Anda di halaman 1dari 4

PROSES BOILER BATU BARA PT.

LOTTE CHEMICAL TITAN NUSANTARA 2015

A. Spesifikasi Batu Bara


Batu baru yang akan digunakan berasal dari sumatera selatan dan/atau Kalimantan timur.
Spesifikasi batu bara disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel Spesifikasi Umum Batu Bara yang Digunakan

Batu bara yang akan digunakan jenis Bituminous dengan nilai kalori minimal 5.600 kcal/kg.
Gudang penyimpanan direncanakan berukuran Panjang 12 m x lebar 10 m x tinggi 12 m dan beratap.
Gudang penyimpanan berkapasitas 90 ton setara dengan kebutuhan bahan bakar selama 9 hari
dengan kapasitas operasi normal. Sehingga dalam seminggu terjadi dua kali pengiriman tambahan
batu bara sebesar 30 ton/pengiriman.

B. PROSES BOILER BATU BARA


1. Dari tempat penyimpanan, batu bara disalurkan ke alat umpan (feeder hopper) yang terletak pada
ketinggian 12 m dengan menggunakan single bucket elevator.
2. Selanjutnya batu baru diumpankan ke ujung stoker/chain grate yang bergerak dengan proses
gravitasi. Stoker akan bergerak sepanjang tungku dan membawa batu bara ke ruang bakar.
3. Di dalam ruang pembakaran, batu bara dibakar dan menghasilkan gas panans yang melewati 3 (tiga)
pass pipa api, sehingga terjadi perpindahan panas dengan air yang berada pada bagian shell boiler.
4. Kemudian dari proses perpindahan panas, air akan berubah menjadi saturated steam dan keluar
dari boiler melalui pipa ke unit proses yang membutuhkannya.
5. Boiler batu bara dirancang agar terjadi pembakaran yang sempurna, sehingga dibutuhkan oksigen
yang lebih banyak dari kebutuhan teoritis pembakaran. Pasokan udara berasal dari udara yang
masuk ke dalam boiler melalui Forced Draft Fan (FD Fan) dan Induced Draft Fan (ID Fan).
Konsentrasi oksigen dan karbondioksida yang keluar dari ruang bakar dipantau dengan analyzer
secara terus menerus. Kadar oksigen tersebut dijaga antara 12-14% di atas kebutuhan teoritis
pembakaran.
6. Abu hasil sisa pembakaran batu bara jatuh ke bagian bawah boiler secara berkesinambungan keluar
dan ditampung melalui wet ash conveyor. Gas yang keluar dari proses pembakaran paa boiler batu
bara ditangkap dengan multicyclone (Grit Arrestor). Grit arrestor memisahkan fly ash pada gas
buang, sehingg memperkecil laju partikulat ke atmosfer hingga 180 mg/Nm3.
7. Sisa gas kemudian dikeluarkan lewat cerobong yang tinggi. Fly ash dikumpulkan pada penampung
debu multicyclone (Grit Arrestor) bagian bawah. Bottom ash dan fly ash ditampung pada TPS
sebelum dikirim pada pihak ketiga (pemanfaatan).

Gambar Neraca Massa Batu Bara


 Bottom Wet Ash : 0,11 ton/ hari
 Boiler fly ash : 0,008 ton/hari
 Blowdown Water: 0,12 m3/hari
 Multicylone fly ash: 0,002 ton/hari
 Flue Gas: 29,500 m3/s
C. Penggunaan Air
Air bersumber dari pihak ketiga yang kemudian diolah menjadi air demin di Demineralizer
Unit. Pada Demin Unit, air disaring melalui saringan bertekanan unit filter karbon aktif, kemudian air
filter akan dilewatkan melalui bed resin kation, degassfier, towers, bed resin anion dan kemudian air
demineralisasikan disimpan di dalam tanki penyimpanan air demin.
Air demin dan kondensat diumpan ke boiler fedd water tank melalui deaerator unit yang
berfungsi sebagai tempat penampungan dan penghilangan kadar oksigen terlarut dengan cara
penambahan larutan kimia. Kemudian diumpan kembali pada boiler batu bara.

Gambar Neraca Air Pada Boiler Batu Bara

D. Limbah yang Dihasilkan Boiler Batu Bara


1. Limbah Padat
Limba padat yang dihasilkan yaitu abu batu bara (fly ash dan bottom ash). Jumlah fly ash yang
masuk 8% dari jumlah abu batu bara. Apabila jumlah abu batu bara 120 kg/jam, diperkirakan fly ash
10 kg/jam. Pengendalian fly ash menggunakan grit arrestor yang terdiri dari Multicyclone. Alat
tersebut memisahkan fly ash atau partikel padat lainnya yang terbawa oleh gas hasil pembakaran
sebelum dikeluarkan ke admosfer.
Sementara, bottom ash yang merupakan sisa pembakaran batu bara keluar dari ruang
bakar langsung masuk ke dalam air. Kemudian dibwa oleh conveyor dan ditampung dalam jumbo
bag.
Kedua abu batu bara yang ditampung di jumbo bag disimpan sementara di ash shelter
(TPS). Kemudian diserahkan ke pihak ketiga yang telah mempunyai izin atau dimanfaatkan sendiri
melalui program CSR. Ash shelter berukuran 10 mx 8 m dengan kapasitas penyimpanan 35 ton ash
setara 11 hari.
2. Limbah Cair
Limbah cair berasal dari blowdown boiler. Limbah cair tersebut diolah menggunakan IPAL.
3. Gas Buang

Dari typical boiler batu bara yang sejenis dan terpasang di Indonesia, nilai gas NO2 yang
keluar Bersama flue gas masih di bawah ambang batas yaitu 45.536 mg/m3. Permen LH No.7/2007
Lampiran IV tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap menyatakan bahwa
baku mutu emisi gas NO2 keluar cerobong adalah 825 mg/m3. Emisi gas buang tersebut dipantau
secara regular setiap 6 (enam) bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai