REFERAT BEDAH ANAK Kurniadi PDF
REFERAT BEDAH ANAK Kurniadi PDF
Disusun oleh :
dr. Kurniadi Yusuf
NPM 131821180506
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.
Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati
atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama
kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal
ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi
yang dilahirkan. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-
tidak jarang terjadi dengan prevalensi 6.6 – 18,7%. Kelainan pada genitalia
eksternal sangat menggangu bagi penderita terutama untuk orang tua penderita,
yang secara tak sadar telah menggangu emosional mereka, baik dari segi struktur
fisikal, emosional, serta alat reproduktif ini, dan mungkin juga akibat yang akan
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar)
dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar
terletak bersebelahan.
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemiah) terdapat di
ujung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat
(sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans
penis. 4,5
Gambar 1. Penis
testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar
sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan
mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan
suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih
hangat). 4,5
Gambar 2. Skrotum
Testis merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua buah, biasanya
testis sebelah kiri lebih berat dan lebih besar daripada yang kanan. Testis terletak di
dalam skrotum dan dibungkus oleh tunica albuginea, beratnya 10-14 gram, panjangnya
4 cm, diameter anteroposterior kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar
eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa menghasilkan spermatozoa, dan disebut
eksterna. Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus kira-kira 200 sampai 400 .Pada bagian
berubah menjadi tubuli seminiferi recti, jalannya kurang lebih 20 – 30 tubulus di mana
mereka membentuk anyaman sehingga disebut rete testis (halleri).Dari rete ini keluar
kurang lebih 15 – 20 duktus efferentes yang masuk ke dakam kaput epididimis. 4,5
Gambar 3. Testis
Epididimis merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti
huruf C, terletak pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi fascies
lateralis.Epididimis terbagi menjadi tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan
terletak pada bagian superior testis dan menggantung. Korpus epididimis melekat pada
fascies posterior testis, terpisah dari testis oleh suatu rongga yang disebut sinus
epididimis (bursa testikularis) celah ini dibatasi oleh epiorchium (pars viseralis) dari
tunika vagianlis.Kauda epididimis merupakan bagian paling distal dan terkecil di mana
duktus epididimis meulai membesar dan berubah jadi duktus deferens. 4,5
gelembung yang menghasilkan cairan seminal.Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan
serta posisinya tergantung isi vesika urinaria.Bila vesika urinaria penuh, maka
terbungkus oleh jaringan ikat fibrosa dan muscular pada dinding dorsal vesika
urinaria.4,5
tubuloalveolar. Terletak di dalam cavum pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis,
dilalui urethra pars prostatica. Bagian-bagian dari glandula prostatica adalah apeks,
basis fascies lateralis, fascies anterior, dan fascies posterior. Glandula prostatica
mempunyai lima lobus yaitu anterior, posterior, medius dan dua lateral. 4,5
2.1 Hypospadia
Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “di bawah” dan
“spadon“ yang berarti keratan yang panjang. Hipospadia adalah kelainan kongenital
dimana muara uretra eksterna (MUE) terletak di ventral penis dan lebih ke proximal
1. Pembukaan ektopik meatus urethra yang letaknya diantara glans dan pangkal
penis
3. Preputium yang menutup glans dan kelebihan kulit pada bagian dorsal dan
Insidensi Hipospadia :
Kelainan ini terbatas pada uretra anterior. Pemberian estrogen dan progestin selama
sejak 15 tahun yang lalu di negara-negara barat dengan angka kejadian 1 untuk setiap
250 kelahiran bayi laki-laki. Insidensi lebih tinggi sekiranya terdapat riwayat keluarga
dengan hipospadia dengan angka kejadian 1 untuk setiap 100 kelahiran hingga 1 untuk
setiap 80 kelahiran bayi laki-laki. Meskipun ada riwayat familial namun hingga saat
Klasifikasi Hipospadia :
Klasifikasi hipospadia yang sering digunakan yaitu berdasarkan lokasi meatus yaitu :
• Hipospadia anterior (terdiri atas tipe glanular, subcoronal, dan penis distal)
Secara teori hipospadia medius dan posterior biasanya pada bagian anterior phallus
(penis) disertai dengan adanya chordee (pita jaringan fibrosa) yang menyebabkan
kurvatura (melengkung) pada saat ereksi. Hypospadia derajat ini akan mengganggu
aliran normal urin dan fungsi reproduksi, oleh karena itu perlu dilakukan terapi dengan
dengan keluhan kesulitan dalam mengatur aliran air kencing (ketika berkemih).
Hypospadia tipe perineal dan penoscrotal menyebabkan penderita harus miksi dalam
posisi duduk dan pada orang dewasa akan mengalami gangguan hubungan seksual.
penis.
penis. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glands penis.
Penatalaksanaan Hipospadia
normal atau dekat normal sehingga aliran kencing arahnya kedepan dan fungsi
miksi normal
sama disebut satu tahap, bila dilakukan dalam waktu berbeda disebut dua tahap.
1. Usia ideal untuk repair hypospadia yaitu usia 1,5 bulan – 2 tahun (sampai
tahapan dan teknik operasi. Hal ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan
menggunakan preputium yang diambil dari bagian dorsal kulit penis. Tahap
pertama ini dilakukan pada usia 1,5 – 2 tahun. eksisi chordee bertujuan untuk
meluruskan phallus (penis), akan tetapi meatus masih pada tempatnya yang
abnormal.
ini dilakukan oleh dokter bedah plastik adalah tekhnik modifikasi uretra.
ventral yang berfungsi menutupi uretra baru. Beberapa metode operasi yang
a. Hipospadia Anterior
Teknik yang dilipih untuk hipospadia anterior tergantung pada posisi anatomi
dari penis yang hipospadia. Teknik yang paling sering digunakan adalah MAGPI
Teknik MAGPI dirancang oleh Duckett pada tahun 1981. Teknik ini akan
Penis dengan hipospadia yang cocok untuk dilakukan MAGPI adalah dengan
jaringan pada punggung dalam glands yang mengalirkan urin baik dari koronal
atau sedikit ke meatus subcoronal. Setelah pasien tertidur, uretra itu sendiri harus
memiliki dinding ventral yang normal, tanpa ada bagian yang tipis atau atresia
uretra spongiosum. Uretra juga harus menjadi mobile sehingga dapat maju ke
glands.
Prosedur GAP berlaku pada pasien dengan hipospadia anterior kecil yang
mngalirkan aliran kemih, seperti yang terlihat pada pasien yang akan lebih tepat
diobati dengan teknik MAGPI. Dalam teknik GAP, uretra yang berlubang lebar
Secara historis, jika alur uretra tidak cukup lebar untuk tubularisasi in situ,
seperti pada teknik GAP atau prosedur Thiersch Duplay, kemudian pendekatan
alternatif seperti Mathieu atau untuk penanganan hipospadia yang lebih parah,
flap pedikel dengan vascularisasi bias dilakukan. Baru-baru ini konsep sayatan di
diperkenalkan oleh Snodgrass. Hasil jangka pendek sangat baik dan prosedur ini
memiliki popularitas yang luas. Salah satu aspek yang menarik adalah adanya
celah yang menyerupai meatus, yang dibuat dengan sayatan pertengahan garis
stenosis meatus dari jaringan parut, dimana sering terjadi striktur uretra pada
pasien dengan urethrotomy internal yang sering menyebabkan striktur berulang.
Pada hipospadia, pada jaringan dengan suplai darah yang sangat baik dan aliran
pembuluh darah yang besar, tampaknya dapat merespon baik terhadap sayatan
primer dan sekunder pada penyembuhan tanpa meninggalkan bekas luka. Pada
kosmetik yang mungkin sulit untuk menilai dan memuaskan dalam proporsi yang
b. Hipospadia Posterior.
Kita sudah cukup puas dengan teknik onlay island flap untuk hipospadia
untuk kasus pada hipospadia pada batang penis dan kasus-kasus yang lebih parah
dari hipospadia. Onlay island flap telah berhasil diuji dengan hasil jangka panjang
yang sangat baik. Tidak membuang kulit uretra pada teknik onlay island flap
dan variasi yang lebih halus. Kadang-kadang operasi yang luas diperlukan dan
dalam beberapa kasus, beberapa operasi menyebabkan hasil yang kurang optimal
pada beberapa anak, pasien kemudian diklasifikasikan sebagai " cacat hipospadia
". Untuk hipospadia yang sangat parah, kulit preputium yang dapat dirancang
sebagai gaya tapal kuda untuk menjembatani jarak yang luasOperasi hipospadia
merupakan salah satu masalah yang paling sering dibicarakan bagi ahli bedah
rekonstruktif, dan ahli bedah urolog, dan pediatric karena tingkat komplikasi
yang tinggi. Faktanya ada sekitar 250 operasi yang berbeda untuk mengelola
masalah rumit, yang menunjukkan bahwa tidak ada operasi tunggal yang disukai
oleh semua ahli bedah di dunia karena tidak ada teknik tunggal memberikan hasil
baik yang seragam. Satu tahap perbaikan secara alami disukai karena trauma post
operasi berkurang, tidak ada bekas luka pada kulit, menurunkan jumlah rawat
inap dan lebih ekonomis. Tapi ahli bedah tertentu tetap yakin ada keterbatasan
dan kelemahan dari operasi satu langkah dan terus berlatih operasi dua tahap. 3,6,7
Komplikasi
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Edema
5. Nekrosis flap
1. Ketidakpuasan kosmetis
2. Stenosis atau menyempitnya meatus uretra karena edema atau hipertropi scar
3. Fistula uretrokutan
4. Striktur uretra
5. Divertikula
7. Ektropion mukosa
9. Uretrocele
Prognosis
Secara umum hasil fungsional dari one-stage procedure lebih baik dibandingkan
dengan multi-stage procedures karena insidens terjadinya fistula atau stenosis lebih
sedikit, dan lamanya perawatan di rumah sakit lebih singkat, dan prognosisnya baik. :
3,6,7
2.2 Epispadia
bagian permukaan dorsal dari falus, dan merupakan kelainan embriologik yang jarang.
Epispadia bisa bervariasi mulai dari yang paling ringan berupa defek di daerah glanular
(glanular epispadias), defek di batang penis (penile epispadias), dan defek diproksimal,
Insidensi Epispadia
Male Epispadias
Epispadias terdiri dari defek pada dinding dorsal uretra. Uretra normal terganti
secara luas oleh mukosa dibagian dorsum penis, memanjang higga ke kandung kemih,
yang berpotensi inkompeten dari fungsi spingter. Meatus yang salah posisi biasanya
bebas dari kelainan lain, dan terjadinya inkontinensia urin berhubungan dengan letak
penile terbuka dan bladder outlet mungkin cukup besar untuk memeriksa dengan
menggunakan jari , menunjukkan inkontinensia yang jelas. Pada tingkat lebih rendah
pelebaran karakteristik dari simfisis pubis yang disebabkan oleh rotasi luar dari tulang
berkontribusi terhadap penis yang pendek , penis pendular dengan chordee di bagian
dorsal. Oleh karena itu, deformitas penis hampir identik dengan yang diamati pada
Penatalaksanaan Epispadia
Tujuan dari repair epispadia adalah menciptakan penis yang kuat, secara kosmetik
bisa diterima, dengan panjang yang rasional untuk penetrasi yang adekuat dan
Pada pasien dengan epispadias komplit dan kapasitas bladder yang baik, epispadias
dan rekonstruksi bladder neck dapat dilakukan dalam operasi satu tahap. Urethroplasty
dengan kapasitas yang kecil terkait dengan exstrophy dan yang terkait dengan
bladder , kapasitas kandung kemih adalah indikator utama dari kontinens. 8,9,10
insisi dan anastomosis atau graft atau rotasi medial corpora ventral ke arah yang
lebih ke bawah.
Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal
sampai ke korona glandis. Fimosis merupakan suatu keadaan normal yang sering
ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, karena terdapat adesi alamiah antara
prepusium dengan glans penis. dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang
dengan sendirinya. Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menahun.
Insidensi Fimosis
Berdasarkan data epidemiologi, fimosis banyak terjadi pada bayi atau anak-anak
hingga mencapai usia 3 atau 4 tahun. Sedangkan sekitar 1-5% kasus terjadi sampai
pada usia 16 tahun. Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang, dan debris
yang dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul di dalam prepusium dan
perlahan-lahan memisahkan prepusium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi
menjadi retraktil dan dapat ditarik ke proksimal. Pada saat usia 3 tahun, 90% prepusium
Fimosis menyebabkan gangguan aliran urine berupa sulit kencing, pancaran urine
menimbulkan retensi urine. Higiene lokal yang kurang bersih menyebabkan terjadinya
infeksi pada prepusium (postitis), infeksi pada glans penis (balanitis) atau infeksi pada
glans dan prepusium penis (balanopostitis). Kadang kala pasien dibawa berobat oleh
orang tuanya karena ada benjolan lunak di ujung penis yang tak lain timbunan smegma
di dalam sakus prepusium penis. Smegma terjadi dari sel-sel mukosa prepusium dan
glans penis yang mengalami deskuamasi oleh bakteri yang ada di dalamnya. 4,11
Penatalaksanaan Fimosis
penderita fimosis, karena akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung
prepusium sebagai fimosis sekunder. Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans
dapat dicoba diberikan salep deksametasone 0,1% yang dioleskan 3 atau 4 kali.
Diharapkan setelah pemberian selama 6 minggu, prepusium dapat retraksi spontan.
selama 4-6 minggu pada daerah glans penis. Pada fimosis yang menimbulkan keluhan
miksi, menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai
dengan infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi. Tentunya pada
balanitis atau postitis harus diberi antibiotika dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi. 4,11
2.4 Parafimosis
sampai di sulkus koronarium tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan
timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius. Parafimosis dapat disebabkan
oleh tindakan menarik prepusium ke proksimal yang biasanya di lakukan pada saat
bersenggama atau masturbasi atau sehabis pemasangan kateter tetapi preputium tidak
ini, dapat terjadi pada penis yang belum disunat (disirkumsisi) atau telah disirkumsisi
namun hasil sirkumsisinya kurang baik. Fimosis dan parafimosis dapat terjadi pada
laki-laki semua usia, namun kejadiannya tersering pada masa bayi dan remaja. 4,11
Gambar 12. Parafimosis
Parafimosis atau pembengkakan yang sangat nyeri pada prepusium bagian distal
dari phimotic ring, terjadi bila prepusium tetap retraksi untuk waktu lama. Hal ini
menyebabkan terjadinya obstruksi vena dan bendungan pada glans penis yang sangat
nyeri. Pembengkakan dapat membuat penurunan prepusium yang meliputi glans penis
menjadi sulit. Seiring waktu, gangguan aliran vena dan limfatik ke penis menjadi
Penatalaksanaan Parafimosis
glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan
prepusium dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan
dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatnya.
Walaupun demikian, setelah parafimosis diatasi secara darurat, dimana edema dan
antibiotika oleh karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang atau kambuh
kembali. 4,11,12
Buried penis adalah suatu kelainan sejak lahir di mana suatu jaringan atau lipatan
scrotal kulit mengaburkan sudut penoscrotal. Jika dokter yang melakukan khitanan
tidak mengenali kondisi ini, penis menjadi terkubur di dalam suatu lipatan kulit.
Khitanan ulang untuk memindahkan kulit kelebihan membuat situasi menjadi lebih
buruk dengan kulit scrotal ke penis itu. Pada penis tersembunyi, penile batang
terkuburkan di bawah permukaan dari kulit prepubic. Ini terjadi pada anak-anak dengan
kegendutan sebab lemak prepubic yang sangat banyak dan menyembunyikan penis itu.
Kondisi juga bisa terjadi manakala batang dari penis adalah terperangkap di dalam kulit
umumnya, perawatan didasarkan pada reseksi bagian adherent bands dan anchorage
yang dalam pada shaft pada bagian basis dari penis. Beberapa juga mendukung
Mikropenis jarang terjadi. Penis memiliki ukuran yang jauh di bawah ukuran rata-
rata. Adakalanya, anak-anak dewasa dibawa ke dokter untuk evaluasi oleh karena
genitalia yang kecil. Anak-Anak lelaki ini pada umumnya adalah prepubertal dan
gemuk sekali. Hampir semua individu ini mempunyai ukuran penis normal ( 5-7 cm).
Kenyataan pada kondisi tertentu penis terkubur di lemak prepubis yang besar karena
kebiasan makan yang tidak terkontrol. Bagaimanapun, jika penis diukur dan kurang
dari 4 cm, maka evaluasi lebih lanjut mungkin diperlukan. Mikropenis seringkali
ditemukan pada anak yang menderita hipospadia ini mungkin disebabkan karena
Micropenis bisa jadi disebabkan oleh berbagai faktor termasuk cacat struktural atau
terjadi, pituitary mengambil kendali produksi luteinizing hormon ( LH) dan follicle-
stimulating hormon ( FSH). Kegagalan dari rang sangan gonadotropin atau produksi
suntikan, krim, tambalan digunakan untuk meningkat/kan ukuran penis pada anak-anak
dan bayi. 1 -3 suntikan testosterone ( 25-50 mg) dengan interval 4 minggu masa kanak-
kanak mengakibatkan peningkatan cukup pada ukuran penis normal bila acuan umur
sensitif pada testosterone therapy, sehingga genitoplasty hanya pada situasi ekstrim di
mana testosterone terapi tidak efekif. Tetapi tindakan ini masih menjadi pro dan kontra.
Khitanan harus dihindarkan, atau sedikitnya ditunda, sampai evaluasi sesuai, fungsi
Tidak adanya Penis Sejak lahir atau aphallia, adalah suatu keganjilan jarang yang
disebabkan oleh kegagalan pengembangan tuberkel genital. Lebih dari 50% pasien
dysplasia. Dengan kemungkinan kejadian 1 dalam 30 juta populasi. Phallus tidak ada
kantung buah pelir normal dan testis tidak turun. Saluran kencing bisa terletak dimana
saja pada titik dari perineal midline bisa sampai diatas pubis, dengan frekuensi paling
sering, pada anus atau dinding anterior dari rektum. Beberapa laporan menunjukkan
Penatalaksanaan penile agenesis adalah dengan rekonstruksi penis dengan flap dari
2.8 Diphallia
Merupakan kelainan kongenital langka, dimana terbentuk dua penis. Kasus pertama
diphallia dilaporkan pada tahun 1609 di Switzerland. Ketika genital tuberkel terbagi
menjadi dua, penis yang kedua terbentuk, dapat terbentuk sebagian maupun komplit.
Diphallia biasa muncul dengan kelainan kongenital lainnya seperti di renal atau
vertebra. Spina bifida merupakan penyakit yang sering menyertai diphallia. 3,7
Ambigus genitalia adalah suatu kelainan perkembangan seks yang atipikal secara
kromosomal, gonadal, dan anatomis yang umumnya ditandai dengan adanya organ
genitalia eksterna yang tidak jelas laki-laki atau perempuan, atau mempunyai gambaran
kedua jenis kelamin. Dicurigai ambigus genitalia, apabila alat kelamin kecil, disebut
penis terlalu kecil sedangkan klitoris terlalu besar; atau bilamana skrotum melipat pada
garis tengah sehingga tampak seperti labium mayor yang tidak normal dan gonad tidak
teraba.namun harus diketahui bahwa tidak semua ambigous genitalia pada bayi baru
jelas mengalami malformasi walaupun jenis kelamin tidak diragukan lagi adalah laki-
laki. 3,15,16
Insidens Ambigu genitalia atau yang sekarang dikenal dengan istilah disorders of
sex development (DSD) adalah 1:4500 -1: 5500 bayi lahir hidup. Dimana 50% kasus
46, XY dapat diketahui penyebabnya dan 20% secara keseluruhan dapat didiagnosis
hormonal pada masa kehamilan merupakan salah satu yang diduga. Paparan pada masa
(hermaprodit semu laki-laki= maskulinisasi yang tidak sempurna pada individu dengan
pertumbuhan gonad yang salah (Disgenesis Gonad) yang dapat diperiksa berdasarkan
hasil analisis kromosom (kariotip) dan gambaran mikroskopis jaringan gonad (testis),
gangguan pertumbuhan ini dapat berupa disgenesis gonad sebagian (partial) atau
memiliki derajat ambiguitas genital yang bervariasi, tergantung pada jumlah jaringan
testis fungsional yang ada. Kadang-kadang kita temui anak-anak yang mengalami
risiko tinggi untuk berubah menjadi ganas, sehingga sering menimbulkan dilema dalam
Tampak laki-laki
− Kriptorkismus bilateral.
Inderteminate/meragukan
− Genitalia ambigua
Tampak Perempuan
− Clitoromegali
Pengobatan
A. Pengobatan endokrin
massa tubuh) dengan memberikan testosteron. Bila pasien menjadi perempuan, maka
payudara dan menstruasi yang dapat timbul pada beberapa individu setelah pengobatan
estrogen). 3,15,16
Glukokortikoid dapat membantu pasien mempertahankan reaksi bila terjadi stres fisik
Pengobatan dengan hormon seks biasanya mulai diberikan pada saat pubertas
dan glukokortikoid dapat diberikan lebih awal bila dibutuhkan, biasanya dimulai pada
saat diagnosis ditegakkan. Bilamana pasien diberikan hormon seks laki-laki, hormon
seks perempuan atau glukokortikoid, maka pengobatan harus dilanjutkan selama hidup.
Misalnya, hormon seks laki-laki dibutuhkan pada saat dewasa untuk mempertahankan
B. Pengobatan pembedahan
mengkoreksi agar fungsi seksualnya normal. Tahap pertama adalah mengurangi ukuran
klitoris yang membesar dengan tetap mempertahankan persyarafan pada klitoris, dan
menempatkannya tidak terlihat seperti posisi pada wanita normal. Tahap kedua
menempatkan vagina keluar agar berada diluar badan di daerah bawah klitoris. 3,15,16
Tahap pertama biasanya dilakukan pada awal kehidupan. Sedangkan tahap kedua
mungkin lebih berhasil bilamana dilakukan pada saat pasien siap memulai kehidupan
seksual. Pada laki-laki, tujuan pembedahan rekonstruksi adalah meluruskan penis dan
merubah letak uretra yang tidak berada di tempat normal ke ujung penis. Hal ini dapat
dilakukan pada satu tahapan saja. Namun demikian, pada banyak kasus hal ini harus
dilakukan lebih dari satu tahapan,khususnya bilamana jumlah jaringan kulit yang dapat
digunakan terbatas, lekukan pada penis terlalu berat dan semua keadaan-keadaan
sudah jelas kearah laki-laki, maka dapat dilakukan operasi rekonstruksi antara usia 6
bulan sampai 11 tahun. Secara umum sebaiknya operasi, sudah selesai sebelum anak
vagina mudah dilakukan dan klitoris tidak terlalu besar, maka rekonstruksi vagina
dapat dilakukan pada awal kehidupan tanpa koreksi klitoris. Bilamana maskulisasi
membuat klitoris sangat besar dan vagina tertutup (atau lokasi vagina sangat tinggi dan
sangat posterior), maka dianjurkan untuk menunda rekonstruksi vagina sampai usia
remaja. Namun hal ini masih merupakan perdebatan, beberapa ahli menganjurkan agar
rekonstruksi dilakukan seawal mungkin atau setidaknya sebelum usia dua tahun,
namun ahli yang lain menganjurkan ditunda sampai usia pubertas agar kadar
estrogennya tinggi sehingga vagina dapat ditarik kebawah lebih mudah. 3,15,16
C. Pengobatan psikologis
endokrin anak, psikolog, ahli psikiatri, ahli agama, konselor genetik, atau orang lain
dimana anggota keluarga lebih dapat berbicara terbuka. Yang sangat penting adalah
bahwa yang memberikan konseling harus sangat familier dengan hal-hal yang
membantu bilamana konselor mempunyai latar belakang terapi seks atau konseling
seks. 3,15,16
keadaan anak dan pengobatannya, infertilitas, orientasi seks, fungsi seksual dan
konseling genetik. Bilamana pada suatu saat disepanjang hidupnya, pasien dan
berkonsultasi. 3,15,16
2.10 Hidrokel
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
Etiologi Hidrokel
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : 4,11,17
Klasifikasi Hidrokel
1. Hidrokel Kongenital :
Terjadi karena adanya hubungan terbuka antara rongga abdomen sehingga
cairan dari rongga abdomen keluar dan terkumpul di antara lapisan parietal
dan lapisan viseral tunika vaginalis. Hal ini hampir selalu disertai dengan
Gambaran Klinis
ultrasonografi.
a. Hidrokel testis
sepanjang hari.
b. Hidrokel funikulus
dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar
sepanjang hari.
c. Hidrokel komunikans
abdomen.
Penatalaksanaan Hidrokel
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri,
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk
aspirasi dan operasi. Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka
infeksi.4,11,17
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah: 4,11,17
2. Indikasi kosmetik
hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
skrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara
Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel
2.11 Varikokel
patofisiologi, efek kesehatan, signifikansi klinis, dan perawatan optimal dari pada
kondisi ini. Varikokel jarang terjadi pada anak laki-laki di bawah 10 tahun. Pada masa
Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleskus pampiniformis akibat
gangguan aliran darah balik vena spermatika interna, atau dapat di analogikan dengan
varises pada kaki. Varikokel ditemukan pada sekitar 15% dari populasi umum, 35-40%
pria dengan infertilitas primer (laki-laki yang belum pernah memiliki anak) dan pada
75-81% pria dengan infertilitas sekunder (laki-laki yang sudah pernah memiliki anak
pampiniformis. Pleksus ini adalah jaringan pembuluh yang mengelilingi testis dan
Fisiologis, penting bagi testis untuk memiliki suhu yang beberapa derajat lebih rendah
dari suhu inti tubuh agar produksi sperma terjadi secara normal. Testis yang
terperangkap lebih tinggi dalam tubuh tidak memiliki panas mengatur perlindungan
pengaturan suhu dan sering meningkatkan suhu testis. Hal ini dapat menyebabkan
Etiologi Varikokel
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi
dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai
daripada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 70-93%) dan agak lebih sering terjadi
pada kurus, laki-laki tinggi.. Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna kiri
bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan
bermuara pada vena kava dengan arah miring. Disamping itu vena spermatika interna
kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten.
skrotum sendiri mungkin menggantung lebih rendah dari biasanya. Kerusakan testis,
Seringkali, ada rasa sakit, kusam menyeret menyertai kondisi ini. Sering,
bagaimanapun, varikokel ini tidak menonjol, dan dapat benar-benar tanpa gejala, yaitu
tanpa gejala. Hal ini hanya ditemukan kebetulan selama evaluasi infertilitas pria. 3,11,18
Patogenesis Varikokel
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami
memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke
skrotum kemudian dilakukan palpasi. Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan
manuver valsava atau mengedan. Jika terdapat varikokel, pada inspeksi dan palpasi
manuver valsava.
3. Derajat III : adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa
meskipun terdapat tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya varikokel. Untuk itu
pemeriksaan auskultasi dengan memakai stetoskop Doppler sangat membantu, karena
alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan aliran darah pada pleksus pampiniformis.
Varikokel yang sulit diraba secara klinis seperti ini disebut varikokel subklinik. 3,11,18
membandingkan testis kiri dengan testis kanan. Untuk lebih objektif dalam
menentukan besar atau volume testis dilakukan pengukuran dengan alat orkidometer.
Pada beberapa keadaan mungkin kedua testis teraba kecil dan lunak, karena telah
terjadi kerusakan pada sel-sel germinal. Untuk menilai seberapa jauh varikokel telah
Menurut McLeod, hasil analisis semen pada varikokel menunjukkan pola stress yaitu
terdapat kelainan bentuk sperma (tappered). Tes seperti USG skrotum dilakukan untuk
menguatkan diagnosis klinis, dan juga berguna dalam mengukur ukuran vena dan
derajat refluks (aliran balik) darah. Ukuran testis dapat diukur pada saat yang sama,
dan memberikan beberapa indikasi fungsinya. Selain itu, studi hormon, FSH serum,
LH, dan testosteron, dapat dilakukan untuk menilai fungsi testis. Tes yang lebih rumit
jika ada kekambuhan setelah operasi, untuk mencari jalur vena anomali. 3,11,18
Penatalaksanaan Varikokel
Masih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya melakukan
operasi pada varikokel. Di antara mereka berpendapat bahwa varikokel yang telah
untuk mendapatkan suatu terapi. Saat ini ada masih dalam pembuktian level moderate
(1) Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui operasi terbuka atau
bedah laparoskopi,
(3) Secara perkutan dengan memasukkan bahan sklerosing ke dalam vena spermatika
interna.
3. Indikasi kosmetik;
Spermatokel adalah suatu massa di dalam skrotum yang menyerupai kista, yang
mengandung cairan dan sel sperma yang mati. Jika ukurannya besar dan mengganggu,
kasus yang jarang terjadi dalam hubungannya dengan pembengkakan skrotum. 4,19,20
Nyeri di testis juga bisa disebabkan oleh kista yang tumbuh di epididimis (tabung
melingkar yang terletak di belakang setiap testis). Kista ini jinak dan mulai keluar
sebagai akumulasi sel-sel sperma. Sering kali, kista sangat kecil dan tidak
sentimeter. Pada titik ini, pria mungkin merasa berat di testis, tidak nyaman atau bahkan
- Lunak
- USG skrotum
- Biopsi.
Adanya hidrokel bisa diketahui dengan menyinari skrotum dengan lampu senter.
Skrotum yang terisi cairan jernih akan tembus cahaya (transiluminasi). Varikokel
Kista kecil pada spermatokel dapat dihilangkan ataupun dibiarkan bila dia
2.13 Hematokel
pada polulasi bayi dan anak-anak. Jika hanya sedikit, biasanya darah akan kembali
perkembangan yang ditandai dengan gagalnya penurunan salah satu atau kedua
Insiden UDT pada bayi sangat dipengaruhi oleh umur kehamilan bayi dan
tingkat kematangan atau umur bayi. Pada bayi prematur sekitar 30,3% dan sekitar
3,4% pada bayi cukup bulan. Bayi dengan berat lahir < 900 gram seluruhnya
mengalami UDT, sedangkan dengan berat lahir < 1800 gram sekitar 68,5 % UDT.
3,11
Embriologi dan Penurunan Testis
Pada minggu ke-6 umur kehamilan primordial germ cells mengalami migrasi
dari yolk sac ke-genital ridge, yang kemudian akan berkembang menjadi testis
pada minggu ke-7. Testis yg berisi prekursor sel-sel sertoli besar (yang kelak
menjadi tubulus seminiferous dan sel-sel Leydig kecil) dengan stimulasi FSH yang
dihasilkan hipofisis mulai aktif berfungsi sejak minggu ke-8 kehamilan dengan
ipsilateral dari duktus mullerian. MIF juga meningkatkan reseptor androgen pada
membran sel Leydig. Pada minggu ke-10-11 kehamilan, akibat stimulasi chorionic
gonadotropin yang dihasilkan plasenta dan LH dari pituitary sel-sel Leydig akan
belum diketahui secara pasti, namun para ahli sepakat bahwa terdapat beberapa
faktor yang berperan penting, yakni: faktor endokrin, mekanik (anatomik), dan
neural. Terjadi dalam 2 fase yang dimulai sekitar minggu ke-10 kehamilan segera
testis mengalami penurunan dari urogenital ridge ke regio inguinal. Hal ini terjadi
karena adanya regresi ligamentum suspensorium cranialis dibawah pengaruh
MIF. Dengan perkembangan yang cepat dari regio abdominopelvic maka testis
akan terbawa turun ke daerah inguinal anterior. Pada bulan ke-3 kehamilan
Selanjutnya fase ini akan menjadi tidak aktif sampai bulan ke-7 kehamilan. 3,6,11
Fase inguinoscrotal terjadi mulai bulan ke-7 atau minggu ke-28 sampai dengan
minggu ke-35 kehamilan. Testis mengalami penurunan dari regio inguinal ke-
dalam skrotum dibawah pengaruh hormon androgen. Faktor mekanik yang turut
berperan pada fase ini adalah tekanan abdominal yang meningkat yang
canalis inguinalis menuju skrotum. Proses penurunan testis ini masih bisa
gubernaculum dan CSL pada diferensiasi seksual rodent. Pada jantan CSL
B Anomali Mekanik
Prune belly syndrome (bladder blocks inguinal canal)
Posterior urethral valves(bladder blocks inguinal canal)
Abdominal wall defects (low abdominal pressure/gubernacular
rupture)
Chromosomal/malformation syndrome (? Connective tissue
defect block migration)
C Anomali Neurologis
Myelomeningocele (GNF dysplasia)
GFN/CGRP anomalies
normal.
Gambar 22. Kemungkinan lokasi testis pada true UDT dan ektopik testis
Gliding testis atau sliding testis adalah istilah yang dipakai pada keadaan UDT
dimana testis dapat dimanipulasi hingga bagian atas skrotum, tetapi segera
kembali begitu tarikan dilepaskan. Gliding testis harus dibedakan dengan testis
yang retraktil, gliding testis terjadi akibat tidak adanya gubernaculum attachment,
dan mempunyai processus vaginalis yang lebar sehingga testis sangat mobile dan
menit pada saat pemeriksaan fisik (untuk melumpuhkan refleks cremaster), testis
yang retraktil akan menetap di dalam skrotum, sedangkan gliding testis akan tetap
obatan saat ibu hamil (estrogen), riwayat operasi inguinal dan harus dipastikan
apakah sebelumnya testis pernah teraba di skrotum pada saat lahir atau tahun
Perlu juga digali riwayat perkembangan mental anak, dan pada anak yang lebih
besar bisa ditanyakan ada tidaknya gangguan penciuman (biasanya penderita tidak
leg position” dan jongkok. Dengan 2 tangan yang hangat, menggunakan jelly atau
sabun, dimulai dari SIAS menyusuri kanalis inguinalis ke arah medial dan
skrotum. Bila teraba testis harus dicoba untuk diarahkan ke skrotum, dengan
UDT akan segera kembali begitu testis dilepas. Tentukan lokasi, ukuran dan
dimulai dari SIAS. B&C: Bila teraba testis, ‘menggiring ‘ testis dengan ujung-
yang normal. Kemungkinan etiologinya adalah iskemia masa neonatal akibat torsi.
baik akan dapat menentukan lokasi UDT tersebut. Berikut adalah berapa petanda
klinis pada UDT bilateral tidak teraba testis yang dapat dipakai pegangan untuk
intersex, pada penderita UDT bilateral dengan usia < 3 bulan dan tidak teraba
testis, pemeriksaan LH, FSH, dan testosteron akan dapat membantu menentukan
apakah terdapat testis atau tidak. Bila umur telah mencapai di atas 3 bulan
Prinsip stimulasi test dengan hCG atau hCG test adalah mengukur kadar
hormon testosteron pada keadaan basal dan 24-48 jam setelah stimulasi. Pada bayi,
respon normal setelah hCG test bervariasi antara 2-10x bahkan 20x. Pada masa
inguinal, di mana hal ini akan mudah sekali dilakukan perabaan dengan tangan.
CT scan dan MRI mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dibandingkan USG
terutama diperuntukkan testis intraabdomen (tak teraba testis dan tidak dapat
dideteksi dengan USG). MRI mempunyai sensitifitas yang lebih baik untuk
digunakan pada anak-anak yang lebih besar (belasan tahun). MRI juga dapat
mendeteksi kecurigaan keganasan testis. Baik USG, CT scan maupun MRI tidak
Penatalaksaaan UDT
Tujuan terapi UDT yang utama dan dianut hingga saat ini adalah memperkecil
dalam skrotum baik dengan menggunakan terapi hormonal ataupun dengan cara
1. Terapi Hormonal
dengan dosis 250 IU untuk bayi < 12 bulan, 500 IU untuk umur 1-6 tahun,
dan 1.000 IU untuk umur > 6 tahun, masing masing kelompok umur
unilateral. 3,21
2. Terapi Pembedahan
sedemikian rupa sehingga terjadi gangguan vaskulariasi dari testis dan struktur
jaringan di dalam skrotum. Keadaan ini diderita oleh 1 di antara 4000 pria yang
berumur kurang dari 25 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada masa
pubertas (12-20 tahun). Torsio testis terjadi 10-15% kasus akut skrotum pada anak-
anak, dan menyebabkan 42% berkahir dengan operasi orkiektomi pada anak-anak.
Di samping itu, tidak jarang janin yang masih berada di dalam uterus atau bayi
baru lahir menderita torsio testis yang tidak terdiagnosis sehingga mengakibatkan
1. Kriptorchkismus
2. Hidrokel
4. Spasme kremaster
atau selaput yang membungkus testis. Insersi abnormal yang tinggi dari tunika
sehingga testis kurang melekat pada tunika vaginalis viseralis. Testis yang
abdomen guna mempertahankan suhu ideal untuk testis. Adanya kelainan sistem
penyanggah testis menyebabkan testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara
antara lain adalah perubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat berenang),
ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau
neonatus
Clapper)
Torsio testis intravaginalis lebih sering dari pada ekstravaginalis, dengan arah
putaran anteromedial (m. cremaster melekat pada bagian lateral testis). Pada
arteri hingga terjadi nekrosis testis. Pada masa janin dan neonatus lapisan parietal
Terpuntirnya testis pada keadaan ini disebut torsio testis ekstravaginal. 3,4,6,11
Terjadinya torsio testis pada masa remaja banyak dikaitkan dengan kelainan
dari testis pada permukaan anterior dan lateral testis, pada kelainan ini tunika
spermatikus. Kelainan ini dikenal sebagai anomali bellclapper. Keadaan ini akan
• Testis kanan : arah puntiran mengikuti atau searah dengan jarum jam
Anamnesis : .3,4,6,11
inguinal atau perut sebelah bawah. Pada bayi gejalanya tidak khas yakni
1. Testis/skrotum bengkak/hiperemis
4. Testis umumnya sangat nyeri tekan dan elevasi tidak menghilangkan nyeri
seperti sering terjadi pada epididimis akut (Prehn’s sign, yaitu nyeri
funikulus spermatikus.
6. Bila telah lama berlangsung maka testis menyatu dengan epididimis dan
• Torsio : avaskuler
• Tumor : hipervaskuler
1. Epididimitis akut
Disebabkan oleh sejumlah organisme. Pada pria diatas usia 35 tahun, E.
kurang nyeri, tetapi perasat ini mengeksaserbasi nyeri akibat torsi testis.
2. Orchitis
3. Hidrokel terinfeksi/trauma
4. Trauma testis
Benjolan dapat timbul pada saat berdiri atau mengejan. Terasa nyeri bila
menjadi inkarserata.
6. Tumor testis
7. Oedem skrotum
diketahui sebabnya.
8. Varikokel
mengalirkan darah dari testis. Lebih sering mengenai testis kiri. Biasanya
tidak ada gejala yang menyertai varikokel, namun beberapa pria terdapat
perasaan berat pada sisi yang terkena. Pada pemeriksaan fisik terdapat
massa yang teraba sebagai sekantung cacing, massa ini timbul pada posisi
tegak tetapi dapat mengosongkan isinya, dan tidak teraba pada sisi
Tindakan untuk mengatasi torsio testis terdiri dari 2 cara yaitu : detorsi
atau reposisi manual dan eksplorasi atau dengan cara pembedahan. .3,22
atau merupakan tindakan awal bagi pasien sebelum dibawa ke rumah sakit.
darah ke testis. Tindakan ini tidak boleh dianggap sebagai pengobatan atau
terapi definitif dan eksplorasi gawat darurat harus tetap dilakukan pada
kesempatan awal.
masih ada torsi dengan tingkat tertentu, meskipun pemasokan darah telah
dipulihkan. Selain itu abnormalitas semula yang menyebabkan torsi masih
tetap ada dan mungkin melibatkan testis pada sisi yang lain. Oleh karena
3. Eksplorasi mutlak dilakukan pada setiap kasus yang diduga torsi. Testis
dalam skrotum. Bila ternyata benar suatu torsi segera lakukan detorsi lalu
elevasi beberapa saat, kemudian diamati apakah ada perubahan warna bila
masih baik lakukan orchidopeksi pada testis yang bersangkutan dan testis
kontralateral.
sehingga testis mengalami hipoksia, edema testis, dan iskemia. Pada akhirnya
Tumor testis jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan yang terjadi
postpubertal atau dengan tumor genitourinari lain pada masa anak-anak seperti tumor
Wilms. Beberapa laporan pada skala besar telah dipublikasikan mengenai tumor testis
anak. Tumor testis pediatrik berbeda dari tumor testis dewasa. Tumor sel germinal pada
orang dewasa mewakili sekitar 95% dari semua tumor testis. Pada anak-anak,
bagaimanapun, tumor sel germinal hanya mewakili 60% sampai 75% dari tumor testis.
Sedangkan hanya sejumlah kecil tumor testis pada dewasa bersifat jinak, seperempat
hingga sepertiga dari tumor testis pediatrik adalah jinak. Tumor testis pediatrik,
menyumbang 1% hingga 2% dari semua tumor padat pediatrik, lebih jarang terjadi
pada masa anak-anak dibandingkan pada usia pascapubertas. Insiden tahunan tumor
testis pediatrik adalah 1,6 (0,5 hingga 2) per 100.000 pada anak laki-laki kurang dari
15 tahun. Tumor testis pada populasi pediatrik dapat terjadi pada semua kelompok
umur dengan dua puncak insidensi, satu puncak sebelum usia 3 tahun dan satu puncak
Tumor testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar),
yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam
skrotum (kantung zakar). Tumor testis merupakan keganasan yang paling sering
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu
dan infeksi oleh HIV. Jika di dalam keluarga ada riwayat tumor testis,
a. Karsinoma embrional : sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia
b. Tumor yolk sac : sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak
laki-laki.
c. Teratoma : sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40%
e. Tumor sel stroma : tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli
dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3-4% dari seluruh jenis tumor
4. Ginekomastia
1. USG skrotum
3. Stadium III : tumor telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa
Tumor Seminoma :
1. Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening
perut
Tumor Non-Seminoma:
limfadenektomi perut
vinblastin).
DAFTAR PUSTAKA
1. Lumbangaol LM, Marpaung WH, dan Sitorus P. Ilmu Bedah Anak Kasus
3. Walsh P.C., Retik A.B.,Vaughan E.D., Wein A.J., Campbell’s Urology 11th
7. Laurence S. Baskin. (2006) Cambridge Pediatric Surgery & Urology 2nd ed. New York
15. Nelson, Waldo E, dkk. Hermafroditisme. Dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak
Edisi 15 Vol.3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1996. Halaman
1998-2005.
17. Dagur G, dkk. Classifying Hydroceles of the Pelvis and Groin: An Overview
of Etiology, Secondary Complications, Evaluation, and Management. Curr
Urol 2016;10:1–14
18. Reyes TDL, dkk. Varicoceles in the pediatric population: Diagnosis, treatment,
and outcomes. Can Urol Assoc J 2017;11(1-2Suppl1):S34-9
19. Sempere FS., Hinarejos C., Durbá A., Moragues F., Verduch M., et al.
Epididymal cysts in childhood. Arch Esp Urol 2005; 58: 325-328.
20. Erikci V., Hoşgör M., Aksoy N., Okur Ö., Yildiz M., et al. Management of
epididymal cysts in childhood. J Pediatr Surg 2013 ; 48: 2153-2156.
21. Niedzielsk JK, dkk. Undescended testis – current trends and guidelines:
a review of the literature. Arch Med Sci 2016; 12, 3: 667–677.
22. Sharp VJ, Kieran K, Arlen AM, dkk. Testicular torsion: diagnosis, evaluation,
and management. Am Fam Physician. 2013 Dec 15;88(12):835-40.
23. Lee SD Korean Society of Pediatric Urology. Epidemiological and clinical
behavior of prepubertal testicular tumors in Korea. J Urol. 2004;172:674–
678.
24. Walsh TJ, Grady RW, Porter MP, Lin DW, Weiss NS. Incidence of testicular
germ cell cancers in U.S. children: SEER program experience 1973 to
2000. Urology. 2006;68:402–405.
25. 13. Ciftci AO, Bingol-Kologlu M, Senocak ME, Tanyel FC, Buyukpamukcu
M, Buyukpamukcu N. Testicular tumors in children. J Pediatr
Surg. 2001;36:1796–1801.