Anda di halaman 1dari 13

MENGIDENTIFIKASI RENCANA PENGAJARAN BERDASARKAN KASUS (SAP)

Anggota Kelompok 1 :
(201701051) Himmatul ALiyah
(201701052) Azizah Valentina Danif
(201701087) Setyawan Yulian Nugraha
(201701071) Rani Setyawati
(201701076) Tri Wahyu Viva Indriyanti
(201701067) Umi Hajar
(201701074) Galuh Putri Bahari

Bahan Diskusi
 Identifikasi dan buat acara penyuluhan (SAP) atau rencana pengajaran berdasarkan kasus

Pembahasan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
HEPATITIS

 Bidang studi : Keperawatan komunitas


 Topik : Hepatitis
 Sasaran : Mahasiswa
 Hari : Senin
 Tanggal : 02 Mei 2019
 Jam : 10.00 WIB
 Waktu : 30 menit
 Tempat : STIKes BINA SEHAT PPNI kab.MOJOKERTO

1. Latar Belakang :
Hati memiliki berbagai macam fungsi dalam pengolahan zat gizi. Semua zat gizi
(karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain) dicerna dan diserap oleh dinding usus
kemudian akan diangkut ke dalam hati untuk diolah. Hati juga mempunyai fungsi untuk
menetralkan racun termasuk obat-obatan yang membahayakan, hormon dan lain-lain.
Mengingat pentingnya fungsi hati maka dapatlah dimengerti bahwa bila hati rusak maka
dapat terjadi penyimpangan dalam pengolahan zat gizi.
2. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1 kali pertemuan ini diharapkan peserta
mengetahui dan memahami tentang makanan yang bisa diberikan kepada penderita
hepatitis.
3. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 kali pertemuan, peserta
diharapkan dapat menjelaskan kembali tentang :
a) Makanan apa saja yang harus dihindari untuk penderita hepatitis
b) Cara pemberian makanan kepada penderita hepatitis

LAMPIRAN
- Terlampir

METODE
1.Ceramah
2.Tanya jawab

MEDIA
- Power point, Leaflet
KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 10.00-10.05 WIB Pembukaan :
- Memberi salam - Menjawab salam
- Menjelaskan tujuan pembelajaran mendengarkan dan
- Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
2. 10.05-10.10 WIB Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara Menyimak dan
berurutan dan teratur. memperhatikan materi
Materi :
1. Fungsi hati.
2. Makanan yang harus dihindari
pada penderita hepatitis.
3. Makanan yang diberikan pada
penderita hepatitis.
3. 10.10-10.20 WIB Evaluasi Bertanya dan
- Memberi kesempatan kepada klien menjawab pertanyaan
untuk bertanya
- Memberi kesempatan kepada klien
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4. 10.20-10.25 WIB Penutup :
- Menyimpulkan materi yang telah Mengucapkan salam
disampaikan
- Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan
- Mengucapkan salam
EVALUASI

Metode Evaluasi : Tanya Jawab


Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Soal : 3 soal

~ Soal
1) Sebutkan apa yang terganggu saat menderita hepatitis?
2) Apa saja yang harus dihindari bagi pasien hepatitis?
3) Apa syarat makanan yang harus diberikan kepada penderita hepatitis?

~ Jawaban
1. Fungsi hati, karena bertugas membantu dalam pengolahan zat gizi dan menetralkan
racun, termasuk obat-obatan yang membahayakan kesehatan. Virus hepatitis penyebab
peradangan pada hati sehingga dapat mengganggu fungsi hati tersebut.

2. Yang harus dihindari bagi pasien hepatitis :


 Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti ubi, singkong, kacang merah,
kol, sawi, lobak, nangka, durian dan lain-lain
 Hindari makanan yang telah diawetkan seperti sosis, ikan asin, kornet, dan lain-lain.

3. Syarat makanan yang harus diberikan kepada penderita hepatitis :


 Pilihlah bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti daging yang
tidak berlemak, ikan segar, ayam tanpa kulit.
 Sebaiknya pilih sayur-sayuran yang sedikit mengandung serat seperti bayam,wortel,
bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda, daun kangkung dansebagainya.
 Bumbu-bumbu jangan terlalu merangsang. Salam, laos, kunyit, bawang
merah,bawang putih dan ketumbar boleh dipakai tetapi jangan terlalu banyak.
 Hindarkan makanan yang terlalu berlemak seperti daging babi, usus, babat,
otak,sum-sum dan santan kental.
Bagi penderita hepatitis, terapi diet sangat penting untuk dilakukan. Kandungan
gizi pada terapi diet penderita hepatitis berbeda-beda tergantung pada kondisi penderita.
Total kalori yang diberikan juga berbeda, tergantung besar badan dan aktifitas penderita.
Selain itu, pada umumnya kurang baik jika terlalu banyak mengurangi lemak kecuali bila
ada gejala kuning pada mata atau kulit. Lemak yang mengandung banyak asam lemak
esensial seperti minyak nabati atau minyak ikan boleh diberikan seperti biasa. Akan tetapi
juga perlu mengatur jenis makanan seperti :
a) Kalori tinggi, kandungan karbohidrat tinggi, lemak sedang dan proteindisesuaikan
dengan keadaan penderita.
b) Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan dengan nafsu makan dan
toleransipendeita.
c) Cukup vitamin dan mineral.
d) Rendah garam atau cairan dibatasi bila terjadi penimbunan garam/air.
e) Mudah dicerna dan tidak merangsang.
f) Bahan makanan yang mengandung gas dihindakan
LAMPIRAN MATERI
HEPATITIS

A. DEFINISI
Hati (liver) adalah salah satu organ tubuh yang penting. Hati dapat membantu proses
metabolisme nutrisi ataupun obat-obatan di dalam tubuh. Selain itu organ ini juga mempunyai
peranan yang penting untuk membersihkan darah di dalam tubuh dari produk limbah yang
beracun. Namun, demikian jika kita tidak menjaga fungsi hati dengan baik maka organ penting
ini akan mengalami kerusakan. Salah satu penyakit hati yang sering terjadi adalah hepatitis.
Hepatitis yang berarti peradangan dalam hati dapat diakibatkan oleh berbagai macam hal,
seperti infeksi bakteri, racun, ataupun karena sistem imun di dalam tubuh sendiri yang dapat
menyerang hati. Meskipun ada beberapa jenis hepatitis, pada umumnya ada 3 macam hepatitis
yang disebabkan oleh virus dan sering terjadi yaitu hepatitis A, B, ataupun C.

B. ETIOLOGI
Hepatitis A Virus (HAV)
Virus hepatitis A dapat ditularkan melalui feses dari pasien yang sebelumnya telah
terinfeksi dengan penyakit ini. Selanjutnya seseorang dapat terkena hepatitis A dengan
mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi feses tersebut. Hepatitis A
bersifat kurang merusak dibanding hepatitis virus yang lain. Hal ini karena jenis hepatitis ini
jarang menimbulkan kerusakan liver yang menetap. Bahkan dalam beberapa minggu gejala akan
hilang sama sekali dan orang yang telah terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit
tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis
kronik.
- Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning,
keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang
berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

- Cara penularan :
Virus hepatitis A ditularkan melalui tinja orang yang terkena virus hepatitis A dan masuk
kemulut orang lain, hal itu bisa terjadi karena:
 Mengkonsumsi sayuran, buah, ikan, air muapun makanan yang telah tercemar
oleh tinja yang mengandung hepatitis A.
 Kebersihan pribadi dan lingkungan tidak di jaga dengan baik.
- Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang
disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak
beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun
demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta
obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.
- Cara pencegaha virus hepatitis A
 Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setelah melakukan BAB/BAK. Sebelum
makan ataupun sebelum menyediakan makanan.
 Cuci sayuran dan buah sebelum di makan, Sebelum dipakai cuci peralatan makan
dan minum.

Hepatitis B Virus (HBV)


Jenis hepatitis ini tergolong infeksi yang lebih serius dan dapat memicu terjadinya sirosis
ataupun kanker hati. Penularan hepatitis B dapat melalui jarum suntik atau pisau yang
terkontaminasi, transfusi darah, ataupun cairan tubuh yang lain. Pada beberapa kasus seseorang
yang terinfeksi hepatitis B dapat sembuh dari penyakit ini dan kemungkinan tubuhnya telah
memiliki imunitas untuk melawan infeksi tersebut. Namun, ada juga beberapa orang yang akan
terinfeksi virus ini selamanya
- Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit
perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita
hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan
kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
- Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan
dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada
cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
 Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan
nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini
cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat
monitor bersinambungan dari dokter.
 Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih
efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap
fungsi ginjal.
 Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B
kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual
dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian
obat ini belum dikatakan stabil
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
 Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar
sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di
sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN,
ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam
seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah
depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek
lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan
demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.

Hepatitis C Virus (HCV)


Seperti halnya hepatitis B, ternyata hepatitis C juga dapat memicu terjadinya sirosis
ataupun kanker hati. Penularan penyakit ini dapat melalui transfusi darah, cairan tubuh, ataupun
hubungan seksual. Hepatitis C merupakan tipe hepatitis yang sangat serius dan menjadi alasan
utama transplantasi hati pada kebanyakan pasiennya. Pada hepatitis C penderita yang menjadi
kronik jauh lebih banyak.
- Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan
gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala
yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi
gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada
beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi
bahkan normal
- Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa,
Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C
adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada
penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awal.
Cara pencegahan Hepatitis B dan C sama karena kedua jenis virus ini sama hidup dan
tertular melalui darah, dan cairan organ dalam lainnya.Penularan hepatitis B dan C :
 Melaluai kontak darah, sperma ,dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi
hepatitis B dan C.
o Berbagi perlengkapan suntik untuk menggunakan narkoba.
o Melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom.
 Bayi yang terlahir dari ibu yang telah terinfeksi hepatitis B dan C.
- Pencegahan Hepatitis B dan C:
o Jangan berbagi perlengkapan suntik apapun (tabung, jarum, kapas, air, dan filter).
o Waspada terhadap darah ketika menyuntik atau disuntik oleh orang lain.
o Jangan berbagi sikat gigi dan alat cukur.
o Jika ingin tatto, lakukan dengan prosedur sterilisasi yang layak.
o Tidak melakukan hubungan seks tanpa kondom.
o Lakukan vaksinasi Hep B. Saat ini belum ada vaksin untuk mencegah hepatitis C.
- Obat herbal Hepatitis
Adapun tumbuhan obat/herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu
pengobatan hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor yaitu
melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat
antiradang antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza ), kunyit (Curcuma
longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun
serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata
cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah
kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang
(Taraxacum officinale).
Etiologi Hepatitis yang lain yaitu :
1) Yang menyebabkan abses hati, diantaranya :
Komplikasi infeksi, obstruksitraktusbiliaris, penyebaran dari visera saluran cerna,
septikemia, trauma pada hati, absesamoeba.
2) Yang menyebabkan trauma pada hati, diantaranya :
Luka tusuk tembus, luka tumpul (kecelakaan lalu lintas, jatuh).
3) Yang menyebabkan karsinoma hati, diantaranya :
Faktor resiko primer hepatitis, sirosis, hepatotoksin, trauma metastasis dari tempat
lain umumnya dari visera abdomen, payudara, paru-paru, ginjal, ovarium, testis,
kulit. (Barbara C. Long, 1996)

C. PATOFISIOLOGI
Efek dari alkohol, keadaan malnutrisi, virus hepatitis dan keadaan gagal jantung,
pada hati menyebabkan perubahan hebat pada struktur dan fungsi sel-sel hepar.
Perubahan ini ditandai dengan inflamasi dan nekrosis sel hepar yang dapat
setempat/menyebar. Simpanan lemak dalam sel-sel parenkim dapat dilihat pada awalnya.
Penyebab perubahan lemak ini tidak jelas, tapi mungkin sebagai respon perubahan fu,
enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme lemak normal.
Pelebaran sel-sel lemak menyebabkan tekanan pada lobule hepar yang mengarah
pada peningkatan aliran darah. Terjadi hipertensi pada sistem portal. Dengan tekanan
balik yang cukup pada sistem portal. Terjadi sirkulasi kolateral dan memungkinkan darah
mengalir dari intestin langsung ke vena kava. Peningkatan aliran darah ke vena esofagus
menyebabkan varises esofagus; pada vena lambung, varises lambung pada limfa
splenomegali dan pada vena hemorodial hemoroid.
Nekrosis diikuti oleh regenerasi dari jarinagn hepar, tetapi tidak dalam cara yang
normal. Jaringan fibrotik ini tidak dapat pulih, mengakibatkan disfungsi hepar kronis
yang akhirnya gagal.

D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan meliputi:
1. Fase Pre Ikterik
Keluhan tidak khas. Keluhan disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar
2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di
pinggang, bahu dan malaise, lekas Lelah terutama sore hari, suhu badan
meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
2. Fase Ikterik
Urine berwarna the pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan
disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat
pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari.
Kadang-kadang disertai gatal-gatal pada seluruh badan, rasa lesu dan lekas capek
dirasakan selama 1-2 minggu.
3. Fase penyembuhan
Saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali,
namun lemas dan lekas Lelah.

DAFTAR PUSTAKA
Helilintar, R., Rochana, S., & Ramadhani, R. A. (2017). PERANCANGAN SISTEM DIAGONOSA
PENYAKIT HEPATITIS, 9, 145–152.

Ii, B. A. B. (2008). No Title.

B, K. W. (2010). Plaque excision with the Silverhwak Catheter. St Louis: Wounds.

Anda mungkin juga menyukai