Tuberculosis (TBC)
Disusun oleh:
1. A. Kahfi Fahri 14331001
2. Diah Ayu Kurniawati 14331009
3. Dina Audia Pratiwi 14331010
4. Ilham Wiratma 14331015
5. Layla Tusyifa 14331018
6. Mettawirani Adicariya 14331019
7. Ria Wahyu Januarti 14331023
8. Sisrina Nur Intan Diana 14331028
9. Yurike Putri Utami 14331032
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Heri Purwanto, S.KM., M.Epid.
selaku dosen mata kuliah Epidmiologi Kesehatan Lingkungan karena atas
bimbingannya, kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami berharap tugas ini dapat berguna bagi para pembaca. Meskipun kami
sadari jika makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menjadi koreksi kami kedepannya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Kelompok 2
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
2
1.1 Deskripsi
Gejala TB Paru
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
diagnosa secara klinik.
a. Gejala sistemik/umum
3
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan
demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan
suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi
tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
4
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri
ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.
Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum
(KP).
a) Umur
b) Jenis Kelamin
5
dibanding perempuan, yaitu 42,34 % pada laki-laki dan 28,92 % pada
perempuan (WHO, 1998).
Berdasarkan penelitian Astuti (1998) jumlah penderita laki-laki lebih besar
dari pada penderita perempuan hal ini dimungkinkan karena kebiasaan
merokok pada laki-laki dan istirahat yang tidak teratur.
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
6
Penyakit karena cacing tambang telah diketahui mempunyai kaitan dengan
pekerja tambang (Astuti, 1998).
e) Ekonomi Keluarga
f) Ventilasi
g) Pencahayaan Matahari
7
h) Kebiasaan Merokok
8
1.3 Penularan Tuberculosis (TBC)
9
Saat Microbakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan
segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya
melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat
melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-
bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap
dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan
sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk
sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat
10
diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif
terinfeksi TBC.
1.4 Pengobatan
1) Diberi obat INH (isoniazio) dan streptomycin.
2) istirahat yang cukup.
3) makanan yang cukup mengandung gizi dan vitamin.
4) Berada di lingkungan udara segar.
5) Segera di bawa ke rumah sakit jika sudah parah.
1.5 Pencegahan
1. Menjaga kebersihan tangan
2. Melakukan etika batuk (Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan
tissu atau sapu tangan, atau lengan dalam baju)
3. Tidak sembarangan membuang dahak
4. Menggunakan masker bila menderita batuk
5. Rumah dan tempat bekerja harus mempunyai ventilasi yang cukup
sehingga aliran udara lancar
6. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan tempat bekerja
7. Pola hidup sehat
11
AGENT, HOST, DAN ENVIRONMENT
1) Agent
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa.
2) Host
Orang
12
Tempat
Waktu
3) Environment
13
BAB II
IDENTIFIKASI
2.1 Host
No Wawancara/ Observasi
2.2 Environment
14
No Wawancara / Observasi
1 Ventilasi O
2 Pencahayaan Matahari O
4 Faktor Lingkungan (debu, bahan kimia, gas O
beracun, radiasi)
BAB III
KUESIONER DAN CHECKLIST
3.1 Kuesioner
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah di keluarga ini terdapat anggota keluarga
15
yang nafsu makan nya berkurang selama beberapa
hari ini?
2 Apakah di kelurga ini ada yang pernah mengalami
pelayanan kesehatan?
10 Apakah di keluarga ini dalam sehari setiap makan
3.2 Observasi
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Ventilasi
16
2 Pencahayaan Matahari
3 Lantai
17