarkan atas nilau yang merupakan manifestasi
180
tumbuh dan berkembang atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional
Indonesia.
sumber daya manusia menurut Sedarmayanti (2010 : hal. 205) secara rinci
untuk :
d. Meningkatkan rasa aman, rasa bangga dan ketenagang jiwa sumber daya
berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang amat, sehat dan
181
Menurut I Komang Ardana dkk (2012 : hal 208) K3 adalah upaya
perlindingan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain ditempat
tempat kerja. Kesehatan kerja adalah merujuk kepada kebebasan karyawan dari
penyakit secara fisik maupun mental dan Kecelakaan kerja adalah suatu
peristiwa yang tidak direncanakan dan harus dianalisis dari segi biaya dan
2) peralatan rusak
mesin
5) kurangnya pencahayaan
c. sikap yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee), karena
182
Kesehatan kerja menurut Edwin P Flippo dalam Mutiara S.
Panggabean, (2004 : hal. 113) dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu physical health
terpotong, luka memas, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan
menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau
yang ditentukan lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan
fisik.
tingginya.
kenikmatan bekerja.
183
c. Memberi perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan, agar terhindar
Menurut I Komang Ardana dkk (2012 : hal. 208) paling tidak ada 4
b. Meningkatkan efisiensi/produktivitas
KERJA
kerja
184
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi.
Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
185
BAB X
PERILAKU ORGANISASI
didefinisikan dan tersedia; data yang dapat diperoleh, pada sebagian besar,
usia, jenis kelamin, status kawin, banyaknya tanggungan, dan masa kerja
ini.
a. Usia
kinerja merosot dengan meningkatnya usia. Tak peduli apakah itu benar
atau tidak, banyak orang yang meyakininya dan bertindak atas dasar
keyakinan itu. Kedua adalah realita bahwa angkatan kerja telah menua.
Misalnya, pekerja berusia 55 tahun dan yang lebih tua merupakan sektor
yang berkembang paling cepat dari angkatan kerja dewasa ini. Alasan
menyatakan bahwa, dengan maksud dan tujuan apa pun, melarang perintah
186
pensiun. Sebagian besar pekerja dewasa ini tidak lagi harus pensiun pada
usia 70 tahun.
Ada persepsi terhadap pekerja yang sudah tua ? Bukti menunjukkan bahwa
sejumlah kualitas positif yang dibawa orang tua kedalam pekerjaan mereka
kurang luwes dan menolak teknologi baru. Dan pada suatu saat ketika
terbuka terhadap perubahan, hal-hal negatif yang terkait dengan usia jelas
tua Anda, maka akan semakin kecil kemungkinan Anda berhenti dari
Tentu saja kesimpulan ini tidak terlalu mengejutkan. Namun makin tuanya
187
ditanggung perusahaan yang lebih panjang, dan tunjangan pensiun yang
lebih menarik.
b. Jenis Kelamin
ketika bekerja.
penting antara pria dan wanita yang akan mempengaruhi kinerja kerja
mereka. Misalnya, tidak terdapat perbedaan yang konsisten pada pria dan
untuk memilih pekerjaan paruh waktu, jadwal kerja yang fleksibel, dan
188
perbedaan yang mencolok dalam hal itu. Tingkat pengunduran wanita sama
dibanding pria. Penjelasan yang paling logis untuk temuan ini adalah riset
ini dilakukan di Amerika Utara, dan Budaya Amerika Utara secara historis
c. Status Perkawinan
dan puas berkemungkinan lebih besar untuk menikah. Satu hasil lain dari
memerlukan penyelidikan.
d. Masa Kerja
keabsenan maupun dalam total hari yang hilang pada saat bekerja, masa
189
Masa kerja juga merupakan variabel yang penting dalam
mendatang.
yang lebih konsisten dan mantap atas kepuasan kerja daripada usia
kronologis.
190
a. Kemampuan Intelektual
masuk universitas yang popular seperti SAT dan ACT serta tes masuk
dan dalam kedokteran (MCAT). Tujuan dimensi yang paling sering dikutip
b. Kemampuan Fisik
kinerja pekerjaan yang memadai pada pekerjaan itu. Jadi, misalnya, pilot
191
maupun koordinasi tubuh; eksekutif senior memerlukan kemampuan
awam bahwa “pembelajaran adalah apa yang kita lakukan ketika bersekolah.”
sekolah.” Pembelajaran terjadi pada setiap saat. Oleh karena itu definisi secara
umum dapat diterima atas pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang
relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Ironisnya, kita
itu teoritis, oleh karena itu, tidak dapat diamati secara langsung.
192
a. Pengkondisian klasik
b. Pengkondisian Operan
Perilaku operan berarti perilaku yang sukarela atau yang dipelajari sebagai
diulangi.
c. Pembelajaran Sosial
193
persepsi dalam pembelajaran. Orang-orang menanggapi cara mereka
sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang
informal adalah persekutuan yang tidak terstruktur secara formal dan tidak
suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terjadap kebutuhan akan kontak
sosial. Tiga karyawan dari departemen berbeda yang secara teratur makan
194
Kondisi Eksternal yang Dipaksakan ke Kelompok
besar. Kelompok kerja tidak muncul dalam isolasi. Dia merupakan bagian dari
organisasi yang lebih besar. Tim riset di Divisi Plastik Dow, misalnya, harus
hidup dalam aturan-aturan dan kebijakan yang diberlakukan oleh kantor pusat
divisi itu dan kantor-kantor korporasi Dow. Jadi semua kelompok kerja
peraturan formal, sumber daya, proses seleksi karyawan, evaluasi kerja dan
Tugas
Kelompok
Sumber
Anggota
Kelompok
Keadaan luar Kinerja
yang
dipaksakan
Proses dari
dalam Kelompok Kepuasan
kelompok
Struktur
Kelompok
Gambar 10.1
Model Perilaku Kelompok
195
Sumber Daya Anggota Kelompok
ini, kita melihat 2 (dua) sumber daya yang telah menerima paling besar, yaitu
Tentu, kadang kita baca berita mengenai tim atletik yang dibentuk dari
pemain-pemain biasa yang karena pelatihan yang bagus sekali, tekad dan
kerja tim yang cermat, mampu mengalahkan kelompok pemain yang jauh
contoh, para anggota harus mampu mengenal jenis dan sumber konflik
tingkat dan jenis partisipatif secara tepat, dan untuk mendengar tanpa
196
melakukan penilaian setara menggunakan secara tepat teknik pendengaran
aktif.
b. Karakteristik kepribadian
Ada banyak riset tentang hubungan antara ciri kepribadian, dan sikap
Struktur Kelompok
kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri. Variabel struktur ini adalah
197
Proses Kelompok
Mengapa proses penting untuk memahami perilaku kerja ? Salah satu cara
sosial (social loafing). Kita jumpai bahwa 1+1+1 tidak seharusnya sama
upaya mereka. Dengan kata lain, kemalasan sosial melukiskan kerugian juga
Sinergi adalah istilah yang digunakan dalam biologi yang mengacu ke tindakan
dua atau lebih substansi (zat) yang menghasilkan dampak atau efek yang
baik.
Gambar 10.2
Dampak dari Proses Kelompok
Tugas-tugas Kelompok
Tugas rumit adalah tugas yang cenderung baru atau tak rutin. Tugas sederhana
adalah tugas rutin dan terbaku. Kami akan memberikan hipotesis bahwa makin
198
rumit tugas itu, makin banyak kelompok itu mendapatkan manfaat dari diskusi
semacam itu. Mereka dapat mengandalkan pada prosedur operasi yang baku
untuk mengerjakan tugas itu. Sama halnya pula, jika interdependensi itu tinggi
Oleh karena itu, komunikasi yang efektif dan tingkat konflik minimum
tingkat konflik yang tinggi dan semacamnya, namun tidak harus berarti
kinerjanya akan rendah. Jika proses kelompok sederhana dan tidak banyak
mungkin efektif.
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2003 : hal. 10), Perilaku
199
mengatur sumber daya manusia di tempat kerja yang lebih baik. Melihat dari
manusia, psikometrik, ergonomik, teori kepuasan, dan etika. Hal ini telah
perilaku kerja manusia. Sejak pertengahan tahun 1980, seorang peneliti telah
fungsi usaha dan keahlian profesional. Setiap orang yang berencana untuk
bekerja dalam organisasi yang besar maupun kecil, milik pemerintah maupun
200
Sebuah pandangan historis mengenai kajian tentang orang dalam
seorang ahli sejarah manajemen, hal ini penting karena : pandangan historis
adalah kajian tentang sebuah subjek dalam melihat tahap awal dan evaluasi
dan manajemen.
201
Terdapat semakin banyak persetujuan terkait komponen atau topik
yang membentuk PO. Meski masih terdapat perdebatan serius mengenai relatif
disingkat dengan OB) adalah suatu bidang studi yang mempelajari dalam
efektivitas organisasi. Karena definisi ini panjang, maka mari kita pecah-
merupakan bidang keahlian yang terpisah dari bidang pengetahuan umum. Apa
202
pekerjaan, kerja, keabsenan, pengunduran diri karyawan, produktivitas, kinerja
Orang-orang dalam toko ritel adalah model. Demikian pula, rumus akuntan :
Tiga tingkat dasar tersebut sama dengan balok-balok bangunan, setiap tingkat
berdiri di atas tingkat sebelumnya. Konsep kelompok melebihi dasar yang ada
203
Tingkat Sistem
Organisasi
Tingkat Kelompok
Tingkat Individual
Gambar 10.3
Model OB Dasar, Tahap 1
Perbedaan ini secara substansial disebabkan oleh model perilaku yang tidak
Model yang dianut seorang manajer biasanya diawali dengan asumsi tertentu
peristiwa. Oleh karena itu, teori yang mendasari adalah pedoman yang tidak
bertindak seperti yang difikirkan. Akhirnya ini berarti bahwa model yang
204
Tabel 10.1
Empat Model Perilaku Organisasi
Model Autokratis
Model autokratis sangat berakar dalam sejarah, dan tentunya model ini
kemudian menjadi model revolusi industri yang berlaku luas, model ini
memiliki kekuasaan untuk menuntut, “Anda melakukan ini – atau yang lain,”
yang berarti bahwa pegawai yang tidak mematuhi perintah akan memperoleh
hukuman.
mengetahui apa yang terbaik dan para pegawai berkewajiban untuk mematuhi
tempat kerja.
205
Dalam kondisi autokratis orientasi pegawai adalah kepatuhan kepada
boss, bukan pada manajer. Dampak psikologisnya bagi para pegawai adalah
berprestasi lebih tinggi karena dorongan berprestasi dari dalam, karena secara
pribadi mereka menyukai boss, karena boss adalah “pemimpin yang berbakat”,
atau karena berbagai faktor lainnya, tetapi sebagian besar pegawai berprestasi
minimum.
Model Kustodial
mengakui bahwa meskipun para pegawai yang dikelola secara autokratis tidak
berbicara kembali kepada boss, mereka pasti “berfikir kembali”. Banyak hal
frustasi dan agresif terhadap boss mereka. Karena mereka tidak dapat
rumah dan meluntarkan uneg-uneg kepada anggota keluarga dan tetangga. Jadi
206
Pendekatan kustodial yang berhasil bergantung pada sumber daya
untuk membayar upah dan tunjangan. Karena kebutuhan fisik para pegawai
baik, mereka tidak akan berusaha mencari pekerjaan lain, sekalipun rumput
semakin asyik dengan imbalan dan maslahat ekonomi yang mereka peroleh.
Hasil dari perlakuan itu, para pegawai terbina dengan baik, mereka tidak akan
pendekatan autokratis.
Model Suportif
207
bahwa dalam semua interaksi dan seluruh hubungan dengan organisasi setiap
anggota, dalam kaitannya dengan latar belakang, nilai dan harapannya, akan
memandang pengalaman sebagai hal yang suportif dan sebagai hal yang
menciptakan iklim untuk membantu pegawai agar dapat tumbuh dan mencapai
kebutuhan organisasi, tetapi mereka bersikap seperti itu karena iklim kerja
adanya uang. Sebaliknya, perilaku itu merupakan bagian dari gaya hidup
berkembang dengan teknologi yang canggih karena model ini dapat memenuhi
208
dalam negara-negara yang kurang berkembang karena kebutuhan para pegawai
Model Kolegial
penelitian dan lingkungan kerja yang serupa, dan secara berangsur-angsur juga
peranan mereka dalam organisasi. Para manajer lebih dipandang sama sebagai
membentuk tim yang lebih baik. Tanggapan pegawai terhadap situasi ini
209
10.5 SISTEM PERILAKU ORGANISASI
sistem perilaku organisasi, berikut ini gambar dan uraian unsur-unsur utama sistem
tersebut.
Sumber : Jenis :
Individu Psikologi
Kelompok Sosial
Lembaga Ekonomi
KEPEMIMPINAN
Organisasi Formal Organisasi Informal Lingkungan
Kebijakan Pemimpin Serikat Kerja
Struktur Norma Pemerintah
Prosedur Gosip Keluarga
KOMUNIKASI
SISTEM PENGENDALIAN
Sikap Karyawan Situasi
MOTIVASI
PENCAPAIAN TUJUAN
Gambar 10.4
Sistem Perilaku Organisasi
210
Iklim suatu organisasi berdasarkan filsafat dan tujuan orang-orang yang
manajer berasal dari premis fakta dan nilai. Premis fakta mewakili pandangan
kita tentang bagaimana dunia berperilaku, dan ini dipelajari dari telaah ilmu
melompat dari lantai sepuluh sebuah gedung, karena Anda yakin bahwa daya
tentang lingkungan tujuan tertentu. Apabila Anda merasa sangat tidak bahagia
sehingga ingin mati saja, Anda kemudian mungkin memilih untuk meloncat
dari gedung berlantai sepuluh. Anda masih menerima premis fakta tentang
sistem kerja.
kerja.
211
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1985. Perilaku Dalam Organisasi. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2003. Perilaku Organisasi. Salemba Emapt.
Jakarta
212
BAB XI
KEPUASAN KERJA
11.1 NILAI
keberadaan secara pribadi atau sosial lebih disukai daripada pola perilaku atau
mengenai apa yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai mempunyai baik atribut
isi maupun intensitas. Atribut isi mengatakan bahwa bentuk perilaku atau
berdasarkan intensitasnya, kita peroleh sistem nilai orang tersebut. Kita semua
mempunyai hirarki nilai yang membentuk sistem nilai kita. Sistem nilai
keikutsertaan.
a. Pentingnya Nilai
213
dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang
penafsiran tentang benar dan salah. Lebih jauh, gagasan itu menyiratkan
senioritas dan bukan kinerja ? Kemungkinan besar Anda akan kecewa dan
mendatangkan lebih banyak uang”. Apakah sikap dan perilaku Anda jika
Sangat mungkin.
b. Tipe Nilai
Survei Nilai Rokeach (RVS). RVS itu terdiri atas dua perangkat nilai,
dengan tiap perangkat berisi 18 butir nilai individu. Satu perangkat, yang
214
pada bentuk perilaku, atau upaya-upaya untuk mencapai nilai-nilai terminal
11.2 SIKAP
mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap tidak sama dengan nilai, namun
keduanya saling berhubungan. Anda dapat mengetahui ini dengan melihat pada
Komponen tersebut menentukan tahapan untuk bagian yang lebih kritis dari
atau perasaan dari sikap dan dicerminkan dalam pernyataan “saya tidak
perilaku dari sikap merujuk ke maksud untuk berperilaku dengan cara tertentu
215
Dalam organisasi, sikap sangatlah penting karena komponen
bekerja lebih keras untuk bayaran yang sama atau lebih sedikit, adalah masuk
mereka dengan perilaku pekerjaan yang aktual, dan bagaimana mereka bisa
diubah.
Kognitif = evaluasi
Pengawas saya memberi promosi
kepada seseotang rekan kerja
yang tidak begitu pantas
mendapatkan bila dibandingkan
dengan diri saya. Pengawas saya
tidak adil.
Perilaku = tindakan
Saya akan mencari pekerjaan lain,
saya telah mengadukan pengawas
saya ke semua orang yang mau
mendengarkan.
Gambar 11.1
Komponen-komponen Sikap
216
11.3 KEPRIBADIAN
individu dalam beraksi dan berinteraksi dengan orang lain, atau dapat pula
kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam
perilaku seorang.
11.4 EMOSI
psikologis dari seseorang dalam satu momen atau event tertentu. Emosi selalu
11.5 PERSEPSI
lingkungan mereka. Namun apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa
berbeda dari realitas objektif. Walaupun seharusnya tidak perlu ada, perbedaan
tersebut sering timbul. Sebagai contoh, sesuatu yang mungkin bila semua
217
yang baik – kondisi kerja yang menyenangkan, penugasan pekerjaan yang
menarik, bayaran yang bagus, tunjangan yang sangat bagus, manajemen yang
pengertian dan tanggung jawab – tetapi, seperti yang diketahui oleh sebgaian
besar dari kita, adalah sangat luar biasa untuk menemukan kecocokan yang
seperti itu.
perusahaan tersebut sebagai tempat yang hebat untuk bekerja – kondisi kerja
besar dari kita tahu, sangatlah tidak bisa untuk mendapatkan kesepakatan
seperi itu.
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2003 : hal. 208) persepsi
satu dari fungsi utama proses ini. Misalnya, orang dan bintang mengenali
sahabat Anda; anjing dan kucing dapat mengenali mangkok makanan atau
218
visual yang menggambarkan huruf-hirif alfabet. Orang harus mengenali benda-
benda agar dapat berinteraksi dengan lingkungan mereka. Namun karena fokus
orang-orang muda menjadi malas, atau para individu yang mendiami kantor
kelompok dibandingkan individu yang diam. Begitu pula dengan individu yang
luar biasa menarik atau tidak menarik. Oleh karena target tidak dilihat secara
mengelompokan hal-hal yang dekat dan hal-hal yang mirip. Sebgai contoh,
kaum wanita, orang-orang kulit berwarna, atau anggota dari kelompok lain
219
yang mempunyai berbagai karakteristik yang dapat dibedakan dengan jelas
menurut ciri-ciri atau warna kulit kering sering kali dianggap sama dalam
Faktor-faktor dalam
situasi:
- Waktu Persepsi
- Keadaan kerja
- Keadaan sosial
Gambar 11.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi
diingat bahwa kepuasan kerja itu tidak hanya diperoleh dari kegiatan
220
Menurut Robbins (2003 : hal. 78) dalam Wibowo (2007 : hal. 299)
Menurut Greenberg dan Baron (2003 : hal. 148) dalam Wibowo (2007 :
hal. 299) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif
(1995 : hal. 124) menyatakan kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan
pekerjaan.
pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal tersebut merupakan hasil dari persepsi
sangat luas. Namun, ini melekat pada konsep tersebut. Ingat, pekerjaan
seseorang lebih dari sekedar aktivitas mengatur kertas, menulis kode program,
221
kinerja, menerima kondisi-kondisi kerja yang acap kali kurang ideal, dan lain-
lain. Ini berarti bahwa penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa
puas atau tidak puas dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari
secara umum dan nilai penyajian akhir yang terdiri atas sejumlah aspek
hal, seberapa puaskah diri Anda dengan pekerjaan Anda?” kemudian para
yang cocok dengan jawaban dari “sanat puas” sampai “sangat tidak puas”.
bayaran saat ini, peluang promosi, dan hubungan dengan rekan-rekan kerja.
individu dipengaruhi untuk menyukai hampir segala hal, dan individu lain
merasa tidak senang bahkan dalam pekerjaan yang tampaknya sangat hebat.
222
Menurut Keith Davis & John W. Newsrtom (1985 : hal. 105) kepuasan
tidaknya pekerjaan mereka. Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini
dengan dua unsur lainya dari sikap pegawai. Kepuasan kerja adalah perasaan
senang atau tidak senang yang relatif (“saya senang melakukan tugas yang
beraneka”) saya berbeda dari pemikiran objektif (“pekerjaan saya rumit”) dan
ini dalam tiga bulan”). Ketiga bagian sikap itu membantu para manajer
dan imbalan yang disediakan pekerjaan, jadi kepuasan kerja juga berkaitan erat
contoh, meskipun kepuasan kerja Endro Susanto secara umum mungkin tinggi
dan ia menyukai promosi itu, ia mungkin tidak puas dengan jadwal liburnya.
Studi kepuasan kerja seringkali berfokus pada hal-hal itu dan memilihnya
menjadi hal-hal yang langsung berkaitan dengan isi pekerjaan (hakikat tugas
223
yang dilakukan Endro) dan konteks pekerjaan (perasaan Endro tentang
menimbulkan prestasi yang tinggi, tetapi asumsi itu tidak benar. karyawan
yang puas boleh jadi adalah karyawan yang memproduksi tinggi, sedang,
atau rendah dan mereka akan cenderung meneruskan tingkat prestasi yang
224
menimbulkan keuasan dari mereka. Hubungan kepuasan-prestasi lebih
prestasi”.
Para pegawai yang lebih puas kemungkinan besar lebih lama bertahan
d. Kemangkiran (absences)
Pegawai yang tidak puas tidak harus merencanakan untuk mangkir, tetapi
melakukan itu. Semua yang kemangkiran yang tidak sahih itu dapat
e. Pencurian
ini, bebrapa pegawai mencuri karena putus asa perlakuan organisasi yang
sebagai cara membalas perlakuan tidak sehat yang mereka terima dari
penyelia.
225
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1985. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
226
BAB XII
BUDAYA ORGANISASI
organisasi adalah :
ke siapa.
d. rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diatur manajer secara
227
f. desentralisasi tingkat di mana pengambilan keputusan dipusatkan pada
dibakukan.
yang dicapai lewat spesialisasi aturan dan pengaturan yang sangat formal,
228
Desain organisasi modern menurut Fred Luthans (2006 : hal. 116)
adalah :
a. Organisasi Horizontal
b. Organisasi/Desain Jaringan
1) Berjaringan
2) Terbuka
3) Informasi
4) Dinamis
5) Profesional
6) Komitmen
7) Manajemen diri
8) Mendukung tindaka
c. Organisasi Virtual
1) Teknologi
2) Oportunisme
229
3) Tanpa Batas
4) Kepercayaan
5) Keunggulan
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2003 : hal. 79) budaya
organisasi adalah salah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara
Edgar Schein dalam Fred Luthans (2006 : hal. 124) menyatakan bahwa
masalah-masalah eksternal dan integrasi internal yang telah bekerja cukup baik
serta dianggap berharga, dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai
cara yang benar untuk menyadari, berpikir dan merasakan hubungan dengan
masalah tersebut.
organisasi adalah :
230
harus dielakkan. Dengan kata lain, menentukan apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, kriteria yang pantas dan tidak pantas, pengertian apa yang
benar dan apa yang salah, norma-norma moral dan etika mana yang
dominan, dan mana yang bersifat sekunder, kriteria loyalitas, etos kerja
yang harus ditaati, serta disiplin organisasi yang harus dipegang teguh.
budaya organisasi.
231
terpecahkan, dan iklim kerja sama dapat dipelihara apabila terdapat
Asumsi mendasar dalam hal ini ialah, bahwa jika budaya organisasi
232
strategi, struktur, sistem sebagai kunci keberhasilan perusahaan, sekarang tidak
bisa lagi demikian. Pelaku bisnis paling tidak harus menambah variabel lain
yang lebih lunak yang disebut sistem perangkat lunak (soft system tools)
seperti share values, staff, skill dan style. Gabungan keduanya yakni hard
system tools dan soft system tools oleh Mc Kinsey sebagai ”The 7 S of Mc
Kinsey”, secara terinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut (Achmad
Tabel 12.1
Kunci Sukses Perusahaan menurut The 7 S of Mc Kinsey
233
6 Shared Values Nilai-nilai organisasi yang bukan sekedar
pernyataan tujuan organisasi, tetapi adalah
nilai-nilai yang dipahami dan dijiwai oleh
sebagian besar anggota organisasi.
7 Skill Kapabilitas yang dimiliki organisasi secara
keseluruhan, bukan hanya individu per
individu.
Sumber : Peter and Weterman Jr, 1982, dalam Achmad Sobirin, (2007 : hal.
244-245).
b. Norma
c. Nilai dominan
d. Aturan
e. Iklim organisasi
Sondang P. Siagian (2002 : hal. 200), dibagi menjadi empat macam tipe
laude, cum laude, dan kategori kelulusan yang lain, diterapkan dalam
234
kehidupan berorganisasi. Tipe akademi berarti bahwa dalam organisasi,
yang klasik. Demikian pula Coca Cola, Procter & Gamble dan General
Motors.
kepentingan, minat, dan hobi yang sama. Kriteria tersebut berlaku untuk
semua jenis klub, seperti klub olah raga, klub kelompok eksekutif tertentu,
dan lain sebagainya. Keanggotaan dalam suatu klub bisa sulit atau mudah.
diberlakukan dalam organisasi jika tipe yang dianut adalah tipe klub.
Contoh United Parcel Service, Delta Airlines, Bell, Badan Pemerintah dan
Militer.
Para penggemar olah raga beregu, seperti sepak bola, pasti mengetahui
bahwa suatu tim olah raga biasanya lebih besar kemungkinan menang atas
lawan-lawannya bila para anggota tim mampu bekerja sebagai anggota tim
235
masing-masing anggota kesebelasan menduduki posisi tersebut, tetapi turut
tim dan bukan selaku ’pemain individual’ berarti bahwa tipe inilah yang
kemungkinan serangan dari luar. Konon pada zaman dahulu, kota pada
jalan masuk berupa jembatan gantung yang dapat diangkat dan diturunkan,
dikelilingi oleh kanal atau saluran air. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk
kepentingan seperti itu, berarti budaya yang dianut adalah budaya tipe
236
DAFTAR PUSTAKA
Rivai, Veithzal. 2008. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
237
BAB XIII
itu faktor eksternal seperti pengaruh ekonomi, sosial, budaya, politik, huku dan
Tabel 13.1
Dampak Kekuatan Perubahan
Kekuatan Contoh
Sikap Angkatan Kerja 1. Lebih banyak keanekaragaman budaya
2. Peningkatan dalam professional
3. Banyak orang yang masuk dengan
keterampilan yang kurang memadai
238
Persaingan 1. Pesaing global
2. Merjer dan konsolidasi
3. Pertumbuhan pengecer barang istimewa
e. Gejala-Gejala Sosial
239
Sedangkan kecenderungan menolak perubahan pada tingkat kelompok
karena dipandang sebagai ancaman terhadap eksistensi dan kohesi mereka dan
adalah :
b. Partisipasi
c. Pemberian dukungan
d. Negoisasi
f. Paksaan
organisasi tersbeut agar tetap seperti sekarang dan dapat hidup terus. Hal
penting yang harus diperhatikan sikap antisipatif dan proaktif dari pihak
240
adalah kecermatan mengamati kecenderungan-kecenderungan yang terjadi,
dua hal yaitu (1) agar manajemen tidak dihadapkan pada situasi dadakan
penting lagi agar manajemen turut menentukan arah perubahan yang terjadi
b. Perubahan struktural
dampak terhadap sistem organisasi. Ini berarti bahwa yang akan ditinjau
kelompok.
241
13.2 MANAJEMEN STRESS
kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan serta
tersebut maka stress didefinisikan Fred Luthans (2006 : hal 441) sebagai
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal. 516) stress sebagai suatu istilah
panic, perasaan gemuruh, anxiety, kemurungan dan hilang daya. Stres kerja
fisik psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang
karyawan.
242
Menurut Mangkunegara (2002 : hal. 157) stress kerja adalah perasaan
tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini
tampak dari symptom antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang,
suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas,
Penyebab stress kerja antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu berat,
waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim
kerja yang tidak sehat, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan
dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting. Ada tiga kategori potensi
a. Faktor lingkungan
ketidakpastian ekonomi.
b. Faktor organisasi
kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan, bos yang
243
menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan
hidup organisasi.
c. Faktor individu
pengalaman dan masalah yang dijumpai di luar jam kerja yang lebih dari
120 jam tiap pecan dapat membuat pekerjaan kedodoran. Maka kategori
d. Perbedaan individu
Ada orang yang tegar ketika menghadapi situasi penuh stress ; orang lain
244
Potensi Sumber Konsekuensi
Perbedaan Individu
- Persepsi
Faktor Lingkungan - Pengalaman kerja Gejala Psikologis
- Ketidakpastian ekonomi - Dukungan sosial - Sakit Kepala
- Ketidakpastian politik - Keyakinan terhadap - Tekanan Darah
- Ketidakpastian teknologi lokus kendali Tinggi
- Permusuhan - Sakit Hati
Faktor Organisasi
- Tuntutan tugas
- Tuntutan sarana Gejala Psikologis
- Tuntutan antar-pribadi - Gelisah
- Struktur organisasi
Stress yang dialami - Depresi
- Kepemimpinan organisasi - Penurunan
- Tahap perkembangan Kepuasan Kerja
organisasi
Gejala Perilaku
Faktor Lingkungan
- Produktivitas
- Ketidakpastian ekonomi
- Absensi
- Ketidakpastian politik
- Keluar Kerja
- Ketidakpastian teknologi
Gambar 13.1
Model Stress
karyawan mengalami tingkat stress yang rendah sampai sedang. Tingkat stress
dari manajemen.
a. Pendekatan individu
245
pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik,
b. Pendekatan organisasi
adalah :
a. Pola Sehat adalah pola menghadapi stress yang terbaik yaitu dengan
berbagai hambatan.
246
a. Pendekatan dukungan sosial
setelah shalat Dzuhur melalui doa dan zikir kepada Allah SWT.
Dalam hal ini karyawan secara periode waktu yang kontinu memerisak
teratur.
mencakup :
247
1) Diagnosis. Orang yang mempunyai masalah meminta pertolongan.
mendiagnosis masalah.
menanggulangi stress.
masalah yang ditemukan dalam kelompok atau suatu unit atau oleh
mengatasi stress.
1) Tenang, ambil nafas panjang dan cobalah untuk santai dan tenangkan
diri.
248
2) Kenali permasalahan, coba kenali akan permasalahannya, apa yang
3) Terapi
5) Diskusikan
6) Curhat
7) Buat keseimbangan
lebih besar. Konflik kerja menurut Veithzal Rivai (2008 : hal 507) adalah
ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota- anggota atau kelompok (dalam
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik kerja juga
beroposisi terhadap anggota yang lain. Selain itu konflik diartikan sebagai
suatu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mengetahuai secara negative
249
sesuatu yang diperhatikan pihak pertama. Pengertian ini mencakup rentang
yang luas dari konflik yang dialami orang dalam perusahaan. Ketidakcocokan
155) adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh
seseorang terhadai dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang
diharapkannya.
250
dikelola. Untuk setiap perusahaan, tingkat optimal konflik yang terjadi
positif. Di satu pihak, ketika tingkat konflik terlalu rendah, kinerjanya bisa
buruk.
harus dipilih atau dilakukan. Konflik dalam diri seseorang juga dapat
b. Konflik antarindividu
tentang isu tertentu, tindakan dan tujuan di mana hasil bersama sangat
menentukan.
e. Konflik intraperusahaan
konflik peran.
251
f. Konflik antarperusahaan
distributor.
c. Faktor birokratik
f. Sikap menang-kalah
sebagai berikut :
3) Penawaran bonus
252
2) Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi
2) Kompromi
a. Pemecahan masalah
c. Perluasan sumber
d. Menghindari konflik
e. Melicinkan konflik
f. Kompromi
253
Tujuan penanganan konflik menurut Martoyo dalam I Komang Ardana
a. Mengidetifikasi masalah
g. Pelaksanaan.
12.4 NEGOISASI
dalam mana dua pihak atau lebih bertukar barang dan jasa dan berupaya
menyepakati nilai tukar barang dan jasa. Negoisasi dapat diartikan (a) proses
tawar menawar dengan jalan berunding, untuk memberi atau menerima guna
dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain (b) penyesuaian sengketa
proses ketika dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama
254
atau bertentangan bertemu dan berbicara dengan maksud mencapai suatu
kesepakatan. Negoisasi dapat terjadi pada beberapa tingaktan yaitu tingkat unit
kerja, tingkat perusahaan, tingkat sektor industri dan tingkat nasional. Ada
empat tahap yang biasa terjadi pada negoisasi adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Mengumpulkan informasi
2) Menetapkan sasaran
3) Menentukan prioritas
b. Diskusi
1) Komunikasi
2) Pertanyaan
3) Memberi signal
4) Penyajian argumentasi
1) Mengajukan proposal
2) Membuat konsensi
255
DAFTAR PUSTAKA
Rivai, Veithzal. 2008. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Teori,
Aplikasi dan Isu Penelitian). Bandung : Alfabeta.
256
BAB XIV
pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari individu dan perusahaan. Hal
ini dapat dilakukan oleh perusahaan atau pekerja. Pemberhentian kerja dapat di
dorong oleh alasan disiplin, ekonomi, bisnis atau alasan pribadi. Peranan
pemutusan ini sehingga akibat buruk bagi individu dan perusahaan bisa
diminimalisir.
kerjasama antara perusahaan dengan tenaga kerja, baik atas permintaan tenaga
257
kerja yang bersangkutan maupun atas kebijakan perusahaan yang karenanya
hubungan kerja dapat berupa absen temporer, attrisi, layoff dan penghentian.
b. Pengurangan
diri, pensiun atau kematian. Pengunduran diri ini dilakukan dari pihak
pekerja sendiri, bukan dari perusahaan. Alasan utama attrisi ini adalah
ekonomis.
258
d. Pemecatan/Penghentian/Pemutusan Hubungan Kerja
sementara.
(PHK) :
kinerjanya.
c. Meningkatkan inovasi.
tinggi.
baru.
259
d. Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar.
a. Undang-Undang
b. Keinginan Perusahaan
c. Keinginan Karyawan
d. Pensiun
f. Kesehatan Karyawan
g. Meninggal Dunia
h. Perusahaan Dilikuidasi
sebagai berikut :
260
Menurut Sedarmayanti (2010 : hal 313) pemutusan hubungan kerja
(PHK) adalah suatu kondisi tidak bekerjanya lagi karyawan pada suatu
terlihat pada :
keluarga.
c. Berkurangnya rasa harga diri apalagi bila selama ini memangku suatu
jabatan.
261
14.2 RISET SDM
Riset sumber daya manusia menurut Sadilis Samsudin (2005 : hal. 300)
mengurangi masalah yang terjadi dengan tujuan riset sumber daya manusia
dan pribadi.
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal. 570) riset juga digunakan untuk
mengaudit kegiatan SDM. Riset ini diarahkan untuk meningkatkan kinerja dari
262
departemen loan officer di identifikasikan, kepada divisi SDM dan seorang
mempelajari masalah tersebut. Di sini kritik dan sasaran yang didapat dari
b. Informasi eksternal
tingkat pergantian karyawan, proyeksi karyawan, survei upah dan gaji serta
pembanding.
c. Survei
Untuk survei ini memakan waktu dan biaya yang relatif besar, sehingga
dalam prektiknya dibatasi hanya pada beberapa orang saja, sehingga untuk
263
ruang lingkup penelitian mereka. Kuesioner juga dapat memunculkan
d. Eksperimen SDM
kegiatan lainnya.
e. Analisis sejarah
f. Audit Internasional
perbedaan dalam hal hukum, budaya, tradisi, sikap dan harapan. kesulitan
negara asing. Di situ sisi fungsi SDM mencari kesefagaman pada praktik
264
kometisi, hukum, kebudayaan dan kepuasan karyawan dapat menuntut
yaitu:
kala risetnya mungkin canggih, tergantung pada desain dan statistik yang
departemen.
hasil atau prosedur mereka dengan yang dari perusahaan lain tersebut.
265
14.3 AUDIT SDM
ulang peluang dan strategi tersebut. Audit juga menciptakan cirta departemen
social objective.
berorientasi untuk masa depan atas semua kegiatan yang ada dalam suatu
266
perusahaan, utamanya dalam bidang SDM. Baik yang menyangkut kegiatan
yang ada pada perusahaan itu, serta pengembangan SDM sebagai bagian dari
aset perusahaan.
independen dan objektif atas tingkat kewajaran dan kecermatan aerta data
diterapkan.
dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui
apakah para karyawan bekerja dengan baik dan berperilaku sesuai rencana.
Pelaksanaan audit SDM ini sangat penting bagi perusahaan maupun bagi
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal. 565) audit secara logis di mulai
isu yang dirasakan penting rencana pengumpulan data dan wawancara yang
dikembangkan.
267
b. Pemeriksaan informasi terkait, termasuk data karyawan, kapabilitas
rapat permulaan.
yang terintegrasi dari aktivitas saat ini, proritas, SDM, dan permasalahan
sebagai kriteria untuk menilai prioritas SDM dan program spesifik yang di
usulkan.
tertentu dapat menjadi isu untuk penelitian lebih lanjut (sebgai contoh,
penilaian kerja)
268
Adapun manfaat dari audit manajemen SDM lain adalah:
perusahaan.
berlaku.
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal. 567) tujuan audit SDM adalah
269
para manajer, dan dampak kegiatan tersebut pada sasaran dan kepuasan
kerja.
Menurut Veithzal Rivai (2008 : hal. 567) sumber data dapat digunakan
untuk keperluan audit, dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain yaitu:
a. Pemerikasaan fisik
b. Konfirmasi
c. Dokumentasi
d. Observasi
audit. Laporan audit SDM (audit report) adalah deskripsi komperhensif yang
berisi hasil olahan temuan dan kegiatan audit SDM, yang meliputi baik
perbaikan untuk praktik-praktik yang tidak efektif. Laporan audit tidak hanya
Laporan audit SDM kerap terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama
manajer SDM.
270
a. Laporan untuk manajer-manajer lini
lainnya juga memerlukan umpan balik. Laporan audit yang mereka terima
tersebut
memuat temuan atas hasil audit yang dilakukan oleh auditor, temuan-temuan
271
yang bersifat negatif biasanya dibuat dalam bentuk KDT (Kertas Data
Kertas Data Temuan tersebut, setelah audit selesai perlu ada tanggapan
ditemukan dapat dijelaskan apa yang menjadi penyebabnya dan apa upaya dari
yang serasi dan harmonis antara manajemen dengan para pegawai atau pekerja
yang terdapat dalam organisasi mutlak perlu ditumbuhkan dan dijaga serta
menrugikan banyak pihak dan tidak terbatas hanya pada pihak manajemen dan
pegawai saja.
manajemen dan kelompok pekerja yang terdapat dalam organisasi. Istilah lain
yang juga biasa digunakan dengan arti yang sama ialah hubungan kerja.
272
Sedangkan Sadili Samsudin (2005 : hal. 217) hubungan industrial adalah
serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk
proses produksi barang dan jasa yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah.
sosial, budaya, politk dan lain-lain. Boleh dikatakan ruang lingkupnya antara
a. Syarat-syarat kerja
b. Pengupahan
c. Jam kerja
d. Jaminan sosial
273
g. Penyelamatan keluh kesah
i. UU ketenagakerjaan
Pancasial yakni hubungan antar para pelaku proses produksi barang dan jasa
Undang Dasar 1945 yang tumbuh dan berkembang di atas kepribadian bangsa
Menurut Sadili Samsudin (2005 : hal. 219) beberapa isu penting dalam
Tabel 14.1
Komponen Upah Pekerja di Perusahaan Besar
274
- Tunjangan - Tunjangan makan
- Tunjangan transportasi
- Tunjangan kesehatan
- Tunjangan pendidikan
- Bonus prestasi
- Insentif untuk
pekerjaan/satuan hasil
- Tunjangan kerja shift
- Tunjangan tugas khusus
- Tunjangan kopi
- Lembur hari kerja
- Lembur hari minggu
- Lembur hari libur
- Potongan - Jamsostek
- Pajak penghasilan
- Iuran serikat pekerja
Sumber : Sadili Samsudin (2005 : hal. 221)
dengan isu non normative maka yang palinga sering dipersoalkan adalah
275
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Teori,
Aplikasi dan Isu Penelitian). Bandung : Alfabeta.
276