Universitas Sembilanbelas November Kolaka 2019 Fluida Pemboran 1. Pengertian fluida bor 2. Tujuan fluida bor 3. Jenis-jenis fluida bor Fluida bor adalah
Fungsi fluida bor, yaitu :
pendingin mata bor, pelumas batang bor, mengangkat sludge/ cuttings ke atas, melindungi dinding lubang bor dari runtuhan (dari getaran rod dan tekanan hidraulik formasi). Berdasarkan jenis fluida yang digunakan
Pemboran menggunakan cairan / lumpur (Mud Flush)
Pemboran menggunakan udara Jika menggunakan
udara sebagai fluida bor (Air Flush) Terdapat 3 (tiga) kategori fluida cairan/lumpur pengeboran, yaitu: 1. Water-Based Muds (WBM dispersi dan non-dispersi). Adalah jenis fluida pengeboran yang paling umum digunakan: a) Terdiri dari bahan dasar yaitu Air---Lempung – Zat Kimia lain - diaduk hingga menjadi homogen. b) Lempung (sebagai batuan disebut serpih ~ shale) yang paling sering digunakan adalah Bentonit c) Dalam pengeboran minyak sering disebut sebagai “gel”. d) Zat kimia aditif (misl. potassium formate) yang ditambahkan ke dalam sistem WBM diharapkan dapat memberikan dampak kepada: Pengendalian kekentalan Shale stability Meningkatkan kecepatan penembusan (drilling rate) Mendinginkan dan melicinkan peralatan bor. WBM umumnya mengandung Bentonite clay (gel), dengan bahan additive:
1. Barium sulfate (barite),
2. Calcium carbonate (chalk) atau hematite. 3. Bahan pengental lain, seperti: glycol, carboxymethylcellulose dan starch. 4. Deflocculant biasanya ditambahkan untuk mengurangi viskositas clay- based muds; Anionic polyelectrolytes (tannic acid derivates such as Quebracho) Red mud (Quebracho-based mixture), adalah istilah untuk warna merah pada asam/garam tannic; Saat ini yang populer digunakan adalah lignosulfonates 2. Oil-Based Mud (OBM), dapat berupa lumpur di mana base fluid- nya berasal dari turunan produk hidrokarbon seperti Minyak Diesel. Penggunaan OBM dapat disebabkan karena beberapa alasan, seperti: - Untuk meningkatkan lubrikasi - Meningkatkan ikatan lempung
OBM juga lebih tahan terhadap panas, tanpa menguraikan sifat
lumpur. 3. Synthetic-based Mud (SBM) adalah lumpur di mana base fluid-nya berbahan dasar Minyak Sintetik. SBM paling banyak digunakan pada pekerjaan pengeboran lepas pantai, karena memiliki sifat-sifat yang sama dengan OBM, tetapi tingkat toxicity-nya lebih rendah daripada OBM. Hal ini sangat penting, karena Pengeboran Offshore berada pada ruang yang terbatas dan tertutup. Gaseous Drilling Fluid Air Flush
Udara: Udara dimampatkan dan dipompa ke dalam lubang melalui
anulus atau melalui drill string. Udara/Air: Hampir sama seperti di atas, di mana air ditambahkan untuk menambah viskositas, untuk membersihkan lubang, agar didapatkan pendinginan dan/atau untuk mengontrol debu. Udara/Polimer: Adalah formulasi khusus secara kimiawi, seringnya berupa jenis polimer tertentu yang ditambahkan ke dalam air + udara, dicampur sedemikian rupa agar didapatkan kondisi khusus. Polimer yang umum digunakan adalah busa. Selama proses pengeboran berlangsung tentunya tidak terlepas dari masalah, masalah yang mungkin timbul selama pengeboran diantaranya : a. Semburan liar, semburan liar biasanya terjadi pada pengeboran minyak bumi. Hal ini terjadi saat bor kita menembus batuan pengurung gas sehingga gas menekan lumpur bor ke atas dan gas akhirnya keluar permukaan. Jika pada saat pengeboran terjadi sembur liar sebaiknya kita segera meninggalkan lokasi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. b. Runtuh dinding, runtuhnya dinding dapat disebabkan oleh kondisi batuan yang kurang stabil atau dapat pula disebabkan oleh penggunaan lumpur yang kurang tepat. c. Hilang lumpur (mud loss), Lumpur di dalam lubang sumur hilang atau masuk ke dalam lapisan sebagian atau seluruhnya. Dapat terjadi karena berat jenis lumpur bor terlalu besar, sehingga tekanan lumpur lebih besar dari tekanan lapisan. Hilangnya lumpur dapat diikuti oleh blow out. d. Sloughing shale, Dinding sumur disekitar lapisan shale (serpih) mengembang sehingga menyempitkan atau menyumbat lubang bor, pengembangan lapisan shale terjadi karena shale bereaksi dengan air yang berasal dari lumpur pengeboran, kejadian ini dapat mengakibatkan terjepitnya rangkaian pipa bor. e. Bit leleh, lelehnya bit atau mata bor yang dapat terjadi akibat kurang lancarnya proses pelumasan atau putarannya terlalu tinggi. f. Rod putus, putusnya rod dapat diakibatkan dari sloughing shale yang mengakibatkan rod terjepit sedangkan putaran tidak dihentikan. g. Rangkaian pipa yang terjepit, hal ini dapat terjadi jika viskositas diperbesar, tekanan fluida besar atau dapat pula disebabkan oleh sloughing shale.