Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan 5

Teknik Pemboran
(MKK C1A2 572)

RIZKI KUMALASARI, S.T., M.T


rizki.miningusn@gmail.com

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Sembilanbelas November Kolaka
2019
Fluida Pemboran
1. Pengertian fluida bor
2. Tujuan fluida bor
3. Jenis-jenis fluida bor
Fluida bor adalah

Fungsi fluida bor, yaitu :


 pendingin mata bor,
 pelumas batang bor,
 mengangkat sludge/ cuttings ke atas,
 melindungi dinding lubang bor dari runtuhan (dari getaran rod dan tekanan
hidraulik formasi).
Berdasarkan jenis fluida yang digunakan

Pemboran menggunakan cairan / lumpur (Mud Flush)

Pemboran menggunakan udara Jika menggunakan


udara sebagai fluida bor (Air Flush)
Terdapat 3 (tiga) kategori fluida cairan/lumpur pengeboran, yaitu:
1. Water-Based Muds (WBM dispersi dan non-dispersi). Adalah jenis fluida pengeboran
yang paling umum digunakan:
a) Terdiri dari bahan dasar yaitu Air---Lempung – Zat Kimia lain - diaduk hingga
menjadi homogen.
b) Lempung (sebagai batuan disebut serpih ~ shale) yang paling sering digunakan
adalah Bentonit
c) Dalam pengeboran minyak sering disebut sebagai “gel”.
d) Zat kimia aditif (misl. potassium formate) yang ditambahkan ke dalam sistem
WBM diharapkan dapat memberikan dampak kepada:
 Pengendalian kekentalan
 Shale stability
 Meningkatkan kecepatan penembusan (drilling rate)
 Mendinginkan dan melicinkan peralatan bor.
WBM umumnya mengandung Bentonite clay (gel), dengan bahan additive:

1. Barium sulfate (barite),


2. Calcium carbonate (chalk) atau hematite.
3. Bahan pengental lain, seperti: glycol, carboxymethylcellulose dan starch.
4. Deflocculant biasanya ditambahkan untuk mengurangi viskositas clay-
based muds;
 Anionic polyelectrolytes (tannic acid derivates such as Quebracho)
 Red mud (Quebracho-based mixture), adalah istilah untuk warna merah
pada asam/garam tannic;
 Saat ini yang populer digunakan adalah lignosulfonates
2. Oil-Based Mud (OBM), dapat berupa lumpur di mana base fluid-
nya berasal dari turunan produk hidrokarbon seperti Minyak
Diesel. Penggunaan OBM dapat disebabkan karena beberapa
alasan, seperti:
- Untuk meningkatkan lubrikasi
- Meningkatkan ikatan lempung

OBM juga lebih tahan terhadap panas, tanpa menguraikan sifat


lumpur.
3. Synthetic-based Mud (SBM) adalah lumpur di mana base
fluid-nya berbahan dasar Minyak Sintetik. SBM paling banyak
digunakan pada pekerjaan pengeboran lepas pantai, karena
memiliki sifat-sifat yang sama dengan OBM, tetapi tingkat
toxicity-nya lebih rendah daripada OBM. Hal ini sangat
penting, karena Pengeboran Offshore berada pada ruang yang
terbatas dan tertutup.
Gaseous Drilling Fluid  Air Flush

 Udara: Udara dimampatkan dan dipompa ke dalam lubang melalui


anulus atau melalui drill string.
 Udara/Air: Hampir sama seperti di atas, di mana air ditambahkan
untuk menambah viskositas, untuk membersihkan lubang, agar
didapatkan pendinginan dan/atau untuk mengontrol debu.
 Udara/Polimer: Adalah formulasi khusus secara kimiawi, seringnya
berupa jenis polimer tertentu yang ditambahkan ke dalam air +
udara, dicampur sedemikian rupa agar didapatkan kondisi khusus.
Polimer yang umum digunakan adalah busa.
Selama proses pengeboran berlangsung tentunya tidak terlepas dari masalah,
masalah yang mungkin timbul selama pengeboran diantaranya :
a. Semburan liar, semburan liar biasanya terjadi pada pengeboran minyak
bumi. Hal ini terjadi saat bor kita menembus batuan pengurung gas
sehingga gas menekan lumpur bor ke atas dan gas akhirnya keluar
permukaan. Jika pada saat pengeboran terjadi sembur liar sebaiknya kita
segera meninggalkan lokasi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Runtuh dinding, runtuhnya dinding dapat disebabkan oleh kondisi batuan
yang kurang stabil atau dapat pula disebabkan oleh penggunaan lumpur
yang kurang tepat.
c. Hilang lumpur (mud loss),
Lumpur di dalam lubang sumur hilang atau masuk ke dalam lapisan sebagian
atau seluruhnya. Dapat terjadi karena berat jenis lumpur bor terlalu besar,
sehingga tekanan lumpur lebih besar dari tekanan lapisan. Hilangnya lumpur
dapat diikuti oleh blow out.
d. Sloughing shale,
Dinding sumur disekitar lapisan shale (serpih) mengembang sehingga
menyempitkan atau menyumbat lubang bor, pengembangan lapisan shale
terjadi karena shale bereaksi dengan air yang berasal dari lumpur
pengeboran, kejadian ini dapat mengakibatkan terjepitnya rangkaian pipa bor.
e. Bit leleh,
lelehnya bit atau mata bor yang dapat terjadi akibat kurang lancarnya proses
pelumasan atau putarannya terlalu tinggi.
f. Rod putus,
putusnya rod dapat diakibatkan dari sloughing shale yang mengakibatkan
rod terjepit sedangkan putaran tidak dihentikan.
g. Rangkaian pipa yang terjepit,
hal ini dapat terjadi jika viskositas diperbesar, tekanan fluida besar atau
dapat pula disebabkan oleh sloughing shale.

Anda mungkin juga menyukai