Atheis Dan Agnostik Dalam Perspektif Agama Islam PDF
Atheis Dan Agnostik Dalam Perspektif Agama Islam PDF
Atheis Dan Agnostik Dalam Perspektif Agama Islam PDF
Saadatul Ashriyah
Pengantar
Kebebasan dalam memeluk agama adalah hak preogratif setiap individu.
Mengenai aliran kepercayaan dan keimanan tuhan membuat perjalanan spiritual
setiap insan berbeda-beda. Dalam agama islam, Allah swt adalah tuhan yang maha
esa. Secara terminologi agnostik adalah orang yang memiliki pandangan bahwa
ada atau tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui.
(Nandhiwardhana,2018) menjelaskan bahwa Agnostik lawan kata dari
gnostik yang artinya berpendapat bahwa Tuhan dapat diketahui sebagai ada atau
tidak. Ateis dan teis lebih berimplikasi pada sikap dan tindakan. Anda seorang teis
jika Anda percaya Tuhan ada dan segala tindakan Anda dilakukan dengan
berpedoman atas perintahnya, ateis jika Anda tidak menganggap Tuhan ada dan
tidak mendasarkan tingkah laku atas perintahnya. Maka dari itu dapat muncul
empat jenis kombinasi: teis agnostik, mereka yang menyembah Tuhan namun
mengakui Tuhan tidak dapat diketahui; teis gnostik, mereka yang menyembah
Tuhan yang percaya keberadaan Tuhan bisa diketahui; ateis agnostik, mereka
yang tidak percaya Tuhan dan berpendapat ada/tidaknya Tuhan tidak diketahui;
yang terakhir, ateis gnostik, yakni mereka yang tidak menyembah Tuhan dan
berpendapat bahwa Tuhan memang jelas-jelas tidak ada.
(Ahmad, 2010) menjelaskan bahwa agama ialah sistem kepercayaan dan
praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga; agama ialah
peraturan tentang cara hidup, lahir-batin.
Asumsi yang didasari bahwa anak-anak cenderung mewarisi identitas
agama orang tuanya sampai dewasa. Usia di mana—bisa jadi—membuat anak
beralih keyakinan. Bahkan mungkin punya keyakinan yang tidak berafiliasi
dengan agama apapun di dunia. Menjadi atheis atau agnostik.
Mengenai doktrin ini, KH. Hasyim Asy’ari juga mengutip sabda Rasul bahwa
iman adalah perbuatan yang paling di cintai Tuhan dan menyekutukan Tuhan adalah
kebalikan dari iman.
Selain itu dengan mengutip, beberapa ulama’KH.Hasyim Asy’ari telah
mengatakan bahwa percaya kepada keesaan Tuhan membutuhkan iman dan siapa
saja yang tidak memiliki iman tidak akan percaya kepada keesaan Tuhan.
Definisi ateisme sangat beragam, seseorang yang tidak mempercayai
adanya tuhan dan agama karena tidak dapat dibuktikan secara empiris atau nyata
keberadaannya. Atheisme mendefinisikan secara luas bahwasanya kepercayaan
adanya tuhan maupun dewa adalah tidak nyata.
Secara terminologi agnostik adalah orang yang memiliki pandangan
bahwa ada atau tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui. Agnostik lawan kata
dari gnostik yang artinya berpendapat bahwa Tuhan dapat diketahui sebagai ada
atau tidak. Ateis dan teis lebih berimplikasi pada sikap dan tindakan.
(Valbiant, 2012) menjelaskan bahwa Anda seorang teis jika Anda percaya
Tuhan ada dan segala tindakan Anda dilakukan dengan berpedoman atas
perintahnya, ateis jika Anda tidak menganggap Tuhan ada dan tidak mendasarkan
tingkah laku atas perintahnya. Maka dari itu dapat muncul empat jenis
kombinasi: teis agnostik, mereka yang menyembah Tuhan namun mengakui
Tuhan tidak dapat diketahui; teis gnostik, mereka yang menyembah Tuhan yang
percaya keberadaan Tuhan bisa diketahui; ateis agnostik, mereka yang tidak
percaya Tuhan dan berpendapat ada/tidaknya Tuhan tidak diketahui; yang
terakhir, ateis gnostik, yakni mereka yang tidak menyembah Tuhan dan
berpendapat bahwa Tuhan memang jelas-jelas tidak ada.
Beranjak dari definisi-definisi tersebut kita bisa melihat bahwa di luar sana
sebenarnya banyak didominasi oleh teis agnostik, yakni mereka yang tidak yakin
bahwa Tuhan ada atau tidak namun melakukan peribadatan untuk sekedar jaga-
jaga (ini bisa juga merupakan residu ketakutan yang tertanam sejak kecil akan
neraka dan dosa akibat tidak menyembah Tuhan yang benar) atau alasan lainnya.
Kedua; tak ada tujuan hidup, kecuali untuk dirinya sendiri. Atau
mengabdikan diri untuk kemanusiaan namun tanpa memiliki parameter yang baku
akan benar dan salah kecuali syahwatnya sendiri. Bahkan benar dan salah akan
selalu menjadi sesuatu yang relatif, dan tidak ada yang absolut dalam hidup ini.
Kebenaran adalah yang semata-mata nampak di depan mata.
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar.” (QS. 2:23)
“Tidaklah mungkin Al Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al
Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-
hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan)
dari Tuhan semesta alam.” (QS. 10:37)
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (QS. 7:199).
Penutup
–Rachman, hlm.480
Valbiant (2012) apa itu agnostik dan perbedaan dengan atheis retrieved
december 23, 2018. From https://andabertanyaateismenjawab.
wordpress.com/2012/10/14/apa-itu-agnostik-apa-perbedaannya
dengan-
atheis/
Iqbal, S (2011) Memahami agnostikisme retrieved december 23, 2018. From
https://tajarrud.wordpress.com/2011/04/05/memahami-agnostikisme/
Fitria, Zeti (2016) ATHEISME NIETZCHE : DALAM PERSPEKTIF
KETAUHIDAN ISLAM MENURUT KH.HASYIM
ASY’ARI.Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. Retrieved
january 01 2019 from http://digilib.uinsby.ac.id/13892/