Anda di halaman 1dari 1

Aku dan Kesendirianku

Horas ! Aku adalah seorang anak laki-laki yang ditakdirkan Tuhan pada sepasang manusia
yang berdarahkan mandailing dan batak karo. Aku terlahir di kota yang dipenuhi gedung-
gedung raksasa, angkutan kota yang memadati jalanan, ragam agama-etnis dan budaya
yang menyatu padu pada kandang sejati si ayam kinantan. Itulah kota Medan,di tempat
inilah aku tumbuh dan berkembang.

Orang tua bagiku ibarat aliran sungai besar nan deras yang terus membuat ku mengarus
dengan sendirinya. Ya, aku memang terlahir sendiri tanpa kawan ataupun kembaranku. Tak
ada sebutan kakak atau abang sebelum ku dan tak ada juga sebutan adik setelahku.

Aku pernah bertanya-tanya dalam benak, mengapa aku ditakdirkan sendiri ?. Serasa ada
ketidak adilan diantara aku dan orang-orang di luar sana yang bisa menjadi keluarga besar.
Dari mulai tiga bersaudara, lima, bahkan sampai kesebelasan layaknya Gen Halilintar. Tetapi
aku masih berbaik sangka pada Tuhan, mungkin saja dengan kesendirianku, aku bisa
menikmati seutuhnya harta dan kepemilikan kedua orang tua ku, atau aku bisa hidup bebas
tanpa ada percekcokan dan kegaduhan dengan saudara kandungku, atau yang lebihnya lagi
aku bisa lebih mandiri dari orang-orang di luar sana. Mungkin saja....

Perkara pertemanan aku orangnya memang tak suka terlalu banyak teman, satu orang
teman yang setia dan tak perlu waktu lama dalam berteman bagiku sudah lebih dari
sempurna. Masalah hubungan percintaan aku masih memendamnya dalam-dalam ibarat api
dalam sekam dengan harapan rasa itu akan marak pada waktu yang tepat dan pada objek
yang hebat hingga nantinya aku bisa menjalin kesatuan pada rangkaian peristiwa suci yaitu
pernikahan.

Dengan kesendirian ku ini aku memiliki hobi menyendiri. Dimana dan saat suasana seperti
apapun aku lebih baik memilih sendiri. Karena bagiku kesendirian ini adalah karunia yang
harus ku syukuri untuk berbuat baik sedaya mampu ku. Selain hobi itu aku juga punya hobi
yang lain yaitu, melihat keramaian dan keragaman. Senang rasa hati jika bisa menatap
kerumunan orang yang sedang asyik bermain di taman, bercanda riang dalam kepadatan
manusia di jalanan, atau sekedar melihat tongkrongan anak-anak muda ataupun orang-
orang tua di kedai pak tua.

Bagiku menjadi pribadi penyendiri itu susah. Sesusah menyatukan ide,gagasan dan persepsi
dari kerumunan orang. Dan kesendirian dalam kebaikan lebih baik daripada kebersamaan
dalam dosa dan permusuhan. Singkat ku, inilah secercah cerita kecil dari lubuk hatiku
tentang aku dan kesendirianku. Aku Bgd. Fakhrurreza S.Ritonga, Horas !

Anda mungkin juga menyukai