Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ OVERVIEW BRIA
BEHAVIORAL RESEARCH IN ACCOUNTING”

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keperilakuan


Dosen Pengampu : Dr. Agung Budi Sulistiyo, S.E, M.Si, Ak.

Disusun oleh :
Ria Meilan 180820301001
Retno Cahyaningati 180820301008

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
TAHUN 2019

i
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah yang terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbayak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksii adanya plagiarisme.
Nama NIM Tanda Tangan

Ria Meilan 180820301001

Retno Cahyaningati 180820301008

Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan


Judul Makalah : “Overview Behavioral Research In Accounting”
Dosen Pengampu : Dr. Agung Budi Sulistiyo, S.E, M.Si, Ak.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur alhamdulillah kami panjatkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Overview Behavioral Research In Accounting” ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Dimana hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan kami baik
dalam hal pengetahuan dan pengalaman. Sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang dapat kami jadikan sebagai bahan perbaikan dan menyempurnaan makalah ini
dimasa yang akan datang. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami selaku penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.

Jember, 14 September 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Judul ...................................................................................................................... i
Statement Of Authorship ...................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan .................................... 3
2.2 Akuntansi Keperilakuan dalam bingkai Retrospektif dan
Prospektif ............................................................................. 4
2.3 Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan ............ 8
2.4 Metode Riset dalam Akuntansi Keperilakuan dalam
Dalam Pengambilan Keputusan .......................................... 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi keperilakuan (Behavioral Accounting) adalah cabang akuntansi yang


mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et al.
1989). Istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi
seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem
penganggaran, desain akuntansi pertangungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi
atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan
keuangan. Secara lebih terinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi:
a. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan
penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti
bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain organisasi;
b. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti
bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan
keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama;
c. Metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku.

Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavioral science), teori-teori akuntansi


keperilakuan dikembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia di
organisasi.Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah
tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas
sekali, tidak hanya meliputi bidang akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut
penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi akuntansi
bahkan juga akuntansi keuangan

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat kita buat rumusan masalah sebagai berikut ;

1. Bagaimana definisi mengenai akuntansi keperilakuan?


2. Bagaimana Akuntansi Keperilakuan dalam Bingkai Retrospektif dan Prospektif ?
3. Bagaimana perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan?
4. Bagaimana Akuntansi Keperilakuan dalam Akuntansi Manajemen

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Akuntansi Keperilakuan
2. Mengetahui prospek dan reprospek akuntansi keperilakuan
3. Mengetahui perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan
4. Mengetahui Akuntansi Keperilakuan dalam Akuntansi Manajemen

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan


Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang selalu berkembang.Perkembangan ilmu akuntansi
seiring dengan perkembangan di dalam dunia bisnis sekarang ini. Pada perkembangannya,
akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi keuangan maupun non-keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Akuntansi
tidak bisa dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi
yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akuntansi keperilakuan dapat didefinisikan sebagai
subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan aspek-aspek keperilakuan manusia terkait dengan
proses pengambilan keputusan ekonomi (Lubis, 2010).
Kontributor utama terhadap ilmu keperilakuan adalah psikologi, sosiologi, dan
psikologi sosial yang mana mencoba menggambarkan dan menjelaskan perilakumanusia
walaupun secara keseluruhan ketiga disiplin tersebut memiliki perbedaan perspektif
mengenai kondisi manusia. Psikologi terutama adalah disiplin ilmu dengan kajian bagaimana
cara seorang individu bertindak. Di pihak lain, sosiologi dan psikologi sosial memusatkan
perhatiannya pada perilaku kelompok sosial. Konsep perilaku (Behavioral Concept) pada
awalnya merupakan kajian bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi, tetapi faktor-
faktor psikologi dan sosial psikologi sangan relevan dalam bidang akuntansi (Siegel dan
Marconi, 1986; Sumirat, 2006).
Para akuntan telah mengembangkan faktor-faktor psikologi dan sosial psikologi
termasuk masalah pengendalian.Ilmu sosiologi dan psikologi juga dikonsentrasikan pada
pengendalian seperti halnya sosial dan fenomena personal (Hopwood, 1974; Sumirat, 2006).
Berikut ini dijelaskan faktor-faktor sosiologi, psikologi, psikologi sosial yang relevan
dengan akuntansi keperilakuan (Siegel dan Marconi, 1986; Sumirat, 2006). Berikut
penjelasannya :
a. Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik
yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, tujuan manusia, objek,
gagasan, dan situasi.
b. Motivasi
Motivasi merupakan proses yang menentukan intensitas, arah, dan ketekunan
individu dalam usaha mencapai sasaran.

3
c. Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa,
objek, serta manusia.
d. Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai proses dimana perilaku baru diperlukan.
e. Kepribadian
Kepribadian mengacu pada bagian karakteristik psikologi dalam diri seseorang
yang menentukan dan mencerminkan bagaimana orang tersebut merespon
lingkungannya.
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan lebih fokus kepada hubungan antara perilaku
manusia dan sistem akuntansi (Lubis, 2010). Ruang lingkup akuntansi keperilakuan terdiri
dari :
a. Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi system
akuntansi.
b. Studi tentang reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
c. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan
keputusan
d. Pengembangan teknik yang dapat mengkomunikasikan perilaku para pemakai data
akuntansi.
e. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku.

2.2 Akuntansi Keperilakuan dalam Bingkai Retrospektif dan Prospektif


Hal ini berawal dari penelaahan Hopwood (1989) tentang akuntansi dalam bingkai
reptrospektif dan prospektif. Retrospektif adalah sebuah istilah yang digunakan para ilmuan
untuk melihat suatu kejadian /atau peristiwa kembali masa lalu. Dalam konteks Akuntansi
Keperilakuan reptrospektif berarti mencoba melihat kebelakang atas peristiwa akuntansi
keperilakuan di masa lalu. Misalnya jika dianalisis lagi, pembatalah atas sebuah saham oleh
direktur perusahaan adalah hal terbaik yang pernah dilakukannya. Ungkapan ini
menggunakan reptrospektif dalam arti “pandangan masa lalu”. Adapun pengertian Prospektif
dapat dinyatakan sebagai kemungkinan dan harapan. Secara sederhana prospek adalah hal
yang mungkin terjadi dalam suatu hal sehingga berpotensi menimbulkan dampak tertentu.
Jika kita telaah dari kedua suku kata tersebut (reptrospektif dan prespektif) maka kita bias
menyimpulkan bahwa akuntansi keperilakuan sebagai bidang studi akuntansi, perlu menelaah

4
kembali masa lalu tentang peristiwa akuntansi untuk dijadikan rujukan/pedoman dalam
rangka mengembangkan akuntansi dimasa mendatang.
Akuntansi telah diakui sebagai sesuatu yang membetuk fenomena dan berfungsi
sebagai konsekuensi interdependen dari konteks dimana akuntansi tersebut beroperasi. Dari
paradigma ekonomi, pernanan dan fungsi akuntansi sekarang telah memberikan dampak
penting bagi perkembangan organisasi pemerintahan dan operasionalisasi pasar keuangan.
Dengan cara yang sama dari paradigm keperilakuan dan organisasi, akuntansi sekarang
diakui sebagai praktik konsekuensinya dimediasi oleh konteks social dan manusia dimana
akuntansi beroperasi dan cara akuntansi bersinggungan dengan fenomena social dan
organisasi lainnya. Pencapaian paradigm tersebut merupakan hal yang relating baru.
Walaupun sesungguhnya prespektif ekonomi menarik bagi para pakar awal, pernan
mereka seharusnya meningkatkan rasionlitas praktik yang mendasari akuntansi agar lebih
memadai dalam mencerminkan praktif. Dengan cara ini konsepsi yang dapat diambil dari
teorisasi ekonomi adalah meliputi pendanaan, pengukuran perusahaan, pengukuran kinerja
divisional. Namun, semua itu tidak memberikan dasar bagi pemahan normative ataupun
deskriptif.

A. Bidang yang Kompleks, Kaya, dan Terus Bergerak

Birnberg dan Shield (1989) menelaah litelator akuntansi dengan penuh kecermatan
dan kehati – hatian serta menggambarkan bagaimana bidang are riset akuntansi itu sediri
begitu kaya. Mereka berfokus pada berbagai macam pembahasan atas seputar pertanyaan-
pertanyaan tentang riset akuntansi keperilakuan dengan menggambarkan setiap kasus yang
ada dan bukan saja pada pemahaman yang muncul, akan tetapi juga pada proses penyelidikan
komulatif. Walaupun perhatian yang membentuk riset keperilakuan dalam akuntansi berbeda-
beda, Birnberg dan Shield menampilkan sebuah gambaran area yang menekankan pada
banyaknya penyelidikan sampai pada suatu struktur lama dan pembelajaran terjadi.
Dalam meninjau literatur akuntansi secara sistematis dan hati-hati, Birnberg dan
Shields menggambarkan area riset yang begitu kaya. Lima aliran riset akuntansi keperilakuan
(1989) tersebut adalah:
a. Pengendalian manajemen (manajemen control)
b. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)
c. Desain sistem informasi (information system design)
d. Riset audit (audit research)

5
e. Sosiologi organizational (organizatioanl sociology)

Walaupun tidak diragukan lagi bahwa riset tersebut diatas terlalu berbeda dalam hal
kualitas, Birnberg dan Shields membenarkan penekanan terhadap sifat observasional dari
perbandingan dan variasi keperilakuan, serta peningkatan sifat orientasi teoritis dalam proses
riset tersebut. Dalam banyak area masih tidak ada tingkat kesadaran teoritis yang memadai.
Dengan demikian, riset yang dilakukan masih jauh dari kemampuan memberikan dasar
interpretasi yang menarik dan bermanfaat guna memahami dan mengubah akuntansi dalam
aksi.

Dalam konteks manajemen akuntansi atau auditing pada tingkat individu, sekarang, kita
berada dalam posisi untuk memahami dan memanfaatkan komentar tentang fungsi sitem
informasi akuntansi.Fenomena seperti penganggaran, penetapan standar, dan interpretasi
informasi akuntansi manajemen dipahami secara integratif dengan konteks manusia dan
organisasional dimana mereka berada.

B. Sudut Pandang dari Luar

Berbeda dari Birnberg dan Shields, Burgstahler dan Sundem menunjukan perbedaan
yang besar (sudut pandang non-akuntansi).Riset akuntansi keperilakuan menurut mereka
telah diperhatikan di masa lalu oleh anggota komunitas sosial berbeda.Tugas yang diambil
oleh Burgstahler dan Sundem adalah sulit.Kekayaan dan kompleksitas dari bidang yang
muncul menciptakan kesulitan besar bagi pihak luar (outsider). Hal ini membutuhkan
investasi waktu yang besar untuk memahami aliran proses riset, strategi kumulatif yang
diadopsi, cara bidang tersebut distruktur dan dikarakteristikkan, serta implikasi penuh dari
keragaman perspektif konseptual yang digunakan.

Survei atas seluruh bidang riset-yang berorientasi ekonomi dalam akuntansi mulai
dari teori biaya dan laba yang menekankan pada studi pasar modal yang efisien, teori agensi,
ekonomi informasi dan organisasi, dan seterusnya akan menjadi tugas yang cukup berat bagi
peneliti organisasioanal atau keperilakuan.

Secara eksplisit, Burgstahler dan Sundem menyatakan pendekatan mereka terhadap


tinjauan didasarkan pada perspektif pandangan ekonomi informasi dunia, yang merupakan
salah satu dari rentang perspektif ekonomi yang mungkin. Hal ini sama seperti peneliti
keperilakuan lain yang menggunakan sosiologi ekonomi untuk memahami masalah yang
melekat pada rasionalitas ekonomi implisit dalam riset ekonomi dalam riset ekonomi yang

6
berorientasi pada penelitian akuntansi dan sejarah intelektual yang didasarkan pada konsep
perilaku dalam dunia sosial-politik dan lingkungan ekonomi.

C. Menggerakan Agenda Riset ke Depan

Komentar pribadi Caplan tentang kemunculan akuntansi keperilakuan memberikan


beberapa pemahaman lebih lanjut tentang kekuatan mobilisasi perkembangan dari area
tersebut dan apa yang dicapai sekarang. Bukan hanya pengaruh tekanan peranan yang
dimainkan oleh restrukturisasi intelektual bisnis Amerika terhadap pendidikan dan riset,
melainkan juga kemunculan srudi akuntansi keperilakuan yang perlu dipandang dalam
konteks kemunculan ketertarikan organisasioanal terhadap ilmu pengetahuan sosial dan
keperilakuan.

Kita kembali pada analisis kondisi (state of the art) saat ini. Caplan menawarkan
sebuah pandangan yang lebih berhati-hati dibandingkan dengan pandangan Burgstahler dan
Sundem walaupun ia merupakan orang dalam (insider) dibidang akuntansi keperilakuan.
Menurut Caplan, akuntansi keperilakuan memberikan penekanan yang adil terhadap
pemahaman sempit, dikendalikan metode, dan cepat melakukan studi yang s ebagian
tampaknya dihasilkan oleh budaya akademis Amerika. Seperti disampaikan oleh Burgstahler
dan Sundem serta ditinjau oleh Lord, kemajuan dalam satu bidang lebih sering ditentukan
oleh sejumlah kecil studi inovatif. Sama seperti lainnya, area akuntansi keperilakuan
cenderung menerminkan pembelajaran, proses kumulatif riset, dan interdependensi sehat
dengan disiplin ilmu lain dalam ilmu pengetahuan manusia.

Perluasan domain penyelidikan organisasional dan keperilakuan tersebut bukannya


mudah dan tidak problematis.Seperti disampaikan oleh Caplan, studi kasus dan barangkali
tempat serupa untuk penyelidikan lebih kompleks tidak hanya membutuhkan keahlian baru
tetapi juga keahlian yang besar dalam mengidentifikasi konsep keperilakuan yang tepat dan
mengaplikasikan konsep ini pada situasi yang spesifik.

D. Pasang Surut Aliran Kemajuan

Tinjauan Lord tentang perkembangan pemikiran keperilakuan dalam akuntansi


memperkuat dari banyak temuan dari riset lain. Meskipun demikian, pendekatan khusus ini
juga menghasilkan observasi tentang cara bidang tersebut dapat bermanfaat bagi
pengembangan berikutnya. Hal yang menarik adalah kualitas dan keaslian riset semata

7
tampaknya tidak memadai untuk memasukan dorongan khusus untuk riset organisasional dan
keperilakuan kejalur kemajuan kumulatif.

Sebaliknya, tinjauan Lord bermanfaat untuk menyampaikan pertimbangan tentang


skala pengembangan komparatif dan studi yang berorientasi akuntansi di Amerika Serikat,
khususnya yang mencerminkan pendekatan pemrosesan informasi manusia dan kognitif. Lord
juga menekankan cara riset akuntansi keperilakuan muncul dalam konteks peningkatan
ketertarikan yang lenih umum terhadap peranan akuntansi dalam pengambilan keputusan.

Hal yang tidak signifikan dalam riset akuntansi keperilakuan adalah observasi Lord
tentang peranan signifikan yang dimainkan oleh struktur institusional dunia akademis
akuntansi. Dia menekankan pentingnya pengembangan riset pemrosesan informasi manusia
yang pada awalnya diterima oleh Journal Of Accounting Research dan dimasukan dalam
konferensi riset empiris Chicago yang sangat berpengaruh. Baik Lord, Burgstahler maupun
Sundem mengomentari signifikansi intelektual dan konferensi sebagai kunci untuk area
pengembangan lebih luas.

2.3 Perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan

Penelitian yang dilakukan oleh David Burgstahler dan Gary L Sundemt untuk
mengkaji perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan di Amerika pada tahun 1968-
1987. Awal mula dilakukannya penelitian ini adalah dikarenakan pada tahun 1960-1970an
terdapat issu yang mana penelitian akuntansi keperilakuan dibatasi oleh metode dan topik
untuk dibahas. Penelitian ini lebih kepada pandangan peneliti yang secara subjektif terhadap
BAR. Peneliti berpendapat jika BAR telah ditinjau oleh para peneliti akuntansi keperilakuan
tetapi tidak oleh para peneliti akuntansi non behavioral (informasi ekonomi). Peneliti
membahas dalam jurnal dari sudut pandang sebagai penikmat informasi akuntansi.

Peneliti mendefinisikan BAR dari perspektif bagaimana hal tersebut dapat digolongkan
dalam dunia informasi ekonomi. Peneliti membandingkan dengan penelitian bidang lain
seperti fisika dan kimia yang mana mencari kebenaran yang sesungguhnya, namun penelitian
sosial seperti akuntansi tidak seperti itu. Akuntansi mengidentifikasi sebuah komoditas
ekonomi seperti informasi akuntansi. Penelitian akuntansi, meliputi BAR akan bernilai jika
mampu meningkatkan hasil dari sebuah informasi akuntansi. Tiga tipe penelitian akuntansi
dapat dilakukan seperti 1) market research, 2) new product development research, 3)
production technology research.

8
A. Market Research

Market research merupakan penelitian perilaku secara umum dalam akuntansi.


Permintaan akan informasi, baik itu secara individual maupun organisasi, akan mengandalkan
karakteristik dari pengguna, tujuannya, dan peluang. Terdapat empat tipe penelitian terkait
permintaan informasi seperti:

1. Beberapa peneliti empiris menggali informasi menggunakan berbagai situasi


menggunakan model pancingan seperti interview dan kuisioner dalam permintaan
informasi.
2. Eksperimen laboratorium dan melakukan control terhadap variabel yang diteliti.
Peneliti kemudian merekam informasi tersebut.
3. Penelitian juga dapat mengobservasi kumpulan konsekuensi keputusan yang diduga
merupakan hasil penggunaan informasi tersebut.
4. Peneliti analitik menggunakan karakteristik keperilakuan kemudian meminta
informasi.
B. Product Development Research

Pertumbuhan perusahaan multinasional, perubahan dramatis dalam lingkungan


manufaktur dan penggunaan just in time dalam persediaan akan menghasilkan kebutuhan
akan permintaan informasi. Selain itu, munculnya produk baru juga dipengaruhi oleh
penciptaan teknologi. Tanpa adanya BAR, pengenalan akan produk baru akan lebih beresiko
dan mungkin akan memiliki biaya tinggi.

C. Production Technologi Research

Production Technologi Research didefinisikan sebagai peningkatkan pembuatan


metode untuk menghasilkan informasi akuntansi. Segmen yang paling besar muncul pada
penelitian yang berfokus pada aspek komputerisasi sistem informasi. Ketika seseorang
merupakan bagian dari proses produksi, BAR mungkin berguna dalam hubungan antara
manusia dan teknologi yang baru.

D. Evolution of Behavioral Research

Figure 1 menunjukkan bahwa bagaimana BAR dinilai selama dua dekade terakhir.
Pertama, metode riset keperilakuan digunakan dalam isu akuntansi tanpa menggunakan teori
keperilakuan. Kedua, model atau teori keperilakuan mulai digunakan. Ketiga, menguji model

9
keperilakuan dalam konteks akuntansi seperti Brunswik’s lens model. Dan yang terakhir
adalah model keperolakuan direvisi kembali untuk kesesuaian dalam konteks akuntansi dan
siklus dalam pengujian dan revisi selalu diulangi.

E. Inherent Difficulties of BAR

Banyaknya kritik terhadap riset BAR diakibatkan adanya kesulitan yang melekat
dalam BAR seperti.

1. Broad field. Permasalahan terkait BAR sangatlah luas. Sangatlah tidak mungkin untuk
mengembangkan teori yang terintegerasi dalam satu kajian BAR.
2. Complex, interrelated variable. Banyaknya variabel yang memengaruhi keperilakuan
, sangat tidak berhubungan, dan beranekaragam sangat sulit untuk mengidentifikasi
atau mengukurnya.
3. Behavior is situation-specific. Beberapa variabel yang tidak berhubungan sangat
sedikit yang dapat digeneralisasi. Dampak dari perubahan salah satu variabel dapat
berakibat besar pada variabel lainnya.
4. Trade-off of internal and external validity. Studi keperilakuan biasanya memiliki
standar yang tinggi terhadap validitas internal dan eksternal, standar kemungkinan
sulit untuk dipertemukan.
5. BAR is in its early stages. Kebanyakan dari BAR adalah sebuah eksploratory dan
sebab akibat, tidak memadainya hubungan teori keperilakuan dan fenomena empiris.
6. Academic control system. Permintaan akan hasil yang cepat dalam pengambilan
keputusan dan pengukuran hasil tiap tahun untuk gaji peninjau, dan kelebihan jumlah
publikasi memerlukan suatu pendekatan baru dalam penelitian.
7. Qualitative evaluations. Dikarenakan BAR tidak dapat dievaluasi menggunakan
evaluasi kuantitatif maka untuk mengevaluasi penelitian ini harus menggunakan
evaluasi kualitatif.
F. Progress

Terlepas dari kesulitan BAR, terdapat bebera[a hal yang dapat ditingkatkan dalam 20
tahun terakhir. Lima hal yang sangat penting itu adalah.

1. Testing of theories. Luasnya penjelasan penelitian keperilakuan memerlukan


sebuah pengujian terhadap teori. Hipotesis akan diperoleh dari teori yang
mendasari sehingga lebih dapat digeneralisir.

10
2. Use of appropriate statistical method. Dengan menggunakan statistik, pengukuran
terhadap variable lebih dapat diperbaiki dan instrument lebih dapat divalidasi.
3. Better internal/eksternal validity trade-off. Metode BAR biasanya gagal dalam
mengontrol variabel pentingnya. Hal ini menyebabkan hasil yang tidak sesuai.
Dalam hal ini, desain penelitian mungkin dapat menentukan hasil.
4. Improved use of related disciplines. Perspektif penulis menyatakan bahwa BAR
akan maju jika dikombinasikan dengan informasi ekonomi.
5. Broadened perspective of BAR. Kemajuan BAR memang lambat akan tetapi tepat
kokoh. Terkadang BAR tidak diminati oleh peneliti diluar keperilakuan, maka dari
itu BAR harus memperlihatkan bahwa memiliki dampak yang cukup banyak
terhadap riset dan praktik akuntansi.
G. Areas Needing Further Improvement

Berdasaran tujuh kekurangan yang dimiliki BAR, terdapat beberapa hal dapat
disimpulkan seperti.

1. Definition and measurement of variables. Kebanyakan variabel dalam model


keperilakuan sulit untuk didefinisikan dan terkadang memiliki kesulitan dalam
pengukuran. Maka dari itu, seringkali teori berkembang tanpa definisi operasional
variabel yang digunakan. Penelitian dapat menguji kembali teori yang digunakan.
2. Theories lack precision needed for prediction. Banyak teori keperilakuan tidak cukup
dapat memprediksi perilaku kedepan. Solusi terkait permasalahan ini adalah
mengembangkan teori yang digunakan lebih spesifik,
3. Overreliance on positivistic research methods developed in natural science.
Penggunaan pendekatan eksploratory masih sangat diperlukan dalam pengembangan
BAR.
4. Theories have not converged into generally accepted paradigms. Dikarenakan BAR
hanya mengkaji sebagian permasalhan secara umum, maka hasil teori yang
didapatkan tidak dapat digeneralisir.
5. Lack of replications. Hasil penelitian yang terlalu memiliki kekhususan menyulitkan
untuk melakukan replikasi terhadap penelitian selanjutnya.
6. Subject availability. Kesulitan dalam memperoleh partisipan dalam subjek penelitian
menyebabkan banyak menghabiskan waktu dan biaya.

11
7. Recognize the defferential advanteges of accountants. Studi terhadap perilaku dalam
lingkungan akuntansi merupakan tujuan dari BAR dikarenakan itu merupakan hal
yang paling dapat diterapkan langsung dalam menghadapi permasalahan akuntansi.

2.4 Metode Riset Akuntansi Keperilakuan dalam Pengambilan Keputusan

Penelitian empiris dalam akuntansi manajemen berkaitan dengan pengembangan dan


pengujian teori, dan penerapan temuan penelitian untuk pembentukan kebijakan. Sebagian
besar dari penelitian tersebut telah dilakukan menggunakan studi lapangan. metode
laboratorium dan survei. Setidaknya dua strategi penelitian empiris telah dibahas dalam
literatur. Kaplan (1986) telah menganjurkan penggunaan satu metode penelitian tertentu
(penelitian lapangan) sementara Merchant dan Simons (1986) telah mencatat bahwa metode
penelitian khusus telah paling sering dikaitkan dengan bidang studi tertentu. Merchant dan
Simons menyarankan bahwa metode penelitian yang paling tepat adalah fungsi dari masalah
yang sedang dibahas dalam makalah ini. kami berpendapat demikian, karena setiap metode
penelitian memiliki kekuatan dan kelemahan. beberapa metode harus digunakan terlepas dari
fenomena akuntansi manajemen mana yang sedang diinvestasikan terjaga keamanannya atau
teori mana yang sedang diuji. Argumen kami dikembangkan dalam manajer berikut. Pertama.
kami menyajikan definisi metode lapangan, laboratorium dan survei. Kriteria kemudian
diidentifikasi untuk mengevaluasi penelitian empiris. dan kemudian kriteria tersebut
digunakan untuk membandingkan dan mengevaluasi kontribusi potensial dari tiga metode
untuk pengembangan teori dan kebijakan tentang akuntansi manajemen. Berikutnya. kasus
untuk menggunakan beberapa metode dikembangkan. Bagian ini juga menggunakan
penelitian tentang perencanaan anggaran untuk menggambarkan bagaimana ketiga metode
telah dan dapat digunakan dalam penelitian empiris di masa depan.

A. Jenis Penelitian Empiris dalam Akuntansi Manajemen

Mirip dengan ilmu sosial lainnya. penelitian empiris dalam akuntansi manajemen
dapat dilakukan dengan baik atau diterapkan. Tujuan dari penelitian dasar melibatkan
menggambarkan. menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi manajemen. tanpa
aplikasi tertentu dalam pikiran. Penelitian terapan. di samping itu. menekankan desain dan /
atau implementasi sistem akuntansi manajemen tertentu dan dapat berujung pada
rekomendasi kebijakan. Rekomendasi tersebut dapat didasarkan pada hasil ilmiah atau

12
temuan yang kurang sistematis dan dapat dilakukan untuk publik (profesi atau sejumlah
organisasi) atau pribadi (satu atau beberapa organisasi yang sangat kecil)

B. Definisi Metode Riset Akuntansi Keperilakuan


Berikut ini merupakan Definisi dari literatur yang masih ada tentang metode
penelitian.
Penelitian lapangan terjadi dalam keadaan alami yang tidak dibuat untuk tujuan
tertentu atau keunggulan melakukan penelitian (Cookand Campbell. 1979; Tunnell. 1977].
Tiga metode penelitian lapangan yang telah digunakan dalam penelitian akuntansi
manajemen adalah studi kasus. studi lapangan dan eksperimen lapangan. Sebuah studi kasus
adalah penyelidikan empiris yang menyelidiki fenomena kontemporer dalam konteks
kehidupan nyata ketika batas-batas antara fenomena tidak jelas dan di mana banyak sumber
bukti digunakan "[Y. 1989. hlm. 23]. Studi kasus melibatkan pengamatan sistem terhadap
kebijakan, orang-orang, proses, struktur dan konteks dalam satu organisasi. Studi lapangan
mirip dengan studi kasus kecuali bahwa studi itu melibatkan Investigasi dua atau lebih
organisasi. " Dalam kedua kasus dan studi lapangan. peneliti biasanya menggunakan
kuantitatif dan kualitatif dalam formasi termasuk data arsip. wawancara. laporan informan.
Peneliti melakukan observasi langsung untuk menggambarkan fenomena yang ada [Burgess.
1982. 1984; Ftlstead, 1970; Schatzman dan Strauss. 1973; Scott. 1965).
Eksperimen menjelaskan variabel independen dan pengaruhnya terhadap variabel
dependen. Melakukan percobaan, unit pengambilan sampel secara acak. [Campbell dan
Stanley. 1963; Masak dan Campbell. 1979) . Perbedaan antara experiment laboratorium dan
lapangan ada tujuan. Eksperimen laboratorium berlangsung dalam tujuan yang dimaksudkan
terutama untuk penelitian sementara eksperimen lapangan terjadi dalam tujuan alami yang
dibuat untuk tujuan selain penelitian [Campbell dan Stanley. 1966; Tunnell. 1977].
Survei menggunakan pendekatan standar untuk mengumpulkan informasi dari unit
pengambilan sampel untuk membuat kesimpulan tentang populasi [Kerlinger, 1986; Rossi et
al., 1983]. Karena survei biasanya dilakukan melalui surat. data dikumpulkan dari lapangan
meskipun peneliti mungkin tidak terjun langsung.

C. Kriteria Untuk Mengevaluasi Dan Membandingkan Metode Penelitian Empiris

Runkel dan McGrath [1972] telah mengembangkan sistem klasifikasi yang telah kami
adaptasi untuk mengevaluasi dan membandingkan bidang. metode survei dan penelitian
laboratorium (Tabel 1). Sistem mereka mengklasifikasikan studi penelitian pada tiga dimensi:

13
aktor. perilaku dan konteks. Kami telah menambah sistem mereka dengan dua dimensi
tambahan: peneliti [Rosenthal. 1966) dan aplikasi penelitian (Runkel dan McGrath. 1972).
Masing-masing dimensi dijelaskan di bawah ini dan kemudian digunakan untuk
membandingkan ketiga metode. Kami membahas aplikasi penelitian terlebih dahulu karena
dimensi ini mencakup tujuan penelitian yang membingkai diskusi berikutnya.

D. Aplikasi Penelitian
Setiap diskusi tentang aplikasi penelitian harus fokus pada tiga masalah: tujuan
penelitian. empat jenis validitas dan tingkat kontrol yang dapat dilakukan seorang peneliti.
1. Metode Pengumpulan Data
Penelitian Lapangan. Salah satu kekuatan komparatif dari penelitian lapangan adalah
kemampuan untuk menyelidiki fenomena dalam pengaturan yang terjadi secara alami. Entri
awal peneliti ke bidang ini mungkin untuk tujuan mengamati dan mendeskripsikan
pengaturan. mengukur tingkat kepentingan. atau menghasilkan ide-ide penelitian. Studi
lapangan atau studi kasus selanjutnya mungkin memerlukan lebih banyak pengamatan
sistemik dan / atau melibatkan pengujian theortes. Penelitian lapangan juga dapat digunakan
untuk mengeksplorasi kondisi batas teori yang diuji menggunakan metode lain. seperti
eksperimen laboratorium (Bouchard. 1976). Peneliti lapangan dapat melakukan keahlian
dengan memanipulasi variabel independen di atau dalam unit organisasi dan kemudian
mengamati efek pada vartables dependen (Kazdin. 1982).
Eksperimen Laboratorium. Para peneliti dari berbagai disiplin ilmu sepakat bahwa
tujuan paling penting dari eksperimen laboratorium adalah menguji teori sebab-akibat
"[Weick.1969; Carlsmith dkk. 1976; Fromkin dan Streufert,1976; Calder et al., 1982;
Hogarth. 1982; Swtertnga dan Weick. 1982: Yin.1989: Locke. 1986: Ilgen, 1986). Mook
(1983. hal. 301] berpendapat bahwa untuk banyak percobaan ...... tujuan pengumpulan data di
laboratorium adalah untuk menentukan mendiktekan perilaku kehidupan nyata di dunia
nyata. "Dia juga menawarkan beberapa alasan lain untuk melakukan percobaan selain
memprediksi perilaku yang terjadi secara alami:
a. untuk menentukan apakah sesuatu dapat terjadi. Daripada memprediksi apa
yang sebenarnya terjadi;
b. untuk melihat apakah apa yang diperkirakan terjadi di laboratorium benar-benar
terjadi di laboratorium;

14
c. untuk menunjukkan kekuatan suatu fenomena dengan menunjukkan bahwa itu
terjadi bahkan di bawah kondisi tidak wajar yang harus mencegahnya terjadi;
dan
d. untuk memeriksa perilaku dalam kondisi yang tidak memiliki padanan dunia
alami yang jelas hanya untuk bertentangan dengan pemahaman proses.

Penelitian survei. Penelitian survei dapat digunakan untuk beberapa tujuan termasuk:

a. menilai tren dalam praktik;


b. secara sistematis mengumpulkan sejumlah besar data dalam satu perusahaan;
c. melengkapi data dari studi kasus dan lapangan; dan
d. menguji teori cross-sectionally menggunakan sampel besar perusahaan atau
individu.
2. Validitas
Penelitian ilmu sosial biasanya dievaluasi berdasarkan empat validitas crtterta,
Campbell dan Stanley (1963) awalnya disajikan dua konsep utama validitas internal dan
eksternal. Pekerjaan selanjutnya oleh Cook dan Campbell (1976: 1979) lebih jelas
menetapkan peran validitas kesimpulan statistik sebagai pendahulu untuk validitas internal.
dan membahas versi modifikasi dari validitas konstruk istilah Cronbach dan Meehl (1955)
sehubungan dengan validitas eksternal. "Masing-masing istilah ini dibahas di bawah.
Keabsahan kesimpulan statistik mengacu pada apakah vartables independen dan dependen
dalam kovary studi. diberikan bukti statistik (seperti sebagai Ukuran sampel. level alpha yang
ditentukan dan varians sampel). Setelah co vartatton didirikan. validitas internal dapat
ditentukan dengan menilai apakah perubahan dalam dependen vartable disebabkan oleh
perubahan pada vartablelsl independen. "Sebuah studi yang valid secara internal adalah salah
satu di mana kesimpulan dapat diambil dari serangkaian pengamatan dengan sedikit
kebobrokan.

15
3. Kontrol
Kontrol adalah prasyarat yang diperlukan untuk menguji hubungan kausal
(Membosankan. 1969). Tes lengkap dari hubungan kausal harus membuktikan tidak hanya itu
jika X terjadi. maka Y terjadi. tetapi juga bahwa jika X tidak terjadi. maka Y tidak terjadi.
Bersama-sama pernyataan ini berarti bahwa X adalah kondisi yang diperlukan dan cukup
untuk Y. Tidak adanya X adalah kontrol untuk memastikan bahwa Y hanya terjadi ketika X
hadir. Kontrol memerlukan pemeliharaan kondisi yang konstan untuk mengamati efek X pada
Y. Kebutuhan akan kontrol sangat penting sehingga Weick [1965. hal. 198) telah menyatakan
bahwa, dalam pengertian inilah pengamatan laboratorium lebih unggul daripada pengamatan
naturalistik. "

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Becker merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah akuntansi


keperilakuan pada 1967.Kehadiran jurnal spesialis baru benar-benar sesuai untuk merayakan
kelahiran bidang baru ini.Selama masa intervensi bertahun-tahun, banyak kemajuan yang
dicapai daripada yang disadari.Meskipun demikian, tidak ada alasan untuk berpuas
diri.Kesulitan dan masalah, sebagaimana halnya tantangan, tetap banyak dan sangat
signifikan. Dalam menghadapi masa depan, riset dalam area ini, perlu terus belajar dari
pengalaman masa lalu, diperbaiki, dan didasarkan pada pemahaman terhadap kemungkinan
baru untuk memperkaya apresiasi kita tentang bagaimana akuntansi berfungsi dalam konteks
organisasional dan keperilakuan.

Ketika riset organisasional dan keperilakuan bergerak kearah mayoritas selama


bertahun-tahun, hal ini bukan hanya akan terus memperbaiki keahlian dan perspektif yang
dikembangkan selama bertahun-tahun, melainkan juga mengadopsi pendirian intelektual
yang lebih matang dan penuh percaya diri dalam proses tersebut. Hopwood mengatakan
keduanya sma-sama memungkinkan dan dapat diharapkan.

Dalam makalah ini. kami menganjurkan pendekatan beberapa metode untuk


penelitian empiris dalam akuntansi manajemen. Kami menyimpulkan bahwa karena tidak ada
metode penelitian yang mendominasi yang lain pada semua kriteria, banyak metode
penelitian harus digunakan untuk menyelidiki fenomena akuntansi manajemen. Kami
menganjurkan dua variasi pendekatan beberapa metode. Yang pertama adalah menggunakan
lebih dari satu metode untuk melakukan studi tertentu. Yang kedua terjadi ketika masing-
masing peneliti. masing-masing menggunakan metode yang berbeda. melakukan serangkaian
studi terkoordinasi pada topik tertentu. Ketika peneliti berkolaborasi dengan menggunakan
beberapa metode. penelitian empiris dapat lebih efektif dan efflctently memajukan
pengetahuan dalam disiplin akuntansi manajemen yang berubah dengan cepat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hopwood, Anthony G. (1989). Behavioral Accounting in retrospect and prospect. Behavioral


Research in Accounting 1

Burgstahler, David., and G.L. Sundem (1989). The Evolution of behavioral accounting
research in the U.S.,1968-1987. Behavioral Research in Accounting 1.

Birnberg, Jacob G., M.D. Shield., and S.M. Young. (1990). The case for multiple methods in
empirical management accounting research (with an illustration from budget setting).
Journal of Management Accounting Research 2:3366Healy, Paul M. (1985).

18

Anda mungkin juga menyukai