Overview BRIA Ria-Retno
Overview BRIA Ria-Retno
“ OVERVIEW BRIA
BEHAVIORAL RESEARCH IN ACCOUNTING”
Disusun oleh :
Ria Meilan 180820301001
Retno Cahyaningati 180820301008
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
TAHUN 2019
i
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah yang terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbayak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksii adanya plagiarisme.
Nama NIM Tanda Tangan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur alhamdulillah kami panjatkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Overview Behavioral Research In Accounting” ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Dimana hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan kami baik
dalam hal pengetahuan dan pengalaman. Sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang dapat kami jadikan sebagai bahan perbaikan dan menyempurnaan makalah ini
dimasa yang akan datang. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami selaku penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Judul ...................................................................................................................... i
Statement Of Authorship ...................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan .................................... 3
2.2 Akuntansi Keperilakuan dalam bingkai Retrospektif dan
Prospektif ............................................................................. 4
2.3 Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan ............ 8
2.4 Metode Riset dalam Akuntansi Keperilakuan dalam
Dalam Pengambilan Keputusan .......................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita buat rumusan masalah sebagai berikut ;
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Akuntansi Keperilakuan
2. Mengetahui prospek dan reprospek akuntansi keperilakuan
3. Mengetahui perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan
4. Mengetahui Akuntansi Keperilakuan dalam Akuntansi Manajemen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa,
objek, serta manusia.
d. Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai proses dimana perilaku baru diperlukan.
e. Kepribadian
Kepribadian mengacu pada bagian karakteristik psikologi dalam diri seseorang
yang menentukan dan mencerminkan bagaimana orang tersebut merespon
lingkungannya.
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan lebih fokus kepada hubungan antara perilaku
manusia dan sistem akuntansi (Lubis, 2010). Ruang lingkup akuntansi keperilakuan terdiri
dari :
a. Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi system
akuntansi.
b. Studi tentang reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
c. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan
keputusan
d. Pengembangan teknik yang dapat mengkomunikasikan perilaku para pemakai data
akuntansi.
e. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku.
4
kembali masa lalu tentang peristiwa akuntansi untuk dijadikan rujukan/pedoman dalam
rangka mengembangkan akuntansi dimasa mendatang.
Akuntansi telah diakui sebagai sesuatu yang membetuk fenomena dan berfungsi
sebagai konsekuensi interdependen dari konteks dimana akuntansi tersebut beroperasi. Dari
paradigma ekonomi, pernanan dan fungsi akuntansi sekarang telah memberikan dampak
penting bagi perkembangan organisasi pemerintahan dan operasionalisasi pasar keuangan.
Dengan cara yang sama dari paradigm keperilakuan dan organisasi, akuntansi sekarang
diakui sebagai praktik konsekuensinya dimediasi oleh konteks social dan manusia dimana
akuntansi beroperasi dan cara akuntansi bersinggungan dengan fenomena social dan
organisasi lainnya. Pencapaian paradigm tersebut merupakan hal yang relating baru.
Walaupun sesungguhnya prespektif ekonomi menarik bagi para pakar awal, pernan
mereka seharusnya meningkatkan rasionlitas praktik yang mendasari akuntansi agar lebih
memadai dalam mencerminkan praktif. Dengan cara ini konsepsi yang dapat diambil dari
teorisasi ekonomi adalah meliputi pendanaan, pengukuran perusahaan, pengukuran kinerja
divisional. Namun, semua itu tidak memberikan dasar bagi pemahan normative ataupun
deskriptif.
Birnberg dan Shield (1989) menelaah litelator akuntansi dengan penuh kecermatan
dan kehati – hatian serta menggambarkan bagaimana bidang are riset akuntansi itu sediri
begitu kaya. Mereka berfokus pada berbagai macam pembahasan atas seputar pertanyaan-
pertanyaan tentang riset akuntansi keperilakuan dengan menggambarkan setiap kasus yang
ada dan bukan saja pada pemahaman yang muncul, akan tetapi juga pada proses penyelidikan
komulatif. Walaupun perhatian yang membentuk riset keperilakuan dalam akuntansi berbeda-
beda, Birnberg dan Shield menampilkan sebuah gambaran area yang menekankan pada
banyaknya penyelidikan sampai pada suatu struktur lama dan pembelajaran terjadi.
Dalam meninjau literatur akuntansi secara sistematis dan hati-hati, Birnberg dan
Shields menggambarkan area riset yang begitu kaya. Lima aliran riset akuntansi keperilakuan
(1989) tersebut adalah:
a. Pengendalian manajemen (manajemen control)
b. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)
c. Desain sistem informasi (information system design)
d. Riset audit (audit research)
5
e. Sosiologi organizational (organizatioanl sociology)
Walaupun tidak diragukan lagi bahwa riset tersebut diatas terlalu berbeda dalam hal
kualitas, Birnberg dan Shields membenarkan penekanan terhadap sifat observasional dari
perbandingan dan variasi keperilakuan, serta peningkatan sifat orientasi teoritis dalam proses
riset tersebut. Dalam banyak area masih tidak ada tingkat kesadaran teoritis yang memadai.
Dengan demikian, riset yang dilakukan masih jauh dari kemampuan memberikan dasar
interpretasi yang menarik dan bermanfaat guna memahami dan mengubah akuntansi dalam
aksi.
Dalam konteks manajemen akuntansi atau auditing pada tingkat individu, sekarang, kita
berada dalam posisi untuk memahami dan memanfaatkan komentar tentang fungsi sitem
informasi akuntansi.Fenomena seperti penganggaran, penetapan standar, dan interpretasi
informasi akuntansi manajemen dipahami secara integratif dengan konteks manusia dan
organisasional dimana mereka berada.
Berbeda dari Birnberg dan Shields, Burgstahler dan Sundem menunjukan perbedaan
yang besar (sudut pandang non-akuntansi).Riset akuntansi keperilakuan menurut mereka
telah diperhatikan di masa lalu oleh anggota komunitas sosial berbeda.Tugas yang diambil
oleh Burgstahler dan Sundem adalah sulit.Kekayaan dan kompleksitas dari bidang yang
muncul menciptakan kesulitan besar bagi pihak luar (outsider). Hal ini membutuhkan
investasi waktu yang besar untuk memahami aliran proses riset, strategi kumulatif yang
diadopsi, cara bidang tersebut distruktur dan dikarakteristikkan, serta implikasi penuh dari
keragaman perspektif konseptual yang digunakan.
Survei atas seluruh bidang riset-yang berorientasi ekonomi dalam akuntansi mulai
dari teori biaya dan laba yang menekankan pada studi pasar modal yang efisien, teori agensi,
ekonomi informasi dan organisasi, dan seterusnya akan menjadi tugas yang cukup berat bagi
peneliti organisasioanal atau keperilakuan.
6
berorientasi pada penelitian akuntansi dan sejarah intelektual yang didasarkan pada konsep
perilaku dalam dunia sosial-politik dan lingkungan ekonomi.
Kita kembali pada analisis kondisi (state of the art) saat ini. Caplan menawarkan
sebuah pandangan yang lebih berhati-hati dibandingkan dengan pandangan Burgstahler dan
Sundem walaupun ia merupakan orang dalam (insider) dibidang akuntansi keperilakuan.
Menurut Caplan, akuntansi keperilakuan memberikan penekanan yang adil terhadap
pemahaman sempit, dikendalikan metode, dan cepat melakukan studi yang s ebagian
tampaknya dihasilkan oleh budaya akademis Amerika. Seperti disampaikan oleh Burgstahler
dan Sundem serta ditinjau oleh Lord, kemajuan dalam satu bidang lebih sering ditentukan
oleh sejumlah kecil studi inovatif. Sama seperti lainnya, area akuntansi keperilakuan
cenderung menerminkan pembelajaran, proses kumulatif riset, dan interdependensi sehat
dengan disiplin ilmu lain dalam ilmu pengetahuan manusia.
7
tampaknya tidak memadai untuk memasukan dorongan khusus untuk riset organisasional dan
keperilakuan kejalur kemajuan kumulatif.
Hal yang tidak signifikan dalam riset akuntansi keperilakuan adalah observasi Lord
tentang peranan signifikan yang dimainkan oleh struktur institusional dunia akademis
akuntansi. Dia menekankan pentingnya pengembangan riset pemrosesan informasi manusia
yang pada awalnya diterima oleh Journal Of Accounting Research dan dimasukan dalam
konferensi riset empiris Chicago yang sangat berpengaruh. Baik Lord, Burgstahler maupun
Sundem mengomentari signifikansi intelektual dan konferensi sebagai kunci untuk area
pengembangan lebih luas.
Penelitian yang dilakukan oleh David Burgstahler dan Gary L Sundemt untuk
mengkaji perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan di Amerika pada tahun 1968-
1987. Awal mula dilakukannya penelitian ini adalah dikarenakan pada tahun 1960-1970an
terdapat issu yang mana penelitian akuntansi keperilakuan dibatasi oleh metode dan topik
untuk dibahas. Penelitian ini lebih kepada pandangan peneliti yang secara subjektif terhadap
BAR. Peneliti berpendapat jika BAR telah ditinjau oleh para peneliti akuntansi keperilakuan
tetapi tidak oleh para peneliti akuntansi non behavioral (informasi ekonomi). Peneliti
membahas dalam jurnal dari sudut pandang sebagai penikmat informasi akuntansi.
Peneliti mendefinisikan BAR dari perspektif bagaimana hal tersebut dapat digolongkan
dalam dunia informasi ekonomi. Peneliti membandingkan dengan penelitian bidang lain
seperti fisika dan kimia yang mana mencari kebenaran yang sesungguhnya, namun penelitian
sosial seperti akuntansi tidak seperti itu. Akuntansi mengidentifikasi sebuah komoditas
ekonomi seperti informasi akuntansi. Penelitian akuntansi, meliputi BAR akan bernilai jika
mampu meningkatkan hasil dari sebuah informasi akuntansi. Tiga tipe penelitian akuntansi
dapat dilakukan seperti 1) market research, 2) new product development research, 3)
production technology research.
8
A. Market Research
Figure 1 menunjukkan bahwa bagaimana BAR dinilai selama dua dekade terakhir.
Pertama, metode riset keperilakuan digunakan dalam isu akuntansi tanpa menggunakan teori
keperilakuan. Kedua, model atau teori keperilakuan mulai digunakan. Ketiga, menguji model
9
keperilakuan dalam konteks akuntansi seperti Brunswik’s lens model. Dan yang terakhir
adalah model keperolakuan direvisi kembali untuk kesesuaian dalam konteks akuntansi dan
siklus dalam pengujian dan revisi selalu diulangi.
Banyaknya kritik terhadap riset BAR diakibatkan adanya kesulitan yang melekat
dalam BAR seperti.
1. Broad field. Permasalahan terkait BAR sangatlah luas. Sangatlah tidak mungkin untuk
mengembangkan teori yang terintegerasi dalam satu kajian BAR.
2. Complex, interrelated variable. Banyaknya variabel yang memengaruhi keperilakuan
, sangat tidak berhubungan, dan beranekaragam sangat sulit untuk mengidentifikasi
atau mengukurnya.
3. Behavior is situation-specific. Beberapa variabel yang tidak berhubungan sangat
sedikit yang dapat digeneralisasi. Dampak dari perubahan salah satu variabel dapat
berakibat besar pada variabel lainnya.
4. Trade-off of internal and external validity. Studi keperilakuan biasanya memiliki
standar yang tinggi terhadap validitas internal dan eksternal, standar kemungkinan
sulit untuk dipertemukan.
5. BAR is in its early stages. Kebanyakan dari BAR adalah sebuah eksploratory dan
sebab akibat, tidak memadainya hubungan teori keperilakuan dan fenomena empiris.
6. Academic control system. Permintaan akan hasil yang cepat dalam pengambilan
keputusan dan pengukuran hasil tiap tahun untuk gaji peninjau, dan kelebihan jumlah
publikasi memerlukan suatu pendekatan baru dalam penelitian.
7. Qualitative evaluations. Dikarenakan BAR tidak dapat dievaluasi menggunakan
evaluasi kuantitatif maka untuk mengevaluasi penelitian ini harus menggunakan
evaluasi kualitatif.
F. Progress
Terlepas dari kesulitan BAR, terdapat bebera[a hal yang dapat ditingkatkan dalam 20
tahun terakhir. Lima hal yang sangat penting itu adalah.
10
2. Use of appropriate statistical method. Dengan menggunakan statistik, pengukuran
terhadap variable lebih dapat diperbaiki dan instrument lebih dapat divalidasi.
3. Better internal/eksternal validity trade-off. Metode BAR biasanya gagal dalam
mengontrol variabel pentingnya. Hal ini menyebabkan hasil yang tidak sesuai.
Dalam hal ini, desain penelitian mungkin dapat menentukan hasil.
4. Improved use of related disciplines. Perspektif penulis menyatakan bahwa BAR
akan maju jika dikombinasikan dengan informasi ekonomi.
5. Broadened perspective of BAR. Kemajuan BAR memang lambat akan tetapi tepat
kokoh. Terkadang BAR tidak diminati oleh peneliti diluar keperilakuan, maka dari
itu BAR harus memperlihatkan bahwa memiliki dampak yang cukup banyak
terhadap riset dan praktik akuntansi.
G. Areas Needing Further Improvement
Berdasaran tujuh kekurangan yang dimiliki BAR, terdapat beberapa hal dapat
disimpulkan seperti.
11
7. Recognize the defferential advanteges of accountants. Studi terhadap perilaku dalam
lingkungan akuntansi merupakan tujuan dari BAR dikarenakan itu merupakan hal
yang paling dapat diterapkan langsung dalam menghadapi permasalahan akuntansi.
Mirip dengan ilmu sosial lainnya. penelitian empiris dalam akuntansi manajemen
dapat dilakukan dengan baik atau diterapkan. Tujuan dari penelitian dasar melibatkan
menggambarkan. menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi manajemen. tanpa
aplikasi tertentu dalam pikiran. Penelitian terapan. di samping itu. menekankan desain dan /
atau implementasi sistem akuntansi manajemen tertentu dan dapat berujung pada
rekomendasi kebijakan. Rekomendasi tersebut dapat didasarkan pada hasil ilmiah atau
12
temuan yang kurang sistematis dan dapat dilakukan untuk publik (profesi atau sejumlah
organisasi) atau pribadi (satu atau beberapa organisasi yang sangat kecil)
Runkel dan McGrath [1972] telah mengembangkan sistem klasifikasi yang telah kami
adaptasi untuk mengevaluasi dan membandingkan bidang. metode survei dan penelitian
laboratorium (Tabel 1). Sistem mereka mengklasifikasikan studi penelitian pada tiga dimensi:
13
aktor. perilaku dan konteks. Kami telah menambah sistem mereka dengan dua dimensi
tambahan: peneliti [Rosenthal. 1966) dan aplikasi penelitian (Runkel dan McGrath. 1972).
Masing-masing dimensi dijelaskan di bawah ini dan kemudian digunakan untuk
membandingkan ketiga metode. Kami membahas aplikasi penelitian terlebih dahulu karena
dimensi ini mencakup tujuan penelitian yang membingkai diskusi berikutnya.
D. Aplikasi Penelitian
Setiap diskusi tentang aplikasi penelitian harus fokus pada tiga masalah: tujuan
penelitian. empat jenis validitas dan tingkat kontrol yang dapat dilakukan seorang peneliti.
1. Metode Pengumpulan Data
Penelitian Lapangan. Salah satu kekuatan komparatif dari penelitian lapangan adalah
kemampuan untuk menyelidiki fenomena dalam pengaturan yang terjadi secara alami. Entri
awal peneliti ke bidang ini mungkin untuk tujuan mengamati dan mendeskripsikan
pengaturan. mengukur tingkat kepentingan. atau menghasilkan ide-ide penelitian. Studi
lapangan atau studi kasus selanjutnya mungkin memerlukan lebih banyak pengamatan
sistemik dan / atau melibatkan pengujian theortes. Penelitian lapangan juga dapat digunakan
untuk mengeksplorasi kondisi batas teori yang diuji menggunakan metode lain. seperti
eksperimen laboratorium (Bouchard. 1976). Peneliti lapangan dapat melakukan keahlian
dengan memanipulasi variabel independen di atau dalam unit organisasi dan kemudian
mengamati efek pada vartables dependen (Kazdin. 1982).
Eksperimen Laboratorium. Para peneliti dari berbagai disiplin ilmu sepakat bahwa
tujuan paling penting dari eksperimen laboratorium adalah menguji teori sebab-akibat
"[Weick.1969; Carlsmith dkk. 1976; Fromkin dan Streufert,1976; Calder et al., 1982;
Hogarth. 1982; Swtertnga dan Weick. 1982: Yin.1989: Locke. 1986: Ilgen, 1986). Mook
(1983. hal. 301] berpendapat bahwa untuk banyak percobaan ...... tujuan pengumpulan data di
laboratorium adalah untuk menentukan mendiktekan perilaku kehidupan nyata di dunia
nyata. "Dia juga menawarkan beberapa alasan lain untuk melakukan percobaan selain
memprediksi perilaku yang terjadi secara alami:
a. untuk menentukan apakah sesuatu dapat terjadi. Daripada memprediksi apa
yang sebenarnya terjadi;
b. untuk melihat apakah apa yang diperkirakan terjadi di laboratorium benar-benar
terjadi di laboratorium;
14
c. untuk menunjukkan kekuatan suatu fenomena dengan menunjukkan bahwa itu
terjadi bahkan di bawah kondisi tidak wajar yang harus mencegahnya terjadi;
dan
d. untuk memeriksa perilaku dalam kondisi yang tidak memiliki padanan dunia
alami yang jelas hanya untuk bertentangan dengan pemahaman proses.
Penelitian survei. Penelitian survei dapat digunakan untuk beberapa tujuan termasuk:
15
3. Kontrol
Kontrol adalah prasyarat yang diperlukan untuk menguji hubungan kausal
(Membosankan. 1969). Tes lengkap dari hubungan kausal harus membuktikan tidak hanya itu
jika X terjadi. maka Y terjadi. tetapi juga bahwa jika X tidak terjadi. maka Y tidak terjadi.
Bersama-sama pernyataan ini berarti bahwa X adalah kondisi yang diperlukan dan cukup
untuk Y. Tidak adanya X adalah kontrol untuk memastikan bahwa Y hanya terjadi ketika X
hadir. Kontrol memerlukan pemeliharaan kondisi yang konstan untuk mengamati efek X pada
Y. Kebutuhan akan kontrol sangat penting sehingga Weick [1965. hal. 198) telah menyatakan
bahwa, dalam pengertian inilah pengamatan laboratorium lebih unggul daripada pengamatan
naturalistik. "
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Burgstahler, David., and G.L. Sundem (1989). The Evolution of behavioral accounting
research in the U.S.,1968-1987. Behavioral Research in Accounting 1.
Birnberg, Jacob G., M.D. Shield., and S.M. Young. (1990). The case for multiple methods in
empirical management accounting research (with an illustration from budget setting).
Journal of Management Accounting Research 2:3366Healy, Paul M. (1985).
18