Anda di halaman 1dari 6

TUGAS I

RESUME

“Filsafat”

‘Ontology Filsafat : Hakekat Pengetahuan Filsafat dan Struktur


Filsafat’

Oleh :

Muhammad Farayunanda Ralufzie

NIM 115120400111015

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL KELAS A

MALANG

2011
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam melakukan pemenuhan kompetensi untuk membahas dan mengkaji ilmu, filsafat,
dan logika. Khususnya tentang pemahaman dasar – dasar konsep filsafat sebagai pengantar awal.
Sehingga mampu menjelaskan hakikat pengetahuan filsafat dan struktur filsafat. Dituangkanlah
tujuan tersebut ke dalam penulisan ini yang nantinya terfokus dalam pembahasan substansial
ontologi filsafat. Mengacu pada pemikiran-pemikiran yang dinyatakan oleh tokoh-tokoh Yunani
macam Plato, Aristoteles, Thales, dan Socrates, serta penafsiran filsafat dari pengarang buku-
buku terkenal dari Indonesia. Sudut pandang penulis akan merujuk sempit kepada ontologi
filsafat sebagai bagian hakikat filsafat rangkuman manifestasi mereka.

I. 1 Eksplanasi Hakikat Pengetahuan Filsafat

Pengertian filsafat secara bahasa akarnya yaitu Yunani terbagi dua menjadi philos (cinta)
atau philia (tertarik kepada) dan shopia (kebijaksanaa, pengetahuan, intelegensi). Jadi harfiahnya,
filsafat bermaknakan cinta kebijaksanaan atau tertarik kepada kebenaran intelegensi atau
pengetahuan. Pandangan Plato (427-328 SM) terhadap filsafat adalah pengetahuan yang bersifat
untuk mencapai kebenaran yang asli. Sedangkan Poedjawijatna (Pembimbing ke Alam Filsafat,
1974:11) berpendapat, filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka. Secara sederhana filsafat
ialah sesuatu pengetahuan yang dengan berpikir dan hasilnya merupakan pemikiran yang logis
tetapi tidak empiris (Ahmad Tafsir, 2004).

Eksplanasi kompleks dari ringkasan di atas menghasilkan rangkuman yang dapat


ditangkap, bahwa filsafat merupakan pengetahuan, penyelidikan, dan pemikiran dari kemampuan
manusia memahami hakikat segala sesuatu dengan keterbatasannya. Pernyataan ini diperjelas
dengan penjelasan Immanuel Kant (1724-1804) kehadiran sifat rendah hati, kritis, dan logis asas
manusia untuk berfilsafat. Walaupun untuk tambah memperterang pengertian luas dari filsafat,
Ahmad Tafsir (2004) membenarkan teori untuk mengenali filsafat dengan cara ada baiknya
berfilasafat dan mengupas uraian filsafat. Yang coba direduksi proses tersebut untuk
mengekspansinya dari tujuan berfilsafat (membantu melihat apa yang dikatakan dan membantu
menyatakan apa yang dilihat). Sehingga akan muncul titik terang hakikat pengetahuan filsafat.
BAB II

ONTOLOGY FILSAFAT

II. 1 Struktural Filsafat

Pengaruh pemahaman yang luas dari arti penjelasan hakikat pengetahuan khusunya
filsafat sedikit banyak dipengaruhi oleh obyek. Obyek filsafat macam abstrak dan rasional
dengan tetap mempertahankan sifat logisnya. Menjawab konstruksi paradigma filsafat yang
bermetodekan rasionalis (menelaah) dan tersusun sistematis atau struktural (Ahmad Tafsir,
2004). Komposisi tersebut menjadikan filsafat sebagai hakikat ilmu yang terbagi 3 cabang, yaitu
:

Ahmad Tafsir (2004) S. Suriasumantri, Jujun. (2003)


Membicarakan hakikat tentang Apa wujud yang hakiki dari obyek
Ontologi
pengetahuan segala sesuatu. tersebut?
Bagaimana mengetahui obyek
Membicarakan cara memperoleh
Epistemologi tersebut diproses dengan prosuder
pengetahuan itu.
yang benar?
Membicarakan guna penegtahuan Untuk apa pengetahuan tersebut
Aksiologi
itu. digunakan?

Dalam pembahasan selanjutnya, penulis hanya akan mengeksplorasi sub pokok teritoritas
Ontologi, serta koneksinya terhadap hakikat tahapan penelaahan ontologi filsafat.

II. 2 Pengertian Ontologi dan Ontologi Filsafat

Ontologi erat kaitannya dengan hakikat yang menerjemahkan wujud hakiki apa yang
dikajinya ada (objek) , baik dalam bentuk (fisik/jasmani/konkret) ataupun rohani (abstrak).
Sesuai dengan etimologi dari Ontologi yang terbentuk oleh kata Ontos (ada) dan Logos (ilmu).

Dapat ditarik kesimpulan mengenai tahapan penelaahan antologi filsafat yaitu,


kemampuan pemikiran (pola pikir) dan kajian yang membahas hakikat atau kebenaran sesuatu
yang ada. Sehingga kebenarannya akan obyek tersebut diketahui oleh si filsuf.
II. 3 Aspek Kajian Ontologi Filsafat

Seperti analisa yang dilontarkan Ahmad Tafsir (2004), bahwa ontologi mencakup banyak
sekali cabang filsafat di dalamnya, mungkin semua jenis (metafisika, etika, estetika, fisika, ,dll)
masuk didalamnya. Wajar saja dikarenakan ontologi merupakan cabang filsafat yang pertama
(first of philosophy) Akan tetapi pengkajiaan melihat aspek penting beberapa jenis saja itu bisa
terjadi. Layaknya eksplanasi ringkasan yang diberikan oleh Jujun S. Suriasumantri (2003)
berupa :

3. a. Metafisika

Bidang telaah yang menempati pemikiran filsafat tentang keberadaan wujud


abstrak akan tetapi dibalik itu bersifat nyata yang erat juga kaitannya dengan eksistensi.
Didalamnya untuk mempermudah kajiaan dibagi lagi kedalam 3 kelompok, yaitu :

II. 3. a. 1 Psikologi : kajian yang membicarakan hakikat kejiwaan manusia.


II. 3. a. 2 Kosmologi : kajian yang membicarakan hakikat alam semesta
keseluruhan (pembentukan dan realita)
II. 3. a. 3 Theology : kajian khusus membicarakan hakikat eksistensi tentang
filsafat Ketuhanan ( mengkaji sifat tanpa panca indera)

3. b. Asumsi

Komposis aspek-aspek yang terlintas serta pengetahuan (fakta dan realita) teruang
menjadi anggapan. Walaupun masih belum terbuktikan, tetapi ini sudah bersifat rasional
biasanya.

3. c. Peluang

Diterjemahkan sebagai presentase kemungkinan terjadi. Dikenal dengan hukum


probabilitas.

3. d. Batas-Batas Penjelajahan Ilmu


Perkembangan ilmu yang telah sampai pada pengalamannya menemukan titik
terang, Sehingga kebenarannya tersebut terbukti empiris.
BAB III

KESIMPULAN

1. Filsafat merupakan proses pengetahuan, penyelidikan, dan pemikiran dari


kemampuan manusia memahami hakikat segala sesuatu dengan segala
keterbatasannya.
2. Ontologi filsafat yaitu, kemampuan pemikiran (pola pikir) dan kajian yang membahas
hakikat atau kebenaran sesuatu yang ada. Sehingga kebenarannya akan obyek
tersebut (hakikat pengetahuan filsafat) diketahui oleh si filsuf .
3. Pengaruh pemahaman yang luas dari arti penjelasan hakikat pengetahuan khusunya
filsafat sedikit banyak dipengaruhi oleh obyek. Yang mana sturkturalnyamembentuk
3 cabang filsafat yaitu : Ontologi, Epistemologi, Aksiologi.
4. Aspek kajian Ontologi filsafat merupakan telaah yang paling banyak dari cabang lain.
Beberapanya seperti : Metafisika, asumsi, peluang, batas- batas penjelajahan ilmu,
dll.
Daftar Pustaka

Ahmad Tafsir, 2004, Filsafat Ilmu Mengurai Ontologi, Episteologi, dan Aksiologi Pengetahuan.
Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suriasumanatri, Jujun, S. 2003. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta. Penerbit Sinar
Harapan.

Phillips,D.C. 1983. Philosophy, Science and Social Inquiry : Contemporary Methodogical


Controversies in Social Science and Related Applied Fields of Research. First Edition. Pergamon
Press. Oxford. New York.

http://regarmargana.blogspot.com/2010/12/ontologi-filsafat-ilmu.html , 21 Agustus 2011 , 11:15

http://nyongandikahendra.blogspot.com/2010/12/ringkasan-filsafat-ilmu-karya-jujun-s.html , 21
Agustus 2011, 11:18

http://usupress.usu.ac.id/files/Filsafat%20Ilmu%20dan%20Metode%20Riset_Normal_bab%201.
pdf , 21 Agustus 2011 , 11:25

http://wahyu32900.multiply.com/tag/ilmu%20pengetahuan , 21 Agustus 2011 11: 22

Anda mungkin juga menyukai