Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN UMUM MTQ/STQ, CABANG DAN GOLONGAN,

SYARAT DAN KETENTUAN PESERTA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah: Sistem Penilaian MTQ/STQ


Dosen Pengampu: H. Akhmad Dasuki, Lc. MA

Disusun Oleh:

Nawawi
NIM.1703130072
Noer Aynun
NIM.1703130060

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


JURUSAN USHULUDDIN
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
1441 H/2019 M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musabaqoh Tilawatil Qur’an atau juga disebut dengan MTQ, di
Indonesia dapat dikatakan sebagai kegiatan rutin dalam keagamaan, dan yang
cukup besar dan yang di biayai oleh pemerintah saat ini. Musabaqoh ini tidak
lepas dari dimensi sosialnya sebagai sebuah kegiatan. Dari meriahnya acara
yang diselegarakan, ingin dimunculkan suatu citra bahwa Islam memiliki
suatu ke istimewaan yang harus dibanggakan dan dilestarikan dengan kitab
sucinya.
Dalam musabaqoh ini memang terjadi ajang adu keahlian yang dimiliki,
tapi ada juga hal lain yaitu untuk mensyi’arkan dakwah. Yang berguna untuk
menstimulus objek sasaran yang masih awam dan menimbulkan rasa
keinginan yang kuat untuk memiliki hal yang sama dari musabaqoh tersebut.
Dalam makalah ini akan dijelaskan pedoman (panduan) pelaksanaan
MTQ dari cabang, golongan, hingga syarat dan ketentuan peserta.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pedoman dalam pelaksanaan MTQ/STQ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pedoman dalam pelaksanaan MTQ/STQ.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pedoman Umum STQ/MTQ


Pedoman Musabaqah adalah pengaturan tata cara penyelenggaraan
perlombaan yang berlaku dalam setiap pelakasanaan Musabaqah Al-Qur’an.
Pedoman Musabaqah ini pada dasarnya mengatur persiapan dan pelaksanaan
operasional MTQ mulai saat pendaftaran peserta sampai pengunguman resmi
Dewan Hakim tentang hasilnya serta berbagai perangkat, sarana dan petugas
yang harus ada dalam pelaksaan MTQ.
Secara sistematis pedoman ini dibagi dalam empat bagian. Bagian
pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang pemikiran, tujuan
penyusunan pedoman dan gambaran isi selintas.
Kemudian bagian kedua adalah tentang Pedoman Musabaqah mengenai
menajemen Musabaqah hingga memuat pula berbagai ketentuan untuk setiap
cabang/golongan musabaqah yang meliputi pengertian golongan yang
dimusabaqahkan, sistem dan materi musabaqah. Selanjutnya dibicarakan
mengenai berbagai perangkat yang diperlukan dalam pelaksaan musabaqah
yang meliputi tempat, perlengkapan, dan petugas musabaqah. Akhirnya
dijelaskan juga tentang proses musabaqah semua cabang/golongan yang
meliputi penentuan materi, giliran tampil, lama penampilan penentuan finalis,
pelaksanaan final dan penentuan kejuaraan serta berbagai penentuan khusus
untuk setiap cabang/golongan, dan penutup.1
B. Cabang dan Golongan MTQ/STQ
1. Cabang Tilawah Al Qur’an terdiri dari :
Musabaqah terdiri dari beberapa cabang, setiap cabang terdiri dari
beberapa golongan sebagai berikut :
a) Golongan Tartil
b) Golongan Anak-anak

1
https://docplayer.info/47552650-Pedoman-mtq-nasional-xxvii.html.

2
c) Golongan Remaja
d) Golongan Dewasa
e) Golongan Cacat Netra
f) Golongan Qiraat Al-Qur’an Mujawwad
2. Cabang Hifzh Al Qur’an terdiri dari :
a) Golongan 1 juz dan tilawah
b) Golongan 5 juz dan tilawah
c) Golongan 10 juz
d) Golongan 20 juz
e) Golongan 30 juz
3. Cabang Tafsir Al Qur’an yaitu hafalan 30 juz dan tafsir Al Qur’an juz
tertentu :
a) Golongan Bahasa Arab hafalan 30 Juz dan Tafsir Juz II
b) Golongan Bahasa Indonesia hafalan 30 Juz dan Tafsir Juz VIII
c) Golongan Bahasa Inggris hafalan Juz 1 s.d. Juz 10 dan Tafsir Juz VI
4. Cabang Fahm Al Qur’an
5. Cabang Syarh Al Qur’an
6. Cabang Khath Al Qur’an Terdiri dari :
a) Golongan Naskah (Penulisan buku)
b) Golongan Hiasan Mushaf
c) Golongan Dekorasi

7. Cabang Makalah Ilmiah Al Qur’an (M2IQ)


Pada setiap penyelenggaraan MTQ, LPTQ menetapkan
cabang/golongan yang dimusabaqahkan dengan keputusan LPTQ Pusat.2

2
http://lptq.karawangkab.go.id/2017/11/juklak-MTQ-2018.

3
C. Syarat Dan Ketentuan Peserta
1. Cabang Tilawah Al-Qur’an
Peserta cabang tilawah Al-Qur’an adalah Qori/Qori’ah yang memenuhi
ketentuan umum dengan persyaratan umur sebagai berikut:
a) Golongan Tartil, usia maksimal 10 tahun 11 bulan 29 hari.
b) Golongan Anak-anak, usia maksimal 13 tahun 11 bulan 29 hari.
c) Golongan Remaja, usia maksimal 19 tahun 11 bulan 29 hari.
d) Golongan Dewasa, usia maksimal 40 tahun 11 bulan 29 hari.
e) Golongan Cacat Netra, usia maksimal 44 tahun 11 bulan 29 hari.
f) Golongan Qiraat Al-Qur’an Mujawwad, usia maksimal 40 tahun 11
bulan 29 hari.
2. Cabang Hafizh Al-Qur’an
Peserta cabang hafizh Al-Qur’an adalah Hafizh/Hafizhah yang
memenuhi ketentuan umum dengan persyaratan umur sebagai berikut:
a) Peserta golongan 1 juz, umur maksimal 12 tahun 11 bulan 29 hari.
b) Peserta golongan 5 juz, umur maksimal 14 tahun 11 bulan 29 hari.
c) Peserta golongan 10 juz, umur maksimal 16 tahun 11 bulan 29 hari.
d) Peserta golongan 20 juz, umur maksimal 18 tahun 11 bulan 29 hari.
e) Peserta golongan 30 juz, umur maksimal 20 tahun 11 bulan 29 hari atau
sudah menikah.
3. Cabang Tafsir Al-Qur’an
a) Golongan Bahasa Indonesia, yaitu hafalan 30 juz dan tafsir juz XI
putera dan puteri, usia maksimal 29 tahun 11 bulan 29 hari.
b) Golongan Bahasa Arab, yaitu hafalan 30 juz dan tafsir juz IV putera
dan puteri, usia maksimal 20 tahun 11 bulan 29 hari.
c) Golongan Bahasa Inggris, yaitu hafalan juz I-XI (11 juz) dan tafsir juz
VII putera dan puteri, usia maksimal 29 tahun 11 bulan 29 hari.
4. Cabang Fahm Al-Qur’an
a) Peserta cabang Fahm Al-Qur’an adalah remaja setingkat
SMP/Tsanawiyah, Aliyah/SMA dan berumur 18 tahun 11 bulan 29 hari.

4
b) Peserta adalah regu (kelompok) yang terdiri dari 3 orang, yaitu seorang
juru bicara dan dua orang pendamping baik putera, puteri atau
campuran. Bila tidak mungkin 3 orang, di izinkan 2 orang.
c) Ketentuan peserta harus memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum
pada ketentuan umum.
5. Cabang Syarh Al-Qur’an
Peserta adalah regu yang terdiri dari 3 orang yaitu seorang pembaca
Al-Qur’an, seorang pembawa puitisasi terjemah dan seorang pengurai isi
(pensyarah) baik putera maupun puteri atau campuran, pendidikan
Tsanawiyah/SMP atau Aliyah dan berumur 18 tahun 11 bulan 29 hari. Bila
tidak mungkin 3 orang, di izinkan 2 orang dengan tetap menampilkan 3
aspek tersebut.
6. Cabang Khath Al-Qur’an
Peserta cabang khath Al-Qur’an adalah pria dan wanita dengan batas
umur maksimal 35 tahun.
7. Cabang Makalah Ilmiah Al-Qur’an (M2IQ)
a) Peserta musabaqah makalah ilmiah Al-Qur’an adalah pria dan wanita
yang memenuhi ketentuan umum, dengan persyaratan umur maksimal
24 tahun 11 bulan 29 hari.
b) Ketentuan umur untuk kategori di atas terhitung sejak hari
pertama/pembukaan pelaksanaan MTQ/STQ.3

3
http://azharcentre.com/pedoman-organisasi-lptq-dan-persyaratan-peserta-mtq/.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pedoman Musabaqah adalah pengaturan tata cara penyelenggaraan
perlombaan yang berlaku dalam setiap pelakasanaan Musabaqah Al-Qur’an.
Ada 7 cabang di dalam penyelanggaran MTQ/STQ dan beberapa golongan dari
7 cabang itu. Syarat dan ketentuan peserta dari setiap cabang dan golongan
yang memenuhi ketentuan dan persyaratan umur yang sudah ditentukan.
B. Saran
Penulis mengharapkan agar pembaca memberikan saran yang memadai
untuk makalah ini. Sebab masih banyak kesalahan yang terdapat pada makalah
ini yang perlu kritik dan perbaikan.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://lptq.karawangkab.go.id/2017/11/juklak-MTQ-2018

https://docplayer.info/47552650-Pedoman-mtq-nasional-xxvii.html.

http://azharcentre.com/pedoman-organisasi-lptq-dan-persyaratan-peserta-
mtq/.

Anda mungkin juga menyukai