Anda di halaman 1dari 4

PEMETAAN LINIER

I. DASAR PEMETAAN LINIER


Misalkan V dan W adalah dua ruang
vektor dan  : V  W adalah sebuah
transformasi dari V ke W. Fungsi f
dikatakan sebagai transformasi linier
(atau pemetaan linier) apabila
memenuhi dua sifat berikut:

Defnisi di atas menyatakan bahwa jika suatu fungsi  : V  W adalah transformasi linier
apabila  mempertahankan operasi perkalian skalar dan penjumlahan untuk vektor-
vektor yang dipetakan. Kemudian operator linier merupakan transformasi linier dari
suatu ruang vektor ke dirinya sendiri.

II. METODE TRILATERASI

Bentuk geometri trilaterasi adalah seperti triangulasi hanya perbedaannya bukan sudut-
sudut yang diukur di lapangan tetapi semua sisi segitiga. Untuk menyelesaikan atau
menghitung titik-titik pada rangkaian trilaterasi minimal harus diketahui satu koordinat
misalnya titik A (XA, YA), sudut jurusan A ke 1 αA1, serta diukur jarak dari A ke 1 dA1 ,
dan dA2. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar.
III. PENGUKURAN TRILATERASI + CONTOH PENGUKURAN DILAPANGAN
Trilaterasi digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah satunya lebih besar
daripada ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur
adalah semua sisi segitiga. Metode Trilaterasi yaitu serangkaian segitiga yang seluruh
jarak jaraknya di ukur di lapangan.
Pada jaring segitiga akan selalu diperoleh suatu titik sentral atau titik pusat. Pada titik
pusat tersebut terdapat beberapa buah sudut yang jumlahnya sama dengan 360 derajat

CONTOH PENGUKURAN DI LAPANGAN

Misalkan kita ingin mengetahui koordinat titik B, dan koordinat dari titik P1,P2 dan P3 sudah
diketahui dengan mengukur r1 (jarak antara B dengan P1), maka koordinat B pasti terletak pada
keliling lingkaran dengan jari jari r1. Lalu dengan mengukur r2 (jarak antara B dengan P2), maka
koordinat titik pasti terletak di A atau B, yang merupakan perpotongan antara kedua lingkaran.
Ketika diukur jarak r3 (jarak antara B dengan P3), kita sudah mendapatkan sebuah titik B, yang
merupakan perpotongan antara ketiga buah lingkaran.
IV. PERSIAPAN PERALATAN
Kelengkapan alat ukur bagi pemetaan ini umumnya terdiri dari:
1. pita ukur
2. prisma ukur
3. dan jalon.
Jalon sangat membantu kecepatan pembidikan prisma.

Karena semua peralatannya sangat sederhana, maka pengaturan alat ukur


dan kalibrasi pita ukur sangat diperlukan.

V. PEMBUKUAN PENGUKURAN DETAIL

Titik detail yang akan diukur adalah jalan, pojok bangunan, belokan jalan dan saluran air.
VI. PENGOLAHAN DATA

VII. PENYAJIAN DATA

1. Sketsa Kasar
Sketsa yang didapatkan dari lapangan dapat diskala sesuai dengan permintaan, agar
dapat dipakai sebagai pegangan selanjutnya dalam penggambaran ini.
2. Penggambaran Kerangka Dasar
Terdapat 2 kemungkinan, yaitu segitiga utama yang melingkupi daerah pengukuran
ataupun basis yang dapat dibuat melalui tengah kertas gambar. Sesuai dengan skala
yang dimaksud dapat pula digambarkan titik nol pada awal basis dan titik akhir pada
akhir basis.
3. Penggambaran Detail

Anda mungkin juga menyukai