Anda di halaman 1dari 11

OBAT KORTIKOSTEROID

Disusun Oleh :

1. Hilda Kristia M (18051334001)


2. Taqiyya Firdausi A (18051334003)
3. Syarah Hayyin (18051334012)
4. Lillah Rizqi (18051334021)
5. Fourynisa Maretta (18051334028)
6. Kharisma Gita S (18051334036)

S1 GIZI 2018 A

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2019
 OBAT KORTIKOSTEROID
Kortikosteroid adalah obat yang mengandung hormon steroid yang berguna untuk menambah
hormon steroid dalam tubuh bila diperlukan, dan meredakan peradangan atau inflamasi, serta
menekan kerja sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.
Kortikosteroid, seperti cortisone atau hydrocortisone, diproduksi secara alami di kelenjar
adrenal bagian terluar atau korteks. Sementara itu, kortikosteroid dalam bentuk obat disebut
kortikosteroid sintetis dengan cara kerja dan manfaat yang sama dengan kortikosteroid alami.
 Contoh-contoh kortikosteroid sintetis adalah:

 Betametason
 Dexamethasone
 Methylprednisolone
 Prednison
 Prednisolone
 Triamcinolone.

Berikut ini sejumlah kegunaan kortikosteroid dalam menangani kondisi-kondisi seperti:

 Asma
 Rheumatoid arthritis
 Bronkitis
 Kolitis ulseratif dan penyakit Crohn
 Reaksi alergi pada kulit, mata, atau hidung.

Obat ini bekerja dengan cara masuk ke dinding sistem sel imun untuk mematikan zat yang
bisa melepaskan senyawa-senyawa yang menjadi pemicu peradangan.
 Contoh Obat Kortikosteroid

1. Salep Betametason
Komposisi obat : Betamethasone 0.1%
BETAMETHASONE 0.1% CREAM adalah obat kortikosteroid oles yang dapat digunakan
untuk mengatasi reaksi alergi atau mengurangi peradangan kulit akibat sejumlah kondisi,
seperti eksim serta dermatitis. Betamethasone bekerja dengan cara mencegah dan
mengendalikan peradangan (inflamasi) dengan mengendalikan laju sintesis protein, menekan
migrasi leukosit polimorfonuklear dan fibroblast, dan membalikkan permeabilitas kapiler dan
stabilisasi lisosom.

Obat ini digunakan untuk penyakit kulit seperti dermatitis dan psoriasis, sebagai krim topikal
untuk meringankan iritasi kulit, seperti gatal-gatal dan mencreamupas dari eksim, penyakit
Bullous dermatitis herpetiformis, eksfoliatif eritroderma, mikosis fungoides, pemfigus,
eritema multiforme (sindrom Stevens-Johnson). Dalam penggunaan obat ini HARUS
SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
 INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

a. Indikasi
 Alergi dan gangguan inflamasi
 Congenital adrenal hyperplasia
 Intramuscular
 Alergi dan kondisi inflamasi mata
 Inflamasi dermatosis seperti seboroik atau dermatitis atopik
 Neurodermatitis
 Anogenital pruritus
 Poriasis
 Fase inflamasi xerosis
 Terapi topikal pruritus eritema dan pembengkakan dikaitkan dengan dermatosis.

b. Kontra indikasi
 Hipersensitivitas terhadap betamethasone atau kontra indikasi
 Infeksi jamur sistemik

 Dosis Betametason
 Salep, krim, gel, atau lotion betametason dipropionat 0.05% : oleskan pada daerah yang
terkena 1-2 x sehari hingga 2 minggu.
 Salep, krim atau lotion betamethasone valerate 0.025 atau 0.1% : Oleskan tipis ke area
yang terkena 1-3 x sehari selama hingga 4 minggu atau sampai perbaikan terjadi.
Biasanya sebanya satu ruas ujung jari telunjuk, 1-2 kali sehari. Jangka
waktu pemakaian rata-rata adalah 7-14 hari hingga gejala yang muncul
menghilang.
 Efek samping
 Panas berlebihan, kesemutan, gatal, mati rasa, rasa ditusuk, atau rasa geli;
 Muncul jerawat di area kulit yang diobati;
 Panas dan gatal pada kulit dengan bintik merah;
 Panas, gatal, dan sakit pada area berambut, atau lemah di akar rambut;
 Meningkatnya pertumbuhan rambut pada dahi, punggung, lengan, dan kaki;
 Pencerahan warna kulit pada area yang diaplikasikan;
 Garis merah keunguan pada lengan, wajah, kaki, leher, atau pangkal paha;

 Manfaat
Mengatasi reaksi alergi dan peradangan pada kulit.

 Interaksi Obat
a. Interaksi betamethasone dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
 Aminoglutethimide : menurunkan kadar betamethasone, melalui induksi enzim
mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
 Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat kalium-depleting
agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan ketat harus dilakukan terhadap
kemungkinan terjadinya hipokalemia.
 Antibiotika makrolida : menurunkan klirens betamethasone sehingga meningkatkan
kadar/efek farmakologisnya.
 Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, oleh karena
itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
 Isoniazid : Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika diberikan
bersamaan dengan kortikosteroid.
 Cholestyramine dan efedrin : Cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid
sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya.
 Vaksin hidup : betamethasone menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan
resiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan
betamethasone sebaiknya dihindari.
 Anti jamur azole seperti ketoconazole : mengurangi metabolisme kortikosteroid
sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
 NSAID : aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping perdarahan
pada saluran pencernaan.
 Penggunaan bersamaan dengan agen antikolinesterase dapat menyebabkan kelemahan
yang parah pada pasien myasthenia gravis. Jika memungkinkan, agen antikolinesterase
harus ditarik setidaknya 24 jam sebelum memulai terapi kortikosteroid.
 Pasien yang menggunakan glikosida digitalis mungkin mengalami peningkatan risiko
aritmia karena hipokalemia.
 Estrogen, termasuk kontrasepsi oral, dapat menurunkan metabolisme hepatik
kortikosteroid tertentu, sehingga meningkatkan efeknya.
 Enzim hati reagen (misalnya, barbiturat, fenitoin, carbamazepine, rifampin) dapat
meningkatkan metabolisme kortikosteroid. Dosis kortikosteroid mungkin perlu
ditingkatkan.

 Interaksi obat dengan makanan


Betamethasone dapat berinteraksi dengan makanan atau alkohol dengan mengubah cara
kerja obat atau meningkatkan resiko efek samping serius. Silakan konsultasikan dengan
dokter atau apoteker mengenai makanan atau alcohol yang berpotensi interaksi sebelum
mengonsumsi obat ini.

2. Obat Dexametason

Komposisi Obat : Dexamethasone 0.5 mg


Dexamethasone adalah salah obat anti inflamasi golongan kortikosteroid yang berperan
dalam mengurangi atau menekan proses peradangan dan alergi yang terjadi pada tubuh. Obat
ini bekerja dengan cara menstabilkan membran lisosom leukosit, sehingga pelepasan
hidrolase asam yang merusak leukosit dapat dicegah. Obat ini digunakan untuk meredakan
peradangan dan reaksi alergi yang berupa gatal-gatal di kulit, dermatitis, asma bronkhial, dan
sebagainya.
 Indikasi Dan Kontra Indikasi

a. Indikasi :
 Untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi dan autoimun.
 Sebagai antiinflamasi atau imunosupresan, misalnya pada penyakit sendi inflamatori,
meningitis bacterial, ataupun eksaserbasi akut multiple sclerosis.

b. Kontraindikasi :
 Dexamethasone kontra indikasi dengan pasien yang dilaporkan hipersensitif terhadap
obat ini atau kortikosteroid lainnya.
 Infeksi akut yang tidak diobati adalah kontraindikasi lain pengguna
dexamethasone,karena dexamethasone memiliki efek imunosupresan sehingga dapat
memperparah infeksi.
 Tetes mata jangan diberikan pada pasen dengan infeksi jamur atau virus karena dapat
memperparah infeksi.

 Efek Samping

Beberapa efek samping yang dapat dialami prnggunanya adalah :


 Nafsu makan meningkat.
 Berat badan bertambah
 Perubahan siklus menstruasi
 Gangguan tidur
 Pusing
 Sakit kepala
 Sakit perut
Walaupun jarang terjadi, dexamethasone juga dapat menimbulkan efek samping berikut :
 Demam
 Perubahan emosi
 Tubuh mudah lelah
 Nyeri di tulang, sendi, atau otot
 Pembengkakan di tungkai
 Gangguan pengelihatan
 Tinja berwarna hitam
 Jantung berdebar
 Kejang
Jika terjadi gejala tersebut, segera hubungi dokter

 Manfaat Obat Dexamethasone

Obat Dexamethasone tersedia dalam bentuk cairan infus, cairan suntik, suspensi suntik, tablet
oral, dan sirup. Kegunaan Dexamethasone adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

 Sebagai anti inflamasi


Obat golongan kortikosteroid seperti Dexamethasone digunakan untuk berbagai kondisi
inflamasi, misalnya radang reumatik, infeksi kulit , infeksi mata, radang usus (Chron’s
Disease atau Ulcerative Colitis), alergi (penyakit asma bronkial dan dermatitis).

 Menangani Penyakit Autoimun


Obat ini juga digunakan untuk menangani penyakit-penyakit autoimun seperti
rheumatoid arthritis, penyakit SLE, sarkoidosis, multiple myeloma,
multiple sclerosis dan penyakit keganasan sistem limfatik.

 Terapi Pendukung Kemoterapi Kanker


Bisa juga digunakan untuk pasien kanker, sebagai terapi pendukung kemoterapi. Obat ini
bisa menangkal perkembangan edema pada pasien tumor otak. Sebagai agen kemoterapi,
obat ini digunakan untuk pengobatan multiple myeloma baik tunggal ataupun
dikombinasikan dengan obat-obat seperti thalidomide, lenamide,
bortezomidib, kombinasi dari adriamycin dan vincristine atau velcade dan revlimid.
Untuk mencegah efek samping mual dan muntah saat kemoterapi, Dexamethasone bisa
mendukung obat antiemetik seperti ondansetron.

 Untuk Membantu Proses Pembentukan Organ Paru-paru Bayi Prematur


Dexamethasone sering diberikan pada ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan
secara prematur. Pemberian obat ini bertujuan untuk mematangkan organ paru-
paru janin. Untuk tujuan ini, pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat
dari dokter karena penggunaan obat ini secara tidak tepat dapat meningkatkan resiko
kecacatan janin.

 Kegunaan Lainnya
 Obat kortikosteroid termasuk Dexamethasone juga digunakan untuk mencegah
terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencakokkan organ.
 Selain itu, kegunaan lain dari dexamethasone adalah sebagai terapi untuk Cushing’s
Syndrome, edema pada makula dan penyakit Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK).
 Mengurangi proses penarikan makrofag menuju tempat yang mengalami peradangan.
 Mengurangi proses pembentukan edama dan mengurangi permeabilitas dinding kapiler.
 Mengurangi proses pelepasan histamin dan kinin dari substrat.
 Mengurangi proses pembentukan fibroblast dan jaringan parut.
 Mengurangi proses penyerapan kalsium dari saluran cerna dan meningkatkan proses
pembuangan kalsium lewat ginjal.
 Mengurangi aktivitas limfatik, volume limfatik, dan produksi limfositMengurangi
reaktivasi jaringan untuk membentuk interaksi antigen-antibodi.
 Meningkatkan proses pembentukan sel eritroid di dalam sumsum tulang dan
memperpanjang usia hidup eritrosit dan trombosit.
 Meningkatkan porses pembentukan glukosa dari hati, meningkatkan
pemecahan protein dan pemindahan lemak dari pinggiran ke bagian tengah tubuh.
 Interaksi Dexamethasone dengan Obat Lain

Penggunaan dexamethasone dengan obat lain berisiko menimbulkan interaksi antarobat


sehingga dapat menimbulkan efek samping atau menurunkan efektivitas obat. Berikut ini
adalah beberapa obat yang dapat menimbulkan efek interaksi obat bila dikonsumsi dengan
dexamethasone:

 Phenytoin, rifampicin, barbiturat, carbamazepine dan ephedrine: menurunkan efektivitas


dexamethasone.
 Erythromycin, ketoconazole, dan ritonavir: menimbulkan efek samping obat
 Obat diuretik: menimbulkan hipokalemia.
 Warfarin: menimbulkan perdarahan

 Waktu mengkonsumsi obat Dexamethasone

Berikut ini merupakan cara menggunakan dexamethasone dengan benar berdasarkan bentuk
obat:

 Dexamethasone tablet dan sirup


 Obat ini sebaiknya dikonsumsi sesudah makan, untuk mencegah sakit maag. Dosis dan
lama penggunaan dexamethasone diberikan berdasarkan usia, kondisi, dan respons pasien
terhadap obat. Pastikan untuk mengikuti saran dokter dalam mengonsumsi
dexamethasone.
 Ketika mengonsumsi dexamethasone sirup, gunakan sendok yang terdapat dalam
kemasan agar dosisnya tepat, dan jangan menggunakan sendok makan.
 Konsumsilah dexamethasone di waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan efektif.
Agar tidak lupa, konsumsi di jam yang sama setiap harinya. Penderita yang telah
mengonsumsi dexamethasone untuk jangka panjang tidak boleh menghentikan konsumsi
obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter.

Obat Betametason dan Dexametason mempunyai aktivitas glukokortikoid yang sangat tinggi
sedangkan aktivitas mineralokortikoidnya sangat rendah. Hal ini membuat kedua obat ini
cocok digunakan untuk kondisi yang memerlukan kortikosteroid dosis tinggi yang tidak
disertai retensi cairan yang membahayakan.
3. Obat Prednison

Komposisi obat : Prednisone 5 mg


Obat Prednison adalah obat antiinflamasi yang berfungsi untuk menekan atau mengurangi
proses peradangan pada tubuh.

Sebagai obat antiinflamasi kortikosteroid mempuyai sejumlah mekanisme kerja sebagai


berikut :
 Mengurangi proses peradangan dengan cara membuat stabil
membran leukosit lisosom, mencegah terlepasanya hidrolase asam perusak leukosit, atau
mengurangi penempelan leukosit pada kapiler endotel.
 Mengurangi proses akumulasi makrofag yang terjadi pada area yang meradang.
 Mengurangi proses permeabilitas pada dinding kapiler dan mengurangi pembentukan
edema.
 Mengurangi aktivitas histamin dan mengurangi pelepasan kinin dari substrat.
 Mengurangi pembentukan sel fibroblast, deposisi kolagen, dan pembentukan jaringan
parut.
 Mengurangi penyerapan kalsium pada usus dan meningkatkan pembuangan kalsium
melalui ginjal.
 Mengurangi aktivitas sistem limfatik serta volumenya dan menguragi produksi limfosit.
 Mengurangi konsentrasi imunoglobulin dan komplemen serta bagian
kompleks imun lain yang terdapat pada ruang di bawah membranes./
 Mengurangi terjadinya reaktivitas jaringan untuk melakukan interaksi antigen-antibodi.
 Meningkatkan pembentukan sel erythroid di sumsum tulang, memperpanjang lama hidup
sel eritrosit dan trombosit.
 Meningkatkan porses glukoneogenesis, pemindahan lemak dari daerah tepi ke bagian
pusat tubuh, dan pemecahan protein.

 Indikasi

Sebagai obat antiinflamasi prednison dapat digunakan pada pengobatan beberapa penyakit
berikut ini:

 Reaksi inflamasi akut,


 Penyakit rematoid artitis,
 Penyakit asma bronchial
 Penyakit lupus eritematosus
 Penyakit pada kulit karena peradangan atau alergi
 Penyakit pada mata karena peradangan atau alergi
 Penyakit keganasan sistem limfatik neoplastic
 Sindroma adrenogenital

 Kontraindikasi
Obat prednison tidak boleh digunakan pada penderita yang memiliki beberapa kondisi
berikut:
 Mempunyai penyakit tuberculosis aktif
 Mempunyai penyakit infeksi akut
 Mempunyai penyakit infeksi jamur
 Mempunyai penyakit herpes simpleks mata
 Mempunyai penyakit ulkus peptikum
 Mempunyai penyakit hipertensi
 Mengalami osteoporosis
 Mengalami psikosis maupun psikoneurosis berat
 Sedang menerima vaksin hidup
 Sedang dalam kehamilan trimester pertama

 Dosis Prednison

Dosis umum yang digunakan pada pemakaian prednison tablet adalah 5 mg hingga 30 mg per
hari. Dosis prednison yang akan digunakan harus ditentukan oleh dokter tergantung pada
tingkat keparahan peradangan dan keadaan kesehatan penderita. Dosis juga harus disesuaikan
dengan respons yang ditimbulkan oleh tubuh terhadap obat. Dosis prednison tersebut
perlahan - lahan harus dikurangi sampai dosis perawatan serendah mungkin yang masih dapat
menimbulkan efek.

Berikut adalah dosis yang mungkin diresepkan dokter.


 Pasien Alergi Dewasa: 30mg hari pertama, didosis diturunkan (tapp off) 5 mg setiap
harinya hingga 21 tablet dikonsumsi.
 Pasien Asma Akut Dewasa: 40-60mg dosis tunggal/hari atau dibagi dalam dua dosis
2x sehari selama 3-10 hari atau lebih tergantung efek terapi Usia 0-11 tahun: 1-
2mg/kg berat badan, dosis maximal 60mg; 3-10 hari maksimal dosis hariam 60mg/hari.
 Rheumatoid Arthritis (Radang Sendi) ≤10mg/hari.
 Selalu pastikan membaca dan mengikuti pentujuk kemasan obat atau mengikuti anjuran
dokter. Konsumsi prednison setelah makan untuk menghindari cedera lambung, jangan
telan tablet prednison denga minuman berkafein, bersoda atau beralkohol.
 Jangan menambah, mengurangi, menghentikan dosis prednison tanpa konsultasi dengan
dokter. Simpan prednison sesuai petunjuk penyimpanan atau di tempat kering, jauh dari
jangkauan anak.
 Jangan mengkonsumsi prednison jika sudah melewati waktu dan segera hentikan
penggunaan apabila mengalami efek samping yang tersebut diatas sebelumnya.

 Efek Samping Prednison

Beberapa efek samping prednison yang sering dan umum terjadi antara lain:
 Mengalami gangguan pada saluran pencernaan seperti mual dan sakit perut
 Mengalami Infeksi jamur
 Mengalami kebingungan
 Mengalami kesulitan tidur
 Mengalami penambahan berat badan
 Mengalami kelemahan pada otot
 Mengalami penipisan tulang atau osteoporosis
 Mengalami menstruasi yang tidak teratur
 Mengalami sindroma cushing
 Mengalami peningkatan tekanan dalam bola mata
 Mengalami gangguan pada pertumbuhan

 Informasi Keamanan
 Obat prednison harus dikonsumsi bersamaan dengan makananan atau setelah makan.
 Obat prednison harus diberikan secara hati - hati pada penderita yang berada di dekat
orang yang terinfeksi bakteri, virus dan jamur, karena selama mengonsumsi obat ini akan
mengalami perlemahan pada sistem kekebalan tubuh sehingga rentan untuk terinfeksi.
 Obat prednison harus diberikan secara hati - hati pada penderita osteoporosis, penderita
tukak lambung, penderita myasthenia gravis (kelainan otot), penderita gangguan ginjal,
penderita hipertensi, penderita glaukoma dan katarak karena risiko efek sampingnya.
 Obat prednison harus diberikan secara hati - hati pada wanita yang sedang hamil, sedang
merencanakan kehamilan, dan yang sedang menyusu
DAFTAR PUSTAKA

https://www.honestdocs.id/prednison
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/prednison-5-mg-10-tablet-per-strip-tablet
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/betamethasone-0-1-cream-5-gr-per-tube-
krimhttps://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/dexamethasone-0-5-mg-10-tablet
https://www.honestdocs.id/dexamethasone

Anda mungkin juga menyukai