Oleh :
Ricky Yulian 201510050311155
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas utama yang harus dilaksanakan secara optimal yakni tugas dalam rangka
penyediaan pelayanan publik. Tugas ini wajib dilaksanakan oleh tiap elemen lembaga
posisi yang strategis bagi suatu daerah kabupaten atau kota dalam menyelenggarakan
pelayanan publik.1 Lingkup kecamatan yang lebih kecil sehingga memiliki peran penting
dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik. Hal ini dikarenakan kecamatan memiliki
jangkauan yang lebih dekat dan berhubungan secara langsung dengan masyarakat.
adanya kebijakan ini, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
terpadu satu pintu di kecamatan baik dalam bentuk pelayanan perijinan maupun pelayanan
non perijinan. Selain itu, pelayanan terpadu di lingkup kecamatan ini merupakan upaya
bagi pemerintah guna mendekatkan jarak antara pemerintah sebagai penyedia layanan
dengan masyarakat sebagai penerima layanan, yang sejatinya dilandasi oleh adanya
pendelegasian kewenangan dari kepala daerah kepada camat.2 Dengan kata lain pelayanan
1
Undang undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerinrah Daerah Pasal 221
2
Manurung, Agustriani Susanti, dkk. 2018. Implementasi Kebijakan Pelayanan Administrasi terpadu
Kecamatan Tethadap Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan Sidikang Kabupaten Dairi. Jurnal Ilmu
Administrasi Publik No 6 Vol 1 Hal 49
1
terpadu tingkat kecamatan dapat mendukung upaya pemerintah kabupaten atau kota dalam
Pelayanan terpadu kecamatan pada dasarnya sangat strategis bagi kabupaten atau
kota yang memiliki wilayah kecamatan yang cukup luas, termasuk yakni Kota Malang.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Malang meneributkan regulasi yang dapat mendukung
Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelayanan Perizinan di Kecamatan. Pelalayan perizinan ini
secara umum terdiri atas beberapa pelayanan seperti pelayanan izin usaha, rekomendasi
surat nikah, rekomendasi surat izin keramaian, rekomendasi surat izin mendirikan
bangunan, dan beberapa jenis pelayanan lainnya. Bahkan kecamatan juga menjadi salah
satu lembaga pemerintah yang juga terlibat dalam pelayanan administrasi kependudukan
seperti pelayanan pengurusan kartu tabda penduduk, kartu keluarga, dan beberapa
pelayanan lainnya.
Salah satu kecamatan di Kota Malang yang telah melaksanakan pelayanan terpadu
kecamatan yang strategis karena berada di pusat Kota Malang. Hal ini dikarenakan pada
wilayah kecamatan ini terdapat beberapa gedung perkantoran pemerintah Kota Malang
dan Alun-alun Kota Malang. Sementara itu, Kecamatan Klojen terdiri atas 10 kelurahan
Dowo, Kelurahan Kljoen, Kelurahan Rampal Claket, Kelurahan Samaan, dan Kelurahan
2
Penanggungan.3 Kondisi ini semakin menjadikan Kecamatan Klojen sebagai kecamatan
yang penting dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik bagi masyarakat Kota
Malang.
Di samping itu, salah satu upaya yang dapat dilaksanakan oleh Kecamatan Klojen
dilaksanakan dengan melakukan tata kelola yang tepat dan optimal terkait arsip yang
mendukung proses layanan. Hal ini sangat penting mengingat tata kelola arsip dalam suatu
organisasi pemerintahan masih dipandang sebagai pekerjaan yang remeh, dan masih
banyak anggapan bahwa pengurusan arsip merupakan pekerjaan yang mudah sehingga
cenderung disepelekan dan dikerjakan oleh orang yang kurang tepat.4 Padahal ketidak
berhasilan dalam pengelolaan arsip akan menjadi hambatan besar dalam proses
diperlukan suatu tata kelola arsip yang baik. Masih banyak organisasi yang belum baik
dalam pengelolaan arsip sehingga menghambat pengambilan keputusan karena arsip yang
organisasi, maka diperlukan sistem pengelolaan arsip yang baik. arsip sangat dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan kantor karena arsip merupakan pusat ingatan bagi setiap
3
Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2018. Kota Malang Dalam Angka tahun 2018. Kota Malang: BPS
Kota Malang.
4
Haryanti, Riski Yuli dan Joko Wasito. 2018. Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Kecamatan
Mranggen Kabupaten Demak. Jurnal Ilmu Perpustakaan. Vol 7 No 3 Hal 15
3
kegiatan dalam suatu lembaga pemerintahan dalam rangka melakukan kegiatan seperti
Tata kelola arsip yang buruk tentunya dapat menghambat kinerja organisasi
Apalagi kecamatan memiliki beragam bentuk pelayanan. Dengan kata lain tata kelola
arsip yang buruk dapat menghambat proses pelayanan dan mengurangi kualitas pelayanan
publik bagi masyarakat. Padahal penyediaan pelayanan publik yang optimal merupakan
salah satu tugas penting bagi Kecamatan Klojen. Hal ini sesuai dengan amanat dari
Peraturan Walikota Malang No 39 tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Kedudukan serta Tata Kerja Kecamanatan yang menyatakan bahwa tugas dan fungsi
penting untuk mengacu pada beberapa aspek dalam konteks penyediaan layanan, seperti
standar pelayanan yang mana meliputi kejelasan prosedur pelayanan, kejelasan waktu
penyediaan sarana dan pra sarana, dan kompetensi petugas penyedia layanan.6 Apabila
standar pelayanan di Kecamatan Klojen telah memenuhi ketentuan tersebut, maka dapat
5
Perwali Malang N0 39 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Serta Tata
Kerja Kecamatan. Pasal 3
6
Surjadi. 2012. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung: Reifika Aditama. 69
4
dipastikan pelayanan adminitrsasi terpadu kecamatanan baik dalam bentuk pelayanan
perizinan dan non perizinan serta pelayanan administrasi kependudukan dapat terlaksana
Maka dari itu, agar penyediaan layanan publik khususnya pelayanan administrasi
terpadu di Kecamatan Klojen dapat berjalan dengan optimal dan menunjung kualitas
pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan pula tata kelola arsip yang tepat dan
administratif. Dengan demikian, berdasarkan pada pemaparan di atas, penelitian ini akan
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
2. Apa faktor penghambat tata kelola arsip dalam pelayanan administrasi terpadu di
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah penelitian, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tata kelola arsip dalam pelayanan administrasi terpadu sebagai
5
2. Untuk mengetahui faktor penghambat tata kelola arsip dalam pelayanan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini secara teoristis di harapkan agar dapat memperoleh
khusus.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak Kecamatan Klojen Kota Malang dalam
E. Definisi Konseptual
6
Definisi konseptual adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang
mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk satu kata7. Dengan
demikian perlu peneliti definisikan beberapa konsep yang berkaitan dengan tema dalam
1. Tata Kelola
Tata kelola adalah seperangkat unsur yang saling berkaitan secara teratur,
sehingga membentuk suatu kesatuan, susunan yang teratur dari suatu pandangan, teori,
asas dan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, dan
kelola juga dapat diartikan sebagau sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-
untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya8. Dengan demikian, dalam suatu organisasi, tata
kelola merupakan upaya yang dilakukan agar kegiatan-kegiatan dapat terlaksana dengan
7
Djamarah Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Hal 30
8
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, Hal 3
7
2. Arsip
khususnya di organisasi atau lembaga pemerintahan. Arsip adalah rekaman kegiatan atau
peristiwa dalam berbagai bentuk media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah,
Arsip mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah kantor, maka keberadaan
arsip perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga keberadaan arsip pada sebuah kantor
pekerjaan yang dilakukan semua personil dalam kantor tersebut.10 Dengan demikian
arsip menjadi bagian yang penting dalam preses tata kerja perkantoran di tiap institusi
3. Pelayanan Publik
mendefinisikan pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
setiap warga negara dan penduduk atas barang jasa, dan/ atau pelayanan administratif
publik juga dapat diartikan sebagai kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
9
Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. 2008. Manajemen Kerasipan Modern. Yogyakarta: Gava Media
10
Basuki, Sulistyo. 2003. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Hal 13
11
Undang-Undang No 25 tahun 2009 tentan Pelayanan Publik. Bab 1 Pasal 1.
8
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan
publik secara sederhana dipahami oleh berbagai pihak sebagai pelayanan yang
diselenggarakan oleh pemerintah. Pelayanan publik haruslah bersifat adil untuk semua
kepercayaan publik
sistem pelayanan dimulai dari proses pengajuan permohonan dari masyarakat hingga
F. Definisi Operasional
variabel-variabel yang akan didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini adalah :
12
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi. kedua. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN. Yogyakarta. Hal 22
13
Eko, Rizqi Fajar. 2015. Implementasi Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam
Upaya Meningkatan Kualitas Pelayanan Publik. (Studi pada Pelayanan e-KTP di Kecamatan Krian,
Kabupaten Sidoarjo). Jurnal Administrasi Publik (JAP) Vol 2 No 11 Hal 3
14
Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar Hal 74
9
a. Mekanisme penataan arsip dalam pelayanan administrasi terpadu di Kecamatan
Klojen
b. Dukungan sarana dan pra sarana penataan arsip pada pelayanan administrasi
Kecamatan Klojen
Kecamatan Klojen
Malang.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan
untuk mendapatkan data dengan tujuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana penelitian
kualitatif menurut Bodgan & Taylor dalam Gunawan yakni “prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistic
10
(utuh)”. 15 Adapun langkah-langkah metode yang digunakan dalam mendukung penelitian
1. Jenis Penelitian
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
yang lain.16 Sehingga dalam penelitian ini hanya akan mendeskripsikan mengenai
2. Subyek Penelitian
sampel dalam penelitian dan menjadi pihak yang terwawancarai atau informan. Apabila
dalam penelitian kuantitatif sampel merupakan bagian dari populasi, pada penelitian
kualitatif sampel merupakan orang-orang yang dipandang tahu terkait situasi sosial
tertentu. Penentuan orang yang diwawancarai dilakakukan secara purposive, yaitu dipilih
dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.17 Oleh karena itu, pengambilan sampel pada
sampling, peneliti menentukan beberapa informan atau subjek penelitian yang dianggap
mengetahui dan paham terkait tata kelola arsip pada pelayanan administrasi terpadu di
15
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 82
16
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. ALFABETA. Hal 5
17
Ibid, Hal 216
11
a. Kepala atau Sekretaris Kecamatan Klojen
3. Sumber Data
Untuk memperoleh data yang akurat harus didukung dengan sumber informasi dan
data yang valid. Data tersebut harus digali dari sumber-sumber yang berhubungan dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti, sehingga data harus didapatkan dari sumber yang
terpercaya. Hal tersebut guna mendukung kaidah keilmiahan dan memperoleh data yang
didapatkan dari sumber yang relevan. Menurut Sugiyono terdapat dua sumber data yang
dilakukan dalam penelitian kualitatif yaitu sumber data primer atau sekunder. 18 Kesua
sumber data ini akan sangat mendukung proses penelitian. Maka dari itu, dalam penelitian
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti,
untuk diamati dan dicatat.19 Data primer yang dimaksud adalah kata-kata dan tindakan
yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan pihak-pihak terkait yang akan
menjadi informan. Adanya informasi yang diberikan oleh pihak yang terlibat, dapat
menggali fenomena yang akan diteliti secara lebih mendalam. Adapun pihak-pihak yang
dijadikan informan sebagai proses penggalian data dan informasi pada penelitian ini
yakni, kepala atau sekretaris dan staf pegawai Kecamatan Klojen Kota Malang.
18
Ibid Sugiyono. 2008. hlm. 225
19
Ibid.
12
b. Data Sekunder
Definisi data sekunder menurut Sarwono adalah data yang sudah tersedia sehingga
kita tinggal mencari dan mengumpulkan.20 Data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung, data sekunder digunakan sebagai pendukung dalam menguatkan
penelitian. Selain itu, data sekunder merupakan data telah jadi dan tinggal dimanfaatkan
oleh peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi salinan peraturan atau
kebijakan, profil instansi atau lembaga terkait yakni pihak Kecamatan Klojen Kota
Malang.
a. Observasi
Observasi adalah perilaku yang tampak dengan adanya tujuan yang ingin dicapai
dapat berupa perilaku yang dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung,
dan dapat diukur. Tujuan tersebut adalah untuk mendeskripsikan lingkungan yang
lingkungan yang diamati dan perilaku yang dimunculkan serta makna kejadian
bahasa, pengertian dari observasi adalah memperhatikan dan mengamati. Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa observasi adalah berupa metode pengumpulan data dengan
20
Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta : Andi Offset. Hal
123
21
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika. hlm. 131-132
13
lebih mendetail dan kejelasan dari setiap fenomena yang terjadi di lapangan yakni proses
b. Dokumentasi
melihat dan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek atau oleh orang lain
tentang subjek yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku dalam berbentuk
tulisan, gambar atau data-data yang diperoleh dari dokumen atau catatan resmi instansi
yang diteliti.22 Pada umumnya, dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa gambar-
yang berasal dari lembaga atau instansi yang diteliti sesuai dengan kebutuhan kebutuhan
penelitian. Beberapa dokumen tersebut dapat berupa profil Kecamatan Klojen, Rencana
Kerja Kecamatan Klojen tahun 2017 dan 2018, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LkjIP)
Kecamatan Klojen tahun 2018 serta beberapa foto dokumentasi proses tata kelola arsip
c. Wawancara
oleh dua pihak yaitu pewawancara atau yang mengajukan pertanyaan, dan pihak yang lain
pewawancara.23 Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara baku
terbuka, yaitu wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku dan para
subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai sehingga mereka yang diwawancarai
22
Ibid. Hal 143
23
Ibid Hal 144
14
memahami dan mengetahui maksud tujuan wawancara itu. Dengan jenis wawancara
tersebut informan dapat menjawab secara bebas dan permasalahan yang termuat dalam
pertanyaan dapat terjawab dengan baik.Definisi dari wawancara menurut ahli adalah
tehnik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan
informan yang menjadi subjek penelitian agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Wawancara dilakukan dengan informan yakni Kepala atau Sekretaris dan staf pegawai
Kecamatan Klojen.
5. Lokasi Penelitian
beralamat di Jalan Surabaya No 3A, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota
Malang.
Analisis data merupakan tahapan yang penting dalam proses penelitian secara
dalam pola, kategori, dan satuan urian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data yang di
gunakan dalam penelitian ini adalan analisis data kualitatif. Jenis penelitian deskriptif
kualitatif menggunakan teknik analisa data yang dikemukan oleh Miles, Huberman dan
a. Data Condensation
24
Miles, Mattew B., A. Michael Huberman, dan Johnny Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis: A
Methods Sourcebook. California: Sage Publications Inc.
15
Data condesation atau kondensasi data mengacu pada proses pemilihan,
muncul dari catatan lapang yang tertulis, transkrip wawancara, dokumen, dan bahan-
bahan lainnya.25 Proses ini tidak hanya berarti pelaksanaan pengumpulan data, namun
juga melaksanakan pemilahan dan pemfokusan data sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Karena memang dalam proses pengumpulan data, peneliti harus harus cermat melakukan
kondensasi mana data yang bersifat informatif dan menjawab permasalahan penelitian.
b. Data Dysplay
Langkah selanjutnya dalam proses analisis data yang adalah mendisplay atau
menampilkan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk bagan, hubungan antar kategori, dan dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan
merencanakan tahapan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut 26. Hal
ini dimaksudkan untuk memperkuat hasil kondesasi data untuk diolah ketahapan
selanjutnya, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan terkait proses
kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat final mungkin tidak muncul hingga pengumpalan
data selsesai, karena itu sangat menentut kecermatan penelti dalam proses-proses
25
Ibid Hal 30
26
Ibid
16
sebelumnya.27 Selain itu, dalam proses nya peneliti juga harus melakukan verifikasi hasil
kesimpulan dengan menilik kembali catatan lapang atau argumentasi yang telah dibuat
sehingga terwujud kemantapan hasil penarikan kesimpulan.28 Hal ini dilaksanakan agar
validitas data dapat terpunuhi dalam penarikan kesimpulan. Sehingga penelitian terkait
proses tata kelola rasip yang dilaksanakan oleh pihak Kecamatan Klojen pada pelayanan
administrasi terpadu kecamatan dapat menghasilkan kesimpulan yang mana sesuai dengan
27
Ibid Hal 31
28
Ibid
17
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2018. Kota Malang Dalam Angka tahun 2018. Kota
Malang: BPS Kota Malang.
Basuki, Sulistyo. 2003. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Haryanti, Riski Yuli dan Joko Wasito. 2018. Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Jurnal Ilmu Perpustakaan. Vol 7 No 3
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi. kedua. Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN. Yogyakarta.
18
Kecamatan Sidikang Kabupaten Dairi. Jurnal Ilmu Administrasi Publik No 6 Vol
1
Perwali Malang N0 39 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, dan
Fungsi Serta Tata Kerja Kecamatan.
Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta :
Andi Offset.
Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. 2008. Manajemen Kerasipan Modern. Yogyakarta:
Gava Media
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya Tata Kelola Arsip terdiri dari beberapa unsur pokok yaitu penciptaan
arsip yang terdiri atas proses penciptaan arsip, penyimpanan, penemuan kembali, dan
kegiatan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain.
sebuah arsip meliputi proses penciptaan, penggunaan dan pemeliharan arsip serta
penyusutan arsip. Pengelolaan sebuah arsip tersebut harus disesuaikan dengan nilai dan
kegunaan arsip. 29Sedangkan menurut (Basuki, 2008): "pengelolaan arsip terbagi menjadi
dua yaitu sesuai dengan penggolongan arsip-arsip dinamis dan statis. Pengelolaan arsip
dan pelacakan, serta pelaksanaan penyusutan sedangkan Pengelolaan arsip statis ada tiga
tahapan yaitu akuisisi, penataan dan deskripsi, serta preservasi". Jadi , sebuah arsip tersebut
harus dikelola dengan benar atau sesuai dengan proses supaya bermanfaat bagi pencipta,
penerima dan pemakainya terutama apabila diperlukan maka arsip tersebut dapat
Kearsipan merupakan salah satu jenis pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha
yang banyak dilakukan oleh badan pemerintahan, maupun badan swasta. Kearsipan
29
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan
20
menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan arsip atau surat-surat dan
dapat diketemukan kembali bila diperlukan. Sifat yang paling penting yang harus dimiliki
oleh suatu sistem kearsipan adalah keterpercayaan dan accessibility, disamping dari sifat
Penjelasan diatas dapat bermakna bahwa kearsipan merupakan suatu proses mulai
perawatan serta penyimpanan dokumen menurut sistem tertentu yang saat dibutuhkan
kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar
setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali. Sedangkan pengertian
pengarsipan masih menurut pendapat nuraida (2012:92) yaitu kegiatan menyimpan warkat
dengan berbagai cara dan alat di tempat tertentu yang aman agar tidak rusak atau hilang
Menurut Sugiarto dan Wahyono (2015) dalam pengelolaan arsip ada beberapa
1. Sistem penyimpanan arsip, berkaitan dengan penyimpanan arsip dengan sistem abjad,
3. Petugas kearsipan.
21
4. Lingkungan kerja kearsipan.
4. Sistem atau metode penyimpanan yang baik serta didukung dengan mesin-mesin yang akan
5. Pemilihan sistem peralatan berkas arsip yang sesuai dengan aktivitas masing-masing
keberhasilan dan faktor-faktor yang harus dilakukan dalam pengelolaan arsip, tentu
sangat diperlukan oleh setiap organisasi. Sebab dalam melakukan kegiataan administrasi
tersebut mengingat nilai guna, fungsi dan peranan arsip bagi kelangsungan hidup suatu
secara umum sistem pengelolaan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang
jauh mengenai pengelolaan arsip, terlebih dahulu akan dibahas mengenai arsip dan
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga dan badan-badan pemerintah
dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka
22
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan -badan swasta atau perseorangan, dalam
bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka
yaitu:
3. Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan naskah atau dokumen.
yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan organisasi, yang dapat bermanfaat
dari organisasi yang bersangkutan . Bentuk arsip beragam, tidak hanya berupa lembaran kertas
dan tulisan seperti yang sering dianggap oleh kebanyakan orang. Namun, dalam sebagian
besar kantor, arsip memang terutama berupa surat atau dokumen berbentuk lembaran kertas
bertulisan. menurut Sugiarto (2015:13) arsip dapat dibedakan dalam beberapa jenis yaitu:
Menurut subyek atau isinya , arsip dapat dibedakan menjadi beberapa macam
yaitu :
a) Arsip Kepegawaian, contoh: data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat pengangkatan
b) Arsip Keuangan, contoh: laporan keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti pembelian,
c) Arsip Pemasaran, contoh: surat penawaran, surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar
23
d) Arsip Pendidikan, contoh: kurikulum, satuan pelajaran , daftar hadir siswa, rapor, transkrip
e) Dan lain-lain
penggolongan ini lebih didasarkan pada tampilan fisik media yang digunakan
dalam merekam informasi. Menurut bentuk dan wujud fisiknya arsip dapat dibedakan
menjadi:
a) Surat, contoh: naskah perjanjian/kontrak, akte pendirian perusahaan, surat keputusan, notulen
d) Pita Rekaman
e) Mikrofilm
c) Arsip bernilai Hukum, contoh: akte pendirian perusahaan, akte kelahiran, akte perkawinan,
d) Arsip bernilai Sejarah, contoh: laporan tahunan, notulen rapat, gambar/foto peristiwa dan
sebagainya
f) Arsip bernilai Keuangan, contoh: kuintasi, bon penjualan, laporan keuangan, dan sebagainya.
24
g) Arsip bernilai Pendidikan, contoh: Karya ilmiah para ahli, kurikulum, satuan pelajaran,
a) Arsip Tidak Berguna (nonesensial), contoh; surat undangan, memo dan sebagainya.
b) Arsip Berguna, contoh: presensi pegawai, surat permohonan cuti, surat pesanan barang
dan sebagainya.
c) Arsip Penting, contoh; surat keputusan, daftar riwayat hidup pegawai, laporan keuangan,
penggolongan ini lebih didasarkan pada fungsi arsip dalam mendukung kegiatan
a) Arsip Dinamis yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan
perkantoran sehari-hari.
b) Arsip Statis yaitu arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan
perkantoran sehari-hari.
a) Arsip Pusat, arsip yang disimpan secara sentralisasi atau berada dipusat organisasi.
b) Arsip Unit, arsip yang berada diunit-unit dalam organisasi. Berkaitan dengan lembaga
25
Penggolongan ini didasarkan pada tingkat keaslian suatu arsip atau dokumen.
a) Arsip Asli, yaitu dokumen yang langsung terkena hentakan mesin ketik, cetakan printer,
dengan tandatangan dan legalisasi yang sli, yang merupakan dokumen utama
b) Arsip Tembusan, yaitu dokumen kedua, ketiga dan seterusnya, yang dalam proses
pembuatannya bersama dengan dokumen asli, tetapi ditujukan pada pihak lain selain
c) Arsip Salinan, yaitu dokumen yang proses pembuatannya tidak bersama dengan dokumen
penggolongan ini didasarkan pada legalitas yang dilihat dari sisi hukum. Dari segi
a) Arsip Otentik, adalah arsip yang diatasnya terdapat tanda tangan asli dengan tinta (bukan
fotocopy atau film) sebagai tanda keabsahan dari isi arsip bersangkutan. Arsip ptentik
b) Arsip Tidak Otentik adalah arsip yang diatasnya tidak terdapat tanda tangan asli dengan
tinta. Arsip ini berupa fotokopi, film, mikrofilm, hasil print komputer dan lain sebagainya.
Arsip tidak hanya memiliki peranan, tetapi juga memiliki kegunaan. Kegunaan
arsip didasarkan pada kegunaannya bagi organisasi. Menurut wijaya (2005:81) kegunaan
a. adanya keterbatasan manusia untuk mengingat maka arsip berguna untuk alat bantu
ingatan.
26
c. untuk mendukung keberadaan suatu organisasi, yaitu adanya perlindungan hukum atau
undang-undang.
d. sebagai tanda bukti autentik atau sah hitam diatas putih bila sewaktu-waktu timbul
e. sebagai dokumen suatu lembaga atau badan, misalnya akte pendirian perusahaan, surat
f. untuk dapat diwariskan kepada ahli warisnya atau yang berhak menerimanya.
Menurut Sukoco (2007:86-87), nilai guna dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut:
1. Nilai Guna Primer adalah nilai guna yang didasarkan pada kegunaan bagi kepentingan lembaga
pencipta arsip yang meliputi nilai guna administrasi, nilai guna fiskal, nilai guna hukum, dan nilai
guna historis.
a. Nilai guna administratif, yaitu dokumen inaktif yang digunakan dalam menentukan
policy organisasi yang memiliki nilai guna administratif. Dokumen semacam itu meliputi
bagan organisasi, pernyataan visi dna misi, serta tata tertib organisasi.
b. Nilai guna fiskal, berupa nilai guna dokumen yang menyangkut penggunaan uang untuk
keperluan audit atau operasional, data yang diperlukan untuk menyusun laporan tahunan
atau menyelesaikan pengisian pajak organisasi, berkas transaksi seperti pembelian dan
c. Nilai guna hukum, berupa nilai guna dokumen bagi organisasi menyangkut kepentingan
keselamatan kerja, atau dampak analisis lingkungan merupakan bentuk dokumen yang
d. Nilai guna histori, berupa nilai dokumen yang disimpan bukan karena kepentingan bisnis,
melainkan karena kepentingan historis yang merekam sebuah peristiwa yang bertautan
27
dengan suatu kegiatan. Nilai historis sebuah dokumen dikaitkan pula dengan nilai
dokumen pada masa mendatang bagi para pengguna internal menyangkut organisasi.
2. Nilai Guna Sekunder adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip bagi kepentingan
umum diluar lembaga pencipta arsip. Termasuk kedalam nilai guna sekunder ini adalah nilai
guna kebuktian dan nilai guna informansional yang biasanya digunakan sebagai bahan bukti
merupakan informasi tentang orang, tempat, benda, fenomena, masalah, dan sejenisnya.
c. Nilai guna ini merupakan dasar penentuan jadwal retensi pada masing-masing dokumen
Merujuk pada daur kehidupan arsip, tidak semua arsip akan disimpan. Arsip yang
disimpan adalah arsip yang memiliki nilai guna. Menurut Milton Reitzfeld dalam Sayuti
(2013:157), ada tujuh nilai dari suatu warkat yaitu sebagai berikut :
Santen dalam Sukoco (2007:87) menjelaskan nilai guna arsip disingkat dengan
28
Nilai guna administrasi artinya keberadaan arsip dipertahankan kerena nilai
administrasi arsip tersebut digunakan untuk keperluan administrasi. Contoh Kartu Tanda
Penduduk (KTP) ketika digunakan untuk persyaratan tes seleksi Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS).
Nilai guna legalitas artinya arsip dipertahankan karena memiliki nilai hukum,
arsip tersebut digunakan sebagai bukti legalnya sesuatu. Contoh Kartu Tanda Mahasiswa
Universitas Negri Padang (KTM mahasiswa UNP) sebagai bukti bahwa seorang
Nilai guna finansial berarti bahwa pada arsip tersebut terkandung nilai uang atau
Nilai guna Penelitian bearti bahwa pada arsip tersebut digunakan untuk penelitian
Nilai guna pendidikan bearti bahwa keberadaan arsip dipertahankan karen nilai
29
Nilai guna ini disebut juga nilai guna history (sejarah). Nilai guna sejarah berarti
bahwa pada arsip tersebut terkandung nilai sejarah. Contoh Naskah Proklamasi.
Sebuah arsip bisa memiliki lebih dari satu nilai guna, sebagai contoh ijasah. Ijasah
tersebut di antaranya memiliki nilai guna administratif, nilai guna legalitas dan nilai guna
pendidikan.
dokumen agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan dokumen
yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bilamana dokumen tersebut sewaktu-
waktu dibutuhkan. pada umumnya sistem penyimpanan yang dapat dipakai sebagai sistem
penyimpanan yang standar adalah sistem abjad (berdasarkan nama), sistem nomor, sistem
makin bertambah yaitu dengan menerapkan sistem kearsipan yang tepat, mudah dan
hendaknya sesuai dengan jumlah arsip yang ada, kondisi kantor, dan sejauh mana
informasi merupakan sumber utama untuk menyelenggarakan kegiataan kantor. salah satu
Dengan demikian sumber informasi perlu dipelihara dan dijaga dengan baik,
sehingga yang perlu diterapkan sistem kearsipan beserta menerapkan metode yang
praktis. pada dasarnya kearsipan atau filing adalah kegiatan penyusutan dokumen, warkat
dan arsip pada tempat yang telah ditentukan, sehingga bila diperlukan dapat ditentukan
30
dengan cepat. filing atau penyimpanan warkat adalah kegiatan menaruh warkat-warkat
dalam suatu tempat penyimpanan secara tertib menurut sistem, susunan dan tata cara yang
telah ditentukan, sehingga pertumbuhan warkat-warkat itu dapat dikendalikan dan setiap
berikut ini adalah penjelasan dari kelima sistem penyimpanan arsip tersebut
menurut (Amsyah, 2003:71) secara umum terdapat lima sistem penyimpanan arsip berikut
ini adalah :
1. Sistem Abjad dapat juga disebut Sistem Langsung (direct filing system)
petugas pengelola dapat langsung menuju ke file penyimpanan dalam usahanya mencari
dokumen yang dibutuhkan, tanpa melalui alat bantu seperti indeks dan lain-lain. Menurut
(Sedarmayanti, 2003:70), sistem abjad adalah salah satu sistem penataan berkas yang
umumnya dipergunakan untuk menata berkas yang berurutan dari A sampai dengan Z
sistem abjad umumnya sering dipakai sebagai sistem penyimpanan arsip oleh beberapa
b) petugas menginginkan agar dokumen-dokumen dari nama yang sama akan berkelompok
Keuntungan atau kelebihan dari pemakaian sistem abjad, (Amsyah, 2003) adalah:
a) dokumen yang berasal dari satu nama (nama individu dan nama badan) yang sama, akan
31
b) susunan guide dan folder sederhana.
d) pencarian dokumen dapat dilakukan secara langsung melalui nama pengirim yang
a) Pencarian kembali dokumen untuk nama orang tidak dapat di lakukan melalui bagian
nama yang lain seperti nama depan atau panggilan, tetapi harus melalui nama belakang
b) Surat-surat atau dokumen-dokumen yang ada hubungan satu sama lain tetapi berbeda
nama pengirimnya, maka akan terletak terpisah didalam penyimpananannya. Ejaan huruf
sering berubah seperti oe-u, ch-kh, tj-c, sedangkan nama orang ditulis berdasarkan
Gambar 2.1
32
(Amsyah, 2003:76) menjelaskan sistem penyimpanan yang didasarkan pada
urutan waktu surat diterima atau waktu dikirim mulai dari tanggal, bulan, sampai
tahunnya. Hal yang sama diungkapkan oleh (Dewi,2011:99) sistem kronologis adalah
susunan arsip diatur berdasarkan waktu, seperti tahun, bulan, dan tanggal. Hal yang
dijadikan petunjuk pokok adalah tahun kemudian bulan dan tanggal. Contoh : kode
280215 menyatakan tanggal 26, bulan februari, tahun 2015 atau sebaliknya.
satu sistem penataan berkas berdasarkan urutan tanggal, bulan, dan tahun yang mana pada
umumnya tanggal yang dijadikan pedoman bermaksud diperhatikan dari datangnya surat,
waktu, dokumen-dokumen yang disimpan dengan menggunakan sistem ini dokumen yang
dalam penemuan dokumennya kembali melihat pada bulan dan tahun. Sebagai contoh
sistem kronologis, nota, kwintasi yang dijadikan sebagai pelengkap dan bukti dari suatu
pembukuaan.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat mengenai pengertian sistem kronologis
adalah sistem penyimpanan yang berdasarkan pada urutan waktu surat diterima atau
dikirim mulai dari tanggal, bulan, sampai tahun. Berikut contoh penyimpanan berdasarkan
Gambar 2.2
33
Sumber: Tata Kearsipan, Sedarmayanti (2003)
a) mudah dilaksanakan
a) hanya bermanfaat untuk organisasi yang relatif kecil dengan jumlah dokumen yang tidak
banyak.
b) tidak berguna, apabila tanggal, bulan, tahun sebuah dokumen tidak diketahui.
arsip berdasarkan kode nomor, sistem penyimpanan arsip ini hampir sama dengan sistem
abjad yang penyimpanan dokumennya didasarkan kepada nama. Sistem nomor pun
34
penyimpanan warkat berdasarkan kepada nama, hanya nama disini diganti dengan kode
nomor. Misalnya surat-surat dari dan yang akan dikirim kepada PT Sukses Maju akan
disimpan pada map bernomor 271, atau kartu Tabanas Badu diberi nomor 23498. Pada
sistem nomor, maka nomor yang diberikan kepada PT Sukses Maju ataupun Tabanas
Menurut (Dewi,2011:99), sistem nomor atau angka sering juga disebut kode
klasifikasi persepuluhan. Yang dijadikan kode surat adalah nomor yang ditetapkan oleh
adalah sistem penyimpanan arsip berdasarkan kode nomer yang sudah ditetapkan oleh
unit yang bersangkutan. Berikut contoh tabel pola klasifikasi arsip adalah :
Tabel 2.1
000 UMUM
020 Peralatan
35
030 Penelitian
040 Perencanaan
100 Kepegawaian
110 Pengadaan
120 Mutasi
130 Kedudukan
200 Keuangan
210 Gaji
36
b) kode nomor dapat disamakan untuk semua unit kerja.
a) kearsipan tidak langsung, karena untuk dapat menemukan dokumen diperlukan alat bantu
d) modal yang besar, karena harus menyediakan beberapa perlengkapan yang dibutuhkan
Gambar 2.3
Sumber: https://mirataniaamalia.wordpress.com/2017/11/24/prosedur-penataan-surat-
dokumen-secara-baik-dan-benar/
Menurut (Sedarmayanti, 2003:7) sistem subyek adalah salah satu sistem penataan
37
berhubungan dengan perusahaan. Untuk dapat melaksanakan penataan arsip berdasarkan
sistem masalah, maka harus ditentukan dahulu masalah-masalah yang pada umumnya
satu subyek yang disusun dalam suatu daftar yang bernama dokter indeks. Oleh sebab itu
dalam penataan arsip berdasarkan sistem subyek, perlu dipersiapkan lebih dahulu daftar
Tabel 2.2
Daftar Indeks
Kode Masalah
KP Kepagawaian
01 Pengadaan
02 Pengangkatan
Mutasi
03
Kedudukan
04
Kesejahteraan
05
Pegawai
06
Cuti
07
Penilaian
08
Pendidikan
Pemberhentian
38
KU Keuangan
01 Gaji
02 Biaya Perjalanan
03 Pendapatan
04 Pajak
05 Tagihan
06 Laporan
Keuangan
07
Perbendaharaan
penyimpanan dan penemuan kembali surat adalah pokok isi atau penemuan kembali surat
adalah pokok isi atau perihal surat. Dalam menyelenggarakan sistem subyek ini, petugas
kearsipan harus menentukan terlebih dahulu hal-hal apa yang pada umumnya
subyek adalah penyimpanan arsip yang disimpan berdasarkan kode penyimpanan dan
39
a) penghematan waktu pencariaan dokumen
b) dokumen subjek dapat diperluas mudah dengan cara menyisipkan subjek baru ataupun
a) ada kecenderungan daftar subjek atau daftar klasifikasi tumbuh tak terkendali.
b) penyimpanan berdasarkan subjek tidak akan efektif bila istilah yang digunakan tidak
dibatasi.
c) pengembangan atau perluasan daftar klasifikasi, memerlukan bantuan analisis arsip yang
berpengalaman.
d) diperlukan petunjuk silang yang memadai, untuk menyatukan berbagai subjek dan
e) sering terjadi penggunaan nama seseorang untuk daftar subjek, sehingga hal itu dapat
Gambar 2.4
40
(Sedarmayanti, 2003:75) menjelaskan sistem geografis adalah salah satu sistem
penataan berkas berdasarkan tempat (lokasi), daerah atau wilayah tertentu. Guna
melaksanakan sistem wilayah ini, maka dapat dipergunakan nama daerah atau
dikembangkan menjadi masalah-masalah, yang dalam ini terdiri dari tempat (lokasi)
daerah yang berada dalam wilayah tersebut. Misalnya untuk nama-nama dari para
langganan atau nasabah yang ada di masing-masing tempat (lokasi) tersebut dan
diselanggarakan berdasarkan daerah atau wilayah surat yang diterima. Sistem ini pada
dasarnya berpedoman pada daerah atau alamat surat. Nama daerah dijadikan sebagai
kelompok atau tempat penyimpanan surat. Dalam penyelenggaran sistem ini harus
pula dibantu oleh sistem yang lain, umpamanya dengan sistem abjad atau sistem
tanggal.
penyimpanan arsip berdasarkan wilayah atau daerah surat yang diterima. Biasanya
sistem geografis digunakan pada Bank, dan kantor-kantor yang memiliki cabang-
Gambar 2.5
41
Sumber: Tata Kearsipan, Sedarmayanti (2003:76)
a) mempermudah dalam pencarian kembali suatu arsip jika wilayahnya sudah diketahui.
a) susunan guide dan folder komplek jika perusahaan memiliki banyak relasi.
b) dilakukan dua kali proses , yaitu berdasarkan wilayah, kemudian berdasarkan abjad
atau nama.
wilayah.
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sebagaimana
42
telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah
bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang baik dan profesional (Tesis
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
umum dapat didefenisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
43
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat, dengan demikian
akan menentukan sejauh mana negara telah menjalankan perannya dengan baik
Pelayanan publik merupakan saah satu tugas penting yang tidak dapat
diabaikan oleh pemerintah daerah, sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi
maka hampir dipastikan semua sector akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu
perlu adanya perencanaan yang baik dan bahkan perlu diformulasikan standar
kinerja yang baik yang tergambar dalam kualitas pelayan prima, akuntabel dan
44
professional. Pelayanan masyarakat yang diberikan oleh aparatur pemerintahan
seringkali cenderung rumit seperti hal ini sangat berpengaruh pada kualitas
pelayanan publik.Jadi tidak heran jika sering mendengar tuntutan perubahan sering
dengan birokrasi selalu mengeluh, dan kecewa terhadap tidak layaknya aparatur
orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tatacara yang telah ditetapkan.Pelayanan publik adalah
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
45
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan
a. Pelaksanaan pelayanan
c. Pengelolaan informasi
d. Pengawasan internal
f. Pelayanan konsultasi
masyarakat, menurut Thoha (Widodo, 2001) dalam Tesis Irsan, 2012: 10.
Pelayanan publik yang profesional artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh
1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran;
cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh
46
3. Kejelasan dan kepastian (transparan) mengandung akan arti adanya kejelasan dan
kepastian mengenai:
administratif.
memberikan pelayanan.
hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar
mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta;
6. Ketepatan, waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat
7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang menjadi
8. Adaptif, cepat menyelesaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan dan aspirasi
47
Lebih lanjut Thoha (Widodo, 2001) dalam (Tesis, Irsan, 2012: 11)
mengatakan, secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan
diantaranya :
operasional.
6. Fokus Pengukuran,kepuasan pelanggan dengan focus pelayanan harus menjadi focus dan
48
Dalam Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003
1. Kesederhanaan, prosedur pelayanan public tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilsanakanan.
2. Kejelasan, yaitu persyaratan teknis administratif pelayanan publik, unit kerja atau pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab memberikn pelayanan dan penyeleaaiian keluhan atau
persoalandalam pelayanan public, serta rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran.
3. Kepastian Hukum, yaitu pelayanan public dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
4. Akurasi produk pelayanan public diterimah dengan benar, tepat, dan sah.
5. Keamanan,yaitu proses dan produk pelayanan public memberikan rasa aman dan kepastian
hokum.
7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan
kerja dan pendukung lainnya yang memadai termaksud penyediaan sarana teknologi
8. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta saran pelayanan memadai, mudah dijangkau oleh
masyarakat.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan Keramahan Yaitu pemberi pelayanan harus bersufat disiplin,
10. Kenyaman, pelayanan harus tertib, teratur disediakan ruang tunggu yang nyaman, brsih, rapi
serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan seperti tempat parker, toilet dan tempat
sampah.
49
Standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi :
3. Produk Pelayanan, hasil pelayanan akan diterimah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
4. Biayapelayanan, termasuk rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak boleh ada
pelayanan.
5. Sarana dan Prasarana, penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
pelayanan.
6. Kompetensi Petugas dari Pemberi Pelayanan, harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan
pengetahuan,keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar pelayanan yang
diberikan bermutu
Terdapat empat (4) unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu :
1. Penyediaan layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada
konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang atau
jasa.
50
2. Penerimaan layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen atau
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyediaan layanan
kegiatan yang dilakukan oleh aparat pemerintah terdiri dari berbagai macam
bentuk.
berbagai macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik.
bentuk/ jenis barang yang digunakan publik. Misalnya penyediaan tenaga listrik,
51
3. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat (Dian Utomo, 2010:32).
Satu tempat ini disini berarti cukup melalui satu meja atau loket pelayanan. Sistem ini
pelayanan di kecamatan.
untuk mewujudkan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat dan menjadi simpul
pelayanan bagi badan/kantor pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di kabupaten/kota bagi
kecamatan yang secara kondisi geografis daerah akan lebih efektif dan efisien di layani
melalui kecamatan. Pusat pelayanan masyarakat berarti di masa datang, kecamatan harus
satu pintu diartikan sebagai pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses
52
dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan
masyarakat.
penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu ini harus berdasarkan pada prinsip:
1. Keterpaduan
2. Ekonomi
3. Koordinasi
5. Akuntabilitas
6. Aksesibilitas
Terkait dengan standar dan pembinaan pelayanan terpadu satu pintu pelayanan terpadu
satu pintu, dalam Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
53
1. penyelenggara wajib menyusun standar pelayanan publik sesuai dengan ketentuan
a. dasar hukum
b. persyaratan
e. biaya/tarif
f. produk pelayanan
h. kompetensi pelaksana
i. pengawasan internal
k. jumlah pelaksana
l. jaminan pelayananan
jenis pelayanan administrasi, maka PATEN menganut asas-asas pelayanan publik sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Asas-asas itu
adalah:
golongan
54
2. Kepastian hukum berarti ada jaminan bagi terwujudnya hak dan kewajiban
harapan masyarakat.
adil.
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan berarti ada pemberian
pelayanan.
55
11. Ketepatan waktu berarti penyelesaian setiap jenis pelayanan yang dikelola
dalam PATEN dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau oleh warga
substantif, administratif dan teknis”. Adapun penjelasan dari ketiga syarat tersebut,
yaitu:
a. Persyaratan Substansif
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 126 ayat (2) dan
pelayanan kepada masyarakat, sehingga peran dan fungsi kecamatan menjadi lebih
56
PATEN, maka wewenang yang perlu dilimpahkan terkait pelayanan administrasi
b. Persyaratan Administratif
Administrasi Terpadu Kecamatan pada Pasal 8 ayat (2), bahwa standar pelayanan
pelayanan; dan f) Biaya pelayanan. Sedangkan untuk uraian tugas personil diatur
c. Persyaratan Teknis.
ruang pelayanan diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun
57
Sedangkan untuk pelaksana teknis untuk penyelenggaraan PATEN sesuai
58