Anda di halaman 1dari 24

I.

DASAR-DASAR INDUSTRIAL ENGINEERING

1.1 PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat dan maju. Terutama dalam teknik
dan teknolologi. Demikian pesatnya kemajuan yang dicapai di dalam abad moderen ini.
Zaman abad ke-20 ini benar-benar menakjubkan. Kita dapat melihat dan meyaksikan
kemajuan atom, kemajuan nuclear, kemajuan ruang angkasa dengan superjet, dengan
apollo, kemajuan komunikasi dengan semua peralatan- peralatannya, adanya televisi,
adanya computer dan sebagainya. Perkembangan dan kemajuan dalam civil work juga
sangat mempesonakan. Kemajuan dalam bidang electro sangat luar biasa. Dengan
adanya perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa itu,
melahirkan perpaduan beberapa ilmu pengetahuan yang diujudkan dalam bentuk
nyata dan manusia terus memutar otak dan pikirannya untuk mengolah, dan
mengurusnya.
Manusia memikirkan suatu ide, kemudian merencanakan ide tersebut untuk dapat
dilaksanakan, dan bertujuan untuk meningkatkan hidupnya, lahirlah perusahaan-
perusahaan, lahirlah pabrik-pabrik produksi, lahirlah paberik yang menghasilkan
barang jadi.
Sesudah terjadi proses yaitu mulai aktivitas permulaan sampai aktivitas terakhir,
maka terasalah adanya banyak kesulitan-kesulitan dan masalah-masalah yang
menyangkut semua, baik mengenai, manusia, uang, bahan, mesin-mesin dan waktu
Pikiran dan keinginan manusia untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya
dengan biaya yang serendah-rendahnya, pikiran itupun timbul. Bagaimana caranya,
bagaimana methodanya, untuk memecahkan masalah tersebut untuk mencapai
maksudnya. Maka dicobalah bermacam-macam cara, pembahasan untuk membahas
apa-apa yang harus dibahas, dengan berpedoman dan berintikan berpikir menurut
logika dan menyelami masalah-masalah sedalam-dalamnya, sampai kedasar-dasarnya
persoalan.
Untuk mengetahui perongkosan tenaga kerja, bahan-bahan, mesin-mesin dan waktu
yang diperlukan, diadakanlah analysa. Melakukan analysa, atau pembahasan kepada
ongkos-ongkos tenaga kerja, beaya bahan-bahan, beaya mesin-mesin dan waktu yang
diperlukan, agar perusahaan dan organisasi tidak rugi, dan bahkan harus beruntung.
Organisasi perusahaan tidak boleh rugi, karena bila rugi maka perusahaan akan
bangkrut dan matilah hidup perusahaan tersebut.
Organnisasi industri tidak boleh rugi, tetapi harus memberikan laba, untuk
kelangsungan hidup perusahaan, untuk perkembangan perusahanan /perindustrian.
Suatu perusahaan paberik baja, harus mengadakan analysa terhadap beaya tenaga
kerja, beaya bahan-bahan yang dipakainya, beaya peralatan-peralatan dan waktu yang
diperlukannya. Sehingga semuanya berjalan secara ekonomis dan
efisien, agar paberik baja tersebut memperoleh keuntungan. Berapakah beaya tenaga
kerja yang dikeluarkan atau dibayarkan. Apakah terdapat pemborosan-pemborosan,
apakah beaya tenaga kerja itu telah layak. Mengenai cara kerja, apakah
pekerja-pekerja telah bekerja sebaik-baiknya, apakah masih perlu meningkatkan cara
kerja, meningkatkan skill dan ketrampilan, dan apakah tenaga kerja tersebut telah
terlalu berlebihan, apakah cukup, atau kekurangan, bagaimana mengatasi
masalah-masalah dari persoalan “Apa” yang timbul dari pertanyaan-pertanyaan di
atas.
Demikian pula mengenai biaya bahan, apakah telah cukup murah, apakah bahan
dengan kwalitas terbaik, apakah ongkos pengangkutan cukup murah, dan bagaimana
cara agar biaya bahan semurah-murahnya dan bagaimana cara untuk memperoleh
bahan yang baik,semua masalah harus dipecahkan dan dicari jawabannya. Juga
mengenai pemakaian machinery and equipment, apakah telah optimum, apakah
mesin-mesin dan peralatan-peralatan bekerja sebaik-baiknya, serta efisien? Semua
masalah-masalah harus dicatat dan dipecahkan persoalannya, dan dicari jawabannya.
Jawaban dan pemecahan yang paling tepat dan menguntungkan, itulah jawaban yang
dipilih untuk dilaksanakan.
Suatu perusahaan bangunan, membangun suatu gedung besar bertingkat untuk
supermarket. Apakah yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut? Tentunya
diadakan penelitian serta dilakukan feasibility study, yang bertujuan mengadakan
suatu study yang berhubungan dengan menelaah suatu rencena pendirian project
,yaitu mendirikan gedung bertingkat untuk supermarket. Apakah rencana investasi ini
secara teknis dapat dilaksanakan dengan efektif, dan secara ekonomis
menguntungkan, dan ditinjau dari segala sudut dapat menguntungkan dan
dipertanggung jawabkan. Dari feasibility dapat diketahui sejelas-jelasnya gambaran
rencana project tersebut.
Kemudian hasil feasibility study itu, dibahas dan dievaluasi, dianalysa untuk
mengambil ketentuan dan keputusan. Dan apabila feasibility study telah beres, dan
semua sarana telah ada, baik berupa modal, tenaga kerja, peralatan-peralatan, maka
kegiatan pekerjaan project dapat dimulai. Untuk itu disiapkanlah rencana-rencana kerja
meliputi semua faktor-faktor penting, berupa tenaga manusia yang dipekerjakan,
berapa
waktu yang diperlukan, berapa ongkos mengerjakan, berapa dan apa saja
bahan-bahan yang harus disediakan, apa saja peralatan yang disediakan dan lain-lain.
Dibuatlah dan disusunlah program kerja, dan semua program itu dituangkanlah dalam
suatu time schedule, boleh dalam bentuk Bar-Chart maupun dalam bentuk Network
Planning lengkap dengan Critical Past Method, maupun dengan diagram-diagram
lain. Tiap-tiap kegiatan dalam Bar-Chart diteliti dan dianalysa, yang berhubungan
terutama dengan masalah waktu pengerjaan dan penyelesaian, kapan dimulai dan
kapan tanggel selesai.
Demikian pula bila rencana tersebut dibuat dalam rencana jaringan kerja (Network
Planning),disusunlah kegiatan-kegiatan, berupa macam kegitan yang terdapat, berapa
lamanya mengerjakan setiap kegiatan, bila dimulai dan bila selesai, kegiatan mana
yang harus dimulai lebih dahulu dan kegiatan apa yang menyusul kegiatan
sebelumnya, dan berapa tenaga kerja yang diperlukan untuk tiap-tiap kegiatan, dan
berapa beaya yang diperlukan tiap kegiatan, baban-bahan apa yang dipersiapkan dan
diperlukan, sehingga semuanya berjalan dengan lancar, semuanya itu memerlukan
analysa, apakah tindakan yang diambil itu efektip dan praktis serta ekonomis. Disinilah
terlihat teknik-teknik gabungan ilmu pengetahuan teknik dan ekonomi dan sosial.

1.2 DEFINISI INDUSTRIAL ENGINEERING (I.E.) DAN PENJELASAN.

Apakah yang dimaksudkan dengan industrial engineering? Pertanyaan ini dijawab


sebagai berikut:
Industrial Engineering adalah analisa yang mendetail mengenai pemakaian
tenaga kerja,bahan-bahan dan mesin-mesin serta peralatan, dan perongkosan atau
beaya-beaya yang dikeluarkan dalam suatu organisasi perusahaan atau perindustrian.
Dan analisa semacam itu disusun dan dibuat oleh Industrial engineer untuk
meningkatkan produktivitas, keuntungan dan efektip.
Sebelum perang dunia ke II, teknik analisa dari I.E. terutama dipakai oleh:
Industri yang memproduksi barang dengan maksud untuk:
Memperbaiki methode produksi.
Menentukan prosedur kontrol terhadap, produksi.
Menentukan taraf kerja
Mengembangkan taraf penggajian.
Dewasa ini, teknik analisa dari I.E. telah lebih berkembang dan meluas, sehingga
banyak sekali digunakan pada perusahaan, perindustrian, karena ternyata teknik
analisa I.E. itu sangat tepat dan memberikan hasil yang sangat menguntungkan usaha.
Sekarang ini pengetrapan I.E. itu telah pesat sekali perkembangannya terutama pada
negara-negara yang sudah super development. Pengetrapannya cukup luas dalam
bidang usaha-usaha:
Perusahaan bangunan
Industri transportasi
Mengurus peternakan
Rumah-rumah makan dan perhotelan
Operasi lin udara dan pemeliharaannnya
Toko pengecer
Kantor-kantor umum dan bank-bank
Kantor pos
Perbekalan militer
Project-project
Dan lain sebagainya.

1.3 SEJARAH INDUSTRIAL ENGINEERING

Pada tahun 1880 di Amerika Serikat, I.E. pertama muncul, dan disebut teknik-teknik
resmi, kemudian berkembang dari suatu study, dengan maksud untuk memperbaiki:
Methode produksi
Study mengenai gerakan-gerakan
Lamanya waktu bekerja para pekerja
1.3.1 FREDERICK W. TAYLOR

Kemudian Frederick W. Taylor pada tahun 1881, mulai mengembangkan buah


pikirannya mengenai:
- ukuran kerja ddngan scientific management.
Mengurus sesuatu secara ilmiah, waktu ia bekerja di Midvale Steel Company di
Philadelphia.
- Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas para pekerja.
- Untuk mencapai tujuan meningkatkan produktivitas para pekerja, ia mengusulkan time
study atau time studies orang dalam menyelesaikan pekerjaannya.
- Tahun 1903 pikiran dan saran itu diterima secara luas dan mendapat sambutan baik
terutama dalam time studies dari operasi produksi (production operation), ketika ia
membuat dan menyajikan paper mengenai shop managemen pada suatu pertemuan
American Scoety of Mechanical Engineers.
- Semenjak itu ia, dianggap sebagal bapak dari I.E. dan mulailah perkembangan I.E.
serta penyempurnaan-penyempurnaan, dan banyaklah yang mengikuti dan
menggunakan I.E.

Taylor tidak berhenti hanya sampai disitu, tetapi terus mengembangkannya dengan suatu
perumusan dasar guna mencapai tujuan yaitu memperoleh dan mencapai produksi yang
maksimum.
Adapun perumusannya adalah:
Adalah keharusan bagi management (pimpinan) untuk merencanakan pekerjaan tiap
pekerja paling sedikit sehari sebelumnya, dan bahwa tiap pekerja diberikan suatu
tugas tertentu dalam waktu tertentu dan dengan cara tertentu.
Didalam perumusan tersebut, diminta,bahwa adalah keharusan bagi pimpinan untuk
merencanakan pekerjaan,sebelum pekerjaan itu dimulai atau dilaksanakan oleh para
pekerja. Dan rencana itu mendetail sampai kepada tugas pekerjaan tiap pekerja, atau tiap
orang,dan perencanaan dibuat paling sedikit sehari
sebelumnya. Kepada setiap orang pekerja diberikan suatu tugas tertentu, demikian pula
mengenai waktu tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Juga cara atau methode kerjanya diberikan kepada tiap pekerja.
Jadi terlihat di sini adanya keharusan membuat perencanaan sebelum pekerjaan itu
dilakukan semua direncanakan, baik mengenai pekerjaannya sendiri, maupun tugas-tugas
tertentu dalam waktu yang tertentu dengan cara tertentu pula.
Perecanaan harus dibuat oleh pimpinan sebagai berikut:
- Merencanakan pekerjaan tiap pekerja paling sedikit sehari sebelumnya.
- Tiap pekerja diberikan suatu tugas tertentu.
- Tugas itu harus diselesaikan dengan waktu tertentu.
- Pekerjaan dilakukan dengan cara tertentu.

Adapun gambaran dari tugas itu harus diberikan dengan cermat, jelas, dan tidak
meragukan. Gambaran tugas itu diperoleh dari hasil study, mengenai pekerjaan itu,
dan merupakan pilihan yang terbaik, untuk menentukan kelanjutan operasi. Jangan
waktu penyelesaian tugas tersebut, diukur dengan hasil study dengan menggunakan
stop wach yang dikerjakan oleh ahli yang terlatih. Sedangkan methode atau car yang
dipakai, ialah cara yang didasarkan diperoleh dari eksperimen-eksperimen yang
mendetail dan telah tercatat dikartu instruksi. Demikianlah segala sesuatunya diatur
dan direncanakan dengan sempurna dan sebaik-baiknya, sehingga setiap pekerja
mengerti betul-betul maksud dan tujuan pekerjaan yang dihasilkannya, dan serta
menguasai pelaksanaannya dengan waktu yang minimal, sehingga produksi dapat
dihasilkan sebaik-baiknya.
Terciptalah suatu penemuan baru oleh Frederik W. Taylor yang membuka
perkembangan kemajuan dengan time study.

1.3.2 FRANK B. GILBERTH

Sesudah Frederik W. Taylor mencetuskan idenya mengenai time study pada tahun
1881,maka pada tahun 1885 Frank B. Gilberth menemukan teknik dari motion study
yaitu suatu hasil study dari gerakan tangan. Motion study ini sangat erat hubungannya
dengan time study. Penemuan Frederik W. Taylor akan time study dan penemuan
Frank B. Gilberth akan motion study menghasilkan suatu perpaduan dalam suatu
methode teknik yang kemudian berkembang pesat.
Adapun permulaan motion study penemuan Frank B.Gilberth adalah sebagai berikut:
- Tahun 1885 Gilberth sibuk dalam usaha tukang batu.
- Pekerjaan ialah membuat tembok batu bata (bricklaying).
- Gilberth melihat cara menyusun batu memakan waktu lama.
- Kemudian ia mempelajari cara/methode memperbaiki, agar pekerjaan dapat
selesai lebih cepat.
- Ia menggunakan methode motion study.
- Motion study ini diajarkan kepada para pekerja, dan melatihnya, sehingga ia
berhasil menaikkan angka overage (rata-rata) produksi tukang batu dari 120 biji
menjadi 350 biji tiap jam, berarti adanya peningkatan produktivitas yang luar
biasa tiap jam sebesar hampir 300%.

Sekararang tentu timbul pertanyaan pada pikiran kita, bagaimana dan apa yang
dikerjakan dalam method motion study itu, sehingga produktivitas dapat dinaikkan
hampir 300%
Adapun kegiatan yang dilakukan ialah:
- Dalam motion study, gerakan-gerakan yang dipakai dalam menyelesalkan produksi
dianalisa.
- Analisa diperlukan untuk menentukan elemen dasar dari pada gerakan.
- Gerakan-gerakan yang tidak diperlukan, ditiadakan.
- Gerakan-gerakan yang diperlukan disederhanakan.
- Urutan (sequence) dari gerakan-gerakan yang menguntungkan bagi efisiency yang
maksimal diperoleh dan disusun, kemudian dibuatlah itu jadi pedoman.

Sesudah itu Gilberth terus berusaha untuk menyempurnakan teknik-teknik dari motion
study. Sehingga pada tahun 1912 Gilberth dan isterinya Lilian telah berhasil,memperbaiki
dan menyempurnakan teknik-teknik dari motion study. Adapun caranya untuk memperoleh
peningkatan 1 dan penyempurnaan dari method-nya ialah:
- Ia membuat film dari geraken-gerakan yang dibuat oleh seorang pekerja.
- Secara hati-hati menganalisa elemen-elemen dasar dari gerakannya.
- Hasil dari pada analisa itu, digunakan untuk menyempurnakan motion study.
Demikianlah Frank B. Gilberth menemukan motion study.

1.3.3 FRANK B. GILBERTH MENEMUKAN PROCESS CHART

Gilberth sesudah berhasil menemukan motion study dan berhasil pula memperbaiki
serta menyempurnakan motion study, maka kemudian pada tahun 1921, ia menemukan
lagi suatu alat atau method yang lain, untuk menganalisa dan menentukan urutan operasi
kerja. Adapun alat atau method yang diketemukan itu adalah process chart. Process chart
adalah suatu bagan atau diagram dari suatu process, suatu rangkaian kegiatan. Semua
kegiatan-kegiatan (activities) dimaksudkan dan disusun di dalam Chart tersebut. Tiap-tiap
kegiatan dengan mudah dapat dianalisa, dapat dicheek, diperbaiki, sehingga mudah diatur,
dan dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas dan efisiency.
1.3.4 PERKEMBANGAN INDUSTRIAL ENGINEERING

Penemuan-penemuan yang diciptakan oleh Taylor Frank B. Gilberth dan Lilian Gilberth
akan time study dan motion study maupun oleh tokoh-tokoh yang lainnya seperti Henry L.
Gantt dan lain-lain, maka di Industri-industri Amerika mencari orang-orang terlatih, untuk
dapat meningkatkan produktivitas dan efisiency. Berhubung karena pada waktu itu, belum
banyak tenaga-tenaga terlatih dalam I.E., maka Taylor menyarankan, agar diberiken
pelajaran yang berhubungan dengan industrial engineering pada sekolah atau perguruan
tinggi. Demikianlah maka pada tahun 1908 diberikanlah I.E. pada Pennsylvana State
University). Pada tahun-tahun berikutnya, banyak perguruan-perguruan lainnya
memasukkan I.E. dalam kursus-kursus. dan sekarang ini lebih dari 50 perguruan dan
Universitas di Amerika serikat yang memberikan acara-acara terentu de-lam I.E.

Juga banyak negara-negara lain di luar Amerika Serikat seperti Inggris,Perancis,


Jerman, Uni Soviet, Jepang, australia dan lain-lain, yang meningkatkan kemajuan
industrinya dengan menggunakan IE.
Demikianlah, maka di Indonesia juga sekarang ini telah mulai bahwa-banyak
perusahaan-perusahaan dan perindustrian yang memajukan perusahaannya. dengan
meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memakai industrial engineering. Juga dibeberapa
Perguruan Tinggi dan Universitas serta lembaga-lembaga Permerintah maupun swasta.
banyak sudah yang memberikan kursus-kursus dan mata kuliah I.E.
Penelitian dan penemuan Taylor dan kawan-kawannya merupakan pembuka jalan begi
apa yang sekarang sangat terkenal itb dengan name: “Time and Motion Study” Yang
bertujuan peningkatan produksi efektivitas dan efisiency.

II. INDUSTRIAL ENGINEERING DALAM INDUSTRI


(Industrial Engineering In Manufacturing)

2.0 PENDAHULUAN

Pemakaian Industrial Engineering dalam Industri adalah sangat penting, karena alat ini
adalah analisa yang mendetail mengenai pemakaian dan perongkosan tenaga kerja,
bahan-bahan dan peralatan dalam suatu organisasi perusahaan.
Meningkatkan produktivitas dan eficiency, yang berarti meningkatkan laba/keuntungan
serta menekan atau mengurangi kerugian, mengurangi ongkos-ongkos(reduction cost).
Dibawah ini marilah kita mengikuti beberapa hal. Apa yang harus dilakukan pada
industrial engineering dalam industri untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.
- Process Engineering
- Plant Lay Out
- Method Engineering
- Standard of Performance
- Standard Data
- Fundamental motion data
- Work sampling

2.1 PROCESS ENGINEERING

Seorang ahli industrial engineering yang bekerja pada industri pembuatan barang,
bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan process engineering.
Pekerjaan itu mencakup, hal-hal sebagai berikut :
- Seleksi dari process yang harus ditempuh dalam. memproduksikan suatu produksi.
- Seleksi mengenai urutan-urutan operasi perindustrian.
- Seleksi pemesanan alat-alat, perlengkapan tertentu untuk memproduksi bahan itu
sebaik-baiknya.
- Memilih proses yang paling menguntungkan ini bagi pembuatan suatu barang.
- Memikirkan type/jenis bahan yang akan dipakai dalam proses, ukuran-ukuran bahan
yang dapat disesuaikan dengan alat perlengkapan yang ada.
- Mengadakan kalkulasi geometric dari bahan baku dengan process pembuatan
secara mesin.
- Memperhitungkan daya tahan dan daya penyelesaian dari alat-alat perlengkapan.
dan jumlah dari bagian-bagian yang diperlukan dan ekonomi dari proses pembuatan
secara maksimal.

- Menentukan urut-urutan operasi produksi yang harus dilaksanakan.


- Memikirkan cara kontrol geometris dan dimensional yang dapat dipertahankan dalam
tiap langkah operasi perindustrian.
- Menentukan dengan jelas pemakaian alat-alat khusus, misalnya alat kontrol produksi
dan lain-lain.

2.2 PLANT LAY OUT

Perencanaan plant lay out dari instalasi sangat penting. semua


pertimbangan-pertimbangan harus dipikirkan sebaik-baiknya, baik mengenai pola dari lay
out, mengenai tempat untuk pabrik dan alat-alat daerah inspeksi, tempat penyimpan,
daerah perkapalan dan fasilitas-fasilitas lainnya. Setelah diadakan seleksi dalam proses
produksi,maka perencanaan pembuatan lay out dari instalasi dapat dimulai.
Industrial Engineer bertanggung jawab atas:
- Pembuatan pola dari lay out.
- Menentukan lokasi (tempat) untuk pabrik.
- Menentukan alat untuk maintenance.
- Menentukan daerah inspeksi.
- Menentukan tempat penyimpanan (stores room).
- Menentukan daerah perkapalan (shipping areas).
- Menentukan fasilitas-fasilitas lain sedemikian rupa sehingga tercapai hasil yang
paling ekonomis.

Apakah yang dimaksudkan dengan Plant?


Plant adalah instalasi dan plant adalah:
- Suatu line production lay out
- Atau suatu functional lay out
- Atau kombinasi dari kedua macam lay out itu.
Production lay out: Suatu production layout production layout hakekatnya sangat
menguntungkan bagi produksi, jumlah besar dan untuk memproduksi
produksi-produksi standard.

Dipakai atau diterapkan untuk memproduksir 1 (satu) macam produksi dalam suatu
lingkungan.
- Dalam penetapan methode ini, maka alat-alat diatur menurut urutan operasi industri,
dan bahan-bahan yang akan diprocess „bergerak‟ melalui garis lurus standart suatu
processing station ke processing station yang berikutnya.
- Untuk layout semacam ini, seorang industrial engineer menciptakan kelancaran kerja
sedemikian rupa, sehingga bahan-bahan yang dikesampingkan (disisihkan) setelah
mengalami suatu operasi, dan ditempatkan dalam suatu posisi yang siap untuk operasi
selenjutnya.

2.3 FUNCTIONAL LAY OUT

- Semun operasi perindustrian yang mengalami process yang sama dan dari type
yang sama dan dikerjakan dalam suatu lingkungan seperti misalnya, semua bahan
yang perlu. dilas dikirimkan kebagian las. dan semua yang memerlukan pengecatan
dikirimkan kebagian cat.
- Fungctional layout menguntungkan dimana produksi beraneka-macam, waktu
produksi berlainan atau banyak mengalami perubahan dalam urutan operasi.
- Untuk plant lay out semacam ini di mana perlu adanya -bermacam-macam bengkel.
Untuk mengerjakan pekerjaan khusus, si industrial engineer menciptakan kelancaran
kerja sedemikian rupa sehingga gerakan-geraka pendek dan pengiriman langsung
dapat dikerjakan, dan hinga bahan-bahan dan Peralatan disiapkan secara mudah
untuk para operator.

2.4 METHODS E NGTNEERING


Methods Engineering sering dikatakan atau dinamakan Operation Analysis (analisa
operasi). Method's Engineering adalah prosedur yang sistematis untuk menekan
ongkos untuk meningkatkan laba.
Methode ini memerlukan analisa yeang mendetail dari semua operasi produksi dan
fasilitas-fasilitas yang membantunya. Industrial Engineer selalu terlibat dalam masalah
methods engineering karena adanya persaingan, membuatnya perlu terus menerus
mempelajari dan memperbaiki proces pembuatan barang sehingga,konsumen dapat
mengecap produksi yang lebih baik, mutunya lebih murah harganya. Apabila tidak
dilakukan demikian, maka para konsumen akan memilih barang lain atau buatan
pabrik lain. Konsumen mempunyai selera bahwa kwalitas barang cukup baik,
sedangkan harganya rendah. Selera dan keinginan para konsumen dan masyarakat
seperti inilah yang harus diraba dan diperhitungkan oleh para industrial engginerring,
sehingga ia harus berusaha terus-menerus mempelajari dan memperbaiki process
pembuatan barang. dengan menciptakan methods engineering.
Dalam methods engineering langkah-langkah, yang ditempuh adalah:
- Produksi yang ada itu dipelajari dengan pemakaian chart (diagram) untuk flow
process, yang menunjukkan grafikdari semua operation.
- Juga dipelajari faktor-faktor transport Faktor Inspeksi
- Faktor storage (penyimpanan barang gudang)
- Hambatan-hambatan yang terjadi atau hambatan yang terdapat dalam prosedur
process.
- Juga diselidiki mengenai waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu operasi
dan besarnya jarak antar stasiun yang satu dengan stasiun lain Semuanya itu
tercantum dalam chart Methode produksi ini diteliti dari analisa.
Selain dari pada apa yang dilakukan yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam
methode enggineering tersebut di atas, maka setelah analysa dari hal tersebut di atas
dilakukan, kemudian di pikirkan juga mengenai:
- Perincian operasi pengolahan pabrik
- Bahan-bahan
- Syarat-syarat
- Plant lay out
- Transportasi
- Inspeksi
- Fasilitas-fasilitas penyimpanan
- Jumlah barang yang harus diproduksi
- dan harus memusatkan perhatian kepada soal-soal di mana mungkin
diadakan perbaikan.
- Kemudian si-industrial engineer dapat menyarankan rekomendasi yang
terperinci guna meningkatkan produktivitas dan efisiency.
2.5 STANDARD OF PERFORMANCE
Tujuan dari Standard of performance ialah untuk mengetahui kecepatan pekerja
untuk memenyelesaikan pekerjaannya sebaik-baiknya,dengan mutu pekerjaan yang
baik, dengan cara tertentu dangan,waktu tertentu pula.
Untuk keperluan Industrial Engineering Para ahli menentukan taraf kerja dengan
cara mengukur pekerjaan. Standard performance of labor ditentukan dengan time
studies. Data-data yang berlaku pada waktu itu diperoleh dari perumusan work
sampling yaitu mengambil sesuatu sebagai contoh (to sample).
Dalam time study, waktu yang sebenar-benarnya, terpakai untuk mengerjakan suatu
operation atau sub divisions. ditentukan dengan stop watch pengukur waktu,yang
memakai sistem decimal, dan semua hasil-hasilnya dicatat.
Waktu yang telah diukur tadi mengalami perubahan sesuai dengan performance
rating. pekerjaan Rating adalah ukuran kemampuan atau kecepatan. Dan rating ini
memberikan waktu yang harus dipakai, yang dianggap normal bagi seorang pekerja
dalam menyelesaikan kerjaannya dengan keecepatan standard dan menurut method
standard dan dangan syarat-syarat tertentu. Setelah jangka waktu yang disesuaikan itu
(jangka waktu yang_normal) Itu dapat tentukan, maka waktu peluang diberikan guna
kemungkinan adanya hembatan atau ke pekerja.
Jangka waktu yang diperoleh untuk penyelesaian suatu tugas tertentu dinamakan
Standard.

2.6 STANDARD DATA


Apakah yang, dimaksudkan dengan standard data? Menurut terminologi pengertian
dari standard ialah suatu ukuran tertentu yang diiperoleh dari suatu percobaan dan
telah teruji di dalam penentuan mengenai takaran dan ukuran serta bobot dari suatu
yang akan di-standardkan.
Data adalah suatu, angka atau nilai dari hasil pengukuran dari penelitian dan
percobaan.
Tetapi yang dimaksudkan dengan standar data dalam industrial engineering ialah
time standard untuk operasi yang elementer, seperti misalnya :
- Menggerakkan suatu mesin
- Merubah kecepatan mesin

Data-data diperoleh dengan mempelajari time studies dan persiapan diadakan


dalam berbentuk chart guna referensi dikemudian hari dalam menentukan work times
(waktu kerja) yang harus mempergunakan operasi elementer yang telah terukur
(measured elemental operations).
Jadi apabila telah diketahui standard of performance baik dari mesin-mesin, maupun
dari para pekerja, misalnya berapa lama suatu mesin gilingan padi untuk menggiling
padi 1 (satu) ton yang ideal dan optimum dan berapa lama seorang tukang bubut
membuat 10 buah mur baut ukuran 5/8-3”, dan berapa lama seorang tukang batu
memasang 1000 biji batu bata, ataupun kemampuan masing-masing menghasilkan
produksi tiap jam maka diperoleh time standard atau standard data. Semuanya itu
dicatat dalam Chart (grafik) atau diagram yang kemudian menentukan work time.
2.7 FUNDAMENTAL MOTION DATA
Fundamental motion data adalah suatu elementer dari gerakan, dan ini adalah suatu
bentuk yang lebih refined atau lebih bagus dari suatu standard data.
Fundamental motion data dapat diperoleh dengan jalan membuat tabel atau daftar dari
basic motions (gerakan-gerakan dasar). Adapun jenis-jenis gerakan dasar itu ialah antara
lain :
- Meraih
- Mencakup
- Bergerak
- Berada dalam posisi
- Melepaskan sesuatu
- Memasang sesuatu
Pokoknya memberi jangka waktu tertentu untuk tiap gerakan dasar. Banyak perhatian
harus dicurahkan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya gerakan, seperti
perbedaan jarak tempat, gerakan dan kecepatan mencapai.
Dalam pemasangan dan penyusunan batu bata untuk suatu bangunan (civilwork),
dapat di pelajari seorang tukang batu berapa lama ia mulai mengambil batu artinya mulai
meraih, mencakup dan memegang, bergerak mengangkut, melepaskan batu dan kemudian
memasang pada posisi pemasangan, hal itu atau kegiatan siklus itu dapat diukur waktunya
dengan stop watch, dan dapat dipelajari setiap gerakan, sehingga diketahui lamanya tiap
gerakan, kemudian dari data-data tersebut dapatlah dihilangkan gerakan-gerakan yang
tidak perlu dan dapat menganjurkan gerakan yang baik, untuk meningkatkan produktivitas
dan efisiency.
Demikian pula seorang tukang assembling radio, yang pada meja kerjanya, telah
tersedia semua bahan dan peralatan-peralatannya. Ia mulai meraih, mengambil satu
persatu alat-alat yang dipasang, kemudian memasangnya..Tiap gerakan diukur dan
diperbaiki caranya, sehingga diperoleh time standard dan standard performance dan work
times, dan kemudian diperoleh output hasil pekerjaan yang ideal dan produktip.
Standard data yang memberikan elemental operation time (waktu operasi elementer)
dan motion data dalam bentuk tabulations (tabel), curves (grafik lengkung) dan charts (juga
semacam grafik), sangat berguna menentukan standard time dari suatu pekerjaan khusus
tanpa mengukur waktu untuk pekerjaan itu.
Perhitungan waktu yang dicapai dengan standard data memberikan work standard
yang relatip sangat dapat dipercaya karena elemen-elemen yang terdaftar dalam grafik
atau tabel tersebut didasarkan atas berbagai contoh-contoh dari laporan bermacam-macam
stop watch dan fundamental; motion studies.
Suatu perumusan dalam aljabar diperkembangkan guna menentukan suatu time
standard dari work operation sebelum produksi dimulai. Jumlah-jumlah angka dalam
perumusan itu diperoleh dari time study data atau dari fundamental motion data.
Perumusan ini dapat dengan mudah dipakai karena penambahan angka dalam rumusan
tadi dapat memberikan time standard untuk suatu operasi.
2.9 HAND MOTION
Adapun gerakan-gerakan tangan adalah reach, move, turn, grasp, position dan
disengage jadi ada 6 macam.
1. Reach (mencapai) : Dipakai bila maksud utama adalah menggerakkan tangan
ke arah tujuan tertentu atau tempat umum.
2. Move (bergerak): Dipergunakan bila maksud utama mengangkat suatu benda
ketempat tujuan, misalnya tempat assembling.
3. Turn (memutar): Dipakai untuk membalik tangan dengan jalan memutarkan tangan,
dan lengan berkisar sekeliling poros tangan.
4. Grasp (memegang): Dipakai jika maksud utama dari gerakan tangan adalah
memegang benda untuk dapat melaksanakan dasar berikutnya.
5. Position: Dipakai untuk memegang benda supaya dapat diletakkan berdampingan
(berjajar) mengarahkan barang atau menempelkannya dengan benda lain.
6. Disengange: Dipakai untuk melepaskan barang yang satu dari yang lain. Hal ini
biasanya dikerjakan gerakan yang tak disengaja disebabkan oleh berakhirnya daya
reaksi.
2.9 WORK SAMPLING
Dilihat dari pengertian kata-katanya bahwa work adalah pekerjaan dan sampling
adalah sample atau contoh. Jadi work sampling adalah contoh pekerjaan untuk
menentukan standa performing times.
Jadi work sampling adalah suatu methode untuk menentukan standard performing
times dengan mengadakan observasi secara besar-besaran terhadap pekerja yang sedang
melakukan pekerjaannya, pada waktu yang tiada tertentu dan kemudian menentukan ratio
dari jumlah observasi-observasi mengenai suatu aktivitas yang tercatat dengan jumlah
observasi-observasi lain seluruhnyanya.
Ratio ini menentukan perkiraan persentase dari seluruh waktu yang terpakai dalam
dalam keadaan itu. Dengan mengetahui persentase ini, jumlah waktu observasi dan jumlah
barang yang dapat diprosedur dalam waktu itu, seorang analis dapat dengan mudah
meng-komputer waktu yang dipergunakan untuk kegiatan itu guna memproduser 1 (aetu)
macam barang. Waktu ini kemudian dijadikan performance rate dan waktu luang yang
secukupnya diberikan untuk memperoleh atau standard time.
Standard of performance yang diperoleh dengan time studies, standard data,
perumusan, atau work sampling adalah sangat mutlak dalam operasi yang sukes dalam
suatu dagang atau business enterprises karena ini merupakan dasar bagi
pembuatan-pembuatan ketentuan-ketentuan mengenai faktor utama seperti misalnya:
- Upah buruh /karyawan
- Kapasitas suatu instalasi
- Pembelian peralatan baru

III. COST STANDARDIZATION AND CONTROL


3.0 PENDAHULUAN
Cost Standardization and control adalah pemberian patokan terhadap ongkos-ongkos
dan kontrole terhadap ongkos-ongkos.
Ongkos adalah merupakan suatu yang sangat penting. Berapa ongkos yang
dikeluarkan untuk membuat sesuatu, atau beaya yang dikeluarkan untuk membiayai suatu
proyek atau yang dikeluarkan untuk membuat suatu mesin, atau bangunan dan lain-lain.
Untuk menentukan berapa besarnya ongkos mutlak sangat penting karena hal itu harus
diperhitungkan benar-benar sebab bila ongkos terlalu besar/mahal perusahaan akan rugi,
proyek akan rugi, usaha akan rugi dan laba akan lenyap. Jadi ongkos harus ditekan dan
kalau dapat harus serendah-rendahnya.
Oleh karenanya maka perlu diadakan suatu patokan terhadap besarnya ongkos,
patokan tersebut harus dipegang teguh, dibuat sebagai pedoman dan dasar di dalam police
keuangan, dan di dalam I.E. ini ditujukan untuk pekerjaaan dan tenaga kerja.
Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau seluruh kegiatan dari suatu organisasi
perusahaan atau perindustrian berpegang teguh menurut patokan ongkos, standard maka
perlu diadakan kontrole terhadap ongkos-ongkos kerja, apakah kurang atau berlebih, untuk
penyesuaian yang layak, guna meningkatkan produktivitas dan efisiency.
Maka untuk soct standardization and control ini di dalam industrial engineering,
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Job Analysis and Evaluation
- Wage Payment Plans
3.1 JOB ANALYSIS AND EVALUATION
Job analysis and evaluation terdiri dari dua pengertian yang saling berkaitan yaitu job
analysis dan evaluation, Job analysis and evaluation sangat penting fungsinya pada
cost standardization and control. Untuk mempermudah pengertian kita, maka akan
dijelaskan arti dari job analysis dan evaluasi ini.
3.1.1 Job analysis adalah suatu prosedur untuk membuat perkiraan yang teliti dari tiap
pekerjaan dan kemudian menyimpan catatan mendetail dari pekerjaan tersebut
sehingga dengan demikian dapat ditentukan nilai pekerjaan itu.
Dalam membuat suatu job analysis (analisa kerja), maka si-industrial engineer
menentukan jumlah tenaga manusia yang dilibatkan didalam pekerjaan itu.,
pengetahuan mengenai alat-alat, methode-methode dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan itu, keahlian, kebijaksan dan inisiatip yang diperlukan
oleh pekerjaan itu dan rintangan-rintangan yang ada hubungannya dengan pekerjaan
tersebut, atau secara ringkas kita tuliskan sebagai berikut :
- Menentukan jumlah tenaga manusia
- Menentukan pengetahuan alat-alat
- Menentukan methode yang dipakai
- Menentukan bahan-bahan yang diperlukan
- Menentukan keahlian
- Menentukan kebijaksanaan dan inisiatip
- Menentukan rintangan-rintangan yang
Dengan mengetahui jumlah tenaga manusia, pengetahuan alat-alat methode yang
dipakai, bahan-bahan, keahlian, kebijaksanaan dan inisatip, rintangan-rintangan maka
dapatlah dilakukan job analysis.

3.1.2 E V A L U A T I O N
Setelah dibuat analisa pekerjaan itu, maka si-industrial engineer dapatlah
melanjutkan job evaluation. Pernilaian ini menentukan apakah yang dipandang perlu
oleh management dalam pemberian jasa yang pantas (proper compensation) untuk
tiap macam pekerjaan sesuai dengan keahlian yang diberikan oleh tiap karyawan
untuk pekerjaan itu dan jumlah tenaga manusia, phisik dan mental, yang dicurahkan
oleh tiap pekerja dalam mengerjakan tugasnya.
Faktor manusia yang perlu diperhatikan yang sangat menentukan kenaikan
produktivitas dan peningkatan eficiciensy. Penghargaan kepada manusia
pekerja/karyawan., baik dari tingkat bawah sampai tingkat tertinggi perlu dan harus
dilakukan, pemberian penghargaan kepada mereka sesuai dengan keahlian dan
performance mendapatkan gaji yang layak. Pemberian itu disesuaikan dengan produk
hasil pekerjaannya.
3.2 PENGGUNAAN JOB ANALYSIS DAN EVALUATION
Kita telah mengetahui bahwa job analysis dan evaluation itu sangat penting dalam
perusahaan dan perindustrian dan usaha lainnya, yang bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja dan efisiency.
Pada umumnya job analysis dan evalution berguna untuk penentuan:
- Mempekerjakan orang
- Pembagian tugas
- Membuat promosi
- Memberikan keterangan mengapa suatu pekerjaan dapat menghasilkan upah yang
lebih kecil atau lebih besar dari pekerjaan yang lain.
3.3 WAGE PAYMENT PLANS
Yang dimaksudkan dengan wage payment plans ialah suatu rencana pemberian upah.
Di dalam industrial engineering. Cara pemberian upah kepada para pekerja baik dari
tingkat bawahan sampai tingkatan yang lebih tinggi, perlu ditentukan dengan bijaksana.
Para industrial engineer menyusun dan menentukan rencana pemberian upah ini
dengan memberikan INCENTIVE; Pemberian incentive atau perangsang ini dapat diberikan
kepada perorangan atau kelompok pekerja. Pemberian itu dimaksudkan untuk
meningkatkan produksi.
Beberapa cara diciptakan oleh industriaal engineer untuk memberikan incentive
tersebut. Tetapi yang paling banyak disukai ialah INCENTIVE PLAN.
Incentive plan adalah apa yang dinamakan 100% time premium plan. Yang menanggung
pemberian base rate (upah pokok) yang sudah ditentukan oleh job evaluation. Untuk segala
jam kerja tanpa meneliti cara bekerja dipekerja. Bila misalnya pekerja itu berhasil melewati
target yang telah ditentuken oleh work measuremt prosedures, di mana ia memang
diharapkan mencapai ini, maka upah yang diterima adalah sesuai dengan proporsi
produksinya.
3.3.1 CONTOH
Seorang pekerja mempunyai gaji pokok $3,- per jam. Dia mengerjakan 10 jam kerja
standard dalam suatu aoara 8 jam kerja sehari. Maka penghasilan kotornya adalah : 10
x $3,- = $30,- Jadi bukan $24,-
Dengan penerimaan $30,- maka rata-rata adalah $3,75 per jam. (jadi bukan $3,-)
Besar performance (daya kerjanya) adalah sebesar :
10 jam X 100% = 125%
8 jam

Sesuai dengan contoh di atas, maka terlihatlah bahwa seseorang itu tidak hanya
dibayar upah 1 hari kerja selama 8 jam menurut kelajiman. Bila kelajiman itu yang dibayar,
berarti dia hanya menerima sebasar 8 x $3 = $24,- per hari.
Tetapi dia dapat mengerjakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan 10 Jam kerja
standard selama 8 jam maka nilai pekerjaan itu tidak dihitung 8 jam tetapi 10 jam, dengan
demikian prestasi kerja yang meningkat itu dibayar sebesar $30 -$24 = $6 jika dipukul rata
maka besarnya performance atau daya kerjanya adalah : 125%.
Dengan demikian maka para pekerja, akan berlomba untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya, baik secara perseorangan maupun juga secara kelompok kerja.
Untuk suatu pekerjaan yang harus dikerjakan secara kelompok, maka sudah tentu
sukar untuk memberi incentive kepada perseorangan, karena yang satu berhubungan
dengan yang lain. Lain halnya seperti pekerjaan yang individuil atau perseorangan,
misalnya tukang bubut, tukang skrap, tukang bor dibengkel lain-lain, ini dapat langsung
dinilai kerjaannya untuk pemberian INCENTIVE.
Apabila tugas pekerjaan dilaksanakan bersama-sama oleh 2 pekerja atau lebih, maka
group insentive (incentive kelompok) akan dipakai. Hal ini dapat dilihat pada pekerjaaan
yang harus dikerjakan bersama-sama oleh para pekerja yang terdiri dari 5 orang untuk
mengendalikan sebuah mesin pres hydraulis.

IV. PRODUCTION AND QUALITY CONTROL


4.1 PENDAHULUAN
Yang dimaksud dengan production and quality control ialah kontrole produksi dan
mutu. Dalam judul di atas kegiatan itu terdiri dari production control dan quality controle.
Production control sangat erat hubungannya dengan quality control. Production and quality
control mencakup tugas-tugas membuat schedule., route dan expediting production orders,
kontrol atau testing, measurement, perbandingan-perbandingan, inspektion dan lain-lain.
Production and quality control menurut fungsinya kita bagi 2 (dua) saja yaitu:
- production control dan
-quality control
4.2 PRODUCTION CONTROL
Harus dipikirkan dan diusahakan agar produksi sesuai dengan rencana depat dipenuhi
baik mengenai jumlah (kwantitas) dan juga bermutu (kwalitas), sehingga para konsumen
dapat puas Untuk itulah para industrial engineer mencurahkan pikirannya dan tenaganya
untuk mencapai kontrole terhadap produksi. Guna mencapai hal tersebut maka mereka
mengadakan dan membuat:
Schedule
Route
Expediting production orders (pengiriman order-order).
Dengan demikian maka ekonomi-operasi dapat dicapai dan permintaan masyarakat
konsumen dapat terpenuhi dengan perasaan senang dan puas.
4.2.1 Scheduling (Schedule)
Scheduling adalah suatu perencanan yang mempunyai fungsi terbesar dari kontrole
terhadap produksi, dan dilaksanakan di dalam 3 tahap penyelesaian, yaitu:
- Long-range (jangka panjang) atau master scheduling.
- Film order soheduling dan
- Detailed operation scheduling.
4.2.2 Long range scheduling atau master scheduling, didasarkan atas produksi yang
tersedia atas dan produksi yang diharapkan. Produksi yang tersedia adalah suatu
produksi yang biasanya telah tercapai, telah menjadi kebiasaan bahwa produksi
tersebut pasti dapat dicapai menurut kelaziman. Sedangkan produksi yang diharapkan
ialah suatu jumlah produksi yang diinginkan atau ditargetkan, maka untuk itulah
diadakan suatu perencanaan atau long range scheduling. Baik jumlah produksi yang
ditargetkan, maupun mutu-nya., direncanakan.
Misalnya suatu paberik gula dengan proses Sulphitation dan kapasitas menggiling
tebu (cane) 1500 Ton Cane perday, jadi kaptsitas menggiling tebu itu 1500 ton tebu di
dalam 24 jam. Rendemen tebu-nya adalah 12%. Lamanya hari menggiling adalah 180
hari. Paberik gula bekerja menggiling tebu siang dan malam, terus menerus setiap
hari, baik hari besar maupun hari Minggu. Luas areal tanaman tebu 2700 Ha dengan
produksi tebu sebeser rata-rata 100 Ton tebu per Ha.
Jenis tebu yang ditanam adalah 2 (dua) macam, yaitu P.S 41 dan POJ 3016, Kwalitas
gula kristal produksi SHS No.3 dengan standard warna putih tertentu dan besarnya
butir diameter 0,3 – 0,6 mm dan kadar gula pada kristal pol. 99,6.
Down time dari paberik biasanya adalah 80%
Pertanyaan : Diminta untuk meningkatkan produksi dengan kwalitas yang lebih baik,
bagaimanakah caranya, kita untuk mencapai tujuan tersebut, agar ekonomi operasi
dapat tercapai ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, tiada mudah, karena didalam proses
kegiatan, satu dengan yang lain sangat berkaitan. Maka untuk itu diadakanlah long
range schedulling suatu rencana, Diadakanlah penelitian dan penyelidikan pada
seluruh faktor yang mempengaruhi produksi mulai dari bahan baku, sampai kepada
processing.
Dari persoalan diatas secara teoritis dapat kita perhitungkan bahwa : Produksi tebu
adalah : 2700 Ha x 100 Ton = 270.00.0 Ton. Produksi gula kristal.: 12% x 270.000 Ton
= 32400 Ton. Hal-hal yang tetap adalah kapasitas menggiling 1500 Ton tebu dalam 24
jam. Kebiasaan down time 8%, jumlah hari giling 180 hari. Kwalitas gula adalah SHS
No. 1.
Melihat data-data di atas dari sudut manakah seorang industrial ingineer untuk dapat
meningkatkan produksi dan meningkatkan kwalitas? Secara sederhana. maka
disusunlah fakta-fakta yang diteliti, menurut urut-urutannya dan dituangkan dalam long
range scheduling. Faktor-faktor yang diteliti itu antara lain adalah:
- Luas areal tetap 2700 Ha. Produksi per Ha sebesar 100 Ton/Ha perlu diteliti
dan bagaimana meningkatkannya, misalnya menjadi 1200 Ton/Ha. Apakah
perlu mengganti Jenis tebu PS 41 atau POJ 3016?
Mulai dari pemilihan bibit mempersiapkan penanaman, pemupukan, pengairan,
pemberantasan hama, pemeliharaan, penebangan dan lain-lain, semua
dimaksudkan dalam rencana.
- Rendemen tebu 12% dapatkah besarnya rendemen ini dinaikkan menjadi 14%
untuk mendukung rencana ini diperlukan hal-hal diatas.
- Kapasitas menggiling tebu 1500 Ton tebu per 24 jam dan down time 8%,
dapatkah besarnya down time ini dikurangi menjadi 5 % sehingga giling
waktunya tidak 180 hari tetapi dapat kira-kira 174 hari, jadi dapat mengurang
144 jam kerja? Sebab tebu yang sudah masak, lebih cepat digiling lebih baik,
bila terlambat mengiling dapat berakibat merugikan kristal produksi. Hal ini
semua dimasukkan dalam rencana.
- Dalam processing, kwalitas kristal gula SHS No. 1 dengan ukuran ukurannya,
dapatkah kwalitas tersebut dinaikkan sama seperti standard?
- Pada process pengolahan,. dapatkah semua kehilangan-kehilangan gula di
dalam process itu sendiri dihilangkan atau dikurangi?
- Jadi semua hal-hal yang disebutkan di atas disusun dalam long range
scheduling untuk meningkatkan produksi dan dengan demikian mudah
dilakukan kontrol pada seluruh proses kegiatan.
4.2.3 Firm Order Scheduling
- Firm order scheduling memerlukan perencanaaa atas order atau pesanan yang
datang dari masyarakat konsumen; Apabila ada permintaan bermacam-macam
dari konsumen, maka disusunlah bermacam-macam perioritas pada
pesanan-pesanan tertentu itu, dibuat tanggal-tanggal pembuatan., tanggal
pengangkutan. Hal ini terdapat misalnya pada suatu paberik mesin-mesin,
yang dapat membuat bermacam-macam barang produksi.
- Adanya pesenan ketel-ketel uap, mesin uap, turbin uap pompa-pompa,
kompressor, mesin-mesin pres, evaporator, alat-alat mesin tertentu., alat-alat
pneumatis, alat-alat apendasi, dan lain lain, maka oleh konsumen atau
participan memajukan permintaan pesanan akan barang-barang yang dipesan,
dilengkapi dengan semua technical Specification dan time scheduling. Sudah
tentu dibuatlah perjanjian-perjanjian yang mengikat kedua belah pihak
antara-peme. san/konsumen dengan supplier. Firm order scheduling
diperluken sebagai alat production control tersebut.
4.2.4 Detailed Operation Scheduling
Di dalam menghadapi pekerjaan, termasuk dalam production control, detailed
operation scheduling diperlukan untuk menyusun machine loading. Detail operation
scheduling disebut juga machine loading yaitu pembagian-pembagian tugas-tugas
mesin.
Sering kita melihat bahwa beberapa mesin-mesin sangat sibuk padat mengerjakan
sesuatu, sedangkan beberapa mesin yang lainnya di dalam work shop adalah
menganggur, ini sangat tidak menguntungkan. Jadi perlu diadakan pengaturan
mesin-mesin agar semua berfungsi sebaik-baiknya. Cara ini dapat mengurangi
equipment set (pemutaran mesin) dan dapat mengurangi machine down time (mesin
berhenti) dan tidak ada mesin yang over loaded.
Dalam pembuatan schedule tiap macam pekerjaan yang beroperasi secara rentetan,
si-industrial engineer harus dapat mengetahui tempat-tempat kritis, atau urut-urutan
kejadian yang kritis, untuk menentukan project time yang sekecil-kecilnya. Mengenal
saat-seat kritis ini perlu untuk menentukan pemberian prioritas kepada
kegiatan-kegiatan tertentu untuk memastikan bahwa project itu dapat dilaksankan
dalam waktu sesingkat-singkatnya.

4.2.5 Digital Computer, juga dipakai untuk critical path scheduling. umumnya
digunakan untuk mengontrol produksi. karena computer itu dapat menyimpan banyak
keterangan dan dapat mengerjakan perhitungan komputer sangat cepat.
Komputer sangat menguntungkan untuk memberikan keterangan yang up-todate
mengenai inventarisasi, pekerjaan yang sedang berlangsung. pengangkutan,
kebutuhan jam kerja dan operating schedules.

4.3 QUALITY CONTROL


Adapun fungsi lain dari industrial engineering adalah: quality control, yaitu untuk
mengontrol mutu dan kwalitas.
Pengontrolan mutu ini meliputi:
- Testing (percobaan)
- Measurement (pengukuran)
- Memperbandingkan bagian yang dibuat
atau dibeli yang bermutu standard untuk menentukan bahwa bagian itu seharusnya
diterima, ditolak atau dikerjakan lagi.
Penelitian atau inspection adalah merupakan cara utama untuk mencapai quality
control termasuk pula:
- Meneliti tiap bagian pada akhir tiap operation dan meneliti bagian yang pertama
dibuat dan bagian lain yang diplih begitu saja setelah produksi pertama dan tiap
assembling yang lengkap atau meneliti hanya assembling yang terakhir, memakai
pilihan begitu saja atau inspection 100%
Controler dari mutu yang dibuat secara statistik dipakai guna menentukan nomor dan
ukuran dari contoh-contoh yang harus diteliti untuk memastikan tercapainya suatu taraf
mutu dari produksi. Statistical quality control juga dipakai untuk menentukan variasi
bahan, proses-proses. dan hasil produksi mesin, sehingga perbandingan dan
perkiraan-perkiraan dapat dibuat untuk mengkontrole taraf mutu yang diinginkan.
Misalnya, bila sebuah alat pemotong itu menjadi aus atau usang karena pemakaian,
maka jumlah dari bagian-bagian yang dibawah ukuran tertentu menjadi berkurang dan
jumlah yang melebihi ukuran akan bertambah. Dengan jalan menganalisa yang
diinginkan si-engineer dapat menentukan banyaknya perbaikan yang diperlukan untuk
mengembalikan mesin tadi kepada daya kerjanya yang terbaik (semula).
V. NETWORK PLANNING
5.1 PENDAHULUAN
Network planning di dalam industrial engineering, adalah suatu teknik baru yang
dilakukan pada perencanaan. Ditinjau dari kata-katanya network adalah jaringan kerja
dan planning adalah rencana. Jadi work planning adalah rencana jaringan kerja atau
rencana kegiatan kerja. Alat ini merupakan alat yang sangat ampuh sebagai alat
perencanaan untuk kontrol bagi menegement. Network planning memberi jawaban dan
pertanyaan dan tantangan dari 5 W dan 1 H.
W = What = apa
W = Why = mengapa
W = When = bilamana
W = Who = siapa
W = Which = yang mana
H = How = bagaimana
Misalnya dalam suatu project, di mana telah disusun network planningnya, maka di
dalam mengontrol pekerjaan dan seluruh kegiatan itu, dapat timbul
persoalan-persoalan dan yang mendatangkan pertanyaan-pertanyaan apa kesulitan
yang dihadapi, mengapa kesulitan itu terjadi, bilamana kesulitan terjadi, siapa yang
menyelesaikan kesulitan, yang mana lebih dahulu kesulitan yang dihadapi dan
bagaimana mengatasi/mengerjakan kesulitan itu, Dengan menggunakan methode
network planning, maka semua masalah yang mengundang pertanyaan-pertanyaan
yang sukar dan pelik, akan dapat dianalysa untuk pengambilan keputusan bagi
management (pimpinan) serta menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan di dalam
mengelola suatu project, ataupun perusahaan produksi ataupun industri dan bahan
usaha lainnya.
Memang pengetahuan network planning ini baru diciptakan dan diketemukan sekitar
tahun 1957, tetapi namun demikian dalam usia yang relatip pendek itu methode ini
telah meluas dan berkembang sangat posat dalam semua bidang usaha, untuk
mencepai tujuan yang telah ditentukan. Methodeyang sederhana ini benar-benar di
dalam kenyataannya, sangat ampuh, sebagai alat dari management, baik pada suatu
project membangun, maupun pada bidang maintenance dari suatu paberik yang telah
berjalan yang pada pokoknya menuju suatu perkembangan peningkatan produktifitas,
efectivitas dan eficiency. Methode ini mampu memberi manfaatnya didalam
mengevaluasi faktor manusia, faktor keuangan, faktor bahan-bahan dan mesin-mesin
dan faktor waktu.
Pengetahuan ini didalam pengetrapannya mampu melakukan pengehematan beaya
dan penghematan waktu pengerjaan dan penghematan mesin-mesin sehingga
peningkatan eficiency dapat dicapai.
Dengan timbulnya persoalan-persoalan yang multi complex dan antagonist maka
management mengalami kesulitan mengatasinya. Tetapi dengan methode network
planning dan network analysis, maka para management dapat melakukan suatu
perencanaan yang menyeluruh dari permulaan dan dapat mengontrol secara teliti dan
seksama perencanaan itu dari permulaan sampai selesai (finish).
Demikianlah dalam network planning, dapat terpakai dan diperlukan variasi-variasi dan
kombinasi sistem-sistem dan methode-methode untuk mempercepat selesainya
project, pekerjaan. Satu methode dengan methode-methode teknik lain, saling
isi-mengisi untuk mencapai tujuan, misalnya dengan Linear Programming diperlukan
untuk mengalokasikan resources guna mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Sedangkan network planning adalah salah satu teknik dari Industrial Engineering.
5.2 SEJARAH NETWORK PLANNING
Seperti telah dinyatakan di muka, bahwa network planning dan network
analysis,adalah suatu tehnik methode baru pada rencana kerja didalam teknik-teknik
industrial engineering. Network planning dan network analysis ada hubungannya
dengan Program Evaluation and Review Technique atau disingkat dengan PERT dan
Critical Path Method disingkat dengan CPM.
PERT adalah suatu sistim yang dipakai tahun 1958 pada Polaris program dari U.S.
Navy dengan bantuan lockheed engineers dan konsultan dari Booz-Allen and
Hamilton. CPM telah dikembangkan pada tahun 1957 untuk
suatu firma industri oleh para engineer dari paberik Du Fort de Nemours and Co and
SperryRand, Pada perlaksanaan sebelumnya, PERT dan CPM mempunyai perbedaan
umum.' PERT adalah lebih probabilistic, sedangkan CPM deterministic.
PERT menggunakan tiga macam perkiraan waktu yaitu:
- Perkiraan optimistic
- Perkiraan biasa (most likely)
- Perkiraan pessimistic.
Jadi PERT mendasarkan pada masalah waktu saja
CPM menggunakan hanya satu perkiraan waktu untuk kegiatan dan dihubungkan
dengan waktu dengan biaya. Kedua-duanya menggunakan network dan critical path
analysis sebagai titik start mereka.
5.3 PERT dan CPM
PERT direncanakan dan digunakan sebagai teknik reporting mengevaluasi dan
memonitor kemajuan/perkembangan phase-by-phase dari bermacam-macam project.
CPM direncanakan dan digunakan untuk mengontrol pekerjaan konstruksi,
teknik-teknik umum, dan pemeliharaan (maintenance), dan CPM ini lebih berorientasi
pada teknik rencane Computer.
Kedua macam teknik-teknik tersebut adalah perencanaan yang ampuh memonitoring
dan mengkontrol, dan paling dapat diandalkan dan dipercaya untuk bermacam-macam
pekerjaan seperti
- Project
- Kontruksi
- Teknik yang umum
- Pabrik Baru
- Koperasi
- Instansi dan taktik strategi militer
dan lain-lain,
5.4 PENGGUNAAN NETWORK PLANNING
Management memegang dunia usaha, yang menginginkan sukses, dan berusaha
selalu Untuk mengurangi kesalahan-kescalahan, menciptakan keuntunga-keuntungan,
dan mengusahakan usahanya dapat teratur dan terkontrol dengan baik serta
membuat jalannya usaha tersebut praktis, oleh karenanya banyak tantangan, banyak
kesulitan-kesulitan untuk mencapai hal tersebut di atas.
Untuk mencapai tujuannya, management dengan menggunakan network planning
dapat berhasil.
Management.menyusun dan membuat network planning kemudian
mempergunakannya sebagai alat. Untuk memanage dan mengontrol
jalannya.peruhaan project bangunan, project mesin-mesin dan lain sebagainya. Jadi
network planning langsung dipegang oleh management (pimpinan). Untuk para
pelaksana misalnya supervisor dan mandur cukup memakai diagram yang sederhana
yaitu Bar-Chart.
5.5 BAR-CHART
Bar Chart adalah suatu rencana diagram sederhana mencakup faktor-faktor
masalah waktu saja, Tercantum didalamnya beberapa aktivitas,. dan tiap-tiap aktivitas
kapan dimulai dikerjakan, kapan selesai. Jadi mengkontrol mengenai waktu , itulah
diagram sederhana dan cocok sekali untuk pegangan bagi para supervisor maupun
foreman. Berlainan dengan network planning yang memuat selain masalah waktu dan
aktivitas-aktivitas, juga memuat manpower, cost, sistematika dari pekerjan dan
lain-lain.

VI. CAREERS IN INDUSTRIAL ENGINEERING


Careers in industrial engineering artinya ialah lapangan-lapangan kerja dalam bidang
industrial engineering. Telah banyak Perguruan Tinggi yang
menghasilkan sarjana muda maupun sarjana.dalam industrial engineering. Di dalam
kuliah-kuliah, mereka dibekali juga latar belakang yang baik dalam ilmu physica,
ekonomi, mathematica. rizet operasi. Karena mereka harus menggunakan teknik
mathematica untuk menganalise problema-problema, maka dengan demikian
pendidikannya meliputi : ilmu ukur analyt, aljabar linier, elementary and intermediate
calculers, kemungkinan-kemungkinan dan ilmu statistik dan ilmu pengetahuan
komputer. Dengan dasar pendidikan itu tadi maka si-industrial engineer telah di-
perlengkapi dengan pengetahuan yang cukup untuk memecahkan
persoalan-persoalan.
Mereka dapat memecahkan persoalan-persoalan sebagai berikut:
1. Merencanakan fasilitas-fasilitas instalasi, termasuk menyusun mesin-mesin,
peralatan untuk mengerjakan bahan-bahan, dan daerah-daerah untuk tempat
penyimpanan.
2. Merencanakan dan memilih perlengkapan dan alat untuk produksi, dan memperinci
jalannya operasi kerja.
3. Menekan ongkos-ongkos dengan jalan membuat analisa yang mendetail tentang
soal-soal produksi dan yang bersangkutan dengan ini, dalam suatu operassi
pembuatan barang, dan menyarankan methode-methode yang telah diperbaiki.
4. Menentukan standard prestasi kerja.
5. Menganalysa dan menilai keahlian dalam suatu pekerjaan, dan menyusun skala
penggajian untuk taraf keahlian dan prestasi kerja..
6. Mengembangkan dan melaksanakan prosedur/penelitian atas mutu barang-barang.
7. Menentukan besarnya inventarisasi yang paling menguntungkan dan dapat
dipertahankan untuk meringankanoverall cost.

8. Menentukan bagaimana bahan-bahan dan sumber-sumber yang ada itu dapat


dibagi-bagi supaya memperoleh keuntungan yang sebesar-besernya.
9. Memecahkan persoalan waiting-line (antri menunggu pelaksanaan).
10 Memilih jalan kerja bagi perusahaan dengan adanya saingan.
11.Untuk mencapai dan memecahkan masalah-masalah itu, si-industrial engineer
mempergunakan teknik riset operasi kerja, misalnya lineer programming, gueving
theory (teori masalah antri), mathematica. Dan lain-lain.
Nyatalah pada kita, betapa banyaknya jenis dan macam-macam masalah dan
persoalan yang dapat dipecahkan oleh industrial engineering. Apabila dijabarkan
semua masalah-masalah, persoalan-persoalan di dalam suatu project, maupun suatu
Perusahaan dan perindustrian atau badan usaha lainnya, maka tidak terkira
banyaknya. Tetapi dengan menggunakan pengetahuan industrial engineering maka si
industrial engineer mampu memecahkan masalahnya, untuk meningkatkan
produktivitas, dan efektivitas dan juga eficiency.
Teknik-teknik Industrial, banyak tercipta yang merupakan alat yang ampuh, dan depat
dipergunakan diperusahaan apa saja, dan cara-car serta methode-methode tersebut
dapat dipercaya.
Pada negeri-negeri yang telah super development yakni negeri-negeri yang telah
sangat maju, pengetahuan industrial engineering telah banyak dipakai dan
pengetahuan itu sendiri terus berkembang dengan bantuan penemuan-penemuan
mesin-mesin yang baru.

Untuk negeri yang sedang berkembang seperti Indonesia, industrial engineering ini
harus dikembangkan, baik melalui perrusahaan-perusahaan secara langsung
melakukan up-grading, maupun dengan kursus IE dan dibuat menjadi mata pelajaran
pada sekolah dan mata kuliah pada Perguruan-Pergu gi. Justru pada negeri yang
sedang berkembang pengetahuan ini, mutlak diperlukan sebagai alat bangunan,
menggali sumber-sumber daya, perindustrian, perikanan, pertambangan, pertanian,
perekonomian, perdagangan, pengangkutan, pemerintah lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai