Anda di halaman 1dari 33

No.

Kontrak
BidangIlmu Analis Kesehatan

PROPOSAL
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA POLTEKKES
TAHUN 2019

GAMBARAN MORFOLOGI BAKTERI STAPHYLOCOCCUS


EPIDIRMIDIS ANTARA MEDIA NAP DAN MEDIA NAP MODIFIKASI
DENGAN PENAMBAHAN AGAR SWALLOW, AIR KELAPA, DAN AIR
GUMPALAN TAHU.
oleh :

1. Purnama Eka Sari NIM. PO.71.34.0.17.028 Angkatan 2017

2. N.Rizka Nerisandi NIM. PO.71.34.0.17.024 Angkatan 2017

3. Aqila Fadila Haya NIM. PO.71.34.0.17.004 Angkatan 2017

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PALEMBANG

2019
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan PKM-P : Gambaran Morfologi Bakteri Staphylococcus
epidirmidis Antara Media NAP Dan Media NAP
Modifikasi Dengan Penambahan Agar Swallow,
Air Kelapa, Dan Air Gumpalan Tahu.
2. Ketua Peneliti/ Peneliti Utama
2.1 a. Nama Lengkap : Purnama Eka Sari
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : PO.71.34.0.17.028
d. Jurusan/Prodi DIII Analis Kesehatan
e. Nomor/Hp: /E-mail : 082153281621/ayiprnm18@gmail.com
2.2 Anggota / Peneliti : 2 orang
a. Nama Lengkap :
b. Jenis Kelamin :
c. NIM :
d. Jurusan/Prodi :
e. Nomor/Hp: /E-mail :
2.3 Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Karneli, S.Pd, M.Kes
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP/Golongan : 196909291989031003/III.c
d. Strata/Jabatan Fungsional : Lektor
e.Jurusan Prodi DIII Analis Kesehatan
3. Lokasi Penelitian : Laboratorium Politeknik Kesehatan Palembang
4. Jumlah Dana Penelitian : Rp. 4.000.000,-
5 Tahun Penelitian 2019
Mengetahui, Palembang, 15 Maret 2019
Ketua Jurusan Analis Kesehatan Ketua Peneliti

Nurhayati, S.Pd, SKM M.Kes Purnama Eka Sari


NIP. 197009241991032001 PO.71.34.0.17.028

Dosen Pembimbing
Mengetahui/ Mengesahkan
Direktur Poltekkes Palembang
Diah Navianti, S.Pd, M.Kes Diah Navianti, S.Pd, M.Kes
NIP. 196911251992032001 NIP. 196911251992032001
M.Taswin,S.Si,Apt,MM.,M.Kes Karneli, AMAK, S.Pd, M.Kes
NIP. 196803012001121001 NIP. 196909291989031003

Diah Navianti, S.Pd, M.Kes

NIP. 196911251992032001
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyusun Proposal Kegiatan ini dengan judul “gambaran
morfologi bakteri Staphylococcus epidirmidis antara media NAP dan media NAP
modifikasi dengan penambahan agar swallow, air kelapa, dan air gumpalan
tahu.”, yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Program Kreatifitas
Mahasiswa Penelitian pada Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan Proposal Kegiatan ini khususnya kepada :
1. M.Taswin,S.Si,Apt,MM.,M.Kes, selaku direktur PoliteknikKesehatan
Palembang
2. Nurhayati, S.Pd., SKM, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
PoliteknikKesehatan Palembang.
3. Karneli, S.Pd., M.Kes., selaku pembimbing yang telah memberikan bantuan,
bimbingan, motivasi dan pengarahan selama proses penyusunan proposal
Kegiatan ini.
4. Seluruh dosen dan staff pengajar di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Palembang.
5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 yang telah memberikan bantuan,
semangat dan motivasi dalam penulisan Proposal Kegiatan ini.
Atas segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan Proposal Kegiatan ini,
penulis mengharapkan informasi, saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Wassalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Palembang, Maret 2019

Penulis

i
ABSTRAK

Media pertumbuhan bakteri adalah hal yang sangat penting dalam mikrobiologi.
Media memiliki fungsi utama untuk pertumbuhan , perkembang biakan bakteri,
kultur bakteri , untuk mempelajari keanekaragamaan dan jenis bakteri, serta
mengisolasi mikroorganisme. Agar tumbuh suatu organisme membutuhkan suluruh
elemen dalam bahan-bahan organiknya dan komplemen ilon-ion yang dibutuhkan
untuk energi dan katalisis. Disamping itu, harus ada sumber energi untuk
memantapkan proton motive force dan untuk memungkinkan sintesis makromolekul .
mikroorganisme sangat beragam kebutuhan nutrisi dan sumber energi
metabolismenya. Penelitian dengan judul gambaran morfologi bakteri
Staphylococcus epidirmidis antara media nap dan media nap modifikasi dengan
penambahan agar swallow, air kelapa, dan air gumpalan tahu.Memiliki rumusan
masalah Bagaimana gambaran morfologi bakteri antara media NAP dan media NAP
modifikasi dengan penambahan agar swallow , air kelapa, dan air gumpalan tahu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui gambaran morfologi bakteri
Staphylococcus epidirmidis antara media NAP dan media NAP modifikasi dengan
penambahan agar swallow, air kelapa, dan air gumpalan tahu.
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen yaitusuatu metodepenelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui akibat yang akan ditimbulkan
dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Dalam hal ini yaitu
mengenai Gambaran Morfologi Bakteri Staphylococcus epidermidis pada Media
NAP dengan Media NAP Modifikasi Penambahan Agar Swallow, Air Kelapa dan
Gumpalan Tahu pada Tahun 2019. Berdasarkan analisa data yang dilakuan ,
diperoleh perbandingan yang tepat antara NAPdengan media campuran yang dapat
menghasilkan pertumbuhan bakteri paling optimal.

Kata Kunci : Media modifikasi , Bakteri Staphylococcus epidirmidis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ............................................................... ii


KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 LatarBelakang..................................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah................................................................................................ 3
1.3 TujuanPenelitian ................................................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan khusus ................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
BAB II ............................................................................................................................... 4
TINJAUANPUSTAKA ..................................................................................................... 4
BAB III............................................................................................................................ 14
METODE PENELITIAN ................................................................................................ 14
BAB IV ........................................................................................................................... 19
BIAYADANJADWALKEGIATAN .............................................................................. 19
DAFTARPUSTAKA ...................................................................................................... 20
LAMPIRAN 1 ................................................................................................................. 21
LAMPIRAN 2 ................................................................................................................. 25
LAMPIRAN 3 ................................................................................................................. 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Mikrobiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan
mikroorganisme meliputi morfologi , struktur, fungsi serta metabolisme yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Dibutuhkan media yang baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme.
Media pertumbuhan bakteri adalah hal yang sangat penting dalam mikrobiologi.
Media memiliki fungsi utama untuk pertumbuhan , perkembang biakan bakteri, kultur
bakteri , untuk mempelajari keanekaragamaan dan jenis bakteri, serta mengisolasi
mikroorganisme. Agar tumbuh suatu organisme membutuhkan suluruh elemen dalam
bahan-bahan organiknya dan komplemen ilon-ion yang dibutuhkan untuk energi dan
katalisis. Disamping itu, harus ada sumber energi untuk memantapkan proton motive
force dan untuk memungkinkan sintesis makromolekul . mikroorganisme sangat
beragam kebutuhan nutrisi dan sumber energi metabolismenya.
Medium pertumbuhan yang baik harus mengandung seluruh nutrient yang
dibutuhkan mikroorganisme untuk perkembanggannya , dan sejumlahnya faktor
seperti pH, temperatur, dan aerasi harus benar benar dikontrol. ( Brooks, geo f., dkk,
2005) . Penanaman pada agar (plating) , tidak seperti medium cair , sel-sel dalam atau
pada medium gel dibuat menetap. Oleh karenanya, jika sudah cukup sedikit sel
diletakan pada medium padat , tiap sel akan membentuk menjadi koloni yang terpisah.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dari media untuk pertumbuhannya. Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang berisi nutrisi (nutrient) .
Nutrisi dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik organisme baru.( Brooks, geo f., dkk, 2005).
Salah satu media yang sering digunakan dalam perkembang biakan bakterii
adalah NAP (Nutrient Agar Plate).NAP (Nutrient Agar Plate) adalah media
sederhana yang berbentuk padat tampak jernih kekuningan media ini umum
digunakan untuk mengidentifikasi sebagian besar bakteri. Media NA (Nutrient Agar)
berdasarkan bahan yang digunakan termasuk dalam kelompok media semi alami,
media semi alami merupakan media yang terdiri dari bahan alami yang ditambahkan

1
dengan senyawa kimia. Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk
kedalam jenis media umum, karena media ini merupakan media yang peling umum
digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Bedasarkan bentuknya media
ini berbentuk padat, karena mengandung agar sebagai bahan pemadatnya. Media padat
biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni
bakteri(Munandar, 2016:84).
Air kelapa merupakan salah satu produk dari tanaman kelapa yang belum banyak
dimanfaatkan. Karena pemanfaatannya masih terbatas air kelapa sering dibuang begitu
saja baik kesungai maupun ke pembuangan. Banyak yang belum mengetahui bahwa
kandungan dari air kelapa sangatlah baik yaitu terdiri dari gula, minyak, protein ,
senyawa clorida , dll.
Tahu adalah gumpalan protein kedelai yang diperoleh dari hasil penyaringan
kedelai yang telah digiling dengan penambahan air . Penggumpalan protein dilakukan
dengan cara penambahan cairan biang atau garam-garam kalsium, misalnya kalsium
sulfat yang dikenal dengan nama batu tahu , batu coko atau sioko. Pada pembuatan
tahu diperoleh ampas dan cairan hasil penggumpalan tahu sebagai hasil sampingan (
Sarwono dan Saranggih, 2001)
Berdasarkan hasil penelitian Sheilla Rachmania(2011) menunjukkan bahwa
campuran air kelapa dan limbah cair tempe dapat dimanfaatkan sebagai bahan
modifikasi media pertumbuhan bakteri L. casei. Hal ini ditunjukkan dengan optical
density bakteri L. casei pada media modifikasi MRS broth berbahan campuran air
kelapa dan limbah cair tempe yang lebih tinggi daripada optical density bakteri L.
casei pada media sintetis MRS broth.
Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk membuat media NA (NutrientAgar)
modifikasi untuk mendapatkan alternative penggunaan mediapengganti pabrikan yang
terlampau mahal, dengan melimpahnya sumber dayaalam yang dapat digunakan
sebagai media pertumbuhan mikroorganismemendorong para peneliti untuk
menemukan media alternatif dari bahan-bahanyang mudah didapat dan tidak
memerlukan biaya yang mahal. Bahan yang di gunakan untuk pembuatan media NA
modifikasi meliputi, daging agar swallow, air kelapa , dan air gumpalan tahu di
karenakan bahan-bahan tersebut mudah di dapat dan harganya relatif murah sehingga
bisa mendapatkan alternatif pengunaan media pengganti media NA (Nutrient Agar)
pabrikan.

2
1.2 RumusanMasalah
Bagaimana gambaran morfologi bakteri antara media NAP dan media NAP
modifikasi dengan penambahan agar swallow , air kelapa, dan air gumpalan
tahu.

1.3 TujuanPenelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menilai morfologi bakteri Staphylococcus epidirmidis antara media NAP dan
media NAP modifikasi dengan penambahan agar swallow, air kelapa, dan air
gumpalan tahu.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk menilai morfologi bakteri Staphylococcus epidirmidis antara media NAP
dan media NAP modifikasi dengan penambahan agar swallow, air kelapa, dan air
gumpalan tahu dengan berbagai konsentrasi
2. Untuk menilai konsentrasi mana yang paling efektif untuk mendapatkan
gambaran morfologi koloni yang baik secara visual.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentangGambaran morfologi bakteri
Staphylococcus epidirmidis antara media NAP dan media NAP modifikasi dengan
penambahan agar swallow, air kelapa, dan air gumpalan tahu.
Sebagaireferensiuntukpeneliti selanjutnyayangberhubungandenganmorfologi bakteri
antara NAP dan media NAP modifikasi dengan penambahan agar swallow, air kelapa,
dan air gumpalan tahu.
1.4.2. Manfaat Praktisi
Agar didapatkannya media alternatif untuk pertumbuhan bakteri .

1.5. Luaran
Akan dipublikasikan pada jurnal
terindex Shinta 5

3
BAB II
TINJAUANPUSTAKA

2.1MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI


Media pertumbuhan bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan atau gel yang
didesain untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan sel. Terdapat dua jenis
utama media pertumbuhan yaitu media yang digunakan untuk kultur pertumbuhan sel
tumbuhan atau binatang dan jenis yang kedua yaitu kultur mikrobiologi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur (Madigan,
2005 dalam Sheila, 2011 ).
2.1.1 Jenis Media Pertumbuhan Bakteri
Media pertumbuhan bakteri dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu
menurut konsistensinya, menurut komponen nutrisinya, dan menurut fungsinya
(Baron S et al., 1996; Kenneth, 2000; Sridhar Rao, 2006).
a. Berdasarkan konsistensinya, media pertumbuhan dibedakan menjadi:
1. Media cair (Nutrient broth)
Merupakan media pertumbuhan dalam bentuk cair, tersedia dalam bentuk tabung
dan umumnya hanya digunakan untuk menumbuhkan koloni bakteri (tidak untuk
melihat sifat bakteri ataupun melihat adanya mikroorganisme lain ssyang tumbuh).
Keuntungan dari penggunaan media cair yaitu dapat melarutkan zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri.
2. Media padat
Media padat umumnya berasal dari media cair yang ditambahkan agar sehingga
sifatnya menjadi padat. Media padat dapat digunakan untuk melihat karakteristik khas
pertumbuhan bakteri dan untuk menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh.
3. Media semi-padat
Media semi-padat didapatkan melalui pengurangan jumlah agar sehingga media
menjadi lebih lunak. Media ini dapat digunakan sebagai media demonstrasi motilitas
bakteri dan sebagai media transpor.
4. Media bifasik
Media bifasik merupakan media yang terdiri atas media cair dan padat di dalam
satu wadah. Media ini dibuat dengan menginokulasikan bakteri pada media cair
kemudian dituangkan di atas media padat sehingga terbentuk media bifasik.

4
b. Berdasarkan komponen nutrisinya, media diklasifikasikan menjadi:
1. Defined media
Defined media atau media yang sudah dipatenkan merupakan media yang kuantitas
setiap campurannya sudah diketahui dengan pasti seperti vitamin yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan bakteri tertentu, glukosa, nitrat, dan amonia.
2. Undefined media
Disebut juga media basal atau kompleks, undefined media merupakan media yang
mengandung bahan campuran dari berbagai zat kimia dengan proporsi yang tidak
diketahui. Sebagian besar campurannya dipilih dan ditambahkan ke dalam media
karena faktor harga dan kebutuhan tiap bakteri.
c. Berdasarkan fungsinya, media diklasifikasikan menjadi:
1. Media basal
Media basal merupakan media pertumbuhan sederhana yang mengandung karbon
seperti glukosa, air, berbagai jenis mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bakteri, dan jaringan tumbuhan maupun binatang.
2. Media yang diperkaya (Enriched media)
Media yang diperkaya mengandung tambahan nutrisi yang dibutuhkan untuk
menunjang pertumbuhan dari berbagai jenis organisme, umumnya digunakan untuk
menumbuhkan banyak jenis mikroba yang terdapat dalam spesimen. Salah satu contoh
dari enriched media adalah Blood Agar.
3. Media diferensial/media indikator
Media diferensial atau media indikator adalah media yang digunakan untuk
membedakan berbagai tipe mikroorganisme dengan menggunakan karakteristik
biokimia dari pertumbuhan bakteri. Contoh media diferensial adalah MacConkey yang
merupakan media diferensial untuk fermentasi laktosa.
4. Media selektif
Media selektif digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme selektif. Apabila suatu
mikroorganisme tertentu resisten terhadap antibiotik tertentu seperti ampisilin atau
tetrasiklin, antibiotik tersebut dapat ditambahkan pada media untuk mencegah
tumbuhnya bakteri yang tidak diharapkan tumbuh. Media pertumbuhan selektif juga
digunakan untuk menguji resistensi bakteri terhadap suatu antibiotik atau kemampuan
bakteri untuk mensintesis metabolit tertentu dengan diberikannya suatu antibiotik.
Contoh media selektif misalnya eosin-methylene blue (EMB) yang mengandung

5
methylene blue, suatu toksin bagi bakteri Gram positif dan mannitol salt agar (MSA)
yang selektif untuk pertumbuhan bakteri Gram positif.
5. Media transpor
Media transpor merupakan media yang digunakan dalam proses pemindahan spesimen
atau mikroorganisme tertentu dari laboratorium ke tempat penelitian lain. Media ini
hanya mengandung buffer dan mineral, hanya sedikit atau hampir tidak mengandung
karbon, nitrogen, dan faktor pertumbuhan organik untuk mencegah multiplikasi dari
mikroorganisme. Contoh media transport adalah Thioglycolate dan Stuart Transport
Medium.
6. Media anaerobik
Media anaerobik merupakan media khusus dengan konsentrasi oksigen sangat rendah
untuk pertumbuhan bakteri anaerob. Sebelum bakteri diinokulasikan dalam media ini,
media harus terlebih dahulu dipanaskan untuk membakar semua oksigen.
2.1.2 Syarat Media Pertumbuhan Bakteri
Untuk mendapatkan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan bakteri, maka suatu media
harus memenuhi syarat-syarat berikut (Surawiria U, 1985; Shinta, 2009):
a. Nutrisi
Suatu media harus mengandung nutrien atau zat hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan mikroba yang akan dikultur.
b. Temperatur
Setiap bakteri memiliki temperatur pertumbuhan optimum, yang merupakan
temperatur media dimana suatu bakteri dapat tumbuh secara optimal, umumnya pada
temperatur manusia normal (98.6°F (37°C)). Berdasarkan temperatur optimum
pertumbuhannya, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 1) mesophiles, yaitu
mikroorganisme yang dapat tumbuh optimal pada temperatur mendekati temperatur
tubuh inang (25°C–40°C); 2) psychrophiles, yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh
optimal pada temperatur dingin (0°C–15°C); dan 3) thermophiles, mikroorganisme
yang dapat tumbuh optimal pada temperatur tinggi (50°C–60°C).
c. Derajat keasaman (pH)
Umumnya mikroorganisme dapat tumbuh pada pH netral (6,7–7,5), namun ada beberapa
jenis mikroorganisme yang membutuhkan kondisi sangat alkalis seperti Vibrio cholera.
d. Tekanan osmotic
Mikroorganisme utamanya bakteri memiliki sifat seperti sel-sel lain sehingga
membutuhkan kondisi yang isotonis.

6
e. Sterilitas
Sterilitas berarti dalam media pertumbuhan tidak boleh ada mikroorganisme lain selain
mikroorganisme yang dikultur karena dikhawatirkan tidak dapat dibedakan apakah
mikroorganisme lain tersebut berasal dari material yang dikultur ataukah kontaminan
sehingga kesterilan setiap alat, bahan, dan setiap langkah kerja yang dilakukan harus
dijaga.
2.1.3 Nutrient Agar
Media NA (Nutrient Agar) berdasarkan bahan yang digunakan termasukdalam
kelompok media semi alami, media semi alami merupakan media yangterdiri dari
bahan alami yang ditambahkan dengan senyawa kimia. Berdasarkankegunaanya
media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis media umum,karena media ini
merupakan media yang peling umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar
bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini berbentukpadat, karena mengandung agar
sebagai bahan pemadatnya. Media padat biasanyadigunakan untuk mengamati
penampilan atau morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016 dalam Rossita,dkk.2015).

2.2AGAR SWALLOW
Agar swallow adalah tepung agar-agar berserat tinggi yang diolah dari rumput laut .
mengandung :
Informasi nilai gizi
kandungan Jumlah
Energi total 5 kkal
Energi dari lemak 0 kkal
Lemak total 0 gr
protein 0 gr
Karbohidrat total 2 gr
Natrium 0 mg
Kalium 0 mg
Kalsium 0%
Sumber: terdapat dalam kemasan

7
2.3AIR KELAPA
2.3.1 Morfologi dan pemanfaatan kelapa
Klasifikasi ilmiah kelapa (Cocos nucifera)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatopyta
Klas Monocotyledoneae
Ordo Palmales
Family Palmae
Genus Cocos
Species Cocos nucifera
Sumber : Suhardiman,P,1990

Tanaman kelapa yang juga disebut dengan pohon kehidupan , merupakan tanaman
serba guna, karena dari setiap bagian tanaman dapat di ambil hasilnya untuk
memenuhi sebagian kebutuhan hidup manusia. Buah kelapa yang terdiri dari sabut,
tempurung , daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat
untuk menghasilkan produk industri. Dari batang kelapa dapat di hasilkan bahan-
bahan bangunan baik untuk kerangka bangunan maupun dinding serta atap. Daun
kelapa dapat di ambil lidinya yang dapat dipakai sebagai sapu, serta barang-barang
anyaman. (Suhardiman,P,1990).Gambar 2.3 menunjukkan sebagian contoh
pemanfaatan buah kelapa.
Nata de coco
Industri Asam cuka
Air Makanan/
Minuman Obat penurun panas

Industri Minyak goreng, es


Kopra Makanan krim, margarin, susu
kelapa, dll.
Industri Kosmetik, minyak
Aneka pelumas, kembang gula,
Buah Daging campuran susu, sabun
Kelapa cuci, shampoo
Kue kering, es
Virgin oil krim, santan

Ampas Makanan ternak

Arang aktif,
Industri tepung, ter, asam
Aneka asetat, briket arang
Tempurung
Industri Ikat pinggang,
Kerajinan gelang, hiasan
dinding, sendok, dll

Keset, sikat, karpet,


tambang,
Sabut Industri penyaring, isolator
Kerajinan listrik, media
tanam, batako,
8
mebel, kasur
Bagan pemanfaatan buah kelapa (Sutarminingsih, 2004)

Indonesia dengan produksi buah kelapa rata-rata 15,5 miliar butir per tahun memiliki
potensi yang besar dalam pemanfaatan produk kelapa. Total bahan yang dapat
diperoleh dari pohon kelapa tiap tahunnya antara lain 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton
arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut ((Balitbang,
Departemen Pertanian, 2007).

2.3.2 Kandungan dan manfaat air kelapa


Air kelapa merupakan salah satu produk dari tanaman kelapa yang belum banyak
dimanfaatkan . air kelapa muda merupakan minuman yang sangat populer dan air
kelapa dari buah yang tua telah dikembangkan sebagai produk industri.
Karakteristik dari air kelapa berubah seiring dengan usia kelapa tersebut. Pada buah
kelapa yang berusia 3-5 bulan dimana endosperma belum membentuk daging kelapa
padat, air kelapa umumnya tidak berasa dengan sedikit rasa asam. Air kelapa pada
kelapa matang terasa agak asin, meski rasa asin ini tidak ditemukan pada pohon
kelapa yang tumbuh pada lahan biasa (Edward dan Craig, 2006).
Jumlah air yang terdapat pada kelapa rata-rata 300 cc ( kelapa dalam) dan rata-
rata 230 cc (kelapa hibrida). Karena pemanfaatannya masih terbatas maka sering kali
air kelapa ini dibuang begitu saja, baik ke sungai atau ke parit pembuangan. Sebagai
akibat pembuangan ini dapat terbentukendapan berwarna hitam dan berbau tajam yang
tidak sedap. Apabila air kelapa dalam jumlah besar masuk ke sawah, dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal pada tanaman padi yaitu tanaman
padi tumbuh tinggi dan bulir padinya sedikit.

Kandungan Vitamin dan mineral air kelapa seperti yang dirangkum dari beberapa
sumber oleh Dermawan(2013) adalah sebagai berikut :
Kandungan Jumlah dalam 240 ml %DV (2000 diet kalori
Kalori 46 2.3
Kalori dari lemak 4 6
Total karbohidrat 9 3
Sodium 252 10.5

9
Potassium 600 17
Gula 6 0
Protein 2 4
Vitamin c 6 10
Magnesium 60 15
Selenium 2 3

2.4AIR GUMPALAN TAHU


Industri tahu merupakan industri kecil yang banyak tersebar di perkotaan dan di
pedesaan. Tahu adalah makanan padat yang dicetak dari sari kedelai dengan proses
pengendapan protein pada titik isolektriknya, yaitu suatu kondisi telah terbentuk
endapan berbentuk gumpalan atau padatan protein yang sempurna pada suhu 50 oC,
dan cairan telah terpisah dari protein tanpa atau dengan penambahan zat lain yang
diizinkan antara lain, bahan pengawet dan bahan pewarna (Pohan, 2008 dalam
Azhari,dkk.2015).
Syaf (2007) mengatakan bahwa tahu merupakan produk makanan yang terbuat dari
bahan kedelai dan sumber makanan yang dapat diperoleh dengan harga murah serta
kandungan protein tinggi. Ada beberapa perbedaan proses yang digunakan dalam
pembuatan tahu di daerah satu dengan daerah lainnya, tetapi pada umumnya proses
pembuatan hamper sama, akan tetapi disamping produk tahu yang diinginkan juga
dihasilkan produksampingan yang tidak diinginkan yaitu limbah.
Limbah organik yang berasal dari aktivitas rumah tangga sebenarnya tidak berbahaya
sehingga lebih mudah ditangani dari pada limbah cair dan padat yang mengandung
bahan berbahaya dari pabrik (Hindersah,2011 dalam azhari,dkk.2015 ). Kandungan
bahan organik limbah cair tahu umumnya terdiri atas protein kurang lebih 65%, lemak
kurang lebih 25%, dan karbohidrat kurang lebih 25%. (Azhari,2015)
Menurut Suprapti ( 2005), Tahu dibuat dari kacang kedelai dan dilakukan proses
penggumpalan. Kualitas tahu sangat bervariasi karena perbedaan bahan
penggumpalan dan perbedaan proses pembuatan. Tahu diproduksi dengan
memanfaatkan sifat protein , yaitu akan menggumpal bila bereaksi dengan asam.
Penggumpalan protein oleh asam cuka akan berlangsung secara cepat dan serentak
diseluruh bagian sari kedelai, sehingga sebagian besar air yang semula tercampur
dalam sari kedelai akan terperangkap didalamnya. Pengeluaran air yang terperangkap

10
tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tekanan, semakin banyak air yang
dikeluarkan dari gumpalan protein, gumpalan protein itulah yang disebut tahu.
2.5BAKTERI STAPHYLOCOCCUS EPIDIRMIDIS
Staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesiesbakteri dari genusStaphylococcus
yang diketahui dapat menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang individu dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini adalah
fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram-positif, berbentuk kokus, dan
berdiameter 0,5-1,5 µm. Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan membran
mukosa manusia. Infeksi S. epidermidis dapat terjadi karena bakteri ini membentuk
biofilm pada alat-alat medis di rumah sakit dan menulari orang-orang di lingkungan
rumah sakit tersebut (infeksi nosokomial). Secara klinis, bakteri ini menyerang orang-
orang yang rentan atau imunitas rendah, seperti penderita AIDS, pasien kritis,
pengguna obat terlarang (narkotika), bayi yang baru lahir, dan pasien rumah sakit
yang dirawat dalam waktu lama.

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Bacteria
Filum: Firmicutes
Kelas: Bacilli
Ordo: Bacillales
Famili: Staphylococcaceae
Genus: Staphylococcus
Spesies: S. epidermidis
(sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_epidermidis, 2019)

11
2.6 Kerangka Konseptual Penelitian
Media pertumbuhan
bakteri Staphylococcus
Epidirmidis

Media sintetik (NAP) Media NAP


Modifikasi

Air Gumpalan Air kelapa Agar Swallow


Tahu

Campuran Air gumpalan


Tahu dan air kelapa
ditambah Agar Swallow diuji
untuk menumbuhkan
Staphylococcus Epidirmidis

Staphylococcus Epidirmidis

Dibandingkan dapat tumbuh pada media


campuran Air Gumpalan
Tahu dan air kelapa
ditambah Agar Swallow

Keterangan :
------ : Tidak diteliti
: Diteliti

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual penelitian

Media pertumbuhan bakteri secara umum terbagi atas dua jenis, yaitu media sintetik
dan media alami. Bakteri Staphylococcus epidirmidis dapat tumbuh pada kedua jenis

12
tersebut. NAP merupakan media sintetik yang merupakan media pertumbuhan spesifik
untuk Staphylococcus epidirmidis. Penelitian ini menitikberatkan pada pembuatan
modifikasi media pertumbuhan dengan harga murah dan bahan dasar yang mudah
didapat sekaligus memenuhi kriteria media pertumbuhan bakteri Staphylococcus
epidirmidis. Campuran Air Gumpalan Tahu dan air kelapa ditambahkan Agar Swallow
memiliki kandungan zat yang dibutuhkan oleh bakteri ini untuk tumbuh, oleh karena itu
dilakukan pengujian dengan menumbuhkan bakteri Staphylococcus epidirmidispada
media campuran limbah tempe dan air kelapAir Gumpalan Tahu dan air kelapa
ditambahkan Agar Swallow a, lalu diamati pertumbuhannya.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen yaitu suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui akibat yang akan
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Dalam
hal ini yaitumengenaiGambaranMorfologi Bakteri Staphylococcus epidermidis pada
Media NAP dengan Media NAP Modifikasi Penambahan Agar Swallow, Air
Kelapa dan Gumpalan Tahu pada Tahun 2019.
3.2 TempatdanWaktu Penelitian
3.2.1 TempatPenelitian
Penelitian akan dilaksanakan dilaboratorium Mikrobiologi Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan padabulan Mei2019.
3.3 Populasi, Sampel danTehnik Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah beberapa bungkus agar – agar merk swallow, seluruh
air kelapa, dan seluruh air gumpalan tahu.
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah agar – agar kemasan dengan
merk swallow dan seluruh air kelapa serta air gumpalan tahu.

14
3.3.3 TehnikSampling
Tehnik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah Purpossive sampling yaitu
penelitian menentukan sendiri sampel yang akan diteliti berdasarkan kriteria tertentu,
dalam hal ini sampelyang akan diteliti adalah campuran agar – agar kemasan dengan
merk swallow dengan air kelapa serta air gumpalan tahu.
3.4Identifikasi Variabel
3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah media NAP, campuran Air Gumpalan Tahu,
dan air kelapa dan penambahan agar Swallow.
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah jumlah koloni bakteri staphylococcus
Epidiermidisdalam 1 mL media pertumbuhan (CFU/mL).
3.4.3 Variabel Terkendali
Variabel terkendali dari penelitian ini adalah:
a. Jenis bakteri;
b. Perbandingan dan jumlah Air Gumpalan Tahu, dan air kelapa dan penambahan
agar Swallow;
c. Perbandingan dan jumlah campuran Air Gumpalan Tahu, dan air kelapa dan
penambahan agar Swallow dan NAP;
d. Suasana tumbuh anaerob.

3.5 MetodePemeriksaan
3.4.1 BahanPemeriksaan
Bahan pemeriksaanyang dipakai dalam pemeriksaan laboratorium adalah campuran
agar – agar kemasan dengan merk swallow dan seluruh air kelapa serta air gumpalan
tahu.
3.4.2 AlatdanReagen
-Beaker glass -Lampu spiritus
-Erlenmeyer -Autoclave
-DryHeat Oven(DHO) -Ose
-Inkubator
-Pipet ukursteril
-Pipet tetes
-Cawan petri steril
15
-Rak tabungreaksi
-Gelas ukur
-Showcase
-Kapas
Bahan:
- Agar – agar swallow
- Air kelapa
- Air gumpalan tahu
3.6 ProsedurPemeriksaan:
Prosedur penelitian dibagi menjadi 2 tahap, yang terdiri dari penelitian
pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan
perbandingan kadar Air Gumpalan dengan air kelapa dan penambahan agar swallow
yang optimal bagi pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis, sedangkan
penelitian inti bertujuan untuk mendapatkan perbandingan kadar media campuran Air
Gumpalan dengan air kelapa dan penambahan agar swallowdengan NAP sehingga
menghasilkan media modifikasi NAP. Kedua penelitian mengikuti prosedur dan
langkah-langkah yang serupa.
4.1 Penentuan kadar media
Pada penelitian pendahuluan, Air Gumpalan dengan air kelapa dan penambahan agar
swallowdicampur sesuai dengan perbandingan yang tertera di Tabel 3.3 dan diaduk
rata, diambil sebanyak 20 ml untuk dipindahkan ke tabung reaksi (Hanna, 2006 dalam
Sheila,2011). Setelah mendapatkan perbandingan kadar Air Gumpalan dengan air
kelapa dan penambahan agar swallowyang tepat untuk pertumbuhan optimal
Staphylococcus Epedirmidis, campuran ini kemudian dicampur dengan NAPsesuai
perbandingan yang tertera di Tabel 3.4 untuk mendapatkan perbandingan kadar
optimal dan menghasilkan media modifikasi NAP.
Tabel 3.3 Perbandingan limbah cair tempe dan air kelapa dalam 100 mL media campuran
No Kelompok Air Kelapa (%) Limbah Cair Tempe (%)
1. K1 0 100
2. K2 10 90
3. K3 20 80
4. K4 30 70
5. K5 40 60

16
6. K6 50 50
7. K7 60 40
8. K8 70 30
9. K9 80 20
10. K10 90 10
11. K11 100 0
Sumber : Sheila , 2011
Tabel 3.4 Perbandingan antara NAPdengan media campuran dalam 100 mL.
No Kelompok NAP (%) Media Campuran (%)
1. R1 0 100
2. R2 10 90
3. R3 20 80
4. R4 30 70
5. R5 40 60
6. R6 50 50
7. R7 60 40
8. R8 70 30
9. R9 80 20
10. R10 90 10
11. R11 100 0
Sumber : Sheila , 2011
Melalui perbandingan di atas dapat ditentukan perbandingan yang tepat antara
NAPdengan media campuran yang dapat menghasilkan pertumbuhan bakteri paling
optimal.

4.2 Pembagian kelompok perlakuan


Kelompok perlakuan dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari (1) penanaman
bakteri Staphylococcus epidermidispada media standar NAP dan (2) penanaman
bakteri Staphylococcus epidermidispada media modifikasi NAP
4.3 Sterilisasi media dengan autoklaf
Autoklaf dapat dipakai untuk membunuh mikroorganisme sepertibakteri dan
cendawan, sehingga media yang dibuat dapat steril darimikroorganisme-
mikroorganisme tersebut (Ritonga, 2011). Semua bahan dan alat yang digunakan

17
disterilkan dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit dan semua pengerjaan
dilakukan secara aseptis (Marlina, 2009).
4.4 Inokulasi Staphylococcus epidermidis
Bakteri Staphylococcus epidermidis dari koloni pada media Blood Agar dibuat
biakan murni, dengan cara mengambil koloni yang terpisah kemudia tanam pada
bouillon dan dibuat preparat (untuk memastikan bouillon murni) selanjutnya inkubasi
dalam incubator pada suhu 35-37oc selama 10-30 menit
4.5 Penanaman Bakteri Staphylococcus epidermidis pada media NAP dan NAP
modifikasi
1. Buka mulut tabung lalu lidah apikan
2. Ambil biakan murni menggunakan ose steril
3. Tutup kembali mulut tabung dengan dilidahapikan
4. Ose yang mengandung biakan diinokulasi pada media agar dengan berbagai
metode
5. Inkubasi dalam incubator pada suhu 35-37oc selama 24 jam

Interpretasi Hasil
Positif (+) : adanya koloni bakteri
Negatif (-) : tidak ditemukan koloni bakteri
3.7 Analisa Data
Data pada penelitian ini menggunakan observasi peneliti dengan melihat ada tidaknya
koloni bakteri pada media NAP modifikasi yang telah dibuat dana membandingkan
dengan koloni bakteri yang tumbuh pada media NAP.

18
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya(Rp)

1. Peralatan Penunjang 1.500.000

2. Bahanhabis pakai 1.000.000

3. Perjalanan 800.000

4. Lain-lain 700.000

Jumlah 4.000.000

4.2JadwalKegiatan
No. Kegiatan Bulan
4 5 6 8
1. Persiapan

2. PembelianAlatdanBahan

3. PelaksanaanProgram
Penelitian
a. Pengambilansampel

b. PemeriksaanSampel

c. PengamatanData

4. Evaluasi

5. Penyusunan Laporan

6. Pengadaan LaporanPenelitian

7. LaporanAkhirPenelitian

19
DAFTARPUSTAKA

1. Simpala,Mawardin M., Kusuma, Aditya. 2017. KELAPA-Mengembalikan

Kejayaan Kelapa Indonesia. Yogyakarta : LilyPublisher.

2. Jawetz, E., Melnick, J L., Adelberg, E. A,. 1996 . Mikrobiologi Kedokteran, Edisi

ke-20,213. EGC. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

3. AgroMedia, Redaksi. 2007. Membuat Tahu dan Tempe. Jakarta : AgroMedia

Pustaka

4. Suhardiyono, L. 1995. Tanaman Kelapa-Budidaya dan Pemanfaatannya.

Yogyakarta : Penerbit Kamisius.

5. Sheila, 2011. PERBANDINGAN JUMLAH BAKTERI Lactobasilus casei PADA

MEDIA MRS BROTH DAN MEDIA MODIFIKASI MRS BROTH BERBAHAN

CAMPURAN AIR KELAPA DAN LIMBAH CAIR TEMPE.

https://repository.unej.ac.id/bitsream/handle/123456789/2986/Skripsi_Sheila_1.p

df?sequence=1 . Diakses Tanggal 20 April 2019.

6. Munandar, Kukuh, dkk. 2017. KOMPARASI MEDIA NA PABRIKAN DENGAN

NA MODIFIKASI UNTUK MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI

.http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/PB2017/article/download/955/765 .

Diakses Tanggal 20 April 2019.

7. Aryanta, N, dkk. 2001. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Institusi Teknologi

Bandung. Jurusan Biologi, FMIPA. Bandung.

8. https://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_epidermidis , 2019

9. Maftuhah, Anis.,dkk.2015. PENGARUH INFUSA DAUN BELUNTAS (Pluchea

indica) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci . Diakses Tanggal 22

April 2019.
20
LAMPIRAN 1

Prosedur KerjaLaboratorium

1. Alat-alat yang digunakan

Beaker glass -Lampu spiritus


-Erlenmeyer -Autoclave
-DryHeat Oven(DHO) -Ose
-Inkubator
-Pipet ukursteril
-Pipet tetes
-Cawan petri steril
-Rak tabungreaksi
-Gelas ukur
-Showcase
-Kapas
2. Bahan,media
Bahan:
- Agar – agar swallow
- Air kelapa
- Air gumpalan tahu
Media :
- NAP
3. Prosedur Pemeriksaan:
Sebelum melakukan pengujian sampel , maka alat-alat yang perlu digunakan seperti
Erlenmeyer,tabung reaksi,pipet ukur harus disterilkan terlebih dahulu didalam Dry Heat
Oven (DHO)
3.1 Sterilisasi Alat Gelas
CaraKerja:

1. Ditutup rapat mulutalat yang akan disterilkan(tabungreaski, erlenmeyer, pipet

ukur) dengan kapanbersih.

2. Kemudianbungkusalattersebutdengankertaskosonghinggatertutupsemua.

21
3. HubungkanDryHeat Oven(DHO) denganarus listrik.

4. Susun alat di dalamDryHeat Oven(DHO).

5. Tutup pintu dan ventilasiDryHeat Oven(DHO).

6. NyalakanalatdenganmemutartombolkearahIyangditandailampuhijaudan

kuningmenyala.

7. Atursuhu 1600C denganmemutat thermostat.

8. Setelah mencapai suhu 1600C, atur waktu selama2 jam dengan memutar

tombol timer padaposisi2 .

9. Pindahkan tombol ON dari posisiIkeII.

10. Setelah sterilisasi tercapaialat akan mati secaraotomatisyangditandai lampu hijau

tidak menyala.

11. Setelah suhu turun mencapai suhu kamar, oven boleh dibuka ala-alat dapat

dikeluarkan

3.2 PembuatanMedia

Pembuatan Media
1. Tuangkan sebungkus agar – agar swallow ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 250 cc air kelapa
3. Tambahkan 250 cc air gumpalan tahu
4. Homogenkan dan tutup erlenmeyer dengan gumpalan kapas
5. Setrilkan dalam autoclaf
6. Setelah itu, tuangkan media ke dalam cawan petri
7. Biarkan membeku

4. ProsedurPemeriksaan

4.1 Penentuan kadar media


Pada penelitian pendahuluan, Air Gumpalan dengan air kelapa dan penambahan agar
swallowdicampur sesuai dengan perbandingan yang tertera di Tabel 3.3 dan diaduk rata,
diambil sebanyak 20 ml untuk dipindahkan ke tabung reaksi (Hanna, 2006 dalam
Sheila,2011). Setelah mendapatkan perbandingan kadar Air Gumpalan dengan air kelapa

22
dan penambahan agar swallow yang tepat untuk pertumbuhan optimal Staphylococcus
Epedirmidis, campuran ini kemudian dicampur dengan NAPsesuai perbandingan yang
tertera di Tabel 3.4 untuk mendapatkan perbandingan kadar optimal dan menghasilkan
media modifikasi NAP.
Tabel 3.3 Perbandingan limbah cair tempe dan air kelapa dalam 100 mL media campuran
No Kelompok Air Kelapa (%) Limbah Cair Tempe (%)
1. K1 0 100
2. K2 10 90
3. K3 20 80
4. K4 30 70
5. K5 40 60
6. K6 50 50
7. K7 60 40
8. K8 70 30
9. K9 80 20
10. K10 90 10
11. K11 100 0
Sumber : Sheila , 2011
Tabel 3.4 Perbandingan antara NAPdengan media campuran dalam 100 mL.
No Kelompok NAP (%) Media Campuran (%)
1. R1 0 100
2. R2 10 90
3. R3 20 80
4. R4 30 70
5. R5 40 60
6. R6 50 50
7. R7 60 40
8. R8 70 30
9. R9 80 20
10. R10 90 10
11. R11 100 0
Sumber : Sheila , 2011

23
Melalui perbandingan di atas dapat ditentukan perbandingan yang tepat antara
NAPdengan media campuran yang dapat menghasilkan pertumbuhan bakteri paling
optimal.
4.2 Pembagian kelompok perlakuan
Kelompok perlakuan dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari (1) penanaman bakteri
Staphylococcus epidermidispada media standar NAP dan (2) penanaman bakteri
Staphylococcus epidermidispada media modifikasi NAP
4.3 Sterilisasi media dengan autoklaf
Autoklaf dapat dipakai untuk membunuh mikroorganisme sepertibakteri dan cendawan,
sehingga media yang dibuat dapat steril darimikroorganisme-mikroorganisme tersebut
(Ritonga, 2011). Semua bahan dan alat yang digunakan disterilkan dengan autoklaf pada
121°C selama 15 menit dan semua pengerjaan dilakukan secara aseptis (Marlina, 2009).
4.4 Inokulasi Staphylococcus epidermidis
Bakteri Staphylococcus epidermidis dari koloni pada media Blood Agar dibuat biakan
murni, dengan cara mengambil koloni yang terpisah kemudia tanam pada bouillon dan
dibuat preparat (untuk memastikan bouillon murni) selanjutnya inkubasi dalam incubator
pada suhu 35-37oc selama 10-30 menit
4.5 Penanaman Bakteri Staphylococcus epidermidis pada media NAP dan NAP
modifikasi
6. Buka mulut tabung lalu lidah apikan
7. Ambil biakan murni menggunakan ose steril
8. Tutup kembali mulut tabung dengan dilidahapikan
9. Ose yang mengandung biakan diinokulasi pada media agar dengan berbagai metode
10. Inkubasi dalam incubator pada suhu 35-37oc selama 24 jam

24
LAMPIRAN 2
Justifikasi Anggaran Dana
1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Cawan Petri Untuk wadah media 15 buah 45.000 675.000
agar
Pipet tetes Untuk pembuatan 5 buah 5.000 25.000
media
Bunsen Untuk pembuatan 1 buah 155.000 155.000
media
Korek api Untuk pemnuatan 1 pak 5.000 5.000
media
Ose Untuk 1 buah 30.000 30.000
pengambikan
sampel biakan
Beaker glass Untuk pembuatan 1 buah 60.000 60.000
media
Erlenmeyer Untuk pembuatan 2 buah 75.000 150.000
media
Gelas ukur Untuk pembuatan 1 buah 45.000 45.000
media
Kapas Untuk pembuatan 1 pak 5.000 5.000
media
Flashdisk 64 GB Menyimpan Data 1 buah 151.000 150.000
Sewa Kamera Dokumentasi 1 buah 200.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 1.500.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Air Kelapa Bahan media 2 liter 65.000
Agar Swallow Bahan media 10 3.000 30.000
bungkus
Air Gumpalan Bahan media 2 liter 55.000
Tahu
Biakan Bakteri Biakan bakteri 1 buoilon 300.000
Staphylococcus
epidermidis
Aquades Reagen 2 liter 45.000
ATK Alat Tulis 75.000
Sarung Tangan Mengolah sampel 1 kotak 55.000
Masker Mengolah sampel 1 kotak 35.000
Kertas Proposal 3 rim 40.000 120.000

25
Tinta Proposal 220.000
SUB TOTAL (Rp) 1.000.000
3. Perjalanan
material Justifikasi kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
perjalanan (Rp)
Transport Ke Untuk membeli 1 kali 200.000 600.000
lokasi bahan bahan media untuk 3
media orang
Transport ke Untuk membeli alat 3 kali 66.600 200.000
toko dan bahan untuk 3
orang
SUB TOTAL (Rp) 800.000
4. Lain-Lain
material Justifikasi kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
perjalanan (Rp)
Keperluan 700.000
Lainnya
SUB TOTAL (Rp) 700.000
Rp
Total (Keseluruhan)
4.000.000

26
LAMPIRAN 3

1. Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Purnama Ekasari
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi DIII Analis Kesehatan
4 NIM/NIDN PO.71.34.0.17.028
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail ayiprnm18@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082153281621

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama
Institusi
jurusan 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Tahun masuk-
lulus

2. Anggota Peneliti 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) N.Rizka Nerisandi
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi DIII Analis Kesahatan
4 NIM/NIDN PO.71.34.0.17.024
5 Tempat dan Tanggal Lahir Lahat, 20 Februari 2000
6 E-mail n.nerisandi@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082176528371

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 3 PSEKSU SMPIT Al-Kautsar Lahat SMA N 1 Lahat
Jurusan 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Tahun masuk-lulus

3. Anggota Peneliti 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Aqila fadila haya
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi D3 Analis Kesehatan
4 NIM/NIDN Po.71.34.0.17.004
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pagaralam ,27 Desember 2000

27
6 E-mail aqilafadila21@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085346317863

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi MIN Muara Siban SMP Negeri 3 Pagaralam SMA Negeri 3 Pagaralam
Jurusan 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Tahun masuk-lulus

4. Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Karneli, S.Pd, M.Kes
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Analis Kesehatan
4 NIP 196909291989031003
5 Tempat dan Tanggal Lahir 29 September 1969
6 E-mail karnelilanang@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 08127116418

28

Anda mungkin juga menyukai